Professional Documents
Culture Documents
1292-Article Text-3688-1-10-20210421
1292-Article Text-3688-1-10-20210421
ABSTRACT
Dancers experience various injuries, because dancing requires high intensity
movements. Frequent injuries to dancers involve overuse of joints and muscles. The highest
potential for injury is in the knee. However, in the Bapang Malangan Dance, the arms are the
limbs that are often used in extreme movements. Thus the potential for injury can be high.
This study focuses on the kinematics of arm movement of the Bapang Malangan Dance in
relation to the possibility of injury. The research was carried out through analyzing image
data resulting from the rendering of dance video footage, following a kinematics-based
biomechanical framework and engineering dynamics. The results showed that the kinematic
analysis of the Bapang dancer's arm was depicted only on the change in position because
velocity and velocity could not be measured directly. Changes in the position of the Bapang
dancer's arms can be depicted in graphic form through frame analysis of the transformed
video files into image files. The arm joints that get a lot of weight are the shoulder and elbow
joints, which in Bapang Malangan dancers have the potential to experience injury due to
tugging and twisting. The complexities of movements and changes in dancer movements turn
out to make it difficult to determine the speed and acceleration by analyzing the rendered
images. A measuring instrument is needed that can directly measure arm movements when
dancing. This tool must not use cables so as not to obstruct the dance movement.
memakai topeng yang memiliki mata lebar. e. Patah tulang, diperoleh nilai maksimum
sebesar 10 dan nilai minimum sebesar
Menurut penelitian yang 5. Skor data Klasifikasi Cedera
dilakukan Flexfree [2], kurang lebih 90% diperoleh nilai mean (rerata) sebesar
penari mengalami bermacam-macam jenis 7,75, nilai median sebesar 8, nilai
cedera selama mementaskan tarian, karena modus sebesar 8, dan nilai standar
menari adalah aktivitas yang memerlukan deviasi sebesar 1,4.
gerakan dengan intensitas tinggi. Setiap f. Geser sendi, diperoleh nilai maksimum
pertunjukan tari memerlukan fleksibilitas, sebesar 4 dan nilai minimum sebesar 1.
keseimbangan, kekuatan dan daya tahan Skor data Klasifikasi Cedera diperoleh
yang tinggi. Untuk melakukan gerakan nilai mean (rerata) sebesar 3,2, nilai
tarian dengan teknik, tubuh mendapatkan median sebesar 4, nilai modus sebesar
tekanan terutama pada tulang, otot, tendon 4, dan nilai standar deviasi sebesar 1,1.
dan ligamen, yang dapat menyebabkan g. Dislokasi sendi, di peroleh data dari
angka cedera yang tinggi. Rata-rata penari perhitungan nilai mean dan standar
akan berlatih selama 6-35 jam per minggu. deviasi digunakan dasar pengkatagorian
Karena durasi waktu berlatih dan data, selanjutnya total skor data dalam
berulangnya gerakan, cedera yang banyak bentuk katagorisasi, diperoleh data
dialami penari lebih sering diakibatkan sangat sering 25%, sering 5%, cukup
penggunaan berlebihan dibandingkan sering 35%, dan kurang sering 35%.
dengan cedera akut. h. Kram otot, diperoleh nilai maksimum
Fauzi [3] dalam penelitiannya sebesar 5 dan nilai minimum sebesar 4.
tentang cedera di Sanggar Omah Wayang Skor data Klasifikasi Cedera diperoleh
Kabupaten Klaten menyebutkan bahwa nilai mean (rerata) sebesar 4,9, nilai
cedera yang biasanya dialami oleh penari median sebesar 5, nilai modus sebesar
meliputi: 5, dan nilai standar deviasi sebesar 0,3.
a. Sprain, dengan total skor data dalam Cedera yang paling sering dialami
bentuk katagorisasi, diperoleh data penari adalah cedera yang melibatkan
sangat sering 15%, sering 25%, cukup penggunaan sendi dan otot secara
sering 10%, dan kurang sering 50%. berlebihan. Namun demikian, seluruh
b. Strain, diperoleh nilai maksimum anggota tubuh berpotensi mengalami
sebesar 11 dan nilai minimum sebesar cedera pada saat menari. Potensi cedera
7. Skor data diperoleh nilai mean paling tinggi terdapat pada lutut. Akan
(rerata) sebesar 8,95, nilai median tetapi, pada Tari Bapang Malangan, lengan
sebesar 9, nilai modus sebesar 9, dan menjadi anggota tubuh yang sering
nilai standar deviasi sebesar 1,2. digunakan dalam gerakan yang ekstrem.
c. Lecet, diperoleh nilai maksimum Dengan demikian potensi cederanya bisa
sebesar 6 dan nilai minimum sebesar 2. tinggi. Penelitian ini berfokus pada
Skor data Klasifikasi Cedera diperoleh kinematika gerakan lengan Tari Bapang
nilai mean (rerata) sebesar 4,7, nilai Malangan dalam kaitannya dengan
median 56 sebesar 5, nilai modus kemungkinan cedera. Jenis tari ini dipilih
sebesar 5, dan nilai standar deviasi menjadi objek penelitian karena
sebesar 0,9. kemudahan akses penari dalam masa
d. Pingsan, diperoleh nilai maksimum pandemi.
sebesar 4 dan nilai minimum sebesar 2.
Skor data Klasifikasi Cedera diperoleh 2. KAJIAN PUSTAKA
nilai mean (rerata) sebesar 2,25, nilai Tari Bapang Malangan
median sebesar 2, nilai modus sebesar Tari merupakan salah satu
2, dan nilai standar deviasi sebesar 0,7. keragaman yang dimiliki oleh Indonesia.
Salah satu kota yang memiliki banyak
menggunakan jamang yang terbalik. Di akan tercipta. Gerakan ritmis dari anggota
Senggreng, Bapang diartikan sebagai tubuh manusia berfungsi sebagai media
tarian Baladewa yang memiliki karakter ekspresi dan pengungkapan perasaan dari
pemberani, dan beringasan [10]. penari yang mengikuti iringan musik.
Menarikan sebuah tarian tidak hanya
Gerakan Tari Bapang sekedar bergerak, tetapi ada maksud dan
Gerakan Tari Bapang Malangan makna tertentu yang terkandung dalam
dimulai dari Gedruk Gawang yaitu gerakan sebuah tarian. Maksud yang ingin
kaki menghentak ke tanah dan dua disampaikan beragam aspek, dapat berupa
tangannya memainkan kelambu yang aspek keagamaan, aspek pendidikan, aspek
dipasang pada gawang atau pintu hiburan, aspek kepahlawanan, dan lain
memasuki area pentas. Ketika sebagainya.
menghentakkan kaki maka gongseng yang Penari membutuhkan kemampuan
dikenakan pada kaki menghasilkan bunyi kekuatan, daya tahan, otot-otot tungkai
sesuai dengan irama gamelan [10]. sebagai tumpuan untuk bergerak. Begitu
Gerakan yang ada dalam Tari Bapang pula kelenturan, keseimbangan, serta
meliputi Adeg wala, Singget, Sirik, Glebak koordinasi gerak tubuh. Untuk dapat
lembehan – singget jluat, Kalong mawas, menari dengan baik perlu mempersiapkan
Nawu, Singget gedeg sewor potol, dan organ-organ dan otot-otot tubuh agar selalu
Sikutan. Menurut Endryanti dalam dalam kondisi baik sehingga dapat
Nofianto et al. [11] ada 21 (dua puluh satu) meningkatkan kualitas tarian (Astuti dalam
gerakan penghubung Tari Bapang [12]).
Malangan, yaitu: (a) Gerak siring; (b) Ilmu tentang gerak tubuh
Njluwat; (c) Ngglebak; (d) Singget; (e) dipelajari dalam kinesika dimana gerakan
Nigas; (f) Ngancap; (g) Ngapurancang; (h) tangan, muka, dan lainnya difungsikan
Ongkekan; (i) Ngunting; (j) Lembehan; (k) sebagai bagian dari proses komunikasi.
Penthangan; (l) Nggethak; (m) Mengkal; Tiga bentuk kinesika menurut Koyongkam
(n) Pusingan; (o) Gedruk gawang; (p) dalam [12] adalah:
Gedruk entram; (q) Banyak dhidis; (r) a. Fasial, dimana ekspresi wajah menjadi
Jalak kecancang; (s) Minyak slambu; (t) pesan yang akan disampaikan. Semua
Godhek siwur putul. ekspresi atau gerakan yang timbul dari
Gerakan Tari Bapang menurut wajah termasuk ke dalam kelompok
Hidajat [7] seharusnya diperagakan dengan fasial.
lepas dan lucu sehingga dapat membuat b. Gestural, pesan yang terkandung
penonton tertawa apabila menontonnya. disampaikan melalui gerakan sebagian
Gerakan tersebut tergantung permainan tubuh, misalnya gerakan tangan dan
gendang dan pengrawit. Sehingga penari jari.
bisa memperagakan dengan luwes dan lucu c. Postular, pesan yang disampaikan
sesuai iringan musik. Setelah itu penari melalui seluruh anggota tubuh. Jika
melakukan gerakan yang disebut semua anggota tubuh berperan aktif,
dengan gobesan, yaitu menggerakkan maka dapat dikatakan bahwa proses
kepala ke kanan dan ke kiri. Grebeg komunikasi melibatkan seluruh anggota
merupakan gerakan yang menggambarkan tubuh dan termasuk ke dalam postular
semangat yang meluap-luap menjadi akhir ini.
tarian. Setelah tarian selesai penari mundur Kemampuan menganalisis gerak
gawang. perlu dimiliki oleh penari, pendidik tari,
maupun kritikus tari [13]. Salah satu
Gerak dan Penelitian Gerak Tari bagian yang perlu dianalisis dari gerak tari
Gerak adalah unsur utama dalam adalah teknik gerak tari. Teknik berbicara
tari. Tanpa adanya gerakan, maka tari tidak tentang aturan–aturan yang harus
dilakukan penari saat menari untuk ditunjukkan pada Gambar 1. Data video ini
mengomunikasikan pesan melalui bahasa kemudian dilakukan rendering dengan
tubuh yang estetis. Cara menganalisis menggunakan aplikasi Adobe Premiere
teknik gerak tari dapat menggunakan Pro untuk mode 1 fps (frame per detik),
berbagai cara, salah satunya adalah dengan yaitu setiap 1 detik rekaman akan
analisis kinesiologi. Ilmu ini menggunakan didapatkan 1 gambar diam/foto. Rekaman
pendekatan medis yang berusaha video panjangnya 6:49 menit, artinya
menjabarkan gerak anatomi tubuh manusia terdapat 409 detik (Gambar 2), maka hasil
saat bergerak. Gerak tari merupakan gerak rendering akan terdapat 409 gambar.
yang kompleks, karena melibatkan seluruh Rendering dilakukan dengan
otot, sendi, dan tulang. Oleh karena itu, sisi menggunakan aplikasi Adobe Premier Pro.
negatif dari analisis kinesiologi terhadap Tidak semua data itu adalah data rekaman
tari adalah rumitnya proses analisis, dan tari. Data awal sepanjang 12 frame adalah
sisi positifnya adalah analis akan tahap persiapan, dan 5 frame terakhir
mendapatkan hasil analisa yang mendetail, adalah jeda penghentian rekaman. Jadi,
yang dapat digunakan untuk total frame tarian adalah 392 gambar yang
menstrukturkan otot dan sendi yang mewakili panjang tarian selama 6 menit 32
diaktifkan saat melakukan teknik gerak, detik. Data gambar tersebut kemudian
menyeragamkan gerak, dan dianalisis mengikuti konsep kinematika
menghindarkan penari dari cedera. Jadi, dan dinamika teknik. Pembahasan
dapat disimpulkan bahwa ilmu kinesiologi diarahkan pada pembebanan yang terjadi
dapat digunakan untuk menganalisis gerak pada sendi lengan, dan ditentukan kondisi-
tari tradisional yang juga didukung dengan kondisi kritisnya.
analisis gerak baku menurut pandangan
etnis geraknya, supaya rasa dari gerak tari
tersebut masih dapat dirasakan oleh
penonton.
Pada penelitian ragam gerak,
bentuk dan teknik gerak dapat dilakukan
untuk mencari berbagai kemungkinan
dalam penjelajahan gerak [14]. Tari tradisi
adalah pijakan yang efektif dalam mencari
berbagai kemungkinan gerakan yang
dilakukan dalam proses eksplorasi
tersebut. Gerak bisa dikreasi dari berbagai
kemungkinan materi yang efektif dan
efisien, ditinjau dari aspek penyampaian
sikap dan ragamnya, maupun kebutuhan
waktu yang digunakan. Tari tradisi sangat
membantu mahasiswa untuk
mengeksplorasi sikap, bentuk dan gerak
mulai dari kepala, tubuh, tangan dan kaki
sebagai pijakan gagasan dan ide untuk Gambar 1. Skema pengambilan data video.
mengembangkan kreativitas gerak. Posisi penari di tengah pendopo.
perubahan posisi lengan. Posisi lengan kanan dan kiri agar tidak bias ketika kedua
dibedakan menjadi 3 (Gambar 3), yaitu : tangan itu berbeda posisi. Hasil pencatatan
a. Titik siku berada di atas titik bahu (A) dilakukan sesuai urutan frame gambar
b. Titik siku lurus dengan titik bahu (L) hasil render. Hasil pencatatan ditunjukkan
c. Titik siku di bawah titik bahu (B) pada Tabel 1. Tabel tersebut digambarkan
Pencatatan perubahan posisi dalam bentuk grafik (Gambar 4)
dilakukan secara terpisah antara tangan
Gambar 3. Contoh posisi lengan penari. Dari kiri ke kanan: posisi lengan di bawah (BB),
lurus (LL), atas (AA), dan kombinasi (AL). Huruf pertama menunjukkan posisi lengan kanan,
huruf kedua menunjukkan posisi lengan kiri.
Keterangan tabel:
B : Posisi bawah, L : Posisi lurus, A : Posisi atas. Angka menunjukkan banyaknya frame posisi yang dimaksud
8
6
Posisi Lengan
4
2
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Waktu (detik)
Kanan Kiri
Gambar 4. Grafik perubahan posisi lengan. Untuk lengan kanan dilakukan konversi nilai
untuk 3 jenis posisi, yaitu A=3; L=2, dan B=1. Untuk lengan kiri konversinya adalah A=6;
L=5, dan B=4. Ini dilakukan agar grafiknya tidak menumpuk.
p1 = pinggul kanan l2 = lutut kiri bahu dan sendi siku dianggap menanggung
p2 = pinggul kiri k1 = tumit kanan lengan di sisinya masing-masing.
k2 = kaki (tumit) kiri Mengacu analisa statika, posisi BB
dan LL dalam Gambar 6. bisa dianggap
identik untuk sisi kiri dan kanan. Maka
contoh analisa akan dituliskan untuk salah
satu sisi saja, sementara sisi lainnya
mengikuti aliran pemikiran analoginya.
Keterangan gambar:
Gambar 6. Beban-beban pada lengan R = Gaya resultan, hasil penjumlahan
penari posisi BB dan LL. semua gaya
Rr = Gaya resultan reaksi radial
Keterangan gambar: Rl = Gaya resultan reaksi tangensial
Wa1 = Berat lengan atas kanan
Wa2 = Berat lengan atas kiri Dari Gambar 7. dapat diketahui bahwa
Wb1 = Berat lengan bawah kanan sendi siku (s) pada posisi BB mendpatkan
Wb1 = Berat lengan bawah kiri pembebanan tangensial (Rrs) dan radial
Wt1 = Berat tapak tangan kanan (Rls) yang berasal dan gaya beban Wt dan
Wt1 = Berat tapak tangan kiri Wb yaitu :
Rrs = Rrt + Rrb (1)
Pembebanan pada lengan penari Rls = Rlt + Rlb (2)
bertumpu pada sendi bahu, untuk sisi kiri
dan kanan tersendiri. Beban yang diterima Sementara sendi bahu (b) pada posisi BB
sendi bahu adalah beban kepala dan leher, mendpatkan pembebanan tangensial (Rrb)
dan beban lengan itu sendiri. Beban kepala dan radial (Rlb) yang berasal dan gaya
dan leher diasumsikan diterima dan beban Wa, Wt dan Wb yaitu :
ditahan oleh sendi leher (n), sehingga Rrb = Rrt + Rrb + Rra (3)
beban bahu dianggap bisa diabaikan. Maka Rlb = Rlt + Rlb + Rla (4)
pada analisa arah pembebanan ini, sendi
Rrb = Rrt (7) Gambar 10. Arah gaya dan momen pada
Mrs = Wa1 . la1b + Wb1 . lb1b – Wt1 . lt1b (8) sendi siku (s) dan bahu (b) pada kondisi
BB dan LL (Dimodifikasi dari [17] dan
Analisa Dampak Anatomi [18])
Susunan anatomi sendi bahu dan
sendi siku dapat dilihat pada Gambar 8. Dengan melihat arah
dan Gambar 9. Berdasarkan gambar- pembebanan dan momen yang terjadi pada
gambar tersebut arah pembebanan pada sendi-sendi tersebut, dapat dilihat bahwa
sendi acuan dapat ditampilkan pada potensi cedera yang muncul adalah akibat
Gambar 10. tarikan dan puntiran yang berpotensi
melepaskan sendi dari ikatannya dan
menciderai jaringan ikatnya. Hal ini sesuai
dengan peringatan yang dinyatakan oleh
[2] untuk pencegahan cidera sendi bahu
dan [16] tentang cidera sendi siku. Pada
kasus penari Bapang, cidera yang mungkin
terjadi adalah karena peradangan tendon
yang diakibatkan perulangan gerak
intensif, perobekan ligamen, dan
terpuntirnya tulang. Tekukan-tekukan siku
yang rumit bisa mengakibatkan
peradangan syaraf ulnar. Hal ini sesuai
Gambar 8. Anatomi sendi bahu [2] dengan informasi tentang cedera penari.
Cedera tersebut dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu tendinopati (peradangan
tendon), teregang (cedera yang melibatkan
ligamen), dan terkilir (cedera yang
melibatkan otot). Cedera tersebut
disebabkan karena beberapa faktor,
misalnya growth spurts,
ketidakseimbangan otot, kesalahan teknik
menari, peningkatan beban latihan atau
jadwal pertunjukan, dan penggunaan alas
kaki yang kurang tepat. Persentase cedera
pada tubuh penari dapat dilihat pada
Gambar 9. Anatomi sendi siku [16] Gambar 11 di bawah ini.
PERNYATAAN PENGHARGAAN
Penelitian ini merupakan bagian
dari penelitian dosen dalam skema
Penelitian Dasar Hibah Kompetitif
Nasional DRPM DIKTI tahun anggaran
2020 yang telah dijadikan skripsi dan lulus
diujikan untuk level Sarjana (S1).
DAFTAR PUSTAKA
[1] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
2018.
[2] C. Flex-free, “5 Tips Mencegah
Nyeri Bahu Ketika Liburan Dan
Cara Mengatasinya,”
Musculoskeletal Rehabilitation
Clinik, 2021.
https://flexfreeclinic.com/artikel/det
ail/89?title=5-tips-mencegah-nyeri-
bahu-ketika-liburan-dan-cara-
Gambar 11. Persentase cedera pada tubuh mengatasinya (accessed Jan. 13,
saat menari [19] 2021).
[3] I. Fauzi and B. Priyonoadi,
5. PENUTUP “Klasifikasi dan Pemahaman
Hasil penelitian ini menunjukkan Penanganan Cedera Pada Saat
bahwa analisis kinematika lengan penari Latihan Menari,” Med. J. Ilm.
Bapang digambarkan hanya pada Kesehat. Olahraga, vol. 17, no. 1,
perubahan posisinya saja karena kecepatan pp. 44–53, 2018.
dan kecepatan tidak bisa diukur langsung. [4] I. Manuaba, A. Setijowati, and P.
Perubahan posisi lengan penari Bapang Karyanto, “Keberadaan dan Bentuk
dapat digambarkan dalam bentuk grafik Transformasi Cerita Panji,” J.
melalui analisa frame dari hasil Penelit. Bahasa, Sastra, dan
transformasi file video ke file gambar. Pengajarannya, vol. 12, no. 1, pp.
Sendi lengan yang banyak mendapatkan 53–67, 2013.
beban adalah sendi bahu dan sendi siku, [5] E. Winarno and T. Widyatmoko,
yang pada penari Bapang Malangan Pengembangan Desain dan Fungsi
berpotensi mengalami cidera akibat tarikan Topeng Malang. Malang:
dan puntiran. Universitas Negeri Malang, 1998.
Kompleknya gerakan dan [6] Sumaryono, Antropologi Tari dalam
perubahan gerakan penari ternyata Perspektif Indonesia. Yogyakarta:
menyulitkan penentuan kecepatan dan ISI Yogyakarta, 2011.
percepatan dengan analisa melalui gambar [7] R. Hidajat, Mozaik Koreografi.
hasil render. Diperlukan alat ukur yang Malang: Gantar Gumelar, 2003.
langsung bisa mengukur gerakan lengan [8] R. Hidajat, “Wawasan Seni Tari
pada saat menari. Alat ini harus tidak Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni
menggunakan kabel agar tidak Tari,” Universitas Negeri Malang,
menghalangi gerak tarian. 2005.
[9] I. Fauzia, “Temu Topeng Malang,
Tari Topeng Bapang
Diperdebatkan,” Akurat.co, 2018. .
[10] S. Gandes Pamantes, “Sanggar Traksi, vol. 20, no. 2, pp. 107–121,
Gandes Pamantes Bawakan Tari 2020, doi:
Bapang di Turnamen Golf Polinema https://dx.doi.org/10.26714/traksi.20
Cup V,” gandespamantes.org, 2019. .2.2020.107-121.
https://www.gandespamantes.org/sa [16] C. Flex-free, “Cedera Siku Pada
nggar-gandes-pamantes-bawakan- Atlet Pelempar (Thrower’s Elbow),”
tari-bapang-di-turnamen-golf- Musculoskeletal Rehabilitation
polinema-cup-v/. Clinik, 2021.
[11] D. Nofianto, M. A. Sahbana, and N. https://flexfreeclinic.com/infokeseha
Finahari, “Analisis Biomekanika tan/detail/116?title=cedera-siku-
Pergerakan Pinggul Penari Bapang pada-atlet-pelempar-throwers-elbow
Malangan,” Kejaora, vol. 5, no. 2, (accessed Jan. 13, 2021).
2020. [17] S. Manis, “Fungsi Tulang Lengan
[12] G. Rubiono, N. Finahari, and I. Atas : Pengertian, Struktur, Letak,
Qiram, Biomekanika Tari. Pelekatan Otot dan Cara Melatih
Yogyakarta: K-Media, 2019. Tulang Lengan Atas (Humerus),”
[13] H. Mangoensong and S. Yanuartuti, Pelajaran.co.id, 2020.
“Analisis Teknik Gerak Tari https://www.pelajaran.co.id/2020/18
Tradisional Dengan Menggunakan /tulang-lengan-atas.html (accessed
Ilmu Kinesiologi,” J. Seni Tari, vol. Jan. 13, 2021).
9, no. 1, pp. 77–84, 2020, doi: [18] Anonim, “Anatomi Sendi Siku,”
https://doi.org/10.15294/jst.v9i1.391 Dokumen Indonesia, 2021.
81. https://dokumen.tips/documents/ana
[14] J. Sasanadjati, B. Sugito, and D. tomi-sendi-siku.html (accessed Jan.
Kristiandri, “Relevansi Tari Topeng 13, 2021).
Bapang terhadap Kreativitas [19] C. Flex-free, “Performing Arts
Gerak,” Geter J. Seni Drama, Tari, Injuries. Bagian Iv: Cedera Pada
dan Musik, vol. 2, no. 1, pp. 8–18, Penari,” Flex-free, Musculoskeletal
2019. Rehabilitation Clinic, 2020.
[15] N. Finahari and G. Rubiono, https://flexfreeclinic.com/artikel/det
“Kajian Biomekanika Model ail?id=273&title=performing-arts-
Matematis Tari Gandrung injuries-bagian-iv-cedera-pada-
Banyuwangi (Biomechanical Study penari.
of Mathematical Model of
Gandrung Dance Banyuwangi),” J.