You are on page 1of 53

KERAGAAN AGRIBISNIS USAHATANI MELON (Cucumis

melo L) DI DESA PALOH LADA KECAMATAN DEWANTARA


KABUPATEN ACEH UTARA
(Studi Kasus : Eco-Agroindustry)

LUTHFIAH ISMI SAFIRA


180320006

SKRIPSI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2022
KERAGAAN AGRIBISNIS USAHATANI MELON (Cucumis
melo L) DI DESA PALOH LADA KECAMATAN DEWANTARA
KABUPATEN ACEH UTARA
(Studi Kasus : Eco-Agroindustry)

LUTHFIAH ISMI SAFIRA


180320006

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Jurusan Agribisnis Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVESITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2022
ABSTRACT

Melon Farming Agribusiness Performance in Paloh Lada Village, Dewantara


District, North Aceh Regency (Case studi : Eco-agroindustry). The purpose of this
study was to determine the performance of Melon Agribusiness Farming in Paloh
Lada Village, Dewantara District, North Aceh Regency (Case studi : Eco-
agroindustry). To find out the benefits of Melon Farming Agribusiness
Performance in Paloh Lada Village, Dewantara District, North Aceh Regency
(Case studi : Eco-agroindustry). This research was conducted in Paloh Lada
Village, Dewantara District, North Aceh Regency (Case studi : Eco-agroindustry).
In July 2022. The research method used is a survey, for the sampling method is
done intentionally (puposeive sampling). The data collection method has been
determined by using a tool in the form of a questionnaire that has been prepared in
advance. Data processing was done by tabulation and analyzed descriptively with
a qualitative approach and descriptive analysis with a mathematical approach. The
results showed that, Melon Farming Agribusiness Performance includes :
Production facilities subsystem, farming subsystem, processing subsystem,
marketing subsystem, and support subsystem. Melon fruit sales activities carried
out by melon farmers are by way consumers coming directly to the melon garden
location (Case studi : Eco-agroindustry). Melon farmimg in Paloh Lada Village,
Dewantara District, North Aceh Regency (Case studi : Eco-agroindustry) is
feasible to cultivate. Where the R/C ratio 2,0 which means that every Rp. 1 of the
cost incurred will provide an income of 2,0 with an R/C of more than one which
can be said to be profitable for the melon farming. The B/C ratio analysis is 1,0
meaning that each production cost expenditure is Rp. 1 will get a profit of 1.0.

Keywords: agribusiness performance, melon, R/C, B/C.


RINGKASAN

LUTHFIAH ISMI SAFIRA. Keragaan Agribisnis Usahatani melon (Cucumis


melo L) di Desa paloh lada Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara (Studi
kasus : Eco-agroindustry). Di bawah bimbingan MAWARDATI dan BARMAWI.

Keragaan Agribisnis Usahatani Melon (Cucumis melo L) di Desa Paloh Lada


Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara (Studi kasus : Eco-agroindustry).
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui Keragaan Agribisnis Usahatani
Melon di Desa Paloh lada Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Untuk
mengetahui keuntungan Usahatani melon di Desa Paloh Lada Kecamatan
Dewantara Kabupaten Aceh Utara (Studi kasus : Eco-agroindustry).. penelitian ini
dilaksanakan di Desa Paloh Lada kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara
pada bulan Juli 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah survey, untuk
metode penarikan contoh dilakukan dengan sengaja (purpossive sampling).
Metode pengumpulan data yang telah ditentukan dengan menggunakan alat bantu
berupa kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pengolahan data dilakukan
secara tabulasi lalu dianalisa dengan pendekatan matematik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, Keragaan Agribisnis Usahatani Melon meliputi : Subsistem
sarana produksi, subsistem usahatani, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran
dan subsistem penunjang. Kegiatan penjualan melon yang dilakukan oleh petani
melon adalah dengan cara konsumen datang langsung ke lokasi kebun Eco-
agroindustry dan diambil pengumpul. Usahatani melon di Desa paloh Lada
Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara (Studi kasus : Eco-agroindustry)
layak untuk diusahakan. Dimana R/C yang diperoleh sebesar 2,0 yang artinya
setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar 2,0
dengan R/C > 1 dapat dikatakan usahatani melon tersebut menguntungkan.
Analisis B/C sebesar 1,0 artinya usahatani melon tersebut layak diusahakan.

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas ke hadirat Allah Swt. atas segala
rahmat dan karunia-Nya pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul: Keragaan Agribisnis Usahatani Melon
(Cucumis melo L) Di Desa Paloh Lada Kecamatan Dewantara Kabupaten
Aceh Utara (Studi Kasus: Eco-agroindustry).
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
(S.1) Jurusan Agribisnis pada Fakultas Pertanian di Universitas Malikussaleh.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis berterima kasih kepada
semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi
dalam menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus dalam kesempatan ini penulis
ingin berterima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Mawardati, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Barmawi, S.P.,
M.Si selaku pembimbing II yang telah membimbing, memotivasi,
mengarahkan dan memberikan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Dr. Setia Budi, S.P.,M.Si selaku penelaah I dan Ibu Riani, S.P.,M.Si
selaku penelaah II yang telah membimbing, memberikan saran dan motivasi
yang diberikan untuk skripsi ini.
3. Bapak Sarbini Abdullah, S.Sos selaku pemilik Eco-agroindustry, yang telah
membantu penulis dalam menyelesakan penelitian.
4. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta yaitu ayahanda Marza
Syaifera, S.H.,M.H dan ibunda Asmida Laily Daulay, Amd.Keb serta
adikanda Rafli Alwinsyah dan Azka Subki serta keluarga besar penulis atas
segala kasih dengan penuh kesabaran membesarkan penulis dan senantiasa
membawa dalam doa sehingga tercapai segala yang dicita-citakan.
5. Ucapan terima kasih kepada para sahabat Anis Zahara, A.md.Bns, Raka Yulia
Wanda Sembiring, Sonia Muslimah Sinaga yang telah membantu memberi
dukungan dan mengarahkan penulis. Teruntuk orang terdekat penulis selama

ii
perkuliahan Neza Puspita dan Cut Iklillah terima kasih telah menyemangati
dan memberi semangat dalam segala hal.
Atas segala bantuan dan dorongan dari pihak di atas, penulis hanya dapat
bermohon bahwa hanya Allah SWT sajalah yang dapat membalas budi baik
mereka tersebut. Akhirulkalam penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat
menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua.

Aceh Utara, Februari 2022

Luthfiah Ismi Safira

iii
DAFTAR ISI

ABSTRACT

RINGKASAN ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii

1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 5


2.1. Landasan Teoritis ......................................................................................... 5
2.1.1. Keragaan Agribisnis .............................................................................. 5
2.1.2. Usahatani Melon .................................................................................... 7
2.1.3. Konsep Biaya ......................................................................................... 8
2.1.4. Konsep Pendapatan ................................................................................ 8
2.1.5. Konsep Keuntungan ............................................................................... 9
2.2. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 9
2.3. Hipotesis ..................................................................................................... 10

3. METODE PENELITIAN ............................................................................... 11


3.1. Lokasi, Ruang Lingkup dan Objek Penelitian ............................................ 11
3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 11
3.3. Analisis Data .............................................................................................. 11
3.3.1. Metode Analisis Kualitatif ................................................................... 11
3.3.2. Metode Analisis Kuantitatif ................................................................. 11
3.4. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 14
3.5. Definisi Operasional ................................................................................... 15

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 16


4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 16
4.2. Gambaran Umum Usahatani Melon di Eco-agroindustry .......................... 17
4.3. Keragaan Agribisnis Melon........................................................................ 17
4.3.1. Subsistem Sarana Produksi .................................................................. 17
4.3.3. Subsistem Pengolahan ......................................................................... 22
4.3.4. Subsistem Pemasaran ........................................................................... 22

iv
4.3.5. Subsistem Penunjang ........................................................................... 22
4.4. Analisis Usaha Melon Eco-agroindustry .................................................... 23
4.4.1. Biaya Tetap .......................................................................................... 23
4.4.2. Biaya Variabel ..................................................................................... 24
4.4.3. Total Biaya ........................................................................................... 26
4.4.4. Produksi ............................................................................................... 26
4.4.5. Penerimaan........................................................................................... 26
4.4.6. Keuntungan .......................................................................................... 27
4.4.7. Hasil Analisis R/C Ratio ...................................................................... 28
4.4.8. Hasil Analisis B/C Ratio ...................................................................... 28

5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 29


5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 29
5.2. Saran ........................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah produksi dan luas panen melon di Kabupaten Aceh Utara........... 3
Tabel 2. Data produksi melon di Eco-agroindustry ................................................ 3
Tabel 3. Batas wilayah Desa Paloh Lada .............................................................. 16
Tabel 4. Rincian biaya penyusutan peralatan/proses produksi ............................. 23
Tabel 5. Rincian biaya variabel ............................................................................. 24
Tabel 6. Rincian biaya tenaga kerja ...................................................................... 25
Tabel 7. Total biaya produksi melon .................................................................... 26
Tabel 8. Rincian penerimaan produksi melon....................................................... 27
Tabel 9. Rincian hasil keuntungan ........................................................................ 27

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem Agribisnis .................................................................................. 7


Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian ........................................................... 14

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar pertanyaan (kuisioner) ........................................................... 33


Lampiran 2. Dokumentasi penelitian .................................................................... 36

viii
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara Di Asia Tenggara yang memiliki
sumber daya alam yang berlimpah. Sumber daya yang ada di Indonesia terdiri dari
sumber daya gas, sumber daya minyak bumi, sumber daya batu bara, sumber daya
laut, sumber daya hutan, maupun keanekaragaman hayati yang terkandung di
dalamnya dan tersebar secara luas pada setiap pulau-pulau di Indonesia. Kekayaan
alam yang dimiliki Indonesia tersebut yang menjadi modal bagi rancangan
pembangunan ekonomi Indonesia.
Sektor pertanian saat ini masih menjadi andalan terciptanya lapangan
pekerjaan dalam jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan sektor-sektor
lainnya dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini menjadikan peluang untuk
sektor pertanian dalam pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia.
Aktivitas perekonomian pada dasarnya merupakan suatu proses penerapan
terhadap faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka prosedur ini
setelah mencapai gilirannya akan menghasilkan suatu aliran jasa terhadap faktor
produksi yang dimiliki masyarakat.
Sektor pertanian memiliki 5 (lima) subsektor, yaitu subsektor perkebunan,
subsektor kehutanan, subsektor peternakan, subsektor perikanan dan subsektor
tanaman pangan. Kegiatan ekonomi yang dihasilkan dari subsektor tanaman
pangan yaitu komoditas bahan makanan seperti padi-padian, jagung, ubi-ubian,
kacang tanah, kacang kedelai, sayur-sayuran, buah-buahan serta bahan makanan
lainnya. Melon merupakan salah satu bagian dari tanaman buah-buahan dalam
kelompok tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan.
Melon (Cucumis melo L) dikelompokkan dalam tanaman buah dari famili
Cucurbitaceae. Bentuk buah melon yang bulat berkulit halus dan memiliki warna
yang bervariasi seperti warna hijau dan kuning. Tanaman melon memiliki ruas-
ruas untuk tempat menempelnya tangkai daun, dengan batang yang berbulu
berfungsi sebagai alat pemegang untuk merambat ke batang yang akan dirambat
tanaman melon. (Rukmana, 2005). Melon berasal dari Afrika Utara, kemudian
melon menyebar dengan pesat ke Timur Tengah dan Eropa seperti Denmark,

1
2

Jerman serta Belanda. Di Eropa, melon kemudian disalurkan atau diteruskan


populasinya ke Amerika pada abad ke-14 dan seterusnya melon ditanam secara
besar-besaran di daerah California, Texas dan Colorado. Keistimewaan melon
yang sifatnya mudah dibudidayakan selanjutnya menyebar keseluruh penjuru
dunia, khususnya pada daerah beriklim subtropis dan tropis seperti Indonesia.
Melon merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang paling
banyak dikembangbiakkan, baik dari skala besar maupun skala kecil karena melon
adalah tanaman yang mampu hidup di daerah tropis. Tanaman melon memiliki
suhu ideal yang berkisar 25-30ºC dengan ketinggian 200-900 mdpl dan
membutuhkan pancaran sinar matahari penuh dan curah hujan yang relatif rendah.
Terdapat kandungan gizi yang cukup tinggi pada melon diantaranya mengandung
mineral, serat, beta karoten dan vitamin C. Selain dari kandungan yang ada pada
melon, terdapat harga jual melon yang selalu berkembang tinggi menjadi salah
satu alasan petani untuk membudidayakan melon. Dari seluruh daya tarik pada
melon yang menjadikannya sebagai komoditas yang memiliki peluang bisnis yang
layak untuk diusahakan.
Kecamatan Dewantara merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh
Utara yang terdapat usahatani budidaya melon. Hal ini dikarenakan banyaknya
permintaan melon yang terus meningkat. Dengan berkembangnya teknologi
pertanian, menjadikan melon dapat dibudidayakan di sebagian wilayah Indonesia
yang bersuhu panas seperti Kecamatan Dewantara. Proses budidaya melon yang
tidak sulit dan permintaan pasar tinggi. Terbukanya peluang budidaya melon ini
merupakan hal yang sangat menguntungkan bagi pengusaha melon di Kecamatan
Dewantara. Namun demikian dalam rangka mengembangkan ushatani melon ini
tidak cukup hanya mengembangkan satu subsistem tetapi semua subsistem harus
dikembangkan secara bersama-sama.
Saat ini perkembangan agribisnis tanaman melon di Kabupaten Aceh Utara
megalami perkembangan yang baik. Hal ini dikarenakan peningkatan produksi
terjadi seiring dengan penambahan luas panen, tetapi produktivitasnya belum
tentu meningkat. Adapun data produksi dan luas panen di Kabupaten Aceh Utara
dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
3

Tabel 1. Jumlah produksi dan luas panen melon di Kabupaten Aceh Utara
Produksi (Ton) Luas Panen (Ha)
No Kecamatan
2018 2019 2020 2018 2019 2020
1 Sawang 16 6 - 1 3 -
2 Tanah Jambo Aye - 15 - 2
3 Lhokseukon 3,5 0,01 0,01 1 1 1
4 Dewantara - 28 26 - 8 5
Sumber: Aceh Utara Dalam Angka 2021
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah produksi melon di Kecamatan
Dewantara mengalami peningkatan, data produksi tersebut menunjukkan bahwa
usahatani melon di Kecamatan Dewantara memiliki potensi usaha yang baik.
Produksi melon di Kecamatan Dewantara mengalami peningkatan pada tahun
2019-2020, dimana produksi melon tahun 2019 sebesar 28 ton dengan luas panen
8 Ha dan produksi melon tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 26 ton
dengan luas panen 4 Ha.
Pemilik dari Eco-agroindustry ialah Bapak Sarbini Abdullah yang
merupakan salah satu pengusaha melon yang ada di Kecamatan Dewantara.
Usahatani melon di Eco-agroindustry dikelola sendiri oleh Beliau yang sudah
berjalan 12 tahun berusahatani melon dan memiliki lahan seluas 1 Ha. Ada
beberapa macam tanaman hortikultura dan buah-buahan yang ada di Eco-
agroindustry seperti cabai merah, bawang merah, kangkung, tomat, kacang
panjang, bayam, labu, terong dan timun. Untuk melihat produksi melon pada satu
periode musing tanam, produksi melon di Eco-agroindustry selama tahun 2017-
2021 dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Data produksi melon di Eco-agroindustry
Produksi
No Tahun
(Ton/Ha)
1 2017 20
2 2018 18
3 2019 10
4 2020 13
5 2021 10
Total 71
Sumber : Data Primer Diolah 2022
4

Saat ini produksi melon di Kecamatan Dewantara mengalami peningkatan,


hal ini disebabkan karena tanaman melon cepat menghasilkan buah, harga yang
relatif stabil, nilai ekonomis yang tinggi, permintaan pasar yang meningkat, serta
dikenal masyarakat luas, tetapi petani yang membudidayakan melon jumlahnya
sedikit. Kendati demikian bagi petani modal yang dikeluarkan sangat besar dan
tanaman melon yang sangat rentan terhadap penyakit membuat petani tidak
banyak membudidayakan melon.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keragaan agribisnis melon di Eco-agroindustry Desa Paloh Lada
Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara?
2. Apakah usaha agribisnis melon di Eco-agroindustry Desa Paloh Lada
Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara menguntungkan?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian pada rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui keragaan agribisnis melon dari sarana produksi, kegiatan
usahatani, pengolahan, pemasaran dan penunjang pada usahatani melon di
Eco-agroindustry Desa Paloh Lada Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh
Utara.
2. Untuk mengetahui keuntungan usahatani melon di Eco-agroindustry Desa
Paloh Lada Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara.

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna :
1. Bagi peneliti, bisa bermanfaat sebagai bahan informasi dan menjadi
referensi untuk penelitian berikutnya khususnya tentang keragaan agribisnis
usahatani melon.
2. Bagi pengusaha, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan produksi
melon sehingga dapat mengembangkan ushatani melon yang lebih baik lagi.
3. Bagi pembaca, sebagai bahan pengembangan ilmu dan pustaka selanjutnya.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis


2.1.1. Keragaan Agribisnis
Keragaan di istilahkan dengan performance, yang artinya adalah
pertunjukan atau pelaksanaan (Salim, 1996). Sementara itu, dalam kamus bahasa
Indonesia, keragaan diartikan dengan kinerja, pertunjukan pembuatan, dayaguna,
prestasi, hasil, pelaksanaan dan penyelenggaraan (Depdiknas, 2008).
Keragaan agribisnis yang dimaksud dalam sektor pertanian tanaman
hortikultura melon adalah kinerja agribisnis usahatani melon. Adapun komponen-
komponen keragaan agribisnis dalam usahatani melon adalah (a) Subsistem sarana
produksi melon, (b) Subsistem usahatani melon, (c) Subsistem pengolahan, (d)
Subsistem pemasaran, dan (e) Subsistem penunjang.
Agribisnis adalah suatu kegiatan usaha yang berkaitan dengan sektor
agribisnis, mencakup usaha-usaha pemasok input agribisnis (upstream-side
industries), penghasil (agri-supporting industries), dan jasa pengangkutan, jasa
keuangan (agri-supporting industries). Agribisnis adalah sifat dari usaha yang
berkaitan dengan agribisnis (agro-based industries) yang berorientasi pada bisnis
(business), yaitu bertujuan untuk memperoleh keuntungan (commercial oriented).
Istilah yang dekat dengan agribisnis adalah agroindustri yang mencakup industri-
industri yang berkaitan dengan sektor agribisnis dalam arti luas, terdiri dari usaha
agribisnis itu sendiri, dan industri-industri yang mendukung dari sisi hulu
(backward industry) dan sisi hilir (forward industry) (Siagian, 1999).
Menurut Suparta (2005) konsep agribisnis yaitu keseluruhan aktivitas bisnis
di bidang pertanian yang saling terkait dan saling bergantung satu sama lain,
yaitu:
1. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi
Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi berfungsi untuk
menghasilkan dan menyediakan sarana produksi pertanian terbaik agar
mampu menghasilkan produk usahatani yang berkualitas, melakukan
pelayanan yang bermutu kepada usahatani, memberikan bimbingan teknis
produksi, memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem

5
6

agribisnis, memfasilitasi proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani,


menyaring dan mensintesis informasi agribisnis praktis untuk petani,
mengembangkan kerja sama bisnis yang dapat memberikan keuntungan
bagi para pihak yang terkait (Suparta, 2005).
2. Subsistem usahatani
Subsistem usahatani atau budidaya pertanian disebut juga subsistem
produksi pertanian (production subsystem). Kegiatan subsistem ini adalah
melakukan usahatani atau budidaya pertanian dalam arti luas. Istilah
pertanian selama ini lebih banyak mengacu pada subsistem produksi.
Kegiatan subsistem ini menghasilkan berbagai macam komoditas primer
atau bahan mentah (Saragih, 2010).
3. Subsistem pengolahan
Subsistem pengolahan berfungsi untuk mengadakan pengolahan lanjut baik
tingkat primer, sekunder dan tersier untuk mengurangi nilai susut atau
meningkatkan mutu produk agar dapat memenuhi kebutuhan dan selera
konsumen, serta fungsi memperlancar pemasaran hasil melalui perencanaan
sistem pemasaran melalui perencanaan sistem pemasaran yang baik
(Suparta, 2005).
4. Subsistem pemasaran
Menurut Kotler (1996) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu
proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan menciptakan, menawarkan
dan mempertahankan produk yang bernilai dengan produk yang lain.
Definisi pemasaran ini berdasarkan pada konsep ini yaitu kebutuhan
(needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands), produk (barang, jasa
dan gagasan) nilai biaya, kepuasan, pertukaran dan interaksi, jaringan pasar,
serta pemasaran dan prospek.
5. Subsistem penunjang
Subsistem penunjang yang meliputi : (1) penyuluhan; (2) penelitian; (3) info
agribisnis; (4) pengaturan; (5) kredit modal dan (6) transportasi secara aktif
maupun pasif yang berfungsi untuk menyediakan layanan bagi kebutuhan
7

pelaku sistem agribisnis untuk melancarkan aktivitas perusahaan dan


subsistem agribisnis (Suparta, 2005).

I
(Pengadaan
dan II III IV
Penyaluran (Produksi) (Pengolahan) (Pemasaran)
Sarana
Produksi)

Lembaga Penunjang Agribisnis

Gambar 1. Sistem Agribisnis


Sumber : Soeharjo, 1997

Subsistem agribisnis akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada
salah satu subsistem. Setiap dalam sistem agribisnis mempunyai keterkaitan
kebelakang dan ke depan. Tanda panah ke belakang (ke kiri) pada subsistem
pengolahan (III) menunjukkan bahwa pengolahan akan berfungsi dengan baik
apabila ditunjang oleh ketersediaan bahan baku yang dihasilkan oleh produksi (II).
Tanda panah ke depan (ke kanan) pada pengolahan (III) menunjukkan bahwa
subsistem pengolahan (III) akan berhasil dengan baik jika menemukan pasar
untuk produknya. Dalam kegiatan pertanian, selain petani dibutuhkan juga
beberapa penyedia jasa (pendukung) seperti untuk transportasi, penyiapan,
pendinginan, lembaga kredit, keuangan, asuransi serta pemerintah.
2.1.2. Usahatani Melon
Usahatani merupakan segala upaya yang dilakukan dalam bidang pertanian
untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperbaiki taraf hidup para petani
dengan menggunakan tenaga kerja, modal, sumberdaya alam dan keterampilan
yang dimiliki. Usahatani harus mampu menciptakan keunggulan bersaing secara
berkelanjutan yang mengacu pada kebutuhan pasar, potensi sumberdaya, kondisi
masyarakat dan kelembagaan yang ada (Nur Zaman dkk, 2021).
8

Usahatani melon adalah jenis usahatani yang perlu mendapat perhatian


dalam pengembangannya. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa produk
melon sangat digemari masyarakat baik sebagai buah segar maupun dalam bentuk
juice, bahkan sebagai bahan baku industri minuman. Selain itu harga buan melon
yang relatif tinggi dibandingkan komoditas sejenis merupakan peluang besar
untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani atau pengusaha melon
(Rukmana, 2003).
2.1.3. Konsep Biaya
Konsep biaya adalah suatu yang cukup penting dalam akuntansi manajemen
dan akuntansi biaya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi berapa
besaran biaya yang digunakan untuk memproses sebuah perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan (Putra, 2021).
Keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep
biaya. Dalam konsep biaya memerlukan pengelompokan biaya sesuai dengan
tujuan informasi biaya tersebut diperlukan. Informasi biaya yang baik, tepat dan
akurat diperlukan oleh setiap pemakai informasi biaya, oleh karena itu para
manajer dituntut untuk memahami konsep biaya agar dapat mengambil keputusan
dengan baik sehinga dapat dipertanggung jawabkan (Mu’arifin, 2021).
2.1.4. Konsep Pendapatan
(Hendriksen, 2001) mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai
berikut: konsep dasar pendapatan adalah proses arus, penciptaan barang dan jasa
selama jarak waktu tertentu. Definisi tersebut memperlihatkan bahwa ada 2
konsep tentang pendapatan yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva
sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap
pendapatan sebagai inflow of net aset.
2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang
dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan
ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and services. Jika
pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus
dinyatakan dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk
aktiva benar-benar terjadi.
9

2.1.5. Konsep Keuntungan


Keuntungan merupakan suatu konsep yang memiliki berbagai sudut
pandang, tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya
terhadap hal tersebut. Keuntungan merupakan selisih antara pendapatan dan biaya
yang dikeluarkan dalam kegiatan utama diperusahaan atau perdagangan selama
suatu periode tertentu dan diantara tujuan dagang yang terpenting dalam dunia
perdagangan ialah mencari keuntungan, yang merupakan cermin dari
pertumbuhan harta. Keuntungan didapat dari selisih antara pendapatan dan biaya.
Untuk hal tersebut, maka pengertian pendapatan dan biaya sangat perlu dipahami
oleh pengambilan keputusan (Noor, 2011).
Analisis keuntungan berfungsi untuk mengukur berhasil atau tidaknya suatu
kegiatan usaha, menemukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen
itu masih bisa ditingkatkan atau tidak. Kegiatan usaha dikatakan berhasil apabila
pendapatannya memenuhi syarat untuk memenuhi semua sarana produksi.

2.2. Penelitian Terdahulu


Debi Leo Candra, Khaidir Sobri, Harniatun Iswarini (2017) melakukan
penelitian tentang Keragaan Agribisnis Melon AWOT di Kelurahan Talang
Kramat Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, keragaan agribisnis melon AWOT meliputi : subsistem
pengadaan sarana produksi, subsistem usahatani, dan subsistem pemasaran.
Usahatani buah melon di Kelurahan Talang Kramat Kecamatan Talang Kelapa
Kabupaten Banyuasin layak untuk diusahakan. Dimana R/C yang diperoleh
sebesar 1,4 yang artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan memberikan
penerimaan sebesar 1,4 dengan R/C lebih dari satu dikatan usahatani melon
tersebut menguntungkan.
Pratiwi Thayeb (2017) melakukan penelitian yang berjudul Keragaan
Agribisnis Padi Sawah di Desa Saleo Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten
Bolang Mongondow Utara Provinsi Sulawesi Utara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komponen keragaan agribisnis padi sawah adalah (1)
karakteristik petani, (2) pemasaran, (3) pendapatan usahatani. Karakteristik umum
yang menjadi ciri utama dikeluarga petani adalah status lahan, umur, tingkat
10

pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan lama berusahatani. Pemasaran hasil


produksi padi sawah di Desa Saleo termasuk mudah dan cepat, petani menjual
hasil produksinya ke toko-toko dan pedagang pengumpul dengan alasan harga jual
tidak terlalu berbeda dengan harga di pedagang lainnya. Margin pemasaran beras
yang diperoleh masing-masing saluran yaitu I sebesar Rp. 6.276 yakni harga jual
petani ke konsumen, saluran pemasaran II yang terdiri dari petani, pedagang besar
hingga konsumen sebesar Rp. 2.074/Kg. Pendapatan rata-rata yang diterima
petani Desa Saleo sebesar Rp. 26.934.612/ petani dan Rp. 21.465.702/Ha.
Firman Yulianto (2004) melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Pendapatan dan Pemasaran Usahatani Melon di Kecamatan Geneng Kabupaten
Ngawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani melon
menguntungkan secara ekonomis, dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp.
21.205.552,28/Ha. Penggunaan biaya produksi usahatani melon efisien dengan
nilai sebesar 1,81. Kontribusi pendapatan usahatani melon terhadap pendapatan
keluarga tinggi, yakni sebesar 71,22%. Sedangkan untuk saluran pemasaran
pendek sudah efisien dengan nilai 19,20% dan saluran pemasaran panjang efisien
dengan nilai sebesar 48,55%.
Ainal Mardhiah, Khumara, Nurul Aida (2020) melakukan penelitian yang
berjudul Analisis Pendapatan Usahatani Melon di Desa Neuheun Kecamatan
Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
usahatani melon di Desa Neuheun Kecamatan Mesjid Raya menguntungkan dan
layak di usahakan dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 10.197.820/MT dan
R/C ratio sebesar 5,25.

2.3. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran tersebut, dapat
dirumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut :
1. Keragaan agribisnis untuk semua subsistem dilakukan dari subsistem sarana
produksi, usahatani, pengolahan, pemasaran dan penunjang.
2. Usahatani melon di Eco-agroindustry menguntungkan secara ekonomis.
3. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi, Ruang Lingkup dan Objek Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa Paloh Lada Kecamatan Dewantara
Kabupaten Aceh Utara. Objek dalam penelitian ini adalah usahatani melon di
Eco-agroindustry. Ruang lingkup penelitian ini menganalisis keragaan agribisnis
melon di Eco-agroindustry dari sarana input, usahatani, pengolahan, pemasaran,
lembaga penunjang dan keuntungan produksi melon di Eco-agroindustry.

3.2. Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan pengamatan dilapangan yaitu dengan melakukan wawancara
dengan Bapak Sarbini Abdullah pemilik Eco-agroindustry dengan bantuan
kuisioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder adalah data yang diperoleh
melalui pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek
penelitiannya. Data sekunder dapat diperoleh dari literatur-literatur yang relevan
seperti jurnak, buku, artikel, penelitian terdahulu dan Badan Pusat Statistik (BPS)
Aceh Utara.

3.3. Analisis Data


3.3.1. Metode Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui informasi mengenai
keragaan agribisnis pada subsistem sarana produksi, subsistem usahatani,
subsistem pengolahan, subsistem pemasaran dan subsistem penunjang pada
usahatani melon di Eco-agroindustry.
3.3.2. Metode Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif mencakup pembahasan mengenai biaya-biaya usahatani
meliputi biaya tetap, biaya variabel, hasil pendapatan, keuntungan penjualan
usahatani melon di Eco-agroindustry dan apakah layak untuk diusahakan, dengan
melalui perhitungan biaya, penerimaan keuntungan dan R/C ratio dan B/C Ratio.
Data kuantitatif diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator dan

11
12

komputer dengan prorgam Microsoft Excel sebagai alat bantu perhitungan data
serta hasil penelitian disajikan dalam bentuk variabel.
1. Biaya Total
Biaya total adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
usahatani melon pada Eco-agroindustry dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Sukirno, 2005).
TC = FC + VC
Keterangan :
TC = Biaya total usahatani melon (Rp/produksi)
FC = Biaya tetap usahatani melon (Rp/produksi)
VC = Biaya Variabel usahatani melon (Rp/produksi)
2. Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani adalah hasil perkalian antara produksi usahatani
melon di Eco-agroindustry dengan harga jual melon, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Soekartawi, 2006).
TR = P x Q
Keterangan :
TR = Total penerimaan usahatani melon (Rp)
P = Harga melon (Rp/Kg)
Q = Produksi yang diperoleh dalam usahatani melon (Kg)
3. Analisis Keuntungan
Keuntungan usaha merupakan pengurangan pendapatan total dengan biaya
total dari usahatani, dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Soekartawi,
2006).
𝜋 = TR – TC
Keterangan :
𝜋 = Keuntungan usahatani melon (Rp)
TR = Total penerimaan usahtani melon (Rp)
TC = Biaya total usahatani melon (Rp)
13

4. Analisis R/C Ratio


R/C (Revenue Cost Ratio) merupakan perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya dengan mrnggunakan rumus sebagi berikut (Suratiyah, 2015).

R/C Ratio =

Keterangan :
R/C ratio = Perbandingan Revenue Cost Ratio
TR = Total Revenue (total penerimaan)
TC = Total Cost (total biaya)
Kriteria keputusan apabila R/C > 1 maka usahatani layak diusahakan,
selanjutnya apabila R/C < 1 maka usahatani tidak layak diusahakan dan jika R/C
= 1 maka usahatani berada pada titik impas.
5. Analisis B/C Ratio
B/C (Benefit Cost Ratio) merupakan salah satu aspek keuangan untuk
menilai kemampuan usaha dalam memperoleh pendapatan bersih (keuntungan)
serta besarnya biaya yang dikeluarkan, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Suratiyah, 2015).

B/C Ratio =

Keterangan :
B/C ratio = Benefit Cost Ratio
TB = Total Benefit (pendapatan)
TC = Total Cost (total biaya)
Kriteria keputusan apabila B/C > 1 maka usahatani melon menguntungkan,
selanjutnya apabila B/C < 1 maka usahatani melon tidak menguntungkan dan jika
B/C = 1 maka usahatani melon berada pada titik impas.
14

3.4. Kerangka Pemikiran

Usahatani melon

Keragaan Agribisnis
Analisis Keuntungan
Melon

Analisis Data
 Subsistem Sarana Produksi
 Total Biaya
 Subsistem Usahatani
 Total Penerimaan
 Subsistem Pengolahan
 Keuntungan
 Subsistem Pemasaran
 R/C Ratio
 Subsistem penunjang
 B/C Ratio

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian


15

3.5. Definisi Operasional


1. Keragaan agribisnis adalah gambaran tahapan kegiatan yang dilakukan oleh
responden pada usaha melon mulai dari pengadaan sarana produksi,
usahatani, pengolahan, pemasaran dan penunjang.
2. Subsistem sarana produksi adalah kegiatan yang dimulai dari penyediaan
benih, pupuk, alat-alat maupun mesin yang digunakan pada usahatani melon
di Ecp-agroindustry.
3. Subsistem usahatani adalah pengelolaan budidaya melon untuk
menghasilkan buah melon.
4. Subsistem pengolahan adalah kegiatan setelah pemanenan agar produksi
melon siap dan aman sampai ke konsumen.
5. Subsistem peasaran adalah kegiatan pemasaran melon di Eco-agroindustry.
6. Subsistem penunjang adalah kegiatan ekonomi menyediakan jasa atau
layanan yang diperlukan untuk memperlancar pengembangan bisnis.
7. Produksi adalah melon yang dihasilkan pada Eco-agroindustry (Kg).
8. Harga adalah harga jual melon yang ditawarkan (Rp).
9. Penerimaan adalah total produksi yang dikalikan dengan harga jual melon
(Rp).
10. Biaya produksi adalah total biaya yang keluar dalam usaha melon yang
meliputi biaya tetap dan biaya variable (Rp).
11. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak habis terpakai dalam satu
kali proses produksi melon (Rp).
12. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya habis terpakai dalam satu kali
proses produksi (Rp).
13. Keuntungan adalah penerimaan yang didapat dengan dikurangi total biaya
keseluruhan dalam usahtani melon (Rp).
14. Revenue Cost of Ratio adalah untuk mengetahui apakah usahatani melon di
Eco-agroindustry layak untuk dijalankan.
15. Benefit Cost of Ratio adalah untuk mengetahui apakah kegiatan usahatani
melon menguntungkan atau tidak menguntungkan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa Paloh Lada Kecamatan Dewantara
Kabupaten Aceh Utara. Desa Paloh Lada merupakan salah satu desa di
Kecamatan Dewantara yang terletak sejajar dengan jalan lintas nasional Medan-
Banda Aceh. Luas wilayah Desa Paloh Lada 250 Ha/bujur sangkar yang terbagi
menjadi 7 Dusun yaitu Dusun Simpang KKA, Dusun Teungoh, Dusun Arun,
Dusun BTN Asean dan Dusun Madat.
Secara geografis luas wilayah Desa paloh Lada terdiri dari luas pemukiman
seluas 129 Ha, luas persawahan 95 Ha, luas industri 1 Ha, luas empang 5 Ha, luas
perkebunan 20 Ha dan luas prasarana umum lainnya 2 Ha. Berikut merupakan
batas wilayah di Desa Paloh Lada.
Tabel 3. Batas wilayah Desa Paloh Lada

Arah Mata Angin Batas Wilayah


Berbatasan dengan Desa Uteuen
Sebelah Utara
Geulinggang dan Ulee Pulo
Berbatasan dengan Pulo Rungkom
Sebelah Barat
dan Desa Ulee Pulo
Berbatasan dengan Paloh
Sebelah Selatan Gadeng/Uroung Bugeng Pulo
Rungkom
Tambon Baroh/Tambon Tunong dan
Sebelah Timur
Paloh Gadeng
Sumber : Data Primer Diolah, 2022
Jumlah penduduk di Desa Paloh Lada Kecamatan Dewantara Kabupaten
Aceh Utara pada tahun 2019 sebanyak ±7175 jiwa, yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 3619 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 3556 jiwa.
Penduduk yang berada di Desa Paloh Lada Kecamatan Dewantara Kabupaten
Aceh Utara yang bermata pencaharian sebagai PNS, pedagang, karyawan BUMN
karyawan swasta, guru, dosen, wiraswasta dan petani. Adapun penduduk yang
bekerja sebagai petani sebanyak ± 245 jiwa (Selayang Pandang Desa Paloh Lada).
Sebagian besar sumber pendapatan masyarakat Desa Paloh Lada adalah
hasil pertanian. Yakni lahan yang ada di Desa paloh Lada banyak dimanfaatkan
untuk persawahan, tanaman sayur-sayuran dan tanaman buah-buahan yang

16
17

diantaranya adalah buah melon. Jumlah petani yang membudidayakan melon di


Desa Paloh Lada sebanyak dua orang petani.

4.2. Gambaran Umum Usahatani Melon di Eco-agroindustry


Pusat Pelatihan Eco-Agroindustry yang berganti nama menjadi Eco-
Agroindustry dibangun dengan dana hibah Japan Fun Proverty Reduction (JFPR)
OISCA-ADB. Eco-Agroindustry didirikan oleh Bapak Sarbini Abdullah yang
sebelumnya bernama Pusat Pelatihan Eco-Agroindustry merupakan sebuah sarana
pelatihan dan informasi, terintegrasi dalam kegiatan pertanian, peternakan,
industri pengolahan hasil, industri rumah tangga dan pengolahan limbah hasil
pertanian yang kemudian berganti nama menjadi Eco-agroindustry. Lahan yang
digunakan untuk membudidayakan melon yaitu lahan milik sendiri yang luas
lahannya 1 Ha. Eco-agroindustry memiliki kelompok tani yang diberi nama
kelompok tani Baroekah yang beranggotakan 10 orang. Buah melon sendiri
menjadi produk unggulan di Eco-agroindustry milik Bapak Sarbini Abdullah.
Menurutnya melon lebih menguntungkan dari pada tanaman sayuran, karena
harga yang ditawarkan untuk melon yaitu sekitar Rp. 13.000,-/kg. Selain itu
melon memiliki masa produktif selama 3 bulan per musim tanam untuk
pertahunnya dengan rata-rata berat satu buah mencapai 2-3 kg/buah. Modal yang
dikeluarkan oleh bapak Sarbini untuk kegiatan budidaya tanaman melon ialah
modal milik sendiri. Usahatani melon ini mampu memproduksi sekitar 15 ton
untuk 2 kali proses produksi Per/Tahun. Hasil melon ini dibeli oleh pedagang
pengumpul yang datang langsung ke Eco-agroindustry dan pembeli langsung ke
penjual. Dalam usahatani melon yang menjadi tenaga kerja yaitu tenaga luar
keluarga dengan kegiatan dimulai dari proses pengolahan lahan sampai
pemanenan dengan menggunakan 5 orang tenaga kerja.

4.3. Keragaan Agribisnis Melon


4.3.1. Subsistem Sarana Produksi
Sarana produksi terdiri dari alat mesin pertanian dan bahan-bahan penting
dalam budidaya melon. Sarana produksi terdiri dari alat seperti cangkul, arit,
gunting, pompa air, mulsa plastik dan bahan baku sepeti benih, pupuk, dan
18

pestisida. Pada budidaya melon sistem pengadaan sarana produksi meliputi


pengadaan benih, bahan dan alat akan diuraikan sebagai berikut :
1. Benih Varietas Melon
Varietas yang digunakan dalam budidaya melon yaitu Golden Alisha.
Melon golden alisha memiliki bentuk buah bulat dan permukaan kulit yang mulus
tidak berjala. Varietas melon golden alisha yang sudah matang berwarna kuning
dengan daging buahnya kemerahan dan rasa manis khas melon golden. Jumlah
bibit yang dipakai dalam proses budidaya melon sebanyak 28 bungkus.
2. Mulsa
Mulsa plastik ialah plastik yang berfugsi untuk menutupi atau melindungi
tanah bedengan pada budidaya tanaman melon. Mulsa berguna untuk
menghambat tanaman gulma serta menjaga kelembapan tanah. Jenis mulsa yang
dipakai dalam proses budidaya melon adalah mulsa plastik hitam perak (MPHP).
Jumlah mulsa yang terpakai sebanyak 25 gulung.
3. Insektisida
Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang digunakan
untuk membasmi hama yang mengganggu proses pertumbuhan tanaman melon.
Jenis insektisida yang dipaka dalam budidaya melon adalah jenis Antrocol 12
bungkus, Lannate 43 bungkus dan Demolish 20 bungkus.
4. Pupuk
Pupuk adalah salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tanaman
melon. Pupuk yang digunakan dalam budidaya melon yang dipakai di Eco-
agroindustry adalah pupuk kandang, pupuk NPK, KCL, TSP, dan KNO3.
5. Selang
Alat untuk mengalirkan air yang bersifat fleksibel dan mudah dipindahkan
yang disebut selang air. Selang digunakan untuk pengairan tanaman melon agar
tanaman melon tetap terjaga kelembapannya. Selang yang dipakai sepanjang 500
m.
6. Sprayer
Alat penyemprot (sprayer) adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah
suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan atau spray. Sprayer
merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka
19

pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit. Sprayer yang digunakan


dalam pemeliharaan tanaman melon berjumlah 3 unit.
7. Drum Air
Drum air merupakan tempat atau wadah besar bewarna biru yang digunakan
untuk menampung air. Drum yang digunakan di Eco-agroindustry ialah untuk
penyimpanan air untuk tanaman, drum yang dipakai berjumlah 3 unit yang
berkapasitas sebanyak 200 liter.
8. Pompa Air
Pompa air adalah sebuah mesin penarik air yang berfungsi untuk
mengalirkan air dari dalam tanah ke seluruh keran yang ada di lahan budidaya
melon.
9. Cangkul
Cangkul adalah alat pertanian yang digunakan untuk menggali tanah,
membersihkan tanah dari rmput ataupun untuk meratakan tanah.
10. Gunting
Gunting adalah alat pemotong yang digunakan untuk memotong daun, tali,
dan untuk memanen buah melon yang sudah siap panen.
11. Ajir
Ajir adalah alat penegak yang terbuat dari batang bambu atau ranting pohon
berfungsi sebagai penyangga batang tanaman, tempat untuk bersandar pohon atau
tempat merambatnya untuk tanaman perambat. Ajir yang dipakai di Eco-
agroindustry merupakan ajir bambu sebanyak 14.500 unit.
4.3.1. Subsistem Usahatani
1. Persemaian
Benih yang digunakan ialah jenis varietas Golden Alisha sebanyak 28
bungkus untuk 1 Ha lahan. Sebelum benih ditanam harus dikecambah terlebuh
dahulu dengan cara merendam benih dengan air selama 6-8 jam dan ditambahkan
fungisida. Setelah benih direndam kemudian benih ditiriskan dan ditebarka diatas
tisu atau kertas koran yang telah dibasahi. Kemudian benih didiamkan selama 1-2
hari hingga benih berkecambah.
Kemudian polybag tray disiapkan untuk proses penyemaian, isi dengan
media tanam berupa campuran tanah dengan kompos. Lokasi atau tempat
20

persemaian dilakukan di rumah kaca atau rumah pembibitan yang ditutup dengan
penutup kain agar benih yang sedang disemai tidak terkena sinar matahari
langsung yang berlebihan. Proses penyemaian berlangsung selama 10-14 hari atau
bisa ditandai dengan tumbuhnya 2-3 helai daun.
2. Persiapan lahan dan Penanaman
Pada persiapan lahan untuk ditanami melon, hal yang pertama dilakukan
adalah tanah dibajak terlebih dahulu, kemudian kapur ditaburkan dan dibiarkan
selama tiga hari. Lalu setelah tiga hari tanah dibiarkan kemudian tanah dibuat
bedengan dengan jarak antara bedengan seluas 40 cm x 40 cm dan jarak antar
bedengan seluas 60 cm. Setelah itu, ditaburkan pupuk kandang kemudian
tambahkan pupuk NPK 20 Kg dan KCL 10 Kg. Kemudian campurkan ketiga
pupuk tersebut kemudian ditaburkan ke atas bedengan yang telah dibentuk.
Selanjutnya bedengan ditutup dengan mulsa dan kemudian diberi lubang tanam
untuk tanaman melon yang akan ditanam di bedengan. Langkah selanjutnya
adalah tanam bibit yang telah disiapkan dengan satu lubang satu bibit tanaman
melon.
3. Pemasangan Ajir
Untuk menghasilkan buah yang kualitas bagus, tanaman melon akan
ditopang dengan ajir atau tongkat kayu. Fungsi ditancapkannya ajir agar buah
yang dihasilkan tidah bersentuhan dengan permukaan tanah. Selain itu agar terjadi
penetrasi sinar matahari ke seluruh bagian tanaman melon. Pemasangan ajir
dilakukan sebelum tanaman melon tumbuh besar. Sekiranya untuk umur tanaman
3 hari terhitung sejak pertama ditanam. Hal ini agar ajir yang ditancapkan tidak
melukai akar tanaman melon. Cara menancapkan ajir ialah dengan ditancap pada
lubang tanam secara menyorong, ujung atasnya condong ke arah dalam bedengan.
Sehingga ajir-ajir tersebut saling bersilangan membentuk huruf X.
4. Penyiraman
Penyiraman yang teratur sangat diperlukan dalam proses budidaya melon.
Penyiraman dilakukan setiap sore hingga umur tanaman satu minggu. Selanjutnya
penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali.
5. Pemupukan dan penyemprotan insektisida
Pada hari ke 5 HST akan disemprot dengan pestisida untuk pertama kalinya,
jadi untuk penyemprotan pertama kalinya pada hari ke 5 HST. Pestisida yang
21

digunakan adalah fungisida Antracol dan disiramkan secara merata dengan


menggunakan sprayer. Pada hari ke 7 HST dilakukan pemupukan untuk pertama
kali, untuk pupuk yang digunakan adalah NPK. Pada hari ke 8 HST dilakukan
penyemprotan fungisida untuk yang kedua kali, fungisida yang digunakan adalah
Antracol dan disiramkan secara merata dengan menggunakan sprayer.
Penyemprotan ini akan terus dilakukan sampai 30 HST dengan jeda 2 hari sekali
penyemprotan.
6. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama penyakit dilakukan setelah tanaman melon sudah
berumur 3 HST yang dilakukan yaitu penyulaman pada tanaman yang mati. Untuk
hama penyakit atau masalah-masalah yang sering terjadi pada hari ke 3 setelah
tanam, penyakit tersebut dikarenakan hama berupa bekicot yang menyerang
tanaman melon hingga tanaman melon mati. Selain penyulaman pada hari ke 3
setelah tanam juga dilakukan penyemprotan untuk pertama kalinya.
Masalah-masalah yang sering terjadi pada musim kemarau yang sering
terjadi pada tanaman melon adalah keriting daun, keriting daun disebabkan karena
Gemini virus (virus kuning) yang ditularkan melalui kutu-kutuan, tungau dan
hama Thrips. Ketiga hama tersebut biasanya penyebarannya sangat cepat pada
musim kemarau untuk itu pencegahan terhadap penyakit keriting daun atau
penyemprotan insektisida harus dilakukan secara intensif. Untuk insektisida bahan
aktif yang digunakan adalah Demolish.
Pada hari ke 8 HST dilakukan pembersihan gulma pada tanaman melon
yang tumbuh disekitar tanaman melon, gulma akan dicabut dan dibersihkan dari
tanaman gulma disekitar tanaman melon.
7. Pemanenan
Melon yang sudah siap panen setelah bermur 3 bulan, kemudian melon akan
dipetik pada kematangan 90% atau sekitar 3-7 hari sebelum matang 100%.
Pemetikan dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan gunting dahan.
Pemanenan dilakukan pada pagi hari di sekitar jam 08:00 sampa 11:00 pagi dan
dilakukan secara bertahap.
22

4.3.3. Subsistem Pengolahan


Subsistem pengolahan adalah suatu aktivitas industri yang mengolah produk
hasil pertanian (produk pertanian primer) dari satu bentuk menjadi berbagai
variasi bentuk produk olahan, sehingga pengolahan sangat diperlukan untuk
menambah penghasilan petani. Subsistem pengolahan hasil melon di Eco-
agroindustry ialah penanganan pasca panen setelah melon di panen. Setelah melon
dipanen melon akan disortir kemudian diletakkan di atas matras terpal dan
disimpan di gudang penyimpanan hasil panen.
4.3.4. Subsistem Pemasaran
Kegiatan yang dilakukan setelah panen diantaranya adalah pemasaran. Buah
melon yang sudah dipanen akan di ambil oleh pedagang pengumpul/tengkulak,
pasar Impres-Bathuphat dan pembeli langsung datang ke lahan Eco-Agroindustry.
Pemasaran adalah suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen
ke tangan konsumen. Setelah melon dipanen kemudian buah melon di sortasi agar
siap diantar ke pelanggan-pelanggan seperti :
1. Konsumen rumah tangga, adapun konsumen yang tinggal di sekitaran kebun
Eco-Agroindustry akan langsung datang sendiri ke kebun untuk membeli
melon kepada responden. Konsumen yang datang ke kebun secara langsung
bukan hanya dari desa sekitar melainkan dari desa lainnya yang dekat
dengan desa Paloh Lada. 1 kg melon Golden segar dipatok dengan harga
Rp. 13.000/kg.
2. Pasar Impres dan Pasar Bathuphat, tidak ada kriteria khusus, yang penting
melon tersebut masih segar dan tidak ada busuk. Semua buah dengan
ukuran beragam dihargai Rp. 15.000/kg.
4.3.5. Subsistem Penunjang
Subsistem penunjang adalah penyediaan jasa bagi subsistem agribisnis hulu
(input), subsistem usahatani, dan subsistem agribisnis hilir. Termasuk didalamnya
adalah penelitian dan pengembangan, perkreditan dan asuransi, transportasi,
pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, sistem informasi dan dukungan kebijakan
pemerintah.
Subsistem jasa penunjang di Eco-agroindustry pada tahun 2010 adalah
bantuan dana modal dari Japan Fun Proverty Reduction (JFPR) OISCA-ADB dan
23

pada tahun 2015 Eco-agroindustry mendapat dana modal dari pemerintah daerah
yaitu Dinas Pertanian Aceh Utara. Untuk saat ini penyediaan jasa penunjang yaitu
peran penyuluh pertanian untuk pemantauan dalam meningkatkan produksi
dibawah naungan Dinas Pertanian Aceh Utara. Kegiatan yang dilakukan adalah
pendataan produksi pada petani melon untuk mengetahui jumlah produksi melon
di lahan pertanian setiap tahun.

4.4. Analisis Usaha Melon Eco-agroindustry


4.4.1. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
volume kegiatan tertentu. Adapun termasuk biaya tetap dalam usahatani melon di
Eco-agroindustry ini antara lain biaya untuk biaya penyusutan peralatan, dan
biaya lain-lain.
1. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan peralatan termasuk dalam biaya tetap yang tidak habis
dipakai dalam sekali proses produksi. Biaya penyusutan peralatan dihitung dalam
per musim panen. Adapun biaya keseluruan penyusutan peralatan dapat dilihat
pada tabel 4.
Tabel 4. Rincian biaya penyusutan peralatan/proses produksi
Harga/ Penyusutan
Umur Jumlah
Jenis Peralatan Jml Stn Satuan Per Per Per
Ekonomis Total
(Rp) Tahun Bulan Produksi
Sprayer 3 Unit 350.000 5 1.050.000 210.000 17.500 52.500
Selang 500 m 5.000 5 2.500.000 500.000 41.667 125.000
Drum air 3 Unit 200.000 5 600.000 120.000 10.000 30.000
Pompa air 1 Unit 1.200.000 5 1.200.000 240.000 20.000 60.000
Gunting 10 Unit 34.000 5 340.000 68.000 5.667 17.000
Cangkul 10 Unit 50.000 5 500.000 100.000 8.333 25.000
Tali tambang 10 Kg 40.000 5 400.000 80.000 6.667 20.000
Polyback tray 100 Set 20.000 3 2.000.000 666.667 55.556 166.667
Keranjang buah 5 Unit 40.000 3 200.000 66.667 5.556 16.667
Timbangan 1 Unit 120.000 5 120.000 24.000 2.000 6.000
Gudang/bangunan 1 Unit 100.000.000 30 100.000.000 3.333.333 277.778 833.333
Ajir/turus 14.500 Btg 1.000 1 14.500.000 14.500.000 1.208.333 3.625.000
Total 123.410.000 19.908.667 1.659.056 4.977.167
Sumber : Data Primer Diolah, 2022
Berdasarkan tabel 4 menjelaskan bahwa biaya terbesar dikeluarkan untuk
pemakaian ajir sebesar Rp. 3.625.000,- dan biaya terkecil dikeluarkan untuk
24

pembelian timbangan sebesar Rp. 6.000,- dengan total biaya penyusutan yang
dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 4.977.167/proses produksi.
2. Biaya Lain-lain
Biaya sewa lahan yang dikeluarkan untuk usahatani melon di Eco-
agroindustry sebesar Rp. 4.000.000/tahun dengan asumsi bahwa dalam setahun
melakukan 2 kali proses produksi melon, jadi dalam usahatani melon di Eco-
agroindustry biaya yang dikeluarkan dalam sekali proses produksi sebesar Rp.
2.000.000.
4.4.2. Biaya Variabel
Biaya variabel yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh hasil
produksi, seperti biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, dan bahan penunjang.
Biaya ini digunakan untuk pengadaan faktor produksi yang bersifat selalu
berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi proses produksi. Dalam penelitian ini
biaya yang dihitungkan adalah biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku. Biaya
tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Biaya Sarana Produksi
Biaya sarana produksi merupakan biaya yang dikeluarkan dari penyiapan
lahan dan untuk pembelian bahan baku utama seperti benih, pupuk dan bahab
lannya. Banyaknya biaya sarana produksi yang dikeluarkan pada usahatani melon
pada Eco-agroindustry dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Rincian biaya variabel
Harga Satuan Jumlah Biaya
No Nama barang Jml Satuan
(Rp) (Rp)
1 Bibit 28 Bungkus 125.000 3.500.000
2 Mulsa 20 Roll 250.000 5.000.000
3 Tali rafia 25 Gulung 25.000 625.000
4 pupuk kandang 8 Truk 250.000 2.000.000
5 Pupuk Anorganik
a. NPK 6 Zak 450.000 2.700.000
b. KCL 5 Zak 310.000 1.550.000
c. TSP 5 Zak 285.000 1.425.000
d. KNO3 3 Zak 300.000 900.000
6 Pestisida
a. Antrocol 12 bungkus 90.000 1.080.000
b. Lannate 43 Bungkus 17.000 731.000
c. Demolish 20 bungkus 85.000 1.700.000
7 Kapur 200 Kg 1.000 200.000
Total 21.411.000
Sumber : Data Primer Diolah, 2022
25

Tabel 5 menjelaskan bahwa biaya bahan baku udahatani melon yang


terbesar digunakan yaitu untuk pembelian benih sebesar Rp. 3.500.000/proses
produksi. Sedangkan biaya terkecil digunakan untuk pembelian kapur sebesar Rp.
200.000/produksi. Total keseluruhan biaya bahan baku yang dipakai untuk
usahatani melon pada Eco-agroindustry sebesar Rp. 21.411.000/proses produksi.
2. Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor penunjang dalam proses usahatani melon
yang sangat efisien dikarenakan dapat meningkatkan pendapatan yang diterima
oleh pengusaha melon. Dalam menjalankan usahatani melon, Eco-agroindustry
membutuhkan tenaga kerja dari penyiapan lahan, penyiapan benih, penanaman
sampai pemanenan, berikut merupakan rincian biaya tenaga kerja pada tabel 6.
Tabel 6. Rincian biaya tenaga kerja

Harga Jumlah Jumlah Biaya


Uraian HOK Satuan Biaya (Rp)
(Rp) (Org) (Rp)

Pengelola - HOK 2.000.000 1 2.000.000 2.000.000

Penyemaian 7 HOK 50.000 5 350.000 1.750.000

Persiapan lahan 7 HOK 75.000 5 525.000 2.625.000

Penanaman benih 6 HOK 50.000 5 300.000 1.500.000

Pemeliharaan 30 HOK 75.000 5 2.250.000 11.250.000

Panen 5 HOK 70000 5 350.000 1.750.000

Total 5.775.000 20.875.000


Sumber : Data Primer Diolah,2022
Dari data tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan biaya tenaga
kerja yang dikeluarkan dalam usahatani melon persekali produksi mulai dari
persiapan lahan, persemaian, penanaman, perawatan dan pemanenan yaitu sebesar
Rp. 20.875.000,-/proses produksi.
3. Biaya Listrik
Biaya penggunaan listrik dalam usahatani melon digunakan untuk proses
produksi seperti pengolahan lahan, persemaian, penanaman, perawatan sampa
pemanenan. Biaya yang dikeluarkan untuk pengunaan listrik dalam usahatani
melon di Eco-agroindustry sebesar Rp. 1.000.000,-/proses produksi.
26

4.4.3. Total Biaya


Dalam melakukan kegiatan usahatani membutuhkan biaya yang akan
digunakan untuk membeli bahan baku, peralatan, pembayaran upah tenaga kerja
dan biaya-biaya pengeluaran lainnya. Adapun rinciannya total biaya yang
dikeluarkan dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Total biaya produksi melon

No Keterangan Jumlah (Rp)


1 Biaya Tetap
- Biaya Penyusutan Peralatan 4.977.167
- Biaya Lain-lain 2.000.000
2 Biaya Variabel
- Biaya Sarana Produksi 21.411.000
-Biaya Tenaga Kerja 20.875.000
- Biaya Listrik 1.000.000
Total 50.263.167
Sumber : Data Primer Diolah, 2022
Tabel 7 menjelaskan bahwa total biaya produksi melon yang dikeluarkan
sebesar Rp. 50.263.167,-/proses produksi. Biaya terbesar yang dikeluarkan yaitu
untuk biaya variabel sarana produksi sebesar Rp. 21.411.000/proses produksi,
sedangkan biaya terkecil yang dikeluarkan yaitu biaya listrik sebesar Rp.
1.000.000/proses produksi.
4.4.4. Produksi
Produksi adalah hasil akhir dari proses produksi. Produksi melon di Eco-
agroindustry merupakan hasil fisik berupa melon segar yang diperoleh dari proses
produksi dimana kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan sangat tergantung
pada persiapan bibit sampai pada penanganan pasca panen.
Proses produksi melon di Eco-agroindustry yang diteliti adalah proses
produksi selama satu bulan yang dimulai dari bulan Juni 2022. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa dalam satu kali proses produksi Eco-agroindustry
dapat menghasilkan melon sebesar 8 ton/proses produksi.
4.4.5. Penerimaan
Penerimaan merupakan hasil perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual melon. Penerimaan dikatakan sebagai sejumlah uang yang
diterima oleh pengusaha atas penjualan produk yang dihasilkan atau dengan kata
27

lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh pengusaha atas hasil dari
penjualan produlnya, dalam istilahnya disebut revenue. Hasil total penerimaan
dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan
harga barang yang bersangkutan. Rincian penerimaan, produksi melon dan harga
jual perkilogram dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Rincian penerimaan produksi melon

No Uraian Satuan Jumlah (Rp)

1 Jumlah Produksi Kg/Ha 8.000


2 Harga Jual Rp/Kg 13.000
Total 104.000.000
Sumber : Data Primer Diolah, 2022
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa ushatani melon rata-rata mampu
memproduksi sebesar 8.000/Kg/1 Ha sekali proses produksi dengan harga jual
melon sebesar Rp. 13.000/Kg. Sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp.
104.000.000,-/ proses produksi.
4.4.6. Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih anatar total penerimaan melon yang diterima
dengan biaya yang dikeluarkan Eco-agroindustry. Keuntungan atau laba
didefinisikan juga sebagai dua hal yaitu penerimaan dan biaya. Jika perubahan
tersebut lebih besar dari perubahan biaya dan juga output maka keuntungan yang
diperoleh akan meningkat. Sebaliknya jika perubahan penerimaan lebih kecil dari
perubahan biaya maka keuntungan yang diperoleh akan menurun. Dengan
demikian, keuntungan akan maksimal jika perubahan penerimaan sama dengan
perubahan biaya. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Rincian hasil keuntungan

No Uraian Jumlah (Rp)


1 Total Penerimaan 104.000.000
2 Biaya Total 50.263.167
Total 53.736.833
Sumber : Data Primer Diolah, 2022
Berdasarkan tabel 9 menjelaskan bahwa dari total keseluruhan hasil
produksi melon yang didapati keuntungan sebesar Rp.53.736.833/proses produksi.
28

4.4.7. Hasil Analisis R/C Ratio


Analisis R/C Ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan
total biaya yang dikeluarkan petani. Hasil analisis R/C Ratio dapat dilihat
perhitungan berikut.

R/C Ratio =

= 2,0
Berdasarkan analisis biaya pada usahatani melon pada Eco-agroindustry
disimpulkan bahwa nilai R/C ratio sebesar 2,0. Menunjukkan bahwa usahatani
tersebut layak untuk diusahakan karena nilai R/C Ratio lebih dari 1 (R/C > 1),
dengan biaya atau modal usaha sebesar Rp.50.263.167 dapat memperoleh nilai
R/C Ratio sebesar 2,0 yang artinya setiap penambahan biaya sebesar Rp 1.00
memperoleh penerimaan sebesar 2,0.
4.4.8. Hasil Analisis B/C Ratio
B/C Ratio adalah ukuran perbandingan antara keuntungan yang diterima
oleh pemilik usahatani melon Eco-agroindustry dengan total biaya produksi yang
dieluarkan oleh pemilik usahatani Eco-agroindustry. Hasil analisis B/C Ratio
dapat dilihat perhitungan berikut.

B/C Ratio =

= 1,0
Berdasarkan analisis biaya pada usahatani melon pada Eco-agroindustry
disimpulkan bahwa nilai B/C ratio sebesar 1,0. Dari hasil perhitungan B/C Ratio
di atas > 1, maka dapat disimpulkan bahwa usahatani melon Eco-agroindustry
menguntungkan secara signifikan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Keragaan agribisnis melon di Eco-Agroindustry terdiri dari :
a) Subsistem sarana produksi, berupa alat yang berfungsi dengan baik
seperti seperti cangkul, gunting, pompa air, selang, ajir, sprayer dan
bahan baku produksi melon seperti benih, pupuk, pestisida dalam jumlah
yang tepat.
b) Subsistem usahatani, meyangkut kegiatan persemaian, persiapan lahan
dan penanaman, pemasangan ajir, penyiraman, pemupukan dan
penyemprotan insektisida, pengendalian hama dan penyakit, dan
pemanenan.
c) Subsistem pengolahan di Eco-agroindustry ialah penanganan pasca panen
setelah melon di panen, buah melon akan disortir dan di simpan digudang
tempat penyimpanan hasil panen.
d) Subsistem pemasaran hasil agribisnis melon dijual ke Pasar Krueng
Geukueh, Pasar Impres, Pasar Batuphat dan pembeli mendatangi
langsung ke kebun Eco-Agroindustry.
e) Subsistem jasa penunjang di Eco-agroindustry pada tahun 2010 adalah
bantuan dana modal dari Japan Fun Proverty Reduction (JFPR) OISCA-
ADB dan pada tahun 2015 Eco-agroindustry mendapat dana modal dari
pemerintah daerah yaitu Dinas Pertanian Aceh Utara. Untuk saat ini
penyediaan jasa penunjang yaitu peran penyuluh pertanian untuk
pemantauan dalam meningkatkan produksi dibawah naungan Dinas
Pertanian Aceh Utara. Kegiatan yang dilakukan adalah pendataan
produksi pada petani melon untuk mengetahui jumlah produksi melon di
lahan pertanian setiap tahun.
2. Hasil produksi melon yang diperoleh di Eco-agroindustry adalah sebesar
8.000 Kg/Ha dengan harga jual Rp. 13.000/Kg. Penerimaan yang diterima
sebesar Rp. 104.000.000 dengan keuntungan sebesar Rp. 53.736.833. hasil

29
30

analisis R/C ratio sebesar 2,0 yang artinya bahwa usahatani melon di Eco-
agroindustry layak diusahakan,dan hasil analisis B/C ratio yang diperoleh
sebesar 1,0 maka usahatani melon menguntungkan secara signifikan.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian Keragaan Agribisnis Usahatani Melon di Eco-
agroindustry menguntungkan dan layak diusahakan, maka disarankan kepada
pemilik Eco-agroindustry agar subsistem pengolahan lebih diperhatikan pada
penanganan pasca panen dan perlakuan pada saat distribusi produk ke konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Ainal M, Khumaira K, dan Nurul A. 2020. Analisis Pendapatan Usahatani Melon


Di Desa Neuheun Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal
Ilmiah Agriflora, Vol. 4, No. 2.

Badan Pusat Statistik. 2021. Kabupaten Aceh Utara Dalam Angka. BPS Aceh
Utara. diakses dari https://acehutarakab.bps.go.id/.

Debi L, Khaidir S dan Harniatun I. 2017. Keragaan Agribisnis Melon AWOT di


Kelurahan Talang Kramat Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten
Banyuasin. Jurnal Ilmiah Agribisnis VI-1:1-11.

Desa Paloh Lada. 2019. Selayang Pandang. diakses dari


https://palohlada.desa.id/profil/selayang-pandang.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka.

Firman, Y. 2004. Analisis Pendapatan Dan Pemasaran Usahatani Melon Studi


Kasus Di Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi. Skripsi. Penelitian
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis Universitas Jember. Jember.

Hendriksen, E, S. 2001. Teori Akuntansi Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta. Erlangga.

Kotler, P. 1996. Marketing Manajement: Analysis, Planning, Implementation, and


Control (Manajemen Pemasaran) ed. 6. Jakarta. Erlangga.

Mu’arifin, H., et all. 2021. Akuntansi Biaya. Sumatera Barat. Insan Cendekia
Mandiri.

Noor, H. F. 2011. Ekonomi Manajerial. Jakarta. Rajawali Pers.

Putra, I. M. 2021. Akuntansi Biaya Pedoman Terhadap Analisis dan


Pengendalian Biaya Produksi. Yogyakarta. Anak Hebat Indonesia.

Pratiwi, T. 2017. Keragaan Agribisnis Padi Sawah Di Desa Saleo Kecamatan


Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Provinsi
Sulawesi Utara. Sripsi. Penelitian Jurusan Agribisnis Uiversitas Negeri
Gorontalo (UNG). Gorontalo.

Rukmana. R. 2003. Budidaya Melon Hibrida. Yogyakarta. Kanisius.

Rukmana, R. 2005. Budidaya Melon Hibrida. Yogyakarta. Konisius.

31
32

Saragih. 2010. Refleksi Agribisnis. Bandung. IPB Press.

Siagian, R. 1999. Pengantar Manajemen Agribisnis. Yogyakarta. Gajah Mada


University Press.

Soeharjo, A. 1997. Sistem Agribisnis dan Agroindustri. Makalah Seminar. Bogor:


MMA- Institut Pertanian Bogor.

Soekartawi. 2006. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta. Rajawali Press.

Sukirno, S. 2005. Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Suparta. 2005. Pendekatan Holistik Membangun Agribisnis. Denpasar. CV. Budi


Media Adhikarsa.

Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usaha Tani edisi revisi. Jakarta. Penebar Swadaya.

Zaman, N., et all. 2021. Manajemen Usahatani Melon. Sumatera Utara. Yayasan
Kita Menulis.
33

Lampiran 1. Daftar pertanyaan (kuisioner)

DAFTAR PERTANYAAN (KUISIONER)

Assalamual’aikum Warrahmatullahai Wabarakatu

Perkenankanlah saya mengajukan beberapa pertanyaan dibawah ini sebagai bahan


untuk melakukannya penelitian dalam rangka menyelesaikan studi Program
Sarjana Pertanian Universitas Malikussaleh.

Nama : Luthfiah Ismi Safira


NIM : 180320006
Program Studi : Agribisnis
Judul Penenlitian :: Keragaan Agribisnis Usahatani Melon (Cucumis melo
L) Di Desa Paloh Lada Kecamatan Dewantara
Kabupaten Aceh Utara (Studi kasus: Eco-
Agroindustry)

Pembimbing : 1. Dr. Ir. Mawardati, M.Si


2. Barmawi, S.P., M.Si
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan bapak memberikan jawaban dengan
baik terhadap daftar pertanyaan ini.

1. Kuisioner bagi Responden


A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Usia :
4. Pendidikan terakhir :
5. Luas lahan :
6. Jumlah pohon :
7. Lama menjadi petani : ...... tahun
8. Lama menjalani kegiatan agribisnis melon : ...... tahun
B. Biaya Tetap

No Nama Peralatan Jumlah (Unit) Harga Satuan (Rp)

1 Sprayer Solo
2 Selang
34

3 Drum Air
4 Pompa Air
5 Pipa PVC

6 Ajir Bambu
7 Gunting
8 Cankul
9 Tali Tambang
10 Polybak Tray
11 Parang
12 Keranjang Buah
13 Timbangan
14 Sewa Lahan

C. Biaya Variabel

No Nama Jumlah Satuan Harga Satuan

1 Benih
2 Tali rafia
3 Mulsa
4 Pupuk kandang
5 Pupuk NPK
6 KNO3
7 TSP
8 KCL
9 Listrik
10 Aantrokol
11 Lannate
12 Demolish
13 Kapur
35

D. Biaya Tenaga Kerja

Jumlah
Harga Jumlah Biaya
Uraian HOK Satuan Biaya
(Rp) (Org) (Rp)
(Rp)
Pengelola
Penyemaian
Persiapan lahan
Penanaman benih
Pemeliharaan
Panen

E. Produksi Melon

No Tahun Jumlah produksi

1 2019

2 2020

3 2021

4 2022

F. Pemasaran
1. Berapa persen perbandingan produk yang terjual dan yang tidak terjual?
2. Bagaimana rantai pemasaran dan kemana saja tujuan pemasaran melon?
3. Bagaimana permintaan untuk komoditas melon di pasaran? Apakah
meningkat setiap tahunnya?
36

Lampiran 2. Dokumentasi penelitian

Benih melon varietas Golden Alisha Selang air

Sprayer Drum air

Mesin pompa air Gunting pemotong


37

Penyemaian benih melon

Penyemaian melon Tempat pembibitan

Pengolahan tanah Pemasangan mulsa


38

Penanaman bibit ke bedengan Pemasangan ajir

Penyiraman dan pemupukan Perawatan tanaman melon

Produksi melon
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Luthfiah Ismi Safira lahir pada tanggal 28


Oktober 2000 di Kota Medan. Penulis lahir dari pasangan
Bapak Marza Syaifera, SH.,M.H dan Ibu Asmida Laily
Daulay, Amd.Keb sebagai anak pertama dari dua bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Dekolah dasar di SD
Negeri 1 Muara Satu Kota Lhokseumawe dan lulus pada tahun
2012. Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP
Swasta Iskandar Muda dan lulus pada tahun 2015. Setelah itu penulis melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Dewantara dan lulus
tahun 2018. Pada tahun 2018 penulis menempuh kuliah di Universitas
Malikussaleh Fakultas Pertanian pada program Studi Agribisnis melalui jalur
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Dengan
ketekunan, motivasi tinggi, belajar serta berusaha, penulis berhasil menyelesaikan
skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di
Universitas Malikussaleh. Semoga skripsi ini mampu memberikan kontribusi
positif bagi kita semua.

You might also like