You are on page 1of 3

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi otonomi daerah :

1.      Faktor/Latar belakang otonomi daerah


- Faktor internal yang didorong oleh berbagai protes atas kebijakan politik
sentralisme di masa lalu.
- Faktor eksternal yang dipengaruhi oleh dorongan internasional terhadap
kepentingan investasi terutama untuk efisiensi dari biaya investasi yang tinggi
sebagai akibat korupsi dan rantai birokrasi yang panjang

2.      Faktor Pendukung Terselenggaranya Otonomi Daerah


Dalam pelaksanaannya, otonomi daerah merupakan desentralisasi
sebagian kewenangan dari pemeruntah pusat kepada pemerintah daerah untuk
dilaksanakan menjadi urusan rumah tangganya sendiri. Pemberian otonomi
kepada daerah haruslah didasarkan kepada faktor-faktor yang dapat menjamin
daerah yang bersangkutan mampu mengurus rumah tangganya.
Diantara factor-faktor tersebut yang mendukung terselenggaranya
otonomi daerah diantaranya adalah :

a.Kemampuan Sumber Daya Manusia


Salah satu penyelenggaraan otonomi daerah bergantung pada sumber
daya manusianya. Disamping perlunya aparatur yang kompeten, pembangunan
daerah juga tidak mungkin dapat berjalan lancar tanpa adanya kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat. Untuk itu tidak hanya kualitas aparatur saja yang
harus ditingkatkan tetapi juga kualitas partisipasi dari masyarakat. 
Dalam mensukseskan pembangunan dibutuhkan masyarakat yang
berpengetahuan tinggi, keterampilan tinggi, dan kemauna tinggi. Sehingga
benar benar mampu menjadi innovator yang mampu menciptakan tenaga kerja
yang burkualitas.

b. Kemampuan Keuangan/Ekonomi
Jika tanpa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pendapatan daerah tidak
mungkin  dapat ditingkatkan. Dan sementara itu dengan pendapatan yang
mewadahi, kemampuan daerah untuk menyelenggarakan otonomi akan
meningkat. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, daerah akan
mampu untuk membuka peluang-peluang potensi ekonomi yang terdapat pada
daerah tersebut. 
Pengembangan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, apabila
dikelola dengan secara optimal dapat menunjang pembangunan daerah dan
mewujudkan otonomi.
3.      Faktor yang Mempengaruhi Implementasi kebijakan Otonomi daerah
Menurut Rondinelli dan Cheema, ada empat faktor yang dipandang dapat
mempengaruhi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi bebas,
yaitu: 
a. environmental conditions:
mencakup faktor seperti struktur politik nasional, proses perumusan
kebijakan, infra struktur politik, dan berbagai organisasi kepentingan, serta
tersedianya sarana dan prasarana fisik. Suatu kebijakan ada hakekatnya
timbul dari suatu kondisi lingkungan sosial-ekonomi dan politik yang khusus
dan kompleks.
Struktur politik nasional, ideologi, dan proses perumusan kebijakan juga
mempegaruhi tingkat dan arah pelaksanaan otonomi daerah. Di samping
kitu, karakteristik struktur lokal, kelompok-kelompok sosial-budaya yang
terlibat dalam perumusan kebijakan, dasn kondisi infra-struktur juga
memainkan peranan penting dalam pelaksanaan otonomi daerah.

b. interofrganizational relationship;
Rondinelli memandang bahwa keberhasilan pelaksananaan otonomi daerah
memerlukan interaksi dari dan koordinasi dengan sejumlah organisasi pada
setiap tingkatan pemerintahan, kalangan kelompok-kelompok yang
berkepentingan.

c. resources for program implementation,


Bahwa kondisi lingkungan yang kondusif dalam arti dapat memberikan
diskresi lebih luas kepada pemerintah daerah, dan hubungan antar organisasi
yang efektif sangat diperlukan bagi terlaksananya otonomi daerah.
.
D. characteristic of implemeting agencies,
diutamakan kepada kemampuan para pelaksana di bidang keterampilan
teknis, manajerial dan politik, kemampuan untuk merencanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengintegrasikan setiap keputusan,
baik yang berasal dari sub-sub unit organisasi, maupun dukungan yang
datang dari lembaga politik nasional dan pejabat pemerintah pusat lainnya.
Dan keterkaitan secara efektif dengan swasta dan lembaga swadaya
masyarakat memegang peranan penting dalam pelaksanaan otonomi daerah.

4.      Faktor Keberhasilan Otonomi Daerah


Pelaksanaan otonomi daerah menimbulkan berbagai harapan baik bagi
masyarakat, swasta bahkan pemerintah sendiri. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi Pemerintah Daerah, terutama Kabupaten dan atau Kota dalam
menjalankan kebijakan otonominya. Untuk mengetahui apakah suatu daerah
otonom mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, Syamsi
(1986: 199) menegaskan beberapa uimensi/faktor sebagai berikut:
A.  Kemampuan struktural organisasi 
Struktur organisasi pemerintah daerah harus mampu menampung segala
aktivitas dan tugas-tugas yang menjadi beban dan tanggung jawabnya,
jumlah dan ragam unit cukup mencerminkan kebutuhan, pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang cukup jelas.

B. Kemampuan aparatur pemerintah daerah 


Aparat pemerintah daerah harus mampu menjalankan tugasnya dalam
mengatur dan mengurus rumah tangga daerah. Keahlian, moral, disiplin dan
kejujuran saling menunjang tercapainya tujuan yang diinginkan.

C.   Kemampuan mendorong partisipasi masyarakat


Pemerintah daerah harus mampu mendorong masyarakat agar memiliki
kemauan untuk berperan serta dalam kegiatan pembangunan. 

D. Kemampuan keuangan daerah


Pemerintah daerah harus mampu membiayai kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan secara keseluruhan sebagai wujud
pelaksanaan, pengaturan dan pengurusan rumah tangganya sendiri. Sumber-
sumber dana antara lain berasal dari PAD atau sebagian dari subsidi
pemerintah pusat.

You might also like