You are on page 1of 13

ANGGARAN DASAR

PERSATUAN GURU SELURUH INDONESIA


HASIL KEPUTUSAN KONGRES KE 3 TAHUN 2022

SEKRETARIAT
PENGURUS BESAR
PERSATUAN GURU SELURUH INDONESIA
( PB PGSI )
Jl. Bambu Hitam Blok/Gg. Sukma No. 50. RT. 3 RW. 4 Kel. Cipayung Kec. Cipayung
Jakarta Timur, 13840, Email pppgsi@yahoo.com HP/WA : 081548072476, 081280771917
KATA PENGANTAR

PENGURUS BESAR
PERSATUAN GURU SELURUH INDONESIA

Assalamualaikum Wr Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-nya, sehingga Anggaran Dasar (AD)
dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) dapat kami bukukan di
Semarangsetelah diadakannya Kongres ke 3 PGSI pada tanggal 30 sampai dengan 31 Juli 2022 di
Samarang.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang turut berpartisipasi dan membantu dalam
proses pembukuan AD / ART PGSI ini, terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Moh. Zen, Adv. S. Ag. MSi. selaku Ketua Dewan Pembina PB PGSI periode tahun 2022 s.d
2027
2. Bapak Drs. Suparman, SH. Selaku Ketua Dewan Kehormatan PBPGSI Periode tahun 2022 s.d 2027
3. Panitia Kongres Ke 3 PGSI tahun 2022 dan Pengurus PB, PW, PD PGSI se Indonesia yang juga telah
mendukung suksesnya Kongres.

AD/ART ini sebagai landasan yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan roda organisasi PGSI.

Semoga Tuhan yang maha Esa senantiasa meridhoi langkah kita dalam pengabdiannya kepada Bangsa ini
dan mengabulkan atas segala do'a dan perjuangan kita, Amiin

Wassalamualaikum Wr Wb.

Jakarta, 30 Juli 2022

PENGURUS BESAR
PERSATUAN GURU SELURUH INDONESIA

Ketua Umum Sekretaris Umum

Dr. Moh. Fatah, M.MPd Muhammad Luqman, M.Pd.I


ANGGARAN DASAR
PERSATUAN GURU SELURUH INDONESIA

PEMBUKAAN

Denggan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,


UUD 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara memiliki Hak kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat, hak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum,
serta hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja.

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru Pasal 39 ayat (1) menyebutkan
bahwa Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan
pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas. Dan
Pasal 41 ayat (1) Guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independen. Ayat (2)
Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk memajukan
profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi,
kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat. Ayat (3) Guru wajib menjadi anggota
organisasi profesi.

Bahwa guru Indonesia salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari rakyat dan seluruh
masyarakat Indonesia dalam sejarah perjuangannya, Disamping ikut serta tekad menjaga,
membela dan mempertahankan kedaulatan Bangsa dan Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, juga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa memperjuangkan tegaknya
Kemanusiaan yang adil dan beradab serta cerdas yang dilandasi Ketuhanan Yang Maha
Esa. pengabdian Guru Indonesia adalah salah satu pendayagunaan potensi dan kekuatan
perjuangan sebagai perwujudan hak dan kewajiban serta penghormatan dalam pembelaan
Negara secara terus menerus dan bertanggungjawab guna meningkatkan harkat dan
martabat Bangsa Negara Indonesia.

Dengan berkat Rahmat dan memohon Ridho Tuhan Yang Maha Esa, Kami guru Indonesia
berketetapan untuk menyatukan diri dalam wadah organisasi profesi Persatuan Guru
Seluruh Indonesia dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut :

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Organisasi ini bernama Persatuan Guru Seluruh Indonesia disingkat PGSI;
(2) PGSI dibentuk dan dideklarasikan pada tanggal 7 Juli 2011 di Jakarta, untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan;
(3) Pengurus pusat PGSI berkedudukan di Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan dalam kondisi tertentu dapat berpindah tempat sesuai permintaan.
BAB II
KEDAULATAN
Pasal 2
Kedaulatan organisasi PGSI berada di tangan Anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
Pengurus Besar dalam bentuk KONGGRES.

BAB III
DASAR, SIFAT , STATUS DAN PRINSIP
Pasal 3
Dasar

PGSI berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Pasal 4
Sifat
PGSI bersifat Nasional, terbuka, kebersamaan, netral, Independen, kemandirian dan dapat
bekerja sama dengan organisasi atau instansi lain yang sejalan.

Pasal 5
Status
PGSI adalah Organisasi Profesi Guru yang berbadan hukum dan tidak berafiliasi kepada
organisasi politik apapun.
Pasal 6
Prinsip
Prinsip PGSI adalah solidaritas profesi guru di Indonesia dan di dunia.

BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, FUNGSI DAN USAHA
Pasal 7
Visi
Terwujudnya guru profesional, demokratis, berkeadilan dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.

Pasal 8
Misi
Misi PGSI adalah :
(1) Pembinaan profesionalitas guru;
(2) Peningkatan kesejahteraan guru, dan mutu Pendidikan;
(3) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sikap inovatif, kreatif dan
transformatif;
(4) Peningkatan kepekaan sosial dan kemanusiaan.

Pasal 9
Tujuan
PGSI bertujuan :
(1) Meningkatkan profesionalisme dan perlindungan Guru Indonesia;
(2) Memperjuangkan terpenuhinya hak-hak dan prestasi guru dalam melaksanakan
Kewajiban dan peningkatan mutu pendidikan;
(3) Meningkatkan peran serta guru dalam setiap pengambilan kebijakan pendidikan dari
tingkat satuan pendidikan sampai tingkat nasional;
(4) Mempertahankan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika.

Pasal 10
Fungsi
PGSI berfungsi sebagai berikut :
(1) Wadah dalam menjunjung tinggi guru sebagai tugas abdi negara, dan memperkuat
sumberdaya potensi guru sebagai kader bangsa dan negara, sekaligus sebagai
komponen aktivis dan peduli pendidikan;
(2) Sarana penggerak dan penumbuh kesadaran akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
abdi negara dalam ikut serta penguatan kedaulatan bangsa, kesetiakawanan sosial
nasional, dengan mengedepankan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;
(3) Media mengembangkan wirausaha atau badan usaha bagi guru dalam mendukung
program pemerintah dibidang perkoperasian.

Pasal 11
Usaha
Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi, PGSI melakukan usaha-usaha sebagai
berikut :
(1) Penguatan organisasi profesi guru;
(2) Memperjuangkan hak-hak guru;
(3) Mengupayakan perlindungan / pendampingan / advokasi;
(4) Meningkatkan mutu pendidikan, keprofesian dan prestasi;
(5) Pembinaan dan peningkatan wawasan sosial dan kebangsaan;
(6) Melakukan kerjasama dengan organisasi lain yang sejalan dan pihak terkait.

BAB V
KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 12
Keanggotaan
(1) Anggota PGSI terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota kehormatan;
(2) Tentang keanggotaan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga;
.
Pasal 13
Kepengurusan
(1) Kepengurusan di tingkat Pusat disebut Pengurus Besar disingkat (PBPGSI);
(2) Kepengurusan di tingkat Provinsi disebut Pengurus Wilayah disingkat (PWPGSI);
(3) Kepengurusan di tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Daerah disingkat
(PDPGSI);
(4) Kepengurusan di tingkat Kecamatan disebut Pengurus Cabang disingkat (PCPGSI);
(5) Kepengurusan di tingkat Satuan Pendidikan/Unit Kerja disebut Koordinator Satuan
Pendidikan disingkat KOORSATDIK PGSI;
(6) Tentang kepengurusan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 14
Dewan Kehormatan
(1) Dewan Kehormatan yang selanjutnya disebut DK adalah kelengkapan organisasi yang
diangkat dan diberhentikan Kongres di tingkat PB dan musyawarah pengurus pada
masing-masing tingkatan;
(2) Anggota DK adalah seseorang yang pernah terlibat langsung dalam perjuangan yang
dianggap dapat mendukung berdirinya PGSI dan diutamakan pendiri PGSI;
(3) Jumlah anggota DK Minimal 3 orang dan maksimal 5 orang;
(4) Masa jabatan anggota DK sama dengan masa jabatan pengurusan pada masing-masing
tingkatan;
(5) Pimpinan DK ditetapkan oleh ketua setelah rapat pengurus harian pada masing-masing
tingkatan;
(6) DK berfungsi menegakkan, mempertimbangkan, mencari fakta atau Dugaan
pelanggaran kode etik guru atas inisiatif sendiri atau setelah menerima pengaduan
secara tertulis dari guru khususnya anggota PGSI atau orang lain disertai bukti-bukti
yang meyakinkan telah terjadinya pelanggaran kode etik guru atau sebagai pengurus
PGSI;
(7) DK dapat memberikan sanksi kepada pelanggarnya dimasing-masing tingkatan
pengurus apabila terdapat pengurus yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
kode etik guru sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan.
(8) Kode etik guru sebagaimana dimaksud pada ayat ( 7 )antara lain mengenai kewajiban,
larangan anggota PGSI dan yang harus ditaati oleh setiap anggota PGSI yang diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga PGSI.

Pasal 15
Dewan Penasehat
(1) Dewan Penasehat yang selanjutnya disebut DP adalah kelengkapan organisasi yang
diangkat dan diberhentikan oleh konggres di tingkat PB, dan Musyawarah pengurus
pada masing-masing tingkatan;
(2) Anggota DP terdiri dari tokoh-tokoh yang dihormati dari kalangan aktivis
Pendidikan/tokoh-tokoh masyarakat, atau pejabat pemerintah yang berpengaruh dan
mendukung PGSI;
(3) Jumlah anggota DP minimal 3 orang dan maksimal 5 orang ;
(4) Masa jabatan anggota DP sama dengan masa jabatan pengurus pada masing-masing
tingkatan;
(5) Pimpinan DP ditetapkan oleh ketua setelah rapat pengurus harian pada masing-masing
tingkatan;
(6) DP berfungsi memberikan masukan positif kepada pengurus baik diminta ataupun
tidak.

Pasal 16
Dewan Pembina
(7) Dewan Pembina yang selanjutnya disebut DPem adalah kelengkapan organisasi yang
diangkat dan diberhentikan oleh konggres di tingkat PB, dan musyawarah pengurus
pada masing-masing tingkatan;
(1) Anggota DPem terdiri dari tokoh-tokoh yang dihormati dari kalangan aktivis
Pendidikan/tokoh-tokoh masyarakat, atau pejabat pemerintah yang berpengaruh dan
mendukung PGSI diutamakan para pendiri PGSI;
(2) Jumlah anggota DPem minimal 3 orang dan maksimal 5 orang;
(3) Masa jabatan anggota DPem sama dengan masa jabatan pengurus pada masing-masing
tingkatan;
(4) Pimpinan DPem ditetapkan oleh ketua setelah rapat pengurus harian pada masing-
masing tingkatan;
(5) DPem memiliki kedudukan tertinggi dalam kepengurusan pada msaing-masing
tingkatan;
(6) DPem PB bertanggung jawab penuh kepada Konggres dan DPem
PW/PD/PC/KOORSATDIK bertanggung jawab penuh kepada Musyawaah di masing-
masing tingkatan dalam melaksanakan tugas sehari-hari untuk kepentingan
PGSI dalam memberikan pengawasan dan pembinaan kepada Pengurus;
(7) DPem wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
pengawasan dan pembinaan kepada pengurus untuk kepentingan PGSI dengan rincian
sebagai berikut :
a. Menetapkan kebijakan (policy) yang terdiri dari arahan (guidelines) dan sasaran
utama serta saran baik diminta atau tidak;
b. Mendukung dalam menghimpun dana untuk membantu menjalankan roda
organisasi;
c. Melakukan pengawasan baik internal maupun eksternal terhadap seluruh kegiatan
yang dilakukan serta pengawasan lainnya sesuai Anggaran Rumah Tangga PGSI;
(8) Pembina berwenang:
a. Mengunjungi tempat kegiatan/aktivitas yang dipergunakan PGSI;
b. Mengetahui segala tindakan yang dijalankan oleh anggota/pengurus sesuai
tingkatannya;
c. Mengingatkan dan melakukan pembinaan kepada anggota /pengurus.

Pasal 17
Pimpinan Organisasi
Pimpinan Organisasi adalah pengurus atau badan yang bersifat kolektif kolegial di tiap
tingkatan.

Pasal 18
Pertanggungjawaban
(1) Setiap pengurus pada masing masing tingkatan bertanggungjawab kepada anggota
dengan melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagai pengurus;

(2) Laporan pelaksanaan tugas pengurus disampaikan dalam KONGRES atau musyawarah
pada masing masing tingkatan.

Pasal 19
Pelaporan Pelaksanaan Tugas
(1) PB berkewajiban memberikan informasi /laporan kegiatan secara berkala kepada
Dewan Pembina.
(2) PW berkewajiban memberikan laporan kegiatan secara berkala kepada PB;
(3) PD berkewajiban memberikan informasi /laporan kegiatan secara berkala kepada PW;
(4) PC berkewajiban memberikan informasi /laporan secara berkala kepada PD;
(5) KOORSATDIK berkewajiban memberikan informasi /laporan kegiatan secara berkala
kepada PC.
Pasal 20
Masa Bhakti Pengurus
(1) Masa Bhakti PB adalah 5 tahun, maksimal 3 x periode dan apabila dibutuhkan dapat
dipilih kembali untuk periode berikutnya;
(2) Masa Bhakti PW adalah 5 tahun maksimal 3 x periode dan apabila dibutuhkan dapat
dipilih kembali untuk periode berikutnya;
(3) Masa Bhakti PD adalah 5 tahun maksimal 3 x periode dan apabila dibutuhkan dapat
dipilih kembali untuk periode berikutnya;
(4) Masa Bhakti PC adalah 3 tahun dan dapat dipilih kembali periode berikutnya maksimal
2 kali periode;
(5) Masa Bhakti KOORSATDIK adalah 3 tahun dan dapat dipilih Kembali periode
berikutnya maksimal 2 kali periode.

BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 21
(1) Setiap anggota PGSI memiliki hak dan kewajiban;
(2) Hak dan kewajiban anggota PGSI diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT RAPAT
Pasal 22
Permusyawaratan
Jenis-jenis permusyawaratan PGSI adalah kedaulatan tertinggi di masing-masing
tingkatannya, yaitu sebagai berikut :
(1) KONGRES merupakan kedaulatan tertinggi di tingkat Nasional;
(2) Musyawarah Wilayah disingkat MUSWIL merupakan kedaulatan tertinggi di tingkat
Provinsi;
(3) Musyawarah Daerah disingkat MUSDA merupakan kedaulatan tertinggi ditingkat
Kabupaten/Kota;
(4) Musyawarah Cabang disingkat MUSCAB merupakan kedaulatan tertinggi ditingkat
Kecamatan;
(5) Musyawarah Koordintor Satuan Pendidikan disingkat MUSKOORSATDIK
merupakan kedaulatan tertinggi ditingkat Satuan Pendidikan /unit kerja;
(6) Apabila diperlukan dapat dilakukan Kongres luar biasa (KONGRESLUB),
musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILLUB), Musyawarah Daerah Luar Biasa
(MUSDALUB), Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSCABLUB) dan musyawarah
Koordinator Satuan Pendidikan Luar Biasa, MUSKOORSATDIKLUB) yang di atur
dalam Anggaran rumah tangga.

Pasal 23
Rapat Rapat
(1) Rapat di tingkat nasional terdiri dari Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS), Rapat
Pimpinan Nasional (RAPIMNAS), dan Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS);
a. RAKERNAS dilakukan 1 (satu) kali dalam periode diikuti PB, dilaksanakan
selambat-lambatnya 1 bulan setelah pelantikan PB;
b. RAKERNAS untuk Sosialisasi dan sinkronisasi Hasil Kongres, merumuskan dan
menetapkan peraturan organisasi, penjabaran garis-garis besar program kerja dan
atau hal lain yang belum ditentukan dalam AD/ART PGSI;
c. Keputusan RAKERNAS dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari
jumlah peserta yang hadir;
d. RAPIMNAS dilakukan PB sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) kali
periode diikuti PW dan ketua PD atau yang diberi mandat untuk sosialisasi dan
singkronisasi hasil KONGRES, dan kebijakan /Keputusan-keputusan PB pada PW;
e. RAPIMNAS dapat mengambil keputusan-keputusan terkait kebijakan PB;
f. Keputusan RAPIMNAS dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari
jumlah peserta yang hadir;
g. RAKORNAS dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode
diikuti PB dan Ketua, Sekretaris, Bendahara (KSB) PW dan PD /yang diberi
mandat untuk merumuskan dan menetapkan keputusan yang belum ditentukan
untuk kebijakan PB;
h. Keputusan RAKORNAS dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari
jumlah peserta yang hadir;
(2) Rapat ditingkat Provinsi terdiri dari Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL), Rapat
Pimpinan Wilayah (RAPIMWIL) dan Rapat Koordinasi Wilayah (RAKORWIL);
a. RAKERWIL dilakukan 1 (satu) kali dalam periode diikuti PW dilaksanakan
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah pelantikan PW;
b. RAKERWIL untuk sosialisasi, sinkronisasi AD/ART dan hal-hal lain yang
diputuskan PB ditingkat PW;
c. RAKERWIL dibuka Ketua umum PBPGSI atau yang diberi mandat untuk
merumuskan, menetapkan program kerja atau hal lain yang diperlukan sebagai arah
kebijakan PW
d. Keputusan RAKERWIL dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari
jumlah peserta yang hadir;
e. RAPIMWIL dilakukan PW dilaksanakan sekurang-kurangnya 5 (lima) kali dalam
periode diikuti oleh PW dan ketua PD atau yang diberi mandat untuk sosialisasi
dan singkronisasi hasil KONGRES, dan kebijakan /keputusan-keputusan PB dan
PW pada PD;
f. RAPIMWIL dapat mengambil keputusan-keputusan terkait kebijakan PW;
g. Keputusan RAPIMWIL dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari
jumlah peserta yang hadir;
h. RAKORWIL dilakukan PW dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam
periode diikuti PW dan minimal Ketua, Sekretaris dan Bendahara PD atau yang
diberi mandat untuk melaksanakan kordinasi tertentu yang belum ditentukan PB
dan PW untuk keperluan PGSI ditingkat PW;
i. Keputusan RAKORWIL dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari
jumlah peserta yang hadir;
(3). Rapat ditingkat Daerah terdiri dari Rapat kerja daerah (RAKERDA), Rapat Pimpinan
Daerah (RAPIMDA) dan Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA);
a. RAKERDA dilakukan 1 (satu) kali dalam periode diikuti PD dilaksanakan
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelantikan PD;
b. RAKERDA untuk sosialisasi, sinkronisasi AD/ART dan hal-hal lain yang
diputuskan PB dan PW ditingkat PD;
c. RAKERDA dibuka Ketua PW atau yang diberi mandat untuk merumuskan,
menetapkan program kerja atau hal lain yang diperlukan sebagai arah kebijakan
PD;
d. RAKERDA merumuskan dan menetapkan program kerja sebagai arah kebijakan
PD;
e. Keputusan RAKERDA dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari jumlah
peserta yang hadir;
f. RAPIMDA dilakukan PD dilaksanakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam
periode diikuti PD dan Ketua PC atau yang diberi mandat untuk sosialisasi dan
singkronisasi hasil AD/ART dan kebijakan /keputusan-keputusan PB, PW dan PD
pada PC;
g. RAPIMDA dapat mengambil keputusan-keputusan terkait kebijakan PD;
h. RAPIMDA dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari jumlah peserta
yang hadir;
i. RAKORDA dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam periode diikuti
oleh PD, Ketua, Sekretaris, dan Bendahara PC dan Koordinator Satuan Pendidikan
(KOORSATDIK) atau yang diberi mandat untuk melaksanakan kordinasi tertentu
yang belum ditentukan PB dan PW untuk keperluan PGSI ditingkat PD ;
j. RAKORDA dapat mengambil keputusan-keputusan terkait kebijakan PD;
k. Keputusan RAKORDA dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari jumlah
peserta yang hadir;

(4). Rapat ditingkat Cabang terdiri dari Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) , Rapat
Pimpinan Cabang (RAPIMCAB) dan Rapat Koordinasi Cabang (RAKORCAB);
a. RAKERCAB dilakukan 1 (satu) kali dalam periode diikuti PC dilaksanakan
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelantikan PD;
b. RAKERCAB untuk sosialisasi, sinkronisasi AD/ART dan hal-hal lain yang
diputuskan PB, PW dan PD ditingkat PC;
c. RAKERCAB dibuka Ketua PD atau yang diberi mandat untuk merumuskan,
menetapkan program kerja atau hal lain yang diperlukan sebagai arah kebijakan
PC;
d. RAKERCAB merumuskan dan menetapkan program kerja sebagai arah kebijakan
PC;
e. Keputusan RAKERCAB dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari
jumlah peserta yang hadir;
f. RAPIMCAB dilakukan PC dilaksanakan sekurang-kurangnya 5 (lima) kali dalam
periode diikuti PC dan (Koordinator satuan Pendidikan) KOORSATDIK atau yang
diberi mandat untuk sosialisasi dan singkronisasi hasil AD/ART dan kebijakan
/Keputusan-keputusan PB, PW dan PD, PC pada KOORSATDIK;
g. RAPIMCAB dapat mengambil keputusan-keputusan terkait kebijakan PC;
h. RAPIMCAB dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari jumlah peserta
yang hadir;
i. RAKORCAB dilaksanakan sekurang-kurangnya 5 (lima) kali dalam periode diikuti
oleh PC, dan Koordinator Satuan Pendidikan (KOORSATDIK) atau yang diberi
mandat untuk melaksanakan kordinasi tertentu yang belum ditentukan PB, PW, PD
dan PC untuk keperluan PGSI ditingkat PC;
j. RAKORCAB dapat mengambil keputusan-keputusan terkait kebijakan PD;
k. Keputusan RAKORCAB dianggap sah jika diputuskan oleh separuh lebih dari
jumlah peserta yang hadir.

Pasal 24
Rapat Pengurus Besar
(1) Rapat PB PGSI dapat diadakan setiap waktu disesuaikan kebutuhan;
(2) Rapat Pengurus Besar terdiri dari :
a. Rapat Pleno yang dihadiri oleh semua pengurus PB;
b. Rapat Harian yang dihadiri oleh seluruh jajaran Ketua, Sekretaris, dan Bendahara
(Pengurus Harian);
c. Rapat Departemen yang dihadiri oleh personil departemen yang bersangkutan;
(3) Rapat departemen dapat dihadiri oleh pengurus harian yang membidangi baik diminta
atau tidak;
(4) Rapat Departemen dapat diinisiasi oleh Pengurus Harian yang membidangi atau oleh
ketua departemen yang bersangkutan;
(5) Setiap rapat departemen harus sepengetahuan ketua umum dan melaporkan keputusan
rapat melalui ketua yang membidangi.

BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 25
Sumber Keuangan
(1) Keuangan PGSI diperoleh dari :
a. iuran anggota diseuaikan kemampuan daerah;
b. bantuan pemerintah maupun swasta;
c. wirausaha organisasi;
d. usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat.
(2) Pengurus pada masing masing tingkatan menyusun Rencana Anggaran Belanja (RAB)
Organisasi kegiatan;
(3) Jika diperlukan keuangan PGSI dapat diaudit setiap tahun oleh auditor independen
sesuai pada tingkatan pengurus;
(4) Laporan keuangan menjadi bagian dalam Laporan Pertanggungjawaban Pengurus pada
masing-masing tingkat kepengurusan.

BAB IX
ORGANISASI FUNGSIONAL DAN LEMBAGA
Pasal 26

PGSI dapat membentuk Organisasi Fungsional dan Lembaga-lembaga yang asas, sifat serta
tujuannya sama dengan PGSI.

Pasal 27
(1) Yang dimaksud dengan Organisasi Fungsional adalah organisasi yang dibentuk sesuai
dengan fungsinya;
(2) Lembaga adalah badan yang dibentuk secara khusus untuk mengurus kegiatan tertentu
seperti pendidikan, seni dan budaya, adat dan agama, ekonomi dan koperasi, hukum
dan HAM serta lainnya.

BAB X
HUBUNGAN PGSI DENGAN ORGANISASI FUNGSIONAL DAN LEMBAGA
Pasal 28
PGSI mempunyai hubungan :
(1) Koordinasi, pembinaan dan bimbingan dengan organisasi fungsional yang dibentuk
oleh struktur PGSI disetiap tingkat kepengurusan;
(2) Hirarki dengan lembaga-lembaga yang dibentuk secara khusus disetiap tingkatan
kepengurusan;
(3) Bentuk hubungan PGSI dengan organisasi fungsional dan lembaga diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB XI
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 29
Kuorum Kongres/ Musyawarah dan rapat-rapat seperti tersebut pada Anggaran Dasar ini
adalah sah, apabila dihadiri oleh setengah lebih dari jumlah utusan yang hadir.

Pasal 30
Pengambilan Keputusan
(1) Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat, dan
apabila tidak mencapai kesepakatan, maka dilakukan melalui mekanisme suara
terbanyak;
(2) Pengambilan keputusan tentang Pimpinan Organisasi, sekurang-kurangnya dihadiri
oleh dua pertiga jumlah peserta.

BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 31
(1) Keputusan perubahan AD/ART, dilaksanakan dalam KONGRES, apabila :
a. Sekurang-kurangnya dihadiri oleh dua per tiga dari jumlah peserta;
b. Keputusan sah apabila disetujui sekurang-kurangnya dua per tiga peserta yang
hadir.
(2) Musyawarah Luar Biasa disetiap tingkatan dapat diadakan bila diajukan oleh sekurang-
kurangnya setengah dari jumlah struktur kepengurusan yang ada di bawahnya.

BAB XIII
SANKSI
Pasal 32
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan organisasi dapat dikenakan sanksi;
(2) Ketentuan mengenai bentuk sanksi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIV
PERUBAHAN ORGANISASI
Pasal 33

(1) Perubahan/ pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan di dalam KONGRES yang
khusus diadakan untuk itu (KONGRESLUB), dengan ketentuan dihadiri sekurang-
kurangnya dua per-tiga dari PWPGSI dan setengah dari PDPGSI;
(2) Dalam hal organisasi dibubarkan, maka kekayaan organisasi diserahkan kepada badan
dan lembaga sosial yang ditunjuk.

BAB XV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 34
(1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain;
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam AD ini akan dijelaskan dalam ART dan diatur dalam
Peraturan Organisasi;
(3) Ketentuan-ketentuan lain yang belum tercakup dalam AD/ART akan diatur lebih lanjut
oleh PBPGSI dengan Peraturan Organisasi.

BAB XVI
PENUTUP
Pasal 35
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam AD ini, akan diatur lebih lanjut dalam ART;
(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;
(3) Anggaran Dasar ini diubah yang ke-3 (tiga) kali melalui KONGGRES ke-3 PGSI.
(4) Terkait KONGRES lebih lanjut dijelaskan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 30 Juli 2022

PENGURUS BESAR
PERSATUAN GURU SELURUH INDONESIA

Ketua Umum Sekretaris Umum

Dr. Moh. Fatah, M.MPd Muhammad Luqman, M.Pd.I

You might also like