You are on page 1of 10

422 Yuniarti, syaripudin, riyadi, penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt untuk meningkatkan

disiplin belajar siswa sd..

JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Departemen
Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan
Indonesia

Gd. FIP B Lantai 5. Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Kota Bandung 40154. e-mail:
jpgsd@upi.edu website:http://ejournal.upi.edu/index.php/jpgsd/index

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT


UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA SD

Yuniarti1, Tatang Syaripudin2, Arie Rakhmat Riyadi3


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail: artiyuni013@gmail.com; tatang.syaripudin@gmail.com; arie.riyadi@upi.edu.

Abstract: This research is based on the low of learning discipline of the third grade
student elementary school. In learning, teachers only used conventional method so that
makes student feel bored and not conducive to learning. Be side it, in the classroom not
apply rules, so students haven’t the awareness to be discipline. This research is to
describe the application of cooperative learning type Team Games Tournamnet (TGT) to
improve learning diciplie of third grade student elementary school. The research method
used was classroom action research, consisting of two cycles covering the planning,
implementation, observation, and reflection. The research subject are the third students
of SDN CK which is by 24 student. Data collection techniques used are observation and
field note. The average result of research showed improvement in each cycle , in first
cycle of 69,27% and in cycle II increased by 10,59% to 79,86%. Can be concluded that
application of cooperative learning type Team Games Tournamnet (TGT) can improve
learning discipline of the third grade student elementary school.

Keywords: learning discipline, teams games tournament (tgt), classroom action research

PENDAHULUAN jujur, toleran, disiplin, bekerja keras,


Kurikulum 2013 sebagai kurikulum kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
yang berlaku dalam Sistem Pendidikan tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
Nasional menjadikan pendidikan karakter air, menghargai prestasi, komunikatif,
sebagai prioritas utama, hal ini didukung cinta damai, gemar membaca, peduli
dengan di keluarkannya Peraturan lingkungan, peduli sosial, dan bertaggung
Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang jawab(Presiden Republik Indonesia.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). 2017)
Perpres pasal 4 No 87 Tahun 2017 Disiplin sangat penting di
menyebutkan bahwa Nilai-nilai yang kembangkan dan diterapkan karena akan
diterapkan dalam pelaksanaan PPK adalah memberikan dampak positif bagi
nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan dan perilaku siswa. Menurut
pancasila meliputi nilai-nilai religius, (Hartini. 2017, hlm. 39) “setiap manusia

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 422-431


Yuniarti, syaripudin, riyadi, penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa sd.. 423

harus memiliki sikap disiplin, karena, tidak menarik menyebabkan kelas kurang
dengan disiplin dapat memunculkan nilai- kondusif untuk kegiatan belajar.
nilai karakter yang lain sehingga dapat Mengingat pentingnya sikap disiplin
membentuk karakter siswa menjadi bagi keberhasilan belajar siswa, maka
pribadi yang matang”. Selain itu, Tu’u masalah tersebut harus segera diatasi.
(2004, hlm. 37) menyebutkan alasan Menurut Gunarsa (dalam Tu’u. 2004, hlm.
pentingnya disiplin, antara lain: 1) Siswa 57) “penanggulangan masalah disiplin
yang taat terhadap aturan akan belajar yang terjadi disekolah dapat dilakukan
secara optimal; 2) Suasana kelas menjadi melalui tahapan preventif, represif, dan
kondusif, tenang, dan tertib; 3) siswa kuratif”.
terbiasa hidup teratur dan tertib; 4) Berdasarkan hasil studi literatur
Sebagai jalan bagi siswa untuk sukses penulis menemukan beberapa model
dalam belajar, dan menjadi bekal kelak pembelajaran untuk meningkatkan
ketika bekerja. Dari penjelasan tersebut disiplin belajar siswa dengan
diketahui bahwa sikap disiplin penting mengintegrasikan ketiga langkah tersebut.
dikembangkan dalam pembelajaran di Model pembelajaran yang ditawarkan
sekolah. adalah model Contextual Teaching and
Secara faktual, permasalahan Learning (CTL), dan model pembelajaran
disiplin belajar siswa masih tergolong Value Clarification Technique (VCT), dan
rendah. Berdasarkan hasil studi pembelajaran kooperatif tipe Team Games
pendahuluan di kelas III SDN CK Tournament (TGT).
prsentase disiplin belajar siswa kelas III Peneliti mengambil keputusan
hanya sebesar 47,31% dan berada pada bahwa model pembelajaran yang
kategori rendah, atau 13 orang dari 24 diterapkan untuk meningkatkan disiplin
orang siswa memiliki disiplin belajar yang belajar siswa di kelas III Sekolah Dasar
rendah. Perilaku atau sikap siswa yaitu pembelajaran kooperatif tipe Team
terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai Games Tournament (TGT). Model
faktor, antara lain faktor lingkungan, pembelajaran ini dipilih atas dasar
keluarga dan sekolah. Tidak dapat di kegembiraan yang diperoleh dari
pungkiri bahwa sekolah merupakan salah penggunaan permainan dan pemberian
satu lingkungan yang dominan dalam hadiah atau penghargaan jika mereka
membentuk dan mempengaruhi perilaku berhasil mecapai kriteria tertentu yang
siswa. Terjadinya sikap tidak disiplin di telah ditetapkan. Diperkuat dengan
sekolah menunjukan bahwa pengetahuan pendapat Noor(2018, hlm. 35) yang
tentang pendidikan karakter yang menyatakan bahwa “model pembelajaran
didapatkan siswa belum membawa kooperatif tipe Team Games Tournament
dampak positif terhadap perubahan (TGT) merupakan salah satu model
perilaku siwa sehari-hari. Selain itu, kooperatif yang dapat diterapkan dalam
Kelas sebagai tempat diadakannya proses pembelajaran yang memberikan
kegiatan pendidikan, pembelajaran dan antusiasme tinggi khusunya pada jenjang
latihan kurang menekankan perencanaan sekolah dasar”.
dan implementasi disiplin, hal tersebut Model pembelajaran kooperatif tipe
dibuktikan dengan tidak adanya Team Games Tournament (TGT)
aturan/tata tertib di dalam kelas. merupakan model pembelajaran yang
Penggunaan metode belajar yang kurang diawali dengan kegiatan presentasi kelas
variatif juga menjadi salah satu penyebab (class pressentation), belajar kelompok
dari munculnya pelanggaran disiplin. (team), permainan (games),
Suasana kelas yang membosankan dan kompetisi/turnamen (tournament), dan
penghargaan kelompok. Sebagai upaya

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 422-431


424 Yuniarti, syaripudin, riyadi, penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa sd..

untuk meningkatkan disiplin belajar METODE


siswa, penulis memasukan tahapan Metode yang digunakan yaitu
preventif, represif, dan kuratif kedalam metode penelitian tindakan kelas (PTK).
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Menurut Arikunto (2012, hlm. 104)
Tournament (TGT). Dengan hal- penelitian tindakan kelas adalah penelitian
hal tersebut, sikap disiplin akan yang dilakukan oleh guru di dalam
ditegakkan dan diterapkan sehingga kelasnya sendiri sebagai suatu bentuk
tercipta kondisi yang kondusif dan investigasi yang bersifat reflektif yang
diharapkan dapat merubah perilaku siswa memiliki tujuan untuk memperbaiki
menjadi lebih positif. proses pembelajaran di kelas melalui
Slavin (dalam Huda. 2013, hlm. prosedur penelitian yang berbentuk siklus
197) menyatakan bahwa “pembelajaran (daur ulang). Sedangkan Kemmis (dalam
kooperatif tipe Team Games Tournament Hopkins. 2011, hlm. 87) menyatakan
(TGT) berhasil meningkatkan skill-skill bahwa “penelitian tindakan kelas
dasar, pencapaian, interaksi positif antar merupakan salah satu bentuk penyelidikan
siswa, harga diri, dan sikap penerimaan untuk memperbaiki dan meningkatkan
pada siswa yang berbeda”. Selain itu, rasionalitas dan keadilan dalam pratik dan
penelitian ini juga di dukung oleh hasil situasi pendidikan yang dilakukan oleh
penelitian dari Tria Dewi Arofi tentang para partisipan”
“Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Model penelitian yang digunakan
Belajar PKn Melalui Pembelajaran adalah model spiral yang dirumuskan
Kooperatif TGT Berbantuan Media Audio oleh Kemmis dan Mc Taggart. Tahap-
Visual di Kelas V SD Islam Darul Huda” tahap penelitian yang dilakukan yaitu
pada tahun 2016. Hasil penelitian pada terdiri dari empat tahap, perencanaan
siklus I pertemuan 1 sebesar 54,69% (plan), tindakan (act), pengamatan
dengan kategori kurang, siklus I (observ), refleksi (reflect) dan pada siklus
pertemuan 2 sebesar 60,21% dengan berikutnya membuat perencanaan baru.
kategori cukup. Kemudian mengalami Penelitian dilakukan di SDN CK
peningkatan pada siklus II pertemuan 1 yang terletak di Kel. isola, Sukasari, Kota
menjadi 70,79%, dan pada pertemuan 2 Bandung, Jawa Barat.Subjek penelitian ini
menjadi 89,31% dengan kategori sangat adalah siswa kelas III SDN CK Semester
baik. Dari hasil penelitian tersebut Genap tahun pelajaran 2019/2019 dengan
menunjukan bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 13
kedisiplinan belajar siswa kelas V SD orang siswa perempuan dan 11 orang
dengan menerapkan model pembelajaran siswa laki-laki. Waktu penelitian
koperatif TGT. disesuaikan dengan jadwal pembelajaran
Dalam rangka memecahkan siswa kelas III, mulai dari bulan Februari
masalah diatas, penulis melakukan PTK sampai bulan Mei 2019.
dengan judul “Penerapan Pembelajaran Teknik pengumpulan data yang
Kooperatif Tipe Team Games Tournament digunakan adalah observasi dan catatan
(TGT) untuk Meningkatkan Disiplin lapangan. Observasi merupakan kegiatan
Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar” pengamatan yang dilakuan untuk
Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh informasi dengan melihat
mendeskripsikan penerapan pembelajaran langsung aktivitas siswa dalam
kooperatif tipe Team Games Tournament pembelajaran. Catatan lapangan
(TGT) untuk Meningkatkan Disiplin merupakan salah satu cara untuk
Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar. melaoporkan hasil observasi, refleksi dan
reaksi terhadap masalah-masalah kelas.

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 422-431


Yuniarti, syaripudin, riyadi, penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa sd.. 425

Instrument pengumpul data yang 3. Menarik kesimpulan atau verifikasi


di gunakan dalam penelitian ini adalah Mengkaji data yang sudah ada secara
sebagai berikut: berulang-ulang dan mengeompokkan
a. Lembar Observasi sikap disiplin data yang telah terbentuk kemudian
belajar siswa melaporkan hasil penelitian dengan
Lembar observasi ini digunakan untuk lengkap, serta menuliskan temuan
mengukur sikap disiplin belajar siswa baru yang membedakan dengan
dan untuk melihat peningkatannya penelitian sebelumnya.
selama proses pembelajaran Sedangkan analisis data kuantitatif
berlangung. dilakuakan dengan menggunakan statistik
b. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan deskriptif rata-rata dan presentase.
Siswa Menurut Sugiyono(2015, hlm.
Lembar observasi ini digunakan untuk 207)Statistik deskriptif adalah statistik
mengetahui kesesuaian antara rencana yang digunakan untuk menganalisis data
yang telah disusun dalam RPP dengan dengan cara mendeskripsikan atau
pelaksanaan pembelajaran di menggambarkan data yang telah
lapangan. Selain itu, lembar observasi terkumpul. Data kuantitatif diperoleh dari
aktivitas guru dan siswa juga dapat hasil observasi sikap disiplin belajar siswa
dijadikan sebagai rujukan untuk berdasarkan indikator yang telah
pembelajaran selanjutnya. dirumuskan.
c. Catatan Lapangan Untuk menghitung skor ideal sikap
Catatan lapangan digunakan untuk disiplin belajar siswa, dapat digunakan
mencatat temuan selama proses rumus sebagai berikut:
pembelajaran. Melalui catatatan
lapangan peneliti dapat mengetahui Skor Ideal = Jumlah Indikator x Skor Terbesar
tindakan yang harus dilakukan pada
pembelajaran selanjutnya. Setelah itu, nilai disiplin belajar siswa
Data yang diperoleh dalam dihitung menggunakan rumus:
penelitian ini dianalisis secaras kualitatif
dan kuantitatif. Analisis data kualitatif Nilai =
Jumlah skor yang diperoleh siswa
x 100
yang digunakan pada penelitian ini Jumlah skor ideal

menggunakan teknik yang dikemukakan


(Arikunto. 2012, hlm. 270)
oleh Basrowi (2008, hlm. 209) yang
terdiri dari tiga langkah, yaitu: reduksi Untuk mengetahui presentase
data, penyajian data dan penarikan tingkat disipin belajar siswa secara
kesimpulan. keseluruhan, dapat menggunakan rumus
1. Reduksi data presentase dari Sudjana (2016, hlm. 43)
Reduksi data yaitu proses pemilihan sebagai berikut:
atau pentransformasian data kasar
yang diperoleh di lapangan dan di ∑skor keseluruhan
Presentase= x 100 %
fokuskan pada hal-hal yang penting. ∑ skor max keseluruhan

2. Penyajian data.
Penyajian data adalah Mengacu pada pendapat Mulyasa
pengelompokkan data-data yang (2005, hlm. 101-102) yang menyatakan
serupa menjadi kategori. Data bahwa pembelajaran dikatakan berhasil
disajikan dalam bagan, grafik dan teks dan berkualitas apabila terjadi perubahan
narasi sehingga memudahkan untuk perilaku yang postitif pada diri peserta
membaca dan menarik kesimpulan. didik seluruh atau setidak-tidaknya
sebagian besar (75%). Oleh sebab itu

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 422-431


426 Yuniarti, syaripudin, riyadi, penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa sd..

peneliti membuat kriteria tingkat sikap Presentase Peningkatan Disiplin


disiplin belajar siswa sebagai berikut: Belajar Siswa Siklus I

80.00% 69.27%
Tabel 1. Kriteria Sikap Displin
Belajar Siswa 60.00%
No Presentase Tingkat Sikap
(%) Disiplin Belajar 40.00% Siklus I
1 75-100 Tinggi 20.00%
2 50-74 Sedang
3 25-49 Rendah 0.00%
Grafik 1. Presentase Peningkatan
HASIL DAN PEMBAHASAN Disiplin Siswa Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada
setiap siklus dilakukan dengan Berdasarkan presentase tersebut,
menenerapan pembelajaran kooperatif maka gambaran presentase sikap disiplin
tipe Team Games Tournamnet (TGT). siswa tiap aspeknya adalah sebagai
Adapun langkah-langkah yang diterapkan berikut.
dalam pembelajaran yaitu: Presentasi
Rata-rata Pencapaian Aspek Disiplin Belajar
Kelas, Team (belajar dalam kelompok), Siklus I
Games (permainan), Tournament 75%
76%
(pertandingan), dan penghargaan 74%
72%
kelompok (Shoimin. 2014, hlm. 205). 70% 68.40%
68% 66.32% 67.36%
Temuan pada siklus I dalam 66%
pelaksanaan pembelajaran, yaitu pada fase 64%
62%
penyajian kelas, guru menggunakan media 60%
pembelajaran yang terlalu kecil sehingga
penyajian pesan kurang jelas. Pada
pelaksanaan siklus II, secara umum
pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan
lancar dan lebih baik daripada siklus I.
Berdasarkan pembelajaran dengan Grafik 2. Rata-rata Pencapaian Aspek
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Dsisplin Belajar Siklus I
Time Games Tournament (TGT) yang
telah dilaksanakan di siklus I, terjadi Berdasarkan grafik diatas, temuan
peningkatan sikap disiplin belajar siswa tentang sikap disisplin siswa pada siklus I
kelas III SD. Pada siklus I presentase sikap dapat di dijabarkan sebagai berikut:
disiplin siswa berada pada 69,27%. a) Kedisiplinan terhadap tata tertib
Meskipun mengalami peningkatan, sikap sekolah
disiplin siswa masih dalam kategori aspek pertama ini dilihat dari indikator
sedang. Hal ini disebabkan karena ketepatan waktu siswa ketika masuk
beberapa indikator disiplin belajar masih kelas, etika dan sopan santun siswa
dibawah 75%. Adapun peningkatan ketika berperilaku dan berbicara, dan
disiplin belajar siswa pada siklus I kepekaan siswa terhadap kebersihan
disajikan dalam gambar berikut. lingkungan kelas. Presentase pada
indikator ini mencapai 75% dengan
kategori sedang. Pada aspek ini
sebanyak 18 siswa dari 24 siswa dapat
menaati tata tertib sekolah meskipun
masih dalam kategori sedang.

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 422-431


Yuniarti, syaripudin, riyadi, penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa sd.. 427

b) Perhatian terhadap kegiatan Team Games Tournament (TGT) yang


pembelajaran telah dilaksanakan di siklus I dan II,
Aspek kedua dapat dilihat dari terjadi peningkatan sikap disiplin belajar
indikator sikap siswa ketika siswa kelas III SD. Pada siklus I
pembelajaran sedang berlangsung. presentase sikap disiplin belajar siswa
Presentase aspek perhatian terhadap yaitu sebesar 69,27%, sedangkan pada
kegiatan pembelajaran pada siklus I siklus II presentase sikap disiplin siswa
sebesar 66.32% dan berada pada meningkat menjadi 79,86% dengan
kategori sedang. kategori tinggi. Hal ini berarti sikap
c) Ketertiban diri saat belajar disiplin siswa mengalami peningkatan
Aspek ketiga dapat dilihat dari sebesar 10,9%. Adapun peningkatan
indikator ketertiban siswa saat disiplin belajar siswa pada siklus I dan
mengikuti pembelajaran di kelas. siklus II disajikan dalam gambar berikut.
Beberapa bentuk ketertiban yang
dimaksud yaitu siswa duduk tenang di Presentase Peningkatan Disiplin
bangkunya masing-masing, tidak Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
melakukan keributan didalam kelas,
85.00%
dan tidak mengobrol diluar topik 79.86%
pembelajaran. Presentase pada aspek 80.00%
ini mencapai 67.36% dengan kategori
75.00%
sedang. siklus I
69.27%
d) Kedisiplinan siswa terhadap tugas- 70.00%
Siklus II
tugas pelajaran
Aspek ini dapat dilihat dari indikator 65.00%
mengumpulkan PR tepat waktu, 60.00%
mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru, dan menyelesaikan tugas-
tugas tepat waktu. Indikator ini sudah Grafik 3. Presentase Peningkatan
mengalami peningkatan dengan Disiplin Belajar Siswa Siklus I dan II
presentase sebesar 68,48% dengan
Dari presentase tersebut, maka
kategori sedang.
gambaran presentase sikap disiplin siswa
Adapun Hasil disiplin belajar siswa
setiap aspeknya disajikan dalam gambar
pada siklus I secara keseluruhan dari data
berikut.
yang diperoleh setiap siswa,
presentasenya disajikan dalam tabel Rata-rata Pencapaian Aspek Disiplin
berikut. Belajar…
90% 86%
85% 80.20% 78.10%
Tabel 2. Presentase Sikap Disiplin 80% 75.00%
Belajar Siswa Siklus I 75%
No Tingkat Jumlah Presentase 70%
65%
Disiplin Siswa
Belajar
Siswa
1. Tinggi 7 29,2%
2. Sedang 17 70,8%
Grafik 4. Rata-rata Pencapaian
3. Rendah 0 0%
Asapek Sikap Disiplin Belajar
Jumlah 24 100%
Siswa Siklus II
Berdasarkan pembelajaran dengan
Berdasarkan data di atas maka
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
temuan tentang sikap disisplin siswa pada

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 422-431


428 Yuniarti, syaripudin, riyadi, penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa sd..

siklus II dapat di deskripsikan dan peningkatan dengan presentase


dijabarkan sebagai berikut: sebesar 78,10% dengan kategori
a) Kedisiplinan terhadap tata tertib tinggi.
sekolah Hasil penelitian menunjukan
Aspek pertama ini dilihat dari bahwa pembelajaran padada siklus I dan II
indikator ketepatan waktu siswa ketika dilakukan dengan lebih baik jika
masuk kelas. Etika dan sopan santun dibandingkan dengan pra siklus karena
siswa ketika berperilaku dan dapat meningkatkan disiplin belajar siswa.
berbicara, dan kepekaan siswa pada pra siklus tingkat disiplin bekajar
terhadap kebersihan lingkungan kelas. siswa kelas III SDN CK berada pada
Presentase pada indikator ini tingkat rendah dengan presentase sikap
mencapai 86% dengan kategori tinggi. disiplin belajar siswa sebesar 47,3%. Pada
b) Aspek dua dapat dilihat dari indikator siklus I sikap disiplin belajar siswa kelas
sikap siswa ketika pembelajaran III SDN CK berada pada tingkat sedang,
sedang berlangsung. Sikap siswa dengan presentase sikap disiplin belajar
ketika guru sedang menjelaskan , siswa sebesar 69,27%. Peningkatan sikap
kegiatan diskusi dilakukan dengan disiplin belajar siswa pada siklus I
sungguh-sungguh, dan siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran
merespon umpan balik Presentase kooperatif tipe Team Games Tournament
indikastor perhatian terhadap kegiatan (TGT) dan pengintegrasian langkah
pembelajaran padasiklus II ini sebesar preventif, represif serta kuratif pada
75% berada pada kategori tinggi. kegiatan pembelajaran. Selain itu
c) Ketertiban diri saat belajar pembuatan “kontrak belajar” dan danya
Aspek ketiga dapat dilihat dari penghargaan membuat siswa sadar dan
indikator ketertiban siswa saat termotivasi untuk menjadi pribadi yang
,mengikuti pembelajaran di kelas. lebih disiplin.
Ketertiban yang dimaksud yaitu tertib Pada siklus II sikap disiplin belajar
dalam mengikuti proses pembelajaran siswa kelaas III SDN CK berada pada
di dalam kelas. Beberapa bentuk tingkat tinggi dengan presentase sikap
ketertiban yang dimaksud yaitu siswa disiplin belajar siswa sebesar 79,86%.
duduk tenang di bangkunya masing- Peningkatan disiplin belajar ini
masing, tidak melakukan keributan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
didalam kelas, dan tidak mengobrol 1) penerapan model pembelajaran
diluar topik pembelajaran. Ketiga kooperatif tipe team Games Tournament
bentuk ketertiban tersebut merupakan (TGT), 2) adanya aturan yang dibuat
sikap disiplin yang tunjukan individu sebelum kegiatan pembelajaran, aturan
dalam mengikuti kegiatan proses dalam permainan dan tournament yang
belajar mengajar. Presentase pada harus dipatuhi sehingga siswa menjadi
indikator ini mencapai 80,20% dengan tertib dan melaksanakan kegiatan
kategori tinggi. pembelajaran, 3) Pemberian hukuman dan
d) Kedisiplinan siswa terhadap tugas- reward.
tugas pelajaran Berikut ini adalah perbandingan
Aspek ini dapat dilihat dari indikator data hasil disiplin belajar siswa pada pra
peraturan yang sudah disepakati oleh siklus, siklus I dan Siklus II.
siswa yaitu mengumpulkan PR tepat
waktu, mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, dan
menyelesaikan tugas-tugas tepat
waktu. Indikator ini sudah mengalami

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 422-431


Yuniarti, syaripudin, riyadi, penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa sd.. 429

Presentase Peningkatan Disiplin Belajar


Berdasarkan data di atas dapat
Siswa Pra Siklus, siklus I dan Siklus II dikatakan bahwa siswa cukup antusias
100.00%
dalam mengikuti pembelajran sehingga
79.86%
69.27% presentase peningkatan indikator menjadi
47.31% lebih dominan. Keadaan tersebut diperkuat
50.00%
oleh pendapat Noor (2018, hlm. 35)yang
menyatakan bahwa “model pembelajaran
0.00% kooperatif tipe Team Games Tournament
Pra siklus Siklus I Siklus II (TGT) merupakan salah satu model
kooperatif yang dapat diterapkan dalam
Grafik 5. Presentase Disiplin Belajar proses pembelajaran yang memberikan
Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II antusiasme tinggi khusunya pada jenjang
Hasil analisis data-data penelitian sekolah dasar”
siklus I dan sklus II yang telah diolah a) Perhatian siswa terhadap kegiatan
mnunjukan peningkatan pada seluruh pembelajaran
aspek sebagai berikut: Aspek perhatian siswa terhadap
kegiatan pembelajaran meliputi
memperhatikan penjelasan guru,
Presentase Peningkatan Rata-Rata
Aspek Sikap Disiplin Belajar Siswa melakukan diskusi kelompok dengan
siklus I dan Siklus II sungguh-sungguh, dan memberikan
100.0% umpan balik dari guru pada pra siklus
sebesar 46,8%, pada siklus I menjadi
50.0% 66,3%, dan pada siklus II meningkat
Siklus I
menjadi 75%, sehingga peningkatan
0.0%
Siklus II siklus I ke siklus II hanya sebesar
8,7%. Perhatian siswa terhadap
kegiatan pembelajaran mengalami
peningkatan yang paling kecil diantara
indikator yang lain, hal ini disebabkan
Gambar 4.10 Presentase Peningkatan
karena keterbatasan guru dalam
Rata-rata Aspek Sikap Disiplin Belajar
menggunakan media pembelajaran,
Siswa pada Siklus I dan Siklus II
dampaknya adalah siswa kurang
Berdasarkan grafik tersebut dapat memperhatikan apa yang
dilihat adanya peningkatan dari setiap disampaiakan guru, sedangkan
aspeknyanya.Penjelasan lebih lanjut menurut Lautfer (dalam Tafonao,
berkaitan dengan peningkatan sikap 2018, 103) menyatakan bahwa “media
disiplin belajar siswa di atas adalah pembelajaran adalah salah satu alat
sebagai berikut. bantu mengajar bagi guru untuk
a) Kedisiplinan terhadap tata tertib menyampaikan materi pelajara,
sekolah meningkatkan kreatifitas siswa, dan
Aspek kedisiplinan siswa terhadap tata meningkatkan perhatian siswa dalam
tertib sekolah meliputi masuk kelas tepat proses pembelajaran”. selain itu,
waktu, berkata baik dan sopan, dan menjaga media pembelajaran juga berperan
kebersihan lingkungan kelas pada pra siklus untuk mengatasi kebosanan siswa
sebesar 52,7%, pada siklus I menjadi 75%, dalam belajar dikelas, sehingga akan
dan pada siklus II meningkat menjadi 86%, tercipta suasana kelas yang
sehingga peningkatan siklus I ke siklus II menyenangkan, kondusif dan efektif.
sebesar 11%. b) Ketertiban diri saat belajar di kelas

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 422-431


430 Yuniarti, syaripudin, riyadi, penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa sd..

Aspek ketertiban diri saat belajar di pada pelaksanaan siklus pembelajaran


kelas meliputi duduk di tempat dilakukan berpusat pada siswa (student
masing-masing, tidak ngobrol diluar centered).
topic pembelajaran, dan tidak Peningkatan kualitas pembelajaran
melakukan keributan di kelas pada pra ini terdeskripsikan pada aktivitas guru
siklus sebesar 42,3%, pada siklus I dan siswa, dimana pada pra siklus siswa
menjadi 67,4%,dan pada siklus II hanya mendengarkan penjelasan dari
meningkat menjadi 80,2%, sehingga guru, membaca teks pada buku tema,
peningkaatan siklus I ke siklus II mengerjaklaan tugas dan membuat
sebesar 12.8%.” Ketertiban siswa kesimpulan.Pada tindakan
menjadi salah satu faktor yang sikluskegiatan pembelajaran dilakukan
menyebabkan disiplin belajar siswa dengan menerapkan langkah-langkah
meningkat, hal ini sejalan dengan pembelajaran kooperatif tipe Team
pendapat Prijodarminto (1994, hlm. Games Tournamet (TGT) aktivitas siswa
117) yang menyatakan bahwa menjadi lebih meningkat dibanding
“disiplin adalah suatu kondisi yang dengan aktivitas siswa pada pra siklus.
tercipta melalui proses latihan yang Adapun kegiatan siswa yang dilakukan
dikembangkan menjadi serangkaian pada siklus I dan II yaitu mendengarkan
prilaku yang di dalamnya terdapat penjelasan guru, membuat kontrak
unsur-unsur ketaatan, kepatuhan, belajar, berdiskusi dengan kelompok,
kesetiaan, ketertiban dan semua itu mengerjakan soal LKK, presentasi hasil
dilakukan sebagai tanggung jawab diskusi, memainkan permainan
yang bertujuan untuk mawas diri”. akademik (menjawab soal-soal),
c) Kedisiplinan terhadap tugas-tugas melakukan tournament, melakukan
pelajaran refleksi pembelajaran dan membuat
Aspek kedisiplinan terhadap tugas- kesimpulan, serta mengerjakan soal
tugas pelajaran meliputi evaluasi.
mengumpulkan PR tepat waktu, Proses pembelajaran yang
mengerjakan tugas yang diberikan meningkat merupakan implikasi dari
guru, dan menyelesaikan tugas tepat penyususnan RPP yang dipandang sudah
waktu. Pada pra siklus prsentase lebih baik dibanding pada pra siklus. Hal
disiplin belajar sebesar 47,2%, pada ini disebabkan karena guru menguasai
siklus I menjadi 68,4%, dan pada tentang teori perencanaan pembelajaran,
siklus II meningkat menjadi bahan ajar dan model yang digunakan.
78,1%,sehingga peningkatan siklus I
ke siklus II sebesar 9,7%. Pada siklus SIMPULAN
I dan II masih terdapat beberapa siswa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang belum tepat waktu dalam dengan menerapkan model pembelajaran
mengumpulkan tugas, hal ini kooperatif tipe Team Games Tournament
disebabkan karena siswa memiliki (TGT) untuk meningkatkan disiplin
kemampuan yang berbeda-beda. belajar siswa kelas III seekolah dasar
Pembelajaran kooperatif tipe Team mengacu pada permendikbud Nomor 22
Games Tournamnet (TGT) telah berhasil Tahun 2016. Secara sistematika penulisan
meningkatkan disiplin belajar siswa kelas RPP ini sama dengan pra siklus, yang
III sekolah dasar.Keberhasilan ini membedakan adalah dalam langkah
disebabkan karena adanya peningkatan kegiatan pembelajaran. langkah
kualitas pelaksanaan pembelajaran. Pada pembelajaran dengan menerapkan
pra siklus pembelajaran masih berpusat pembelajaran kooperatif tipe team Games
pada guru (teacher centered) sedangkan Tournament TGT) terdiri dari penyajian

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 422-431


Yuniarti, syaripudin, riyadi, penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa sd.. 431

kelas, team (belajar kelompok). games, Primary Education, 1(1), 33–40.


tournament, dan penghargaan kelompok. Peraturan Presiden Republik Indonesia.
Adapun perbaikan dari siklus I ke siklus II (2017). Penguatan Pendidikan
yaitu meliputi penggunaan media yang Karakter. Jakarta: Presiden
lebih besar. Republik Indonesia.
Pelaksanaan pembelajaran dikelas Prijodarminto, S. (1994). Disiplin Kiat
III dengan menerapkan pembelajaran tipe Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya
Team games Tournamnet (TGT) lebih Paramita
bak dibanding dengan prasiklus karena Shoimin. (2014). 68 Model Inovatif
pembelajaran lebih berpusat pada siswa dalam Kurikulum 2013.
serta aktivitas guru dan siswa lebih Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
beragam. Sudajana. (2016) Penelitian Hasil
Penerapan pembelajaran kooperatif Proses Belajar Mengajar.
tipe team Games Tournament (TGT) Bandung: PT remaja Rosdakarya
berhasil meningkatkan disiplin berlajar Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
siswa kelas III SDN CK. Pada siklus I Pendidikan (Pendekatan
presentase disiplin belajar siswa sebesar Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D).
69,27%, pada siklus II meningkat menjadi Jakarta: Alfabeta.
79,86%, sehingga peningkatan siklus I ke Tafonao, T. (2018). Peranan Media
siklus II sebesar 10.59%. Pembelajaran Dalam
Meningkatkan the Role of
DAFTAR RUJUKAN Instructional Media To Improving.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Jurnal Komunikasi Pendidikan. 2,
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: (2), 103-114
Bumi Aksara. Tu’u, T. (2004). Peran disiplin Pada
Basrowi & Suwandi (2008). Memahami Prilaku dan Prestasi Siswa.
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Jakarta: Grasindo.
Rineka Cipta
Hartini, S. (2017). Pendidikan Karakter
Disiplin Siswa di Era Modern
Sinergi Orang Tua dan Guru di
MTs Negeri Kabupaten Klaten.
AL-ASASIYYA: Journal Basic Of
Education, 02(02), 38–59.
Hopkins, D. (2011). Panduan Guru
Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Pusataka Belajar
Huda, M. (2013). Cooperative
Learning:Efektivitas
Pembelajaran kelompok.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Mulyasa. (2005). Menjadi Guru
Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Noor, M. (2018a). Penggunaan Model
Kooperatif Tipe Team Games
Tournament untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa Sekolah Dasar.
Al-Aulad: Journal of Islamic

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 422-431

You might also like