Professional Documents
Culture Documents
M. Jafar
Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh
email: mjafar@iaialaziziyah.ac.id
ABSTRACT
Technology in the era of globalization has experienced rapid development. Various
communication media compete to provide unlimited information. The internet
serves as a comprehensive and efficient facility, where all kinds of information can
be easily and affordably accessed, including in the context of dakwah (Islamic
preaching). This study is a literature review that refers to books, articles, journals,
and previous research discussing the Opportunities and Challenges of Preaching
through Technology Media. The findings of the study indicate that the utilization
of information technology in Islamic dakwah offers significant opportunities for
preachers and Muslim communities. With the availability of information
technology, dakwah can reach a wider audience with greater coverage, while
Muslims can access dakwah messages easily and quickly. However, there are
challenges that need to be addressed in dakwah through technology media.
Preachers must have adequate understanding of the media and master digital
communication strategies. Furthermore, it is important to avoid excessive focus on
entertainment in dakwah materials, so that important and profound messages are
not neglected. By understanding these opportunities and challenges, dakwah
through technology media can become an effective means of spreading religious
messages to a wider audience and at a faster pace among Muslims.
ABSTRAK
Teknologi dalam era globalisasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Berbagai media komunikasi bersaing untuk memberikan informasi tanpa batas.
Internet menjadi fasilitas yang lengkap dan efisien, di mana segala jenis informasi
dapat diakses dengan mudah dan murah, termasuk dalam konteks dakwah. Kajian
ini termasuk kajian literature dengan merujuk kepada buku, artikel, jurnal, dan
penelitian sebelumnya yang membahas tentang Peluang dan Tantangan
Berdakwah Melalui Media Teknologi. Hasil kajian ditemukan bahwa Pemanfaatan
teknologi informasi dalam dakwah Islam menawarkan peluang besar bagi juru
dakwah dan umat Muslim. Dengan adanya teknologi informasi, dakwah dapat
menjangkau lebih banyak penerima dengan jangkauan yang lebih luas, sementara
umat Muslim dapat dengan mudah dan cepat mengakses pesan dakwah. Namun,
terdapat tantangan yang perlu dihadapi dalam berdakwah melalui media
teknologi. Jurudakwah harus memiliki pemahaman yang memadai tentang media
tersebut dan menguasai strategi komunikasi digital. Selain itu, perlu dihindari agar
materi dakwah tidak terfokus pada hiburan semata, sehingga pesan yang penting
dan mendalam tidak terabaikan. Dengan memahami peluang dan mengatasi
tantangan ini, dakwah melalui media teknologi dapat menjadi sarana efektif untuk
menyebarkan pesan agama dengan lebih luas dan cepat kepada umat Muslim.
PENDAHULUAN
Teknologi dalam era globalisasi telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Berbagai media komunikasi bersaing untuk memberikan informasi
tanpa batas. Internet menjadi fasilitas yang lengkap dan efisien, di mana segala jenis
informasi dapat diakses dengan mudah dan murah, termasuk dalam konteks
dakwah. Dukungan dari warung internet yang semakin banyak membuat dakwah
dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas digital, seperti radio, televisi,
telepon seluler, media internet, Facebook, atau Twitter. Berdakwah melalui media
internet merupakan salah satu media komunikasi yang fenomenal dan canggih
yang muncul pada era 60-an. Namun, kemajuan teknologi dan informasi, terutama
media televisi, memungkinkan seorang dai untuk berimprovisasi dengan humor
dan elemen lainnya agar ceramahnya tetap menarik untuk didengar. Dampaknya,
orientasi dakwah yang dimainkan oleh para dai juga semakin berkembang, bahkan
cenderung menjadi bias. Pola berdakwah melalui media sebagai bentuk kemajuan
teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi seorang dai.1
Dalam era globalisasi ini, perkembangan teknologi telah memberikan
dampak yang signifikan terhadap cara dakwah dilakukan. Media komunikasi
seperti televisi, radio, telepon seluler, dan internet telah menjadi sarana yang efektif
untuk menyebarkan pesan-pesan agama. Fasilitas internet, khususnya,
memberikan akses yang mudah dan murah bagi siapa pun untuk mendapatkan
informasi seputar dakwah.
Dengan semakin banyaknya warung internet yang menyediakan akses
internet murah, dakwah melalui media internet semakin populer. Hal ini
memungkinkan para dai atau penceramah agama untuk menjangkau audiens yang
lebih luas melalui platform-platform digital seperti situs web, media sosial, dan
Karakteristik, Popularitas, dan Materi di Jalan Dakwah”, Addin: Media Dialektika Ilmu Islam, 8 (2),
2014. h. 319-344.
aplikasi pesan instan. Mereka dapat membagikan khutbah, ceramah, artikel, atau
video ceramah dengan mudah kepada orang-orang di berbagai belahan dunia.
Namun, kemajuan teknologi juga membawa tantangan tersendiri bagi para
dai. Seiring dengan munculnya berbagai media komunikasi, persaingan untuk
mendapatkan perhatian audiens semakin ketat. Untuk mempertahankan minat dan
keterlibatan audiens, para dai seringkali harus mengadopsi pendekatan yang lebih
kreatif, termasuk menggabungkan elemen humor, interaksi, atau konten yang
menarik untuk disimak.
Dampak dari pendekatan ini adalah orientasi dakwah yang dilakukan oleh
para dai dapat cenderung menjadi lebih beragam dan bahkan terkadang dapat
memunculkan bias. Beberapa dai mungkin lebih condong menggunakan strategi
yang lebih menghibur daripada fokus pada pesan dakwah itu sendiri. Meskipun
tujuan utama dakwah adalah menyampaikan ajaran agama, beberapa orang
mungkin lebih tertarik pada penyajian yang menghibur daripada substansi pesan
yang sebenarnya.
Oleh karena itu, para dai di era teknologi ini perlu berhati-hati dalam
memanfaatkan media sebagai sarana dakwah. Mereka perlu tetap menjaga
integritas dan keaslian pesan agama yang disampaikan, sambil tetap mengambil
manfaat dari perkembangan teknologi untuk mencapai audiens yang lebih luas.
Penting bagi para dai untuk terus mengedepankan substansi dakwah dan
memastikan bahwa pesan-pesan agama tetap menjadi inti dari komunikasi mereka,
tanpa mengabaikan kualitas dan kebenaran informasi yang disampaikan.
METODE PENELITIAN
Metode studi kepustakaan digunakan untuk membahas tentang peluang
dan tantangan berdakwah melalui media teknologi dalam kajian ini dengan
mengacu pada berbagai sumber literatur yang relevan. Berikut adalah langkah-
langkah dalam menerapkan metode studi kepustakaan untuk membahas topik
tersebut:
4. Seleksi Literatur: Baca ringkasan dan abstrak dari setiap artikel, buku, jurnal,
atau makalah yang ditemukan. Seleksi literatur yang paling relevan dengan
topik Anda dan yang memiliki kualitas akademik yang baik.
5. Analisis Literatur: Baca dan pahami dengan cermat literatur yang telah Anda
seleksi. Identifikasi argumen, temuan, dan pendekatan yang muncul dalam
literatur tersebut. Catat poin-poin penting yang mendukung atau menentang
peluang dan tantangan dalam berdakwah melalui media teknologi.
6. Organisasi dan Sintesis: Susun poin-poin yang telah Anda catat menjadi
kerangka pembahasan yang terstruktur. Sintesis dan hubungkan berbagai
pendapat, temuan, dan argumen yang ada dalam literatur untuk membangun
argumen yang kokoh.
7. Penulisan dan Pengutipan: Mulailah menulis naskah pembahasan Anda dengan
mengacu pada literatur yang telah Anda baca. Sertakan kutipan atau referensi
yang relevan untuk mendukung pernyataan Anda dan memberikan kredit
kepada penulis asli.
8. Evaluasi Kritis: Evaluasilah kekuatan dan kelemahan literatur yang digunakan
dalam pembahasan Anda. Identifikasi kesenjangan pengetahuan yang masih
ada dan saran untuk penelitian lebih lanjut.
2 Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam kitab Sunan Abu Dawud.
5 Teddy Suratmadji, Dakwah di Dunia Cyber, Panduan Praktis Berdakwah Melalui Internet,
dalam media teknologi dapat mencapai sasaran dengan efektif. Jika dikaitkan
dengan keberadaan media massa, terdapat dua pendekatan yang umum
digunakan. Pertama, media massa dipandang sebagai pembentuk masyarakat, di
mana media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat.
Pendekatan ini melihat media massa sebagai faktor yang berperan penting dalam
mempengaruhi audiensnya. Sebagai komunikator, mereka memiliki niat untuk
mengubah audiens agar sesuai dengan keinginan mereka. Paradigma ini
memandang audiens sebagai objek pasif yang dapat diubah dan dibentuk oleh
komunikator.
Namun, terdapat juga pandangan bahwa media massa merupakan cermin
yang memantulkan keadaan masyarakat. Artinya, media massa mencerminkan
realitas sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat, dan tidak selalu memiliki
kekuatan untuk mengubah audiens secara signifikan. Dalam konteks ini, metode
ceramah agama yang menggunakan humor dan hiburan dalam media teknologi
dapat dianggap sebagai respons terhadap preferensi dan kecenderungan
masyarakat yang menginginkan pesan agama yang disampaikan dengan cara yang
menarik dan menyenangkan.
Kedua pendekatan ini memiliki argumen dan sudut pandang yang valid.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap metode dakwah harus dilakukan
dengan kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi, serta memperhatikan tujuan
utama dakwah, yaitu menyampaikan pesan agama dengan akurat dan mendalam.
Penggunaan humor dan hiburan dalam dakwah melalui media teknologi dapat
menjadi alat yang efektif untuk menarik perhatian audiens, tetapi tetap harus
diimbangi dengan konten yang substansial dan sesuai dengan prinsip agama yang
diajarkan.
Membuat materi dakwah menjadi tidak terfokus: Jika penekanan pada
humor dan hiburan terlalu dominan, maka materi dakwah yang seharusnya
menjadi inti perhatian dapat terabaikan atau tidak mendapatkan perhatian yang
cukup. Hal ini dapat mengurangi efektivitas dakwah dalam menyampaikan pesan
yang lebih penting dan mendalam.7
Penting untuk menjaga keseimbangan dalam penggunaan humor dalam
dakwah melalui media teknologi, dengan tetap mempertimbangkan kebenaran
agama, keakuratan informasi, dan seriusitas dalam menyampaikan pesan yang
bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT serta memberikan pemahaman
yang baik kepada audiens.
Tantangan lainnya dalam berdakwah melalui media teknologi adalah
memastikan bahwa juru dakwah memiliki pemahaman yang memadai tentang
media tersebut. Penguasaan teknologi dan strategi komunikasi digital menjadi
penting agar dakwah yang disampaikan dapat efektif dan menarik perhatian target
PENUTUP
Pemanfaatan teknologi informasi dalam dakwah Islam menawarkan
peluang besar bagi juru dakwah dan umat Muslim. Dengan adanya teknologi
informasi, dakwah dapat menjangkau lebih banyak penerima dengan jangkauan
yang lebih luas, sementara umat Muslim dapat dengan mudah dan cepat
mengakses pesan dakwah. Namun, terdapat tantangan yang perlu dihadapi dalam
berdakwah melalui media teknologi. Jurudakwah harus memiliki pemahaman
yang memadai tentang media tersebut dan menguasai strategi komunikasi digital.
Selain itu, perlu dihindari agar materi dakwah tidak terfokus pada hiburan semata,
sehingga pesan yang penting dan mendalam tidak terabaikan. Dengan memahami
peluang dan mengatasi tantangan ini, dakwah melalui media teknologi dapat
menjadi sarana efektif untuk menyebarkan pesan agama dengan lebih luas dan
cepat kepada umat Muslim.
DAFTAR PUSTAKA
Komaruddin, dkk. Dakwah dan Konseling Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2002.
Kusnawan, Asep. Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), Bandung: Pustaka Bani
Quraisy, 2004.