Professional Documents
Culture Documents
163-Article Text-1330-1-10-20220226
163-Article Text-1330-1-10-20220226
Abstract
Received: 14-01-2021 The word ta'lim assembly is familiar to our ears,
Accepted: 12-03-2021 because the ta'lim assembly is very easy to find in this
Published: 15-03-2021 country, and also the ta'lim assembly is a non-formal
institution whose establishment is not difficult. In
Keywords: ta'lim assembly; almost every area, we can easily find ta'lim assemblies,
educational from small ones to ta'lim assemblies which have
development; hundreds of thousands of members. However, do we
public already know what is the purpose of the function and
role of this ta'lim assembly in society, and also how this
ta'lim assembly contributes in the midst of people's
lives. Therefore, the researcher feels that research on the
ta'lim assembly is very important because as the largest
Muslim community in the world, namely the Indonesian
people, we will also live in the midst of a society that
will also come into contact either directly or indirectly
with the ta'lim assembly. this lim.
This study aims to determine the role of the ta'lim
azimatul aulad assembly in building community-based
education in Sirnabaya village, Gunungjati sub-district,
Cirebon district. That is the extent of the role of the
ta'lim assembly and what are its impacts on the lives of
the people in Sirnabaya Village.
The method used in this study is a qualitative method,
while the data collection tools include: in-depth
interviews, observation, and documentation. This
research was conducted in Sirnabaya Village,
Gunungjati District, Cirebon Regency.
Informants in this study were obtained from the
congregations of the Azimatul Aulad Ta'lim Council, the
surrounding community, and the caregivers of the
Azimatul Aulad Ta'lim Council who have been selected
and interviewed in depth to obtain the information
needed in this study which the researchers then
analyzed to determine get the results of the research.
From the results of the research conducted by the
researcher on the Azimatul Aulad Ta'lim Council, it can
be seen that the Ta'lim Council as a non-formal
institution that exists in the midst of society has
contributed significantly to the development of religious
understanding in the Sirnabaya village community. In
terms of worship, we can know from the congregation's
narrative that the members of the Azimatul Aulad
Ta'lim Assembly congregation make their
congregations more diligent and obedient in worship,
Doi: 23
Muhammad Syauqi, Azimatul Maula
Peran Majelis Ta’lim dalam Pengembangan Pendidikan Berbasis
then from a faith standpoint, the Ta'lim Council of
Azimatul Aulad also has a positive impact for his
congregation as to make them more stable in faith and
peace of mind. Meanwhile, in social activities, the ta'lim
assembly also has a role that is very much felt by the
community whose morals are more polite, and can
distinguish what is good to do and what is bad to be
abandoned.
Abstrak
Kata majelis ta’lim; Kata majelis ta’lim sudah tidak asing lagi terdengar di
kunci: pengembangan telinga kita, dikarenakan majelis ta’lim sangat mudah
pendidikan; sekali kita jumpai di negeri ini, dan juga majelis ta’lim
masyarakat adalah lembaga nonformal yang mendirikannya tidaklah
sulit. Hampir di setiap daerah dapat dengan mudah kita
jumpai yang namanya majelis ta’lim, baik dari yang kecil
hingga majelis ta’lim yang memiliki jumlah anggotatanya
mencapai ratusan ribu. Akan tetapi apakah sudah kita
ketahui apa sebenarnya tujuan fungsi dan peran majelis
ta’lim ini dalam masyarakat, dan juga bagaimana majelis
ta’lim ini dalam memberikan kontribusinya di tengah-
tengah kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu peneliti
merasa penelitian mengenai majelis ta’lim ini sangat
penting dikarenakan sebagai masyarakat muslim
terbesar di dunia, yaitu masyarakat Indonesia, kita juga
akan hidup di tengah-tengah masyarakat yang nantinya
juga akan bersentuhan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung dengan majelis ta’lim ini.
Adapun penelitian ini betujuan untuk mengetahui peran
majelis ta’lim azimatul aulad dalam membangun
pendidikan berbasis masyarakat di desa sirnabaya
kecamatan gunungjati kabupaten cirebon. Yaitu sejauh
mana peran majelis ta’lim dan apa saja dampaknya bagi
kehidupan masyarakat yang ada di Desa Sirnabaya ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif, sedangkan alat pengumpulan datanya
meliputi: wawancara mendalam, observasi, dan
dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di desa sirnabaya
kecamatan gunungjati kabupaten Cirebon.
Informan dalam penelitian ini di dapatkan dari para
jama’ah Majelis Ta’lim Azimatul Aulad, masyarakat
sekitar, dan pengasuh Majelis Ta’lim azimatul aulad
yang telah dipilih dan di wawancarai secara mendalam
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam
penelitian ini yang kemudian peneliti analisa untuk
mendapatkan hasil dari penelitian tersebut.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
terhadap Majelis Ta’lim Azimatul Aulad ini dapat
diketahui bahwa Majelis Ta’lim sebagai lembaga
nonformal yang ada ditengah-tengah masyarakat
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
perkembangan pemahaman keagamaan pada
masyarakat desa sirnabaya. Dalam segi ibadah kita dapat
mengetahui dari penuturan jama’ahnya bahwasanya
para anggota jama’ah Majelis Ta’lim Azimatul Aulad
menjadikan para jama’ahnya semakin rajin dan taat
PENDAHULUAN
Berbicara tentang manusia sepertinya berbicara tentang segala sesuatu.Bukankah
manusia mampu dengan kekuatannya sendiri memenuhi semua kebutuhan dan mampu pula
mengembangkan dirinya sendiri, pemenuhan dan pengembangan diri manusia itu
tampaknya memang dapat dilaksanakan dari, untuk, dan oleh manusia itu sendiri.
Pernyataan bahwa “manusia dengan segenap perkembangan budayanya adalah dari
manusia, untuk manusia, dan oleh manusia”, mengimplikasikan bahwa manusia memang
hebat, bisa berbuat dan membuat apa saja untuk kehidupan kemanusiaannya, sesuai dengan
kebutuhan dan kemauannya (Prayitno, 2009).
Manusia adalah makhluk badani, dan sebagai makhluk badani dia harus
menjalankan hidupnya di dunia ini. Dia harus bersikap, bertindak, bergerak dan bekerja
(mengolah dunianya) (Driyarkara, 2009). Manusia dalam ekosistem relatif mempunyai
peran yang sangat kecil karena banyak sekali perubahan yang terjadi di dalam ekosistem
tersebut justru berada di luar campur tangan manusia. Akan tetapi manusia akan menjadi
sumber masalah karena manusia selalu menginginkan yang terbaik bagi dirinya sendiri dan
dalam jangka panjang akan merugikan sesama manusia dan lingkungannya (Laurens,
2004).
Ketika masih bayi, manusia sepenuhnya bergantung kepada orang lain. Mulai dari
minum, makan, berpakaian, belajar berjalan, mengenal benda, dan belajar membuat
sesuatu, semuanya membutuhkan orang lain. Sampai ketika dewasapun manusia tetap
membutuhkan orang lain. Itulah sebabnya manusia hidup berkelompok, dan melakukan
tukar-menukar untuk memenuhi kebutuhannya. Agar kehidupan berkelompok berjalan
dengan tertib dan teratur, dibuatlah aturan atau norma yang mengatur apa yang boleh
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan (Kardiman et al., 2006). Manusia
membutuhkan arah dan tujuan kemana harus melangkah. Karena arah inilah yang membuat
kita selalu konsisten menuju tujuan kita. Arah inilah yang selalu menjaga kita agar tidak
keluar dari koridor tujuan hidup kita sendiri (Amrih, 2008).
Masa remaja adalah fase tertentu dalam kehidupan, perubahan-perubahan yang
terjadi dalam hidup seseorang, dalam beberapa hal sangat mungkin mengubah hidupnya.
Masa remaja dalam kondisi normal sekalipun, menyebabkan guncangan-guncangan yang
cukup besar pada kepribadian para remaja. Dan mungkin guncangan-guncangan ini
membuat kesal orang-orang dewasa yang berhubungan langsung dengan remaja dan untuk
mencapai kesempurnaan kepribadiannyapun banyak disertai kesalahan-kesalahan (Samadi,
2004).
Pada zaman sekarang sering kali kita melihat berita-berita di televisi dan surat kabar
tentang kenakalan remaja. Walaupun berakibat hukum tetapi pada kenyataannya remaja
zaman sekarang masih berbuat menyimpang, dan kenakalan remaja Indonesia semakin
meningkat. Remaja tersebut berbuat kenakalan remaja tanpa memikirkan akibatnya,
kenakalannya pun semakin beragam, namun pernahkah disadari bahwa kenakalan-
kenakalan yang ditimbulkan remaja, bukan hanya tanggung jawab remaja itu sendiri, akan
tetapi merupakan tanggung jawab orang-orang di sekitar mereka.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian deskriptif
kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Metode penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorisasi dan
memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang di anggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-
upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,
mengumpulkan data yang spesifik dari data pastisipan, menganalisis data secara induktif
mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data.
Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel (Creswell,
2010).
Sedangkan untuk analisisnya, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif, yaitu berupa data-data yang tertulis atau dari lisan orang, dan pengamatan ke
tempat lokasi secara langsung, sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan
penelitian yang bersifat menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan yang
sebenarnya, sekaligus mendokumentasikan kegiatan majelis ta’lim.
Penelitian dilaksanakan di Majleis Ta’lim Azimatul Aulad Jalan Ki Gede Mayung
RT/RW 04/01 Desa Sirnabaya Blok Budiraja Kecamatan Gunung jati Kabupaten Cirebon.
Adapun yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini penulis tidak mungkin meneliti
keseluruhan dari populasi. Agar penelitian sesuai dengan keinginan, maka penulis perlu
menarik sampel. Adapun teknik pengumpulan sampel, peneliti menggunakan Porposive
Sample yang dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan adanya tujuan
tertentu (Arikunto, 2002). Maka sampel penelitian ini mengambil dari beberapa jama’ah
majelis ta’lim yang aktif, pengasuh, dan masyarakat sekitar majelis ta’lim azimatul aulad.
d. Membina ketenangan dan kebahagian hidup. Ketenangan dan kebahagiaan hidup akan
didapat oleh semua orang jika kita selalu mengingat dan beribadah kepada Allah SWT
yang semua itu akan membawa ketenangan disetiap manusia karena usaha
pendekatannya dengan Allah SWT, serta berdampak akan selalu bersyukur atas segala
nikmat yang telah Allah berikan.
B. Pembahasan
1. Kiprah Majelis Ta’lim Azimatul Aulad
Alquran merupakan sumber petunjuk umat manusia mengajarkan kepada kita bahwa
menyendiri bagi suatu makhluk tidak ada tempatnya dalam ajaran agama Islam. Hidup
sendiri dan mandiri dan tidak ketergantungan dengan siapapun adalah meupakan sifat
Allah semata. Dari titik tolak keimanan yang demikian ini, manusia disadarkan untuk bisa
mengenal kehidupan dan lingkungan hidup di sekitarnya. Manusia sebagai makhluk sosial,
tidak dapat hidup tanpa kehadiran orang lain karena setiap manusia pasti membutuhkan
kehadiran manusia lainnya di dalam kehidupannya.
Majelis ta’lim sangatlah berperan dalam meningkatkan perilaku keagamaan bagi para
jamaahnya, perilaku keagamaan disini seperti ketaatan dalam beribadah shalat lima waktu,
puasa di bulan ramadhan, bersedekah, silaturahmi, dan lain sebagainya.
Para jamaah setelah mengikuti pengajian-pengajian di majelis ta’lim mereka merasa
lebih paham dan mengerti tentang agama karena mereka sadar bahwa ilmu agama
sangatlah penting untuk bekal kehidupan di dunia dan akhirat. Agama merupakan
pendidikan yang memperbaiki sikap dan perilaku manusia. Membina budi pekerti luhur
seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan menghidupkan hati
nurani yang baik dalam keadaan sendiri maupun bersama oranglain.
b. Faktor Penghambat
1) Masyarakat desa sirnabaya merupakan masyarakat yang beraneka ragam profesi
sehingga menyebabkan masyarakat memiliki kesibukan masing-masing. Hal tersebut
membuat masing-masing masyarakat kesulitan untuk bertemu.
2) Untuk jamaah yang usia remaja kadang merasa lelah ketika harus sepulang sekolah
lalu berangkat untuk ke majelis ta’lim.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada pembahasan dan uraian yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan merumuskan suatu kesimpulan sebagai
berikut:
Majelis Ta’lim Azimatul Aulad menjadi penting keberadaannya di masyarakat Desa
Sirnabaya. Peranan majelis ta’lim ini berfungsi untuk memantapkan kehidupan beragama
menjadi landasan bagi terciptanya masyarakat yang agamis. Majelis Ta’lim Azimatul Aulad
berusaha untuk meningkatkan masyarakat yang paham akan ilmu syariat islma dengan
beberapa metode dakwah yang diberdayakan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan
ilmu syariat islam bagi masyarakat Desa Sirnabaya seperti metode dakwah dengan ceramah
guna menjaring audiens yang lebih banyak dan simple.
Terlihat saat ini masing-masing masyarakat memiliki satu kondisi atau perasaan yang
sama, baik suka maupun duka, baik senang maupun sedih. Dimana mereka merasakan
betapa merosotnya tingkah laku anak jaman sekarang yang meresahkan masyarakat yang
biasa kita kenal sebagai kenakalan remaja dan lebih memprihatinkannya lagi banyak sekali
masyarakat sekarang yang minim pengetahua ilmu agamanya serta banyak yang belum bisa
baca tulis Al-qur’an. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini sesuai dengan teori bab II
tentang peran majelis ta’lim dalam pendidikan berbasis masyarakat.
Keutamaan menuntut ilmu tidak hanya didapatkan di dunia saja namun juga di
akhirat. Hal inilah menjadi salah satu motivasi bagi warga masyarakat sirnabaya agar selalu
semangat dalam menuntut ilmu terutama ilmu-ilmu agama.
Perubahan yang juga signifikan ialah pemahaman keagamaan masyarakat yang jauh
lebih baik setelah adanya majelis ta’lim Azimatul Aulad, masyarakat Desa Sirnabaya kini
tidak lagi buta huruf Al-qur’an,pemahaman tentang ilmu-ilmu fiqih juga sudah bisa
diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari, akhlak dan perilakunyapun sudah lebih
memiliki sopan santun.
Majelis ta’lim Azimatul Aulad tidak hanya bervisi bahwa majelis ta’lim hanya tempat
sebagai pengajian dan penyampaian ajaran agama islam saja, namun majelis ta’lim sebagai
sarana dakwah ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik lagi.
Waktu kegiatan majelis ta’lim dilaksanakan setiap hari kecuali hari jum’at libur,
dilakukannya setiap hari seperti halnya sarana pendidikan lainnya agar membentuk
keteguhan jama’ahnya bahwasannya ilmu agam itu sangatlah penting dan harus kita miliki
agar kehidupan kita terarah yang sesuai dengan ajaran Allah dan rasul-Nya.
Pada prosesnya Majelis Ta’lim Azimatul Aulad berfungsi sebagai tempat pengajian
ilmu agama islam di masyarakat, Sebagai tempat pengajian ilmu agama islam, majelis ta’lim
terbuka terhadap fenomena yang ada di Desa Sirnabaya yaitu banyaknya masalah tentang
kenakalan remaja dan minimnya ilmu pengetahuan agama islam pada masyarakat. Majelis
ta’lim Azimatul Aulad pun merupakan benteng umat islam dalam bidang pendalaman dan
pemahaman agama di dalam kehidupan masyarakat serta berfungsi sebagai sumber
penjelasan ajaran agama islam melalui pengajian yang di selenggarakan.
Arikunto, S. (2002). Prosedur suatu penelitian: pendekatan praktek. Edisi Revisi Kelima.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Google Scholar
Gunarsa, S. D. (2004). Dari anak sampai usia lanjut: bunga rampai psikologi anak. BPK
Gunung Mulia. Google Scholar
Kardiman, Mulyadi, E., & Kusriadi, A. (2006). Ekonomi. Yudhistira Ghalia Indonesia.
Google Scholar
Samadi, F. (2004). Bersahabat dengan Putri Anda: Panduan Islami dalam Memahami
Remaja Putri Masa Kini. Zahra Publishing House. Google Scholar