Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 2
Dosen Pembimbing :
dr. Nanda Fadhilah Witris Salamy, M.Si
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KEDOKTERAN KOMUNITAS
iii
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
iv
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
yang berjudul “Ergonomi Di Tempat Kerja” tepat pada waktunya. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami dr. Nanda Fadhilah
Witris Salamy, M.Si., serta Warda El Maida R., DR., M.Kep.Trop selaku dosen
pelajaran kedokteran komunitas, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masihjauhdarisempurna,
makapenulismengharapkankritikdan saran yang bersifatmembangun guna
menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
v
Anggota Penyusun ………………………………………………………… ii
Ringkasan ………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 33
B. Saran ………………………………………………………… 34
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah
menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan. Dimana peralatan dan
teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya
meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,
akan terjadi dampak negatif bila kurang waspada untuk menghadapi bahaya
potensial yang mungkin akan timbul (Pusat Kesehatan Kerja Departemen
Kesehatan RI, 2010).
Hal diatas tersebut tentunya dapat dicegah dengan adanya antisipasi
berbagai risiko, antara lain kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja,
penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja
yang dapat menyebabkan kecacatan dan kematian. Antisipasi ini harus
dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses
kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan
ergonomi (Pusat Kesehatan Kerja Departmen Kesehatan RI, 2010).
Ergonomi merupakan ilmu tentang kemampuan dan keterbatasan tubuh
manusia, serta kriteria lainnya yang berkaitan dengan perancangan (Manuaba,
2007). Bekerja dalam kondisi performa tidak ergonomis pasti tidak nyaman
dan cepat lelah, yang pada akhirnya produktivitas menurun. Dewasa ini masih
banyak orang bekerja dengan tidak memperhatikan performa kerja atau sikap
kerja atau posisi kerja, sehingga cepat lelah. Performa kerja yang tidak
ergonomis dapat menimbulkan kelelahan, nyeri, dan gangguan kesehatan
lainnya.Pada umumnya ergonomi belum diterapkan secara merata. Gagasan
yang telah disebarluaskan yaitu unsur hygiene dan kesehatan kerja (hiperkes),
tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru hanya sampai pada taraf
pengenalan, khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan
penerapannya baru pada tingkat perintisan. Berkaitan dengan hal tersebut,
dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3), perusahaan mempunyai kewajiban untuk menyediakan tempat
2
kerja yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan yang ditetapkan bagi
pekerja atau karyawan perusahaan. Peraturan ini dimaksudkan untuk
mengurangi biaya perawatan dan rehabilitas akibat kecelakaan kerja,
meningkatkan produktivitas kerja, dan hubungan relasi perusahaan yang lebih
baik (Tarwaka, 2008).
B. Permasalahan Mitra
Pengetahuan tentang ergonomi kerja pada cleaning service dan satpam di
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dikategorikan belum baik, dikarenakan
pada saat survei awal dan wawancara didapatkan hasil pada cleaning service
mengeluhkan lelah setelah bekerja, sedangkan pada satpam mengeluhkan lelah
di pundak, dan kaki, pusing dan mata Lelah setelah bekerja pada shift malam.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa ergonomic kerja belum sepenuhnya
diketahui oleh cleaning service dan satpam di Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya.
D. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah:
1. Memberikan penyuluhan tentang ergonomi kerja kepada cleaning service
dan satpam Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
3
E. Manfaat Kegiatan
Menambah wawasan tentang ergonomi kerja pada cleaning service dan
satpam Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya berupa mengangkat dan
menurunkan barang yang benar, naik dan turun tangga yang benar, posisi
duduk dan berdiri yang benar, serta merelaksasikan tubuh.
F. Target Luaran
Target luaran dari diadakannnya penyuluhan ergonomi yaitu agar pekerja
petugas kebersihan dan satpam fakultas kedokteran UNUSA mampu
memahami cara pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan dan menurunkan beban kerja fisik juga mental.
G. Kegiatan Penunjang
Kegiatan Penunjang dilaksanakan dengan mengajarkan dan
mendemostrasikan cara naik dan turun tangga yang benar, berdiri dan duduk
yang benar, dan mengangkat barang yang benar.
H. Jadwal Kegiatan
28 April
4 penyuluhan ergonomi Sabtu 07.00-10.30
2018
I.Rincian Pengeluaran
Total Rp45.000
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pertimbangan alat bantu, lokasi tujuan, kondisi jalan menuju lokasi tujuan,
waktu istirahat untuk pengangkatan dalam waktu lama.
2. Adopt stable position
Posisi kaki, penggunaan celana dan sepatu perlu dipertimbangkan
untuk mendapat posisi yang stabil dan kemudahan bergerak.
6
Beban berada sedekat mungkin dengan tubuh dan menjauhkan sisi terberat
dari tubuh
7
Kondisi jalan yang tidak rata memerlukan gaya pengangkatan yang lebih
tinggi, yaitu 10% dari beban total (misal bila beban 100 kg, maka gaya yang
diperlukan setara beban 10 kg).
5. Stance and pace
Posisi kaki terhadap beban (dan alat bantu pengangkatan) dijaga untuk
memudahkan pemindahan/bergerak.
C. Beban Pengangkatan
Beban angkat yang direkomendasikan oleh standar Healh Safety
Executive, bergantung pada jenis kelamin dan posis beban selama proses
pengangkatan. Posisi pengangkatan yang baik (ditunjukkan dengan batas
beban yang paling tinggi) adalah peletakan beban di dekat tubuh antara bahu
dan pinggang (NIOSH, 2007).
2. Gerakan kedua adalah gerakan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
Gerakan ini dilakukan dengan cara menekuk kedua lengan ke belakang pada
pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan bagian belakang dan lengan
bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit.
3. Gerakan ketiga adalah untuk melatih otot-otot Biceps. Otot biceps adalah
otot besar yang terdapat di bagian atas pangkal lengan. Gerakan ini diawali
dengan menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian
membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi
tegang (DHHS (NIOSH) Publication, 2007).
14
F. PolaTidur
Tidur yang sehat adalah 6-7 jam sehari. Tidur terlalu lama ataupun terlalu
singkat akan membawa dampak buruk bagi kesehatan. Selain itu tidur yang
baik harus didukung dengan lingkungan yang nyaman, serta tidur dengan posisi
yang baik. Para ahli menyarankan untuk tidur telentang karena memungkinkan
organ-organ istirahat dengan benar. Tetapi banyak pakar menyarankan tidur
menyamping kearah kanan. Tidur menyamping kearah kiri dikhawatirkan akan
menekan paru-paru, lambung, hati, dan jantung, sehingga bisa menyebabkan
ketegangan pada organ-organ tersebut (Sutalaksana, 2006).
Tidak tidur telungkup, karena dapat menekan semua organ, termasuk paru-
paru, yang menyebabkan napas menjadi dangkal dan susah. Tidur seperti ini juga
dapat menyebabkan leher menjadi kaku dan masalah pada punggung atas. Dalam
soal periode waktu kerja siang atau malam, sangat menarik adalah sistem kerja
bergilir, terutama masalah kerja malam. Sehubungan dengan kerja malam dapat
dikemukakan hal – hal sebagai berikut (Sutalaksana, 2006):
1. Irama faal manusia sedikit atau banyak terganggu oleh sistem kerja malam –
tidur siang. Fungsi – fungsi fisiologis tenaga kerja tidak dapat disesuaikan
sepenuhnya dengan irama kerja demikian. Hal ini mudah dibuktikan dari
pengukuran suhu badan, nadi, tekanan darah, dan lain – lain dari orang yang
bekerja malam dibandingkan dengan keadaan waktu bekerja siang hari. Semua
ini sekarang banyak dipelajari dalam ilmu kronobiologi dengan aspek irama
hayati.
2. Demikian pula metabolisme tubuh tidak sepenuhnya dapat, bahkan banyak
yang sama sekali tidak dapat diadaptasikan dengan kerja malam – tidur siang.
18
K. Gerakan
Berbagai tugas memerlukan pergerakan seluruh tubuh, sering dengan
menggunakan paksanaan. Gerakan tersebut dapat menyebabkan tinggi,
tekanan mekanis lokal yang dalam beberapa waktu dapat menyebabkan nyeri
tubuh. Mutasi dapat juga menjadi stres dalam arti energik untuk otot, jantung,
21
dan paru – paru. Pada bagian ini kita akan mengkaji strest dari mengangkat,
membawa, menarik, dan mendorong (Sutalaksana, 2006).
L. Kerja Berdiri
Pekerjaan teknik yang dilayani dengan posisi berdiri dan waktunya relatif
rutin, seperti pelayanan permesinan, pemintalan benang, dan perakitan
komponen elektronik pada meja konveyor. Postur tubuh dalam melakukan
pelayanan dengan posisi berdiri, merupakan suatu totalitas perilaku kesiagaan
dalam menjaga keseimbangan fisik dan mental. Kecenderungan lainnya,
adalah memerlukan tenaga lebih besar dibandingkan dengan posisi duduk,
mengingat kaki sebagai tumpuan tubuh (Sutalaksana, 2006).
BAB III
METODE DAN MATERI
8. Pijakan tangga
9. Spidol
10. Gunting
11. Bollpoint
12. Penggaris
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ANALISA HASIL
1. Hasil Survey Awal Pada Petugas Cleaning Service di UNUSA
Responden :
Wanita 3 (umur 19,47, dan 50 tahun)
Laki – laki 2 (umur 24 dan 29 tahun)
Pekerjaan yang dilakukan :
Mengepel
Menyapu
24
Capek di pundak, kaki, pusing saat shift malam, mata lelah, terkadang
bergantian (yang 1) tidur, yang satunya lagi jaga)
Tidurnya dengan posisi duduk bersandar di kursi sehingga mudah
terbangun.Untuk membuat tubuh tetap terjaga hanya dengan kopi
hitam.
Apabila ada teman yang waktunya shift malam berhalangan hadir,
maka diteruskan noleh satpam yang berjaga siang dan bisa berjaga
hingga 17 – 24 jam non stop.
Terasa lebih capek jika ada acara – acara besar
Penyuluhan yang dilakukan :
(a) Cara naik turun tangga yang benar
(b) Cara berdiri dan duduk yang benar
(c) Pola tidur yang benar
(d) Cara mengangkat barang yang benar
B. PEMBAHASAN
1. Mengangkat barang yang benar
Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu,
tangan, punggung , dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot, dan persendian akibat gerakan yang
berlebihan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat
dan mengangkut adalah sebagai berikut :
26
Sikap kerja
(1) Tempat duduk
28
b. Istirahat
Terdapat 4 jenis istirahat yaitu :
(1) Istirahat secara spontan adalah istirahat pendek setelah
pembebanan
(2) Istirahat curian terjadi jika beban kerja tidak di imbangi oleh
kemampuan kerja.
(3) Istirahat yang ditetapkan adalah istirahat atas dasar ketentuan
perundang – undangan.
(4) Istirahat oleh karena proses kerja tergantung dari bekerjanya
mesin peralatan atau prosedur – prosedur kerja.
Dampak Sikap Kerja Yang Tidak Sesuai Ergonomis Dan Rekomendasi Yang
Sesuai Agar Dapat Meminimalisir Dampak Yang Ditimbulkan
1. Keluhan Muskuloskeletal :
Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat
sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang
lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen
dan tendon. Keluhan hingga kerusakan ini biasanya diistilahkan dengan
keluhan musculoskeletal disorders atau cedera pada sistem muskuloskeletal.
Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua (Tarwaka,
2004), yaitu :
(a) Keluhan sementara (reversible)
Keluhan sementara yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot
menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang
apabila pembebanan dihentikan.
(b) Keluhan menetap (persistent)
Keluhan menetap yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot
masih terus berlanjut. Hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang
sering dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yang meliputi otot leher,
bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot – otot bagian
30
bawah. Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot
yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan
durasi pembebanan yang panjang.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Perlu dilakukan penyuluhan berkelanjutan kepada para responden agar
responden lebih memahami dan selalu menerapkannya.
2. Agar lebih efektif maka penyuluhan ini perlu di lakukan evaluasi setiap
bulannya bukan hanya perminggu.
34
DAFTAR PUSTAKA
HSE. 2012. Manual material handling at work: a brief guide, Health Safety
Executive [http://www.hse.gov.uk/pubns/indg143.pdf].
Manuaba, A. 2007. Ergonomi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
National Institute for Occupational Savety and Health. 2007. Ergonomic Guideline
for Manual Material Handling. Columbia: Columbia Parkway.
Nurmianto, Eko. 2005. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Guna
Widya.
Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI
Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI. 2010. Ergonomi.
http://www.searo.who.int, diakses 22 Mei 2018.
35