You are on page 1of 21

MAKALAH

ISSUE ISSUE BIOETIKA DALAM DUNIA MEDIS

Dosen Pengampu :
Dr. Irdawati, S.Si, M.Si

Disusun Oleh ;
Kelompok 3

Diah Fahreza 23032056


Fadhila Dwi Putri 23032117

Husni Shabrina 23032015


Nurul Fadhila Aini 23032135

UNIVERSITAS NEGERI PADANGFAKULTAS MATEMATIKA


DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPATEMEN BIOLOGI
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT, yang mana atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Adapun tema dari makalah ini adalah “Issue Issue Bioetika dalam Dunia
Medis”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar


besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Bioetika, Ibuk Dr. Irdawati, S.Si,
M.Si. Juga kepada pihak pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah
ini.

Penulis tentu menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Maka dari itu kami mohon
saran dan krtik dari teman teman maupun Ibu dosen.

Padang, 6 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI………................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................... 2
2.1 Bayi Tabung ............................................................................................... 2
2.2 Transplantasi Organ .................................................................................... 6
2.3 Aborsi......................................................................................................... 9
2.4 Euthanasia ................................................................................................ 12
BAB III : PENUTUP .......................................................................................... iii
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... iii
Daftar Pustaka .................................................................................................... iv

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan biologi saat ini memberikan sumbangsi dan manfaat yang
besar dalam berbagai bidang kehidupan. Seiring dengan perkembangannya,
muncul problematika yang disebabkan oleh hasil perkembangan itu sendiri.
Untuk mengontrol dan mendampingi perkembangan biologi modern
dibutuhkan aturan dan batasan yang lebih lanjut dikenal dengan Bioetika.
Bioetika erat kaitannya dengan etika, moral, norma, budaya dan Agama. Etika
dan moral sebagai kajian tentang baik dan buruk suatu perbuatan, ditentukan
berdasarkan akal pikiran dan kebiasaan masyarakat, sedangkan akhlaq
ditentukan berdasarkan wahyu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu bayi tabung?
2. Apa itu transplantasi organ?
3. Apa itu aborsi?
4. Apa itu euthanasia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui issue issue bioetika dalam dunia medis
2. Untuk mengetahui permasalahan bayi tabung
3. Untuk mengetahui permasalahan transplantasi organ
4. Untuk mengetahui permasalahan aborsi
5. Untuk mengetahui permasalahan euthanasia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bayi Tabung

Pengertian Bayi Tabung

Secara bahasa bayi tabung berasal dari bahasa Inggris In Vitro Fertilization
yaitu usaha manusia untuk membuahi telur wanita (ovum) di luar tubuh wanita (in
Vitro). Bayi tabung terdiri dari dua unsur kata, yaitu “bayi” dan “tabung”. Kata
bayi menurut susunan kata-kata bahasa Indonesia adalah anak, atau anak kecil
yang baru lahir. Sedangkan kata tabung artinya seruas bambu, atau tempat
menaruh sesuatu.

Istilah bayi tabung merupakan terjemah dari (test tube baby) dalam bahasa
kedokteran dikenal dengan “In Vitro Fertilization and Embryo Transfer” (IVF-ET)
atau yang dikenal dalam khazanah hukum Islam dengan sebutan “Thifl al-
Anabib” atau “Athfal al-Anbubah” Yaitu tabung yang dibuat sebagai tempat
pembuahan sperma dan ovum menjadi janin, tabung yang digunakan untuk
melakukan pembuahan dibuat sedemikian rupa dengan teknologi dan
pertimbangan medis yang begitu cermat, sehingga serupa dengan keadaan saluran
telur dan rahim wanita, tempat sperma dan ovum biasanya diproses.

Setelah terjadi pembuahan pada tabung tersebut terbentuklah embrio


(mudghah), yang setelah cukup waktunya menurut pertimbangan medis, embrio
itu dipindahkan ke dalam rahim seorang wanita yang telah direncanakan
sebelumnya dan hingga tiba saatnya melahirkan. Jadi yang dimaksud bayi tabung
adalah sperma dan ovum yang dipertemukan dalam sebuah tabung. Setelah terjadi
pembuahan embrio telah terbentuk, kemudian disarangkan ke dalam rahim
wanita, hingga sampai pada saatnya lahirlah bayi tersebut. Bayi ini dikenal
dengan istilah bayi tabung. Pada umumnya alasan para pasangan suami istri
melakukkan program bayi tabung dikarenakan terdapat gangguan pada saluran

2
pembuahan biasanya (sekitar 80% pangan suami istri), mengalami pembuahan sel
telur oleh spermatozoa terjadi secara spontan. Dimulai dari pengantaran
spermatozoa lewat hubungan biologis, bertemunya spermatozoa dengan sel
disaluran reproduksi wanita (fallopi) hingga terjadinya pembuahan secara
sempurna. Kemudian, perpaduan sel telur itu terus berlanjut di dalam rahim
hingga melekatkan dirinya pada dinding rahim, bentuk disitu sampai sel itu
(nutfah) berubah menjadi embrio ('alaqah) dan seterusnya. Biasanya proses ini
terjadi apa adanya tanpa bantuan dari teknologi kedokteran ataupun obat-obat
kesuburan.

Proses bayi tabung

proses pelaksanaan bayi tabung yang terbagi menjadi empat tahap, yaitu
sebagai berikut

a) Persiapan Petik Ovum


Pada tahap ini dilakuakan persiapan pengambilan ovum. Tahapan ini
memerlukan waktu dua minggu hingga satu bualan. Pada tahap ini istri akan
di beri obat sebagai perangsang indung telur, sehingga dapat mengeluarkan
ovum. Dokter akan memberikan pengobatan yang berguna untuk menciptakan
kadar hormon reproduksi yang sesuai guna terciptanya proses ovulasi sel telur
matang. Sel-sel telur dalam masa pematangan akan dipantau setiap hari
dengan pemeriksaan darah istri.

3
b) Tahap Pengambilan Sel Telur
Terdapat dua cara untuk mengambil sel telur, yaitu dengan laparoskopi dan
ultrasonografus (USG). Dengan cara laparoskopi folikel akan tampak jelas
dengan leluasa kemudian indung telur dipegang menggunakan penjepit
khusus dan dilakukan persiapan. Selanjutnya cairan folikel yang berisi sel
telur ditampung di dalam tabung. Cairan itu akan dilihat melalui miskroskop
agar memasktikan bahwa sel telur telah ditemukan. Adapun cara kedua yaitu
dengan ultrasonografus (USG), folikel yang tampak pada layar ultrasonografi
transvaginal ditusuk dengan jarum melalui vagina kemudian dilakukan
penghisapan folikel yang berisi sel telur seperti cara pengisapan laparoskopi.

c) Pengambilan Sperma
Pemisahan untuk pemurnian kandungan sperma dari bahan-bahan lainnya.
Kurang lebih 20.000 sel sperma ditempatkan secara bersamaan dengan 1 sel
telur matang kedalam sebuah cawan khusus. Dalam hal ini diharapkan dapat
terjadinya proses fertilisasi sel telur dan sperma dalam kurun waktu 17-20 jam
setelah pengambilan sel telur dari ovarium.

d) Pemindahan Embrio (Embryo Transfer)


Embrio yang dilihat berkembang dengan baik akan ditanamkan dalam
rahim, biasanya embrio yang berkembang baik akan terlihat dengan jumlah 8-
10 sel pada saat akan ditanamkan dalam rahim. Embrio ini akan dipindakan
ke dalam rongga rahim seorang perempuan yang siap mengandung setelah 2-3
hari kemudian.

Dalil tentang bayi tabung

“Diriwayatkan dari Ruwaifi‘ bin Tsabit al-Anshari, ia berkata: Aku pernah


beserta Nabi saw waktu perang Hunain, beliau berdiri berkhutbah di antara kami,
(antara lain) beliau berkata: Tidak boleh bagi seorang yang beriman kepada Allah
dan hari akhir menyiramkan air (mani)nya ke ladang orang lain.” [HR. Ahmad].

4
Hadis ini juga sejalan dengan QS. Al Baqarah ayat 223.

ْ‫س ۤا ُؤكُم‬
َ ِ‫ِلنفُ ِسكُمْ َوقَ ِد ُموا ْۖ ِشئتُمْ اَنّٰى َحرثَكُمْ فَأتُوا ْۖ لَّكُمْ َحرثْ ن‬ َ ِ ْۖ ‫ّللا َواتَّقُوا‬
َّْٰ ‫َواعلَ ُم ْٓوا‬
ْ‫ِر ْۖ ُّم ٰلقُوْهُ اَنَّكُم‬
ِْ ‫ال ُمؤ ِم ِنينَْ َو َبش‬

223. Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja
dan dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-
Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman

Macam macam bayi tabung

a. Bayi tabung yang mrnggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami istri,
kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim istri

b. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum pasangan suami istri, lalu
embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim ibu pengganti (surrogate mother),

c. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami dan ovumnya berasal dari
donor, setelah embrio terbentuk lalu ditransplantasikan ke rahim istri

d. Bayi tabung yang menggunakan sperma donor, sedangkan ovumnya berasal


dari istri lalu embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim istri

e. Bayi tanung yang mengguanakan sperma dari donor, sedangkan ovumnya


berasal dari istri lalu embrionya ditranspantasikan ke dalam rahim surrogate
mother

f. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami, sedangkan ovumnya


berasal dari donor, kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim
surrogate mother

g. Bayi tabung menggunakan sperma dan ovum dari donor, lalu embrionya
ditransplantasikan ke dalam rahim istri

h. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum berasal dari donor,
kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim surrogate mother

5
2.2 Transplantasi Organ

Pengertian Transplantasi Organ

Transplan berasal dari bahasa Ingris yaitu kata transplantation (trans +


plantare: menanam), maksudnya penanaman jaringan yang diambil dari tubuh
yang sama atau dari individu lain. Dalam bahasa Arab transplantasi juga dikenal
dengan Naqlu Al-A’da zira’a al-a’dai’i. Transplan ialah mentransfer jaringan dari
bagian satu ke bagian yang lain, dan organ atau jaringan yang diambil dari badan
untuk ditanam ke daerah lain pada badan yang sama atau individu lainnya.

Adapun di dunia kedokteran organ yang dipindah disebut dengan graft


atau transplant, pemberi transplan dinamakan donor, penerima transplan disebut
kost atau resipien. Pada kamus bahasa Indonesia, pengertian transplantasi organ
meupakan penggantian organ tubuh yang tidak normal supaya dapat berfungsi
kembali sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Dalil transplantasi organ

Salah satunya yang terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 207:

ْ ِ َّ‫س ْهُ َيش ِري َمنْ الن‬


َْ‫اس َو ِمن‬ َ ‫ت اب ِتغَا َْء نَف‬
ِْ ‫ضا‬ َِّْ ْۖ ُ‫ّللا‬
َ ‫ّللا َمر‬ َّْ ‫ِبال ِع َبا ِْد َر ُءوفْ َو‬
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari
keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.

6
Jenis-Jenis Transplantasi

Ada beberapa jenis tranplantasi, baik berupa sel, jaringan maupun organ
tubuh.

1. Autograft ialah pemindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam


tubuh itu sendiri.
2. Allograft ialah pemindahan dari suatu tubuh ke tubuh lain yang sama
spesies.
3. Isograft ialah pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lainnya yang identik,
seperti pada kembar identik.
4. Xenograft ialah pemindahan dari suatu badan ke tubuh yang tidak sama
spesiesnya.
Sedangkan menurut Kutbuddin Aibak, dilihat dari hubungan
genetik antara donor dan resepien ada 3 macam transplantasi:
1. Auto transplantasi, yaitu transplantasi dimana donor dan resepiennya
dalam satu individu.
2. Homo transplantasi, dimana antara donor dan resepiennya merupakan
individu yang sama manusia dan manusia.
3. Hetero Transplantasi, yaitu donor dan resepiennya adalah hewan dan
resipiennya manusia.

Kasus transplantasi organ di Indonesia

Aliana Deveza baru berusia 19 tahun ketika merancang skema pertukaran


organ yang pada akhirnya menyelamatkan sang ibu dan nyawa seseorang yang
memerlukan liver untuk bisa menyambung hidup.
Apa yang ia lakukan digambarkan sebagai "sejarah kedokteran".
Ia berhasil membujuk rumah sakit untuk melakukan pertukaran organ pertama di
Amerika Serikat, yang melibatkan orang-orang yang tak punya hubungan
keluarga mendonorkan organ yang tidak sama.
Melalui pertukaran ini, Aliana menyelamatkan sang ibu, Erosalyn, yang
selama bertahun-tahun harus menjalani prosedur dialisis atau cuci darah untuk

7
bertahan hidup. Yang juga terselamatkan adalah seorang perempuan lain yang
sangat memerlukan liver. Aliana tak bisa menyerahkan ginjalnya ke sang ibu
karena dokter khawatir masalah ginjal yang dialami ibunya mungkin adalah
masalah keturunan. Jadi, mungkin saja Aliana punya masalah medis yang sama.
Di tengah himpitan waktu, Aliana melakukan riset dan hasilnya: dimungkinkan
untuk bertukar liver dengan ginjal.
Kita bisa mendonorkan ginjal karena hampir semua dari kita punya dua
ginjal, namun kita hanya perlu satu agar badan kita berfungsi.
Meski demikian, orang yang perlu ginjal tak selalu bisa mendapatkannya dari
seseorang, meski orang ini bersedia untuk menyumbangkan ginjalnya.

8
2.3 Aborsi

Pengertian Aborsi

Pengertian aborsi secara umum adalah pengguguran kandungan. Aborsi


bisa dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja. Aborsi yang secara tidak
sengaja dilakukan dapat terjadi akibat kecelakaan dan dikatakan aborsi yang tidak
melawan hukum, artinya tindakan tersebut tidak menyalahi aturan hukum.
Sedangkan tindakan aborsi yang melawan hukum adalah tindakan yang menyalahi
aturan hukum, lebih jelasnya pengguguran kandungan yang dilakukan secara
sengaja dan dapat berakibat hukum (bisa berakibat pidana penjara menurut
KUHP).

Tindakan aborsi yang melawan hukum sering terjadi tetapi jarang muncul
kepermukaan, ini terjadi karena masing-masing pihak antara pasien dengan
dokternya sama-sama bisa merahasiakan semua peristiwa aborsi tersebut.

Dalil Aborsi

QS. Al-An’am Ayat 151

ْ ُ‫ل تَعَالَوا ق‬
‫ل‬ ُْ ‫علَيكُمْ َربُّكُمْ َح َّر َْم َما اَت‬ ْ َّ َ ‫ن شَيـًٔـــا بِهْ تُش ِركُوْا ا‬
َْ ‫ِل‬ ِْ ‫سانًا َّوبِال َوا ِلدَي‬ ْ َ ‫ت َقتُلُ ۤوا َو‬
َ ‫ِل ْۖ اِح‬
‫ِل ْۖ َواِيَّاهُمْ نَر ُزقُكُمْ نَحنُْ ْۖاِم ََلقْ ِمنْ اَو َِلدَكُ ْم‬
ْ َ ‫ش ت َق َربُوا َو‬ َ ‫طنَْ َو َْما ِمن َها‬
ِ ‫ظ َه َْر َما ال َف َو‬
َْ ‫اح‬ َ َ‫ْۖ ب‬
َْ ‫ّللاُ َح َّر َْم الَّتِىْ النَّف‬
ْ‫س ت َقتُلُوا َو َِل‬ ِْ ‫صٮكُمْ ِلكُمْ ْٰذ ْۖ بِال َح‬
ْ َّ ‫ـق ا‬
ّْٰ ‫ِِل‬ ّْٰ ‫ت َع ِقلُونَْ لَعَلَّكُمْ بِهْ َو‬

Katakanlah (Muhammad), "Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan


kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada
ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati
perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu
membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar.
Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.

9
Hukum Aborsi di Indonesia

Sebenarnya tindakan aborsi itu dilarang oleh undang-undang. Tetapi


berdasarkan Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Pasal
75 ayat 2 terdapat perkecualian. Aborsi boleh saja dilaksanakan asal memenuhi
beberapa ketentuan-ketentuan yang sudah menjadi dasar pokok yang tidak boleh
dilanggar, baik dalam KUHP maupun aturan khusus yang sudah ditetapkan oleh
Pemerintah.
Aborsi yang dibenarkan menurut ketentuan aturan hukum karena untuk
penyelamatan kesehatan ataupun nyawa seseorang, misalnya saja ada seorang ibu
hamil yang kehamilannya di luar kandungan maka untuk menyelamatkan jiwa ibu
tersebut perlu diadakan tindakan operasi guna mengangkat janin yang berada di
luar kandungan itu karena tanpa diadakan tindakan operasi tersebut tidak menutup
kemungkinan jiwa ibu hamil tersebut terancam.
Dipertegas lagi dalam Pasal 76 bahwadalam aborsi yang berindikasi medis
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 75 ada beberapa hal yang menjadi suatu
persyaratan diantaranya adalah
a. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya.
b. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut.
c. Oleh tenaga kesehatan sesuai dalam ketentuan aturan.

Misalnya ada seorang wanita muda hamil karena alasan belum punya
suami dan karena malu kalau diketahui oleh teman temannya maka ia bermaksud
menggugurkan kandungannya dengan minta bantuan seorang dokter untuk
dapatnya kandungannya digugurkan dengan memberi imbalan atas jasa dokter
tersebut, aborsi seperti inilah yang tidak dibenarkan dalam KUHP, karena masuk
dalam klasifikasi kriminal (Abortus Provocatus Criminalistis).
Abortus Spontanius yaitu suatu kejadian yang mengakibatkan
kegugurannya suatu kehamilan dari seorang ibu hamil dikarenakan akibat
terpleset, jatuh, kecelakaan atau kejadian yang lain, misalnya ada seorang ibu
hamil saat mandi terpleset dan jatuh, dari kejadian ini telah terjadi pendarahan

10
yang cukup banyak dan mengakibatkan kegugurannya kehamilan yang
dikandungnya.

Kasus Aborsi di Indonesia

Wanita muda asal Musi Banyuasin, Sumatera Selatan berinisial DM (20)


dinyatakan tewas dengan kondisi pendarahan. DM tewas diduga saat menjalankan
praktek aborsi di kamar hotel Kuala Tungkal, Jambi.
Bayi DM yang masih berusia delapan bulan juga ditemukan tewas di kamar hotel
sambil dibungkus dengan plastik hitam. DM sendiri tewas dalam perjalanan
menuju rumah sakit.
Kapolres Tanjung Jabung Barat, Jambi, AKBP Padli, menjelaskan
kronologi peristiwa aborsi itu. Menurut dia, awalnya pasangan sejoli AR dan DM
berkenalan dengan SA, seorang perempuan yang mengaku sebagai bidan.
Perkenalan itu untuk merencanakan praktek aborsi untuk menggugurkan
kandungan DM.
Peristiwa dugaan praktek aborsi itu terbongkar pada hari Minggu (29/1),
pada saat itu seorang karyawan hotel didatangi oleh AR dan mengatakan bahwa
pacarnya sedang mengalami pendarahan di kamar hotel. Selanjutnya AR langsung
membawa DM ke RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal, sesampainya di rumah
sakit, ternyata DM dinyatakan telah meninggal dunia sebelum sampai ke rumah
sakit. Bayi jenis perempuan itu ditemukan tergeletak di lantai kamar hotel dengan
dibungkus plastik hitam.

11
2.4 Euthanasia

Pengertian euthanasia

Euthanasia (eu = baik, thanatos = mati) atau good death or easy death
sering pula disebut “mercy killing” pada hakekatnya pembunuhan atas dasar
perasaan kasihan, sebenarnya tidak lepas dari apa yang disebut hak untuk
menentukan nasib sendiri (the right self of determination) pada diri pasien.

Di dunia etik kedokteran kata euthanasia diartikan secara harfiah akan


memiliki arti “mati baik”. Di dalam bukunya seorang penulis Yunani bernama
Suetonius menjelaskan arti euthanasia sebagai “mati cepat tanpa derita”.
Euthanasia Studi Grup dari KNMG Holland (Ikatan Dokter Belanda) menyatakan:
“Euthanasia adalah perbuatan dengan sengaja untuk tidak melakukan sesuatu
untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu
untuk memperpendek atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan semua ini
dilakukan khusus untuk kepentingan pasien itu sendiri”.

Dalil Euthanasia
Q.S. An Nisa ayat 29

“Dan jangan kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha


Penyayang kepadamu.”[ An-Nisa’, 4 : 29]

12
Sejarah Euthanasia

Istilah euthanasia pertama kali dipopulerkan oleh Hippokrates dalam


manuskripnya yang berjudul sumpah Hippokrates, yang ditulis pada tahun 400-
300 SM. Dalam sumpahnya tersebut Hippokrates menyatakan; "Saya tidak akan
menyarankan dan atau memberikan obat yang mematikan kepada siapapun
meskipun telah dimintakan untuk itu".
Dari dokumen tertua tentang eutanasia di atas, dapat kita lihat bahwa,
justru anggapan yang dimunculkan oleh Hippocrates adalah penolakan terhadap
praktek eutanasia.7 Sejak abad ke-19, eutanasia telah memicu timbulnya
perdebatan dan pergerakan di wilayah Amerika Utara dan di Eropa. Pada tahun
1828 undang-undang anti euthanasia diberlakukan di negara bagian New York,
dan beberapa tahun kemudian diberlakukan pula di negara bagian lainnya. Setelah
masa perang saudara, beberapa advokat dan beberapa dokter mendukung
dilakukannya euthanasia secara sukarela, kelompok-kelompok pendukung
euthanasia mulanya terbentuk di Inggris pada tahun 1935 dan di Amerika pada
tahun 1938 yang memberikan dukungannya pada pelaksanaan euthanasia agresif,
walaupun demikian perjuangan untuk melegalkan euthanasia tidak berhasil
dijalankan di Amerika maupun di Inggris.
Pada tahun 1937, euthanasia atas anjuran dokter dilegalkan di Swiss,
sepanjang pasien yang bersangkutan tidak memperoleh kesembuhan . Pada era
yang sama, pengadilan Amerika menolak beberapa permohonan dari pasien yang
sakit parah dan beberapa orang tua yang memiliki anak cacat yang mengajukan
permohonan euthanasia kepada dokter sebagai bentuk "pembunuhan berdasarkan
belas kasihan". Pada tahun 1939, pasukan Nazi Jerman melakukan suatu tindakan
kontroversial dalam suatu "program" euthanasia terhadap anak-anak di bawah
umur 3 tahun yang menderita keterbelakangan mental, cacat tubuh, atau pun
gangguan lainnya yang menjadikan hidup mereka tak berguna. Program ini
dikenal dengan nama Aksi T4 ("Aktion T4") yang kelak diberlakukan juga
terhadap anak-anak usia di atas 3 tahun dan para jompo atau lansia.

13
Setelah dunia menyaksikan kekejaman Nazi dalam melakukan euthanasia,
maka pada era tahun 1940 dan 1950 berkuranglah dukungan terhadap euthanasia,
terlebih-lagi terhadap tindakan euthanasia yang dilakukan secara tidak sukarela
ataupun karena disebabkan oleh cacat genetika. Nazi yang saat itu dipimpin oleh
Adolf Hitler, menganggap bahwa orang cacat merupakan hambatan terhadap
kemajuan suatu bangsa, sehingga secara besar-besaran Nazi melakukan euthanasia
secara paksa kepada semua orang cacat di Berlin, Jerman.
Di India pernah dipraktekkan suatu kebiasaan untuk melemparkan
orangorang tua kedalam sungai Gangga. Lalu di Sardinia orang tua dipukul
hingga mati oleh anak laki-laki tertuanya di zaman purba. Di Uruguay kebebasan
praktek euthanasia dicantumkan dalam undang-undang yang telah berlaku sejak
tahun 1933. Begitu pula di beberapa negara Eropa, praktek euthanasia bukan lagi
kejahatan kecuali di Norwegia yang sejak 1902 memperlakukannya sebagai
kejahatan khusus. Di Amerika Serikat, khususnya di semua negara bagian
mencantumkan euthanasia sebagai kejahatan. Bunuh diri atau membiarkan dirinya
dibunuh adalah melanggar hukum di Amerika Serikat. Akan tetapi satusatunya
negara yang dapat melakukan tindakan euthanasia bagi para anggotanya adalah
Belanda. Orang dengan persyaratan tertentu dapat meminta tindakan euthanasia
atas dirinya.

Klasifikasi Euthanasia

Euthanasia ditinjau dari sudut cara pelaksanaannya dapat dibagi menjadi :


a. Euthanasia agresif, disebut juga eutanasia aktif, adalah suatu tindakan
secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya
untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup seorang pasien. Euthanasia
agresif dapat dilakukan dengan pemberian suatu senyawa yang
mematikan, baik secara oral maupun melalui suntikan. Salah satu contoh
senyawa mematikan tersebut adalah tablet sianida

14
b. Euthanasia non agresif, kadang juga disebut euthanasia otomatis
(autoeuthanasia) digolongkan sebagai euthanasia negatif, yaitu kondisi
ketika seorang pasien menolak secara tegas dan dengan sadar untuk
menerima perawatan medis meskipun mengetahui bahwa penolakannya
akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya. Penolakan tersebut
diajukan secara resmi dengan membuat sebuah "codicil" (pernyataan
tertulis tangan). Euthanasia non agresif pada dasarnya adalah suatu praktik
euthanasia pasif atas permintaan pasien yang bersangkutan.
c. Euthanasia pasif dapat juga dikategorikan sebagai tindakan euthanasia
negatif yang tidak menggunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif untuk
mengakhiri kehidupan seorang pasien. Euthanasia pasif dilakukan dengan
memberhentikan pemberian bantuan medis yang dapat memperpanjang
hidup pasien secara sengaja,contohnya dengan tidak memberikan bantuan
oksigen bagi pasien yang mengalami kesulitan pernapasan, tidak
memberikan antibiotika kepada penderita pneumonia berat, meniadakan
tindakan operasi yang seharusnya dilakukan guna memperpanjang hidup
pasien, ataupun pemberian obat penghilang rasa sakit seperti morfin yang
disadari justru akan mengakibatkan kematian. Tindakan eutanasia pasif
seringkali dilakukan secara terselubung oleh kebanyakan rumah sakit.

Euthanasia dalam pandangan Hukum dan HAM di Indonesia

Prinsip umum Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang berkaitan


dengan masalah jiwa manusia adalah memberikan perlindungan, sehingga hak
hidup secara wajar sebagaimana harkat kemanusiaannya menjadi terjamin, maka
berdasarkan hukum di Indonesia euthanasia adalah perbuatan yang melawan
hokum. Hal ini dapat dilihat pada peraturan perundang-undangan yang ada yaitu
pada Pasal 344 KUHP yang menyatakan bahwa "Barang siapa menghilangkan
nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan
nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selamalamanya 12 tahun".

15
Demikian juga halnya pada pengaturan pasal 388 KUHP dinyatakan:
“Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena
makar mati, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun”.
Sementara dalam ketentuan Pasal 340 KUHP dinyatakan, “ Barang siapa dengan
sengaja dan dengan rencana lebih dulu merampas nyawa orang lain diancam,
karena pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup atau selama waktu tertentu paling lama duapuluh tahun”,

Pasal 345 KUHP yang berbunyi “dengan sengaja menghasut orang lain
untuk membunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberikan daya
upaya itu jadi bunuh diri, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun”, dan
359 KUHP , yang dinyatakan “Barangsiapa yang karena salahnya telah
menyebabkan meninggalnya orang lain. Dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya lima tahun, atau dengan hukuman kurungan selam-lamanya satu
tahun”, yang juga dapat dikatakan memenuhi unsur-unsur delik dalam perbuatan
euthanasia. Dengan demikian, secara formal hukum yang berlaku di negara kita
memang tidak mengizinkan tindakan euthanasia oleh siapa pun juga .

Pandangan Euthanasia di Negara Lain

Sejauh ini euthanasia diperkenankan di negara Belanda, Belgia, Colombia,


Swiss, Spanyol, Jerman, Denmark dan ditoleransi di negara bagian Oregon di
Amerika. Pada tanggal 10 April 2001 Belanda menerbitkan undang-undang yang
mengizinkan euthanasia. Undang-undang ini dinyatakan efektif berlaku sejak
tanggal 1 April 2002, yang menjadikan Belanda menjadi negara pertama di dunia
yang melegalkan praktik euthanasia.

Sejak akhir tahun 1993, Belanda secara hukum mengatur kewajiban para
dokter untuk melapor semua kasus euthanasia dan mengakhiri hidup. Instansi
kehakiman selalu akan menilai betul tidaknya prosedurnya. Pada tahun 2002,
sebuah konvensi yang berusia 20 tahun telah dikodifikasi oleh undang-undang
Belanda, yaitu seorang dokter yang melakukan euthanasia pada suatu kasus
tertentu tidak akan dihukum.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 issue


bioetika di bidang medis yaitu bayi tabung, transplantasi organ, aborsi dan
euthanasia, keempat nya memiliki pandangan yang berbeda dalam bioetika, sesuai
dengan cara dipergunakannya.

Bayi tabung boleh dilakukan jika memenuhi syarat serta dilakukan dengan
cara yang benar, melalui sperma dan ovum yang berasal dari pasangan yang sah.
Transplantasi organ merupakan teknik kemajuan dalam ilmu kedokteran modern,
transplantasi organ boleh dilakukan jika ada ketentuan mendesak dan tidak ada
lagi upaya medis dalam penyembuhannya kecuali dengan transplantasi.

Tindakan aborsi dilarang oleh undang undang maupun syariat, Tetapi


berdasarkan Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Pasal
75 ayat 2 terdapat perkecualian, misalnya aborsi yang dilakukan untuk
penyelamatan kesehatan ataupun nyawa seseorang. Untuk euthanasia belum ada
hukum yang mengatur secara jelas mengenai praktek euthanasia. Namun, apabila
terjadi praktek euthanasia maka akan dijerat dengan pasal pembunuhan antara lain
pasal 304, 306, 340, 344, 3345, 359, 356, dan 388 KUHP.

iii
DAFTAR PUSTAKA

Ali Akbar, Seksualita Ditinjau Dari Hukum Islam, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1986), h. 48. 2Aminuddin, dkk,
Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, ( Bogor: Ghalia
Indonesia), h.192.
Adil Yusuf al-Izzazy, Fiqih Kehamilan (Pasuruan: Hilal Pustaka, t.th), h. 119.
Tono Djuantono dkk,
Mustaqim, “Argumentasi Keniscayaan Tafsir Maqashidi sebagai basis Moderasi
Islam.”hlm. 39-40 17 Mustaqim. Hlm. 41
Ahmad Muhammad Kan’an, Al-Mausu’atu At-Thibbiyah Al-Fiqhiyah (Beirut:
Dar Al Nafa’is, t.t.). hlm. 713
Notoatmodjo, Etika dan Hukum Kesehatan. Hlm. 147
M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. hlm.
153
Iman Jauhari, “Kesehatan Dalam Pandangan Hukum Islam Health Views In
Islamic Law,” Kanun Jurnal Ilmu Hukum No. 55, Th. XIII (Desember 2011). Hlm.
40
Kutbuddin Aibak, Kajian Fiqh Kontemporer (Yogyakarta: TERAS, 2009). Hlm.
122-123
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-59969569
https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-6541675/kronologi-
aborsi-yang-tewaskan-ibu-bayi-dalam-kamar-hotel-di-jambi
Karyadi, P.Y. Euthanasia: Dalam Perspektif Hak Azasi Manusia. Yogyakarta
Penerbit Media Pressindo: 2001: h. 53-87.
Budiyanto, A, et.al. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Indonesia:1997: h. 25-8

iv

You might also like