You are on page 1of 9

LAPORAN TRIWULAN I

TIM MANAJEMEN RISIKO


PUSKESMAS KENDALSARI
KOTA MALANG
(JANUARI-MARET 2018)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil’ almin puji syukur penyususn


persembahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan jasmani dan rohani sehingga dapat menyelesaikan laporan
Triwulan I manajemen resiko ini
Mungkin didalam penyusunan laporan triwulan ini masih banyak
terdapat kekurangan oleh karena ini kritik dan saran yang membangun
dari semua unit yang terkait beserta staf puskesmas yang lain untuk
pembuatan laporan ini sangat kami harapkan. Dan kami mohon maaf
bila laporan ini masih jauh dari sempurna.
Penyusun juga megucapkan terima kasih kepada unit-unit terkait
dan staf puskesmas Kendalsari yang telah banyak membantu demi
terselesainya penyusunan laporan triwulan ini dari Manajemen Resiko.
Akhir kata kami dari Tim Manajemen Resiko berharap semoga
Laporan ini berguna untuk kita semua.

Malang, 5 April 2018


Penyusun

Tim Manajemen Resiko


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Kondisi geografis :
Wilayah kerja Puskesmas Kendalsari termasuk dalam wilayah
Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang dengan
luas wilayah kerja 502.073 Km² yang meliputi 3 kelurahan yaitu :
- Kelurahan Lowokwaru;
- Kelurahan Tulusrejo;
- Kelurahan Jatimulyo.
Yang terdiri dari dataran rendah 10 %, dan dataran tinggi 90 %.
Adapun batas – batas wilayah kerja Puskesmas Kendalsari adalah :
Utara : Kelurahan Mojolangu;
Selatan : Kelurahan Samaan;
Timur : Kelurahan Purwantoro;
Barat : Kelurahan Dinoyo dan Tunggulwulung.
2. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kendalsari pada
tahun 2018 ( berdasarkan Data Monografi Kecamatan Lowokwaru
Tahun 2017 ) adalah 57.880 jiwa terdiri dari penduduk laki – laki
28.924 jiwa dan perempuan 28.956 jiwa. Tingkat kepadatan
penduduk mencapai 8.674 jiwa / Km².

B. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Untuk mengetahui risiko-risiko yang dapat terjadi pada area prioritas
di Puskesmas Kendalsari
2) Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui risiko yang dapat terjadi di unit Loket
Pendaftaran dan rekam medis
b. Untuk mengetahui risiko yang dapat terjadi di unit Kamar Obat
dan Gudang Obat
BAB II PEMBAHASAN

Berdasarkan dari penentuan area prioritas yang dilakukan tim mutu di


puskesmas Kendalsari maka didapatkan kesimpulan bahwa yang paling besar
menimbulkan keluhan adalah pelayanan di loket pendaftaran dan rekam
medis serta di unit pelayanan Apotik dan Kamar Obat

Sehingga koordinator Pendaftaran dan Rekam Medis dan Apotik akan


melakukan pengkajian terhadap pelayanan di bagian pendaftaran pasien dan
Rekam medis rawat jalan dengan metode FMEA. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam metode FMEA ( Failure Mode and Effects Analysis )
adalah :

1. Memilih dan menetapkan proses yang beresiko tinggi


2. Membuat diagram alur yang rinci yaitu menentukan titik awal dan
akhir dari proses dan menganalisa diagram alur
3. Mengidentifikasi kemungkinan kegagalan proses dan efek yang
ditimbulkan ke pasien
4. Menentapkan kemungkinan tingkat keparahan dari efek tersebut ke
pasien dengan metode workshop
5. Tim FMEA melakukan workshop untuk mengidentifikasi masalah
dengan menggunakan alat bantu fish bone. Dengan menemukan akar
penyebab masalah
6. Desain ulang dengan cara melakukan curah pendapat untuk
menentukan dan menetapkan desain baru
7. Melakukan uji coba desain baru : diawali dengan melakukan
sosialisasi desain baru kepada petugas di unit terkait
8. Evaluasi desain baru dengan cara mengukur efektifitas hasil desain
ulang dengan parameter sesuai hasil pengukuran resiko tahap
sebelumnya
Dengan dilakukannya metode FMEA ini, diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahn yang terjadi di unit pelayanan bagian Loket
pendaftaran dan rekam medis rawat jalan dan unit pelayanan Apotek dan
kamar obat sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi.
A. Loket Pendaftaran dan Rekam Medis
1. Membuat diagram alir (terlampir )
2. Mengidentifikasi Kemungkinan kegagalan proses dan Efek yang
ditimbulkan ke Pasien dan menetapkan Kemungkinan Tingkat
Keparahan dari Efek tersebut ( FMEA )ke Pasien dengan metode
Workshop
N Kemun
Detek
gkinan Indikator utk
o Modus
Penyebab terjadi
Kepara si RPN
mengukur
kegagalan/ Akibat han (D=De (OxSxD Solusi
terjadinya nya keberhasilan
kesalahan (S=Sev tecta )
(O=Occ dari solusi
erity) bility)
urence)
1 Salah data Tidak dapat Salah rekam
melakukan medis
identifikasi data
pasien

2 Petugas tidak Data pasien Petugas


bisa tidak lengkap memanggil
melakukan kembali pasien
identifikasi tsb, jika tdk
formulir dating petugas
pasien tdk melalukan
pendaftaran atas
data tersebut

3 Petugas tidak Pasien tidak Data menjadi tdk


mengisi membawa kartu lengkap
lengkap data BPJS
pasien
(No.BPJS,Usi
a dll)

4 Salah Petugas tidak Berkas rekam


memberikan melakukan medis salah
no.antrian identifikasi masuk, pasien
pelayanan yang lama menunggu
dituju di pelayanan yg
dituju
5 Petugas tidak Pasien tidak Data pasien yg
dapat menuliskan no. memiliki BPJS
melakukan BPJS atau tdk terentry di
entry data P- kurang dlm aplikasi P Care
Care penulisan no
BPJS, Aplikasi
BPJS Error

6 Salah masuk Tidak bisa Salah data, salah


rekam medis melakukan rekam medis
identifikasi
nama anggota
keluarga lain
utk memastikan
no.rekam medis
pasien

7 Tidak ada Nomor antrian Petugas filling


nomor jatuh/tercecer harus melakukan
antrian pada konfirmasi data
rekam medis ke petugas
pendaftaran shg
memakan waktu
lebih banyak

8 Berkas tidak Berkas tdk ada Membuat berkas


ketemu dirak RM, tdk rekam medis baru
ada dikeranjang
rekam medis
dari pelayanan

9 Petugas Petugas Pasien lama


salah pendaftaran dipanggil
memasukkan salah
berkas memberikan
rekam medis nomor antrian
pelayanan

1 Satu nomor Map Rekam Pasien lama


0 rekam medis medis masih menunggu
dugunakan menggunakan
untuk 2 family folder
pasien belum personal
periksa (satu folder
keluarga)
maka salah
satu pasien
harus
menunggu

3. Tim FMEA melakukan Workshop untuk mengidentifikasi Masalah


dengan Alat bantu Fish Bone, dengan tujuan menemukan akar
penyebab masalah ( terlampir )
4. Desain ulang dengan cara melakukan curah pendapat untuk
menentukan atau menetapkan desain baru
5. Melakukan uji coba desain baru diawali dengan melakukan
sosialisasi desain baru kepada petugas terkait
6. Evaluasi desain baru

B. Apotek dan Kamar Obat


1. Membuat diagram alir (terlampir )
2. Mengidentifikasi Kemungkinan kegagalan proses dan Efek yang
ditimbulkan ke Pasien dan menetapkan Kemungkinan Tingkat
Keparahan dari Efek tersebut ( FMEA ) ke Pasien dengan metode
Workshop
N Kemun
Detek
o gkinan Kepar Indikator utk
Modus si RPN
Penyebab terjadi ahan mengukur
kegagalan/ Akibat (D=De (OxS Solusi
terjadinya nya (S=Se keberhasilan
kesalahan tecta xD)
(O=Occ verity dari solusi
bility)
urence) )
1 Kesalahan Petugas tdk Timbulnya penyakit Melakukan Pembacaan
pemberian teliti dalam lainyang beresiko pembacaan resep betul
obat mengidentifika terhadap tubuh resep hrs hati-
si resep pasien hati dan
penulisan
resep hrs jelas
dan lengkap

2 Kesalahan Petugas/ tdk Timbulnya penyakit -Melakukan Pembacaan


identifikasi teliti dalam lainyang beresiko pengecekan resep betul
pasien mengidentifika terhadap tubuh ulang nama,
si resep pasien alamat yg
tertulis diresep
-Menggunakan
no.antrian dan
disesuaiakan
dgn identitas
pasien

3 Kesalahan Petugas tdk Pembacaan resep yg Mengkonfirmas Pembacaan


identifikasi teliti dalam salah mengakibatkan i ke dokter resep betul
resep membaca pemberian obat yg apabila tulisan
resep salah diresep kurang
jelas
4 Tertular Petugas tdk Petugas tertular Petugas Petugas
penyakit menggunakan penyakit menggunakan menggunaka
melalui APD ( masker ) APD ( masker ) n APD
udara bagi
petugas

5 Kemungkin Masih Tertukar/kesalahan Mendapatkan 2 1 No. antrian


an tertukar menggunakan dalam pemberian nomor antrian utk 1 pasien
resep Family folder resep sesuai dgn yg
dikarenaka sehingga berobat
n 1 no. dalam 1 map
antrian terdiri dari
digunakan anggota
utk 2 keluarga yg
pasien yg berbeda
berbeda

3. Tim FMEA melakukan Workshop untuk mengidentifikasi Masalah


dengan Alat bantu Fish Bone, dengan tujuan menemukan akar
penyebab masalah ( terlampir )
4. Desain ulang dengan cara melakukan curah pendapat untuk
menentukan atau menetapkan desain baru
5. Melakukan uji coba desain baru diawali dengan melakukan
sosialisasi desain baru kepada petugas terkait
6. Evaluasi desain baru
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

You might also like