Professional Documents
Culture Documents
Strategi Pengelolaan Kampung Betawi Setu Babakan Sebagai Daya Tarik Wisata Di Jakarta Selatan
Strategi Pengelolaan Kampung Betawi Setu Babakan Sebagai Daya Tarik Wisata Di Jakarta Selatan
Vol. 7 No 1, 2019
Strategi Pengelolaan Kampung Betawi Setu Babakan Sebagai Daya Tarik Wisata Di Jakarta
Selatan
Nurul Hayati a, 1 Ida Ayu Suryasih a, 2
1nurulhayatiemdi@gmail.com,2idaayusuryasih@unud.ac.id
a Program Studi Sarjana Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia
Abstract
Tourist Attractions in Indonesia can be found in the form of natural, art and cultural traditions. They
can also be developed and utilized for sustainable tourism development. This culture tourism needs to be
developed with the aim of preserving the culture itself. The aim of the organization is to preserve culture
which is can be achieved effectively and efficiently by implementing a good management system. A good
management can be improved if the components are well functioned. A good management has managerial
functions, namely planning, organizing, directing and supervising.
This research was conducted at the Setu Babakan Betawi Cultural Village,because it is the only tourist
village that still exists in Jakarta that develops the concept of cultural tourism.This research uses observation,
interview and documentation techniques. The informants were the staff of the Setu Babakan Betawi Cultural
Village consists of service and information and administrative sub-section employees.
The results of the study show that the management in the Betawi Cultural Village has already been
conducted optimally, however there are still some inhibiting factors felt at the Setu Babakan such as structural
and operational obstacles. In this study it is also discuss SWOT analysis. The strategies have been formulated
such as using a land as an integrated tourist area, adding tourist attractions, preventing environmental
pollution, and conduct counseling on the preservation of Betawi culture.
Key words: cultural tourism, management functions, inhibiting factors, Betawi Village Setu Babakan.
105
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN:2338-8811, e-ISSN:2548-8937
Vol. 7 No 1, 2019
106
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN:2338-8811, e-ISSN:2548-8937
Vol. 7 No 1, 2019
Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso sebagai kawasan Betawi. Berikut akan dijelaskan mengenai
Cagar Budaya Betawi pada tahun 2004. Dalam pengelolaan PBB Setu Babakan berdasarkan
upaya untuk pelestarian budaya Betawi supaya fungsi manajemen yaitu planning, organization,
tidak hilang oleh perkembangan zaman, maka actuating dan controlling.
wisata budaya di Perkampungan Budaya Betawi Perkampungan Budaya Betawi Setu
Setu Babakan ini perlu dilestarikan. Hal ini yang Babakan memiliki perencanaan serta tujuan yang
terus diupayakan oleh pengelola Kampung akan dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Betawi Setu Babakan. Wisatawan yang Pengelola tidak menargetkan jumlah kunjungan
berkunjung masih bisa merasakan kebudayaan wisatawan perbulannya, karena PBB Setu
betawi yang sangat kental, misalnya wisatawan Babakan kontennya bukan wisata tapi
masih bisa menikmati berbagai pagelaran seni pengenalan budaya. Selain itu pengelola juga
tradisional betawi antara lain gambang kromong, memiliki rencana jangka panjang yaitu dengan
lenong, orkes samrah, beladiri beksi, dan tanjidor dibangunnya Zona B, Zona C, dan Zona
serta pertunjukan ondel-ondel yang selalu di Pengembangan. Proses pengawasan dilakukan
pentaskan kepada para pengunjung setiap akhir Kepala Unit dengan cara pendekatan secara
pekan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 kekeluargaan pada setiap pegawai. Dalam
meter persegi. Selain itu, wisatawan juga dapat menjalankan tugas-tugasnya untuk mencapai
mencicipi makanan khas Betawi seperti soto mie, keberhasilan diperlukan dukungan para pekerja
ketoprak, bir pletok, kerak telor, dan dodol yang kompeten serta berkualitas. Oleh sebab itu
betawi. Di kawasan ini juga dibangun Rumah dalam merekrut pegawai PBB Setu Babakan
Adat Betawi seperti Rumah Gudang, Rumah Joglo, dilakukan dengan pola rekrut PNS (Pegawai
dan Rumah Kebaya. Kawasan Setu Babakan Negri Sipil) seperti biasanya, karena berada
merupakan satu-satunya kampung pelestarian dibawah ikatan Dinas Pariwisata dan
budaya Betawi yang tersisa, oleh karena itu Kebudayaan (PEMDA). Saat ini pegawai UPK PBB
pengelolaan harus dilakukan secara optimal baik Setu Babakan yang berasal dari PEMDA
dari segi pelestarian aset budaya, infrastruktur berjumlah 12 orang. Menurut wawancara dengan
khas betawi, serta kesenian tradisional agar pengelola perlu penambahan staff lagi, khususnya
budaya betawi tetap hidup ditengah arus pada bidang pelaksanaan prasarana dan sarana.
modernisasi. Hal ini dilihat dari perkembangan PBB Setu
Babakan yang terus meningkat, jadi beban kerja
4.1 Pengelolaan Wisata Budaya di yang dirasakan lebih berat dan tidak sebanding
Perkampungan Budaya Betawi Setu BaBakan dengan volume wilayah yang begitu luas.
Setelah di resmikannya PBB Setu Babakan Adapun pengelolaan yang dilakukan UPK
sebagai kawasan pelestarian Budaya Betawi pada PBB Setu Babakan adalah melakukan penertiban
tahun 2004, maka berdasarkan Peraturan para pedagang yang tersebar di sekitaran Setu
Daerah Nomor 3 tahun 2005 maka di bentuklah Babakan. Pengelolaan dari segi aksesibilitas yaitu
organisasi untuk mengelola Setu Babakan yang dengan memperbaiki jalan dan pembuatan
dinamakan Unit Pengelola Kawasan jembatan gantung. Selanjutnya pengelolaan yang
Perkampungan Budaya Betawi (UPK PBB). Unit dilakukan di Zona A dan Embrio berupa
ini merupakan pelaksana teknis di lapangan yang pengelolaan rumah adat khas betawi, gedung
bertanggung jawab langsung dibawah PEMDA kuliner dan museum Betawi yaitu dengan cara
Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanaan kegiatan tetap menjaga kebersihan dan melakukan
pelestarian Perkampungan Budaya Betawi (PBB). pemeliharaan fasilitas, sarana dan prasarana
Tugas lembaga pengelola ini adalah untuk yang ada. Setelah itu ada juga pengelolaan jadwal
menjaga dan mempertahankan tata kehidupan pertunjukan seni yang dilaksanakan setiap akhir
dan nilai kebudayaan masyarakat Betawi, pekan di Zona A Setu Babakan. Dalam
mengembangkan seni budaya Betawi, serta pelaksanaan pengelolaan, Kepala Unit
memanfaatkan potensi lingkungan fisik, baik membimbing dan mengutarakan secara langsung,
potensi alam maupun buatan yang bertema memotivasi pegawainya agar semangat kerja, dan
107
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN:2338-8811, e-ISSN:2548-8937
Vol. 7 No 1, 2019
memantau secara langsung aktivitas pegawainya seperti dalam hal penertiban pedagang kaki
setiap saat. Dengan demikian kegiatan lima, harus berkoordinasi dulu dengan Dinas
pengelolaan dapat berjalan secara maksimal UMKM Perdagangan, itupun pelaksanaan
sesuai dengan tujuan bersama. Pengawasan pengelolaan tidak langsung dilakukan karena
dalam hal pemasukan dan pengeluaran dilakukan harus menunggu lagi kebijakan dari atas yang
di setiap akhir tahun dengan mengirim hasil lumayan memakan waktu lama.
rincian ke Badan Pengawasan Keuangan Prov DKI
Jakarta. Selain itu setiap bulannya juga diadakan 4.3 Analisis SWOT :
rapat tentang penyediaan dan penambahan 1) Kekuatan (Strength)
sarana prasarana, pengeluaran dan pemasukan • Mempunyai lahan yang luas untuk
UPK, rencana pengembangan dan pembangunan dikelola
serta kualitas kerja para pegawai di UPK PBB • Sumber daya manusia yang berkompeten
Setu Babakan. dalam pengelolaan
• Memberi kebebasan untuk warga sekitar
4.2 Faktor Penghambat dalam Pengelolaan berjualan di UPK PBB Setu Babakan
Setu Babakan merupakan kawasan cagar • Sebagai sarana yang berperan dalam
budaya yang memiliki luas lahan lebih kurang menyediakan kesempatan bagi sanggar-
289ha. Kawasan ini dikelola oleh lembaga sanggar Betawi
pengelola Kampung Betawi Setu Babakan yang 2) Kelemahan (Weakness)
dalam pelaksanaan nya menjalin kemitraan dan • Pengelolaan serta pemanfaatan lahan
kerjasama dengan instansi pemerintah, yang belum menyeluruh
SKPD/UKPD, masyarakat dan swasta. • Media promosi yang belum maksimal
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terdapat • Belum adanya kerjasama antara UPK PBB
beberapa kendala yang dihadapi Unit Pengelola dengan masyarakat terkait pengelolaan
Kawasan PBB Setu Babakan yaitu : wisata kuliner,wisata air dan kerajinan
1) Kendala struktural : Sumber daya manusia tangan
yang tidak mencukupi dalam menajemen • Masih kurangnya sumber daya manusia
pengelolaan. Meskipun saat ini setiap pegawai dalam manejemen pengelolaan
sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan 3) Peluang (Opportunity)
fungsinya masing-masing, namun tetap
• Lahan yang luas dapat dijadikan sebagai
dibutuhkan jumlah sumber daya manusia yang
wisata terpadu
lebih besar, khususnya dalam bidang
• Mendatangkan wisatawan lokal maupun
pelaksana prasarana dan sarana. Hal ini dilihat
asing
dari Perkembangan PBB Setu Babakan yang
Meningkatkan pendapatan dan taraf
terus meningkat sehingga beratnya beban
hidup masyarakat
kerja yang dirasakan, tidak sebanding dengan
• Dapat memperkenalkan kebudayaan dan
volume wilayah yang begitu luas.
kesenian masyarakat
2) Kendala operasional : Unit Pengelola PBB Setu
4) Ancaman (threat)
Babakan juga mengalami kesulitan
• Kurangnya ketertarikan masyarakat
berkoordinasi dengan instansi maupun
untuk datang ke Setu Babakan karena
SKPD/UKPD pembantu seperti dengan Dinas
atraksi yang kurang menarik
Sumber Daya Air, Dinas Binamarga, maupun
Dinas UMKM Perdagangan dikarenakan • Pencemaran Lingkungan
kendala operasional. Misalnya pada saat • Penyempitan lahan
dibutuhkan, alat untuk pengerukan Setu milik • Banyaknya pilihan destinasi modern di
Dinas Sumber Daya Air digunakan oleh dinas wilayah Jakarta Selatan
lain. Sehingga pelaksanaan pengerukan harus Selanjutnya diuraikan setiap strategi yang
ditunda dan UPK PBB harus menunggu dalam akan digunakan dalam pengembangan daya tarik
waktu yang cukup lama atau contoh lainnya,
108
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN:2338-8811, e-ISSN:2548-8937
Vol. 7 No 1, 2019
wisata Kampung Betawi Setu Babakan dilihat bagi seniman agar tidak kehujanan saat
dari: tampil di Setu Babakan.
1. Strategi S-O yang menggunakan kekuatan 4. Strategi W- T adalah strategi untuk
(strength) untuk menghasikan peluang meminimalkan kelemahan (weakness) untuk
(opportunities), yaitu: 1) lahan yang luas menghindarkan ancaman (threats) yang
dapat dimanfaatkan oleh UPK PBB untuk dapat dilakukan dengan cara : 1) melakukan
mengembangkan kawasan wisata terpadu penyuluhan dan sosialisasi tentang
yang yang tidak hanya menyediakan lahan pelestarian kebudayaan betawi; 2)
rekreasi tapi juga sebagai pusat edukasi melakukan kerjasama dengan agent travel
serta menyediakan hiburan khas Betawi; 2) untuk menyediakan paket wisata budaya ke
perbaikan dan penambahan fasilitas PBB Setu Babakan; 3) membuat aturan agar
penunjang harus dilakukan; 3) membangun tidak membuang sampah sembarangan atau
kios-kios serta menyediakan lahan yang mengadakan kegiatan daur ulang sampah
lebih luas bagi para pedagang untuk dengan melibatkan warga sekitar; 4)
berjualan; 4) melibatkan para pengunjung pengenalan budaya bagi generasi muda
untuk ikut serta mengikuti kesenian dapat dilakukan dengan membangun sekolah
tradisional bersama seniman-seniman budaya betawi.
betawi.
2. Srategi S-T adalah strategi yang muncul V. SIMPULAN DAN SARAN
karena adanya kekuatan (strength) yang 5.1 Simpulan
digunakan untuk mengatasi ancaman Simpulan dalam penelitian ini yaitu
(threats), yaitu: 1) dengan menyediakan pengelolaan di PBB Setu Babakan sudah berjalan
atraksi wisata yang lebih menarik seperti dengan baik, yaitu :
penyewaan sepeda, pemotretan dengan baju a) Perencanaan yang dilakukan UPK PBB Setu
adat betawi ataupun mengajarkan Babakan sudah berjalan dengan baik serta
pengunjung tari tradisonal betawi; 2) sudah ada upaya dalam pembangunan
menyediakan tempat sampah di setiap sudut namun masih memiliki beberapa kendala
Setu Babakan; 3) pembangunan Setu seperti kendala operasional dan struktural.
Babakan harus dilakukan sesuai dengan b) Pengorganisasian sudah berjalan dengan
zonasi yang telah ditentukan serta tetap baik. Seluruh pegawai dilibatkan, serta
memperhatikan tata ruang yang ada; 4) rutin dalam pengelolaan mereka sudah sesuai
mengadakan berbagai pertunjukan seni yang dengan tugas dan kewajibannya masing-
lebih menarik agar para pengunjung tidak masing walaupun masih terkendala
bosan untuk datang ke Setu Babakan. kurangnya sumber daya manusia dalam
3. Strategi W-O merupakan strategi pengelolaan
pemanfaatan peluang (opportunities) dengan c) Penggerakan para pegawai dilakukan
meminimalisir kekurangan (weakness), langsung oleh Kepala Unit, dengan cara
dengan cara : 1) pemanfaatan lahan yang memotivasi mereka serta turun langsung ke
luas untuk mengembangkan kawasan lapangan. Dilihat dari pelaksanaan
ekowisata; 2) melakukan promosi melalui pengelolaan telah berjalan dengan baik
media sosial dan bantuan Public Relation d) Pengawasan para pegawai dan administrasi
(PR); 3) memfasilitasi kegiatan cultural visit dilakukan langsung oleh Kepala Unit dan
kepada para pengrajin dengan menyediakan sudah dilakukan dengan baik.
jadwal khusus yang dapat dipilih oleh calon Selain itu terdapat beberapa faktor
wisatawan untuk dapat mengikuti workshop penghambat dalam pengelolaan PBB Setu seperti
kerajinan serta batik betawi dimana kendala struktural yaitu masih kurang nya
pengrajin lokal yang menjadi mentor nya; 4) sumber daya manusia dalam mangemen
membuat panggung indoor yang berguna pengelolaan, hal ini dapat dilihat dari beratnya
beban kerja yang dirasakan pegawai tidak
109
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN:2338-8811, e-ISSN:2548-8937
Vol. 7 No 1, 2019
5.2 SARAN
Diharapkan untuk kedepannya pengelola
dapat melakukan koordinasi secara
berkesinambungan dengan para SKPD/UKPD
yang membantu pengelolaan, Selain itu pengelola
juga bisa memperkerjakan para pegawai magang
/ outsoursing untuk membantu meringankan
pelaksanaan pengelolaan di PBB Setu Babakan.
110