You are on page 1of 11

[Case Report]

RADIOGRAFI THORAX PADA PASIEN GAMBARAN


BRONKOPNEUMONIA DAN SUSPEK EFUSI PLEURA

Thorax Radiography In Patient Features of Bronchopneumonia And Suspected


Pleural Efusion

Ramadhina Tria Sesanti1, Tinton Budi Setianto2


1
Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Bagian Radiologi, RSUD Kabupaten Karanganyar
Korespondensi: Ramadhina Tria Sesanti. Alamat email: ramadina325@gmail.com

ABSTRAK
Bronkopenumonia merupakan radang pada saluran pernapasan yang terjadi pada
bronkus sampai dengan alveolus paru, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae
dan Haemophilus influenzae. Radiologi menjadi salah satu hal yang penting dalam menentukan
diagnosis dan penyebab yang mendasarinya. Tujuan dari laporan kasus ini untuk melaporkan
seorang laki laki berusia 83 tahun datang dengan sesak nafas dan batuk disertai dahak berwarna
putih. Berdasarkan hasil pemeriksaan, diagnosis pasien mendukung ke arah bronkopneumoni
dan efusi pleura. Kemudian dilakukan pemeriksaan radiologi thorax sebagai langkah penunjang
untuk menegakan diagnosis pasien. Gambaran radiologi menunjukan corakan vaskuler ke dua
lapang paru meningkat , tampak bercak pada perihilar kanan, dan lapang bawah paru kanan dan
kiri, sinus costofrenicus kanan tampak suram dan sinus costofrenicus kiri tampak lancip ,kesan
gambaran bronkopneumonia dan efusi pleura. Kesimpulan dari laporan kasus ini adalah
radiografi foto polos berada di garis depan diagnostic jalur pencitraan, mengingat ketersediaan
yang siap pakai, efektivitas biaya, dan kemampuan untuk menilai perkembangan klinis pada
radiografi serial khususnya dalam kasus bronkopneumonia dan efusi pleura.
Keyword : Broncopneumonia, Efusi Pleura , Radiologi.
ABSTRACT
Bronchopenumonia is an inflammation of the respiratory tract that occurs from the
bronchi to the alveoli of the lungs, caused by Streptococcus pneumoniae and Haemophilus
influenzae bacteria. Radiology is one of the important things in determining the diagnosis and
the underlying cause. The purpose of this case report is to report an 83 year old man who came
with shortness of breath and cough accompanied by white phlegm. Based on the examination
results, the patient's diagnosis supports bronchopneumonia and pleural effusion. Then a chest
radiological examination was carried out as a supporting step to establish the patient's diagnosis.
The radiological picture showed that the vascular pattern of the two lung fields was increased,
there were spots on the right perihilar, and the right and left lower lung fields, the right
costofrenicus sinus looked gloomy and the left costofrenicus sinus looked sharp, an impression of
bronchopneumonia and pleural effusion. The conclusion of this case report is that plain
radiography is at the forefront of the diagnostic imaging pathway, given its ready-to-use
availability, cost-effectiveness, and ability to assess clinical progress on serial radiographs
especially in cases of bronchopneumonia and pleural effusion.
Keyword : Broncopneumonia, Pleural Effusion, Radiology.

PENDAHULUAN radang pada saluran pernapasan yang

Bronkopneumonia merupakan terjadi pada bronkus sampai dengan

43
ISSN: 2721-2882
alveolus paru, sering disebabkan oleh seperti menggigil, demam, nyeri dada,

bakteri Streptococcus pneumoniae dan pleuritis, batuk produktif, hidung

Haemophilus influenzae (Eka, 2019). kemerahan, saat bernafas menggunakan

Sedangkan menurut Rukmi et al. (2018) otot aksesoris dan bisa timbul

bronkopneumonia disebut juga sianosis.Terdengar adanya krekels di atas

pneumonia lobularis yaitu suatu paru yang sakit dan terdengar ketika

peradangan akut yang disebabkan oleh terjadi konsolidasi/pengisian rongga udara

mikroorganisme pada parenkim paru yang oleh eksudat (Nurarif Kusuma. 2015).

terlokalisir yang biasanya mengenai Efusi pleura merupakan

bronkiolus dan juga mengenai alveolus di akumulasi cairan abnormal pada rongga

sekitarnya, yang sering menimpa balita pleura yang disebabkan oleh produksi

dan anak – anak. berlebihan cairan ataupun berkurangnya

Secara umum individu yang absorpsi. Efusi pleura merupakan

terserang bronchopneumonia diakibatkan manifestasi penyakit pada pleura yang

oleh adanya penurunan mekanisme paling sering dengan etiologi yang

pertahanan tubuh terhadap virulensi bermacam-macam mulai dari

organisme patogen. kondisi akut maupun kardiopulmoner, inflamasi, hingga

kronik seperti AIDS, cystic fibrosis, keganasan yang harus segera dievaluasi

aspirasi benda asing dan kongenital yang dan diterapi (Berthold, 2019).

dapat meningkatkan resiko LAPORAN KASUS

bronkopneumonia (Rukmini, 2018). Seorang pasien laki-laki, An.

Bronkopneumonia biasanya didahului Bp. A, berusia 83 tahun datang di antar

oleh suatu infeksi di saluran pernapasan ke IGD RSUD Karanganyar tanggal 13-

bagian atas selama beberapa hari. Pada 01-2023 pada jam 07.50 WIB dengan

tahap awal, penderita bronkopneumonia keluhan utama batuk. Batuk dirasakan

mengalami tanda dan geraja yang khas terus menerus dan tidak berkurang

44
ISSN: 2721-2882
dengan istirahat. Batuk disertai dahak fisik kepala didapatkan kesan normal,

yang berwarna putih kekuningan dan leher tidak ditemukan pembesaran

kental. Keluhan batuk ini dirasakan kelenjar getah bening maupun distensi

sejak 3 hari SMRS. Pasien juga vena jugular. Sedangkan pemeriksaan

mengeluhkan adanya sesak. Sesak thoraks didapatkan suara ronki basah

sedikit berkurang dengan istirahat dan di halus pada kedua lapang paru, tidak ada

perberat Ketika batuk dan aktivitas. wheezing, didapatkan suara vesikuler

Tidak ada demam. Pasien tidak sedikit menurun pada lobus inferior

mengeluhkan Mual ataupun muntah. pulmo dextra. Pada pemeriksaan jantung

Nafsu makan pasien normal. Tidak ada didapatkan kesan normal. Pada

penurunan berat badan ataupun keringat pemeriksaan abdomen didapatkan

dingin pada malam hari. Pasien bentuk perut normal datar dan tidak ada

thoraxmempunyai Riwayat sakit paru- defans muscular, pada auskultasi

paru namun tidak rutin control. Pasien didapatkan bising usus positif normal.

mengatakan bahwa hanya sesakali nebu. pada perkusi terdengar suara timpani

Tidak ada penurunan berat badan pada palpasi tidak didapatkan nyeri

ataupun keringat dingin pada malam tekan. Pada pemeriksaan ekstremitas

hari. didapatkan kesan normal.

Pada pemeriksaan fisik Pada pasien dilakukan

didapatkan kesan umum cukup terlihat pemeriksaan penunjang laboratorium,

sesak dengan kesadaran compos mentis. dan rontgen thorax. Pada pemeriksaan

Pada pemeriksaan tanda vital laboratorium didapatkan data sebagai

didapatkan tekanan darah 130/70 berikut:

mmHg, nadi 81 x/menit, frekuensi napas Tabel 1. Pemeriksaan Darah Lengkap

26x/menit, saturasi oksigen 93% tanpa Pemeriksaan Hasil


Leukosit 7.94
O2, suhu 37.40C. Pada pemeriksaan Eritrosit 4.37 (L)
Hemoglobin 13.2

45
ISSN: 2721-2882
Hematokrit 39.5 (L)
MCV 90.4
MCH 30.2
MCHC 33.4
Trombosit 194
RDW-CV 12.6
PDW 8.0
MPV 90.4
P-LCR 17.7
PCT 0.19
Neutrofil 76.6 (H)
Limfosit 19.2 (L)
Monosit 9.3 (H)
Eosinophil 1.8
Basophil 0.1
Rasio N/L 6.28
GDS 161 (H)
Ureum 30
Creatinin 0.94
Gambar 1. Foto X-Ray Thorak

Hasil pemeriksaan laboratorium Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

didapatkan hasil dalam batas normal. fisik, dan pemeriksaan penunjang yang

Hasil foto thorax pasien didapatkan telah dilakukan, pasien didiagnosis

hasil: bentuk dan letak jantung normal, bronkopneumonia, dan suspek efusi

corakan vaskuler kedua lapangan paru pleura dextra.

tampak meningkat, tampak bercak pada Tatalaksana yang diberikan

perihiler kanan dan lapangan bawah pada pasien ini adalah pemberian O2 5

paru kanan dan kiri. Sinus kostofrenikus lpm, nebu meprovent dan Pulmieusicort/

kanan tampak suram dan sinus 8 jam, infus futrolit 20 tpm + biocombin

kostofrenikus kiri tampak lancip. Tulang drip/24 jam. injeksi levofloxacin 750

yang terlihat tidak tampak adanya mg/24 jam, injeksi solvinex/8 jam,

kelainan. Kesan : cor tak membesar, hidrokortison 100 mg/12 jam, injeksi

gambaran bronkopneumonia dan suspek resfar/24jam, injeksi omeprazole/12

efusi pleura dextra. jam. Untuk obat oral diberikan

paracetamol tablet 3x500 mg. sucralfate

syr 3x1 cth Kemudian mendapat advice

46
ISSN: 2721-2882
untuk pindah rawat inap ke bangsal menimbulkan konsolidasi jaringan paru

biasa. dan gangguan pertukaran gas setempat

PEMBAHASAN (Morris, 2018).

Pada kasus ini pasien Secara umum individu yang

didiagnosis setelah dilakukan terserang bronchopneumonia

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan diakibatkan oleh adanya penurunan

pemeriksaan penunjang. Diagnosis mekanisme pertahanan tubuh terhadap

pasien ini adalah bronkopneumonia dan virulensi organisme patogen. Orang

efusi pleura dextra. yang normal dan sehat mempunyai

Bronkopneumonia merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap

radang pada saluran pernapasan yang organ pernapasan yang terdiri atas :

terjadi pada bronkus sampai dengan reflek glotis dan batuk, adanya lapisan

alveolus paru, biasanya sering mukus, gerakan silia yang

disebabkan oleh bakteri Streptococcus menggerakkan kuman keluar dari organ,

pneumoniae dan Haemophilus dan sekresi humoral setempat (Nurarif

influenzae (Morris, 2018). World Health & Kusuma, 2015). Berdasarkan

Organization (WHO) (2016), klasifikasinya dibagi menjadi :lokasi

menyebutkan bahwa pneumonia adalah lesi di paru yaitu Pneumonia lobaris,

penyakit infeksi yang terbesar tunggal Pneumonia interstitialis,

menyebabkan kematian pada anak-anak Bronkopneumonia berdasarkan

di seluruh dunia. Bronkopneumonia asal infeksi yaitu pneumonia yang

merupakan jenis penyakit peradangan didapat dari masyarakat (community

akut pada paru-paru yang biasanya acquired pneumonia = CAP).

disebabkan oleh infeksi mikroorganisme Pneumonia yang didapat dari rumah

dan juga sebagian kecil disebabkan oleh sakit (hospital-based pneumonia).

penyebab non-infeksi yang Berdasarkan mikroorganisme penyebab

47
ISSN: 2721-2882
pneumonia bakteri, pneumonia virus, alveolus ke alveolus lainnya melalui

pneumonia mikoplasma, pneumonia poros kohn, sehingga terjadi peradangan

jamur. Berdasarkan karakteristik pada dinding bronkus atau bronkiolus

penyakit yaitu pneumonia tipikal, dan alveolus 10 sekitarnya. Kemudian

pneumonia atipikal. proses radang ini selalu dimulai pada

Berdasarkan lama penyakit yaitu hilus paru yang menyebar secara

pneumonia akut dan pneumonia progresif ke perifer sampai seluruh

persisten. Pada prosesnya Bakteri atau lobus (Nabiel, 2014). Gejala klinis pada

virus masuk ke dalam tubuh, akan bronkopneumonia yaitu adanya

menyebabkan gangguan atau pernapasan yang cepat dan pernapasan

peradangan pada terminal jalan nafas cuping hidung; demam, dispnea, disertai

dan alveoli (Alexander, 2017). muntah dan diare (Alexander, 2017).

Proses tersebut akan Pada bronkopneumonia saat auskultasi

menyebabkan infiltrate yang biasanya ditemukan ronkhi basah halus nyaring

mengenai pada multiple lobus, terjadi dan adanya retraksi epigastrium,

destruksi sel dengan menanggalkan interkostal, dan suprasternal (Alexander,

fungsi alveolar dan jalan nafas. Pada 2017)

kondisi akut maupun kronik seperti Pemeriksaan radiologis dapat

AIDS, cystic fibrosis, aspirasi benda berupa infiltrat sampai konsolidasi

asing dan kongenital yang dapat dengan “air bronchogram” penyebab

meningkatkan resiko bronkopneumonia bronkogenik dan interstisial serta

(Ngastiyah, 2014). Kuman penyebab gambaran kaviti. Pada

bronkopneumonia masuk kedalam bronkopneumonia pemeriksaan rontgen

jaringan paru-paru melalui saluran thoraks ditemukan adanya infiltrat

pernafasan atas ke bronchioles, interstitial dan infiltrat alveolar serta

kemudian kuman masuk kedalam gambaran bronkopneumonia. Pemilihan

48
ISSN: 2721-2882
antibiotik pada pneumonia adalah tekanan onkotik kapiler; misalnya gagal

ampisilin, amoksisilin, siprofloksasin, jantung, sirosis, dan sindrom nefrotik.

dan eritromisin (Alexander, 2017). Efusi pleura eksudatif disebabkan oleh

Pada pasien ini juga dicurigai proses lokal yang mengakibatkan

adanya efusi pleura dextra. Efusi pleura perubahan pada pembentukan dan

adalah adanya akumulasi cairan penyerapan cairan pleura, peningkatan

patologis di ruang pleura. Ruang pleura permeabilitas kapiler menyebabkan

terdapat di antara pleura parietalis pada eksudasi cairan, protein, sel, dan

sisi dinding toraks dan pleura visceralis komponen serum lainnya Penyebab

yang menyelimuti organ paru, pada yang paling sering terjadi, yaitu

kondisi normal terdapat beberapa pnemonia, malignansi, dan pulmonary

mililiter cairan yang berfungsi sebagai embolism, infeksi virus, dan

lubrikan diantara dua permukaan tuberculosis (Dwianggita, 2016).

(Marhana, dr., Sp P(K), FCCP, FISR, Efusi pleura merupakan

FAPSR, 2019). Efusi pleura merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit

manifestasi penyakit pada pleura yang lain, jarang merupakan penyakit primer,

paling sering dengan etiologi yang secara normal ruang pleura mengandung

bermacam-macam mulai dari sejumlah kecil cairan (5-15 mL)

kardiopulmoner, inflamasi, hingga berfungsi sebagai pelumas yang

keganasan yang harus segera dievaluasi memungkinkan permukaan pleura

dan diterapi (Berthold, 2019). Ada dua bergerak tanpa adanya friksi. Di

tipe penyebab utama dari efusi pleura, Indonesia, belum ada data nasional yang

yaitu efusi pleura transudat dan eksudat. menggambarkan berapa banyak

Efusi pleura transudat disebabkan oleh prevalensi efusi pleura. Namun,

beberapa kombinasi dari peningkatan beberapa studi telah dilakukan oleh

tekanan hidrostatik atau berkurangnya beberapa rumah sakit. Hasil yang

49
ISSN: 2721-2882
didapat dari catatan medis di RS Dokter dengan siklus pernapasan. Nyeri

Kariadi Semarang jumlah prevalensi pleuritik lokal seperti itu membaik atau

penderita efusi pleura untuk wanita menghilang segera setelah efusi pleura

66,7.% dan lakilaki 33,3%. Dan studi muncul. Beberapa pasien

lain di RSUP H. Adam Malik Medan menggambarkan sensasi nyeri yang

pada tahun 2011 dengan 136 kasus menyebar dan nyeri di dada terutama

menunjukan prevalensi wanita 34,6% jika proses patologis secara langsung

dan laki-laki 65,4% (Jamaluddin et al, melibatkan pleura parietal, misalnya,

2015). Efusi yang sedikit dapat tidak dalam kasus empiema pleura, tumor

menunjukkan gejala apapun ganas primer, atau karsinomatosis

(asimptomatik). Seiring bertambahnya pleura. Efusi pleura dalam situasi ini

jumlah efusi, gejala seperti dispnea, biasanya merupakan tipe eksudatif (Jany

trepopnea (dispnea posisional dimana & Welte, 2019). Pemeriksaan fisik pada

dispnea dirasakan saat berbaring pada efusi pleura dapat ditemukan beberapa

salah satu sisi), nyeri dada, atau batuk kelainan antara lain pada isnpeksi

(Berthold, 2019). pergerakan dada tertinggal, perkusi

Diagnosis ditegakkan redup, palpasi fremitus menurun,

berdasarkan temuan klinis dan hasil auskultasi suara napas melemah,

pemeriksaan penunjang. Gejala paling egofini, dan pleural friction rub

umum yang timbul dari respons (Hayuningrum, 2020).

inflamasi pleura adalah nyeri pleuritik,

yang dimediasi oleh pleura parietal

(pleura viseral tidak mengandung

nosiseptor atau serabut saraf nosiseptif).

Nyeri biasanya dirasakan di daerah

kelainan patologis, dan sering dikaitkan Gambar 2. Temuan pemeriksaan fisik pada
efusi pleura

50
ISSN: 2721-2882
posteroanterior (Berthold, 2019).

Pemeriksaan radiologi foto

thorax berguna sebagai skrining awal.

Kelainan pada foto rontgen PA baru

akan terlihat jika akumulasi cairan


Gambar 3. Radiologi penumpulan sudut
pleura telah mencapai 300 ml. Jika costofrenicus

cairan pleura terus bertambah banyak,

cairan akan menuju sinus kostofrenikus

posterior dan ke lateral, dan akhirnya ke

anterior. Jika cairan masih terus

bertambah, cairan akan menuju ke atas, Gambar 3. Radiologi costofrenicus sign

yaitu ke daerah paru yang cekung, dan


Pemeriksaan untuk
menguncup ke atas. Diafragma dan
menegakkan diagnosis efusi pleura
sinus kostofrenikus akan tidak terlihat
adalah Ultrasound Thorax.
jika cairan mencapai 1000 ml. Jika pada
Ultrasonografi merupakan modalitas
foto PA efusi pleura tampak tidak jelas,
diagnostik yang berguna untuk mencari
dapat dilakukan foto lateral dekubitus
gambaran efusi pleura dengan volume
(Djojodibroto, Sp. P, FCCP, 2016).
kecil atau pocketed, mengidentifikasi
Tanda awal efusi pleura yaitu
massa di pleura, dan sebagai panduan
pada foto toraks posteroanterior posisi
untuk biopsi pleura, dan puncture.
tegak maka akan dijumpai gambaran
Gambaran khas dari efusi pleura adalah
sudut kostofrenikus yang tumpul baik
lapisan hipo sampai anechoic antara
dilihat dari depan maupun dari samping.
pleura viseral dan pleura parietal.
Dengan jumlah yang besar, cairan yang
(Marhana, dr., Sp P(K), FCCP, FISR,
mengalir bebas akan menampakkan
FAPSR, 2019). Terapi pada efusi pleura
gambaran meniscus sign dari foto toraks

51
ISSN: 2721-2882
bertujuan untuk menghilangkan cairan, radang pada saluran pernapasan yang

mencegah cairan terakumulasi, dan terjadi pada bronkus sampai dengan

mengobati penyebab dari penumpukan alveolus paru, biasanya sering

cairan. Beberapa jenis terapi untuk efusi disebabkan oleh bakteri Streptococcus

pleura diantaranya torasentesis dan pneumoniae dan Haemophilus

chest tube tergantung penyakit yang influenzae. Secara umum individu yang

mendasari (Marhana, dr., Sp P(K), terserang bronchopneumonia

FCCP, FISR, FAPSR, 2019): diakibatkan oleh adanya penurunan

a. Torasentesis : terapi torasentesis mekanisme pertahanan tubuh. Dari

dapat dilakukan jika jumlah cairan inflamasi yang disebabkan oleh bakteri

berjumlah banyak dan bisa menjadikan adanya suatu efusi

menyebabkan peningkatan tekanan pleura.

dada, sesak nafas, atau masalah Efusi pleura merupakan

pernafasan lainnya. Dengan manifestasi penyakit pada pleura yang

melakukan torasentesis paling sering dengan etiologi yang

menyebabkan akumulasi cairan di bermacam-macam mulai dari

rongga pleura berkurang, sehingga kardiopulmoner, inflamasi, hingga

mengurangi keluhan sesak nafas. keganasan yang harus segera dievaluasi

Chest tube : Prosedur pemasangan dan diterapi (Berthold, 2019). Dari

selang khusus pada rongga pleura ulasan di atas sudah terlihat bahwa

melalui sayatan kecil di dada, radiografi foto polos tetap berada di

selang ini dihubungkan dengan garis depan diagnostic jalur pencitraan,

sebuah mesin untuk mengeluarkan mengingat ketersediaannya yang siap

cairan dari pleura pakai, efektivitas biaya, dan

KESIMPULAN kemampuan untuk menilai

Bronkopneumonia merupakan perkembangan klinis pada radiografi

52
ISSN: 2721-2882
serial.
Nuratif Amin Huda & Kusuma Hardhi.
DAFTAR PUSTAKA (2015-2017). Aplikasi asuhan
keperawatan berdasarkan
Alexander D, Anggraeni J.W. (2017). diagnosa NANDA NIC-NOC.
Tatalaksana terkini Jogjakart: Media Action.
bronkopneumonia pada Anak di
Rumah Sakit Abdul Moeloek. Marhana, dr., Sp P(K), FCCP, FISR,
Alexander dan Anggraeni FAPSR, I. A. (2019). Efusi Pleura
Tatalaksana Terkini . Surabaya: Universitas Airlangga
Bronkopneumonia pada Anak di Conway Morris A. Management
Rumah Sakit Abdul Moeloek. J of pneumonia in intensive care. J
Medula Unila. Volume 7. Nomor Emerg Crit Care Med 2018;2:101.
2.
Nabiel. (2014). Buku Ajar Keperawatan
Berthold, J. and Welte, T. (2019). Anak. Yogyakarta : Pustaka
Pleural Effusion in Adults. Pelajar. Riset Kesehatan Dasar.
Etiology, Diagnosis and 2018.
Treatment. Deutsches Ärzteblatt
International. Dtsch Arztebl Int Rukmi, W.P., Sari, N.H. (2018). Bayi
2019; 116: 377–86. Usia 28 Hari dengan
Bronkopneumonia. J
Djojodibroto, Sp. P, FCCP, D. D. Agromedicine Unila. Volume 5,
(2016). Respirologi (Respiratory Nomor 2. Desember 2018.
Medicine). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Samuel. A. (2014). Bronkopneumonia in
pediatric patient. J Agromed
Dwianggita, P. (2016). Etiologi Efusi Unila. Volume 1. Nomor 2.
Pleura pada Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Umum Pusat World Health Organization. (2016).
Sanglah, Denpasar, Bali. Bronkopneumonia. Diakses pada
Directory Of Open Acces tanggal 17 januari 2023 pukul
Journals, 57 - 66. 2.22 WIB

Hayuningrum, D. F. (2020). Diagnosis


Efusi Pleura . Jurnal Penelitian
Perawat Profesional, 529 - 536.

Jany, B., & Welte, T. (2019). Pleural


effusion in Adults - Etiology,
Diagnosis, and Treatment.
Deutsches Arzeteblatt
International, 377 - 385.

53
ISSN: 2721-2882

You might also like