You are on page 1of 5

S

WUJUD KESANTUNAN BERBAHASA GURUS STUDI KASUS DI SD IMMERSION PONOROGO

Heru Setiawan¹, Syamsudin Rois²

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI Ponorogo, Jln Ukel 39

email awan.hsetiawan@gmail.com

Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Ponorogo, Jln Ukel 39

email: masroys71@gmail.com

Submitted :13-08-2017, Reviewed: 16-8-2017, Accepted:01-10-2017


http://dx.doi.org/10.22202/JG.2017.V3i2.2003

Abstract

Teacher, as a person who is obeyed and imitated by students, needs to show a good manner an evide
including in using language. A good teacher should consider politeness principle in language, because it
is one of the characteristics to be educator. Be sides that, politeness principle enables teacher to
communicate better. This paper is aimed at finding out (1) the form of politeness strategy as well as w
the participant flouts the maxim of modesty, (2) describing the reason and goal of ohtervance and non
observance maxim of modesty. This research used qualitative method and designed as descriptive analy
The participants involved in this study were five teacher of Immersion Primary School, Ponorogo Data
were mainly collected through observation. During the observation, the researcher used audio recording
and field nose Then, data were analyzed by the following steps, (1) transcribing the recorded audio, (2)
classying data based on Leech's theory onmaxin, (3) analyzing observance maxims, (4) analyzing non
observance maxims, and (5) drawing conclusion. The result of study revealed that the participants w
both observance and non-observance maxim. Non-abservance maxima (flouting) were used to warn and
motivate students.

Keywords: Maum of Modesty, Observance and Non-observance Maxim, Teacher

Abstrak

Guru, digugu dan ditiru ungkapan tersebut menjadi salah satu latarbelakang dalam penelitian ini. Sikap
dan prilaku guru dapat menjadi contoh untuk siswanya termasuk dalam penggunaan. bahasa. Seorang
guru hendaknya menerapkan prinsip kesantunan berbahasa karena merupakan salah satu ciri khas
seorang pendidik. Selain itu, kesuksesan dalam berkomunikasi bergantung pola kesantunan dalam
penggunaan bahasa. Tujuan dari penelitian ini (1) mendekripsikan bentuk kepatuhan dan pelanggaran
maksim kesantunan berbahasa (2) mendeskripsikan alasan dan tujuan dari tuturan yang mengandung
bentuk kepatuhan dan pelanggaran maksim kesantunan berbahasa. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode deskripsi. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah
lima guru SD Immersion, Ponorogo, Data dikumpulkan melalui metode simak yang terdiri dari tiga
teknik, yaitu teknik simak, teknik rekam, dan teknik catat. Data dianalisis dengan langkah berikut (1)
mentranskripsikan data hasil rekaman ke dalam bentuk tulisan, (2) mengklasifikasikan bentuk
kesantunan berbahasa menurut Leech, (3) menganalisis bentuk bentuk kesantunan berbahasa, (4)
menganalisis faktor terjadinya kepatuhan dan pelanggaran kesantunan berbahasa, dan (5)
menyimpulkan hasil analisis. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat bentuk kepatuhan dan
pelanggaran maksim kesantunan berbahasa oleh guru. Setiap pelanggaran kesantunan berbahasa oleh
guru tidak memunyai tujuan yang kurang baik akan tetapi sebagai bentuk peringatan dan bentuk
motivasi terhadap siswa Kata kunci: Maksim Kesantunan, Kepatuhan dan Pelanggaran, Guru

PENDAHULUAN untuk mengarahkan penuturan pada


tercapainya tujuan. Adapun tujuan dalam
Jika membalas manusia dan bahasa adalah dua perbuatan ini mendukung suatu fungsi
aspek yang tidak dapatdipisahkan. Manusia (Nurjamily, 2015:147)
sebagai makhluk sosial membutuhkansarana
berkomimikasi dengan sesamanya. Manusia Menurut Wijana, bahwa bentuk bentuk tuturan
dapat berkomunikasi dengan sesamanya karena yang diutarakan oleh penutur dilatarbelakangi
mereka memiliki kepahaman yang SAITIA dalam oleh maksud dan tujuan tertentu. Dalam
mengungkapkan pikirannya serta pesan yang hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang
ingin disampaikan. Bahkan orang bisu sekalipun bermacam-macam dapat digunakan untuk
tetap melakukan komunikasi dengan manusia menyatakan maksud yang sama. Atau
lainnya, karena tidak ada seorang pun yang sebaliknya, berbagai macam maksud dapat
dapat hidup tanpa berkomunikasi. Melalui diutarakan dengan tuturan yang sama
komunikasi manusia menyalurkan kebutuhan (1996:11).
dalam menyampaikan gagasan dan menerima
tanggapan atas pagasan tersebut. METODE

Kesantunan berbahasa sangat perlu untuk Jenis metode penelitian yang dipakai oleh
dikaji, karena kegiatan berbahasa tidak luput penulis, yaitu metode deskriptif dengan
dari kehidupan manusia, Kesantunan pendekatan kualitatif Metode deskriptif, yaitu
merupakan sebuah istilah yang berkaitan metode paparan hasil temuan berdasarkan
dengan kesopanan", rasa hormat silap yang fakta yang ada atau fenomena yang diperoleh
baik, atau perilaku yang pantas (Gunawan, berdasarkan data yang dikumpulkan dan
2013:8). Prinsip kesantunan tidak akan terjadi lapangan. Data yang digunakan dalam tulisan ini
jika tidak ada kerja sama dalam komunikasi. berasal dari hasil observasi, kuesioner, dan
Tetapi penerapan prinsip kerja sama belum rekaman di lapangan secara langsung dalam
tentu membuat prinsip kesantunan serta merta bentuk catatan yang memuat tentang
terlaksana(Rustina, 2014). informasi, situasi serta kejadian dari responden.
Adapun metodeyang digunakan dalam
Setiap pertuturan baik yang disengaja maupun penelitian ini metode deskriptif. Kuntoro (dalam
tidak disengaja selalu mempunyai nujuan. Jauhari, 2009:35) mengatakan bahwa metode
Tujuan tersebut selalu membimbing penuturnya deskriptif adalah metode penelitian yang
memberikan gambaran atau uraian atas suatu tidak memandang status sosial dan dapat
keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan dilakukan oleh siapa saja. Bentuk bentuk
terhadap objek yang diteliti. Metode deskriptif maksim kebijaksanaan sebagai berikut:
ini dilakukan adalah untuk
a. Kepatuhan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhatikan data berikut:
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan
dalam penelitian ini peneliti menemukan 1. Siswa : "Maaf Bu, terlambat datang" saya
bentuk-bentuk kesantunan berbahasa, baik Guru: "Iya, kok terlambat kenapa?"
kepatuhan dan pelanggaran maksim dalam
bentuk bahasa yang dituturkan oleh guru. Siswa : "Saya terlambat bangunību, Maaf
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori
Guru: "Iya, silahkan duduk di
kesantunan menurut Geoffrey Leech (Rahardi,
2010:59. 65). Geoffrey Leech mengemukan kursimu?"
prinsip/maksim kesantunanterdiri dari enam
kategori, yakni: (1) Maksim Kebijaksanaan (Tact Informasi indeksal: dituturkan seorang guru
Maxim), Sekolah Dasar kepada siswa ketika datang
terlambat dikarenakan bangun kesiangan
(2) Maksim Kedermawanan (Generosity
Maxim). (3) Maksim Penghargaan (Approbation 2. Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim)
Maxim), (4) Maksim Kesederhanaan (Modesty
keuntungan diri sendiri, Tambahi pengorbanan
Maxim), (5) Maksim Permufakatan (Agreement
diri sendiri(Leech
Maxim) dan (6) Maksim Kesimpatisan (Sympath
Maxim), dari keenam maksim yang ditentukan dalam Rahardi, 2010:59)
dapat di jabarkan sebagai berikut:
Maksim kesedermawan mempunyai prinsip
1. Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim) sebagai m kemurahan hati, maksim ini berusaha
memberikan keuntungan terhadap lawan tutur
Kurangi kerugian orang lain, Tambahi
dan diharapkan dapat bersikap rendah lati,
keuntungan orang lain (Leech dalam Rahardi.
dengan kata lain menghidari pujian untuk diri
2010;59) Maksim menuntut penutur untuk
sendiri dan bersikap tidak sombong Prinsip
sedapat mungkin untuk mengurangi tersebut dapat dimaknai lain dengan
keuntungan untuk diri sendiri dani menambahi ditunjukkannya sebuah sikap oleh penutur
keuntungan orang lain, dengan kata lain terhadap lawan tutur atas sebuah kesedian
semakin panjang tuturan seseorang dapat di memberikan seseutu yang menjadi milik
katakakan sebuah tuturang sopan. Tuturan pemitur kepada mitra tatur dengan tujuan agar
tidak langsung bisa di kategorikan tuturan yang mitra tutur dapat terpenuhi segalakebutuhanya
lebih sopan. Pada saat akan berbicara dengan
a. Kepatuhan.
orang lain, penutur harus bersikap santun,
bijaksana. tidak memberatkan lawan tutur, Perhatikan data berikut:
danmenggunakan diksi yang halus dalam
bertutur. Untuk bentuk maksim kebijaksanaan
3. Guru :"Anak-anak mari kerjakan soal yang terkait dengan apa yang meraka
ibu tuliskan di papan tulis ya, di buku harian" rasakan (pengalaman) serta di pelajari
3. Terbentuknya tuturan yang mengadung
Siswa : "Sekarang Bu, bolpoin saya hilang Bu" pelanggaran maksim kessantunan
Guru: "Iya sekarang, ini sini Ibu pinjamin berbahasa yang dilakukan oleh guru
bolpoin, segera kerjakan ya." Siswa: "terima menunyai berbagai alasan, yang
kasih ibu." satunya sebagi bentuk pembelajaran
bagi siswa yang kurang memberhatikan
Informasi indeksal: dituturkan seorang guru pelajaran maupun siswa yang sulit
yang sedang mengintruksi siswanya untuk diatur/nakal Tuturan yang disampaikan
mengerjakan tugas, dan meminjamkan bolpoin guru hanya. sebatas ucapan tidak
ke siswa yang bolpoinnya hilang menggunakan perasaan. Tuturan
tersebut dengan tujuan agar sang anak
SIMPULAN
tidak mengulangi perbuatan yang sama
Berdasarkan hasil penelitian yang telah (perbuatan yang salah)
dilakukan terkait dengan wujud kesantunan
DAFTAR PUSTAKA
berbahasa guru SD Immersion lab. School STKIP
PGRI Ponorogo dan telah dilakukan Aznawi, Mualiyah dan Safriwana Aras, 2015.
pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut "Strategi Kesantunan Bahasa Bugis dalam
Tindak Tutur Memerintah di Desa Lamata
1. Ditemukan bentuk kepatuhan dan
Kecamatan Gilireng kabupaten Wajo". KONFIKS:
pelanggaran maksim kesantunan
Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 2, No. 2,
berbahasa yang dilakukan oleh guru,
Desember 2015
wujud tersebut beraneka ragam situasi
dan kondisi baik kondisi formal Dorothy law nolte. 1998, Children Learn What
(didalam kelas saat pelajaran They Live: parenting to inspire values (New
berlangsung) dan Londisi nonformal (di York: Workman
luar kelas/tidak saat proses
pembelajaran). Publishing Company
2. Kepatuhan maksim kessantunan Fahmi Gunawan, "Wujud Kesantuna Berbahasa
berbahasa yang dilakukan oleh guru Mahasiswa Terhadap Dosen di STAIN Kendari:
merupakan bentuk motivasi yang Kajuan Sosiopragmatik" ARBITRER: Jumat
dilakukan guru agar sang anak dapat Bidang Bahasa, Pengajaran Bahasa, dan
lebih semangat dalam segala hal, bukan Linguistik, Vol. 1 No. 1 Oktober 2013
sebagai bentuk ngelulu yang nantinya
akan berdampak kurang baik. Pola Gusriani, Nuri, dkk 2012 "Kesantunan
penggunaan bahasa yang santun Berbahasa Guru Bahasa Indonesia dalam Proses
merupakan salah satu wujud Belajar Mengajar di SMA Negeri 2 Lintan Buo"
terlaksananya visi dan misi dari Sekolah Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Dasar Immersion Ponorogo, yaitu Vol. 1 No. 1 September 2012; Seri B 87
Memanusiakan Manusia dan tumbuh
kembangya seorang anak terpengarung
Jauhari, Heri. 2009, Pedoman Penulisan Kurya Pranowo, 2009. Berbahasa secara Santun.
Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia Pustaka Pelajar: Yogyakarta,

Nurjamily, Wa Ode. 2015. "Kesantunan Prayitno, Harun Joko. 2011. Kesantunan


Berbahasa Indonesia dalam Lingkungan Sosiopragmatik Studi Pemakaian Tindak Direktif
Keluarga (Kajian Sosiopragmatik)". HUMANIKA: di Kalangan Andik SD Berbudaya Jawa.
Jurnal Kajian pendidikan, bahasa Sastra dan
Seni. No. 15, Vol. 3,Desember 2015

You might also like