You are on page 1of 21

MATA KULIAH : DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

DOSEN PENGAMPU : Dr. Yuliati, ST., M.Kes.

ERGONOMI DAN FAAL KERJA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 KELAS A1

SYABIL GEMA SYUHADA 14120220021


MUH SAHID H SELENG 14120220113
MUH RIFQI ROZAN 14120220103
MUH AKMAL 14120220126

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSIM INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta
kartunianya kepada kita sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Salam dan salawat semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw
yang telah mengantarkan umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman
pencerahan.Makalah yang berjudul “Ergonomi dan Faal Kerja” ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Di
dalamnya terdapat penjelasan mengenai definisi ergonomi dan faal kerja,
prinsip ergonomi, metode ergonomi, dll.
Dalam penyusunan makalah ini tentu membutuhkan sumbangan ide
dan pemikiran. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat menjadi
bacaan yang bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai
mestinya, dan dengan segala kerendahan hati, kami menerima saran dan
masukan dari pembaca demi penyempurnaan makalah.

Makassar, 5 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

C. Tujuan ..................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4

A. Definisi Ergonomi dan Faal Kerja ............................................................ 4

B. Ruang Lingkup Ergonomi ........................................................................ 7

C. Aplikasi, Metode dan Pengembangan Ergonomi di Tempat Kerja ........... 8

D. Prinsip Ergonomi dan Faal Kerja ........................................................... 14

E. Tujuan dan Manfaat Ergonomi dan Faal Kerja ...................................... 14

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 16

Kesimpulan ................................................................................................ 16

Saran ......................................................................................................... 17

Daftar Pustaka……………………………………………………………………18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan
makhluk yang sangat kompleks. Proses mempelajari manusia tidak
cukup hanya ditinjau dari segi keilmuan. Berdasarkan hal tersebut,
dapat dipahami bahwa untuk mengembangkan ergonomi diperlukan
dukungan dari berbagai disiplin, antara lain psikologi, antropologi, faal
kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain
(Sutalaksana, 1979). Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-
lahan, telah merubah manusia dari keadaan primitif menjadi manusia
yang berbudaya. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan
rancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang
tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan
meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut. Perubahan pada alat
sederhana ini menunjukkan bahwa manusia telah sejak awal
kebudayaannya berusaha memperbaiki alat-alat yang dipakainya untuk
memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat batu
runcing yang bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar genggaman
sehingga lebih memudahkan dan menggerakan pemakaiannya.
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga
peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan
pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang
penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis
pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila
kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin

1
timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai resiko
yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai resiko tersebut
adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja. Penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan Akibat Kerja yang
dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus
dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja,
proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan ergonomi.
Ergonomi adalah ilmu yang memanfaatkan informasi mengenai
sifat kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancangan
sistem kerja. Dengan ergonomi diharapkan manusia yang berperan
sentral dalam suatu sistem kerja dapat bekerja lebih efektif dan optimal.
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk
memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan
keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga
orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu
mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif,
aman dan nyaman (Sutalaksana,1979).
Pada umumnya ergonomi belum diterapkan secara merata pada
sektor kegiatan ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan
sebagai unsur hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes),
tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf
pengenalan oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan
penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan
ergonomi secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina
Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui
pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu,
sampai saat ini pengembangan kegiatan-kegiatannya baru

2
diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk
menerima ergonomic dan penerapannya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah :
1. Apa definisi ergonomi dan faal kerja ?
2. Apa saja ruang lingkup ergonomi ?
3. Bagaimana aplikasi, metode dan pengembangan ergonomi
ditempat kerja ?
4. Apa saja prinsip ergonomi dan faal kerja ?
5. Apa tujuan dan manfaat ergonomi dan faal kerja ?

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ergonomi dan faal kerja
b. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui definisi ergonomi dan faal kerja
2) Untuk mengetahui ruang lingkup ergonomi
3) Untuk mengetahui aplikasi, metode dan pengembangan
ergonomi ditempat kerja
4) Untuk mengetahui prinsip ergonomi dan faal kerja
5) Untuk mengetahui tujuan dan manfaat ergonomi dan faal
kerja

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ergonomi dan Faal Kerja


1. Ergonomi
Secara etimologi, ergonomi berasal dari Bahasa Yunani,
yaitu ergon dan nomos. Ergon memiliki arti kerja dan Nomos
memiliki arti hukum; jadi pengertian Ergonomik itu sendiri secara
garis besar adalah “Studi tentang manusia untuk menciptakan
system kerja yang lebih sehat, aman dan nyaman” (Arif, 2009).
Sedangan secara terminologi, ergonomi yaitu ilmu yang
penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan
tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya
melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal-optimalnya
(Suma’mur, 1989).
Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup
hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap
tenaga kerja secara timbal balik untuk efisiensi dan kenyamanan
kerja. Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk
menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau
sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi
yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia
seoptimal optimalnya (Suma’mur, 1989). Ergonomi adalah
komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain
meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbal
balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.

4
Menurut NIOSH, sering disebut dengan “Human Factor
Engineering”, didefinisikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan
yang lebih menitik beratkan rancangan fasilitas peralatan, perkakas
dengan peruntukan tugas yang sesuai dengan bentuk karakteristi,
anatomi, fisiologi, biomekanik, persepsi serta sikap kebiasaan
manusia. Dari definisi diatas, terlihat pada ergonomi terdapat 3
aspek utama, yaitu; anthropometry, bio mechanic, dan safety
behavior.Ergonomi adalah praktek dalam mendisain peralatan dan
rincian pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan
untuk mencegah cidera pada pekerja.(OSHA, 2003).
Ergonomi menurut ACGIH (American Conference of
Govermental Industrial Hygiene) didefinisikan sebagai aplikasi ilmu
pengetahuan ke lapangan yang mempelajari dan mendesain
interaksi antara manusia dan mesin untuk mencegah kesakitan dan
injuri dan untuk meningkatkan performa keja dan untuk memastikan
bahwa pekerjaan dan tugas didesain sedemikian rupa untuk
kesesuaian dengan kemampuan manusia. Menurut ILO
(International Labor Organization) adalah aplikasi manusia terhadap
ilmu biologi dalam hubungannya dengan engineering untuk
mencapai penyesuaian yang optimal antara seseorang dengan
pekerjaannya yang diukur dalam ruang lingkup efisiensi dan
perilaku.
Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi ada
berdasarkan kesadaran dan keterbatasan kemampuan dan
kapabilitas manusia, sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera,
meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan
penyerasian antara lingkungan kerja dan pekerjaan dengan manusia
yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.

5
2. Faal Kerja
Faal kerja adalah ilmu tentang tubuh manusia saat bekerja.
Bekerja adalah hasil koordinasi dari kerja sama indera, otak, syaraf
dan otot yang ditunjang oleh jantung, paru, ginjal dan lain-lain.
Secara fifiologis, bekerja adalah hasil kerja sama dalam koordinasi
yang sebaik-baiknya dari saraf pusat dan perifer, panca dria (mata,
telinga, peraba, perasa, dan lain-lain), serta otot dan rangka (kedua
yang terakhir ini adalah pelaku utama perbuatan). Bekerja mungkin
dikelompokan menjadi kerja otak (mental), dan kerja otot (fisik).
Dalam faal kerja, perhatian utama difokuskan kepada kerja
fisik atau otot. Untuk bekerja pertukaran zat dalam organ tubuh yang
diperlukan sebagai sumber energi dan transportasi sisa
metabolisme yang harus dibuang,jelas sangat penting peran
peredaran darah ke dan dari susunan saraf serta otot-otot dan
rangka (muskulo-skeletal) dan juga organ-organ lainnya. Selain
jantung dan sistem peredaran darah, paru dan alat pernafasan
lainnya, sistem gastro-intestinal (mulut, esofagus, usus, hati, dan
lainnya) juga memainkan fungsi masing-masing dalam mendukung
dan menunjang kelancaran berlangsungnya aktivitas dan rangkaian
kegiatan dilakukannya pekerjaan.

6
B. Ruang Lingkup Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu dari pembelajaran multidsiplin ilmu lain
ergonomi menjembatani beberapa disiplin ilmu dan profesional serta
merangkumkan informasi-informasi, temuan-temuan serta prinsip-
prinsip dari masing-masing keilmuan tersebut. Ergonomi merupakan
perpaduan antara beberapa bidang ilmu, antara lain; ilmu faal, anatomi
dan kedokteran, psikologi faal, ilmu fisika dan teknik. Ilmu faal dan
anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia, kemampuan
tubuh/anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap suatu
gaya yang diterimanya, satuan ukuran besaran panjangnya suatu
anggota tubuh. Psikologi faal memberikan gambaran terhadap fungsi
otak dan sistem persyarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku,
sementara eksperimental mencoba memahami suatu cara bagaimana
mengambil sikap, memahami, mempelajari, mengingat serta
mengendalikan proses motorik. Sedangkan ilmu fisika dan teknik
memberikan informasi yang sama untuk disain dan lingkungan dimana
operator terlibat.
Dari beberapa bidang keilmuan tersebut, ergonomi memperoleh
kesatuan data untuk memaksimalkan keselamatan pekerja, efisiensi
dan kepercayaan diri pekerja sehingga dapet mempermudah
pengenalan/pemahaman terhadap tugas yang diberikan serta untuk
meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pekerja (Oborne, 1995).
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya ( Pusat
Kesehatan Kerja Depkes RI), antara lain:
a. Teknik
b. Fisik
c. Pengalaman psikis
d. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan
gerakan otot dan persendian.

7
e. Antropometri
f. Sosiologi
g. Fisiologi
h. Desain

C. Aplikasi, Metode dan Pengembangan Ergonomi Ditempat Kerja


1. Metode Ergonomi
Beberapa metode ergonomi yang diterapkan ialah :
a. Diagonosis
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja,
inspeksi di tempat kerja, penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan,
ergonomi checklist, dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.
Variasinya akan sangat luas mulai yang sederhana sampai
kompleks.
b. Treatment
Pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data
dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti
merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang
sesuai. Membeli furniture sesuai dengan dimensi fisik pekerja.
c. Follow Up
Dengan evaluasi subjektif atau objektif, subjektif misalnya
dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,
nyeri bahu, dan siku, sakit kepala, dan lain-lainn. Secara objektif
misalnya parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka
kecelakaan dan lain-lain

8
2. Aplikasi Penerapan Ergonomi
Aplikasi penerapan ergonomi sebagai berikut: (Pusat
Kesehatan Kerja Depkes RI)
a. Posisi kerja terdiri dari posisi duduk dan berdiri, posisi duduk
dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil
selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan bertumpu secara seimbang
pada dua kaki.
b. Proses kerja, para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja
sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
antropometrinya. Harus dibedakan ukuran antropometri barat
dan timur.
c. Tata letak tempat kerja, display harus jelas terlihat pada waktu
melakukan aktifitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku
secara internasional lebih banyak digunakan dari pada kata-
kata.
d. Mengangkat beban, bermacam-macam cara dalam
mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan,
punggung dan lain sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat
menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot, dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan.

1) Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang
ditetapkan oleh ILO, adalah
a) Laki-laki dewasa 40 kg
b) Wanita dewasa 15-20 kg
c) Laki-laki (16-18 tahun) 15-20 kg
d) Wanita (16-18 tahun) 12-15 kg

9
2) Organisasi Kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara:
a) Alat bantu mekanik
b) Frekuensi pergerakan diminimalisasi
c) Jarak mengangkat beban dikurangi
d) Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak
licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi.
e) Prinsip ergonomi yang relavan bisa diterapkan.
3) Metode Mengangkat Beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban.
Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai
yang didasarkan pada dua prinsip:
a) Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot
punggung.
b) Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan
momentum berat badan.
Metode ini termasuk lima faktor dasar:
a) Posisi kaki yang benar
b) Punggung kuat dan kekar
c) Posisi lengan dekat dengan tubuh
d) Mengangkat dengan benar
e) Menggunakan berat badan

4) Supervisi Medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat
supervisi medis teratur.

10
a) Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan
dengan beban kerjanya.
b) Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai
dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan.
c) Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan
kesehatan, khususnya pada wanita muda dan yang
sudah berumur.

3. Pengembangan Penerapan Ergonomi


a. Pengorganisasian Kerja
1) Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak
alamiah harus dihindari. Fleksi tubuh atau kepala ke arah
samping lebih melelahkan dari sedikit membungkuk ke
depan. Sikap tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot
statis dirasakan paling nyaman.
2) Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan,
maupun ke samping harus dihindari. Selain menimbulkan
kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi
ketepatan kerja dan ketrampilan aktivitas tangan.
3) Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk.
Sikap kerja dan kemungkinan duduk dan berdiri silih berganti
juga dianjurkan.
4) Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam
arah yang berlawanan. Bila hanya satu lengan saja yang
bergerak terus-menerus, maka otot-otot tubuh yang lainnya
akan berkontraksi statis. Gerakan berlawanan
memungkinkan pula pengendalian saraf yang lebih cermat
terhadap kegiatan pekerjaan tangan.

11
b. Bangku atau Meja Kerja
Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin
sering-sering adalah penyebab kerja otot statis dan posisi tubuh
yang tidak alamiah. Maka syarat-syarat bangku kerja yang benar
adalah sebagai berikut :
1) Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat
dilihat dengan mudah dengan jarak optimal dan sikap duduk
yang enak. Makin kecil ukuran benda, makin dekat jarak lihat
optimal dan makin tinggi area kerja.
2) Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja
lainnya harus ditempatkan sedemikian pada meja atau
bangku kerja, agar gerakangerakan yang paling sering
dilakukan dalam keadaan fleksi.
3) Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang
dengan pemberian penunjang siku, lengan bagian bawah,
atau tangan. Topangan-topangan tersebut harus diberi bahan
lembut dan dapat di stel, sehingga sesuai bagi pemakainya.

c. Sikap Kerja
1) Tempat duduk
Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
orang yang bekerja dengan sikap duduk mendapatkan
kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan
pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
2) Meja kerja
Tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan
disesuaikan dengan sikap tubuh pada saat bekerja.
3) Luas pandangan

12
Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak
dan diukur dari tinggi mata adalah 0-30° vertical kebawah,
dan 0-50° horizontal ke kanan dan ke kiri
d. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai
dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat
dan timur.
e. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan
aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara
internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.

f. Cara Mengangkat Beban


Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan
kepala, bahu, tangan, punggung , dll. Beban yang terlalu berat
dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat danmengangkut
adalah sebagai berikut :
1) Beban yang diperkenakan, jarak angkut dan intensitas
pembebanan.
2) Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin,
kasar, naik
3) turun dll.
4) Keterampilan bekerja
5) Peralatan kerja beserta keamanannya

13
D. Prinsip Ergonomi dan Faal Kerja
Memahami prinsip ergonomi mempermudah evaluasi setiap
tugas/pekerjaan, meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus
mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam
menerapkan ergonomi di tempat kerja, dalam prinsip itu terdapat 12
prinsip yaitu: (Macleod, 1999).

E. Tujuan dan Manfaat Ergonomi serta Faal Kerja


Menurut Santoso (2004) terdapat 4 tujuan ergonomi, yaitu :
1) Memaksimalkan efisiensi karyawan
2) Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja
3) Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat
4) Memaksimalkan bentuk kerja yang menyakinkan

Adapun tujuan dari faal kerja itu sendiri untuk mencapai kinerja
yang optimal dan produktif dari individu atau kelompok dalam
melakukan tugas yang diberikan.
Menurut Tarwaka (2004), terdapat beberapa tujuan yang akan
dicapai dengan menerapkan ergonomi, antara lain :
1) Kesejahteraan fisik dan mental ditingkatkan dengan mencegah
cedera dan penyakit terkait pekerjaan, mengurangi beban kerja
fisik dan mental, mencari promosi dan kepuasan kerja
2) Peningkatan kesejahteraan sosial dengan meningkatkan kulitas
kontak sosial dan koordinasi kerja yang baik, untuk meningkatkan
jaminan sosial baik pada masa usia produktif maupun setelah tidak
produktif.

14
3) Terciptanya keseimbangan rasional aspek teknis, ekonomi, dan
antropologis dari setiap sistem kerja yang dilaksanakan sehingga
tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi

Manfaat ergonomi secara umum dalam bekerja adalah cepat


selesai, dengan resiko kecelakaan lebih kecil, efisiensi waktu, resiko
penyakit akibat pekerjaan kecil, dan sebagai berikut :
1) Pekerjaan meningkat, misalnya kecepatan, akurasi, keamanan,
dan penurangan energi saat bekerja
2) Waktu berkurang, begitu pula biaya pelatihan dan pendidikan
3) Optimalisasi SDM dengan meningkatkan keterampilan yang
diperlukan
4) Efisiensi waktu aggar tidak terbuang percuma
5) Kenyamanan karyawaan saat bekerja meningkat

Adapun manfaat dari faal kerja itu sendiri :


1) Produktivitas yang tinggi, faal kerja yang efisien dan efektif
berkontribusi pada peningkatan produktivitas, hasiil kerja yang lebih
baik, serta penyelesaian tugas lebih cepat
2) Penghematan waktu dan sumber daya
3) Kesejahteraan dan kesehatan, faal kerja yang baik dapat
mengurangi risiko stres, kelelahan, dan cedera kerja, serta
memperhatikan kesehatan mental dan fisik individu
4) Kualitas dan inovasi
5) Kepuasan kerja
6) Peningkatan reputasi dan daya saing

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ergonomi merupakan ilmu yang penerapanya berusaha untuk
menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau
sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang
setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal-
optimalnya (Suma’mur, 1989). Sedangkan faal kerja adalah ilmu
tentang tubuh manusia saat bekerja.
2. Ruang lingkup ergonomi ialah perpaduan antara beberapa bidang ilmu,
antara lain; ilmu faal, anatomi dan kedokteran, psikologi faal, ilmu fisika
dan teknik.
3. Metode ergonomi ialah diagonosis, treatment, dan follow up. Aplikasi
penerapan ergonomi dapat berupa pengaturan posisi, proses, dan tata
letak kerja. Pengembangan penerapan ergonomi antara lain ialah
pengorganisasian kerja, pengaturan bangku dan meja kerja, sikap
kerja, proses kerja, tata letak tempat kerja, dan cara mengangkat beban
4. Prinsip ergonomi dan faal kerja ialah :
a. Bekerja dalam posisi atau postur normal
b. Mengurangi beban berlebihan
c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan
d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh
e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan
5. Tujuan dan manfaat ergonomi serta faal kerja ialah :
a. Memaksimalkan efisiensi karyawan
b. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja

16
c. Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat
d. Memaksimalkan bentuk kerja yang menyakinkan

B. Saran
1. Ilmu ergonomi dan faal kerja sebaiknya dipahami dengan baik serta
diaplikasikan oleh para kerja di sektor industri maupun perusahaan.
2. Perusahaan ataupun industri sebaiknya mengadakan pelatihan
berkala terkait ergonomi dan faal kerja sehingga kompetensi pekerja
semakin meningkat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Yulianus. (2017). Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi. Malang : Media Nusa


Creative

Suma’mur. (1987). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Jakarta:


CV. Haji Masagung

Manuaba, A. (1991). Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas Tenaga


Kerja. Jakarta.

Nurmianto, Eko. (2004). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya

Tarwaka, dkk. (2004). Ergonomic Untuk Kesehatan Keselamatan Kerja dan


Produktifitas. Surakarta: Uniba Press

Sutalaksana, Iftikar Z. (1979). Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: ITB

18

You might also like