You are on page 1of 12

AD-D

DHUHA : Jurnal
Ju Penddidikan Bah
hasa Arab dan
d Budayaa Islam

A
AD-DHUHA
A VOL (3) No.
N () (20222)
AD-D
DHUHA : Jurnal
Ju Pend
didikan Bah
hasa Arab ddan Budaya
a Islam
Httpss: //online-journal.unjaa.ac.id/Ad-D
Dhuha
Jl. Muuara Bulian No. Km.15
5, Mendalo Darat, Kec.. Jambi Luaar Kota

Kronoolek Dalam Kajian


n Sosiolingguistik

1
A
Agung up, 2Neldi Harianto,
Yusu H 3
Ayumi Hasnah Riton
nga
1
Universsitas Jambi, Indonesia
I
2
Universsitas Jambi, Indonesia
I
3
Universsitas Jambi, Indonesia
I
1
agung.yusuup@unja.ac.id 2neldi.haianto@unja.aac.id 3ayumihhasnah1610@
@gmail.com

A
ABSTRAK
K

V
Variasi atau raagam bahasaa merupakann bahasan pok
kok dalam sttudi sosiolingguistik. Krid
dalaksana
(1974) mendefinisik
m kan sosiolingguistik sebaggai cabang liinguistik yanng berusaha menjelaskan
n ciri-ciri
variasi bahasa dan menetapkann korelasi ciri-ciri
c variiasi bahasa tersebut deengan ciri-ciiri sosial
kemasyaarakatan. Dillihat dari varriasi dari seggi penutur teerdapat empaat variasi bahhasa yaitu (1
1) idiolek
(2) dialek (3) kronnolek dan (44) sosiolek. Kronolek merupakan variasi bahaasa yang diigunakan
mpok sosial pada
sekelom p masa tertentu. Miisalnya variaasi bahasa Indonesia
I paada masa taahun tiga
puluhan, variasi bahhasa tahun lima
l puluhann dan variaasi bahasa masa
m sekaranng. Dalam artikel ini
penulis akan menggkaji secara khusus varriasi bahasa kronolek dalam
d perspektif sosioliinguistik.
Metode yang digunnakan dalam
m penyusunaan artikel in
ni adalah kuualitatif deskkriptif. Dapaat ditarik
kesimpuulan bahwa variasi bahaasa yang diggunakan kellompok terteentu akan teerus berubah
h seiring
dengan perkembang
p an zaman yaang diikuti keecanggihan teknologi.
K
Kata kunci: sosiolinguistiik, variasi bahasa, kronolek
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

ABSTRACT

Variation or variety of languages is the subject of discussion in sociolinguistic studies.


Kridalaksana (1974) defines sociolinguistics as a branch of linguistics that seeks to explain the
characteristics of language variations and establish correlations between the characteristics of these
language variations with social characteristics. Judging from the variation in terms of speakers, there
are four language variations, namely (1) idiolect (2) dialect (3) chronolect and (4) sociolect. A
chronolect is a variety of language used by a social group at a certain time. For example, variations
of the Indonesian language during the thirties, variations of the language of the fifties and variations
of today's languages. In this article, the author will examine specifically the variety of chronolect
languages in a sociolinguistic perspective. The method used in preparing this article is descriptive
qualitative. It can be concluded that the variety of languages used by certain groups will continue to
change along with the times followed by technological sophistication.
Keywords: sociolinguistics, language variety, chronolect
terjadi keragaman bahasa yang akan
PENDAHULUAN semakin bertambah kalau bahasa itu
Bahasa merupakan alat komunikasi digunakan oleh penutur yang sangat
yang memiliki peranan penting dalam banyak dan wilayah yang luas. Misalnya
kehidupan manusia karena hampir semua bahasa Inggris yang merupakan bahasa
kegiatan manusia menggunakan bahasa. internasional dan digunakan hampir di
Bahasa berfungsi menyampaikan pikiran, seluruh dunia, bahasa Arab yang
gagasan, konsep dan perasaan. merupakan bahasa agama Islam yang
Kridalaksana dan Djoko Kundjono (dalam dikenal hampir di seluruh dunia, dan
Chaer 2014: 32) bahasa adalah sebuah bahasa Indonesia yang persebarannya dari
simbol bunyi yang bermakna dalam Sabang sampai Merauke.
interaksi antar manusia guna penyampaian Terjadinya keragaman atau
informasi. kevariasian bahasa ini bukan hanya
Sebagai sebuah langue sebuah disebabkan penuturnya yang heterogen,
bahasa memiliki sistem dan subsistem tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial
yang dipahami sama oleh semua penutur yang dilakukan sangat beragam.
bahasa itu. Karena penutur bahasa tersebut Keberagaman bahasa atau disebut variasi
tidak merupakan kumpulan manusia yang bahasa yang ada di Indonesia memiliki
homogen, maka wujud bahasa yang jumlah yang banyak. Variasi bahasa tidak
konkret menjadi tidak seragam atau hanya terjadi pada masyarakat penutur
bervariasi. Setiap kegiatan menyebabkan
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

yang digunakan secara langsung dalam latar belakang penutur, misalnya


kehidupan sehari-hari, tetapi juga terjadi dialek orang Medan akan
pada sebuah karya sastra seperti naskah berbeda dengan dialek orang
drama, novel, cerpen dan lain-lain. Jawa. Kronolek adalah variasi
Dalam hal variasi atau ragam bahasa, bahasa yang digolongkan
ada dua pandangan. Pertama, variasi berdasarkan masa tertentu,
bahasa itu dilihat karena adanya misalnya bahasa tahun 20-an
keragaman sosial penutur bahasa itu dan akan berbeda dengan bahasa
keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi tahun 70-an. Yang terkahir
atau ragam bahasa itu terjadi sebagai sosiolek adalah variasi bahasa
akibat adanya keragaman sosial dan yang digolongkan melalui
keragaman fungsi bahasa. Andaikata status, golongan dan sosial
penutur bahasa itu adalah kelompok yang penutur. Dapat juga dilihat dari
homogen, maka variasi bahasa itu tidak usia, jenis kelamin, pendidikan
akan ada atau bahasa itu menjadi seragam. dan pekerjaan. Bukan hanya itu,
Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk ada juga yang melihat sosiolek
memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi melalui akrolek, basilek, vulgar,
dalam kegiatan masyarakat yang beragam. slang, kolokial, jargon, argot dan
Kajian yang membahas tentang ken.
variasi bahasa yaitu sosiolinguistik. Dalam b. Variasi bahasa dari segi
ilmu sosiolinguistik variasi bahasa dapat pemakaian memiliki nama lain
dikelompokkan berdasarkan dari segi fungsiolek. Cara penganalisaan
penutur, variasi dari segi pemakaian, variasi bahasa ini dapat dilihat
variasi dari segi keformalan dan variasi berdasarkan dari fungsi
dari segi sarana. pemakaian.
a. Variasi bahasa dari segi c. Variasi bahasa dari segi
penutur ada empat yaitu keformalan mencakup variasi
idiolek, dialek, kronolek dan bahasa beku, variasi bahasa
sosiolek. Idiolek adalah sebuah resmi, variasi bahasa usaha,
variasi bahasa yang digolongkan variasi bahasa santai, dan variasi
melalui individunya, misalnya bahasa akrab. Variasi bahasa ini
gaya bahasa yang dimilikinya. akan melihat melalui suasana
Dialek adalah variasi bahasa tempat berlangsungnya bahasa
yang digolongkan berdasarkan tersebut.
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

d. Variasi bahasa dari segi diamati untuk kemudian membuat


sarana biasanya dapat dilihat pelaporan yang rinci.
melalui alat atau media, seperti: Langkah-langkah yang digunakan
lisan dan tulisan. dalam mengumpulkan data penelitian ini
Berdasarkan pemaparan di atas, adalah: Metode babat, Metode deskripsi
penelitian ini mengkaji variasi bahasa dari dan Metode kajian pustaka. Teknik
segi penutur terkhusus pada kajian analisis datanya adalah: Reduksi data,
kronolek. Hal tersebut dilakukan karena Penyajian data dan Menarik kesimpulan.
banyaknya variasi bahasa yang
berkembang dari satu masa ke masa dan PEMBAHASAN
memiliki ciri khasnya masing-masing Sosiolinguistik merupakan ilmu
sehingga menarik untuk dikaji. antardisiplin antara sosiologi dan
linguistik, dua bidang empiris yang
METODE PENELITIAN memiliki kaitan yang erat. Sosiolinguistik
Penelitian ini berfokus pada kajian mengkaji hubungan bahasa dan
variasi bahasa kronolek dalam kajian masyarakat, yang mengaitkan dua bidang
sosiolinguistik. Penelitian ini merupakan yang dapat dikaji secara terpisah, yaitu
jenis penelitian kualitatif yang bersifat struktur formal bahasa oleh linguistik dan
deskriptif dengan teknik catat dan struktur masyarakat oleh sosiologi.
observasi. Metode penelitian kualitatif Sosiolinguistik dapat didefinisikan sebagai
menghasilkan data deskriptif berupa kata- kajian tentang bahasa dalam hubungannya
kata tertulis maupun lisan tentang sifat dengan masyarakat.
suatu individu, keadaan dan gejala dari Sejalan dengan pengertian
yang diamati. sosiolinguistik tersebut dapat kita lihat
Metode deskriptif dirancang untuk bahwa bahasa dapat dipengaruhi oleh
mengumpulkan informasi mengenai suatu berbagai aktifitas sosial. Adanya
gejala yang ada pada saat penelitian ini keragaman dari suatu masyarakat dapat
dilakukan. Metode deskriptif ialah menjadikan bahasa semakin bervariasi.
kegiatan pengumpulan data dalam rangka Tak lain halnya dengan perkembangan
menguji hipotesis atau jawaban pertanyaan teknologi yang dapat menyumbangkan
yang menyangkut keadaan pada waktu pengaruhnya terhadap perkembangan dan
sedang berjalan. Deskriptif juga keberagaman bahasa.
mengandung pengertian menjelaskan Dalam sosiolinguistik kajian tentang
secara detail (naratif) fenomena yang variasi bahasa dapat dibedakan dari segi
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

penutur, dari segi pemakaian, dari segi anak akan hidup dan bersosialisasi sesuai
keformalan, dan dari segi sarana. Variasi zamannya. Jika zaman semakin
bahasa dari segi penutur dibedakan berkembang maka bahasa juga akan
menjadi empat yaitu idiolek, dialek, berkembang. Dari perkembangan zaman
kronolek dan sosiolek. itu dapat kita ambil perbedaan pemakaian
Idiolek adalah variasi bahasa yang bahasa dari berbagai zaman. Perbedaan
bersifat perorangan. Dialek adalah variasi bahasa itu akan tampak jelas.
bahasa dari sekelompok penutur yang Jika ditinjau dari perspektif historis
jumlahnya relatif, yang berada pada satu negara Indonesia, bahasa Indonesia
tempat, wilayah, atau area tertentu. diadopsi dari bahasa Melayu. Bahasa
Kronolek adalah variasi bahasa yang Melayu mulai terlihat pada tahun 1901 dan
digunakan oleh sekelompok sosial pada mulai masuk ke penjuru nusantara. Bahasa
masa tertentu, misalanya variasi bahasa Melayu yang masuk pada Indonesia waktu
Indonesia pada tahun tiga puluhan, variasi itu juga membawa masuknya Islam .
bahasa tahun lima puluhan dan variasi Banyak warga negara Indonesia yang telah
yang digunakan pada masa kini. Variasi fasih berbahasa Melayu karena mudahnya
bahasa dari ketiga zaman itu tentu berbeda bahasa Melayu dimengerti. Dalam
baik dari segi lafal, ejaan, morfologi perkembangannya, bahasa Melayu
maupun sintaksis. Yang paling tampak mengalami perubahan dalam
biasanya dari segi leksikon karena bidang penggunaannya sebagai bahasa kerja bagi
ini mudah sekali berubah akibat perubahan administrasi kolonial.
sosial budaya, ilmu pengetahuan dan Bahasa Indonesia pertama kali
teknologi. Yang terakhir ada sosiolek, diakui sebagai bahasa nasional pada
sosiolek adalah variasi bahasa yang peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober
berkenaan dengan status, golongan, dan 1928. Pada awalnya bahasa Indonesia
kelas sosial penuturnya. ditulis dengan tulisan Latin-Romawi
Sebagai individu yang merupakan mengikuti ejaan Belanda. Dari banyaknya
bagian dari sebuah masyarakat atau bahasa yang masuk ke Indonesia bahasa
peradaban, anak dituntut untuk dapat Melayulah yang lambat laun menjadi
menguasai bahasa yang digunakan pada bahasa pergaulan. Beberapa contoh bahasa
masyarakat di lingkungannya guna bisa Melayu yang masih digunakan sampai
beradaptasi dengan peradaban di sekarang misalnya: Nyiur yang berarti
sekelilingnya. Hal ini dapat dikaitkan kelapa, Sotong yang berarti cumi-cumi
dengan variasi bahasa kronolek. Setiap (masih banyak digunakan masyarakat
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

sekitar Jawa), dan Begajul yang berarti Kata bercerai pada kalimat tersebut
bandel (masih digunakan masyarakat menunjukkan arti berpisah sedangkan pada
sekitar Jawa). masa sekarang kata bercerai mengandung
Pada saat terlaksananya Sumpah arti putusnya hubungan suami istri.
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1945 Dalam kalimat yang lain “Kerana itu
masih menggunakan bahasa Indonesia banyak orang yang berniat
yang belum baku. Penambahan huruf “eo” menyempurnakan Islam yang kelima itu”.
dan “o” menjadi ciri khas untuk Juga dalam kalimat “Sebab sangka saya
penggunaan bahasa pada tahun ini. tentu sahaja selain daripada diri saya
Beberapa contoh : sendiri, orang-orang yang datang kesana
“Doeloe” dibaca “Dulu” itu adalah orang-orang yang gembira dan
“Poetosan” dibaca “Putusan” yang mampu banyak tertawanya daripada
“Pemoeda” dibaca “Pemuda” tangisannya”. Dan kalimat “ Untuk
“Jang” dibaca “Yang” penjualan kuih-kuih itu hanya cukup
“Tjara” dibaca “Cara” untuk makan sehari-hari,”. Dari beberapa
Ejaan ini dapat kita lihat pada teks penggalan kalimat pada novel Di bawah
proklamasi dan dokumen-dokumen di Lindungan Ka’bah tersebut dapat kita lihat
sekitar tahun kemerdekaan. bahwa pengaruh bahasa Melayu masih
Seperti yang telah dijelaskan kuat pada masa ini.
sebelumnya bahwa variasi bahasa tidak Setelah penggunaan bahasa Melayu
hanya terjadi secara langsung dan dalam pada tahun dua puluhan, pada tahun tujuh
kehidupan sehari-hari tetapi dapat juga puluhan terdapatlah bahasa prokem atau
terjadi pada karya sastra, seperti novel, bahasa gaul. Bahasa prokem ditandai
cerpen, naskah drama dan lain-lain. dengan dialek Betawi yang dipotong dua
Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah fonemnya yang paling akhir kemudian
karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah disisipi bentuk –ok di depan fonem akhir
atau lebih dikenal dengan Buya Hamka yang tersisa. Misalnya kata “Bapak” yang
yang terbit pada tahun 1938 merupakan dipotong “Bap” kemudian disisipi –ok
salah satu karya sastra klasik. Dalam buku menjadi “Bokap”. Bahasa prokem yang
tersebut terdapat variasi bahasa kronolek berkembang di Indonesia lebih dominan
yakni pada kalimat “ Mula-mula saya oleh bahasa Betawi yang mengalami
sangat bersedih hati sebab semenjak kita pengubahan pemakaian makna oleh kaum
bercerai di Jeddah, tak pernah saya remaja Jakarta. Bahasa prokem pada awal
menerima surat lagi daripada engkau”. tahun tujuh puluhan telah menyebar
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

hingga wilayah Yogyakarta, Semarang, diganti dengan kata “kalau” dan kata “gak”
Solo dan berkembang hingga sekarang. diganti dengan kata “tidak”. Masih banyak
Pada perkembangannya, semakin contoh-contoh variasi bahasa yang serupa
pesatnya arus globalisasi, modernisasi, dengan akronim tersebut.
ilmu pengetahuan dan teknologi bahasa Penggunaan bahasa dengan
Indonesia senantiasa beradaptasi mengubah dari bentuk aslinya, misalnya:
mengikuti perkembangan zaman agar “Mon maap” (mohon maap) kata
bahasa Indonesia memiliki kedaulatannya “mon” berasal dari kata “mohon” yang
tersendiri di Indonesia. Setelah di tahun dibuang sebagian hurufnya dan kata
dua puluhan bangsa Indonesia “maap” seharusnya diganti “maaf”.
menggunakan bahasa Melayu, di tahun “Makasi ya” (terimakasih ya) kata
lima puluh hingga tujuh puluhan masuk makasih berasal dari kata terimakasih,
bahasa prokem dan sekarang muncullah dalam perkembangannya menjadi kata
bahasa gaul, alay, bahasa layanan pesan “maaci”.
singkat atau biasa disebut SMS dan Penggunaan bahasa dengan
sebagainya. membuat yang semisal, contoh:
Penggunaan bahasa pesan teks “Wkwkwk”, “Hahaha”, “Heheh”,
singkat (SMS) misalnya: “Hihihi” dan “Xixixi” ungkapan-
Bahasa SMS yang disingkat : “ kmu ungkapan tersebut digunakan untuk
lg ap?” (kamu lagi apa?), “udh mkn” (udah menggambarkan ekspresi tertawa. “Huhu”
makan). menggambarkan ekspresi terharu. Dan
Bahasa SMS mengganti huruf S masih banyak lagi ungkapan-ungkapan
dengan C : “Ciapa yang sakit?”, “ bahasa pesan singkat.
mungkin juga cii”, “Cemangat ya”. Bahasa daerah juga dapat
Penggunaan bahasa akronim yang memengaruhi kronolek. Masuknya bahasa
dikarang anak muda sendiri: “Gpp” (nggak Betawi seperti kata lo dan gue yang sering
apa apa) penggunaan kata “nggak” yang digunakan atau kita dengar di ligkungan
tidak baku dalam kehidupan sehari-hari sekitar. Pada masa sekarang bukan hanya
seharusnya diganti kata “tidak”. “Gpl” kalangan masyarakat Betawi yang
(gak pake lama) penggunaan kata “gak” memakai kata lo atau gue bahkan sudah
dan “pake” tidak baku dan seharusnya menyebar ke kalangan masyarakat di luar
diganti dengan kata “tidak” dan kata pake Betawi. Penggunaan kata sapaan lo
diganti menjadi kata “pakai”. “Klo gak seharusnya menggunakan kata kamu dan
salah” penggunaan kata “klo” seharusnya
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

kata gue diganti dengan kata aku atau merupakan variasi bahasa kronolek yang
saya. dipakai penutur. Kata “bego” adalah kata
Dalam kasus kata “saya” juga yang digunakan oleh anak-anak muda bagi
merupakan variasi bahasa kronolek yang dianggapnya bodoh. Namun pada
dimana dipengaruhi oleh masa sehingga masa sekarang kata “bego” sudah dipakai
mengalami perubahan. Pada penggunaan hampir di semua kalangan dalam
kata saya tidak ada lagi unsur tingkatan tuturannya.
kasta dalam bermasyarakat sosial. Kata Tak dapat dipungkiri seiring dengan
“saya” pada masa sekarang jika perkembangan zaman dan teknologi
berpedoman pada KBBI (Kamus Besar kronolek juga dapat dipengaruhi oleh artis
Bahasa Indonesia) digunakan sebagai atau figur publik. Misalkan saja ungkapan
pranomina orang pertama yang memiliki yang diambil dari lagu yang sedang
sifat netral atau tidak ada unsur hormat populer seperti “Sakitnya tuh disini” dan
atau tidak. “Gegana” ada juga ungkapan “Zaman
Hal tersebut berbeda pada masa now”, “Kacian deh lo” dan lain-lain.
kerajaan yang masih mengenal tingkatan Kepopuleran kosa kata ini tidak
kasta. Pada masa tersebut penggunaan berlangsung lama karena begitu masuk
nama ganti orang pertama bukan zaman berikutnya akan muncul ungkapan
menggunakan kata “saya” melainkan kata variasi baru untuk menyatakan sesuatu.
“sahaya” yang berbeda dengan zaman Akhir-akhir ini sering muncul
sekarang. Dalam KBBI kata “sahaya” ungkapan “Kamu nanyea?”. Sebelumnya
memiliki arti budak, hal ini bersifat tidak ada ungkapan “Begitu syulit”, “Affah
netral karena masih ada unsur rasa hormat iyyah?”, “Gamon”, “Slebew”, “Asyiap”
atau tidak hormat dalam penggunaannya. dan sebagainya. Kehadiran teknologi dan
Kata “sahaya” mengalami penghilangan internet yang mudah dijangkau di tengah-
suku kata tengah sehingga menjadi kata tengah masyarakat dapat mengakses
“saya”. berbagai informasi dan hiburan di dunia
Dalam Novel 00.00 karya Anugrah maya lebih mudah. Sesuatu yang sedang
Ameylia Falensia yang terbit pada tahun populer akan lebih mudah ditiru dan
2021 terdapat kalimat “ Lengkara menatap diaplikasikan. Awalnya hanya melihat di
Masnaka datar. Lo pura-pura bego apa media sosial kemudian disebarkan secara
bego beneran, sih?”. Berdasarkan kalimat luas dan dianggap menjadi hal yang perlu
tersebut Lengkara menuturkan kata “bego” untuk ditiru karena menjadi sebuah tren.
yang memiliki arti “bodoh”. Kalimat ini Kebanyakan ungkapan-ungkapan itu
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

dipakai oleh masyarakat milenial mulai bahasa Indonesia sering menyimpang dari
dari pelajar hingga orang dewasa di segala kaidah bahasa. Kesalahan-kesalahan yang
penjuru Indonesia dan para artis atau figur dibuat dan disimpangkan membuat bahasa
publik. Indonesia semakin kacau. Dewasa ini
Ungkapan-ungkapan di atas telah banyak anak muda yang menyepelekan
menyalahi aturan tata bahasa Indonesia bahasa Indonesia dan lebih mengutamakan
yang baik dan benar. Banyak kosa kata bahasa lain seperti bahasa Inggris, Jepang,
yang telah berubah bentuknya dan muncul Korea dan lain-lain. Rendahnya tingkat
ungkapan-ungkapan baru. Ada beberapa kesadaran anak muda zaman sekarang
kosa kata baru yang muncul dari sebuah unntuk menggunakan bahasa Indonesia
tren masih bertahan dan digunakan hingga secara baik dan benar karena adanya
sekarang seperti: alay (anak layangan), perkembangan teknologi yang semakin
PHP (pemberi harapan palsu), doi (dia canggih.
orang istimewa), okay, dan lain-lain. Sekarang kita sering menyepelekan
Keberadaan bahasa Indonesia telah dan sering mencampur adukan bahasa
berkembang dengan baik pada kalangan Indonesia dengan bahasa lain.
masyarakat. Sekarang banyak ibu-ibu Penyimpangan bahasa ini sering terjadi.
muda yang mendidik anak atau bahasa Sering sekali muncul bahasa Indonesia
ibunya menggunakan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Inggris atau
yang artinya ibu telah mengajarkan pada diInggriskan.
anaknya untuk berbahasa Indonesia sejak Dampak globalisasi berakibat buruk
kecil. Dengan demikian keterampilan anak untuk bahasa Indonesia, banyak televisi,
dalam berbahasa Indonesia sebagai telepon genggam, majalah, laptop dan
keterampilan berkomunikasi sangat bagus. berbagai barang elektronik yang
Tindakan yang diambil oleh ibu-ibu muda menggunakan bahasa Inggris. Sehingga
sangat tepat, karena untuk menumbuhkan mengharuskan kita untuk memahaminya.
rasa bangga akan bahasa Indonesia. Sebaiknya jika saat penayangan acara
Penanaman bahasa Indonesia sejak televisi penyiar harus mencontohkan
kecil akan mempermudah anak saat bahasa Indonesia yang baik dan benar
berkomunikasi dan bisa menerapkan karena anak akan menyerap informasi
dalam kehidupan sehari-hari dan anak yang ia lihat dan dengar.
mampu membagi ilmu yang mereka dapat. Sering kita temui dan dengar ketika
Fenomena negatif seiring seseorang berbicara ia akan mencampur
berkembangnya zaman, penggunaan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Pemakaian bahasa Indonesia dengan Indonesia terkenal dengan budaya


dicampur dengan bahasa Inggris telah sopan santunnya. Misalnya ketika
menjadi sebuah tren di kalangan menerima suatu barang atau bantuan orang
masyarakat terutama kalangan artis. Hal lain maka kita akan mengucapkan
inilah yang menjadi salah satu pemicu “terimakasih”. Jika kita melihat di lingkup
generasi muda menggunakan bahasa masyarakat terutama kalangan milenial,
Inggris dalam percakapannya. kata terimakasih sudah bergeser dan
Media sosial dalam menyumbangkan digantikan dengan “thanks” atau
kronolek sangat besar pengaruhnya. “thankyou”. Kedua kata tersebut diambil
Munculnya istilah “posting”, “selebgram”, dari bahasa Inggris. Ketika
“instagramable”, “upload”dan mengungkapkan perasaan cinta seseorang
sebagainya. Kata posting berasal dari akan mengatakan “I love you” atau
bahasa Inggris yaitu kata post yang “Saranghae”. Kalimat “I love you” berasal
diartikan dalam bahasa Indonesia adalah dari bahasa Inggris dan “Saranghae”
memberitahukan kepada publik melalui berasal dari bahasa Korea yang keduanya
internet. Kata “selebgram” berasal dari jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia
kata selebriti dan instagram yang memiliki berarti “aku mencintaimu”. Ungkapan-
arti dalam bahasa Indonesia adalah orang- ungkapan tersebut sudah tidak asing di
orang yang mendapat ketenaran dari zaman sekarang bahkan sudah dianggap
aplikasi Instagram. Kata “instagramable” hal yang biasa.
berasal dari dua kata yaitu instagram dan Penggunaan bahasa asing dalam
able yang dalam bahasa Indonesia berarti kehidupan sehari-hari di masa sekarang
sesuatu yang layak untuk diunggah di berbeda dengan masa tahun dua puluhan,
instagram misalnya tempat kekinian. Kata lima puluhan maupun tujuh puluhan.
upload dalam bahasa Indonesia berarti Perkembangan variasi bahasa di era
mengunggah sesuatu ke internet baik itu tersebut masih dipengaruhi oleh bahasa
dokumen, video, foto, dan sebagainya. yang digunakan oleh masyarakat Indonesia
Beberapa kosa kata tersebut muncul itu sendiri dengan beberapa perubahan dan
karena dipengaruhi oleh lahirnya era pergeseran makna. Bahasa yang masih
digital yang pesat sehingga terbawa terikat dengan bahasa asalnya yaitu bahasa
kedalam kehidupan sehari-hari. Melayu kemudian muncul prokem dan
Penggunaan media sosial sudah tak dapat penyempurnaan bahasa Indonesia dan
dihindari bahkan sudah menjadi sebuah sekarang dipengaruhi bahasa asing.
kebutuhan.
AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Merujuk pada pengertian kronolek Variasi bahasa yang digunakan pada


yang dijelaskan sebelumnya sangatlah tahun tiga puluhan masih dipengaruhi oleh
jelas terlihat perbedaan variasi bahasa bahasa Melayu. Variasi bahasa tahun lima
yang digunakan dalam kelompok puluhan hingga tujuh puluhan mulai
masyarakat pada masa tertentu. Semakin muncul prokem yang dipengaruhi oleh
berkembang zaman yang dipengaruhi oleh bahasa daerah. Dan variasi bahasa tahun
kecanggihan teknologi dan globalisasi sembilan puluhan hingga sekarang
akan muncul variasi bahasa baru pada dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
masa yang akan datang. informasi yang berkembang pesat dan
Bahasa Indonesia sangat mudah jika sudah dipengaruhi oleh bahasa asing.
kita benar-benar memahami. Sebagai Semakin berkembang zaman yang
generasi penerus bangsa kita harus dipengaruhi kecanggihan teknologi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik informasi akan muncul variasi bahasa baru
dan benar karena kalau bukan kita siapa pada masa yang akan datang. Sebagai
lagi yang akan melestarikan bahasa generasi penerus bangsa kita harus tetap
Indonesia tersebut. Banyak variasi bahasa melestarikan bahasa Indonesia yang baik
yang muncul dari tahun ke tahun, dan dari dan benar agar keberadaannya tidak
tahun-tahun itu mempunyai ciri khas dari tersingkirkan.
bahasa itu sendiri
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Malabar, Sayama. 2015.
Berdasarkan pembahasan di atas Sosiolinguistik. Gorontalo: Ideas

penelitian ini mengkaji tentang variasi Publishing.


Chaer, Abdul dan Leonie Agustina.
bahasa dari segi penutur terkhusus pada
2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
pembahasan kronolek. Kronolek adalah
Jakarta: Rineka Cipta.
variasi bahasa yang digunakan oleh
Hamka. 1938. Di Bawah Lindungan
kelompok sosial pada masa tertentu,
Ka’bah. Jakarta: Balai Pustaka.
misalnya variasi bahasa Indonesia pada
Falensia, Anugrah Ameylia. 2021.
tahun tiga puluhan, variasi bahasa tahun 00.00. Jakarta Selatan: Loveable.
lima puluhan dan variasi bahasa yang Hanifah, Sarah dan Kisyani
digunakan pada masa kini. Variasi bahasa Laksono. “Variasi Bahasa Dari Segi
dari ketiga zaman itu berbeda karena Penutur Dalam Web Series 9 Bulan Karya
adanya pengaruh perubahan sosial budaya, Lakonde: Kajian Sosiolinguitik”. Bapala

ilmu pengetahuan dan teknologi. Vol. 9, no. 8 (2022): 118-130.


AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Sihotang, Nadila Anggraini dan Fheti


Wulandari Lubis. “Variasi Bahasa Dalam
Novel 00.00 Karya Ameylia Falensia”.
Jurnal Artikulasi Vol. 4 no.1 (2022).
Repelita, Tridays. “Sejarah
Perkembangan Bahasa Indonesia
(Ditinjau dari Perspektif Bangsa
Indonesia”, Jurnal Artefak: History and
Education Vol.5 no.1 (2018).
Herman. 2017. “Bahasa: Tentang
Sosiolek, Kronolek, dan Fungsiolek
(bilingual)”,
https://steemit.com/indonesia/@her
manrn/bahasa-tentang-sosiolek-kronolek-
dan-
fungsiolekbilingual#:~:text=Kronolek%20in
i%20lazimnya%20dipengaruhi%20oleh,%
E2%80%9D%2C%20dan%20lain%2Dlain
diakses pada 2 Desember 2022 pada
pukul 10.15.
Sulistyani, Nofita Sari. 2015. “
Variasi dari Segi Penutur (Kronolek/Dialek
Temporal)”,
http://arohtaofiq.blogspot.com/2015/09/var
iasi-dari-segi-penutur-kronolek.html?m=1
diakses pada 2 Desember 2022 pada
pukul 11.05.

You might also like