You are on page 1of 8

ABDIMASA Journal, Vol 3 NO 1 2023 ISSN : 2986-2280

SOSIALISASI PENGEMBANGAN EKONOMI PESANTREN UNTUK MEWUJUDKAN


KEMANDIRIAN PESANTREN

Socialization of boarding school economic development to realize boarding self-reliance

1Enis Khaerunnisa, 2Ika Utami Widyaningsih, 3Bambang Mahmudi


123Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
Banten

Korespondensi : Enis Khaerunnisa, eniskh@untirta.ac.id

Abstract. Islamic Boarding School Economic Development is very important to realize the independence
of Islamic Boarding Schools by fostering business even on a small scale. Islamic boarding schools that
have strong and sustainable economic resources will support three main functions, namely education,
da'wah and community empowerment. Islamic boarding school economic development will make
successful santripreneurs. Participants in this socialization are students, teachers, and the community in
the pesantren environment. The implementation method is by conducting a survey, then coordinating
with partners, namely the Daarul Aqil Serang Islamic Boarding School. The activity carried out is the
socialization of economic-based students' independence education which will provide benefits.
Furthermore, the practice of developing strategies for developing Islamic boarding schools with managers
and students of santri by identifying the potential that exists in Islamic boarding schools in order to realize
economic development. The practice of developing development strategies towards the economic
independence of Islamic boarding schools with managers and santri students. This socialization is
expected to contribute to understanding the independence of Islamic boarding schools in order to create
Islamic boarding schools that are economically independent and make students not only equipped with
religious knowledge but also have an entrepreneurial spirit.
Keywords: Islamic Boarding Schools, Economic Development, Management of Islamic Boarding
Schools.

Abstrak. Pengembangan Ekonomi Pesantren sangat penting dilakukan agar terwujudnya kemandirian
pasantren dengan membina usaha walaupun dengan skala kecil. Pesantren yang memiliki sumber daya
ekonomi yang kuat dan berkelanjuatan akan menopang tiga fungsi utama yaitu Pendidikan, dakwah dan
pemberdayaan masyarakat. Pengembangan ekonomi pesantren akan menjadikan santripreneur yang
sukses. Peserta dalam sosialisasi ini adalah santri, guru, dan masyarakat di lingkungan pasantren.
Metode pelaksanaan dengan melakukan survey, kemudian berkoordinasi dengan mitra yaitu Pondok
Pesantren Daarul Aqil Serang. Kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi tentang edukasi kemandirian
santri berbasis ekonomi yang akan memberikan manfaat. Selanjutnya praktek menyusun strategi
pengembangan ekonomi pesantren bersama pengelola dan siswa santri dengan identifikasi potensi yang
ada pada pasantren agar dapat mewujudkan pengembangan ekonomi. Praktek menyusun strategi
pengembangan menuju kemandirian ekonomi pesantren bersama pengelola dan siswa santri. Sosialisasi
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemahaman kemandirian pasantren agar tercipta pesantren
yang mandiri secara ekonomi dan menjadikan santri tidak hanya memiliki bekal ilmu agama namun juga
memiliki jiwa enterpreuner.
Kata kunci : Pesantren, Pengembangan Ekonomi, Manajemen Lembaga Pesantren

26
ABDIMASA Journal, Vol 3 NO 1 2023 ISSN : 2986-2280

PENDAHULUAN

Kehadiran pesantren mandiri secara ekonomi kini menjadi sebuah harapan baru untuk bangsa
Indonesia umumnya dapat sejahtera. Ketika investasi dari negara asing membanjiri Indonesia,
sementara kolektivitas masyarakat Indonesia sebagian besar hanya menjadi konsumen, tentu ini
merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan. Munculnya minimarket yang outletnya kian menjamur
bahkan hingga ke pedesaan seperti Indomart dan Alfamart dimana pemiliknya adalah pengusaha
bermodal besar tentunya menjadi bukti ketidakberdayaan kekuatan ekonomi kolektif lokal.
Pesantren yang dianggap lambat dalam merespon segala bentuk modernisasi diharapkan dapat
menjadi harapan terakhir bagi penyelamatan ekonomi bangsa Indonesia kedepannya. Bangkitnya
kecintaan masyarakat akan hal-hal yang sesuai syariat agama tentunya menjadi pendukung utama
bahwa kelak ekonomi Islam akan mempimpin. Bermunculannya pengelolaan ekonomi lokal didalam
pondok pesantren juga merupakan bentuk inspirasi ekonomi masyarakat lokal tidak kalah dan tergeser
oleh mewabahnya investasi asing. Adanya komunitas pesantren dan masyarakat lokal di beberapa
daerah mampu mewujudkan pengembangan ekonomi meskipun skalanya masih kecil.
Pemerintah pun turut mendukung kemandirian pesantren dari segi ekonomi dengan menyusun
Peta Jalan Kemandirian Pesantren melalui Direktorat PD Pontren. Direktorat PD Pontren berencana
akan menunjuk secara bertahap sejumlah pesantren yang memiliki potensi untuk didorong guna menjadi
pesantren mandiri. Untuk lima tahun pertama, Pemerintah menargetkan 100 pondok pesantren akan
menjadi pilot project pada tahun 2021, kemudian berkembang menjadi 500 pondok pesantren di tahun
2022, serta masing-masing 1500 pesantren pada tahun 2024. Tentunya ini bukanlah hal yang mudah,
dibutuhkan Kerjasama dan dukungan penuh baik dari pemerintah, pondok pesantren, akademisi,
Lembaga keuangan dan dinas terkait.
Sebagai langkah awal, Direktorat PD Pontren sejak tahun 2020 lalu melakukan pemetaan terkait
potensi ekonomi masing-masing pondok pesanten. Berdasarkan data yang terkumpul pondok pesantren
dikelompokkan menjadi 4 katagori, dimana katagori pertama yaitu pesantren yang telah memiliki 5-unit
usaha atau lebih sebanyak 5%. Kedua, pesantren dengan 3–5-unit usaha sebanyak 26%. Ketiga,
pesantren yang hanya memiliki 1–2-unit usaha sebanyak 54%. Dan Keempat, pesantren yang belum

27
ABDIMASA Journal, Vol 3 NO 1 2023 ISSN : 2986-2280
memiliki unit usaha sebanyak 15%. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebanyak 85%
pondok pesantren telah memiliki unit usaha.
Secara kualitatif, pengembangan ekonomi di pesantren dapat ditelusuri sebagai berikut;
pertama, merupakan usaha ekonomi yang digerakkan oleh Kyai dan Ibu nyai yang memang memiliki jiwa
enterpreuner. Usaha milik Kyai ini digunakan untuk membantu memperlancar layanan Pendidikan di
pondok pesantren. Kedua, pesantren yang berhasil membentuk badan usaha ekonomi secara khusus,
tanpa mengganggu layanan pendidikan pesantren dan pengelolaan ekonomi yang dilakukan secara
professional. Hal ini seperti yang terjadi pada Pondok Pesantren Sidogiri Jawa Timur. Ketiga, pesantren
yang berhasil membina usaha masyarakat di sekitar pesantren, sehingga pesantren bersama
masyarakat berintegrasi mengembangkan ekonomi dan mendapatkan keuntungan ekonomi. Hal ini
sperti yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Darut Tauhid, Bandung. Keempat, pesantren yang masih
dalam tahap coba-coba dan belum beroperasi secara berkelanjutan. Kelima, pesantren yang focus pada
Pendidikan santri dan membiarkan masyarakat sekitar yang mau dan mampu untuk mengambil manfaat
ekonomi dari keberadaan pesantren.
Dari informasi diatas, pengembangan ekonomi pesantren perlu terobosan baru. Sudah waktunya
pesantren membangun ekosistem ekonomi pesantren. Gagasan ini dibangun bersama sejumlah
pesantren lain di sejumlah wilayah tertentu, seperti kecamatan atau kabupaten.
Beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi yang seringkali menghambat
keberlangsungan pengembangan usaha ekonomi di pesantren yaitu: Adanya pandangan bahwa adanya
usaha ekonomi dipesantren dapat mengganggu konsentrasi santri sebagai tafaquh fiddin; Siapa pelaku
utama yang akan melaksanakan ekonomi di pesantren; Mindset membangun kemandirian ekonomi
santri masih lemah, baik secara konsep maupun spirit; Bantuan usaha dari pemerintah sering dianggap
pemberian gratis, sehingga seandainya modal yang diberikan habis dikonsumsi bukanlah dianggap
sebagai sebuah kesalahan; Masih kesulitan dalam mencari pasar atau distribusi untuk menjual produk.
Langkah-langkah yang diambil dalam pelaksanaan program Pengabdian pada masyarakat ini
adalah : 1) Sosialisasi gagasan bahwa ekonomi pondok pesantren tidak hanya sebatas pesantren dan
masyarakat sekitar, namun dapat juga sejumlah pesantren dikawasan tertentu, 2) Melibatkan santri
dalam kegiatan ekonomi pesantren sehingga santri tidak hanya memiliki bekal ilmu agama namun juga
memiliki jiwa enterpreuner, 3) Menyusun Menyusun Strategi pengembangan ekonomi pesantren dengan
melihat aspek potensial yang dimiliki pondok pesantren dan masyarakat disekitarnya.

28
ABDIMASA Journal, Vol 3 NO 1 2023 ISSN : 2986-2280

METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu metode langsung, dimana dalam pelaksanaannya
terdapat beberapa tahapan yaitu:
a. Tahapan persiapan
Pada tahap ini, tim Pengabdian melakukan survey dan berkoordinasi dengan mitra yaitu pondok
Pesantren dan juga berkoordinasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNTIRTA.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Daarul Aqil Jl Sayabulu – Dalung RT
001/RW 007 Kecamatan Serang.
c. Tahap Sosialisasi
Memafarkan teori-teori tentang kemandirian santri berbasis ekonomi, manfaat kemadirian secara
ekonomi, pengembangan ekonomi pesantren dalam menjadikan santripreneur yang sukses.
Sosialisasi dilakukan dengan protocol kesehatan yang ketat dan membatasi jumlah peserta.
d. Tahap Implementasi
Praktek Menyusun Strategi pengembangan ekonomi pesantren bersama pengelola dan siswa santri.
e. Tahap evaluasi
Setelah selesai sosialisasi, manajemen pasantren dan siswa santri dipersilahkan untuk berdiskusi
tentang topik yang di jelaskan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pentingnya pemahaman santri dan pengelola pasantren mengenai fungsi pemberdayaan dalam
mencapai kemandirian ekonomi menjadi peluang dan tantangan pasantren yang di amanahkan Undang-
undang No 18 tahun 2019 tentang pasantren. Kemandirian Pesantren dalam ekonomi akan memberikan
manfaat agar tidak ketergantungan pada iuran santri, donator serta bantuan pemerintah. Pengabdian
masyarakat ini bertujuan untuk mengedukasi tentang pemberdayaan pasantren dalam mewujudkan
kemandirian santri berbasis ekonomi, manfaat kemadirian secara ekonomi, pengembangan ekonomi

29
ABDIMASA Journal, Vol 3 NO 1 2023 ISSN : 2986-2280
pesantren dalam menjadikan santripreneur yang sukses yang dihadiri oleh santri dan pengurus Pondok
Pasantren Tahfidzul Quran Daarul Aqil di Kecamatan Serang.

Figure 1. Sosialisasi Pengembangan Ekonomi Pesantren


Pada tahap pertama sosialisai, santri diberikan edukasi tentang kemandirian santri berbasis
ekonomi yang akan memberikan manfaat serta dampak pada keberlangsungan dan kemajuan pasantren
sehingga mengatasi pemahaman tentang pandangan bahwa adanya usaha ekonomi dipesantren dapat
mengganggu konsentrasi santri sebagai tafaquh fiddin. Ajaran Islam menganjurkan kepada manusia
untuk dapat meraih kesuksesan baik dunia maupun akhirat, pondok pasantren membudayakan ajaran
islam dalam kegiatan sehari-hari dan bermanfaat untuk masyarakat. Program yang ekonomi yang dibuat
pasantren akan mengangkat taraf ekonomi masyarakat, khususnya bagi Pondok Pesantren Daarul Aqil
memiliki memiliki program memberikan biaya gratis bagi siswa dengan kategori anak yatim sehingga di
harapkan program ini tetap berjalan dengan baik walaupun tetap menerima sumbangan secara sukarela
dari pihak donatur maupun pihak bantuan pemerintah. Pada tahap ini Peserta memperoleh pengetahuan
tentang:
• Definisi kemandirian santri berbasis ekonomi
• Manfaat pesantren mandiri secara ekonomi
• Pesantren Menjadi pusat pemberdayaan masyarakat di sekitarnya
Pada tahap kedua sosialisasi, Santri diberikan edukasi tentang kewirausaahan yaitu definisi
kewirausahaan, pentingnya belajar kewirausaaan serta memotivasi santri dan pengurus pesantren untuk
membuat unit bisnis yang lebih luas. Para santri di berikan pemahaman tentang arti santripreneur, kiat
menjadi santripreneur yang sukses, program pemerintah tentang pesantrenpreneur dan diberikan contoh
beberapa produk yang di buat oleh santri serta contoh pesantren yang sudah mandiri secara ekonomi.
Keterlibatan santri dalam kegiatan ekonomi pesantren akan menjadikan santri tidak hanya memiliki bekal
ilmu agama namun juga memiliki jiwa enterpreuner. Memberikan Edukasi tentang kurikulum/mata
pelajaran kewirausahaan sehingga ini menjadi hal yang penting tentang bagaimana santri belajar

30
ABDIMASA Journal, Vol 3 NO 1 2023 ISSN : 2986-2280
menjadi entrepreneur, membentuk jiwa wirausaha sehingga saat pulang nanti, santri mampu membuka
usaha sendiri dan dapat membangun usaha di daerahnya. Pondok Pesantren Daarul Aqil sudah ada unit
usaha warung makanan dan isi ulang air minum, akan tetapi belum melibatkan para satri untuk bisnis
tersebut. Usaha tersebut seharusnya dapat dijadikan praktek bisnis bagi siswa dalam belajar
berwirausaha. Pada tahap ini Peserta memperoleh pengetahuan tentang:
• Definisi Santripreneur dan Pesantrenpreneur
• Pentingnya Kurikulum kewirusahaan pada pondok pasantren
• Kiat menjadi santripreneur yang sukses
• Edukasi penyusunan strategi dalam pengembangan ekonomi pesantren bersama pengelola dan
siswa santri

Roadmap : Peta Jalan Menuju Kemandirisn Ekonomi Pasantren

identifikasi potensi yang ada di pesantren. Identifikasi ini menjadi


Identifikasi faktor penting dalam mewujudkan community economic
development

Pemetaan potensi
memetakan potensi dan kemampuan santri sesuai minat dan
bakat. Ini terkait dengan tuntutan perkembangan zaman dan
ragam kebutuhan di dunia kerja

idea generation Pengembangan Ide tentang bisnis yang di


jalankan
menyiapkan kader-kader “siap pakai” juga .
Poin ini dimaksudkan untuk mengagregasi

Menyiapkan kader partisipasi aktif santri.

Kemitraan Kemitraan ini bisa dilakukan dengan beragam


lembaga, baik swasta maupun pemerintah
Figure 2. Roadmap Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pesantren
Tahap Ketiga, Praktek Menyusun Strategi pengembangan menuju kemandirian ekonomi pasantren
bersama pengelola dan siswa santri.
1. Identifikasi potensi yang ada pada pasantren agar dapat mewujudkan pengembangan ekonomi.
• Pondok Pesantren Darul Aqil memiliki lahan yang luas dan berada di daerah perkotaan ini yang
memudahkan tempat strategis dalam pengelolaan bisnis.
• Membuka cabang pesantren khusus putri di daerah Kramatwatu dengan lahan yang lebih luas
• Ketua Yayasan Pondok Pesantren Daarul Aqil adalah seorang entrepreneur
2. Menyiapkan santri sesuai minat dan bakat.
3. Mengembangkan ide bisnis yang di jalankan.

31
ABDIMASA Journal, Vol 3 NO 1 2023 ISSN : 2986-2280
• Mengupdate website pesantren tentang kegiatan aktivitas bisnis
• Memperluas jaringan penjualan
• Mempromosikan dengan memanfaatkan social media
• Menambah unit bisnis baru berdasarkan potensi ekonomi pesantren
• Menciptakan merek pada produk
4. Menyiapkan Kader
• Memaksimalkan kaderisasi SDM pengelolaan bisnis pesantren dan permodalan
• Membentuk ekosistem kewirausaan
5. Kemitraan dilakukan dengan lambaga baik swasta maupun pemerintah.
• Bekerja sama dengan alumni
• Mendaftarkan unit usaha secara hukum
• Bekerjasama dengan masyarakat

32
ABDIMASA Journal, Vol 3 NO 1 2023 ISSN : 2986-2280
DAFTAR PUSTAKA

Masum, T., & Wajdi, M. B. N. (2018). Pengembangan Kemandirian Pesantren Melalui Program
Santripreneur. Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 221-232.
Nadzir, M. (2015). Membangun Pemberdayaan Ekonomi di Pesantren. Economica: Jurnal Ekonomi
Islam, 6(1), 37-56.
Uci, S. (2012). Pendidikan kemandirian di pondok pesantren. Jurnal (diunduh 24 Maret 20.45).
https://kemenperin.go.id/artikel/21538/Kemenperin-Dorong-Pemberdayaan-Ekonomi-Berbasis-
Pondok-Pesantren
https://kemenag.go.id/read/kemenag-matangkan-peta-jalan-kemandirian-pesantren

33

You might also like