Professional Documents
Culture Documents
:
Kelas: E
K 4
*a
u Aufarrahman 200110150139
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Makalah mata kuliah Reprodukksi Ternak. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur'an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Reproduksi Ternak
dengan judul Organ Reproduksi Ternak Betina. Selanjutnya kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Nurcholidah Solihati,M.si .
selaku dosen mata kuliah Biokimia dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan Makalah ini.
Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan Makalah ini, tetapi semoga dalam pembuatan makalah-makalah
berikutnya dapat lebih baik. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar 222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 i
PENDAHULUAN 22222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 1
1.1 Latar Belakan) 222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 1
1.2 Identifikasi Masalah 2222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 1
1.3 Tu/uan 9enulisan 222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 1
1.4 Manfaat 9enulisan 2222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 2
BAB II
PEMBAHASAN 2222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 3
KESIMPULAN.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Organ reproduksi betina terbagi menjadi beberapa bagian, yang tersusun dan
bekerja sama secara kompleks hingga membentuk suatu kesatuan kerja sehingga
dapat digunakan dalam proses reproduksi dan menghasilkan keturunan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup suatu spesies. Organ reproduksi betina
terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah Ovarium, Tuba Falopii (Oviduk),
Uterus, Serviks, Vagina, dan Vulva.
3
2.1.1 Ovarium
Ovarium terletak di dalam kavum abdominalis, mempunyai dua fungsi,
yaitu sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan organ
endokrin yang mengeluarkan hormon reproduksi betina yaitu estrogen dan
progesteron. Pada umumnya ovarium terdapat dua buah, kanan dan kiri yang
terletak di dalam pelvis. Bentuk dan ukuran ovarium berbeda-beda menurut
spesies dan fase dari siklus estrus. Ovarium terdiri atas bagian dalam yang disebut
medulla dan bagain luar yaitu korteks (Soeparna & N.Solihati, 2014).
Dua komponen penting yang terdapat pada ovarium yaitu folikel dan korpus
luteum. Folikel pada ovarium berasal dari epitel benih yang melapisi permukaan
ovarium. Dalam mencapai berkembangannya, folikel mealui tingkatan-tingkatan
folikel primer, sekunder, tersier (yang sedang tumbuh) dan de Graf (yang matang)
(Tita D.L & Ismudiono, 2013).
Pada sapi, berbentuk oval dengan ukuran bervariasi dengan panjang 1,3-5,0
cm, dan lebar 1,3-3,2 cm, dan tebal 0,6-1,9cm. pada domba, ovarium berbentuk
lonjong dengan panjang berkisar 1,3-1,9 cm, sedangkan pada kuda berbentuk
seperti ginjal dengan ukuran panjang 4,0-8,0 cm, lebar 3,0-6,0 dan tebal 3,0-5,0
cm. Ovarium pada babi, berbentuk lonjong menyerupai serangkai buah anggur
karena banyaknya folikel dan orpus luteum (Soeparna & N.Solihati, 2014).
4
membentang daricornu uteri ke arah dinding lateral pelvis (Farrer, 1996). Oviduct
bersifat bilateral, strukturnya berliku-liku yang menjulur dari daerah ovarium ke
cornu uteri dan menyalurkan ovum, spermatozoa dan zigot. Tiga segmen tuba
uterina dapat dibedakan, yakni infundibulum (berbentuk corong besar), ampulla
(bagian berdinding tipis yang mengarah ke belakang dari infundibulum, dan
isthmus (segmen berotot yang berhubungan langsung dengan uterus (Dellman and
Brown, 1992).
2.1.3 Uterus
Uterus merupakan suatu struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk
penerimaan ovum yang telah dibuahi, nutrisi dan perlindungan fetus, dan stadium
permulaan eksplusi fetus pada waktu kelahiran. Uterus pada mamalia terdiri dari
corpus, serviks dan dua tanduk atau cornua. Proporsi relative masing-masing
bagian ini demikian pula bentuk dan susunan akan berbeda-beda pada setiap
spesies sebagaimana organ-organ internal berongga pada umumnya dinding
uterus terdiri dari selaput mukosa dibagian dalam, selapis otot licin dibagian
tengah, dan selapis serosa dibagian luar ialah peritorneum (Lestari, Damayanti.
2014).
Menurut T.D Lestari dan Ismudiono (2013) dinding uterus terdapat tiga
lapisan yaitu selaput mukosa dan sub mukosa yang disebut endometrium, lapisan
yang ditengah yang merupakan otot disebut myometrium dan lapisan luar yaitu
serosa disebut perimetrium.
Uterus terdiri dari cornua uteri yang berfungsi tempat menempelnya zigot
dan corpus uteri yang berfungsi sebagai tempat deposisi semen saat Inseminasi
Buatan.
2.1.4 Serviks
Serviks meupakan otot sphincter yang terletak di antara uterus dan vagina.
Struktur serviks pada hewan mamalia berbeda-beda tetapi umumnya dicirikan
adanya penonjolan-penonjolan pada dindingnya. Pada ruminansia penonjolan-
penonjolan ini ini terdapat dalam bentuk lereng-lereng transversal dan saling
menyilang, disebut cincin-cincin annuler (annulus servikalis). Cincin-cincin
5
tersebut tersusun dalam bentuk sekrup ulir (pembuka tutup botol) yang
disesuaikan dengan perputaran spiralis penis babi. (Soeparna & N.Solihati, 2014).
Fungsi serviks yang utama adalah menutup lumen uterus sehingga tidak
memberi kemungkinan untuk masuknya jasad renik ke dalam uterus. Lumen
serviks selalu tertutup kecuali pada waktu birahi dan melahirkan. Pada waktu
birahi hanya terbua sedikit untuk emberi jalan masuk bagi semen.(Tita D.L &
Ismudiono, 2013).
2.1.5 Vagina
Vagina merupakan buluh berotot yang menjulur dari cervix sampai
vestibulum. Lipatan memanjang rendah dari mukosa-submukosa terentang
sepanjang vagina. Vagina sapi betina, lipatan melingkar yang penting juga
terdapat di bagian kranial vagina. Variasi daur tampak pada tinggi serta struktur
epitel. Peningkatan jumlah lendir vagina selama berahi terutama berasal dari
cervix. Epitel yang mengalami kornifikasi yang meluas merupakan gejala berahi.
Proses ekstensifikasi sangat jelas pada karnivora dan rodensia, tidak terjadi secara
nyata pada ruminansia, mungkin karena pengeluaran estrogen yang rendah pada
jenis ruminansia pada umumnya (Dellmann and Brown, 1992).
Vagina terletak di bagian belakang dari rongga pelvis sebelah atas dari
kantong kencing. Pada waktu melahirkan rongga vagina dapat meluas dan
membesar sesuai dengan besar fetus yang akan dilahirkan (Hardjopranjoto, 1995).
Vagina berbentuk pipa, berdinding tipis dan elastis. Lapisan luar berupa tunika
serosa yang diikuti oleh lapisan otot polos yang mengandung serabut otot
6
longitudinal dan sirkular. Lapisan mukosa umumnya terbentuk dari stratified
squamous epithelial cells. Sel epitel ini berubah menjadi sel yang tanpa nukleus
karena pengaruh estrogen. Membran mukosa vagina terdiri dari sel kelenjar dan
sel bersilia. Sel kelenjarnya sangat sedikit yaitu hanya pada bagian depan. Sel
kelenjar ini menghasilkan lendir yang berfungsi sebagai lubrikasi dan melindungi
terjadinya aberasi pada saat kopulasi (Widayati et al., 2008). Menurut Widayati et
al. (2008), ukuran vagina bervariasi tergantung pada jenis hewan, umur, dan
frekuensi melahirkan (semakin sering melahirkan, maka vagina semakin lebar).
Vagina terdiri dari dua bagian, yaitu portio vaginalis cervices (bagian yang dekat
cervix) dan vestibulum.
Bagian depan dari vagina mencakup portio vaginalis uteri dan permuaraan
luar uterus dinamakan fornix vaginae. Dindingnya tipis terdiri dari otot licin,
lumennya diseliputi oleh selaput mukosa yang berlipat-lipat, tanpa kelenjar, di
mana lapisan mukosanya memperlihatkan berbagai keadaan yang secara
fungsional tergantung kepada fase dari siklus birahinya (Hardjopranjoto, 1995).
Legokan yang dibentuk oleh penonjolan cervix ke dalam vagina disebut fornix. Ia
dapat membentuk suatu lingkaran penuh sekeliling cervix seperti pada kuda atau
atau tidak ada sama sekali seperti pada babi. Suatu fornix dorsal dapat ditemukan
pada sapi dan domba (Feradis, 2010).
2.1.6 Vulva
Vulva merupakan bagian terluar dari organ reproduksi betina. Alat kelamin
luar terbagi atas vestibulum dan vulva. Vestibulum merupakan bagian dari saluran
kelamin betina yang berfungsi sebagai saluran reproduksi dan urinaria. Pada vulva
terdapat bulu-bulu halus, vulva berfungsi sebagai tempat masuknya penis ternak
jantan, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wodzicka et all.,
(1991). Labia terdiri atas labia mayora (lipatan luar vulva) dan labia minora
(lipatan dalam vulva). Labia vulva ditutupi oleh bulu-bulu yang jarang dan
menjaga lubang luar saluran reproduksi. Pada domba commisure dorsal nya agak
membulat, sedangkan dari bagian ventral labia diteruskan sebagai tonjolan di
tengah-tengah. (Saliasbury, 1985). Dinding labia majora banyak mengandung
kelenjar sebaceous dan tubuler, lemak jaringan elastic, selapis tipis
7
otot licin, serta mempunyai struktur permukaan luar yang sama seperti kulit. Labia
minora adalah bibir yang lebih dengan jaringan ikat dibagian dalamnya. Pada
berbagai jenis ternak bibir vulva hanya sederhana dan tidak terdiri dari labia
majora dan minora.
Siklus estrus pada ternak betina dapat dilihat dari perubahan pada vulvanya.
Vulva dapat menjadi tegang karena bertambahnya volume darah yang mengalir ke
dalamnya. Ciri khas yang tampak dari selaput lendirnya adalah Merah, Hangat,
dan Bengkak. Vulva juga dapat berfungsi sebagai pelindung bagian vagina.
Organ reproduksi ayam betina ini pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu
ovarium dan oviduk, namun bagian dari oviduk ini terbagi menjadi lima bagian
yaitu infundibulum, magnum, isthmus, uterus, vagina, kloaka. Bagian organ —
organ tersebut yang akan membantu dalam proses pembentukan telur (yolk)
dengan sempurna.
2.2.1 Ovarium
Pada unggas ovarium dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium seperti buah
anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan
bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam
menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12
8
minggu dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin.
Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengaruh karotenoid
pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak homogen
maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan lapisan konsentris tidak
seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis), yang
merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen,
kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai volikel atau ovum yang
dinamakan yolk (kuning telur). (Tri, 2004).
Pada ayam Dewasa kelamin diantaranya dipengaruhi oleh faktor cahaya dan
pakan. Pengaruh pakan terhadap dewasa kelamin sangat ditentukan oleh kadar
9
protein, lemak, protein dan kalsium, karena akan menyebabkan peningkatan
hormon estrogen yang diperlukan untuk pembentukan sel telur, merangsang
peregangan tulang pubis dan pembesaran vent guna mempersiapkan ayam betina
untuk bertelur. Pola pemberian pakan dan nilai gizi yang terkandung di dalamnya
sangat menentukan kondisi menjelang dewasa kelamin terutama organ reproduksi
mulai dari ovarium sampai kloaka (Martha, 2012).
2.2.2 Oviduk
Menurut Tri, (2004) secara anatomi alat reproduksi ayam (oviduk) terbagi
ke dalam 3 bagian (dari anterior ke posterior) yaitu sebagai berikut:
Infundibulum atau Papilon
Panjang dari bagian ini adalah 9 cm dan fungsi utama dari mfundibulum ini
hanyalah menangkap ovum yang masak. Bagian ini sangat tipis dan
mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran vitelina. Kuning
telur berada di bagian mi antara 15-30 menit. Perbatasan antara
infundibulum dan magnum yang dinamakan dengan sarang spermatozoa
merupakan terminal akhir dari lajulintas spermatozoa sebelum terjadi
pembuahan.
Magnum
Merupakan bagian yang terpanjang dari oviduk yaitu 33 cm dan magnum
tersusun dari glandula tubuler yang sangat sensibel dimana sintesa dan
sekresi putih telur terjadi di sini. Mukosa dari magnum tersususun dari sel
gobelet. Sel gobelet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur
berada di magnum untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam.
Isthmus
Berfungsi mengsekresikan membran atau selaput telur. Panjang dari saluran
isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini antara 1 jam 15 menit sampai
1,5 jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna
putih sedangkan 4 cm terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh
darah sehingga memberikan warna merah.
1
Uterus
Uterus disebut pula glandula kerabang telur yang panjangnya 10 cm, pada
bagian mi terjadi dua phenomena yaitu hidratasi putih telur atau plumping
kemudian terbentuk karabang telur. Warna dari kerabang telur yang terdiri
dari sel phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir dari mineralisasi
kerabang telur. Lama mineralisasi antara 20-21 jam.
Vagina
Bagian ini hampir dikatakan tidak terdapat sekresi di dalam pembentukan
telur. Telur melewati vagina dengan cepat yaitu sekitar 3 menit, kemudian
telur dike-luarkan (oviposttiori) dan 30 menit setelah peneluran akan terjadi
kembali ovulasi.
Kloaka
Kloaka adalah bagian ujung luar dari oviduk tempat dikeluarkannya telur.
Total waktu yang diperlukan untuk pembentukan sebutir telur adalah 25-26
jam. Inilah salah satu penyebab mengapa ayam tidak mampu bertelur 2
lebih dari satu butir/hari. Disamping itu saluran reproduksi ayam betina
bersifat tunggal, artinya hanya oviduk bagian kiri saja yang mampu
berkembang. Padahal ketika ada benda asing seperti yolk dan gumpalan
darah menyebabkan tidak terjadinya ovulasi. Proses pengeluaran telur ini
diatur oleh hormon oksitosin dari pituitaria bagian belakang (pituitaria pars
posterior).
1
33 Magnum Produksi putih 3 jam 30
telur kental menit
bagian dalam
1
BAB III
KESIMPULAN
Fungsi organ reproduksi betina unggas dari ovarium adalah penghasil gamet
betina dan pembentukan kuning telur, Infundibulum berfungsi menangkap
ovum (yolk) terjadinya fertilisasi, Magnum berfungsi Produksi putih telur
kental bagian dalam, Isthmus berfungsi Pembentukan kerabang tipis,
Uterus berfungsi pembentukan kerabang telur, Vagina berfungsi
Pembentukan kulikula dan pewarnaan kerabang, dan Kloaka berfungsi
Pengeluaran telur dan organ reproduksi terluar.
1
DAFTAR PUSTAKA
Dellmann, H. Dieter and Etsher M. Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner
II. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Bandung: Alfabeta.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Horhoruw, Martha Wiesje. 2012. Ukuran Saluran Reproduksi Ayam Petelur Fase
Pullet yang Diberi Pakan Dengan Campuran Rumput Laut. Jurnal Ilmu
Ternak Dan Tanaman. Vol 2, No. 2, Hal 39-41.
Lestari, Tita Damayanti & Ismudiono. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Surabaya:
Airlangga University Press.
Saliasbury, G.M. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sobah. 2014. Laporan Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak Acara Anatomi Betina.
http://nurussobah.web.ugm.ac.id/2014/12/23/laporan-anatomi-betina. (Dia
kses pada Hari Minggu, 25 September 2016 Pukul 20:00 WIB).
Soeparna & N.Solihati, 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Bogor: IPB Press.
Toilehere, M. R. 1981. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Bandung:
Angkasa. Widayati, D.T, Kustono., Ismaya., S. Bintara. 2008. Ilmu
Reproduksi Ternak.
Fakultas Peternakan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta: Kanisius.