Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Situs sejarah lokal yang memiliki keterkaitan materi dengan sejarah nasional
Indonesia harus dapat dimaksimalkan oleh semua komponen pendidikan sebagai
alternatif dalam pembelajaran sejarah yang selama ini hanya terkesan menghafal
peristiwa yang ada dalam buku teks. Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan
mengenai pembelajaran sejarah Indonesia yang berbasis pada potensi peninggalan
budaya dan situs sejarah yang terdapat di Kabupaten Muna. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan kunjungan
langsung ke lapangan yang dilaksanakan dengan mengambil objek sejarah pada situs
Gua Liangkabori dan Masjid Kuba Loghiya. Hasil penelitian menunjukan bahwa situs
sejarah Gua Liangkabori dan Masjid Kuba Loghiya yang ada di Kabupaten Muna
dapat digunakan sebagai sumber belajar mengenai materi sejarah Indonesia masa pra
sejarah dan proses masuk dan berkembangnnya islam di Indonesia. Kehadiran sejarah
lokal dalam proses pembelajaran bukan untuk mendikatomi dengan sejarah Indonesia,
tetapi bahwa kehadiran sejarah lokal memiliki tujuan mencairkan kebekuan dalam
ruang pembelajaran serta untuk memperkaya objek sejarah yang akan digunakan
dalam praktek pembelajaran. Sejarah lokal sangat diperlukan dalam proses transfer
nilai-nilai kebudayaan sebagai bagian dari rencana menumbuhkan karakter peserta
didik. Membuka cakrawala berfikir bahwa apa yang dialami saat ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari proses sejarah masa lampau yang ada di sekitar
lingkungan peserta didik.
ABSTRACT
Local history sites that have material links with Indonesia's national history must be
maximized by all components of education as an alternative to learning history,
which so far only seems to memorize historical events contained in textbooks. This
study aims to bring forward the learning of Indonesian history based on the potential
of cultural heritage and historical sites found in Muna Regency. The method used in
this research is descriptive qualitative by conducting direct visits to the field carried
out by taking historical objects at the site of the Cave of Liangkabori and the Cuban
Loghiya Mosque. The results showed that the historical site of the Liangkabori Cave
and the Loghiya Cuban Mosque in Muna District could be used as a source of
learning about prehistoric Indonesian history material and the process of entering and
developing Islam in Indonesia. The presence of local history in the learning process is
not to tie up with the history of Indonesia, but that the presence of local history has
the aim of breaking the ice in the learning space as well as to enrich historical objects
that will be used in learning practices. Local history is very necessary in the process
memiliki cakupan materi sebagai berikut: (1) Kelebihannya yaitu dapat membawa peserta
Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, didik pada situasi riil di lingkungannya
keteladanan, kepeloporan, patriotisme, bahkan seakan-akan mampu mendobrak batas
nasionalisme, dan semangat pantang antara dunia sekolah dan dunia nyata di
menyerah yang mendasari proses sekitar sekolah. Secara sosiopsikologis dapat
pembentukan watak dan kepribadian peserta dikatakan membawa peserta didik secara
didik; (2) Memuat khasanah mengenai langsung mengenal serta menghayati
peradaban bangsa-bangsa, termasuk lingkungan masyarakatnya. Peserta didik akan
peradaban bangsa Indonesia; (3) Menanamkan lebih muda dibawa pada pengalaman belajar
kesadaran persatuan dan persaudaraan serta untuk memproyeksikan pengalaman masa
solidaritas untuk menjadi pemersatu bangsa lampau masyarakatnya dengan situasi masa
dalam menghadapi ancaman disintegrasi; (4) kini dan juga masa yang akan datang.
Memuat ajaran moral dan kearifan yang Sariyatun dalam (Alfiyah & Shokheh,
memiliki manfaat untuk mengatasi krisis 2017) menyatakan bahwa sistem pendidikan
multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan berbasis kearifan lokal memiliki tujuan untuk
sehari-hari; (5) Menanamkan dan membentuk warga negara yang berkembang
mengembangkan sikap bertanggung jawab secara aktif dan mampu menghadapi
dalam memelihara keseimbangan dan tantangan baru globalisasi. Dalam upaya
kelestarian lingkungan hidup. mewujudkan karakter siswa untuk memahami
Hassan dalam Ulhaq et al., (2017) corak kehidupan masyarakat pada zaman pra
mengemukakan bahwa terdapat dua tujuan aksara, maka dalam proses pembelajaran
penting dari pendidikan sejarah, pertama mengenai materi sejarah Indonesia, dilakukan
sebagai media yang mampu mengembangkan dengan menunjukan fakta yang dapat diamati
potensi peserta didik untuk mengenal nilai- langsung di tempat yang dapat dijangkau oleh
nilai bangsa yang terus bertahan, berubah dan semua komponen dalam pembelajaran.
menjadi milik bangsa masa kini. Melalui Widja, (1989) mengemukakan bahwa
pendidikan sejarah, peserta didik belajar yang menjadi landasan menempuh alternatif
mengenal bangsanya dan dirinya. Tujuan yang ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk
kedua adalah sebagai wahana pendidikan mendorong pengembangan wawasan baru dan
untuk mengembangkan disiplin ilmu sejarah. meningkatkan motivasi bagi siswa dalam
Objek kajian sejarah memiliki cakupan materi mengikuti proses pembelajaran agar dapat
yang cukup luas, di dalamya terdapat salah memberikan manfaat yang lebih besar. Dalam
satu kajian yang disebut dengan sejarah lokal. mengembangkan materi pembelajaran sejarah,
Abdullah dalam (Hariyono, 2017) selain materi yang umum, guru juga dituntut
mengemukakan bahwa sejarah lokal dapat mengembangkan sumber pembelajaran yang
didefinisikan sebagai sejarah dari suatu ada pada lingkungan siswa serta memiliki
tempat, suatu locality, yang batasannya kaitan dengan sejarah nasional Indonesia.
ditentukan oleh perjanjian penulis sejarah. Hal tersebut senada dengan (Sudjana &
Penulis mempunyai kebebasan menentukan Rivai, 2011) yang mengemukakan bahwa
batasan penulisannya, apakah dengan lingkungan sebagai media dan sumber belajar
menggunakan skala geografis, etnis, atau para siswa dapat dioptimalkan dalam proses
kajian dalam aspek yang luas atau sempit. pengajaran untuk memperkaya bahan dan
Sejarah lokal bersifat elastis, bisa berupa kegiatan belajar siswa. Ketertarikan siswa
kajian mengenai suatu desa, kecamatan, terhadap mata pelajaran sejarah, akan muncul
kabupaten, tempat tinggal suatu etnis, suku karena aktif dalam memaknai
bangsa, yang ada dalam satu daerah atau sejarah.Tujuannya agar siswa dapat
beberapa daerah. mempelajari sejarah yang berdasarkan pada
Sementara itu, (Widja, 1989) situsai dunia nyata yang ada pada
mengemukakan bahwa pembelajaran sejarah lingkungannya agar siswa terdorong dan
dengan pendekatan sejarah lokal memiliki mampu menghubungkan antara pengetahuan
beberapa kelebihan dan kekurangan. yang dimiliki dengan penerapannya dalam
Setiap daerah tentu saja memiliki jejak Fase kehidupan yang dinamis dan terus
peninggalan sejarah masa lampau, hal ini bertransformasi membuat manusia dengan
merupakan gambaran akan banyaknya potensi kondisi yang ada dapat mengekspresikan
sejarah lokal bangsa Indonesia yang menjadi kondisi kehidupan yang dialami oleh mereka.
negara dengan ragam suku bangsa. Dalam Dalam konteks ruang dan waktu,
tulisannya, (Wijayanti, 2017) menyatakan pengespresian budaya tersebut dapat berupa
bahwa situs-situs memiliki potensi untuk adat istiadat yang sampai saat ini masih
membantu siswa memahami makna sejarah, terpelihara, kesenian, maupun karya lukisan
serta dapat membantu menumbuhkan atau bangunan yang dapat digunakan sebagai
keaktifan dan berfikir kritis menganai isi yang bahan analisis untuk mencari makna dari situs
terkandung dari masa lalu agar dapat sejarah tersebut untuk diajukan sebagai objek
diterapkan dalam kehidupan saat ini. Namun pembelajaran bagi guru dan siswa.
yang menjadi masalah adalah potensi budaya Jika membahas mengenai peninggalan
kearifan lokal maupun situs sejarah yang sejarah yang dapat memberikan pembelajaran
dimiliki tersebut kadang kala tidak diketahui alternatif mengenai materi sejarah Indonesia,
oleh peserta didik yang ada pada lingkungan maka wilayah Kabupaten Muna memiliki
tersebut. peninggalan kebudayaan dan situs sejarah
Oleh karena itu dibutuhkan peran guru yang dapat memberikan gambaran mengenai
sebagai fasilitator dalam proses mendorong corak kehidupan manusia pada masa lampau.
pembelajaran yang lebih menyenangkan Mulai dari zaman prasejarah sampai dengan
dengan melakukan pendekatan pembelajaran zaman masuk dan berkembangnnya islam di
sejarah Indonesia yang memiliki kaitan Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada
dengan sumber pembelajaran sejarah yang penjelasan berikut:
terdapat pada berbagai daerah di Indonesia.
Aman, (2011) menjelaskan bahwa guru Sejarah Lokal Gua Liangkabori dalam Materi
memiliki peran yang sangat strategis dalam Sejarah Indoesia Masa Pra Aksara
mencapai keberhasilan pembelajaran dan juga
menghasilkan kualitas yang baik dalam Sejak zaman berburu dan meramu,
pembelajaran. Untuk itu, guru harus memiliki nenek moyang masyarakat Muna telah
kinerja, kompetensi, dan kreatifitas dalam menfungsikan gua sebagai tempat untuk
meningkatkan pembelajaran di sekolah. dihuni. Namun pada sisi lain, gua juga dapat
yang terdapat pada daerah tersebut dapat Peninggalan lukisan yang terdapat di
dijadikan sebagai sumber dalam dalam Gua Liangkabori sangat penting untuk
pembelajaran, jarak tempuh yang dekat diajarkan kepada siswa karena dalam situs
dengan sekolah maupun lingkungan peserta tersebut memiliki hubungan dengan materi
didik serta memiliki keterkaitan dengan bahan ajar yang ada pada Kelas X tentang
pembelajaran sejarah Indonesia. Sejarah Indonesia pada zaman pra aksara.
Potensi sejarah lokal yang dapat Materi mengenai lukisan yang ada di dalam
digunakan sebagai konten dalam Gua Liangkabori sangat efektif ketika
pembelajaran sejarah Indonesia mestinya dihubungan dengan materi Sejarah Indonesia,
harus direspon dengan baik oleh semua hal ini terkait dengan materi mengenai zaman
komponen yang terlibat dalam proses berburu dan meramu yang menjadi proses
pembelajaran. Kuntowijoyo dalam kehidupan manusia pada masa lampau untuk
(Burhaman, 2019) menjelaskan bahwa kajian memperoleh makanan agar mampu bertahan
sejarah lokal akan lebih menarik manakala hidup. Ini diharapkan dapat menambah
peristiwa nasional menjadi peristiwa lokal, pengetahuan dan meningkatkan partisipasi
atau dengan kata lain, peristiwa dalam siswa dalam proses belajar sejarah karena
konteks lokal dapat dilihat keterkaitannya dapat melihat langsung fase kehidupan pada
dengan peristiwa nasional, bukan sebaliknya masa lampau melalui objek yang ada di
peristiwa lokal tetap lokal, akan tetapi lokal lingkungan sekitarnya.
yang meningkat menjadi nasional, atau Pembelajaran secara langsung dapat
bahkan dimensinya bisa lebih meningkat mendorong siswa untuk membentuk kerangka
menjadi bagian dari peristiwa internasional. berfikir yang berbasis pada nilai-nilai nyata
Peran guru menjadi sangat dominan yang terdapat pada lingkungan sekitarnya.
untuk mengintagrasikan potensi situs sejarah Kehidupan berkelompok ternyata jauh
yang ada dalam wilayah lokalitas tertentu. Hal sebelumnya telah dilakukan oleh nenek
ini diharapkan dapat mendorong peserta didik moyong mereka. Warsino dalam (Jumardi &
untuk lebih mengenal identitas sebagai Pradita, 2017) mengemukakan bahwa proses
masyarakat serta dapat menggali nilai-nilai pembelajaran sejarah yang dilakukan melalui
kesejarahan yang dapat memberikan manfaat pendekatan sejarah lokal dibutuhkan untuk
untuk mengembangkan diri menjadi generasi meningkatkan kesadaran mengenai sejarah
yang menjunjung tinggi semangat toleransi nasional serta menghindarkan siswa dari
dan gotong royong sebagai modal untuk ketidaktahuan terhadap nilai-nilai kesejarahan
menjalani kehidupan saat ini maupun yang yang terdapat pada lingkungam sekitarnya.
akan datang. Dalam kondisi keterbatasan, Pembelajaran sejarah akan semakin efektif
masyarakat masa lampau mampu jika dilakukan berdasarkan fakta dan kejadian
mengekspresikan pengalaman hidup untuk sejarah yang dekat dengan lingkungan tempat
menghasilkan karya seni yang tidak lekang tinggal siswa, setelah itu dilakukan dengan
oleh ruang dan waktu. Hal ini diharapkan berdasarkan pada fakta-fakta sejarah yang
dapat mendorong semangat siswa agar jauh dari tempat tinggal siswa.
termotivasi untuk menciptakan karya seni Sejarah Lokal Masjid Kuba Loghiya
yang lebih mengungguli generasi pendahulu dalam Pembelajaran Sejarah Nasional
mereka. Indonesia Mengenai Masuk dan
Pembelajaran sejarah lokal, dapat Berkembangnya Islam
diimplementasikan di sekolah melalui Masuk dan berkembangnya ajaran islam
kegiatan pembelajaran sejarah nasional. ke wilayah Indonesia tidak dalam kurun
Dalam arti lain, peristiwa-peristiwa lokal waktu yang bersamaan, prosesnya dilakukan
dapat disisipkan dalam pembelajaran sejarah berdasarkan pada letak geografis suatu daerah.
nasional, dengan cara mencari kesuaian Di samping itu, kondisi politik serta keadaan
tema/pokok bahasan yang kemudian sosial budaya masyarakat setempat juga
dijabarkan dalam bentuk modifikasi Rencana menjadi bahan pertimbangan bagi para
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
penyiar islam yang ingin melakukan misi Kabupaten Muna mengenal Saidhi Raba
menyebarkan ajaran agama. sebagai pembawa ajaran islam pertama kali,
Terdapat berbagai aspek yang Saidhi Raba melakukan penyebaran islam
dilakukan sebagai sarana yang dapat dengan menggunakan alat musik rabab yang
memberikan pemahaman terhadap ajaran dapat menarik minat masyarakat sekitar
islam, seperti halnya proses masuk dan dengan pertunjukan seni. Berbagai
berkembangnya ajaran islam di tempat lain, peninggalan penyebaran islam yang terdapat
syiar islam yang dilakukan di Kabupaten di wilayah Kecamatan Loghia Kabupaten
Muna berlangsung secara damai melalui Muna masih dapat dilihat sampai saat ini.
pendekatan budaya dan tradisi yang dilakukan Setelah masyarakat setempat menganut
oleh para pedagang yang membawa dan dan menjadikan ajaran islam sebagai pedoman
mengembangkan ajaran islam. Hal ini terjadi dalam kehidupan, maka selanjutnya
tanpa harus ada tragedi perang yang membangun sebuah masjid. Dalam
bernuansa penaklukan. Ensiklopedi Hukum Islam yang dikutip oleh
Yatim dalam (Dalimunthe, 2015) (Darodjat & Wahyudiana, 2014)
menjelaskan bahwa kesenian seperti sastra mengemukakan bahwa menurut istilah masjid
yang berupa hikayat, babad, seni bangunan, dapat diartikan sebagai sebuah bangunan yang
dan seni ukir dijadikan alat islamisasi. Dalam berfungsi sebagai tempat ibadah umat Islam,
bentuk lain, keahlian yang dimiliki oleh yang biasanya digunakan untuk melaksanakan
penyebar islam diantaranya seperti keahlian shalat jama‟ah.
memainkan alat musik maupun kemampuan Masjid yang telah dibangun, kemudian
untuk menyembuhkan orang yang sedang disebut dengan Masjid Kuba Loghiya. Pada
sakit. Dalam memainkan alat kesenian awalanya masjid ini dibangun dengan ukuran
tersebut, penyiar islam menyisipkan ajaran 4x6 meter tanpa jendela dan hanya
yang bernuansa islam sehingga sering menggunakan satu pintu. Peninggalan yang
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, secara sampai saat ini dapat ditemukan di Masjid
perhahan ajaran tersebut dapat diterima dan Loghiya adalah tongkat yang digunakan oleh
diterapkan dalam kehidupan. Sidhi Raba untuk berceramah pada saat sholat
Suraya, (2018) mengemukakan bahwa jumat dan lembaran khutbah yang disebut
Syekh Abdul Wahid datang di Muna pada dengan „Wansara Liwu‟. Lembaran khubah
tahun 934 H atau 1526/27 M. Jika berpatokan ini tersimpan rapi di dalam masjid dan hanya
pada tahun kedatangan tersebut, maka saat itu dapat digunakan pada saat terjadi musibah,
di Kerajaan Muna sedang ada dalam masa wabah penyakit, dan kemarau panjang. Selain
pemerintahan Raja VI yaitu Sugi Manuru itu, terdapat juga makam tua dan sumur tada
(1520-1530). Penyebaran islam di Muna hujan yang terletak di sekitar Masjid Kuba
pertama kali dilakukan pada wilayah yang Loghiya. Berikut ini akan dilampirkan gambar
terlerak di pesisir pantai, hal ini menunjukan yang diambil secara langsung oleh peneliti
bahwa secara geografis daerah pesisir sangat mengenai bukti peninggalan yang terdapat di
strategis sebagai jalur masuk bagi para Masjid Kuba Loghiya:
pembawa misi keagamaan. Masyarakat di
Alfiyah, R., & Shokheh, M. (2017). Jumardi, & Pradita, S. M. (2017). Peranan
Indonesian Journal of History Pelajaran Sejarah Dalam
Education Peran Guru Sejarah dalam Pengembangan Karakter Siswa Melalui
Pengembangan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Nilai Sejarah
Pembelajaran. Indonesian Journal of Lokal di SMA Negeri 65 Jakarta Barat.
History Education, 5(2), 44–51. 6(2), 1–11.
Dalimunthe, L. A. (2015). Kajian Proses Paramita, A., Patahuddin, P., & Ridha, R.
Islamisasi Di Indonesia (Studi Pustaka). (2019). Situs Jera‟ Lomp‟e Sebagai
11, 224–246. Sumber Belajar Sejarah Siswa Kelas X
SMAN 8 Soppeng. Jurnal
Darodjat, & Wahyudiana. (2014). Pattingalloang, 6(3), 1.
MEMFUNGSIKAN MASJID https://doi.org/10.26858/pattingalloang.
SEBAGAI PUSAT v6i3.11684