You are on page 1of 12

Tersedia online di EDUSAINS

Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains
EDUSAINS,11(1), 2019, 50-61

Research Artikel
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA RANAH AFEKTIF
DAN PSIKOMOTORIK
DEVELOPMENT OF A MODULE OF BIOLOGY-BASED GUIDED INKUIRI TO EMPOWER
LEARNERS ON THE AFFECTIVE AND PSYCHOMOTOR DOMAINS
Irwan, Maridi, Sri Dwiastusti
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
irwanforsmk@yahoo.co.id

Abstract
This study aims to improve students’ affective and psychomotor performance through the development of
guided-inquiry based biology modules. The research method used was research and development of Borg &
Gall that has been modified. A cluster random sampling was conducted to determine 59 students. Data
validation was conducted from experts, education practitioners and peers, and students. On average the score
of the validation was in a good category with the value of 86.38, 92.71, and 91,80 respectively. With regards to
the affective performance, there was a significant different of the score for both experimental and control
group. The experimental group gained 81.75 (good) while the control group 65.76 (sufficient). On the other
hand, the average value for psychomotor performance was relatively higher with 92.53 (very good) for
experimental group and 75.91 (good) for control group. The results of data analysis using the SPSS
application (version 21) showed that the data in both classes were normally distributed and homogeneous so
that they were continued with independent samples t-test. The results of statistical tests of affective domains
show Tvalue>Ttabel (15.992> 2.002) and Sig. (2-tailed) 0.00 <0.005. Psychomotor domain data show T value>Ttabel
(18,312> 2,002) and Sig. (2-tailed) 0.00 <0.005. Based on these results it was concluded that the use of the
guided inquiry-based biology modules was able to improve students’ affective and psychomotor performances.
Keywords: module; guided inquiry; learning outcomes
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada ranah afektif dan psikomotorik
melalui pengembangan modul biologi berbasis inkuiri terbimbing. Metode penelitian yang digunakan yaitu
research and development Borg&Gall yang telah dimodifikasi menjadi 9 tahap. Sampel penelitian diambil
secara cluster random sampling sebanyak 59 orang. Hasil validasi pengembangan modul oleh para ahli
diperoleh nilai rerata sebesar 86,38 dengan kategori baik, hasil validasi oleh praktisi pendidikan dan teman
sejawat diperoleh nilai rerata sebesar 92,71 dengan kategori sangat baik, hasil validasi oleh 16 orang peserta
didik diperoleh nilai rerata sebesar 91,80 dengan kategori sangat baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rerata nilai hasil belajar peserta didik pada ranah afektif di kelas eksperimen sebesar 81,75 dengan kategori
sangat baik dan di kelas kontrol sebesar 65,76 dengan kategori cukup. Rerata nilai hasil belajar peserta didik
pada ranah psikomotorik di kelas eksperimen sebesar 92,53 dengan kategori sangat baik dan di kelas kontrol
sebesar 75,91 dengan kategori baik. Hasil analisis data menggunakan aplikasi SPSS v.21 menunjukkan bahwa
data di kedua kelas berdistribusi normal dan homogen sehingga dilanjutkan dengan uji independent sampel t-
test. Hasil uji statistik data ranah afektif menunjukkan Thitung>TTabel (15,992>2,002) dan Sig. (2-tailed)
0,00<0,005. Data ranah psikomotorik menunjukkan Thitung>Ttabel (18,312>2,002) dan Sig. (2-tailed) 0,00<0,005.
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa penggunaan modul biologi berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada ranah afektif dan psikomotorik.
Kata Kunci: modul; inkuiri terbimbing; hasil belajar

Permalink/DOI: http://doi.org/10.15408/es.v11i1.9586

EDUSAINS, p-ISSN 1979-7281 e-ISSN 2443-1281


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Pengembangan Modul Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik …

PENDAHULUAN waktu tertentu (Jihad & Haris, 2012). Hasil belajar


merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
setelah menerima pengalaman belajar, kemampuan
teknologi abad 21 telah mempengaruhi berbagai
tersebut juga mencakup ranah afektif dan
aspek kehidupan manusia sehingga secara tidak
psikomotorik.
langsung menggiring manusia ke dalam era
persaingan global. Memasuki era persaingan global Hasil belajar peserta didik pada ranah afektif
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas terdiri dari sikap spiritual yang terkait tentang
dan memiliki kompetensi dalam berbagai bidang. pembentukan peserta didik menjadi orang yang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
dilakukan secara terencana dan terarah, salah Esa dan sikap sosial yang terkait dengan
satunya melalui jalur pendidikan. Penekanan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia,
pendidikan abad 21 yaitu mempersiapkan peserta mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab
didik yang dilengkapi dengan kecakapan hidup (Widoyoko, 2014). Karakteristik ranah afektif
(Forawi, 2016) untuk menjadi peserta didik yang peserta didik berdasarkan tujuannya terdiri dari
komunikatif, kolaboratif, kreatif, dan inovatif yang sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral (Farida,
dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di 2017). Ranah afektif dari hasil belajar peserta didik
sekolah dengan menggunakan metode menurut Krathwohl, Bloom dan Masia terdiri dari
pembelajaran maupun bahan ajar tertentu pada receiving, yaitu kesediaan menerima rangsangan
semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran dengan memberikan perhatian kepada rangsangan
biologi. Kecakapan hidup dan keterampilan dalam yang datang kepadanya; responding, yaitu
berpikir peserta didik dapat mempengaruhi hasil kesediaan memberikan respon dengan
belajar mereka. berpartisipasi, dalam hal ini peserta didik tidak
hanya memberikan perhatian kepada rangsangan
Hasil belajar adalah pernyataan jelas yang
tetapi juga berpartisipasi dalam menerima
menggambarkan kompetensi yang telah dicapai
peserta didik setelah menyelesaikan pembelajaran rangsangan; valuing, yaitu kesediaan untuk
menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan
(Simon & Taylor, 2009). Gagne & Driscoll
tersebut; organisation, yaitu kesediaan
mendefinisikan hasil belajar berupa: 1). Informasi
mengorganisasikan nilai-nilai yang dipilihnya
verbal, yaitu kapabilitas yang mengungkapkan
untuk menjadi pedoman yang mantap dalam
pengetahuan seseorang dalam bentuk bahasa, baik
perilaku; characterization yaitu menjadikan nilai-
lisan maupun tulisan; 2). Keterampilan intelektual,
nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya
yaitu kemamapuan mempresentasikan sebuah
menjadi pedoman perilaku, tetapi juga menjadi
konsep dan lambang; 3). Stratrgi kognitif, yaitu
bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari
kecakapan dalam menyalurkan dan mengarahkan
(Greenleaf & Burnett, 2008; University of Malta,
aktifitas kognitif; 4). Sikap, yaitu kemampuan
2009; Purwanto, 2013).
dalam menerima atau menolak suatu objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut; 5). Hasil belajar peserta didik pada ranah
Keterampilan motorik, yaitu kemampuan psikomotorik merupakan hasil belajar yang
melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan penyampaiannya melibatkan otot dan kekuatan fisik
dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme (Widoyoko, 2014). Psikomotorik berhubungan
gerak jasmani (Morgan, 2009). Hasil belajar adalah dengan aktivitas fisik manusia, keterampilan itu
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang
diperoleh dari proses pembelajaran sehingga dapat dalam melakukan sesuatu. Ranah psikomotorik
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil dikembangkan oleh Simpson (1972) yang terdiri
belajar adalah pencapaian bentuk perubahan dari perception, yaitu kemampuan untuk
perilaku yang cenderung menetap dari ranah menggunakan isyarat dan ingatan untuk memandu
kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil kegiatan atau aktifitas motorik dan fisik, misalnya
dari proses belajar yang dilakukan dalam kurun memperkirakan sesuatu, membedakan sesuatu

EDUSAINS. Volume 11 Nomor 01 Tahun 2019, 51-61


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Irwan, Maridi, Dwiastusti, S.

sesuatu dan sebagainya; set (mindset), yaitu ini. Upaya yang dapat dilakukan untuk
kemampuan untuk menempatkan diri dalam menimgkatkan hasil belajar peserta didik pada
bertindak yang melibatkan mental, fisik dan emosi, ranah afektif dan psikomotorik yaitu dengan
misalnya mengenali kemampuan dan keterbatasan mengembangkan bahan ajar. Salah satu bentuk
seseorang; guided respons, yaitu mencakup bahan ajar yang dapat dikembangkan dalam
kemampuan dalam melakukan kegiatan untuk kegiatan pembelajaran yaitu modul. Modul
memperoleh keterampilan fisik yang mengarah merupakan salah satu bentuk sarana pembelajaran
pada kinerja yang lebih baik, misalnya mengikuti yang terdiri dari beberapa komponen seperti materi,
petunjuk untuk membangun model; mechanisme, metode, batasan-batasan materi pembelajaran,
yaitu kemampuan untuk melakukan keterampilan petunjuk kegiatan belajar, latihan, dan cara
fisik yang kompleks melalui latihan yang cukup, mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan
misalnya menggunakan komputer personal, menarik untuk mencapai kompetensi yang
mengendarai mobil, dan lain-lain; complex over diharapkan serta dapat digunakan secara mandiri
respons, yaitu kemampuan dalam melakukan (Hamdani, 2011). Modul dibuat berdasarkan
aktifitas fisik yang kompleks, yang dinyatakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis dan
dalam suatu rangkaian yang berurutan serta dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri
menggabungkannya menjadi suatu gerakan yang (Munadi, 2013). Rusman (2015) mendefinisikan
teratur, misalnya mengoperasikan komputer dengan modul sebagai suatu paket program yang disusun
cepat dan akurat; adaptation, yaitu kemampuan dalam bentuk satuan tertentu dan didesain
untuk beradaptasi dan memodifikasi keterampilan sedemikian rupa guna kepentingan belajar peserta
motoriknya untuk menyesuaikan diri dengan situasi didik. Modul dalam proses pembelajaran berguna
baru, misalnya memodifikasi instruksi untuk untuk sebagai penyedia informasi dasar, di dalam modul
memenuhi kebutuhan belajarnya; dan origination, di sajikan berbagai materi pokok yang bisa
yaitu kemampuan untuk melahirkan dan dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan intruksi
penunjukkan kreatifitas baru atas dasar inisiatif atau petunjuk bagi peserta didik, serta berbagai
sendiri, hasil belajar menekankan pada kreativitas bahan pelengkap dengan ilustratif dan foto yang
yang dilandasi keterampilan yang berkembang komunikatif (Prastowo, 2012).
baik, misalnya menyusun teori baru,
Terdapat empat tahapan dalam penyusunan
mengembangkan program latihan yang baru dan
modul yaitu: 1). Tahap analisis kurikulum,
komperhensif, dan lain sebagainya (Sudaryono,
dilakukan untuk menentukan materi yang
2012; Basuki & Hariyanto, 2014; Sideeg, 2016).
memerlukan bahan ajar modul dengan melihat inti
Penilaian psikomotorik dicirikan oleh adanya
materi yang diajarkan, kompetensi serta hasil
aktifitas fisik dan keterampilan kinerja atau
belajar kritis yang harus dimiliki peserta didik; 2).
tindakan setelah seseorang menerima pengalaman
Tahap menentukan judul modul, dalam hal ini
belajar.
dilakukan dengan mengacu pada cakupan
Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan kompetensi dasar atau materi pokok yang ada
bahwa hasil belajar peserta didik pada ranah afektif didalam kurikulum, satu kompetensi yang
sebesar 79,80 serta psikomotorik sebesar 82,00 dan cakupannya tidak terlalu besar dapat digunakan
termasuk ke dalam kategori baik. Penilaian sebagai judul modul, namun jika cakupan terlalu
terhadap hasil belajar peserta didik pada ranah besar maka perlu dilakukan pemecahan judul; 3).
afektif dan psikomotorik penting dilakukan dan Tahap pemberian kode modul, dilakukan untuk
dikembangkan agar peserta didik tetap dapat mempermudah pengelolaan modul melalui
mempertahankan dan menjunjung tinggi nilai-nilai pemberian angka-angka yang diberi makna; 4).
sikap dan keterampilan dalam menghadapi Tahap penulisan modul, tahap ini dilakukan dengan
perkembangan era globalisasi sehingga peserta memperhatikan perumusan kompetensi dasar yang
didik tidak terjerumus ke dalam pengaruh negatif harus dikuasai, penentuan alat evaluasi atau
dari perkembangan era globalisasi yang terjadi saat penilaiannya, penyusunan materi, urutan

EDUSAINS. Volume 11 Nomor 01 Tahun 2019,52-61


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Pengembangan Modul Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik …

pengajaran yang dijelaskan dalam petunjuk Revisi produk tahap pertama berdasarkan masukan
penggunaan modul bagi guru dan peserta didik, dan saran-saran dari hasil uji coba lapangan awal;
serta struktur atau unsur-unsur bahan ajar modul 6). Uji lapangan terbatas; 7). Revisi produk tahap
(Prastowo, 2012). kedua berdasarkan masukan dan saran-saran dari
hasil uji lapangan terbatas; 8). Uji lapangan
Modul berbasis inkuiri terbimbing adalah
operasional; 9). Revisi produk akhir berdasarkan
sarana pembelajaran yang berisikan materi tertentu
masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan
yang disusun secara sistematis berdasarkan sintaks
operasional (Sugiyono, 2015).
model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dapat
dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1
melakukan pembelajaran. Modul berbasis inkuiri Karas Kabupaten Magetan pada smester genap
terbimbing disusun dan dikembangkan dengan tahun pelajaran 2017/2018. Populasi dalam
tujuan agar peserta didik dapat melakukan proses penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X
pembelajaran mandiri atau dengan bimbingan guru MIA semester genap tahun pelajaran 2017/2018
dalam kegiatan pembelajaran, selain itu modul yang berjumlah 146 orang. Sampel dipilih secara
berbasis inkuiri terbimbing juga dapat digunakan cluster random sampling yang terdiri dari 59 orang
dalam mengevaluasi proses pembelajaran karena peserta didik dan terbagi ke dalam kelas
modul inkuiri terbimbing dirancang secara eksperimen dan kontrol. Kelas eksperimen diberi
sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi perlakuan dengan melakukan pembelajaran
dengan harapan peserta didik mampu mencapai menggunakan modul berbasis inkuiri terbimbing
tujuan pembelajaran. Tahapan pembelajaran dan kelas kontrol dilakukan dengan pembelajaran
berbasis inkuiri terbimbing yang diterapkan di konvensional pada materi ekosistem.
dalam modul terdiri dari orientasi, mendesain
Instrumen peneleitian yang digunakan untuk
inkuiri (merumuskan masalah, merumuskan
memperoleh, mengolah, dan menganalisis data
hipotesis, dan mengumpulkan data) menganalisis
dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian
data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan
pada ranah afektif dan psikomotorik. Penilaian pada
hasil temuan (Gengarelly & Abrams, 2009). Modul
ranah afektif dilakukan melalui observasi, yaitu
berbasis inkuiri terbimbing menuntun peserta didik
penilaian yang yang dilakukan secara
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
berkesinambungan dengan menggunakan indra,
ranah afektif dan psikomotorik.
baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator penilaian pada ranah
METODE
afektif, sedangkan penilaian pada ranah
Metode penelitian yang digunakan yaitu psikomotorik dilakukan melalui penilaian tes
research and development Borg&Gall yang telah praktik, yaitu penilaian yang menuntut respons
dimodifikasi menjadi 9 tahap pengembangan yaitu peserta didik berupa keterampilan melakukan suatu
diantaranya: 1). Melakukan penelitian pendahuluan aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
untuk mengumpulkan informasi, mengidentifikasi kompetensi (Majid, 2017). Adapun cara
masalah yang dijumpai dalam proses pembelajaran perhitungan nilai hasil belajar peserta didik pada
serta merangkum permasalahan yang didapat; 2). ranah afektif dan psikomotorik adalah sebagai
Membuat dan melakukan perencanaan (identifikasi berikut:
dan definisi keterampilan, perumusan tujuan,
penentuan urutan pembelajaran); 3).
Mengembangan rancangan awal produk (draft)
meliputi penyiapan materi pembelajaran, penyiapan Nilai hasil belajar peserta didik yang
buku pegangan, dan perangkat diperoleh kemudian dikategorikan sesuai dengan
pembelajaran/evaluasi; 4). Uji coba lapangan awal tabel 1 sebagai berikut:
berupa uji validasi ahli atau expert judgement; 5).

EDUSAINS. Volume 11 Nomor 01 Tahun 2019, 53-61


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Irwan, Maridi, Dwiastusti, S.

Tabel 1. Kriteria pembobotan skor hasil belajar HASIL DAN PEMBAHASAN


peserta didik ranah afektif dan psikomotorik
Hasil penelitian dan pengembangan modul
Konversi Nilai Akhir Predikat Sikap berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan
Skala 100 Skala 4 hasil belajar peserta didik pada ranah afektif dan
86-100 4 A SB
psikomotorik terdiri dari:
81-85 3.66 A-
76-80 3.33 B+ B
71-75 3.00 B Hasil tahap penelitian dan pengumpulan
66-70 2.66 B- informasi
61-65 2.33 C+ C
56-60 2.00 C Hasil penelitian pendahuluan dan
51-55 1.66 C- pengumpulan informasi dalam penelitian ini
46-50 1.33 D+ K
0-45 1 D
menggunakan data hasil observasi yang telah
Sumber: Panduan Penilaian Kemdikbud, dilakukan di SMA Negeri 1 Karas. Berdasarkan
2013:8 dalam Majid (2017). hasil observasi yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa rerata hasil belajar peserta didik pada ranah
Selanjutnya dilakukan pengolahan data afektif sebesar 79,80 serta psikomotorik sebesar
dengan menggunakan Statistical Package for Social 82,00 dan termasuk ke dalam kategori baik.
Science (SPSS) versi 21. Uji yang dilakukan yaitu
uji independent sample t-test pada data hasil belajar Hasil tahap perencanaan
peserta didik pada ranah afektif dan psikomotorik
Hasil tahap perencanaan adalah menganalisis
yang didahului dengan uji prasyarat berupa uji
interaksi antara sintaks pembelajaran inkuiri
normalitas data yang bertujuan untuk mengetahui
terbimbing dengan hasil belajar peserta didik pada
apakah data yang didapatkan berdistribusi normal
ranah afektif dan psikomotorik berdasarkan materi
atau tidak. Setelah itu dilakukan uji homogenitas
ekosistem, menentukan alat dan bahan
yang bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok
pembelajaran yang diimplementasikan di dalam
sampel memiliki varians atau tidak. Uji normalitas
modul, serta menentukan prosedur pengembangan
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-
modul.
Smirnov dengan taraf signifikansi yang digunakan
adalah α=0,05. pada program SPSS versi 21, Data
Hasil tahap pengembangan rancangan awal
berdistribusi normal apabila diperoleh signifikansi
produk
>α, dan data tidak berdistribusi normal apabila
diperoleh signifikansi <α. Uji homogenitas Hasil tahap pengembangan rancangan awal
dilakukan dengan uji Levene Test dengan taraf produk berdasarkan sintaks inkuiri terbimbing.
signifikan α=0,05. Jika diperoleh signifikansi >α Modul berbasis inkuiri terbimbing dikembangkan
maka kedua variansi sama (homogen, sedangkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
jika diperoleh signifikansi <α, maka kedua variansi ranah afektif dan psikomotorik dengan
berbeda (tidak homogen). mengembangkan tujuan dan indikator materi
pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.
Jika data yang dihasilkan berdistribusi Modul yang dikembangkan berupa modul cetak
normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji (modul ajar).
independent sample t-test pada taraf signifikan 5%
dengan ketentuan Ho diterima jika (Sig.)>0,05 dan Hasil tahap uji coba draft produk
Ho ditolak jika (Sig.)<0,05. Untuk menentukan
Tahap uji coba draft produk dilakukan
nilai Ttabel, digunakan taraf signifikan α=0,05
dengan melakukan validasi kelayakan modul pada
dengan derajat bebas dk=n-2. Ho diterima jika
validator ahli yaitu diantaranya validator ahli
thitung<ttabel dan Ha diterima jika thitung>ttabel.
materi, validator ahli perangkat pembelajaran,
validator ahli keterbacaan modul (bahasa), dan
validator ahli media dan desain modul. Validasi

EDUSAINS. Volume 11 Nomor 01 Tahun 2019,54-61


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Pengembangan Modul Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik …

kelayakan modul dilakukan menggunakan angket yang berjumlah 16 orang yang dipilih secara acak.
dengan penilaian skala Likert. Hasil uji lapangan terbatas disajikan pada gambar 1
di bawah ini:
Hasil validitas modul berbasis inkuiri
terbimbing oleh para validator ahli diantaraanya
Uji Lapangan Terbatas
ahli materi, ahli perangkat pembelajaran, ahli
bahasa dan ahli media didapatkan hasil nilai rerata 110 94.79 91.67 91.80
90.63
sebesar 86,38 dengan kategori baik. Lebih jelasnya 90

mengenai hasil validasi tersebut disajikan pada 70

tabel 2 di bawah ini: 50


Praktisi Praktisi Praktisi Peserta Didik
Pendidikan 1 Pendidikan 2 Pendidikan 3
Tabel 2. Rekapitulasi hasil validasi modul oleh
validator ahli
Gambar 1. Garafik hasil uji lapangan terbatas
Validator Aspek Validasi Skor Ket
Ahli materi Materi 92,19 Sangat Hasil uji lapangan terbatas yang dilakukan
Ahli perangkat Perangkat 81,90 Baik pada praktisi pendidikan dan peserta didik
pembelajaran pembelajaran 78,57 Baik menunjukkan bahwa rerata nilai yang dihasilkan
Ahli bahasa Bahasa modul 92,86 Baik
Ahli media Desain modul Sangat
termasuk ke dalam kategori sangat baik.
Baik
Rerata 86,38 Baik Hasil revisi produk tahap kedua
Revisi produk tahap kedua dilakukan dengan
Berdasarkan hasil validasi dari para ahli pada
memperbaiki dan melengkapi kesalahan dan
tabel 2 diatas dapat disimpulkan bahwa modul
kekurangan dari modul berbasis inkuiri terbimbing.
biologi berbasis inkuiri terbimbing yang
Kesalahan dan kekurangan modul diperoleh dari
dikembangkan termasuk ke dalam kategori baik.
kritik dan saran serta masukan dari praktisi
Hasil revisi produk tahap pertama pendidikan dan peserta didik yang melakukan uji
lapangan terbatas, saran dan masukan tersebut
Hasil revisi produk tahap pertama oleh
kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan
validator ahli materi, ahli perangkat pembalajaran,
perbaikan terhadap modul berbasis inkuiri
ahli bahasa, dan ahli media digunakan untuk
terbimbing. Rangkuman saran dan masukan yang
pengembangan modul tahap selanjutnya untuk
ditindak lanjuti disajikan pada tabel 3 dan 4 di
menghasilkan modul berbasis inkuiri terbimbing
bawah ini:
yang digunakan dalam pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada ranah Tabel 3. Saran yang diberikan oleh praktisi
afektif dan psikomotorik. pendidikan dan perbaikan yang dilakukan
Saran Perbaikan
Hasil uji lapangan terbatas Tata tulis dan gambar di Melakukan koreksi dan
perhatikan dan diperjelas perbaikan pada tata tulis
Uji lapangan terbatas dilakukan untuk serta materi pelajaran di kalimat dan memperjelas
mengetahui data kualitatif aspek keterbacaan modul perluas lagi gambar pada modul dan
berbasis inkuiri terbimbing. Uji keterbacaan memperluas materi
Penulisan nama ilmiah Melakukan koreksi pada
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
dicetak miring dan perbesar penamaan ilmiah dan
berbagai kekurangan yang terdapat di dalam modul gambar memperbesar gambar
seperti salah cetak, salah ketik huruf, kesalahan
pada tata letak gambar dan lain sebagainya. Selain
itu juga dalam uji keterbacaan ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kejelasan dan pemahaman
peserta didik terhadap isi modul. Uji lapangan
terbatas dilakukan pada praktisi pendidikan dan
peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 1 Karas

EDUSAINS. Volume 11 Nomor 01 Tahun 2019, 55-61


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Irwan, Maridi, Dwiastusti, S.

Tabel 4. Saran yang diberikan oleh peserta didik yang menggunakan buku ajar yang biasa digunakan
dan perbaikan yang dilakukan di sekolah.
Saran Perbaikan
Terdapat beberapa Memperbaiki kesalahan
Hasil revisi produk tahap akhir
kesalahan pada penulisan pada penulisan yang Pelaksanaan revisi produk ketiga dilakukan
kata dalam modul yang dimaksud serta
disebabkan oleh beberapa memperbesar ukuran apabila terdapat kekurangan dan kelemahan pada
hal seperti, salah ketik, gambar agar terlihat lebih modul ketika modul digunakan pada skala yang
ukuran huruf yang tidak jelas oleh peserta didik. lebih luas, sehingga perlu diadakannya evaluasi
beragam, serta ukuran
gambar yang kurang besar
kinerja produk untuk mengetahui kelemahan dan
sehingga kurang jelas kekurangan yang ada. Kelemahan dan kekurangan
terlihat oleh peserta didik. tersebut digunakan untuk penyempurnaan modul
Terdapat beberapa istilah Istilah dan singkatan yang yang dibuat. Berdasarkan hasil uji skala besar yang
dan singkatan yang masih dimaksud dijelaskan pada
dianggap asing oleh peserta halaman glosarium yang telah dilakukan, modul berbasis inkuiri terbimbing
didik terdapat di dalam modul telah dinyatakan layak untuk digunakan sebagai
Gambar sampul yang Mengganti gambar bahan ajar untuk meningkatkan hasil belajar peserta
kurang menarik sampul depan modul
dengan gambar yang
didik pada ranah afektif dan psikomotorik tanpa
lebih menarik revisi atau perbaikan lebih lanjut, akan tetapi tetap
dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan modul.
Hasil revisi produk tahap kedua digunakan
untuk pengembangan modul tahap selanjutnya Tahap evaluasi dan penyempurnaan modul
untuk menghasilkan modul berbasis inkuiri berbasis inkuiri terbimbing dilakukan melalui
terbimbing yang digunakan dalam pembelajaran. proses penyebaran modul kepada praktisi
pendidikan. Tahap evaluasi bertujuan untuk
Hasil uji lapangan operasional mendapatkan kritik, saran, dan masukan untuk
Uji lapangan operasional dilakukan melalui penyempurnaan produk akhir agar siap digunakan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan oleh pengguna produk. Penyebaran dilakukan
modul berbasis inkuiri terbimbing di kelas kepada tiga orang guru mata pelajaran biologi yang
eksperimen yang menghasilkan data mengenai hasil berada di SMA Negeri 1 Karas dengan memberikan
belajar peserta didik melalui penilaian yang modul berbasis inkuiri terbimbing diserta angket
dilakukan oleh guru berdasarkan instrumen penilaian yang berkaitan dengan konten yang
penilaian ranah afektif dan psikomotorik pada saat terdapat di dalam modul. hasil respon guru terhadap
kegiatan pembelajaran berlangsung. modul ekositem berbasis inkuiri terbimbing
disajikan pada tabel 5 di bawah ini:
Rerata nilai hasil belajar peserta didik di
kelas eksperimen yang dihasilkan kemudian Tabel 5. Rekapitulasi hasil respon guru terhadap
dibandingkan dengan rerata nilai hasil belajar modul berbasis inkuiri terbimbing
peserta didik di kelas kontrol menggunakan uji Nama Nilai Rerata Kategori
independent sample t-test yang didahului dengan Responden
uji normalitas dan uji homogenitas data pada kelas Guru 1 92,19 Sangat baik
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji independent Guru 2 93,75 Sangat Baik
sample t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang Guru 3 90,63 Sangat Baik
Rerata 92,19 Sangat Baik
signifikan pada rerata nilai hasil belajar peserta
didik pada ranah afektif dan psikomotorik di kelas Hasil respon guru terhadap modul berbasis
eksperimen yang menggunakan modul berbasis inkuiri terbimbing pada tabel 5 di atas memperoleh
inkuiri terbimbing dengan rerata nilai lebih tinggi nilai rerata yang termasuk ke dalam kategori sangat
daripada rerata nilai hasil belajar peserta didik pada baik. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat ditarik
ranah afektif dan psikomotorik di kelas kontrol simpulan bahwa modul berbasis inkuiri terbimbing
yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah tingkat SMA.

EDUSAINS. Volume 11 Nomor 01 Tahun 2019,56-61


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Pengembangan Modul Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik …

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada eksperimen memperoleh rerata nilai sebesar 84,05
Ranah Afektif dan Psikomotorik dengan kategori sangat baik dan predikat (A-),
sedangkan di kelas kontrol mendapatkan rerata nilai
Analisis hasil belajar peserta didik pada
sebesar 64,17 dengan kategori cukup dan predikat
ranah afektif di kelas eksperimen dan kelas kontrol
(C+). Pada indikator tanggungjawab, peserta didik
didapatkkan hasil seperti yang disajikan pada tabel
di kelas eksperimen memperoleh rerata nilai
6 dengan hasil analisis yang menunjukkan bahwa
sebesar 84,27 dengan kategori sangat baik dan
rerata nilai hasil belajar peserta didik pada ranah
predikat (A-), sedangkan di kelas kontrol
afektif di kelas eksperimen melalui pembelajaran
mendapatkan rerata nilai sebesar 68,75 dengan
dengan menggunakan modul berbasis inkuiri
kategori baik dan predikat (B-). Berdasarkan hasil
terbimbing yaitu sebesar 81,75 dengan kategori
tersebut, rerata nilai yang didapatkan oleh peserta
sangat baik dan predikat (A-), sedangkan kelas
didik di kelas eksperimen lebih baik dari kelas
kontrol yang dilaksanakan melalui pembelajaran
kontrol. Rekapitulasi rerata nilai peserta didik
konvensional didapatkan nilai rerata sebesar 65,76
berdasarkan indikator penilaian hasil belajar peserta
dengan kategori cukup dan predikat (C+). Hasil
didik pada ranah afektif disajikan pada gambar 3 di
tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar peserta
bawah ini:
didik pada ranah afektif di kelas eksperimen lebih
baik dari kelas kontrol, hal ini dapat dilihat dari gap
Aspek Penilaian Afektif
nilai kedua kelas sebesar 15,99. Rekapitulasi hasil
100 76.94 84.05 84.27
hasil belajar peserta didik pada ranah afektif di 64.38 64.17 68.75
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat 50
pada gambar 2 di bawah ini:
0
Spiritual & Rasa Jujur & Teliti Tanggungjawab
Afektif Ingin Tahu
100 81.75 Eksperimen Kontrol
65.76

50 Gambar 3. Rerata nilai hasil belajar peserta didik


berdasarkan indikator prnilaian
0
Eksperimen Kontrol Pada Ranah Afektif di Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Gambar 2. Rerata nilai hasil belajar peserta didik
Hasil uji normalitas pada hasil belajar peserta
pada ranah afektif di kelas
didik pada ranah afektif dengan menggunakan
program SPSS versi 21 di kelas eksperimen dan
Eksperimen dan Kontrol
kelas kontrol didapatkan hasil sig. 0,067>0,05
Indikator penilaian hasil belajar peserta didik untuk kelas eksperimen dan sig. 0,053>0,05 untuk
pada ranah afektif terdiri dari 3 indikator penilaian kelas kontrol, hal ini menunjukkan bahwa data hasil
yaitu indikator spiritual & rasa ingin tahu, indikator belajar peserta didik pada ranah afektif kedua kelas
jujur & teliti, dan indikator tanggungjawab. Hasil berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji
analisis terhadap indikator hasil belajar peserta homogenitas terhadap data hasil belajar peserta
didik pada ranah afektif di kelas eksperimen dan didik pada ranah afektif di kelas eksperimen dan
kelas kontrol didapatkan bahwa pada indikator kelas kontrol dengan menggunakan program SPSS
spiritual & rasa ingin tahu, peserta didik di kelas versi 21 dan mendapatkan hasil 0,970>0,05 yang
eksperimen mendapatkan rerata nilai sebesar 76,94 artinya data kedua kelas bersifat homogen. Uji
dengan kategori baik dan predikat (B+), sedangkan terakhir yang dilakukan adalah uji independent
di kelas kontrol mendapatkan rerata nilai sebesar sample t-test yang hasilnya menunjukkan bahwa
64,38 dengan kategori cukup dan predikat (C+). Thitung>Ttabel (15,992>2,002) dan Sig (2-tailed)
Pada ndikator jujur & teliti, peserta didik di kelas 0,00<0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan

EDUSAINS. Volume 11 Nomor 01 Tahun 2019, 57-61


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Irwan, Maridi, Dwiastusti, S.

yang signifikan pada data hasil belajar peserta didik Kelas Eksperimen dan Kontrol
pada ranah afektif di kelas eksperimen dan kelas
Indikator penilaian hasil belajar peserta didik
kontrol.
pada ranah psikomotorik terdiri dari 3 indikator
Tabel 6. Hasil analisis data hasil belajar peserta penilaian yaitu indikator melakukan pengamatan,
didik pada ranah afektif di kelas eksperimen dan indikator menyajikan data, dan indikator
kontrol mengkomunikasikan data. Hasil analisis terhadap
indikator hasil belajar peserta didik pada ranah
Kelas Rera Normali Homogen Signifika
ta tas itas nsi psikomotorik di kelas eksperimen dan kelas kontrol
Eksperi 81,7 Sig: t hit>t didapatkan bahwa pada indikator melakukan
men 5 0,067>0, table pengamatan, peserta didik di kelas eksperimen
05 Sig: 15,992>2,
0,970>0,0 002 mendapatkan rerata nilai sebesar 95,69 dengan
Kontrol 65,7 Sig: 5 Sig (2- kategori sangat baik dan predikat (A), sedangkan di
6 0,053>0, tailed) kelas kontrol mendapatkan rerata nilai sebesar
05 0,00<0,05
77,71 dengan kategori baik dan predikat (B+). Pada
Berbeda
nyata indikator menyajikan data, peserta didik di kelas
eksperimen memperoleh rerata nilai sebesar 92,67
Analisis hasil belajar peserta didik pada
dengan kategori sangat baik dan predikat (A),
ranah psikomotorik di kelas eksperimen dan kelas
sedangkan di kelas kontrol mendapatkan rerata nilai
kontrol didapatkkan hasil seperti yang disajikan
sebesar 74,38 dengan kategori baik dan predikat
pada tabel 7. Hasil analisis menunjukkan bahwa
(B). Pada indikator mengkomunikasikan data,
rerata nilai hasil belajar peserta didik pada ranah
peserta didik di kelas eksperimen memperoleh
psikomotorik di kelas eksperimen melalui
rerata nilai sebesar 89,23 dengan kategori sangat
pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis
baik dan predikat (A), sedangkan di kelas kontrol
inkuiri terbimbing yaitu sebesar 92,53 dengan
mendapatkan rerata nilai sebesar 75,63 dengan
kategori sangat baik dan predikat (A), sedangkan
kategori baik dan predikat (B). Berdasarkan hasil
kelas kontrol yang dilaksanakan melalui
tersebut, rerata nilai yang didapatkan oleh peserta
pembelajaran konvensional didapatkan nilai rerata
didik di kelas eksperimen lebih baik dari kelas
sebesar 75,91 dengan kategori baik dan predikat
kontrol. Rekapitulasi rerata nilai peserta didik
(B). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil
berdasarkan indikator penilaian hasil belajar peserta
belajar peserta didik pada ranah psikomotorik di
didik pada ranah psikomotorik disajikan pada
kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, hal
gambar 5 di bawah ini:
ini dapat dilihat dari gap nilai kedua kelas sebesar
16,62. Rekapitulasi hasil belajar peserta didik pada
Aspek Penilaian Psikomotorik
ranah psikomotorik dapat dilihat pada gambar 4 di
bawah ini: 150.00
95.69 92.67 89.2375.63
100.00 77.71 74.38
50.00
Psikomotorik
92.53 0.00

75.91
80.00
60.00
Eksperimen Kontrol
40.00
Eksperimen Kontrol
Gambar 5. Rerata nilai hasil belajar peserta didik
Gambar 4. Rerata nilai hasil belajar peserta didik berdasarkan indikator prnilaian pada ranah
pada ranah psikomotorik Psikomotorik di Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil uji normalitas pada hasil belajar peserta
didik pada ranah psikomotorik dengan

EDUSAINS. Volume 11 Nomor 01 Tahun 2019,58-61


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Pengembangan Modul Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik …

menggunakan program SPSS versi 21 di kelas pengembangan modul bermuatan inkuiri


eksperimen dan kelas kontrol didapatkan hasil sig. terbimbing efektif dalam meningktakan hasil
0,076>0,05 untuk kelas eksperimen dan sig. belajar peserta didik pada ranah afektif dan
0,157>0,05 untuk kelas kontrol, hal ini psikomotorik. Vlassi & Karaliota (2013) juga
menunjukkan bahwa data hasil belajar peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri
pada ranah afektif kedua kelas berdistribusi normal. terbimbing memberikan nilai hasil belajar peserta
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas terhadap didik yang lebih baik, berbagai hasil penelitian juga
data hasil belajar peserta didik pada ranah afektif di menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran
kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan berbasis inkuiri terbimbing yang diterapkan di
menggunakan program SPSS versi 21 dan dalam modul yang dikembangkan memiliki tren
mendapatkan hasil 0,294>0,05 yang artinya data positif dalam prakatek pengajarannya terutama
kedua kelas bersifat homogen. Uji terakhir yang pada pembelajaran yang menekankan pada
dilakukan adalah uji independent sample t-test yang keaktifan peserta didik dalam melakukan kegiatan
hasilnya menunjukkan bahwa Thitung>Ttabel pembelajaran. Pembelajaran berbasis inkuiri
(18,312>2,002) dan Sig (2-tailed) 0,00<0,05 yang terbimbing berisi kegiatan belajar yang mendorong
berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan siswa untuk menganalisis, memecahkan masalah
pada data hasil belajar peserta didik pada ranah berdasarkan fakta yang ditemukan di sekitar
afektif di kelas eksperimen dan kelas kontrol. mereka (Rusche & Jason, 2011). Pembelajaran
berbasis inkuiri terbimbing membiasakan peserta
Tabel 7. Hasil analisis data hasil belajar peserta
didik untuk terlibat dan berperan aktif dalam
didik pada ranah psikomotorik di kelas eksperimen
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan baik
dan kontrol
di kelas maupun di lapangan (Mangurai, 2017).
Kelas Rera Normali Homogen Signifika Keterlibatan dan keaktifan peserta didik dalam
ta tas itas nsi
mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari setiap
Eksperi 92,5 Sig: t hit>t
men 3 0,076>0, table tahapan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing
05 Sig: 18,312>2, yang diterapkan pada saat pembelajaran
0,294>0,0 002 berlangsung (Syafrilianto & Rahman, 2017).
5 Sig (2-
Kontrol 75,9 Sig: tailed) Peningkatan hasil belajar peserta didik pada
1 0,157>0, 0,00<0,05
ranah afektif dan psikomotorik berdasarkan
05 Berbeda
nyata indikator yang telah disusun sangat penting
dilakukan untuk menghindari peserta didik dari
Berdasarkan hasil analisis data penelitian
pengaruh negatif perkembangan era globalisasi
pada tabel 7 di atas, modul biologi berbasis inkuiri
serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi
terbimbing yang dikembangkan layak untuk
pada saat ini, pengaruh negatif tersebut dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah,
berupa berkurangnya nilai-nilai sikap spiritual dan
hal ini berdasarkan hasil uji validasi modul yang
sosial peserta didik sebagaimana firman Allah SWT
telah dilakukan sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam Q.S. Al-Maidah: 8 yang menjelaskan bahwa
sebelumnya dengan kategori baik dan sangat baik.
manusia diciptakan untuk bertakwa kepada Allah
Modul biologi berbasis inkuiri terbimbing yang
SWT, bertakwa kepada Allah SWT salah satunya
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas
yaitu dengan berlaku jujur dan adil bagi sesama
eksperimen lebih efektif dalam meningkatkan hasil
terutama bagi diri sendiri. Sikap jujur dan berlaku
belajar peserta didik pada ranah afektif dan
adil hendaknya dilatihkan semenjak kecil agar
psikomotorik.
terbawa hingga kelak menjadi dewasa. Peserta
Peningkatan hasil belajar peserta didik pada didik yang sudah terlatih untuk berlaku adil dan
ranah afektif dan psikomotorik di kelas eksperimen jujur dalam kegiatan belajar, maka secara tidak
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh langsung akan terhindar dari pengaruh negatif
Ulfa et al (2014) yang menyatakan bahwa perkembangan zaman karena di dalam diri peserta

EDUSAINS. Volume 11 Nomor 01 Tahun 2019, 59-61


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Irwan, Maridi, Dwiastusti, S.

didik sudah tertanam nilai takwa kepada Alaah didik dalam mengetahui materi yang sudah
SWT. Selain itu, keutamaan bermusyawarah yang dipahami dan yang belum dipahami.
terdapat di dalam penilaian hasil belajar ranah
Ucapan Terima Kasih
psikomotorik pada indikator mengkomunikasikan
data juga diterangkan dalam Q.S. Ali-Imran: 159 Ucapan terima kasih dan penghargaan yang
yang menjelaskan bahwa hendaknya kita sebagai setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua
manusia berlaku lemah lembut terhadap sesama dan pihak yang telah berkontribusi dan terlibat dalam
mengenyampingkan sikap amarah dalam segala hal, penelitian ini, baik secara langsung maupun tidak
termasuk dalam kegiatan pembelajaran yang langsung. Semoga menjadi catatan amal baik dan
dilakukan di sekolah. Bermusyawarah adalah jalan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kemajuan
untuk mendekatkan diri pada takwa kepada Allah pendidikan di masa yang akan datang.
SWT. Musyawarah yang dilandaskan dengan takwa
dengan mengedepankan kerendahan hati dan DAFTAR PUSTAKA
menghargai sesama sangatlah dicintai oleh Allah
Basuki, & Hariyanto. (2014). Asesmen
SWT. Peserta didik yang dilatihkan dengan
Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
kegiatan pembelajaran yang berlandaskan
Rosdakarya.
kerendahan hati dan menghargai sesama dalam
setiap kegiatan seperti pada idikator Emily Greenleaf, Megan Burnett, P. G. (2008).
mengkomunikasikan data pada hasil belajar ranah Developing Learning Outomes: A Guide for
psikomotorik akan memiliki kepribadian yang lebih University of Toronto Faculty. Centre for
baik dan secara tidak langsung akan meningkatkan Teaching Support & Innovation, 25.
takwa kepada Allah SWT sehingga peserta didik Farida, I. (2017). Evaluasi Pembelajaran
dapat terhindar dari pengaruh negatif dari Berdasarkan Kurikulum Nasional. Bandung:
perkembangan zaman. Remaja Rosdakarya.
Forawi, S. A. (2016). Standard-based science
PENUTUP
education and critical thinking. Thinking
Pengembangan modul biologi berbasis Skills and Creativity, 20, 52–62.
inkuiri terbimbing yang dilakukan mampu https://doi.org/10.1016/j.tsc.2016.02.005.
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada ranah
Gengarelly, L. M., & Abrams, E. D. (2009).
afektif dan psikomotorik sebagaimana hasil
Closing the gap: Inquiry in research and the
penelitian yang telah dilakukan di kelas eksperimen
secondary science classroom. Journal of
dengan perolehan rerata nilai lebih baik daripada
Science Education and Technology, 18(1),
kelas kontrol. Modul yang dikembangkan berisi
74–84. https://doi.org/10.1007/s10956-008-
kegiatan model pembelajaran inkuiri terbimbing
9134-2.
yang dilakukan peserta didik dengan bimbingan
guru di dalamnya. Modul berbasis inkuiri Greenleaf, E., & Burnett, P. G. (2008). Developing
terbimbing memberikan pengalaman belajar Learning Outomes: A Guide for University
mandiri kepada peserta didik dengan penalaran of Toronto Faculty. Centre for Teaching
ilmiah sehingga dengan menggunakan modul Support & Innovation, 25.
biologi berbasis inkuiri terbimbing peserta didik Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar.
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajarnya Bandung: Pustaka Setia.
terutama pada ranah afektif dan psikomotorik.
Jihad, A. & Haris, A. (2013). Evaluasi
Kelebihan yang diperoleh dari pembelajaran Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
dengan penerapan modul menurut Santyasa (2009)
Majid, A. (2017). Penilaian Autentik Proses dan
antara lain dapat meningkatkan motivasi belajar
Hasil Belajar. Bandung: Remaja
peserta didik. Pembelajaran dengan modul juga
Rosdakarya.
memberikan kemudahan bagi guru dan peserta

EDUSAINS. Volume 11 Nomor 01 Tahun 2019,60-61


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Pengembangan Modul Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik …

Mangurai, S. M. (2017). Peningkatan Keterampilan Simon, B., & Taylor, J. (2009). What is the value
Proses Sains Menggunakan Model Inkuiri of course-specific learning goals? Journal of
Terbimbing dan Performance Assesment College Science Teaching, 39(2), 52–57.
Pada Siswa XI IPA 1 SMA Kristen 1 https://doi.org/10.1038/sj.bdj.2015.43.
Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017. Edusains,
Syafrilianto, & Rahman, T. (2017). Pengaruh
9(2), 222–231.
Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
https://doi.org/10.1161/01.STR.32.1.139.
Kemampuan Literasi Sains Siswa pada
Morgan, P. J. (2009). Robert Gagne ’ s Learning Materi Laju Reaksi. Edusains, 9(2), 127–
Outcomes Applications for Information 131.
Literacy Instruction. Retrieved from
https://dx.doi.org/10.15408/es.v9i2.2034
http://pamelajmorgan.org/publications/.
Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi
Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta:
Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
GP Press Group.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif,
Prastowo. (2012). Panduan Kreatif Membuat
Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta.
Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press
Ulva, N. M., Irawati, M. H., Syamsuri, I. (2014).
Purwanto. (2013). Evaluasi Hasil Belajar.
Pengembangan Modul Bermuatan Inkuiri
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Terbimbing untuk Meningkatkan
Rusche, S. N., & Jason, K. (2011). “You have to Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil
absorb yourself in it”: Using inquiry and Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik
reflection to promote student learning and Siswa Kelas X7 MAN Malang II Batu pada
self-knowledge. Teaching Sociology, 39(4), Materi Keanekaragaman Hayati. Abstrak
338- Tesis. Perpustakaan Digital Universitas
353. doi:https://doi.org/10.1177/0092055X1 Negeri Malang.
1418685.
University of Malta. (2009). Guidelines for the
Rusman. (2015). Model-model Pembelajaran. writing of effective learning outcomes.
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Malta: Academic Program Quality &
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Resources Unit.
Santyasa. (2009). Metode Penelitian Vlassi, M., & Karaliota, A. (2013). The
Pengembangan dan Teori Pengembangan Comparison between Guided Inquiry and
Modul. Singaraja: Universitas Pendidikan Traditional Teaching Method. A Case Study
Ganesha. for the Teaching of the Structure of Matter to
8th Grade Greek Students. Procedia - Social
Sideeg, A. (2016). Bloom’s Taxonomy, Backward
and Behavioral Sciences, 93, 494–497.
Design, and Vygotsky’s Zone of Proximal
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.09.226.
Development in Crafting Learning
Outcomes. International Journal of Widoyoko, E. P. (2014). Penilaian Hasil
Linguistics, 8(2), 158. Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:
https://doi.org/10.5296/ijl.v8i2.9252. Pustaka Pelajar.

EDUSAINS. Volume 11 Nomor 01 Tahun 2019, 61-61


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

You might also like