Professional Documents
Culture Documents
DHUHA : Jurnal
Ju Penddidikan Bah
hasa Arab dan
d Budayaa Islam
A
AD-DHUHA
A VOL (3) No.
N () (20222)
AD-D
DHUHA : Jurnal
Ju Pend
didikan Bah
hasa Arab ddan Budaya
a Islam
Httpss: //online-journal.unjaa.ac.id/Ad-D
Dhuha
Jl. Muuara Bulian No. Km.15
5, Mendalo Darat, Kec.. Jambi Luaar Kota
1
A
Agung up, 2Neldi Harianto,
Yusu H 3
Ayumi Hasnah Riton
nga
1
Universsitas Jambi, Indonesia
I
2
Universsitas Jambi, Indonesia
I
3
Universsitas Jambi, Indonesia
I
1
agung.yusuup@unja.ac.id 2neldi.haianto@unja.aac.id 3ayumihhasnah1610@
@gmail.com
A
ABSTRAK
K
V
Variasi atau raagam bahasaa merupakann bahasan pok
kok dalam sttudi sosiolingguistik. Krid
dalaksana
(1974) mendefinisik
m kan sosiolingguistik sebaggai cabang liinguistik yanng berusaha menjelaskan
n ciri-ciri
variasi bahasa dan menetapkann korelasi ciri-ciri
c variiasi bahasa tersebut deengan ciri-ciiri sosial
kemasyaarakatan. Dillihat dari varriasi dari seggi penutur teerdapat empaat variasi bahhasa yaitu (1
1) idiolek
(2) dialek (3) kronnolek dan (44) sosiolek. Kronolek merupakan variasi bahaasa yang diigunakan
mpok sosial pada
sekelom p masa tertentu. Miisalnya variaasi bahasa Indonesia
I paada masa taahun tiga
puluhan, variasi bahhasa tahun lima
l puluhann dan variaasi bahasa masa
m sekaranng. Dalam artikel ini
penulis akan menggkaji secara khusus varriasi bahasa kronolek dalam
d perspektif sosioliinguistik.
Metode yang digunnakan dalam
m penyusunaan artikel in
ni adalah kuualitatif deskkriptif. Dapaat ditarik
kesimpuulan bahwa variasi bahaasa yang diggunakan kellompok terteentu akan teerus berubah
h seiring
dengan perkembang
p an zaman yaang diikuti keecanggihan teknologi.
K
Kata kunci: sosiolinguistiik, variasi bahasa, kronolek
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam
ABSTRACT
penutur, dari segi pemakaian, dari segi anak akan hidup dan bersosialisasi sesuai
keformalan, dan dari segi sarana. Variasi zamannya. Jika zaman semakin
bahasa dari segi penutur dibedakan berkembang maka bahasa juga akan
menjadi empat yaitu idiolek, dialek, berkembang. Dari perkembangan zaman
kronolek dan sosiolek. itu dapat kita ambil perbedaan pemakaian
Idiolek adalah variasi bahasa yang bahasa dari berbagai zaman. Perbedaan
bersifat perorangan. Dialek adalah variasi bahasa itu akan tampak jelas.
bahasa dari sekelompok penutur yang Jika ditinjau dari perspektif historis
jumlahnya relatif, yang berada pada satu negara Indonesia, bahasa Indonesia
tempat, wilayah, atau area tertentu. diadopsi dari bahasa Melayu. Bahasa
Kronolek adalah variasi bahasa yang Melayu mulai terlihat pada tahun 1901 dan
digunakan oleh sekelompok sosial pada mulai masuk ke penjuru nusantara. Bahasa
masa tertentu, misalanya variasi bahasa Melayu yang masuk pada Indonesia waktu
Indonesia pada tahun tiga puluhan, variasi itu juga membawa masuknya Islam .
bahasa tahun lima puluhan dan variasi Banyak warga negara Indonesia yang telah
yang digunakan pada masa kini. Variasi fasih berbahasa Melayu karena mudahnya
bahasa dari ketiga zaman itu tentu berbeda bahasa Melayu dimengerti. Dalam
baik dari segi lafal, ejaan, morfologi perkembangannya, bahasa Melayu
maupun sintaksis. Yang paling tampak mengalami perubahan dalam
biasanya dari segi leksikon karena bidang penggunaannya sebagai bahasa kerja bagi
ini mudah sekali berubah akibat perubahan administrasi kolonial.
sosial budaya, ilmu pengetahuan dan Bahasa Indonesia pertama kali
teknologi. Yang terakhir ada sosiolek, diakui sebagai bahasa nasional pada
sosiolek adalah variasi bahasa yang peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober
berkenaan dengan status, golongan, dan 1928. Pada awalnya bahasa Indonesia
kelas sosial penuturnya. ditulis dengan tulisan Latin-Romawi
Sebagai individu yang merupakan mengikuti ejaan Belanda. Dari banyaknya
bagian dari sebuah masyarakat atau bahasa yang masuk ke Indonesia bahasa
peradaban, anak dituntut untuk dapat Melayulah yang lambat laun menjadi
menguasai bahasa yang digunakan pada bahasa pergaulan. Beberapa contoh bahasa
masyarakat di lingkungannya guna bisa Melayu yang masih digunakan sampai
beradaptasi dengan peradaban di sekarang misalnya: Nyiur yang berarti
sekelilingnya. Hal ini dapat dikaitkan kelapa, Sotong yang berarti cumi-cumi
dengan variasi bahasa kronolek. Setiap (masih banyak digunakan masyarakat
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam
sekitar Jawa), dan Begajul yang berarti Kata bercerai pada kalimat tersebut
bandel (masih digunakan masyarakat menunjukkan arti berpisah sedangkan pada
sekitar Jawa). masa sekarang kata bercerai mengandung
Pada saat terlaksananya Sumpah arti putusnya hubungan suami istri.
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1945 Dalam kalimat yang lain “Kerana itu
masih menggunakan bahasa Indonesia banyak orang yang berniat
yang belum baku. Penambahan huruf “eo” menyempurnakan Islam yang kelima itu”.
dan “o” menjadi ciri khas untuk Juga dalam kalimat “Sebab sangka saya
penggunaan bahasa pada tahun ini. tentu sahaja selain daripada diri saya
Beberapa contoh : sendiri, orang-orang yang datang kesana
“Doeloe” dibaca “Dulu” itu adalah orang-orang yang gembira dan
“Poetosan” dibaca “Putusan” yang mampu banyak tertawanya daripada
“Pemoeda” dibaca “Pemuda” tangisannya”. Dan kalimat “ Untuk
“Jang” dibaca “Yang” penjualan kuih-kuih itu hanya cukup
“Tjara” dibaca “Cara” untuk makan sehari-hari,”. Dari beberapa
Ejaan ini dapat kita lihat pada teks penggalan kalimat pada novel Di bawah
proklamasi dan dokumen-dokumen di Lindungan Ka’bah tersebut dapat kita lihat
sekitar tahun kemerdekaan. bahwa pengaruh bahasa Melayu masih
Seperti yang telah dijelaskan kuat pada masa ini.
sebelumnya bahwa variasi bahasa tidak Setelah penggunaan bahasa Melayu
hanya terjadi secara langsung dan dalam pada tahun dua puluhan, pada tahun tujuh
kehidupan sehari-hari tetapi dapat juga puluhan terdapatlah bahasa prokem atau
terjadi pada karya sastra, seperti novel, bahasa gaul. Bahasa prokem ditandai
cerpen, naskah drama dan lain-lain. dengan dialek Betawi yang dipotong dua
Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah fonemnya yang paling akhir kemudian
karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah disisipi bentuk –ok di depan fonem akhir
atau lebih dikenal dengan Buya Hamka yang tersisa. Misalnya kata “Bapak” yang
yang terbit pada tahun 1938 merupakan dipotong “Bap” kemudian disisipi –ok
salah satu karya sastra klasik. Dalam buku menjadi “Bokap”. Bahasa prokem yang
tersebut terdapat variasi bahasa kronolek berkembang di Indonesia lebih dominan
yakni pada kalimat “ Mula-mula saya oleh bahasa Betawi yang mengalami
sangat bersedih hati sebab semenjak kita pengubahan pemakaian makna oleh kaum
bercerai di Jeddah, tak pernah saya remaja Jakarta. Bahasa prokem pada awal
menerima surat lagi daripada engkau”. tahun tujuh puluhan telah menyebar
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam
hingga wilayah Yogyakarta, Semarang, diganti dengan kata “kalau” dan kata “gak”
Solo dan berkembang hingga sekarang. diganti dengan kata “tidak”. Masih banyak
Pada perkembangannya, semakin contoh-contoh variasi bahasa yang serupa
pesatnya arus globalisasi, modernisasi, dengan akronim tersebut.
ilmu pengetahuan dan teknologi bahasa Penggunaan bahasa dengan
Indonesia senantiasa beradaptasi mengubah dari bentuk aslinya, misalnya:
mengikuti perkembangan zaman agar “Mon maap” (mohon maap) kata
bahasa Indonesia memiliki kedaulatannya “mon” berasal dari kata “mohon” yang
tersendiri di Indonesia. Setelah di tahun dibuang sebagian hurufnya dan kata
dua puluhan bangsa Indonesia “maap” seharusnya diganti “maaf”.
menggunakan bahasa Melayu, di tahun “Makasi ya” (terimakasih ya) kata
lima puluh hingga tujuh puluhan masuk makasih berasal dari kata terimakasih,
bahasa prokem dan sekarang muncullah dalam perkembangannya menjadi kata
bahasa gaul, alay, bahasa layanan pesan “maaci”.
singkat atau biasa disebut SMS dan Penggunaan bahasa dengan
sebagainya. membuat yang semisal, contoh:
Penggunaan bahasa pesan teks “Wkwkwk”, “Hahaha”, “Heheh”,
singkat (SMS) misalnya: “Hihihi” dan “Xixixi” ungkapan-
Bahasa SMS yang disingkat : “ kmu ungkapan tersebut digunakan untuk
lg ap?” (kamu lagi apa?), “udh mkn” (udah menggambarkan ekspresi tertawa. “Huhu”
makan). menggambarkan ekspresi terharu. Dan
Bahasa SMS mengganti huruf S masih banyak lagi ungkapan-ungkapan
dengan C : “Ciapa yang sakit?”, “ bahasa pesan singkat.
mungkin juga cii”, “Cemangat ya”. Bahasa daerah juga dapat
Penggunaan bahasa akronim yang memengaruhi kronolek. Masuknya bahasa
dikarang anak muda sendiri: “Gpp” (nggak Betawi seperti kata lo dan gue yang sering
apa apa) penggunaan kata “nggak” yang digunakan atau kita dengar di ligkungan
tidak baku dalam kehidupan sehari-hari sekitar. Pada masa sekarang bukan hanya
seharusnya diganti kata “tidak”. “Gpl” kalangan masyarakat Betawi yang
(gak pake lama) penggunaan kata “gak” memakai kata lo atau gue bahkan sudah
dan “pake” tidak baku dan seharusnya menyebar ke kalangan masyarakat di luar
diganti dengan kata “tidak” dan kata pake Betawi. Penggunaan kata sapaan lo
diganti menjadi kata “pakai”. “Klo gak seharusnya menggunakan kata kamu dan
salah” penggunaan kata “klo” seharusnya
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam
kata gue diganti dengan kata aku atau merupakan variasi bahasa kronolek yang
saya. dipakai penutur. Kata “bego” adalah kata
Dalam kasus kata “saya” juga yang digunakan oleh anak-anak muda bagi
merupakan variasi bahasa kronolek yang dianggapnya bodoh. Namun pada
dimana dipengaruhi oleh masa sehingga masa sekarang kata “bego” sudah dipakai
mengalami perubahan. Pada penggunaan hampir di semua kalangan dalam
kata saya tidak ada lagi unsur tingkatan tuturannya.
kasta dalam bermasyarakat sosial. Kata Tak dapat dipungkiri seiring dengan
“saya” pada masa sekarang jika perkembangan zaman dan teknologi
berpedoman pada KBBI (Kamus Besar kronolek juga dapat dipengaruhi oleh artis
Bahasa Indonesia) digunakan sebagai atau figur publik. Misalkan saja ungkapan
pranomina orang pertama yang memiliki yang diambil dari lagu yang sedang
sifat netral atau tidak ada unsur hormat populer seperti “Sakitnya tuh disini” dan
atau tidak. “Gegana” ada juga ungkapan “Zaman
Hal tersebut berbeda pada masa now”, “Kacian deh lo” dan lain-lain.
kerajaan yang masih mengenal tingkatan Kepopuleran kosa kata ini tidak
kasta. Pada masa tersebut penggunaan berlangsung lama karena begitu masuk
nama ganti orang pertama bukan zaman berikutnya akan muncul ungkapan
menggunakan kata “saya” melainkan kata variasi baru untuk menyatakan sesuatu.
“sahaya” yang berbeda dengan zaman Akhir-akhir ini sering muncul
sekarang. Dalam KBBI kata “sahaya” ungkapan “Kamu nanyea?”. Sebelumnya
memiliki arti budak, hal ini bersifat tidak ada ungkapan “Begitu syulit”, “Affah
netral karena masih ada unsur rasa hormat iyyah?”, “Gamon”, “Slebew”, “Asyiap”
atau tidak hormat dalam penggunaannya. dan sebagainya. Kehadiran teknologi dan
Kata “sahaya” mengalami penghilangan internet yang mudah dijangkau di tengah-
suku kata tengah sehingga menjadi kata tengah masyarakat dapat mengakses
“saya”. berbagai informasi dan hiburan di dunia
Dalam Novel 00.00 karya Anugrah maya lebih mudah. Sesuatu yang sedang
Ameylia Falensia yang terbit pada tahun populer akan lebih mudah ditiru dan
2021 terdapat kalimat “ Lengkara menatap diaplikasikan. Awalnya hanya melihat di
Masnaka datar. Lo pura-pura bego apa media sosial kemudian disebarkan secara
bego beneran, sih?”. Berdasarkan kalimat luas dan dianggap menjadi hal yang perlu
tersebut Lengkara menuturkan kata “bego” untuk ditiru karena menjadi sebuah tren.
yang memiliki arti “bodoh”. Kalimat ini Kebanyakan ungkapan-ungkapan itu
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam
dipakai oleh masyarakat milenial mulai bahasa Indonesia sering menyimpang dari
dari pelajar hingga orang dewasa di segala kaidah bahasa. Kesalahan-kesalahan yang
penjuru Indonesia dan para artis atau figur dibuat dan disimpangkan membuat bahasa
publik. Indonesia semakin kacau. Dewasa ini
Ungkapan-ungkapan di atas telah banyak anak muda yang menyepelekan
menyalahi aturan tata bahasa Indonesia bahasa Indonesia dan lebih mengutamakan
yang baik dan benar. Banyak kosa kata bahasa lain seperti bahasa Inggris, Jepang,
yang telah berubah bentuknya dan muncul Korea dan lain-lain. Rendahnya tingkat
ungkapan-ungkapan baru. Ada beberapa kesadaran anak muda zaman sekarang
kosa kata baru yang muncul dari sebuah unntuk menggunakan bahasa Indonesia
tren masih bertahan dan digunakan hingga secara baik dan benar karena adanya
sekarang seperti: alay (anak layangan), perkembangan teknologi yang semakin
PHP (pemberi harapan palsu), doi (dia canggih.
orang istimewa), okay, dan lain-lain. Sekarang kita sering menyepelekan
Keberadaan bahasa Indonesia telah dan sering mencampur adukan bahasa
berkembang dengan baik pada kalangan Indonesia dengan bahasa lain.
masyarakat. Sekarang banyak ibu-ibu Penyimpangan bahasa ini sering terjadi.
muda yang mendidik anak atau bahasa Sering sekali muncul bahasa Indonesia
ibunya menggunakan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Inggris atau
yang artinya ibu telah mengajarkan pada diInggriskan.
anaknya untuk berbahasa Indonesia sejak Dampak globalisasi berakibat buruk
kecil. Dengan demikian keterampilan anak untuk bahasa Indonesia, banyak televisi,
dalam berbahasa Indonesia sebagai telepon genggam, majalah, laptop dan
keterampilan berkomunikasi sangat bagus. berbagai barang elektronik yang
Tindakan yang diambil oleh ibu-ibu muda menggunakan bahasa Inggris. Sehingga
sangat tepat, karena untuk menumbuhkan mengharuskan kita untuk memahaminya.
rasa bangga akan bahasa Indonesia. Sebaiknya jika saat penayangan acara
Penanaman bahasa Indonesia sejak televisi penyiar harus mencontohkan
kecil akan mempermudah anak saat bahasa Indonesia yang baik dan benar
berkomunikasi dan bisa menerapkan karena anak akan menyerap informasi
dalam kehidupan sehari-hari dan anak yang ia lihat dan dengar.
mampu membagi ilmu yang mereka dapat. Sering kita temui dan dengar ketika
Fenomena negatif seiring seseorang berbicara ia akan mencampur
berkembangnya zaman, penggunaan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam