You are on page 1of 12

MAKALAH

PENGGOLONGAN DRAMA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Pendidikan Seni Tari Dan Drama

Dosen Pengampu : Indani Damayanti,M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Dean Nova 21.22.1.0093

Keisha Alya S 21.22.1.0056

Nur Alfiyyah A 21.22.1.0101

Rafa Diak I 21.22.1.0085

Rezky Septian 21.22.1.0070

Ulya Shopa P 21.22.1.0059

Wulan Nurhasanah 21.22.1.0030

5B - PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURAN DAN ILMU PENDIDIDKAN

UNIVERSITAS MAJALENGKA

2023
KATA PENGANTAR

Biamillahirahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya ,sholawat serta salam seoga tercurah limpahkan kepada baginda tercinta nabi akhir
zaman yakni AL Mustofa Kanjeng Nabi Muhammad SAW ,tak lupa kepada
keluarganya ,para saabatnya dan mudah mudahan samapai kepada kita selaku umatnya
Amiin.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Indani
Damayanti,M,Pd yang telah membimbing kami sehingga kami bisa membuat makalah
dengan judul “ Penggolongan Drama ” ini hingga selesai. Tidak lupa juga kami selaku
kelompok 1 mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Pendidikan Seni Tari
Dan Drama . Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan
dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Majalengka,07 Oktober 2023

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah
2. Apa saja penggolongan drama berdasarkan waktu ?
3. Bagaimana penggolongan drama berdasarkan isinya ?
4. Seperti apakah penggolongan drama berdasarkan gaya ungkapnya ?

1.3 Tujuan

1. Apa saja penggolongan drama berdasarkan waktu ?


2. Bagaimana penggolongan drama berdasarkan isinya ?
3. Seperti apakah penggolongan drama berdasarkan gaya ungkapnya ?
A. Tujuan
1. Mengetahui bentuk penggolongan drama berdasarkan waktu .
2. Mengetahui penggolongan drama berdasarkan isibya .
3. Mengetahui penggolongan drama berdasarkan gaya ungkapnya.
BAB II

PEMBAHASAN

PENGGOLONGAN DRAMA
Drama dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Seperti juga bentuk karya yang
lainnya, drama dapat digolongkan berdasarkan kurun waktu, gaya ungkapnya (bahasa dan
gerak), dan isinya.

2.1. Penggolongan Berdasarkan Kurun Waktu/ Keberadaan Naskah


Berdasarkan kurun waktu drama terbagi pada drama tradisional dan drama modern.
Perinciannya sebagai berikut.
1) Drama Tradisional
Drama radisional adalah salah satu bentuk kesenian yang berakar dan bersumber dari
tradisi masyarakat lingkungan. Ciri utama pada drama tradisional ini adalah ‘improvisasi’
yaitu drama pertunjukan yang tidak bersandar pada naskah. Cara penyajiannya tidak hanya
dialog tetapi dilakukan dengan menari, menyanyi dan diiring oleh tabuhan. Drama tradisional
ini terbagi menjadi drama rakyat, drama klasik dan drama transisi.
Drama rakyat adalah drama tradisional yang berkembang disetiap kelompok suku
bangsa. Bentukpenyampaiannya ada yang disajikan dalam bentuk tutur atau lisan oleh
seorang pencerita atau penyanyi yang membawakan cerita. Ada juga yang disajikan sudah
dalam pertunjukan drama. Drama atau teater tutur adalah suatu jenis drama yang bertolak dari
sastra lisan yang dituturkan dan belum diperagakan secara lengkap. Berikut contoh-contoh
drama tutur yang hidup di Indonesia.
a. Kentrung (jawa timur) adalah bentuk drama yang berupa cerita yang disampaikan
secara lisan oleh dalang kentrung.
b. Pantun sunda, sesuai dengan arti kata pantun yaitu ‘padi’. Pada perkembangan
selanjutnya sering dilaksanakan pada upacara keluarga.
c. Dalang jemblung, drama tutur ini bersumber dari pertunjukan kulit biasa, tetapi
tuturan dialog, gamelan dan lainnya disuarakan oleh ujaran yang dilakukan oleh seorang atau
beberapa dalang.
d. Cepung (lombok), pada awalnya cepung adalah seni membaca kitab lontar yang
diiringi instrumen suling dan beberapa peniruan bunyi oleh alat musik ujaran.
e. Sinrili (Sulawesi Selatan), sinrili merupakan pertunjukan cerita tutur oleh seoran
pasinrili yang diiringi nusik kesokeso atau rebab.
f. Babaka (Minangkabau), dituturkan oleh tukang cerita sekurang-kurangnya dua
orang yang bercerita liris dengan dilagukan, serta diiringi instrumen rebab, kecapi dan
rebana.
g. Wayang Beber (Pacitan), berbentuk lukisan di atas kertas tentang wayan yang
bergambar seperti wayang kulit purwa.

Drama tetapi sudah lengkap dengan peragaan oleh para aktor yang memeran tokoh-
tokoh cerita. Drama jenis ini dilengkapi dengan musik tradisional, tari-tarian, lagu dan akrab
dengan penontonnya. Berikut yang termasuk ke dalam jenis drama ini adalah:
a. Ubrug (Jawa Barat) adalah dama rakyat yang muncul didaerah Banten. Drama
rakyat jenis ini biasanya dilaksanakan dalam hajatan.
b. Topeng Banjet (Jawa Barat) adalah drama rakyat yang muncul didaerah
Karawang, Bekasi, Cisalak Bogor dan sekitarnya.
c. Longser (Jawa Barat), adalah drama rakyat yang sering muncul di wilayah
priangan seperti Subang, Bandung dan sekitarnya.
d. Sintren (Jawa Barat) adalah drama rakyat yang sering muncul di daerah Cireon
dan sekitarnya.
e. Manoreh atau Manorek (Jawa Barat) adalah drama rakyat yang muncul di
wilayah Ciamis Selatan
f. Ronggeng Gunung (Jawa Barat) adalah drama rakyat yang sering muncul
diwilayah Ciamis Selatan
g. Topeng Blandek (Jawa Barat), Bojong Gede, Pondok Rajeg, Citayem, Ciseeng.
Blandek artinya “campur aduk” atau “tidak karuan” cerita yang dimainkan biasanya pendek
dan bernapaskan Islam.
h. Srandul (Jogja) drama jenis ini memainkan jenis cerita dengan iringan musik
bende, rebana, kendang dan angklung.
i. Ande-ande Lumut adalah drama rakyat yang dilaksanakan semalam suntuk
dengan penari antara 20 sampai 40 orang.
j. Dadunggawuk adalah drama rakyat yang diperankan semua oleh laki-laki.
k. Ketoprak adalah drama rakyat yang amatpopuler di Jawa Tengah khususnya di
Yogyakarta.
l. Ludruk adalah drama rakyat Jawa Tmur.
m. Makyong (Riau) adalah drama rakyat Melayu yang masih hidup sampai di
Malaysia, Singapura, bahkan Muangthai.
n. Lenong adalah drama rakyat dari daerah Betawi

Drama atau teater klasik adlah drama pertunjukan yang telah mapan. Drama jenis ini
lahir dipusat-pusat kerajaan atau keraton dan masih terpelihara dengan baik sampai saat ini.
Masuk kedalam jenis drama ini antara lain Wayang Orang, Wayang Kulit dan Wayang
Golek.
a. Wayang Orang atau Wayang Wong adalah jenis drama klasik yang muncul di
Keraton Yogyakarta pada pertengahan abad ke 18.
b. Wayang Kulit (pada penggolongan berdasarkan gaya ungkapnya, termasuk drama
boneka) adalah drama klasik yang tidak menggunakan orang sebaga medianya, tetapi
menggunakan bentuk wayangdari kulit tipis yang dilukis cermat sengan warna-warni yang
menjelakan karakter.
c. Wayang Golek (pada penggolongan berdasarkan gaya ungkapnya, termasuk
drama boneka) adalah drama klasik Jawa Barat yang juga tidak menggunaka orang sebagai
medianya, tetap menggunakan boneka kayu berwujud tokoh wayang.

Jenis drama atau teater transisi sesungguhnya juga bersumber pada drama tradisional
pada umunya, tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat. Drama jenis ini
populer disebut sandiwara dan menggunakan panggung dan tata dekor, lampu rias dan lain-
lain sebagai layaknya drama modern, tapi belum menggunakan naskah drama. Isi cerita
seputar kehidupan sehari-hari yang disajikan dalam bentuk banyolan segar.

2) Drama atau Teater Modern


Drama ini selalu bersandar pada naskah drama, dan diikat oleh hukum-hukum
dramaturgi. Struktur dan pengolahannya dipengaruhi sekali oleh ‘Teater Barat’. Artinya,
susunan naskah, cara entas, gaya penyuguhan dan pola pemikiran, banyak bersumber dari
pola penekatan ddan pemikiran’kebudayaan barat’. Kemodernan memungkinkan pertunjukan
dengan menggunakan teknologi canggih, sehinggamuncullah jenis pertunjukan drama
bernama film dan sinetron.
Adapun ciri-ciri bentuk drama atau teater modern ini secara garis besar dapa
disimpulkan sebagai berikut.
a. Bersandar pada naskah atau skenario
b. Pertunjukan dilakukan ditempat khusus yaitu panggung yang memisahkan
pemeran dan penonoton.
c. Penonton harus membayar
d. Penyelenggaraan benar-benar untuk pertunjukan itu sendiri.
e. Pertunjukan merupakan karya seni kolektif, antara perangkat administratif dan
perangkat artistik, dan berupa cuatan ide baru yang dpertanggungjawabkan
f. Meski adajuga yang mengambil cerita masa lampau, tetapi kebanyakan dari
drama modern memuat unsur cerita yang erat kaitannya dengan peristiwa sejaman.
g. Ungkapan pertunjukan telah meggunaka eralatan modern.
Berdasarkan uraian diatas maka drama modern dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
drama konvensional dan drama nonkonvensional atau kontemporer. Drama modern
konvensional adalah drama yang bertolak dari lakon drama yang disajikan secara
konvensional sedangkan drama modern kontemporer adalah drama yang mendobrak
konvensi-konvensi lama dan penuh dengan pembaruan gagasan, penyajian dan penggabungan
konsep barat-timur.
Unuk penggolongan b erdasarkan kurun waktu ini ada beberapa pengkaji, seperti
Jakob Sumarjo misalnya, hanya menggologkan pada dua jenis yaitu drama modern dan
drama tradisional. Jadi, drama tradisi dianggap masuk pada drama modern.

2.2. Penggolongan Berdasarkan Isinya/ Penyajian Lakon


Berdasarkan pada isi cerita yang disajikan dalam bentuk drama, dpat ditemui
beberapa jenis drama seperti, tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama dan dagelan.
a. Tragedi
Drama tragedi juga disebut juga drama duka, yaitu drama yang menampilkan tokoh
yang sedih dan muram yang terlibat dalam situasi gawat, karena sesuatu yang tak
menguntungkan, misalnya cemburu atau ambisi yang keterlaluan.

b. Komedi
Drama komedi disebut juga sebagai drama ria, yaitu drama yang ceritanya ringan dan
bersifat menghibur, terdapat seloroh yang biasa saja menyindir, serta berakhir degan bahagia.
c. Tragikomedi
Drama tragikomedi disebut juga sebagai drama dukaria, yaitu drama yang
menampilkan alur yang sesungguhnya lebih cocok untuk drama tragedi, tetapi berakhir
bahagia sepert layaknya drama komedi.
d. Melodrama
Melodrama adalah drama yang menyajikan lakon atau cerita yang sanat sentimental,
dengan adegan-adegan yang mengharu biru mendebarkan.
e. Dagelan
Dagelan adalah drama yang khusus disajikan untuk menghibur. Dagelan hanya
menyajikan kekonyolan tokoh dan bencana yang menimpa tokoh tersebut.

2.3. Penggolongan Drama Berdasarkan Gaya Ungkapnya/ Sarana


Penggolongan berdasarkan gaya ungkapnya dapa dibagi dua, yaitu gaya ungkap
bahasanya, gaya ungkap media perannya dan gaya ungkap pementasannya. Dilihat dari gaya
ungkap bahasa dapat dikelompokan menjadi jenis drama puisi, drama prosa dan drama prosa-
puisi. Drama puisi adalah drama yang cerita lakonnya sebagian besar disusun dalam dialaog
berbentuk puisi, atau mengandung kaidah-kaidah puisi. Drama prosa adalah drama yang
cerita atau lakonnya sebagian atau seluruhnya disusun dalam dialog berbentuk prosa.
Sedangkan drama prosa-puisi yaitu drama yang cerita lakonnya disusun dalam campuran
prosa dan puisi.
Dilihat dari gaya ungkap media pemerannya dapa dikelompokan menjadi jenis drama
boneka dan drama manusia. Drama boneka adalah drama yang diperankan bukan oleh
manusia tetapi oleh boneka. Sedangkan drama manusia adalah drama yang diperankan oleh
manusia.
Sedangkan dlihat dari gaya ungkap pementasannya menjadi jenis drama biasa,
pantonim, opera, sendratari, drama radio dan drama televisi.
a. Drama
Drama biasa yang pemenasannya dilaksanakan dipanggung atau arena, baik
menggunakan naskah drama atau tidak.
b. Pantonim
Yaitu drama yang sama sekali tidak menggunakan dialog. Keterangan babak, adegan
atau apa saja kadang diberikan dalam bentuk tulisan yang diperlihatkan oleh pemerannya.
c. Opera
Opera disebut juga denga operet yaitu jenis drama yang seluruh atau sebagian
dialognya dinyanyikan oleh para pemeran dengan iringan musik.
d. Sendratari
Yaitu drama yang penyajiannya dilakukan dengan menari.
e. Kabaret
Yaitu drama yang menggunakan teknik rekaman untuk dialog dan tata musiknya.
f. Drama Radio
Yaitu drama yang khusus untuk diperdengarkan bukan untuk ditonton.
g. Drama Televisi
Yaitu drama yang disajikan ditelevisi. Drama jenis ini pun direkam dalam vidio dan
dapat diputar kapan saja sesuai waktu tayangannya.
h. Film
Yaitu drama yang khusus untuk diputar diboskop, drama jenis ini pun telah direkam
dalam film, sehingga bisa diputar dimana dan kapan saja.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penggolongan Berdasarkan Kurun Waktu/ Keberadaan Naskah
Berdasarkan kurun waktu drama terbagi pada drama tradisional dan
drama modern.Ciri utama pada drama tradisional ini adalah
‘improvisasi’ yaitu drama pertunjukan yang tidak bersandar pada
naskah.Drama tradisional ini terbagi menjadi drama rakyat, drama klasik
dan drama transisi.Penggolongan Berdasarkan Isinya/ Penyajian Lakon
Berdasarkan pada isi cerita yang disajikan dalam bentuk drama, dpat
ditemui beberapa jenis drama seperti, tragedi, komedi, tragikomedi,
melodrama dan dagelan.
a. Tragedi Drama
b. Komedi Drama.
c. Tragikomedi Drama
Dilihat dari gaya ungkap bahasa dapat dikelompokan menjadi
jenis drama puisi, drama prosa dan drama prosa-puisi.Sedangkan dlihat
dari gaya ungkap pementasannya menjadi jenis drama biasa, pantonim,
opera, sendratari, drama radio dan drama televisi.Drama Drama biasa
yang pemenasannya dilaksanakan dipanggung atau arena, baik
menggunakan naskah drama atau tidak.Sedangkan dlihat dari gaya
ungkap pementasannya menjadi jenis drama biasa, pantonim, opera,
sendratari, drama radio dan drama televisi.

3.2 Saran
Bagi para pembaca, diharapkan setelah membaca makalah ini dapat
menambah wawasan pengetahuan terkait dengan penggolongan drama yang
kelompok kami susun. Yang berminat untuk mengetahui lebih jauh tentang
penggolongan drama (melakukan penelitian) maka perlu modifikasi variabel-
variabel independen baik menambah variabel atau menambah time series
datanya. Sehingga akan lebih objektif dan bervariasi dalam melakukan
penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Azwan, A. (2018). Politeness strategies of refusals to requests by Ambonese


community. LINGUA: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 15(1), 1-6

Anggara. Teza D(2014).http://dyantezaanggara27.blogspot.com/01/pengertian sastra


drama

https://www.detik.com/bali/berita/d-6581161/8-contoh-saran-dalam-makalah-yang-
benar-dan-cara-membuatnya.

You might also like