Professional Documents
Culture Documents
Nama Kegiatan
Workshop Peningkatan Kompetensi Mengelola Pembelajaran
Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah
Disusun oleh :
M.MUSLIH,S.T,M.Si
NIP. 19661230 2007 01 1 011
SMA N 1 Comal
1
KATA PENGANTAR
M.MUSLIH,S.T,M.Si
NIP. 19661230 2007 01 1 011
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil
penilaian kinerja guru dan didukung dengan hasil evaluasi diri. Apabila
hasil penilaian kinerja guru masih berada di bawah standar
kompetensi yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru, maka
guru diwajibkan untuk mengikuti program pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang diorientasikan sebagai pembinaan dalam
pencapaian standar kompetensi guru. Sementara itu, guru yang hasil
penilaian kinerjanya telah mencapai standar kompetensi yang
dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru, maka kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan diarahkan kepada
pengembangan kompetensi untuk memenuhi layanan pembelajaran
berkualitas dan peningkatan karir guru.
Permeneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, menempatkan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu unsur
utama yang diberikan angka kredit untuk kenaikkan pangkat / jabatan
fungsional guru. Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
adalah kegiatan pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan
sesuai kebutuhan, secara bertahap, dan berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitas guru. Salah satu kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan diri.
Pengembangan diri adalah upaya untuk meningkatkan
profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan
perundang-undangan atau kebijakan pendidikan nasional serta
4
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan / atau seni. Salah
satu kegiatan pengembangan diri adalah mengikuti workshop
peningkatan kompetensi guru.
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan guru, kepala sekolah, dan pengawas
sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan guru dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran
yang memenuhi standart minimal untuk penilaian kinerja guru.
6
BAB II
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Materi Kegiatan
a. Struktur Program
Alokasi
No Materi Workshop
Waktu
Kebijakan Pemerintah Kabupaten
1 Pemalang dalam Bidang Peningkatan 2 JP
Kompetensi Guru
Teknik Memotivasi Peserta Didik dalam
2 5 JP
Proses Pembelajaran
Pengembangan Model-Model
3 7 JP
Pembelajaran Kooperatif
Pemilihan dan Pengembangan Media
4 8 JP
Pembelajaran
Praktek Mengelola Pembelajaran Melaui
5 11 JP
Micro Teaching
Jumlah 33 JP
b. Ringkasan Materi
Materi dalam workshop pengelolaan pembelajaran meliputi
kebijakan pengembangan profesi guru, teknik memotivasi peserta
didik, pengembangan model - model pembelajaran kooperatif, dan
7
pemilihan serta pengembangan media pembelajaran. Uraian tiap
– tiap materi workshop adalah sebagai berikut.
1) Kebijakan Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten
Pemalang
Pemerintah Kabupaten Pemalang melalui Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan bidang pembinaan ketenagaan terus
mengupayakan pelayanan yang optimal terhadap hak – hak
guru. Diantaranya bidang pembinaan ketenagaan terus
mengupayakan agar pemberian tunjangan profesi dapat
diterima oleh guru tepat waktu dan tepat jumlah. Sejalan
dengan itu pemerintah juga mendorong dan memberikan
kesempatan seluas-luasnya untuk senantiasa meningkatkan
kompetensinya sebagai pendidik profesional.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah
pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan, secara bertahap, dan berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitas guru. PKB mencakup kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi yang
didesain untuk meningkatkan karakteristik, pengetahuan,
pemahaman, dan ketrampilan. Unsur kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan menurut Permenneg PAN dan RB
Nomor 16 Tahun 2009, meliputi : Pengembangan diri,
Publikasi Ilmiah, dan Karya Inovatif. Kegiatan pengembangan
diri antara lain : mengikuti diklat fungsional dan kegiatan
kolektif guru. Publikasi Ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang
telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk
konstribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses
pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia
pendidikan. Publikasi ilmiah mencakup tiga kegiatan, yaitu :
presentasi pada forum ilmiah, publikasi ilmiah berupa hasil
8
penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan formal, dan
publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan / atau
pedoman guru. Karya inovatif adalah karya yang bersifat
pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai
bentuk konstribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses
pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia
pendidikan, sains / teknologi, dan seni.
2) Teknik Memotivasi Peserta Didik
a) Pengertian Motivasi
Istilah motivasi lebih populer dengan kata “motif “ yang
artinya daya upaya yang mendorong seseorang
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan. Berawal dari kata motif itu, maka motivasi
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi
aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama
bila kebutuhan untuk mencapai tujuan itu sangat
dirasakan atau mendesak.
b) Teknik Memotivasi Peserta didik
Di dalam proses pembelajaran, peranan motivasi peserta
didik baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan.
Dengan motivasi, peserta didik dapat mengembangkan
aktivitas dan inisiatif, sehingga dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam mengikuti proses
pembelajaran. Teknik dan bentuk motivasi bermacam –
macam. Oleh karena itu, pendidik harus hati – hati dalam
menumbuhkan dan memberi motivasi dalam proses
pembelajaran bagi peserta didiknya.
9
Bentuk dan teknik untuk menumbuhkan motivasi pada
peserta didik dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut.
(1) Memberi angka, yaitu guru memberikan angka-angka
dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam
setiap pengetahuan yang diajarkan kepada peserta
didik, sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga
ketrampilan dan sikapnya.
(2) Memberi hadiah, yaitu memberikan reward dalam
bentuk hadiah kepada peserta didik yang berhasil
melakukan atau mengerjakan tugas di atas peserta
didik yang lainnya dan melebihi indikator pencapaian
hasil belajar yang ditentukan oleh guru.
(3) Menciptakan kompetisi, yaitu guru menciptakan
kegiatan kompetisi baik perorangan maupun
kelompok untuk mendorong belajar peserta didik.
(4) Menumbuhkan ego-involvement, yaitu menumbuhkan
kesadaran peserta didik agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan untuk
bekerja keras.
(5) Memberi ulangan, yaitu memberikan ulangan secara
periodik untuk mendorong peserta didik lebih giat
belajar. Yang perlu diingat oleh guru adalah
memberitahu peserta didik apabila akan memberikan
ulangan.
(6) Mengumumkan hasil kerja, yaitu guru
memberitahukan hasil kerja peserta didik dengan cara
dipajang atau diumumkan, sehingga peserta didik
dapat mengetahui sendiri grafik kemajuan belajarnya.
10
(7) Memberi pujian, yaitu memberikan reward berupa
pujian, sentuhan, dan ekspresi dari guru yang positif
kepada peserta didik yang berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik.
(8) Memberi hukuman, yaitu memberikan punishment
berbentuk teguran kepada peserta didik yang kurang
aktif atau tidak dapat menyelasaikan tugas dengan
baik yang diberikan secara bijak dan tepat dalam
pemilihan kata teguran tersebut.
(9) Mendorong hasrat untuk belajar, yaitu mengajak
peserta didik untuk memahami pentingnya belajar dan
prestasi dalam menyongsong kehidupan di
masyarakat.
(10) Membangkitkan minat, yaitu guru menerapkan
berbagai variasi dalam mengajar dan mendorong
peserta didik untuk memperoleh prestasi yang baik.
(11) Menjabarkan tujuan yang diakui peserta didik, yaitu
guru harus mengawali pembelajaran dengan
menjabarkan tujuan pembelajaran yang dapat
dimengerti dan menarik peserta didik.
12
4) Pengembangan Media Pembelajaran
a) Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah, media berarti perantara atau pengantar.
Accociation for education and communication technologi
(AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk yang
digunakan untuk proses penyaluran informasi. Media
pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan
proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar
mengajar, pemakaian kata media pembelajaran sering
digantikan dengan istilah – istilah seperti : bahan
pembelajaran (instructional material), komunikasi pandang
dengar (audio visual communication), alat peraga
pandang (visual education), alat peraga dan media
penjelas.
b) Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran dipilih dan digunakan hendaknya
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dalam rangka
mempermudah proses pembelajaran, sehingga peserta
didik dapat memahami materi yang disampaikan. Jenis
media yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut.
(1) Gambar foto, yaitu gambar yang diambil dengan
melukis atau kamera, sehingga menyerupai bentuk
aslinya.
(2) Sketsa, yaitu gambar sederhana yang melukiskan
bagian-bagian tanpa detail.
(3) Diagram, yaitu gambar sederhana yang menggunakan
garis-garis dan simbol.
13
(4) Bagan, yaitu ringkasan butir-butir penting yang berupa
ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya
disampaikan secara tertulis atau lisan saja.
(5) Grafik, yaitu gambar sederhana yang menggunakan
titik-titik, garis atau gambar.
(6) Poster, yaitu media yang berbentuk ajakan untuk
mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang
yang melihatnya.
(7) Peta, yaitu gambaran permukaan bumi pada bidang
datar dengan skala tertentu melalui sistem proyeksi.
(8) Globe, yaitu tiruan bola bumi dalam bentuk kecil.
(9) Flip chart, yaitu lembaran kertas berisikan bahan
pelajaran yang tersusun rapi dan baik.
(10) Akuarium, yaitu wadah atau tempat untuk memelihara
berbagai berbagai jenis komunitas kehidupan dalam
air.
(11) Bangun ruang, yaitu bangun matematika yang
mempunyai isi maupun volume.
(12) Diorama, yaitu gambaran kejadian, baik yang
mempunyai nilai sejarah ataupun tidak, yang disajikan
dalam bentuk mini atau kecil.
(13) Herbarium, yaitu koleksi (contoh) tumbuhan yang
telah dikeringkan atau diawetkan.
D. Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut dari pengembangan diri melalui kegiatan
workshop pengelolaan pembelajaran yang akan dilakukan adalah 1)
mempresentasikan pada teman sejawat di sekolah, 2) memotivasi
dan mendampingi teman sejawat untuk mengelola pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan, 3) melakukan inovasi pembelajaran
dengan berbagai model pembelajaran aktif.
15
BAB III
PENUTUP
Kegiatan pengembangan diri melalui workshop pengelolaan
pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru, terutama peningkatan
kompetensi dalam mengelola pembelajaran. Karena dengan kegiatan
workshop tersebut memberikan motivasi guru untuk melakukan inovasi
pembelajaran secara terus-menerus. Hal ini akan berdampak pada
aktivitas belajar siswa, karena guru menerapkan model pembelajaran
kooperatif.
Oleh karena itu, kegiatan – kegiatan pengembangan diri yang lain
agar terus dilakukan dan disediakan baik oleh kelompok kerja guru
maupun pemerintah. Kesempatan untuk mengikuti kegiatan
pengembangan diri diperluas, sehingga semua guru dapat dengan mudah
dan murah mengikuti kegiatan pengembangan diri tersbut.
Kepada instansi yang berkompeten, organisasi profesi, dan
kelompok kerja guru agar selalu mendorong dan memotivasi serta
memberikan kesempatan kepada semua guru untuk melakukan kegiatan
pengembangan diri. Sehingga, peningkatan kompetensi guru secara
menyeluruh dapat terwujud yang puncaknya mutu pendidikan akan
meningkat pula.
16