You are on page 1of 10

ARTIKEL

TEKS EKSPOSISI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kebahasaan

Dosen pengampu : Helmi Seftiani, M. Pd

Disusun Oleh :

Meidya Maheswari : 10123031

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOAH DASAR
STKIP DARUSSALAM CILACAP
2023
1. Keterampilan Berbahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomuniasi, digunakan untuk menyampaikan
gagasan, pesan, dan informasi. Manusia bisa berpikir karena memiliki bahasa, tanpa
bahasa manusia tidak bisa memiirkan berbagai hal. Tanpa bahasa juga akan membuat
manusia tidak bisa berkomunikasi. Seseorang dapat dikatakan memiliki kemampuan
apabila sudah melalui dan menyelesaikan sebuah proses, proses yang dilalui dalam
bahasa dan berbahasa ada empat aspek. Keempat aspek berbahasa bukan hanya
mendukung dalam ruang lingkup berbahasa saja, tetapi dalam ruang lingkup
kehidupan pun saling berkaitan erat.
Kemampuan berbahasa (language art, languageskill) mencakup empat segi,
yaitu kemampuan menyimak (listening skill), kemampuan berbicara (speaking skill),
kemampuan membaca (reading skill), dan kemampuan menulis (writing skill).
Keempat aspek berbahasa tersebut sangat berperan penting dalam pengajaran suatu
bahasa di Sekolah (Darmuki dkk, 2018). Keterampilan berbahasa berhubungan erat
dengan proses-proses yang mendasari pikiran, semakin terampil seseorang berbahasa
semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya (Siti, 2013). Semuanya saling berkaitan,
atau tiap satu keterampilan akan berhubungan dengan keterampilan lainnya (Istova
dan Hartati, 2016).

2. Pengertian Menulis
Pada hakikatnya menulis adalah kegiatan untuk menuangkan pikiran, gagasan,
ide, keininan, perasaan maupun informasi ke dalam tulisan. Menulis dan berpikir
adalah dua aktifitas yang saling berkaitan erat. Tulisan tidak dapat terlahir tanpa
adanya pemikiran penulis. Untuk menghasilkan tulisan yang baik seorang penulis
dituntut untuk memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu kterampilan
berbahasa, keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan
perwajahan. Menulis merupakan suatu kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan
perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis (Rosidi, 2009:2). Menulis
adalah kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-
hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskanya, sehingga pembaca dapat
memahaminya dengan mudah dan jelas (McCrimmon dalam Saddhono dan Slamet,
2014:150).
Menulis bukan hanya sekadar menuliskan apa yang difikarkan tetapi
merupakan kegiatan tang terorganisasi sedemikian rupa, sehingga mampu menjadi
kegiatan komunikasi tidak langung antara penulis dan pembaca. Menulis merupakan
salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap orang. Terutama
bagi sivitas akademik. Para sivitas akademik merupakan kaum intelektual yang
seharusnya mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS)
demi kemajuan peradaban. Segala bentuk pengetahuan yang ada apabila tidak
didokumentasikan ke dalam tulisan akan sia-sia, karena hanya akan menjadi cerita
lisan sesaat yang akan segera dilupakan pada masa-masa berikutnya. Menulis
merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks, oleh karena itu diperlukan suatu
latihan yang berulang-ulang (Heaton dalam Saddhono dan Slamet, 2014:141)

3. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa.
Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan
ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak
secara tatap muka dengan pihak lain (Tarigan, 2008:3). Selain itu keterampilan
menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada
pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus
didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan
penggunaan ejaan (Abbas 2006:125). Keterampilan menulis merupakan keterampilan
yang sukar dan kompleks. Hal ini dikarenakan keterampilan menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang dikuasai seseorang sesudah menguasai
keterampilan berbaha lainya seperti menyimak, berbicara, dan membaca. Kegiatan
menulis merupkan kegiatan yang sangat komplekskarena melibatkan cara berpikir
yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan, antara
lain (1) adanya kesatuan gagasan, (2) penggunaan kalimat yang jelas dan efektif, (3)
paragraf disusun dengan baik, (4) penerapan kaidah ejaan yang benar, dan (5)
penguasaan kosa kata yang memadai. Keterampilan menulis dapat dikuasai dan
diperoleh dengan jalan praktek dan latihan yang tersistematis (Tarigan 2008:22).
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang dianggap paling tinggi
tingkatannya jika dibandingkan dengan ketiga keterampilan lainnya. Sehubungan
dengan hal tersebut, aktivitas menulis dipandang sebagai bentuk manifestasi
kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar
bahasa setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca (Nur'aini dkk, 2015)

4. Pengertian Teks Eksposisi


Teks dalam bahasa Indonesia terbagi kedalam beberapa jenis dan setiap teks
memiliki ciri-ciri yang berbeda. Untuk membedakan jenis-jenis teks dapat dilihat dari
struktur teksnya. Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana,
antara lain; karangan narasi, karangan deskripsi, karangan eksposisi, karangan
argumentatif, karangan persuasif (Saddhono dan Slamet, 2014:159).
Teks sendiri adalah sebuah tulisan yang isinya menceritakan atau memaparkan
kejadian berdasarkan konteks dan tujuan dari teks itu sendiri. Karangan eksposisi
adalah karangan yang hanya bertujuan menjelaskan suatu persoalan dan pembacalah
yang memberikan penilaian terhadap karangan tersebut. Eksposisi (paparan) adalah
ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau
menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pegetahuan dan
pandangan pembacanya (Keraf 1982:3). Karangan eksposisi adalah wacana yang
berupa penjelasan-penjelasan sehingga dapat membuka cakrawala berpikir
pembacanya. Karangan eksposisi ini murni memaparkan, menjelaskan dan
menguraikan informasi tentang sesuatu hal dan dapat menambah wawasan lebih
mendalam bagi pembaca (Gani 1999:151). Dari penjelasan diatas maka teks eksposisi
merupakan tulisan yang menjelaskan suatu prosedur atau proses, memberikan
definisi, menerangkan, menjelaskan sesuatu.

5. Menulis Teks Eksposisi merupakan Keterampilan Berbahasa


Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa penting dan harus
dikuasai oleh setiap orang. Sebuah tulisan dapat menggambarkan jalan pikiran dan ide
seseorang. Dengan demikian menulis dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam
menilai keterampilan seseorang. Selain itu, menulis juga dapat menunjukkan tingkat
intelektual (Satini:2016). Keterampilan menulis mampu mengarahkan siswa untuk
terampil berkomunikasi secara tertulis. Menulis teks eksposisi merupakan
keterampilan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia untuk
menyampaikan informasi sejelas-jelasnya, menambah wawasan, dan pengetahuan.
Menulis teks eksposisi dapat dikatakan sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa hal ini dikarenakan menulis teks eksposisi merupakan keterampilan proses
yang menuangkan ide, gagasan, dan pikiran seseorang ke dalam bentuk tulisan. Hasil
belajar berupa tulisan yang memiliki kekhususan dalam hal penilaian kegiatan
menulis harus mengarah pada aspek-aspek antara lain; isi, gagasan yang disampaikan,
organisasi, isi, tata kalimat, pilhan kata dan ejaan (Saddhono dan Slamet, 2014:212).

6. Tujuan Teks Eksposisi


Karangan eksposisi termasuk dalam jenis karangan bahasan. Karangan
bahasan merupakan karangan yang menjelaskan sesuatu, misalnya mengenai proses,
peristiwa dan lain-lain. Cara yang digunakan untuk menerangkan hal-hal tersebut
adalah dengan mendefinisikan, menguraikan, membandingkan dan menafsirkan.
Eksposisi memberikan informasi dan dalam tulisan eksposisi pengarang atau penulis
berusaha memaparkan kejadian atau masalah agar pembaca memahaminya. Jadi
karangan eksposisi bersifat menjelaskan sesuatu hal secara objektif. Ini berarti tulisan
eksposisi harus menyajikan topik yang faktual, isinya mempunyai manfaat yang
mengkomunikasikan informasi, ide, atau fakta (Parera, 1982:3). Tujuan paragraf
eksposisi yaitu memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan,
dan menerangkan sesuatu tanpa disertai dengan ajakan atau desakan agar pembaca
menerima atau mengikutinya (Wiyanto, 2007). karangan eksposisi adalah karangan
yang bertujuan menjelaskan dan memberikan informasi tentang sesuatu seperti yang
terdapat pada petunjuk penggunaan sesuatu, buku teks, proses pembuatan masakan
dan tentang perawatan sesuatu (Semi, 1990:37).

7. Ciri-ciri Teks Eksposisi


Setiap teks memiliki ciri-ciri tersendiri, ada beberapa ciri-ciri yang dimiliki
teks ekposisi. Pertama, Berupa tulisan yang memberikan pengertian dan pengetahuan,
sebuah karangan eksposisi harus memberikan pengetahuan serta pengertian kepada
pembacanya, sehingga pembaca paham dengan informasi yang disampaikan dan
menambah pengetahuan pembaca mengenai suatu permasalahan. Kedua, Menjawab
pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan dan bagaimana. Hal ini sangat penting sebab
pada hakikatnya karangan eksposisi merupakan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan
berupa apakah itu, bagaimana berlangsungnya hal itu, dan dari mana berasal. Jawaban
inilah yang nantinya menjelaskan atau menguraikan sebuah informasi kepada
pembaca. Ketiga, Disampaikan dengan lugas dan bahasa baku. Dalam menlis
karangan eksposisi menyampaikan informasi harus langsung menuju sasaran. Artinya,
bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit supaya informasi yang hendak
disampaikan dapat langsung diterima dengan baik. Keempat, Menggunakan nada
netral, tidak memihak dan memaksakan sikap penulis kepada pembaca. Dalam
menulis karangan eksposisi penulis harus mengungkapkan fakta yang sebenarnya,
penulis tidak boleh memihak pada salah satu fakta sehingga tidak menimbulkan
persepsi yang memihak (Semi, 1990:30).

8. Struktur Teks Eksposisi


Teks eksposisi memiliki tiga bentuk yaitu pertanyaan pendapat (tesis),
argumentasi, penegasan ulang pendapat. Tesis dalam teks ekposisi terdapat diawal
teks eksposisi merupakan bagian pembuka. Tesis berisi pendapat umum yang
disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi. Tesis
terkadang tidak terungkap di dalam sebuah kalimat di dalam eksposisi itu, hanya
tersirat saja. Tesis ini dapat diungkapkan dalam sebuah kalimat yang utuh, atau
penggal sebuah kalimat yang. Argumentasi digunakan untuk mendukung tesis yang
disampaikan yang berupa unsusr penjelas. Argumentasi ini bisa berupa alasan logis,
data hasil temuan, fakta-fakta, atau pernyataan para ahli. Argumen yang baik harus
mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis atau pembicara. Argumentasi
bertujuan untuk memengaruhi, meyakinkan dan membujuk pembaca tentang kenebaran
pendapat penulis. Penegasan ulang biasanya tedapat diakhir teks ekposisi. Penegasan
ulang pendapat merupakan pnejelasan kembali atas tesis yang telah disampaikan,
didasarkan pada fakta-fakta yang telah dijabarkan penulis pada argumentasi (Tim
Kemendikbud, 2013:3).

9. Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi


Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengomunikasikan ide kepada
orang lain, baik itu komunikasi lisan maupun tertulis. Dari segi tujuannya komunikasi
tertulis, ada berbagai bentuk tulisan yang dapat digunakan, diantaranya bentuk
eksposisi atau paparan. Dalam karangan eksposisi ini, pengarang bertujuan
memberikan informasi atau penjelasan dengan cara mengembangkan gagasan dengan
harapan pembaca benar-benar mengetahui informasi atau penjelasan yang
disampaikan.
Ciri kebahasan teks eksposisi antara lain; (a) bersifat nonfiksi/ilmiah: teks
eksposisi memaparkan informasi atau pengetahuan sering kali dilengkapi dengan
pendapat para ahli, contoh, dan fakta-fakta, (b) bersifat informatif/menjelaskan
/memaparkan: teks eksposisi bertujuan memberikan informasi atau penjelasan dengan
cara mengembangkan gagasan dengan harapan pembaca benar-benar mengetahui
informasi atau penjelasan yang disampaikan itu, (c) berdasarkan fakta: teks eksposisi
menggunakan fakta-fakta untuk membuat rumusan dan kaidah yang dikemukakan itu
lebih konkret, (d) menggunakan pronomina. Pronomina merupakan kata ganti atau
jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contohnya adalah saya,
kapan, -nya, ini, (e) menggunakan konjungsi. Konjungsi, konjungtor, atau kata
sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang
sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa,
serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta. Dalam teks eksposisi
konjungsi digunakan untuk memperkuat argumentasi, (f) memakai kata leksikal. Kata
leksikal adalah merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun
abstrak, dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Contoh kata leksikal: meja,
kursi.

10. Teknik Penyajian Teks Eksposisi


Teks eksposisi merupakan jenis teks yang paling umum dipakai. Kerangka
dasar teks ekposisi dimulai dari sebab dan diakhiri akibat. Teknik penyajian adalah
cara untuk menyajikan sesuatu dalam sebuah teks. Ada beberapa teknik penyajian
teks ekposisi. Informasi dalam teks eksposisi disajikan dalam teknik-teknik berikut:
(a) Teknik identifikasi merupakan teknik pengembangan paragraf atau karangan
eksposisi yang berusaha untuk memberikan jawaban atas pertanyaan “apa itu” atau
“siapa itu?”, (b)Teknik perbandingan merupakan suatu cara untuk menunjukkan
kesamaan dan perbedaan antara dua objek atau lebih dengan menggunakan dasar
tertentu, (c)Teknik klasifikasi merupakan suatu teknik pengembangan dengan
menempatkan atau mengelompokkan suatu hal dalam suatu kelompok aspek atau
kategori tertentu, (d)Teknik analisis merupakan suatu teknik pengembangan dengan
cara membagi-bagi, melepaskan, atau menguraikan suatu objek ke dalam komponen-
komponen, (e)Teknik definisi merupakan suatu proses yang berusaha meletakkan
batas-batas makna dari unsur kata itu sendiri. Secara luas, teknik ini diartikan sebagai
membatasi suatu hal yang didefinisikan (Kusmayadi, 2007).
11. Langkah-langkah Menulis Teks Eksposisi
Ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam menulis eksposisi. Pertama,
Menulis pendahuluan. Pada bagian ini penulis menyajikan latar belakang penulisan,
alasan memilih topik tersebut, pentingnya topik itu, batasan pengertian topik itu,
permasalahan, tujuan penelitian dan kerangka acuan yang digunakan. Kedua, Menulis
tubuh eksposisi. Pada bagian menulis tubuh eksposisi ini, penulis harus
mengembangkan kerangka karangan agar isi karangan tersebut teratur dan sistematis.
Setelah itu penulis menyajikan gagasan secara terperinci agar dapat terjalin paragraf-
paragraf yang padu dan teratur. Ketiga, Menulis simpulan. Simpulan yang disajikan
dalam bagian ini isi karangan eksposisi. Kesimpulan tersebut tidak mengarah pada
usaha untuk mempengaruhi pikiran pembaca (Keraf, 1995: 9).

12. Kesalahan Karangan Eksposisi Siswa SMA


Menulis teks eksposisi merupakan salah satu jenis teks yang diajarkan di
sekolah menengah atas. Umumnya organisasi tulisan dalam karangan siswa masih
menampakkan penalaran bahasa yang kurang logis, dan terdapat banyak kesalahan
bahasa yang meliputi pemakaian ejaan, diksi, kalimat, dan ada beberapa tulisan yang
sama atau mirip. Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti menganalisis kesalahan
berbahasa ditinjau dari empat aspek, yaitu ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf
(Sumarwati 2010). Pada karangan teks ekposisi siswa sekolah menengah atas
ditemukan adanya kesalahan berbahasa.
Ada beberapa kesalahan berbahasa yang terjadi pada siswa saat menulis teks
eksposisi. Kesalahan yang terjadi diantara lain mengenai kesalahan ejaan, kesalahan
memilih diksi, kesalahan menyusun kalimat, dan kesalahan menyusun paragraf.
Penyebab terjadinya kesalahan berbahasa antara lain karena kurangnya penguasaan
bahasa asing oleh siswa, lalu guru kurang dalam memberi contoh, adanya pengaruh
bahasa asing, siswa masih kurang dalam latihan menulis, dan kurangnya waktu yang
disediakan untuk menulis. Dari beberapa kendala yang dihadapi, upaya yang
digunakan untuk mengurangi kesalahan berbahasa dalam karangan siswa dapat
diklakukan dengan meningkatkan penguasaan kaidah bahasa siswa, memperbanyak
latihan mengarang, menerapkan teknik koreksi yang tepat, dan melaksanakan
pembelajaran menulis dengan pendekatan proses (Ariningsih dkk, 2012).
Referensi

Abbas, S. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Efektif Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdiknas.
Ariningsih, N. E., Sumarwati, dan Saddhono, K. (2012). Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas. JPBS FKIP
Universitas Sebelas Maret. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya, 1(1). 40-53. ISSN I2302-6405
Berry, M., & Batty, C. (2016). The stories of supervision: Creative writing in a critical
space.
New Writing, 13(2), 247–260. https://doi.org/10.1080/14790726.2016.1142568
Disarro, D. R. (2014). Let’s chat: Cultural historical activity theory in the creative writing
classroom. New Writing, 11(3), 438–451. https://doi.org/10.1080/14790726.2014.956123
Flood, J. (1986). The Text, the Student, and the Teacher: Learning from Exposition in Middle
Schools. The Reading Teacher, 39(8), 784-791. Retrieved from
http://www.jstor.org/stable/20199223
Gani, E. (1999). Pembinaan Keterangan Menulis di Perguruan Tinggi. Buku Ajar. Padang:
DIP Proyek UNP.
Hebert, M., Bohaty, J. J., Nelson, J. R., & Lambert, M. C. (2018). Identifying and
discriminating expository text structures: An experiment with 4th and 5th grade
struggling readers. Reading & Writing, 31(9), 2115–2145. https://e-
resources.perpusnas.go.id:2051/10.1007/s11145-018-9826-9
Istova, M., & Hartati, T. (2016). Pengaruh Media Film Animasi Fiksi Islami Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, 2(1) : 72 - 86.
Kemdikbud. (2013). Buku Siswa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
SMA/MA/SMK/MAK kelas X. Jakarta.
Keraf, G. (1982). Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Nusa Indah
Keraf. G. (1995). Eksposisi. Jakarta:Grasindo.
Kosasih. (2012). Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya
Kusmayadi, I. (2007). Think Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas XI SMA/MA. Bandung:
Grafindo.
Marahimin. (2010). Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya
Nur'aini, H. I. M., Saddhono, K., & Ulya, C. (2015). Implementasi Kurikulum 2013 pada
Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi (Studi Kasus di Kelas X SMK Negeri 1
Karanganyar). BASASTRA, 3(3). 1-17. ISSN I2302-6405
Oktaria, D., Andayani, & Saddhono, K. (2018). Penguasaan Kalimat Efektif sebagai
Kunci Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi. Metalingua: Jurnal Penelitian
Bahasa, 15(2), 165-177. ISSN I2302-6405
Parera, J.D. (1982). Pelajaran Berbahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga
Rakhman, A. N. (2013). An analysis of thematic progression in high school students
exposition texts. Passage, 1(1), 65-74.
Rosidi, I. (2009). Menulis Siapa Takut. Yogyakarta: Kanisius.
Saddhono, K., & St. Y. Slamet (2014). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia:
Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Darmuki, A., Andayani, Nurkamto, J., & Saddhono, K. (2018). The Development and Evaluation of
Speaking Learning Model by Cooperative Approach. International Journal of Instruction,
11(2), 115-128. https://doi.org/10.12973/iji.2018.1129a

Saddhono, K., & St. Y. Slamet. (2012). Meningkatkan keterampilan berbahasa indonesia
(teori dan aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati.
Samsudin, A. (2012). Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Berita Dan Menulis
Eksposisi Ilustrasi Siswa Kelas V Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu
Membaca Dan Menulis< br. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(2), 1-11.
Satini, M. P. (2016). Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan
Teknik Mind Map Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Padang. Jurnal Gramatika, 2(2).
http://dx.doi.org/10.22202/JG.2016.v2i2.976
Semi, M.A (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung:Angkasa
Semi. (1990). Menulis efektif. Padang: CV Ankasa Raya
Septianingrum, F. D. (2013). Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Proses
dengan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Yosodipuro No. 104
Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).
Syafi’ie, I. (1988). Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, H.G. (2008). Menulis Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wiyanto, A. (2007). Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo.

You might also like