You are on page 1of 11

MAKALAH

KETERAMPILAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia

Dosen Pengampu Dr. Yacub Nasucha, M.Hum.

Disusun Oleh:
Ema Priyandini S200230009

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA Indonesia


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
DESEMBER, 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dari dahulu
sampai sekarang. Bahasa memegang peranan penting untuk menyampaikan informasi,
karena dapat digunakan sebagai penghubung antara satu pihak dengan pihak lain
(Parapat, Lili Herawati., dkk., 2022: 2). Untuk itu diharapkan suatu warga dapat
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu berbahasa merupakan
kegiatan yang selalu mengisi berbagai bidang kehidupan manusia, baik dalam bidang
ekonomi, hukum, politik, dan Pendidikan (Mansyur, 2016).
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu: keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat
keterampilan tersebut harus dikuasai sehingga tercipta proses komunikasi yang baik dan
berkesinambungan. Keterampilan berbahasa yang baik dan sesuai tujuan dalam
berkomunikasi yaitu komunikatif. Komunikatif disini memiliki pengertian yaitu adanya
kesepahaman dan kesinambungan pertukaran ide, pesan, atau informasi antara pembicara
dengan pendengar dalam kegiatan berkomunikasi. Selain itu sering dikatakan
berkomunikasi kreatif atau creative communicative.
Dalam dunia pendidikan penerapan metode yang umumnya digunakan oleh guru
bahasa Indonesia selama ini adalah metode konvensional yakni metode yang
mengandalkan ceramah dan alat bantunya adalah papan tulis. Sehingga metode
konvensional yang digunakan saat mengajar menitik beratkan pada keaktifan guru,
sedangkan siswa cenderung pasif. Hal inilah yang perlu dipertimbangkan oleh guru
bahasa Indonesia, yakni merancang dan memilih metode pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dalam proses pembelajaran siswa ikut
berperan aktif dan mampu mengeluarkan pendapat sehingga pembelajaran berlangsung
dengan baik dan hasil belajar yang dicapai sangat memuaskan.
Penerapan kegiatan pembelajaran yang inovatif akan menciptakan perputaran kelas
yang tidak terpasung pada suasana yang kaku dan monoton. Siswa akan lebih banyak
diajak berdiskusi, berinteraksi, dan berdialog sehingga mereka mampu mengonstruksi
konsep dan kaidah-kaidah keilmuannya sendiri, bukan dengan cara dicekoki atau
diceramahi. Siswa juga perlu dibiasakan untuk berbeda pendapat, sehingga mereka akan
menjadi sosok yang cerdas dan kritis. Tentu saja, secara demokratis, tanpa melupakan
kaidah-kaidah keilmuan. Selain itu, guru juga perlu memberikan penguatanpenguatan
kepada siswa agar tidak terjadi salah konsep yang akan berbenturan dengan nilai-nilai
kebenaran itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari keterampilan berbahasa?
2. Bagaimana penerapan keterampilan berbahasa dalam pembelajaran?

C. TUJUAN
1. Mendeskripsikan keterampilan berbahasa
2. Menerapkan keterampilan berbahasa dalam pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN TEORI

A. PENGERTIAN KETERAMPILAN BERBAHASA


Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak
dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, tidak dapat
menyatakan kehendak, atau melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Lain pihak, kita
tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh
orang lain kepada kita. Jangankan tidak memiliki kemampuan seperti yang dikemukakan
di atas, kita pun akan mengalami berbagai kesulitan apabila keterampilan berbahasa yang
kita miliki tergolong rendah. Sebagai guru, kita akan mengalami kesulitan dalam
menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik bila keterampilan berbicara yang kita
miliki tidak memadai. Lain pihak, para siswa pun akan mengalami kesulitan dalam
menangkap dan memahami pelajaran yang disampaikan gurunya. Guru tidak memiliki
keterampilan berbicara yang memadai, sebaliknya siswa tidak memiliki kemampuan
mendengarkan dengan baik maka proses komunikasi pun gagal dilakukan. Begitu juga
pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan
tidak akan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita tidak memiliki
keterampilan menulis. Sebaliknya, kita tidak akan dapat memperoleh pengetahuan yang
disampaikan para pakar terdahulu apabila kita tidak memiliki keterampilan membaca
yang memadai.
Profesi-profesi di bidang hubungan masyarakat, pemasaran/penjualan, politik,
hukum (jaksa, hakim, pengacara) adalah contoh-contoh bidang pekerjaan yang
mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahasa, baik aspek berbicara, menyimak,
membaca, dan menulis. Masih banyak lagi contoh lain yang tidak dapat disebutkan satu
per satu di sini, yang menunjukkan betapa pentingnya keterampilan berbahasa bagi
berbagai aspek kehidupan.
Keterampilan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yakni keterampilan mendengarkan
(menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan membaca merupakan
keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis bersifat
produktif. Tarigan (2008:2) (Pamuji dan Setyami, 2021: 7) mengungkapkan bahwa
keterampilan berbahasa dalam kurikulum sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu:
(a) Keterampilan Menyimak, (b) Keterampilan Berbicara, (c) Keterampilan Membaca,
(d) Keterampilan Menulis. Keempat keterampilan tersebut terbagi atas dua jenis sifat
yaitu keterampilan berbahasa bersifat reseptif dan produktif.

Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan ketiga keterampilan


lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa,
biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir yakni bermula dari belajar
menyimak bahasa, kemudian berbicara sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca
dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan berbahasa tersebut pada
dasarnya merupakan suatu keterampilan yang erat hubungannya dengan proses berpikir
yang mendasari Bahasa. Selain itu dari keempat keterampilan berbahasa yang diuraikan
di atas, semuanya memiliki ketertarikan dan saling mendukung untuk mewujudkan
berbahasa yang ideal (Muhsyanur, 2018: 8). Menyimak atau mendengarkan dan
membaca merupakan keterampilan berbahasa reseptif. Mendengarkan erat kaitannya
dengan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca dapat meningkatkan kemampuan
mendengar. Berbicara dengan mendengarkan keduanya merupakan bahasa ragam lisan.
Berbicara bersifat produktif, sedangkan mendengarkan dapat meningkatkan kemampuan
berbicara.
1. Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang bunyi untuk memahami dan
menafsirkan pesan yang disampaikan secara lisan oleh orang lain (Ernawati & Rasna,
2020). Menyimak merupakan keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat
reseftif (Tarigan, 2021). Keterampilan menyimak bukan suatu keterampilan yang
pasif karena sebenarnya mental penyimak harus aktif dan kreatif menyusun arus
bunyi yang berpotensi fonologis, semantik, dan sintaksis suatu Bahasa (Masyitoh,
n.d.).
2. Keterampilan Berbicara
Berbicara merupakan aktivitas menyampaikan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan
melalui alat ucap kepada orang lain, baik sebagai pendengar maupun lawan bicara,
yang diungkapkan dengan maksud tertentu agar dapat dipahami (Mamluatul, 2022).
Keterampilan berbicara dilakukan agar seseorang dapat berkomunikasi dalam
berbagai situasi secara tepat dan benar dengan menggunakan bahasa Indonesia lisan
untuk mengemukakan pemikiran, pendapat, perasaan, dan pengalaman, serta
menjalin komunikasi, melakukan interaksi sosial dengan anggota masyarakat yang
lain (Tambunan, n.d.).
3. Keterampilan Membaca
Membaca adalah proses berpikir yang termasuk di dalamnya memahami,
menceritakan menafsirkan arti dari lambang-lambang tertulis dengan melibatkan
penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, dan ingatan (Harianto, 2020). Membaca
merupakan suatu aktivitas yang kompleks karena mengikutsertakan kemampuan
mengingat simbol grafis yang terdapat pada kata dan kalimat yang didalamnya
terselip sebuah makna (Pratiwi, 2020).
4. Keterampilan Menulis
Terampil menulis tidak mudah untuk dicapai oleh seseorang, karena seseorang lebih
dituntut untuk menyampaikan gagasan sebaik-baiknya dengan menggunakan
lambang-lambang bahasa sehingga gagasan tersebut dapat dipahami (Satini, 2016).
Menulis adalah kegiatan mengungkapkan pikiran ke dalam bentuk tulisan agar dapat
dibaca oleh seseorang dan keterampilan menulis adalah keahlian dalam menggunakan
bahasa untuk menciptakan ide atau estimasi untuk disampaikan kepada seseorang
melalui sebuah tulisan (Hermanto & Hasanudin, 2022). Sejalan dengan pernyataan
yang diutarakan oleh (Resani Seno & Sumaryoto, 2020) bahwa menulis merupakan
kegiatan yang kompleks karena menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan
seorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami.

B. PENERAPAN KETERAMPILAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN


Keterampilan berbahasa adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
menggunakan bahasa. Keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat
keterampilan berbahasa ini sangat menunjang kemampuan berbahasa peserta didik
(Widyantara & Rasna, 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Hermanto dan Hasanudinn yang berjudul
“Meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa SMA dengan memanfaatkan aplikasi
noveltoon”. Aplikasi noveltoon merupakan platform gratis yang memiliki peran penting
dalam pendidikan Bahasa Indonesia khususnya pada mata pelajaran keterampilan
menulis cerpen pada siswa SMA. Pendapat ini diperkuat oleh Mulyaningtyas (2021) yang
mengatakan bahwa noveltoon yaitu sebuah platform yang didalamnya memuat cerita
pendek atau novel yang berbetuk digital. Selain itu platform ini juga berisi komik, chat
story dan audio (Mujiningsih, 2022) serta siswa juga diberikan kebebasan dalam
mengembangkan pemikiran, ide - ide dan harapan - harapannya (Wahyuni, 2020).
Aplikasi noveltoon dapat diimplementasikan ke dalam pembelajaran keterampilan
menulis cerpen pada siswa SMA, dengan cara melakukan registrasi pada aplikasi
noveltoon. Berikut adalah cara registrasi pada aplikasi noveltoon:
1. Download terlebih dahulu aplikasi noveltoon.
Aplikasi noveltoon dapat didownload melalui aplikasi play store atau dapat melalui
link https://apkpure.com/id/noveltoon-read-tell-
stories/mobi.mangatoon.novel.portuguese
2. Klik aplikasi noveltoon dan masuk pada tampilan utama pada aplikasi noveltoon.
3. Setelah itu pilih jenis kelamin dan tanggal lahir, lalu klik tombol setuju.
4. Lalu klik tombol profil pada pojok kanan bawah pada layar
5. Klik tombol chek in pada pojok kanan atas
6. Lalu login menggunakan google atau facebook
7. Setelah itu kamu sudah terdaftar dan dapat menikmati semua cerita didalam aplikasi
tersebut.

Berikut langkah langkah dalam implementasi noveltoon pada pembelajaran keterampilan


menulis cerpen pada siswa SMA:

1. Pendidik mengenalkan dan menjelaskan mengenai tentang aplikasi noveltoon.


2. Pendidik mengajarkan kepada siswa dalam melakukan registrasi di aplikasi
noveltoon.
3. Pendidik menjelaskan macam - macam novel yang ada didalam aplikasi
4. Pendidik memberikan keluasan dalam membuat sebuah cerpen sebagai
5. penugasan dalam proses pembelajaran.

SIMPULAN

Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek, terdiri dari keterampilan berbicara,


keterampilan menyimak, keterampilan menulis dan keterampilan membaca. Selain itu dari
keempat keterampilan berbahasa yang diuraikan di atas, semuanya memiliki ketertarikan dan
saling mendukung untuk mewujudkan berbahasa yang ideal (Muhsyanur, 2018: 8).
Menyimak atau mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan berbahasa reseptif.
Mendengarkan erat kaitannya dengan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca dapat
meningkatkan kemampuan mendengar. Berbicara dengan mendengarkan keduanya
merupakan bahasa ragam lisan. Berbicara bersifat produktif, sedangkan mendengarkan dapat
meningkatkan kemampuan berbicara. Penerapan keterampilan

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2017). Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas XI Kecamatan


Bontonompo, Kabupaten Gowa. Jurnal Nalar Pendidikan Volume, 5(1), 55–63.

Budiasih, N. N. (2020). Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Kemampuan


Menyimak (Listening) Bahasa Inggris Bagi Siswa Kelas XII P MIPA 1 SMA
Negeri 1 UBUD pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. Widyadari, 21(1),
1–10. https://doi.org/10.5281/zenodo.3742497

Ernawati, N., & Rasna, I. (2020). Menumbuhkan Keterampilan Menyimak Peserta Didik
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Bahasa, 9(2), 103–112.

Gatra, I. M. (2018). Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa SMA Dwijendra Gianyar


Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning. Journal of
Education Action Research, 2(4), 322. https://doi.org/10.23887/jear.v2i4.16323

Harianto, E. (2020). “Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran Bahasa.” Jurnal


didaktika, 9(1), 2. https://jurnaldidaktika.org/

Hermanto, M. D., & Hasanudin, C. (2022). Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen


Siswa SMA dengan Memanfaatkan Aplikasi Noveltoon. Senada (Seminar Nasional
Daring), 2(1), 29–37.

Mamluatul, H. (2022). Aplikasi Tiktok Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Bahasa


Indonesia Keterempilan Berbicara Untuk Siswa SMA. Jurnal Literasi, 6(2), 369–
377.

Mansyur, U. (2016). Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Pendekatan Proses.


Retorika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 9(2), 158–163.
https://doi.org/10.26858/retorika.v9i2.3806

Masyitoh, L. A. (n.d.). Melalui Strategi Interaktif Pada Siswa Kelas X Improving Students ’
Listening Skills To News By Using. 89–100.

Muhsyanur. (2019). Pengembangan Keterampilan Membaca: Suatu Keterampilan Berbahasa


Reseptif. Sulawesi Selatan: Uniprima Press.

Mujiningsih, E. N., Yetti, E. (2022). Audiobook dalam noveltoon ceo gondrong itu, suamiku
karya julies. Sinar Bahtera, 21-28. Doi https://doi.org/10.51817/sb.vi.78.

Mulyaningtyas,R.,&Ekafebriyanti,V.(2021).Pemanfaatannoveltoonsebagaimedia
pembelajaran prosa di SMA. Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Pengajarannya,2(2), 87-106. Doi https://doi.org/10.22515/tabasa.v2i2.3938.

Pamuji, S. S., & Setyami, Inung. (2021). Keterampilan Berbahasa. Guepedia.

Pratiwi, C. P. (2020). Analisis Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Sekolah Dasar:


Studi Kasus pada Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Edutama, 7(1),
1. https://doi.org/10.30734/jpe.v7i1.558

Resani Seno, A. J., & Sumaryoto, S. (2020). Pengaruh Motivasi Belajar dan Kemampuan
Menyimak terhadap Keterampilan Menulis Teks Pidato (Survei pada SMA Negeri
di Kota Cilegon). Diskursus: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 3(01), 9.
https://doi.org/10.30998/diskursus.v3i01.6679

Satini, R. (2016). Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Teknik


Mind Map Siswa Kelas X Sma Negeri 14 Padang. Gramatika STKIP PGRI
Sumatera Barat, 2(2). https://doi.org/10.22202/jg.2016.v2i2.976

Tambunan, P. (n.d.). Pembelajaran Keterampilan Berbicara di Sekolah Dasar. 7823–7830.

Tarigan, S. (2021). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Siswa melalui


Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Indonesian Journal of
Educational Development, 2(1), 148–157. https://doi.org/10.5281/zenodo.4781878
Wahyuni, S. (2020). Peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX.2 SMP Negeri
3 Batanghari dengan menggunakan media noveltoon semester 1 tahun ajaran
2018/2019. Journal Education Of Batanghari, 2(8), 103-115. Doi https://ojs.hr-
institut.id/index.php/JEB/article/view/73

Widyantara, I., & Rasna, I. (2020). Penggunaan Media dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Peserta Didik. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia,
9(2), 113–122. https://ejournal-
pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_bahasa/article/view/3531/pdf

You might also like