Professional Documents
Culture Documents
Dani Hamdani , MT
1
2
PERKENALAN DIRI
DANI HAMDANI
PEREKAYASA MUDA – DITBINTEK JATAN
PENELITI MUDA – PUSJATAN
KEM. PUPR
✓ danihamdani98@gmail.com
✓ Menikah + 2 anak
2
3
OUTLINE
• Pendahuluan
• Pengawasan Pekerjaan
Campuran Beraspal Panas
• Pengendalian Mutu Bahan
• Komposisi & Sifat Campuran
(DMF & JMF)
• Pelaksanaan di Amp &
Lapangan
• Hasil Pekerjaan (End Product)
3
4
PENDAHULUAN
DEFORMASI
PLASTIS
5
5
CAMPURAN BERASPAL PANAS
• Campuran beraspal panas = campuran antara
agregat dan bahan aspal dengan atau tanpa bahan
tambah yang komposisinya dirancang dengan
seksama dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam
keadaan panas pada suhu tertentu .
• Aspal berperan = pengikat dan Agregat = tulangan
• Sifat-sifat mekanis diperoleh dari friksi dan kohesi
dari bahan-bahan pembentuknya.
• Friksi agregat diperoleh dari ikatan antar butir
agregat (interlocking) dan kekuatannya tergantung
dari gradasi, tekstur permukaan, bentuk butiran dan
ukuran agregat maksimumnya.
• Sifat kohesi diperoleh dari sifat-sifat aspal yang
digunakannya 6
7
SIFAT & PERSYARATAN CAMPURAN BERASPAL
PANAS
• Stabilitas: Mampu mendukung beban LL tanpa
deformasi
• Keawetan/DayaTahan : mampu menahan keausan
akibat cuaca, iklim, dan gesekan roda kendaraan
• Impermeabilitas: kedap air
• Workabilitas: mudah dilaksanakan
• Kelenturan: tahan thd lendutan akibat LL tanpa retak
• Kekesatan (Skid Resistance): Keselamatan
• Ketahanan terhadap Lelah (Fatigue Resistance):
mampu menahan repetisi beban LL selama umur
pelayanan tanpa terjadi retak
7
PENGAWASAN PEKERJAAN
CAMPURAN BERASPAL PANAS
TUJUAN:
• Pekerjaan selesai dengan hasil sesuai spesifikasi
(Pengendalian Mutu)
• Pekerjaan selesai tepat waktu (Pengendalian Waktu).
• Pelaksanaan pekerjaan tidak mengganggu kelancaran arus
lalu-lintas (Pengaturan Lalu Lintas).
• Pekerjaan dilaksanakan mengutamakan keselamatan kerja.
8
PENGAWASAN PEKERJAAN
CAMPURAN BERASPAL PANAS
PENGENDALIAN MUTU
BAHAN
9
10
10
KOMPONEN BAHAN CAMPURAN BERASPAL PANAS
01 AGREGAT HALUS
AGREGAT
02 KASAR
03 .
ASPAL
04 BAHAN LAINNYA
ADITIF, FILLER, DLL
11
PENGAMBILAN CONTOH
Pengambilan contoh agregat (SNI 6889:2014)
Tujuan: Mewakili sifat dan kondisi bahan aslinya
12
Reduksi contoh dengan Metoda pemisah mekanis
/ Metoda Perepatan (quartering)
13
PENGAMBILAN CONTOH
Pengambilan contoh aspal (SNI 06-6399-2002)
14
Ketentuan Agregat Kasar
Pengujian Metoda Pengujian Nilai
Kekekalan bentuk agregat natrium sulfat Maks.12 %
SNI 3407:2008
terhadap larutan magnesium sulfat Maks.18 %
Campuran AC Modifikasi dan 100 putaran Maks. 6%
Abrasi dengan
SMA 500 putaran Maks. 30%
mesin Los SNI 2417:2008
Semua jenis campuran 100 putaran Maks. 8%
Angeles1)
beraspal bergradasi lainnya 500 putaran Maks. 40%
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 2439:2011 Min. 95 %
SMA 100/90 *)
Butir Pecah pada Agregat Kasar SNI 7619:2012
Lainnya 95/90 **)
SMA ASTM D4791-10 Maks. 5%
Partikel Pipih dan Lonjong
Lainnya Perbandingan 1 : 5 Maks. 10 %
SNI ASTM C117:
Material lolos Ayakan No.200 Maks. 1%
2012
Agregat Lolos Ayakan No.200 SNI ASTM C117: 2012 Maks. 10% 15
BAHAN PENGISI
18
Nilai Setara Pasir (SNI 034428-1997)
▪ Kebersihan agregat
19
PENGGUNAAN AGREGAT YANG KOTOR
Masalah :
Boulder yang kotor akan
menghasilkan agregat yang kotor
Fraksi abu batu tercampur
lempung
Penyelesaian :
- Pasang saringan pemisah
(scalping) 2 inchi
- Pencucian agregat
21
Masalah : Penyelesaian :
Pasir masih mengandung - Pasang saringan No. 4 di atas
kerikil bulat > 4,75 mm bin dingin
Mengandung lempung (PI) - Pencucian pasir (dewatering)
PENCUCI PASIR
21
PENGENDALIAN MUTU BAHAN
23
Penetrasi aspal keras SNI 2456:2011
24
Titik Lembek Aspal (SNI 2434:2011)
Tujuan
• Mengetahui kelelahan aspal akibat
peningkatan pemanasan
Resiko
Deformasi D (PI rendah)
Log Penetrasi
C (PI tinggi)
Ket:
IP: Indeks Penetrasi
Resiko T1:Temperatur pengujian (25°C)
Retak PenT1: Nilai Penetrasi pada Temp. Pengujian
TL: Titik Lembek
15oC 25oC 65oC
Temperatur
Dari persamaan diatas terlihat
bahwa makin tinggi nilai titik
Pada Pen Sama lembek makin tinggi nilai IP
26
PEMILIHAN TIPE ASPAL KINERJA
Pemilihan PG
-Average 7-day maximum pavement design temperature, oC
-Koreksi Traffic Speed dan Traffic Level
Pengujian Laboratorium
-Ketahanan terhadap deformasi
(dynamic shear, G*/sin ð min1 kPa (original), min 2,2 kPa (setelah RTFOT)
-Ketahanan terhadap retak
(dynamic shear, G*sin ð max 5000 kPa (setelah uji PAV))
27
Pengujian Aspal Kelas Kinerja
Rotational Viscometer Handling Flow
(original binder) Pumping
28
KECEPATAN PENUAAN ASPAL (SHELL, 1995)
29
30
30
TAHAPAN DMF & JMF
A
B
Mulai
Kalibrasi bukaan bin dingin dan menentukan
bukaannya. Selanjutnya pengambilan contoh
Evaluasi jenis dari bin panas dan diuji gradasinya
campuran dan
persyaratannya
Penentuan komposisi tiap bin sesuai gradasi rencana,
selanjutnya pembuatan FCR untuk mengetahui karakteristik
Kesesuaian campuran. Hasil yang diperoleh dievaluasi untuk
mutu bahan dengan tidak Ganti bahan menentukan kadar aspal optimum
spesifikasi
Uji coba pencampuran di AMP untuk melihat
ya
kesesuaian operasional dengan rencana
(sebelumnya periksa kondisi AMP)
Kesesuaian
Perbaikan alat Jika perlu atau jika
peralatan dengan standar tidak
atau ganti alat uji terjadi banyak
pengujian
Sesuai dengan rencana tidak
overflow lakukan
ya perubahan gradasi
ya
Pembuatan FCR untuk mengetahui Uji coba pemadatan di lapangan untuk
karakteristik campuran dari bin dingin menentukan jumlah lintasan pemadat.
ya ya
Pengesahan FCR
A B
menjadi FCK
(Selesai)
31
32
Ketentuan
Campuran
Laston (AC)
Ketentuan
Campuran
Laston
Modifikasi
(AC mod)
32
33
33
SIFAT CAMPURAN BERASPAL PANAS
▪ Campuran Beraspal
Grafik
Komulatif Gradasi Terbuka
Ukuran
Butir
34
34
CAMPURAN BERASPAL PANAS
36
CAMPURAN BERASPAL PANAS
Sifat-sifat campuran
Rentang kadar aspal yang memenuhi
Spesifikasi
Toleransi dalam
4 5 6 7 8 Spesifikasi Umum
untuk kadar aspal
Kepadatan (gr/cc)
Rongga diantara Agrgat (%) adalah ± 0,3%
(VMA)
Rongga terisi aspal (%)
(VFB)
Rongga dalam campuran (%)
(VIM)
38
39
PELAKSANAAN DI AMP
39
PENGENDALIAN MUTU DI AMP 40
Pemeriksaan:
Penimbunan (stock pile): - saringan baik
-agregat kubikal dan bersih - timbangan (kalibrasi)
-tidak segregasi/degradasi - temperatur pencampuran
-tidak ada perubahan tampak visual - waktu pencampuran
agregat (perubahan quari / suplier)
Bin Dingin:
- kalibrasi bukaan
- pemisah antar bin
(agregat tidak
bercampur)
- kelengkapan
(penggetar, tenaga
pembersih)
Pengering (dryer) :
-pembakaran sempurna Pemeriksaan :
(lihat warna asap) -perhatikan tampak visual campuran
-kontrol temperatur -periksa temperatur camp. di atas truk
-sudu-sudu (mangkok) -bak truk bersih dan pengangkutan
pengaduk baik dilindungi dengan terpal
-sudut kemiringan dryer
40
41
Skh-1.6.27 Campuran Beraspal Panas Daur Ulang
Pencampuran di AMP
Pemanas
dan
Pengering
(Dryer)
RAP
Pemanas
dan
Pengering
(Dryer)
Agregat
Baru
41
AGREGAT TERCAMPUR DI STOCKPILE & COLD BIN 42
42
43
44
Kondisi Lubang Pengeluar Agregat (Gate) Cold Bin
Tidak Memenuhi Syarat 45
Sudu-sudu
di Dalam Drum Pengering Sudah Jelek
47
Bahan Bakar/Pengeringan Tidak Sempurna
49
Pengambilan Contoh Uji di Hot Bin 50
50
51
50
45
40
30
25
20
15
10
Timbangan standar
51
52
52
53
53
Campuran tidak homogen 54
54
Pemeriksaan dan Pengamatan Campuran 55
55
Penimbangan, Pengukuran Temperatur dan
Pengangkutan
Terpal Harus
Menutup sampai
Keluar Bak dan diikat 56
Pengendalian Mutu
57
57
58
PELAKSANAAN DI LAPANGAN
58
59
Pintu masukan
bekerja baik untuk
mengatur
kontinuitas aliran
material
Operator mengatur
ketebalan dan
kemiringan sesuai
rencana
59
60
60
Kerusakan Jalan Sebelum Overlay Tidak
Diperbaiki Dulu 61
61
Pemberian Tack Coat Tidak Merata 62
Tidak terkena
tack coat
Tack coat
berlebih
62
Penghamparan Pada Kondisi Jalan Basah 63
63
Truk Tidak Ditutup Terpal, Dan Bak Truk Dilapis
Solar Secara Berlebihan 64
64
Penghamparan Bergelombang Akibat Pengisian
Tidak Konstan Atau Terlalu Sering Merubah 65
Ketebalan
65
Tekstur Terbuka Dan Kasar Akibat Prapemadatan
Tidak Berfungsi
67
Hotmix Ditebar Dibelakang Mesin Penghampar
Kemudian di Raking
68
69
Tampak Jejak Roda Pada Perkerasan 70
70
71
71
Pengujian Lapisan Terhampar
73
73
Kondisi Hasil Uji Core Drill
74
Kondisi Hasil Uji Core Drill
➢ Saringan No. 200 10,69 10,13 8,80 8,94 9,60 10,13 11,66 12,82 % Lolos
Penetrasi pada 25oC, SNI 2456 :
100 g, 5 detik 2011 31 31 36 35 60 59 46 49 dmm
Titik lembek SNI 2434 : 58,0 58,4 55,9 55,7 50,1 50,6 51,5 52,1 oC
2011
Daktilitas pada 25°C, 5 SNI 2432 : > 140 > 140 > 140 > 140 > 140 > 140 > 140 > 140 Cm
cm/menit 2011 76
Pengukuran & Pembayaran
Pelaporan
Ketidaksesuaian
(Oleh Pengawas)
SE Menteri PUPR No 15 Tahun
2019
Tata Cara Penjaminan Dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi Di Kementerian
Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat
78
79
Daftar Simak
79
80