You are on page 1of 11

Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran

p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

INTEGRASI SEJARAH LOKAL MUNA SEBAGAI ALTERNATIF


PEMBELAJARAN SEJARAH NASIONAL INDONESIA
Ardi Wijaya1, Abdul Syukur2, Umasih3
123
Universitas Negeri Jakarta
Email : wijayagrup73@gmail.com, abdulsyukur38@unj.ac.id,
umasih_sejarah@yahoo.co.id

ABSTRAK

Situs sejarah lokal yang memiliki keterkaitan materi dengan sejarah nasional
Indonesia harus dapat dimaksimalkan oleh semua komponen pendidikan sebagai
alternatif dalam pembelajaran sejarah yang selama ini hanya terkesan menghafal
peristiwa yang ada dalam buku teks. Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan
mengenai pembelajaran sejarah Indonesia yang berbasis pada potensi peninggalan
budaya dan situs sejarah yang terdapat di Kabupaten Muna. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan kunjungan
langsung ke lapangan yang dilaksanakan dengan mengambil objek sejarah pada situs
Gua Liangkabori dan Masjid Kuba Loghiya. Hasil penelitian menunjukan bahwa situs
sejarah Gua Liangkabori dan Masjid Kuba Loghiya yang ada di Kabupaten Muna
dapat digunakan sebagai sumber belajar mengenai materi sejarah Indonesia masa pra
sejarah dan proses masuk dan berkembangnnya islam di Indonesia. Kehadiran sejarah
lokal dalam proses pembelajaran bukan untuk mendikatomi dengan sejarah Indonesia,
tetapi bahwa kehadiran sejarah lokal memiliki tujuan mencairkan kebekuan dalam
ruang pembelajaran serta untuk memperkaya objek sejarah yang akan digunakan
dalam praktek pembelajaran. Sejarah lokal sangat diperlukan dalam proses transfer
nilai-nilai kebudayaan sebagai bagian dari rencana menumbuhkan karakter peserta
didik. Membuka cakrawala berfikir bahwa apa yang dialami saat ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari proses sejarah masa lampau yang ada di sekitar
lingkungan peserta didik.

Kata kunci: Integrasi Sejarah Lokal, Alternatif Pembelajaran, Sejarah Nasional


Indonesia

ABSTRACT

Local history sites that have material links with Indonesia's national history must be
maximized by all components of education as an alternative to learning history,
which so far only seems to memorize historical events contained in textbooks. This
study aims to bring forward the learning of Indonesian history based on the potential
of cultural heritage and historical sites found in Muna Regency. The method used in
this research is descriptive qualitative by conducting direct visits to the field carried
out by taking historical objects at the site of the Cave of Liangkabori and the Cuban
Loghiya Mosque. The results showed that the historical site of the Liangkabori Cave
and the Loghiya Cuban Mosque in Muna District could be used as a source of
learning about prehistoric Indonesian history material and the process of entering and
developing Islam in Indonesia. The presence of local history in the learning process is
not to tie up with the history of Indonesia, but that the presence of local history has
the aim of breaking the ice in the learning space as well as to enrich historical objects
that will be used in learning practices. Local history is very necessary in the process

JIPP, Volume 4 Nomor 2 Juli 2020 _____________________________________________________________ 345


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

of transferring cultural values as part of a plan to grow the character of students.


Opening the horizon of thinking that what is experienced at this time is an inseparable
part of the historical process of the past that exists around the environment of
students.

Keywords: Local History Integration, Alternative Learning, Indonesian National


History

PENDAHULUAN pendidikan dalam menciptakan serta membina


generasi muda yang beretika, bertanggung
Indonesia merupakan negara maritim jawab dan lebih menekankan pada aspek nilai
dengan ragam suku bangsa yang menghuni yang universal. Rumusan pendidikan yang
ribuan gugus pulau yang membentang dari menekankan pada terbentuknya generasi
Sabang sampai Merauke. Kondisi geografis selanjutnya yang dapat mewarisi nilai-nilai
dan demografis seperti ini menjadikan bangsa kepahlawanan dalam bersikap dan memiliki
Indonesia memiliki kekayaan alam yang prilaku baik dalam melakukan aktivitasnya.
melimpah serta keanekaragaman budaya yang Dengan perkembangan teknologi yang
berpotensi mendorong peningkatan pada semakin pesat, arus informasi dapat diakses
berbagai aspek, baik aspek ekonomi, sosial, dan diterima dengan bebas. Hal ini dapat
maupun aspek pendidikan. Oleh karena itu, memberikan dampak yang baik dalam proses
dalam upaya untuk menjaga dan mengelola pembentukan karakter bangsa, tetapi pada sisi
potensi keragaman tersebut, diperlukan lain hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan
generasi pewaris masa depan yang mampu masalah baru terhadap generasi bangsa
menjunjung tinggi nlai-nilai budaya dan dengan menyahgunakan kebebasan tersebut
kultur dalam corak kehidupan masyarakat. sehingga berdampak pada terbentuknya
Proses pewarisan nilai keteladanan dari karakter yang memiliki kepribadian yang
generasi sebelumnya, kemudian digagas buruk dan tanpa kebijaksanaan dalam
dalam aspek pendidikan. Gambaran tersebut menyikapi dan mengelola kebebasan.
dapat dilihat pada skema penyusunan Oleh karena itu, pembelajaran sejarah
kurikulum pendidikan di Indonesia. Rohman dapat dilakukan sebagai tujuan untuk proses
dalam (Arraman & Hazmi, 2018) pewarisan informasi terkait kehidupan pada
mengemukakan bahwa kurikulum yang masa lampau sekaligus sebagai upaya untuk
digunakan sebagai media pembelajaran telah mengenalkan peristiwa-peristiwa yang
menetapkan tujuan dalam proses dianggap penting kepada peserta didik.
pembelajaran pada lembaga pendidikan untuk Melalui pembelajaran sejarah, kedepannya
mengatur terjadinya sebuah interaksi, proses nanti peserta didik dapat mengembangkan
interaksi ini yang kemudian akan karakter dengan mengambil contoh nyata
mengantarkan pada tercapainya tujuan yang berasal dari lingkungan mereka sendiri,
pendidikan. hal ini memiliki tujuan agar pembelajaran
Proses pengembangan kurikulum di sejarah menjadi lebih efektif dalam
Indonesia, kampanye mengenai pembentukan membentuk karakter peserta didik.
karakter siswa yang menjunjung tinggi nilai- Pembelajaran sejarah juga merupakan cara
nilai budaya dalam melakukan interaksi dalam untuk membentuk sikap sosial, adapun sikap
kehidupan sehari-hari terus digaungkan oleh sosial tersebut antara lain adalah saling
pemerintah. Hal ini tertuang dalam visi menghormati, menghargai perbedaan,
pendidikan Indonesia yang disebut dengan toleransi dan kesediaan untuk hidup
pendidikan karakter. Maunah, (2016) berdampingan dalam nuansa
menyatakan bahwa pendidikan karakter di multikulturalisme (Susanto, 2013).
Indonesia merupakan gerakan nasional yang Sapriya dalam Zahro et al., (2017)
digagas untuk menciptakan peran lembaga menyatakan bahwa pembelajaran sejarah

JIPP, Volume 4 Nomor 2 Juli 2020 _____________________________________________________________ 346


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

memiliki cakupan materi sebagai berikut: (1) Kelebihannya yaitu dapat membawa peserta
Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, didik pada situasi riil di lingkungannya
keteladanan, kepeloporan, patriotisme, bahkan seakan-akan mampu mendobrak batas
nasionalisme, dan semangat pantang antara dunia sekolah dan dunia nyata di
menyerah yang mendasari proses sekitar sekolah. Secara sosiopsikologis dapat
pembentukan watak dan kepribadian peserta dikatakan membawa peserta didik secara
didik; (2) Memuat khasanah mengenai langsung mengenal serta menghayati
peradaban bangsa-bangsa, termasuk lingkungan masyarakatnya. Peserta didik akan
peradaban bangsa Indonesia; (3) Menanamkan lebih muda dibawa pada pengalaman belajar
kesadaran persatuan dan persaudaraan serta untuk memproyeksikan pengalaman masa
solidaritas untuk menjadi pemersatu bangsa lampau masyarakatnya dengan situasi masa
dalam menghadapi ancaman disintegrasi; (4) kini dan juga masa yang akan datang.
Memuat ajaran moral dan kearifan yang Sariyatun dalam (Alfiyah & Shokheh,
memiliki manfaat untuk mengatasi krisis 2017) menyatakan bahwa sistem pendidikan
multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan berbasis kearifan lokal memiliki tujuan untuk
sehari-hari; (5) Menanamkan dan membentuk warga negara yang berkembang
mengembangkan sikap bertanggung jawab secara aktif dan mampu menghadapi
dalam memelihara keseimbangan dan tantangan baru globalisasi. Dalam upaya
kelestarian lingkungan hidup. mewujudkan karakter siswa untuk memahami
Hassan dalam Ulhaq et al., (2017) corak kehidupan masyarakat pada zaman pra
mengemukakan bahwa terdapat dua tujuan aksara, maka dalam proses pembelajaran
penting dari pendidikan sejarah, pertama mengenai materi sejarah Indonesia, dilakukan
sebagai media yang mampu mengembangkan dengan menunjukan fakta yang dapat diamati
potensi peserta didik untuk mengenal nilai- langsung di tempat yang dapat dijangkau oleh
nilai bangsa yang terus bertahan, berubah dan semua komponen dalam pembelajaran.
menjadi milik bangsa masa kini. Melalui Widja, (1989) mengemukakan bahwa
pendidikan sejarah, peserta didik belajar yang menjadi landasan menempuh alternatif
mengenal bangsanya dan dirinya. Tujuan yang ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk
kedua adalah sebagai wahana pendidikan mendorong pengembangan wawasan baru dan
untuk mengembangkan disiplin ilmu sejarah. meningkatkan motivasi bagi siswa dalam
Objek kajian sejarah memiliki cakupan materi mengikuti proses pembelajaran agar dapat
yang cukup luas, di dalamya terdapat salah memberikan manfaat yang lebih besar. Dalam
satu kajian yang disebut dengan sejarah lokal. mengembangkan materi pembelajaran sejarah,
Abdullah dalam (Hariyono, 2017) selain materi yang umum, guru juga dituntut
mengemukakan bahwa sejarah lokal dapat mengembangkan sumber pembelajaran yang
didefinisikan sebagai sejarah dari suatu ada pada lingkungan siswa serta memiliki
tempat, suatu locality, yang batasannya kaitan dengan sejarah nasional Indonesia.
ditentukan oleh perjanjian penulis sejarah. Hal tersebut senada dengan (Sudjana &
Penulis mempunyai kebebasan menentukan Rivai, 2011) yang mengemukakan bahwa
batasan penulisannya, apakah dengan lingkungan sebagai media dan sumber belajar
menggunakan skala geografis, etnis, atau para siswa dapat dioptimalkan dalam proses
kajian dalam aspek yang luas atau sempit. pengajaran untuk memperkaya bahan dan
Sejarah lokal bersifat elastis, bisa berupa kegiatan belajar siswa. Ketertarikan siswa
kajian mengenai suatu desa, kecamatan, terhadap mata pelajaran sejarah, akan muncul
kabupaten, tempat tinggal suatu etnis, suku karena aktif dalam memaknai
bangsa, yang ada dalam satu daerah atau sejarah.Tujuannya agar siswa dapat
beberapa daerah. mempelajari sejarah yang berdasarkan pada
Sementara itu, (Widja, 1989) situsai dunia nyata yang ada pada
mengemukakan bahwa pembelajaran sejarah lingkungannya agar siswa terdorong dan
dengan pendekatan sejarah lokal memiliki mampu menghubungkan antara pengetahuan
beberapa kelebihan dan kekurangan. yang dimiliki dengan penerapannya dalam

JIPP, Volume 4 Nomor 1 Juli 2020 _____________________________________________________________ 347


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

kehidupan sehari-hari, hal ini diharapkan Proses pengumpulan data serta


dapat meningkatkan hasil belajar serta dapat mengungkapkan berbagai masalah dan tujuan
memahami dengan baik tentang nilai-nilai yang hendak dicapai, maka penelitian ini
keteladanan yang telah dicontohkan oleh dilakukan dengan pendekatan studi deskriptif
generasi pendahulunya. analitis. Sugiyono, (2008) mengungkapkan
Pembelajaran sejarah seringkali bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah
dihadapkan pada rendahnya kemauan belajar metode penelitian yang berlandaskan pada
siswa untuk mengikuti pembelajaran, hal ini keterlibatan secara langsung peneliti untuk
dikhawatirkan dapat menyebabkan rendahnya mendapatkan kebenaran dari realitas dalam
pencapaian hasil belajar peserta didik. Kondisi penelitian, kegiatan ini biasanya digunakan
seperti ini disebabkan karena dalam proses untuk meneliti pada kondisi objektif yang
pembelajaran guru hanya mengajarkan apa alamiah dimana peneliti berperan sebagai
yang terdapat dalam buku teks dan siswa instrumen kunci.
hanya mempelajari dan menghafal berbagai Peneliti memilih metode deskriptif
peristiwa yang terjadi diberbagai tempat. karena peneliti ingin mendeskripsikan semua
Pembelajaran sejarah yang hanya menekankan temuan yang terjadi pada saat melaksanakan
pada materi sejarah nasional sebagai basis penelitian. Teknik pengumpulan data dalam
dalam pembelajaran telah menyebabkan penelitian ini dilakukan dengan observasi
peserta didik melupakan atau kurang langsung dan studi dokumenter. Untuk proses
memahami lebih mendalam mengenai analisis data peneliti melakukan teknik
berbagai peristiwa sejarah lokal di daerahnya. deskriptif kualitatif.
Pengajaran sejarah akan lebih efektif jika Tulisan deskriptif dirancang untuk
menekankan pada sejarah dari lingkungan memperoleh informasi tentang gejala saat
sekitar peseta didik, hal ini diharapkan dapat penelitian dilakukan. Tujuan penulisan ini
memberikan kontribusi yang bermanfaat adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi
dalam menambah reverensi mengenai apa yang ada dalam suatu situasi seperti yang
pembelajaran sejarah Indonesia dalam aspek dikemukakan oleh Furchan dalam (Ratih &
yang lebih rill terhadap fakta yang ada. Sondarika, 2017).
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukan di atas, maka penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
mencoba untuk membahas mengenai Integrasi
Sejarah Lokal Muna Sebagai Alternatif dalam Hasil Penelitian
Pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia. Sebelum Seperti yang telah diketahui
bersama bahwa dalam silabus materi sejarah
METODE PENELITIAN Indonesia terdapat beberapa kompetensi dasar
yang menjadi acuan dalam proses pelaksanaan
Penelitian Metode yang digunakan pembelajaran. Pada materi pembelajaran
dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah kelas X untuk jenjang Sekolah
kualitatif. Syaodih, (2009) mengemukakan Menengah Atas (SMA) terdapat beberapa
bahwa metode penelitian kualitatif adalah cara materi yang membahas mengenai perjalanan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis sejarah Indonesia secara kronologis. Dalam
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap materi pembelajaran yang bersifat kronologis
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
individual maupun kelompok.

JIPP, Volume 4 Nomor 1 Juli 2020 _____________________________________________________________ 348


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

Tabel 1. Materi pembelajaran yang bersifat kronologis

Materi Sejarah Indonesia Untuk Kelas X


Sekolah Menengah Atas Materi Pokok
Indonesia Zaman Praaksara: Awal Kehidupan
Indonesia Zaman Praaksara: Awal Kehidupan Manusia Indonesia.
Manusia Indonesia.  Kehidupan masyarakat Indonesia
 Asal-usul nenek Moyang bangsa Indonesia
 Kebudayaan zaman praaksara
 Teori-teori masuk dan berkembangnya Hindu
Indonesia Zaman Hindu dan Buddha: Silang dan Buddha
Budaya Lokal dan Global Tahap Awal  Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha
 Bukti-bukti Kehidupan pengaruh Hindu-
Buddha yang masih ada pada saat in
 Teori-teori masuk dan berkembangnya Islam
Zaman Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam  Kerajaan-kerajaan Islam
di Indonesia  Bukti-bukti Kehidupan pengaruh Islam yang
masih ada pada saat ini

Setiap daerah tentu saja memiliki jejak Fase kehidupan yang dinamis dan terus
peninggalan sejarah masa lampau, hal ini bertransformasi membuat manusia dengan
merupakan gambaran akan banyaknya potensi kondisi yang ada dapat mengekspresikan
sejarah lokal bangsa Indonesia yang menjadi kondisi kehidupan yang dialami oleh mereka.
negara dengan ragam suku bangsa. Dalam Dalam konteks ruang dan waktu,
tulisannya, (Wijayanti, 2017) menyatakan pengespresian budaya tersebut dapat berupa
bahwa situs-situs memiliki potensi untuk adat istiadat yang sampai saat ini masih
membantu siswa memahami makna sejarah, terpelihara, kesenian, maupun karya lukisan
serta dapat membantu menumbuhkan atau bangunan yang dapat digunakan sebagai
keaktifan dan berfikir kritis menganai isi yang bahan analisis untuk mencari makna dari situs
terkandung dari masa lalu agar dapat sejarah tersebut untuk diajukan sebagai objek
diterapkan dalam kehidupan saat ini. Namun pembelajaran bagi guru dan siswa.
yang menjadi masalah adalah potensi budaya Jika membahas mengenai peninggalan
kearifan lokal maupun situs sejarah yang sejarah yang dapat memberikan pembelajaran
dimiliki tersebut kadang kala tidak diketahui alternatif mengenai materi sejarah Indonesia,
oleh peserta didik yang ada pada lingkungan maka wilayah Kabupaten Muna memiliki
tersebut. peninggalan kebudayaan dan situs sejarah
Oleh karena itu dibutuhkan peran guru yang dapat memberikan gambaran mengenai
sebagai fasilitator dalam proses mendorong corak kehidupan manusia pada masa lampau.
pembelajaran yang lebih menyenangkan Mulai dari zaman prasejarah sampai dengan
dengan melakukan pendekatan pembelajaran zaman masuk dan berkembangnnya islam di
sejarah Indonesia yang memiliki kaitan Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada
dengan sumber pembelajaran sejarah yang penjelasan berikut:
terdapat pada berbagai daerah di Indonesia.
Aman, (2011) menjelaskan bahwa guru Sejarah Lokal Gua Liangkabori dalam Materi
memiliki peran yang sangat strategis dalam Sejarah Indoesia Masa Pra Aksara
mencapai keberhasilan pembelajaran dan juga
menghasilkan kualitas yang baik dalam Sejak zaman berburu dan meramu,
pembelajaran. Untuk itu, guru harus memiliki nenek moyang masyarakat Muna telah
kinerja, kompetensi, dan kreatifitas dalam menfungsikan gua sebagai tempat untuk
meningkatkan pembelajaran di sekolah. dihuni. Namun pada sisi lain, gua juga dapat

JIPP, Volume 4 Nomor 1 Juli 2020 _____________________________________________________________ 349


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

dijadikan sebagai sarana untuk Gua yang ditemukan dalam kompleks


mengekspresikan kondisi kehidupun yang perladangan Liangkabori memiliki aneka
dialami pada saat itu. Bloom dalam (Wardani, ragam lukisan yang dapat memberikan
2008) mengemukakan bahwa gua adalah tambahan dalam khasanah ilmu pengetahuan
lubang yang terbentuk secara alamiah yang sejarah bangsa Indonesia, dalam tinjauan
diakibatkan pelarutan batuan karena gerakan arkeologi gambar yang terdapat di dalam Gua
air yang mampu melarutkan zona lemah Liangkabori merupakan hasil karya
batuan dari atas permukaan tanah, lereng masyarakat masa lampau yang menghuni
bukit maupun gunung, atau terletak pada wilayah Kabupaten Muna pada waktu ratusan
tebing yang terjal di pinggir sungai, danau tahun silam.
ataupun laut. Gua merupakan bentuk
permukaan bumi yang terjadi akibat oleh Berikut ini gambar yang didokumentasikan
proses alam secara natural. oleh penulis:

Gambar 1. Ornamen dalam Gua Liangkabori

Lantemona et al., (2018) menyatakan tahun 1977 bahwa lukisan-lukisan yang


bahwa Liangkabori berasal dari bahasa daerah ditemukan di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara
Muna yang terdiri dari dua suku kata yaitu diperkirakan dibuat sekitar abad ke 12 dengan
“liang” yang berarti gua dan “kobori” yang dasar pertimbangan bahwa bukti-bukti temuan
berarti coretan atau tulisan, sehingga pada situs itu masih muda, baik dilihat dari
Liangkabori dapat diartikan sebagai gua segi bahan maupun motifnya. Sebagaimana
dengan coretan atau tulisan. Liangkabori ciri khusus kehidupan prasejarah bahwa
terletak di Desa Liangkabori, Kecamatan manusia pada zaman itu kebanyakan memilih
Lohia. Gua dengan ornamen gambar yang tempat tinggal pada ketinggian yang memiliki
terdapat di kawasan perladangan Liangkabori gua.
merupakan fakta sejarah yang dapat dijadikan Jenis-jenis lukisan yang terdapat di
sebagai bahan analisis oleh masyarakat saat dalam Gua Liangkabori dapat memberikan
ini. gambaran mengenai pola maupun corak hidup
Batoa, (1991) menyatakan bahwa masyarakat Kabupaten Muna pada masa
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan lampau yang masih dianut sampai saat ini
oleh Tim Arkeologi Nasional Jakarta pada (Kosasih, 1995). Peninggalan-peninggalan

JIPP, Volume 4 Nomor 1 Juli 2020 _____________________________________________________________ 350


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

yang terdapat pada daerah tersebut dapat Peninggalan lukisan yang terdapat di
dijadikan sebagai sumber dalam dalam Gua Liangkabori sangat penting untuk
pembelajaran, jarak tempuh yang dekat diajarkan kepada siswa karena dalam situs
dengan sekolah maupun lingkungan peserta tersebut memiliki hubungan dengan materi
didik serta memiliki keterkaitan dengan bahan ajar yang ada pada Kelas X tentang
pembelajaran sejarah Indonesia. Sejarah Indonesia pada zaman pra aksara.
Potensi sejarah lokal yang dapat Materi mengenai lukisan yang ada di dalam
digunakan sebagai konten dalam Gua Liangkabori sangat efektif ketika
pembelajaran sejarah Indonesia mestinya dihubungan dengan materi Sejarah Indonesia,
harus direspon dengan baik oleh semua hal ini terkait dengan materi mengenai zaman
komponen yang terlibat dalam proses berburu dan meramu yang menjadi proses
pembelajaran. Kuntowijoyo dalam kehidupan manusia pada masa lampau untuk
(Burhaman, 2019) menjelaskan bahwa kajian memperoleh makanan agar mampu bertahan
sejarah lokal akan lebih menarik manakala hidup. Ini diharapkan dapat menambah
peristiwa nasional menjadi peristiwa lokal, pengetahuan dan meningkatkan partisipasi
atau dengan kata lain, peristiwa dalam siswa dalam proses belajar sejarah karena
konteks lokal dapat dilihat keterkaitannya dapat melihat langsung fase kehidupan pada
dengan peristiwa nasional, bukan sebaliknya masa lampau melalui objek yang ada di
peristiwa lokal tetap lokal, akan tetapi lokal lingkungan sekitarnya.
yang meningkat menjadi nasional, atau Pembelajaran secara langsung dapat
bahkan dimensinya bisa lebih meningkat mendorong siswa untuk membentuk kerangka
menjadi bagian dari peristiwa internasional. berfikir yang berbasis pada nilai-nilai nyata
Peran guru menjadi sangat dominan yang terdapat pada lingkungan sekitarnya.
untuk mengintagrasikan potensi situs sejarah Kehidupan berkelompok ternyata jauh
yang ada dalam wilayah lokalitas tertentu. Hal sebelumnya telah dilakukan oleh nenek
ini diharapkan dapat mendorong peserta didik moyong mereka. Warsino dalam (Jumardi &
untuk lebih mengenal identitas sebagai Pradita, 2017) mengemukakan bahwa proses
masyarakat serta dapat menggali nilai-nilai pembelajaran sejarah yang dilakukan melalui
kesejarahan yang dapat memberikan manfaat pendekatan sejarah lokal dibutuhkan untuk
untuk mengembangkan diri menjadi generasi meningkatkan kesadaran mengenai sejarah
yang menjunjung tinggi semangat toleransi nasional serta menghindarkan siswa dari
dan gotong royong sebagai modal untuk ketidaktahuan terhadap nilai-nilai kesejarahan
menjalani kehidupan saat ini maupun yang yang terdapat pada lingkungam sekitarnya.
akan datang. Dalam kondisi keterbatasan, Pembelajaran sejarah akan semakin efektif
masyarakat masa lampau mampu jika dilakukan berdasarkan fakta dan kejadian
mengekspresikan pengalaman hidup untuk sejarah yang dekat dengan lingkungan tempat
menghasilkan karya seni yang tidak lekang tinggal siswa, setelah itu dilakukan dengan
oleh ruang dan waktu. Hal ini diharapkan berdasarkan pada fakta-fakta sejarah yang
dapat mendorong semangat siswa agar jauh dari tempat tinggal siswa.
termotivasi untuk menciptakan karya seni Sejarah Lokal Masjid Kuba Loghiya
yang lebih mengungguli generasi pendahulu dalam Pembelajaran Sejarah Nasional
mereka. Indonesia Mengenai Masuk dan
Pembelajaran sejarah lokal, dapat Berkembangnya Islam
diimplementasikan di sekolah melalui Masuk dan berkembangnya ajaran islam
kegiatan pembelajaran sejarah nasional. ke wilayah Indonesia tidak dalam kurun
Dalam arti lain, peristiwa-peristiwa lokal waktu yang bersamaan, prosesnya dilakukan
dapat disisipkan dalam pembelajaran sejarah berdasarkan pada letak geografis suatu daerah.
nasional, dengan cara mencari kesuaian Di samping itu, kondisi politik serta keadaan
tema/pokok bahasan yang kemudian sosial budaya masyarakat setempat juga
dijabarkan dalam bentuk modifikasi Rencana menjadi bahan pertimbangan bagi para
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

JIPP, Volume 4 Nomor 1 Juli 2020 _____________________________________________________________ 351


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

penyiar islam yang ingin melakukan misi Kabupaten Muna mengenal Saidhi Raba
menyebarkan ajaran agama. sebagai pembawa ajaran islam pertama kali,
Terdapat berbagai aspek yang Saidhi Raba melakukan penyebaran islam
dilakukan sebagai sarana yang dapat dengan menggunakan alat musik rabab yang
memberikan pemahaman terhadap ajaran dapat menarik minat masyarakat sekitar
islam, seperti halnya proses masuk dan dengan pertunjukan seni. Berbagai
berkembangnya ajaran islam di tempat lain, peninggalan penyebaran islam yang terdapat
syiar islam yang dilakukan di Kabupaten di wilayah Kecamatan Loghia Kabupaten
Muna berlangsung secara damai melalui Muna masih dapat dilihat sampai saat ini.
pendekatan budaya dan tradisi yang dilakukan Setelah masyarakat setempat menganut
oleh para pedagang yang membawa dan dan menjadikan ajaran islam sebagai pedoman
mengembangkan ajaran islam. Hal ini terjadi dalam kehidupan, maka selanjutnya
tanpa harus ada tragedi perang yang membangun sebuah masjid. Dalam
bernuansa penaklukan. Ensiklopedi Hukum Islam yang dikutip oleh
Yatim dalam (Dalimunthe, 2015) (Darodjat & Wahyudiana, 2014)
menjelaskan bahwa kesenian seperti sastra mengemukakan bahwa menurut istilah masjid
yang berupa hikayat, babad, seni bangunan, dapat diartikan sebagai sebuah bangunan yang
dan seni ukir dijadikan alat islamisasi. Dalam berfungsi sebagai tempat ibadah umat Islam,
bentuk lain, keahlian yang dimiliki oleh yang biasanya digunakan untuk melaksanakan
penyebar islam diantaranya seperti keahlian shalat jama‟ah.
memainkan alat musik maupun kemampuan Masjid yang telah dibangun, kemudian
untuk menyembuhkan orang yang sedang disebut dengan Masjid Kuba Loghiya. Pada
sakit. Dalam memainkan alat kesenian awalanya masjid ini dibangun dengan ukuran
tersebut, penyiar islam menyisipkan ajaran 4x6 meter tanpa jendela dan hanya
yang bernuansa islam sehingga sering menggunakan satu pintu. Peninggalan yang
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, secara sampai saat ini dapat ditemukan di Masjid
perhahan ajaran tersebut dapat diterima dan Loghiya adalah tongkat yang digunakan oleh
diterapkan dalam kehidupan. Sidhi Raba untuk berceramah pada saat sholat
Suraya, (2018) mengemukakan bahwa jumat dan lembaran khutbah yang disebut
Syekh Abdul Wahid datang di Muna pada dengan „Wansara Liwu‟. Lembaran khubah
tahun 934 H atau 1526/27 M. Jika berpatokan ini tersimpan rapi di dalam masjid dan hanya
pada tahun kedatangan tersebut, maka saat itu dapat digunakan pada saat terjadi musibah,
di Kerajaan Muna sedang ada dalam masa wabah penyakit, dan kemarau panjang. Selain
pemerintahan Raja VI yaitu Sugi Manuru itu, terdapat juga makam tua dan sumur tada
(1520-1530). Penyebaran islam di Muna hujan yang terletak di sekitar Masjid Kuba
pertama kali dilakukan pada wilayah yang Loghiya. Berikut ini akan dilampirkan gambar
terlerak di pesisir pantai, hal ini menunjukan yang diambil secara langsung oleh peneliti
bahwa secara geografis daerah pesisir sangat mengenai bukti peninggalan yang terdapat di
strategis sebagai jalur masuk bagi para Masjid Kuba Loghiya:
pembawa misi keagamaan. Masyarakat di

JIPP, Volume 4 Nomor 1 Juli 2020 _____________________________________________________________ 352


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

Gambar 2. Masjid Kuba Loghiya dan peninggalannya

Fakta sejarah yang terdapat pada situs PENUTUP


Masjid Kuba Loghiya dapat memberikan Simpulan
gambaran mengenai proses masuk dan Potensi sejarah lokal yang terdapat pada
berkembangnya islam di Indonesia. Widja lingkungan siswa dapat dijadikan sebagai
dalam (Dratriarawati, 2014) menjelaskan media pembelajaran dengan menggunakan
bahwa sekali peristiwa sejarah itu terjadi pendekatan pada aspek simbolik. Guru dan
maka peristiwa itu akan lenyap, yang siswa dapat menggunakan Gua Liangkabori
tertinggal hanyalah jejak-jejak (bekas-bekas) dan Masjid Kuba Loghiya sebagai objek nyata
dari peristiwa yang dapat dijadikan sumber dalam proses pembelajaran kehidupan masa
dalam penulisan sejarah yang sering disebut lampau, siswa dapat secara langsung
dengan peninggalan sejarah. Bangunan masjid menganalisis sumber sejarah yang didasarkan
yang menyerupai gaya arsitektur Jawa dapat pada bukti otentik yang bertujuan untuk
memberikan gambaran nyata mengenai mengembangkan wawasan, pemahaman, dan
pengaruh budaya islam yang menyentuh keterampilan sejarah. Kehadiran sejarah lokal
hampir seluruh wilayah Indonesia. dalam proses pembelajaran bukan bertujuan
Paramita et al., (2019) menyatakan untuk mendikatomi dengan sejarah Indonesia,
bahwa penggunaan situs sejarah sebagai tetapi bahwa kehadiran sejarah lokal memiliki
sumber pembelajaran merupakan strategi tujuan mencairkan kebekuan dalam ruang
pembelajaran yang dapat membantu siswa pembelajaran yang bertujuan untuk
untuk berperan aktif dalam pembelajaran memperkaya objek sejarah yang akan
dengan mendapatkan gambaran langsung digunakan dalam praktek pembelajaran.
mengenai bentuk dan ciri situs yang sesuai Pengintegrasian sejarah lokal dapat dilakukan
dengan materi pembelajaran sejarah nasional. jika memiliki hubungan dengan materi sejarah
Siswa dapat mencontoh generasi sebelum Indonesia, hal ini semestinya didesain dengan
mereka mengenai sikap toleransi dalam baik agar memberikan dampak terhadap
beragama. Lebih dari itu, seni dapat dilihat keberhasilan pendidikan nasional.
sebagai sarana yang efektif dalam proses Menghubungkan secara kreatif antara sejarah
mempengaruhi kelompok masyarakat. Melalui lokal dengan materi pembelajaran sejarah
seni, tujuan akan tercapai tanpa harus Indonesia merupakan kegiatan yang dapat
memaksakan kehendak. diselenggarakan untuk memberikan
pemahaman serta membuka cakrawala
berfikir peserta didik mengenai pentingnya

JIPP, Volume 4 Nomor 1 Juli 2020 _____________________________________________________________ 353


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

mengenali Indonesia dengan menggunakan PENDIDIKANUNTUK


potensi sejarah yang lebih dekat dengan MEMBENTUK PERADABAN
lingkungannya untuk diamati. Pendekatan ISLAM. Jurnal ISLAMADINA, XIII(2),
pembelajaran dengan menggunakan objek 1–13.
sejarah lokal dapat dikembangkan sebagai
alternatif untuk menambah khasanah Dratriarawati, A. (2014). PEMANFAATAN
pengetahuan dalam konteks sejarah nasional MUSEUM ISDIMAN AMBARAWA
Indonesia. Dalam praktek pembelajaran, SEBAGAI SUMBER BELAJAR. 3(2),
sejarah lokal sangat diperlukan dalam proses 17–21.
transfer nilai-nilai kebudayaan sebagai bagian
dari rencana menumbuhkan karakter peserta Hariyono, H. (2017). Sejarah Lokal:
didik. Bahwa apa yang dialami saat ini Mengenal yang Dekat, Memperluas
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Wawasan. Sejarah Dan Budaya : Jurnal
proses sejarah masa lampau yang ada di Sejarah, Budaya, Dan Pengajarannya,
sekitar lingkungan peserta didik. 11(2), 160–166.
https://doi.org/10.17977/um020v11i220
DAFTAR PUSTAKA 17p160

Alfiyah, R., & Shokheh, M. (2017). Jumardi, & Pradita, S. M. (2017). Peranan
Indonesian Journal of History Pelajaran Sejarah Dalam
Education Peran Guru Sejarah dalam Pengembangan Karakter Siswa Melalui
Pengembangan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Nilai Sejarah
Pembelajaran. Indonesian Journal of Lokal di SMA Negeri 65 Jakarta Barat.
History Education, 5(2), 44–51. 6(2), 1–11.

Aman. (2011). Model Evaluasi Pembelajaran Kosasih, E. A. (1995). Lukisan Gua di


Sejarah. Ombak. Sulawesi Bagian Selatan : Refleksi
Kehidupan Masyarakat Pendukungnya.
Arraman, B. C., & Hazmi, N. (2018). Analisis Universitas Indonesia.
Buku Teks Sejarah Kelas X Kurikulum
2013. KAGANGA: Jurnal Pendidikan Lantemona, K. P., Winarno, T., & Martin, J.
Sejarah Dan Riset Sosial-Humaniora, (2018).
1(2), 122–140. INVENTARISASI,IDENTIFIKASIDANK
https://doi.org/10.31539/kaganga.v1i2.4 ARAKTERISASIGEOSITESDIKAWASA
04 NKARSTPULAUMUNABAGIANTIMU
RDALAMPELUANGPENGEMBANGA
Batoa, L. K. (1991). Sejarah Kerajaan Muna. NKAWASANGEOWISATADIINDONES
Raha: Jaya Press. IA.

Burhaman. (2019). DARI SEJARAH LOKAL Maunah, B. (2016). Implementasi Pendidikan


SUL-SEL KE SEJARAH LOKAL SUL- Karakter Dalam Pembentukan
SELBAR: MEMIKIRKAN Kepribadian Holistik Siswa. Jurnal
PERSPEKTIF BARU SEJARAH Pendidikan Karakter, 1, 90–101.
LOKAL. 14(2), 101–110. https://doi.org/10.21831/jpk.v0i1.8615

Dalimunthe, L. A. (2015). Kajian Proses Paramita, A., Patahuddin, P., & Ridha, R.
Islamisasi Di Indonesia (Studi Pustaka). (2019). Situs Jera‟ Lomp‟e Sebagai
11, 224–246. Sumber Belajar Sejarah Siswa Kelas X
SMAN 8 Soppeng. Jurnal
Darodjat, & Wahyudiana. (2014). Pattingalloang, 6(3), 1.
MEMFUNGSIKAN MASJID https://doi.org/10.26858/pattingalloang.
SEBAGAI PUSAT v6i3.11684

JIPP, Volume 4 Nomor 1 Juli 2020 _____________________________________________________________ 354


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

Ratih, D., & Sondarika, W. (2017). Syaodih, N. (2009). Metode penelitian


ANALISIS POTENSI DESA pendidikan. Bandung: PT. Remaja
DITINJAU DARI SOSIAL BUDAYA Rosdakarya.
KESENIAN TRADISIONAL
RONGGENG GUNUNG DALAM Ulhaq, Z., Nuriah, T., & Winarsih, M. (2017).
MENINGKATKAN PENDAPATAN Pembelajaran Sejarah Berbasis
MASYARAKAT PRASEJAHTERA Kurikulum 2013 di SMA Kotamadya
(Studi kasus di desa Ciulu Kec. Jakarta Timur. Jurnal PENDIDIKAN
Banjarsari Kab. Ciamis Jawa Barat). SEJARAH.
Jurnal Artefak, 4(2), 161.
https://doi.org/10.25157/ja.v4i2.909 Wardani, P. I. (2008). Morfometri Ornamen
Gua ( Speleothem ) di Kawasan Kars
Sudjana, N., & Rivai, A. (2011). Media Buniayu , Sukabumi , Jawa Barat. 1–56.
Pengajaran. In Bandung: Sinar Baru
Algesindo. Widja, I. G. (1989). Sejarah Lokal Suatu
Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. In
Sugiyono, P. D. (2008). Metode penelitian Jakarta : Proyek Pengembangan
kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Lembaga Pendidikan Tenaga
Bandung (ID): Alfabeta. Kependidikan.

Suraya, R. S. (2018). ISLAM DI MUNA : Wijayanti, Y. (2017). Peranan Penting Sejarah


Proses Perkembangan hingga Lokal Dalam Kurikulum Di Sekolah
Pemahamannya. Menengah Atas. Jurnal Artefak, 4(1),
http://lecture.uho.ac.id/rahmatsewasura 53. https://doi.org/10.25157/ja.v4i1.735
ya/2018/07/25/islam-di-muna-proses-
perkembangan-hingga-pemahamannya/ Zahro, M., Sumardi, & Marjono. (2017). The
Implementation Of The Character
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan Education In History Teaching. Jurnal
pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Historica, 1(2252), 1–11.
Kencana prenada media group.

JIPP, Volume 4 Nomor 1 Juli 2020 _____________________________________________________________ 355

You might also like