You are on page 1of 15

KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak VOLUME 1 NOMOR 2 2022

Usia Dini E-ISSN : 2798-8228 & P-ISSN : 2807-176X


PRODI PG-PAUD https://e-journal.iahn-
IAHN GDE PUDJA MATARAM gdepudja.ac.id/index.php/kumarottama

KONSEP, FUNGSI DAN STRATEGI PEMBELAJARAN SENI


BAGI PESERTA DIDIK USIA DINI

I Wayan Agus Gunadaa


a Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram
a iwayanagusgunada@iahn-gdepudja.ac.id

(Diterima: 26 Desember 2022; Direvisi: 17 Januari 2022; Diterbitkan: 31 Januari 2022)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0


International License

Keywords: Abstract
Learning, Art, This article aims to describe the concept of art learning for
Early Age, learners at the level of early education. Art learning or art
Creativity education often gets a paradigm as learning that is
unimportant compared to other subjects such as
mathematics, natural sciences and other exact subjects. This
then makes art lessons sometimes not get attention. However,
the reality of art learning, especially in learning at the level
of early childhood education, has an important function in
developing and strengthening cognitive intelligence and
developing creative patterns for children. So the discussion of
how important art learning is is important to do. The writing
of this article is the result of the development of ideas of
thought combined with the results of research based on a
model of literature on important literature related to previous
research on art learning and early childhood education. Based
on the results of data analysis, the concept of art learning has
an important role in building knowledge and skills in
strengthening creativity. The function contained in it
prioritizes the ability to express themselves because children
express and communicate ideas of thought through art. Art
learning strategies in early childhood tend to pay attention to
the analysis of common characteristics in the learning design
process. It is hoped that writing about the concept of art
learning in early childhood can provide a thorough
understanding and knowledge of the role of art in supporting
children's abilities and skills and become a reference library
in relevant research in the future.

Kata kunci: Abstrak


Pembelajaran, Penulisan artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan
Seni, Usia Dini, mengenai konsep dalam pembelajaran seni bagi
Kreatifitas peserta didik dalam jenjang pendidikan usia dini.
Pembelajaran seni atau pendidikan seni seringkali

109
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
mendapat paradigma sebagai pembelajaran yang tidak
cukup penting dibandingkan mata pelajaran lain
seperti matematika, ilmu pengetahuan alam dan
pelajaran eksakta lainnya. Hal ini kemudian membuat
pelajaran-pelajaran seni terkadang tidak mendapat
perhatian, namun realitanya pembelajaran seni
khususnya dalam pembelajaran pada jenjang
pendidikan anak usia dini memiliki fungsi yang
penting dalam mengembangkan dan menguatkan
kecerdasan kognitif serta dalam pengembangan pola
kreatifitas bagi anak-anak. Sehingga pembahasan
mengenai betapa pentingnya pembelajaran seni,
penting untuk dilakukan. Penulisan artikel ini
merupakan hasil pengembangan gagasan pemikiran
yang dipadukan dengan hasil penelitian berlandaskan
model kajian pustaka mengenai literatur-literatur
penting berkaitan dengan penelitian terdahulu
mengenai pembelajaran seni dan pendidikan anak usia
dini. Berdasarkan hasil analisis data, konsep
pembelajaran seni memiliki peranan yang penting
dalam membangun pengetahuan dan keterampilan
dalam menguatkan kreatifitas. Fungsi yang
terkandung didalamnya lebih mengedepankan
kemampuan dalam mengekspresikan diri, karena
melalui seni anak-anak mengekspresikan dan
mengkomunikasikan gagasan pemikirannya. Strategi
pembelajaran seni pada anak-anak usia dini cenderung
memperhatikan analisis karakteristik umum pada
proses perancangan pembelajarannya. Diharapkan
melalui penulisan mengenai konsep pembelajaran seni
pada anak usia dini ini dapat memberikan pemahaman
dan pengetahuan yang menyeluruh mengenai peran
seni dalam menunjang kemampuan dan keterampilan
anak, serta dapat menjadi pustaka rujukan dalam
penelitian-penelitian yang relevan dimasa depan.

I. PENDAHULUAN kembali fungsi dan peranan


Proses pendidikan dewasa ini pendidikan mengingat masifnya
tidak hanya berpusat pada bagaimana fenomena dilapangan bahwa ‘semakin
kecerdasan intelektual dikembangkan, tinggi jenjang akademis seseorang
namun juga berfungsi dalam dengan berbagai gelarnya namun
pengembangan dan penguatan tidak berbanding lurus dengan sikap
softskill. Karena realita dilapangan dan perilakunya’, konotasi ini muncul
mulai muncul istilah-istilah yang dengan banyaknya kasus-kasus
seakan-akan mempertanyakan korupsi yang terjadi dimana

110
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
umumnya dilakukan oleh individu pendidikan merupakan usaha yang
ataupun kelompok yang cenderung dilakukan untuk membantu diri serta
bergelar akademis yang cukup tinggi. berguna bagi masyarakat dan bangsa,
Hal ini kemudian sehingga fenomena-fenomena
mengisyaratkan bahwa telah menyimpang yang terjadi yang
terjadinya pergeseran pemahaman kemudian mengkambinghitamkan
mengenai esensi pendidikan secara pendidikan sebagai usaha yang gagal,
murni dengan pandangan masyarakat tentu tidak tepat, lebih cenderung
mengenai pendidikan yang kepada gagalnya individu memaknai
didasarkan atas asfek empiris proses pendidikan.
fenomenologis yang terjadi. Keahlian dan keterampilan
Pendidikan pula secara maknanya yang didapat oleh individu dalam
dapat diartikan sebagai bentuk usaha proses pendidikan salah satunya
yang dilakukan oleh orang dewasa dilakukan melalui proses
kepada orang lain yang belum dewasa pembelajaran. Belajar dalam proses
baik melalui proses pembelajaran pembelajaran memiliki arti dan makna
ataupun pelatihan yang ditujukan sebagai kegiatan yang dilakukan
untuk membantu dirinya dimasa untuk mencapai keahlian yang
depan (Kosilah & Septian, 2020). diinginkan melalui proses
Pendidikan pula selain ditujukan pembimbingan dan pelatihan yang
untuk penguatan kemampuan dilakukan melalui pembangunan
intelektualitas, juga berfungsi untuk interaksi baik oleh pendidik dan
mengubah sikap dan perilaku individu peserta didik dalam suatu lingkungan
menuju kearah yang lebih baik, dan dan kondisi belajar (Pribadi, 2011). Hal
untuk mendewasakan pola pikir dan ini kemudian ditegaskan bahwa proses
mental dalam menghadapi tantangan pembelajaran merupakan serangkaian
hidup dimasa depan (Jalil, 2012). aktivitas yang diciptakan secara
Dari makna pendidikan sengaja untuk membangun
tersebut kemudian dapat ditarik lingkungan belajar yang kondusif
sebuah kesimpulan bahwa pendidikan dalam merangsang motivasi siswa
secara esensi adalah sebuah proses sehingga berkembang potensi yang
yang dilakukan melalui usaha belajar dimilikinya (Kirom, 2017).
yang bertujuan untuk membangun Dalam proses pembelajaran
kecerdasan intelektualitas dalam untuk membangun individu yang
pembangunan ranah kognitif, unggul melalui porses pembelajaran,
perubahan sikap dan perilaku dalam maka pendidikan bagi anak usia dini
ranah afektif serta pendidikan menjadi sebuah pondasi yang penting.
dilakukan untuk memperoleh keahlian Karena pendidikan bukan hanya
dan keterampilan yang berguna bagi dilakukan sejak individu mengalami
dirinya untuk menjalani kehidupan pendidikan jenjang sekolah dasar,
dimasa depan. Sehingga secara esensi namun secara konsepsi pendidikan

111
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
sudah terjadi bahkan sejak individu pembangunan kecerdasan
masih dalam rahim ibunya. Dalam intelektualitas semata tentu membawa
ajaran agama Hindu pendidikan dampak memarginalkan peran
bahkan dimulai jauh sebelum seorang pembelajaran seni sebagai salah satu
individu dilahirkan dan jauh sebelum asfek penting dalam kehidupan
embrio terbentuk dalam rahim ibu, peserta didik. Hal ini terutama seni
bahkan dalam ajaran agama Hindu merupakan kebutuhan psikologis
pada saat seorang calon ayah dan ibu yang seringkali harus terpenuhi,
merencanakan memiliki keturunan, karena secara kontekstual keindahan
proses pendidikan sudah berlangsung. menjadi salah satu kebutuhan yang
Secara konsepsi pula, tujuan harus terpenuhi, sehingga seni dan
pendidikan dalam agama Hindu keindahan menjadi bagian penting
adalah untuk mendapatkan dalam kehidupan manusia, terutama
kebahagiaan baik lahir maupun seni dan keindahan sebagai
bathin, yang diistilahkan dalam pemenuhan akan kebutuhan
konsep parartha dan paramartha emosional dan spiritual (Ratna, 2015).
(Astawa, 2018; Paramartha & Yasa, Oleh karenanya penting untuk
2017). dapat dipahami peran serta fungsi
Pembelajaran anak usia dini dalam pembelajaran seni bagi
secara tujuan dilakukan untuk pendidikan usia dini. Hal ini tentu
mempersiapkan peserta didik untuk untuk mematahkan stigma bahwa
melanjutkan dirinya pada jenjang pembelajaran seni hanya sebatas
pendidikan yang lebih tinggi secara sebagai pelajaran pendamping, hanya
bertahap yaitu pada tingkat sekolah sebagai pelajaran rekreasi. Karena
dasar, sekolah menengah dan tinggi. dalam prosesnya, kecerdasan
Dalam prosesnya pendidikan anak intelektual harus dibangun bersama-
usia dini ditujukan dalam sama dengan kecerdasan emosional
pengembangan dan pembangunan dan spiritual, sehingga tiga asfek
seluruh potensi yang dimiliki oleh kecerdasan yang dibagun secara
anak baik dalam asfek keagamaan, terintegrasi diharapkan dapat
kecerdasan kognitif, motorik, seni, membentuk individu yang utuh. yang
sosio-emosional dan lain-lain dibagun secara terintegrasi
(Suminah et al., 2017). diharapkan dapat membentuk
Berdasarkan hal tersebut maka individu yang utuh.
konteks seni dan pembelajaran seni Berdasarkan hasil beberapa
menjadi asfek yang penting untuk kajian pustaka mengenai pentingnya
dipelajari dan diajarkan dalam seni dalam proses belajar dan
pembelajaran dan pendidikan anak mengajar disebutkan bahwa seni
usia dini. Paradigma pendidikan yang memiliki implikasi yang penting
cenderung masih mengagungkan terutama bagi pendidik dan peserta
pembelajaran eksakta untuk didik, bagi pendidik seni dapat

112
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
digunakan untuk meningkatkan menguatkan daya kreatifitas tersebut
kemampuan pedagogik khususnya (Suhaya, 2016).
dalam membangun situasi dan kondisi Oleh karenanya, berdasarkan
belajar, sedangkan bagi peserta didik, hasil analisis kajian pustaka diatas,
konteks seni bertujuan untuk secara pragmatis pembelajaran seni
memotivasi minat serta potensi yang bagi anak usia dini tentu sangat
ada dalam dirinya (Ardipal, 2008). penting, bukan sekedar pembelajaran
Selain itu pendidikan seni juga sangat pendamping, namun dalam asfek
berperan dalam membangun perkembangan, seni sangat
kecerdasan intelektual, khususnya berpengaruh dalam menguatkan daya
membangun imajinasi anak-anak kreatifitas dan daya imajinasi bagi
dalam berpikir kritis dan untuk anak. Permasalahan yang penting
mengembangkan kemampuan dan kemudian adalah mengenai
keterampilan kreatif dan inovatif bagaimana konsep pembelajaran seni
dimasa depan jika dibelajarkan sejak bagi anak usia dini sebenarnya, karena
dini (Sabri et al., 2019). tentu pengajaran seni bagi anak usia
Pembelajaran seni yang dini akan berbeda bagi jenjang
interaktif dan inovatif oleh guru bagi pendidikan selanjutnya, sehingga
peserta didik usia dini juga sangat konsep ini harus diperjelas sehingga
membantu dalam menumbuh tujuan dan fungsi dalam pembelajaran
kembangkan berbagai aspek seni tersebut dapat diwujudkan.
perkembangan bagi anak usia dini Secara pragmatis pula, pembahasan
(Huliyah, 2016). Melalui metode mengenai pentingnya pembelajaran
pengajaran yang tepat dalam seni bagi anak usia dini ini juga akan
pembelajaran bagi anak usia dini, mengkaji peran dan fungsi
maka pembelajaran seni sangat pembelajaran seni anak usia dini, serta
berpengaruh dalam membuat anak- strategi pembelajarannya, sehingga
anak memahami dan menangkap menjadi kajian yang komprehensif dan
setiap materi yang diberikan oleh dapat menjadi sebuah pustaka rujukan
pendidik, ini berarti pembelajaran seni bagi penelitian ataupun pembahasan-
berfungsi dalam menguatkan daya pembahasan mengenai pembelajaran
tangkap untuk memahami sesuatu hal seni yang relevan di masa depan.
bagi anak-anak (Widjanarko, 2016). Ini Sehingga diharapkan dapat
juga didukung dengan pemahaman memberikan manfaat baik secara
bahwa seni bagi anak usia dini teoretis ataupun praktis dalam
bertujuan untuk meningkatkan daya pengembangan keilmuan seni dalam
kreatif karena pada masa-masa usia pendidikan anak usia dini.
dini, daya nalar dan imajinasi soerang
anak pada fase yang sedang luar biasa, II. METODE
sehingga dengan pemberian asfek Penulisan dan pembahasan
kesenian akan sangat membantu mengenai konsepsi pembelajaran seni

113
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
bagi anak usia dini ini merupakan hasil Konsepsi Pembelajaran Seni
gagasan pemikiran yang didasarkan dalam pendidikan Anak Usia Dini
atas pendekatan dan kajian kualitatif Pada sub bagian pembahasan
dengan menggunakan jenis studi ini terdapat tiga hal yang menjadi
pustaka. Kajian pustaka merupakan pokok utama yaitu pembelajaran seni
salah satu jenis analisis data yang sebagai stimulus, seni sebagai bagian
digunakan dalam sebuah penelitian dari rekreasi dan bentuk-bentuk
yang dilakukan dengan menganalisis kesenian dalam pembelajaran seni
pustaka ataupun dokumen terkait pada anak usia dini.
dengan fokus permasalahan dan 1. Pembelajaran Seni sebagai
penelitian (Sugiyono, 2020). Pustaka- stimulus untuk membentuk
pustaka yang relevan kemudian potensi seni pada anak usia dini
dianalisis menggunakan model Berbeda dengan seni pada
analisis data model Miles dan pembelajaran jenjang pendidikan
Huberman yaitu dengan mereduksi sekolah dasar, sekolah menengah
data yang didapatkan, kemudian pertama dan sekolah menengah atas
mempolakan data tersebut dalam yang sifatnya pengembangan potensi
pola-pola tertentu, dimana hasil seni, seni pada anak usia dini
pemilahan data kemudian diverivikasi cenderung bersifat untuk menstimulus
dan disimpulkan untuk diinterpretasi potensi seni yang ada.
kembali sesuai dengan kajian yang Hal ini diartikan seni sebagai
sedang dilakukan (Djamal, 2015). rangsangan yang digunakan oleh
Berdasarkan metode tersebut, maka pendidik untuk merangsang potensi
pembahasan mengenai konsepsi seni yang ada dalam diri anak-anak
pembelajaran seni bagi anak usia dini sehingga potensi seni yang ada
dijabarkan dan juga pembahasan kemudian terbangun untuk dapat
mengenai fungsi serta strategi dikembangkan. Hal ini tentu akan
pembelajaran yang dapat digunakan sangat bergantung dari bagaimana
dalam pengajarannya. pendidik sensitif untuk mampu
melihat potensi-potensi yang ada
III. PEMBAHASAN dalam diri anak khususnya potensi
Berdasarkan hasil analisis data seninya.
merujuk kepada pustaka-pustaka dan Seni berkaitan dengan
hasil penelitian terdahulu yang pengembangan potensi memiliki
relevan maka terdapat tiga hal yang relevansi yang sangat erat, anak usia
menjadi pokok pembahasan dini sebagai jenjang pertumbuhan
diantaranya konsep pembelajaran seni, yang penting memiliki hakekat
tujuan pembelajaran seni dan pembelajaran yang harus
bagaimana strategi pembelajaran seni menyesuaikan dengan kebutuhan
pada anak usia dini, akan dibahas pada anak itu sendiri, sehingga menjadi
sub-sub berikut : tanggung jawab bagi orang tua dan

114
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
pendidik untuk mampu menjadi media bermain kaitannya
mengakomodir kebutuhan anak dengan rekreasi sebagai hiburan.
tersebut dalam proses belajarnya Rekreasi secara makna
terutama dalam asfek-asfek menurut beberapa ahli (dalam
perkembangn kognitif, psikomotorik, Kusumawati & Anggraini, 2020)
sosial-emosional dan bahasanya memiliki arti sebuah kegiatan yang
(Mulyani, 2017). dilakukan pada waktu-waktu tertentu
Seni kemudian dapat menjadi yang ditujukan untuk penyegaran
jembatan bagi pendidik untuk kembali fisik dan psikis melalui
merangsang potensi-potensi dalam hiburan-hiburan tertentu.
asfek-asfek perkembang tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka
Sehingga pendidik harus jeli dan seni dalam konteks rekreasi pada anak
mampu melihat situasi dalam proses usia dini memiliki pengertian sebagai
tersebut. Karena pendidik pada penyegaran kembali fisik dan psikis
jenjang pendidikan anak usia dini anak-anak disaat mereka lelah dalam
memiliki tanggung jawab yang cukup belajar. Hal ini tentu menjadikan seni
berat, karena pada masa-masa ini anak sebagai bagian dari mental health bagi
berada pada masa keemasan anak-anak disaat jenuh dengan
pertumbuhannya, sehingga pendidik berbagai pembelajaran eksakta yang
harus mampu mengarahkan anak diterima.
untuk mengembangkan potensi Melalui proses mewarnai,
terutama dalam penguatan bernanyi dan menari menjadikan seni
karakternya, sehingga anak usia dini pada anak-anak sebagai media
tidak saja berkembang pada asfek hiburan mereka, selain juga seni pada
kognitifnya, namun juga memiliki saat bersifat sebagai hiburan menjadi
karakter yang baik seiring tumbuh media komunikasi anak-anak dalam
kembang fisik dan psikisnya. menyampaikan apa yang menjadi
2. Pembelajaran seni sebagai bentuk pemikiran mereka tentang dunianya.
rekreasi pada anak usia dini Pada saat itu pula seni menjadi media
Konsep kedua dalam anak dalam bersosialisasi dan belajar
pembelajaran seni bagi anak usia dini berinteraksi dengan sesamanya saat
adalah seni sebagai rekreasi bagi anak. bersama-sama menikmati proses
Pada masa awal-awal kesenian.
pertumbuhannya, anak cenderung 3. Bentuk-bentuk seni dalam
lebih senang bermain, karena melalui pembelajaran seni anak usia dini
bermain anak-anak mengenal dunia Pembelajaran seni pada anak-
beserta isinya, melalui bermain anak anak tentu berpusat pada pemaknaan
membangun dunia dan seni menurut anak-anak itu sendiri,
pemahamannya akan lingkungan dan bentuknya tentu kembali pada
sosialnya. Sehingga seni dalam hal ini minat dan respon mereka terhadap
seni-seni yang ada. Namun secara

115
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
umum dalam konteks seni secara menggunakan alat-alat musik
empiris, bentuk-bentuk seni tersebut sederhana. Sisi seni gerak yaitu tari
terbagi atas media yang menjadi dilakukan dengan gerakan-gerakan
sarana individu dalam tarian sederhana yang dibimbing oleh
mengekspresikan sisi keseniannya. pendidik ataupun juga dapat
Berdasarkan bentuk medianya, mengenalkan tarian tradisional sedari
seni terbagai atas seni rupa, seni suara, dini. Pada seni peran pendidik dapat
seni gerak, dan seni sastra. Seni rupa melaksanakan kegiatan teater
merupakan bentuk seni yang sederhana dengan mengambil tema-
menggunakan media-media rupa baik tema cerita yang sudah umum yang
dua dan tiga dimensi seperti lukisan, mengakomodir karakteristik anak
patung, dsb. Seni suara merupakan ataupun cerita-cerita anak tradisional.
bentuk seni yang dimediakan melalui Maka secara umum dapat
bunyi-bunyi yang berasal dari disimpulkan bahwa bentuk kesenian
makhluk hidup ataupun dari alat-alat dalam pembelajaran anak usia dini
tertentu. Seni gerak merupakan seni terdiri atas seni rupa, seni suara, seni
yang menggunakan sarana gerakan- gerak dan seni drama sederhana
gerakan dinamis seperti seni tari. sebagai media untuk merangsang
Sedangkan seni sastra menggunakan minat dan potensi seni yang ada, serta
media tulisan-tulisan yang indah baik dapat menjadi sarana rekreasi bagi
bentuk, penggunaan kosakata dan anak untuk hiburan dan media
pelafalannya. Seni drama interaksi dan komunikasi anak-anak.
menggunakan media peran melalui Tujuan dan peran seni dalam
penggabungan kegiatan media suara penguatan daya kreatifitas bagi anak
dan gerak yang dinamis. usia dini
Berkaitan dengan hal tersebut Istilah seni secara umum
maka bentuk-bentuk seni pada dimaknai sebagai suatu daya cipta rasa
pembelajaran seni anak usia dini tentu dan karsa manusia yang diekspresikan
merujuk kepada bentuk-bentuk melalui media-media yang
tersebut namun tentu akan lebih didalamnya terkandung nilai
sederhana dibandingkan jenjang keindahan dari si pencipta seni
pendidikan selanjutnya. Misalkan tersebut. Nilai seni akan tersampaikan
pada sisi seni rupa maka pembelajaran jika antara pencipta seni dan penikmat
seni seperti pada kegiatan mewarnai seni mengalami pengalaman akan
bentuk-bentuk yang sudah ada dan keindahan berkaitan dengan karya
disediakan oleh pendidik, atau seni yang tercipta dan dinikmati
menggambar bentuk sederhana (Majid, 2016). Hal ini kemudian
kemudian diwarnai. mengartikan seni sebagai suatu karya
Pada sisi seni suara anak-anak yang didalamnya terkandung rasa dan
usia dini ajak bernyanyi dengan lagu- nilai keindahan.
lagu anak-anak, serta diajak

116
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
Pembelajaran seni sebagai peserta didik, misalkan pada media
suatu pendidikan, maka mengartikan kertas untuk mengasah kemampuan
seni sebagai suatu objek pembelajaran pada bidang seni rupa khususnya
yang artinya mengajarkan nilai-nilai untuk membangun daya nalar dan
keindahan dan rasa keindahan pada imajinasi, sedangkan pada media
peserta didik. Antara gerak misalkan seni tari digunakan
mengembangkan potensi seni yang untuk membangun kreatifitas pada
ada dalam individu peserta didik asfek motorik melalui gerakan-
ataupun membangun nilai dan rasa gerakan yang dinamis, melalui media
seni kepada peserta didik. suara seperti bernyanyi untuk
Secara konseptual membangun rasa percaya diri
pembelajaran seni pada anak usia dini sehingga anak memiliki keadaan
baik untuk pengembangan potensi mental yang dapat digunakan dalam
seni yang sudah ada ataupun berinteraksi dan bersosialisasi.
membangun nilai seni kepada peserta Pada ranah seni rupa,
didik, memiliki manfaat yang dapat pembelajaran seni ditujukan untuk
dilihat dalam dua sudut pandang yaitu membangun daya kreatiftas serta
secara langsung dan tidak langsung penguatan daya nalar sehingga anak-
(Widjanarko, 2016). Secara langsung anak memiliki kepekaaan terhadap
dapat diartikan sebagai seni diberikan ekspresi yang ingin ditunjukkan
untuk membangun daya kreatifitas (Yuningsih, 2019). Hal ini dapat
dan daya keterampilan sehingga anak dilakukan dengan memberikan
memiliki daya kreatifitas yang tinggi penggunaan warna-warna baik pensil
baik, sedangkan secara tidak langsung warna ataupun crayon berjenis oil
pembelajaran seni berfungsi sebagai pastel, sehingga penggunaan warna-
kegiatan rekreasi yang diberikan warna tersebut diharapkan dapat
kepada peserta didik sebagai hiburan merangsang pengembangan daya
pada saat jenuh dengan pelajaran- kreatifitas anak.
pelajaran lain. Tujuan kedua dalam
Hal ini kemudian memberikan pembelajaran seni bagi anak usia dini
pandangan bahwa, selain esensinya adalah sebagai media ekspresi. Anak-
sebagai usaha mencipta sebuah karya, anak dengan segala asfek tumbuh
maka pembelajaran seni sangat kembangnya umumnya seringkali
berguna dalam meningkatkan daya memunculkan ekspresi-ekspresi yang
kreatifitas bagi anak. Sehingga tujuan terpicu berkaitan dengan keadaan
dan peran seni yang pertama pada sosial-emosionalnya. Hal ini tentu
prosesnya bagi anak usia dini adalah akan berdampak pula pada saat proses
untuk meningkatkan daya kreatifitas. pembelajaran dimana setiap ekspresi
Peningkatan daya kreatifitas yang ditunjukkan baik dalam mimik
dilakukan dengan memberikan muka ataupun bahasa tubuhnya
kebebasan untuk berkesenian kepada

117
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
merupakan cerminan keadaan menginformasikan sesuatu, selain itu
psikologis anak tersebut. komunikasi juga bermakna
Perkembangan anak usia dini penyampaian makna dan rasa antar
pada usia 0-6 tahun merupakan masa individu sehingga untuk dapat saling
perkembangan terpenting bagi setiap memaknai (Falimu, 2017). Berkaitan
individu sehingga pada usia ini, setiap dengan anak usia dini maka konteks
orang tua wajib untuk memahami komunikasi merupakan cara yang
perkembangan anak tersebut karena dilakukan oleh seorang anak, baik
pada usia ini terjadi asfek-asfek melalui bahasa ataupun gerakan-
perkembangan yang menunjang gerakan yang bertujuan untuk
keberlanjutan perkembangan psikis menyampaikan keinginan ataupun hal
dan psikologisnya, pada tahap usia ini yang ingin disampaikannya.
terjadi beberapa fase perkembangan Berdasarkan asfek
yang penting khususnya pada konteks perkembangannya, gaya komunikasi
pengembangan daya kreatifitas anak sangat dipengaruhi oleh
diantaranya berpikir kreatif, bersikap beberapa faktor baik secara internal
kreatif dan berkarya kreatif (Khaironi, dan eksternal. Bentuk perkembangan
2018). ini meliputi penggunaan kata, ujaran
Hal ini kemudian memberikan serta tulisan (Bahri, 2018). Komunikasi
gambaran bahwa pada asfek seni pada anak usia dini tentu akan berbeda
sebagai media ekspresi maka bentuk dibandingkan dengan individu
pembelajaran seni berfungsi dan pada umumnya, karena dari segi
berperan dalam menguatkan daya bahasa tentu jumlah kosakata antara
berpikir kreatif bagi seorang anak. orang dewasa dengan anak usia dini
Pemberian kebebasan dalam berbeda. Terutama diperlukan
pembelajaran seni akan memberikan strategi-strategi yang tepat sehingga
motivasi untuk dapat bebas terbangun interaksi dan komunikasi
berekspresi bagi anak-anak. Karena yang terjadi, terutama membentuk
sejatinya pada masa-masa ini sisi yang lingkungan yang tepat bagi tumbuh
cenderung ditampilkan adalah kembang anak dalam memperkuat
keinginan kuat untuk bermain, rasa percaya diri anak untuk mampu
sehingga dengan pemberian seni berkomunikasi (Anggraini, 2015).
dalam proses belajarnya diharapkan Jumlah kosakata yang berbeda
anak-anak dapat bebas berekspresi antara anak usia dini dengan orang
seperti yang mereka inginkan. yang lebih dewasa tentu akan sangat
Tujuan ketiga dalam proses mempengaruhi proses komunikasi
pembelajaran seni adalah sebagai yang terjadi, utamanya ketika
media komunikasi. Istilah komunikasi berkomunikasi secara verbal. Sehingga
mengacu kepada pemaknaannya yang melalui seni maka anak-anak usia dini
berarti suatu kegiatan berinteraksi mengkomunikasikan apa yang
yang terjadi untuk mempengaruhi dan menjadi pandangan mereka terhadap

118
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
dunia, seperti bagaimana mereka (Jennah, 2009). Konsep strategi
merepresentasikan alam melalui mengacu kepada perancangan
warna-warna dalam gambar-gambar, prosedur yang didalamnya terdapat
bernyanyi saat mereka merasa aktivitas yang disusun untuk
gembira, dan menari saat mereka mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
merasa sedang penuh dengan (Sanjaya, 2009).
semangat. Secara umum terdapat
Hal-hal ini tentu menjadi beberapa jenis strategi pembelajaran
bagian dari proses penguatan yang yang ada diantaranya, strategi
terjadi saat pembelajaran seni pembelajaran ekspositori, inkuiri dan
diberikan, baik pembelajaran seni kooperatif. Strategi pembelajaran
sebagai bagian dari rekreasi untuk Ekspositori mengedepankan proses
hiburan anak ataupun pembelajaran pembelajaran langsung yang
seni yang bertujuan untuk menjadi dilakukan oleh pendidik kepada
motivasi anak dalam mengembangkan peserta didik, strategi Inkuiri
potensi-potensi yang terdapat dalam melibatkan pemecahan masalah
dirinya. Utamanya untuk menguatkan berdasarkan pengembangan
daya nalar, berpikir kreatif, kemampuan berpikir kritis secara
pengembangan keterampilan serta mandiri, sedangkan strategi kooperatif
seni sebagai media anak untuk berpusat kepada pembentukan tim
berkomunikasi. atau kelompok-kelompok agar peserta
Strategi pengajaran seni bagi didik dapat belajar bersama yang
anak usia dini didalamnya terdiri atas peserta didik
Istilah strategi pembelajaran dengan karakteristik yang berbeda-
merupakan salah satu unsur yang beda (Sanjaya, 2009).
penting dalam proses pembelajaran, Selain itu terdapat pula
karena keberhasilan proses beberapa jenis strategi pembelajaran
pembelajaran bergantung dari strategi yang lain diantaranya discovery,
yang dipilih dan dikembangkan oleh problem based learning, strategi
pendidik untuk menarik minat peserta berbasis proyek dan berbasis saintifik.
didik dalam belajar. Keberhasilan Strategi discovery mengacu
proses pembelajaran ditunjukkan kepada pelibatan peserta didik untuk
dengan tercapainya tujuan belajar mengorganisasi dan mengeksplorasi
yang direncanakan pada saat proses serta menganalisa potensinya dalam
belajar-mengajar dirancang dalam pengetahuan secara mandiri untuk
sebuah desain pembelajaran. memecahkan berbagai masalah atas
Strategi pembelajaran memiliki pengetahuan yang dibelajarkannya
makna sebagai suatu rencana yang (Ana, 2018). Problem based learning
disusun untuk mewujudkan tujuan atau strategi pembelajaran berbasis
pembelajaran, jadi strategi merupakan masalah memiliki makna bahwa
perencanaan dalam pembelajaran dalam prosesnya, peserta didik

119
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
dihadapkan pada suatu masalah- pemilihan ini juga harus menekankan
masalah berbasis pengetahuan dimana pada sejauh mana tujuan pembelajaran
peserta didik diminta untuk seni yang dilakukan, apakah
menganalisis permasalahan kemudian pembelajaran seni sebagai media
menemukan solusi, dan menguji solusi rekreasi atau hiburan kepada anak-
atas masalah yang diberikan (Assegaff anak, atau pembelajaran seni yang
& Sontani, 2016). ditujukan untuk pengembangan dan
Pembelajaran berbasis proyek merangsang minat anak atas potensi
atau project based learning merupakan seni yang dimilikinya.
strategi yang berpusat pada proses Sehingga setiap tujuan yang
yang bersifat kontekstual untuk berbeda maka pemilihan strategi yang
mengembangkan kemampuan peserta digunakan juga berbeda. Pemilihan
didik pada suatu proyek-poryek strategi pembelajaran juga akan sangat
tertentu (Sulistyarsi, 2012). Sedangkan menentukan metode pembelajaran
strategi saintifik berpusat kepada serta media pembelajaran yang akan
proses mengkonstruk pengetahuan digunakan. Sehingga strategi apa yang
melalui tahapan-tahapan ilmiah, dapat digunakan bergantung kepada
melalui proses mengamati hingga kejelian dan pemahaman pendidik
memverivikasi pengetahuan yang usia dini dalam menganalisa
didapat (Bermawi & Fauziah, 2016). karakteristik awal anak usia dini
Berdasarkan pengertian dan khususnya pada karakteristik umum,
definisi-definisi diatas mengenai kemampuan awal, gaya belajar serta
beberapa contoh strategi pembelajaran motivasi anak dalam belajar yang
maka konsep strategi pembelajaran kemudian menjadi landasan bagi
mengacu kepada seperangkat rencana pendidik menyusun tujuan
yang disusun untuk mencapai tujuan, instruksional dan menjadi dasar dalam
dimana masing-masing model strategi memilih strategi yang tepat untuk
berdasarkan konsep tertentu dan proses pembelajaran seni pada anak
memiliki karakteristik yang menjadi usia dini.
ciri khasnya. Pada proses
pembelajaran seni dalam pendidikan VI. SIMPULAN
anak usia dini, maka pemilihan Pembelajaran seni bagi anak
strategi pembelajaran tentu harus usia dini dapat diartikan sebagai usaha
memperhatikan kebutuhan, situasi dalam menciptkan daya cipta, rasa dan
dan lingkungan belajar peserta didik. karsa bagi anak-anak untuk
Hal ini akan sangat meningkatkan daya kretif dan
mempengaruhi terutama pendidik imajinatifnya. Hal ini penting karena
harus memahami bahwa setiap masa anak-anak merupakan masa
individu anak memiliki karakter yang dimana kemampuan dan daya kreatif
berbeda sehingga perlu untuk memilih sedang bertumbuh dan berkembang,
strategi yang tepat. Dalam prosesnya, seni sebagai upaya dan daya manusia

120
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
diharapkan dapat menguatkan yang tepat guna mengakomodir tujuan
kemampuan kreatifitas tersebut. pembelajaran seni terhadap
Secara konsepsi pembelajaran seni perkembangan kecerdasan anak usia
bagi anak usia dini, cenderung dini.
merupakan pembelajaran yang
bertujuan sebagai penguat daya nalar, DAFTAR PUSTAKA
kreatif anak-anak melalui model- Ana, N. Y. (2018). Penggunaan Model
model seni yang tentu disesuaikan Pembelajaran Discovery Learning
dengan asfek perkembangan anak usia Dalam Peningkatan Hasil
Belajaran Siswa Di Sekolah Dasar.
dini. Berbeda dengan pada jenjang
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan
selanjutnya yang memposisikan seni Pembelajaran, 2(1), 21–28.
sebagai pengembangan atas potensi https://doi.org/10.23887/jipp.v2
seni yang dimiliki, asfek kesenian i1.13851
dalam pendidikan usia dini berguna Anggraini, S. (2015). Komunikasi Pada
untuk membangun motivasi dan Anak Usia Dini. WACANA: Jurnal
Ilmiah Ilmu Komunikasi, 14(3), 230–
keahlian yang dimilikinya, sehingga
240.
dijenjang pendidikan selanjutnya
https://doi.org/10.32509/wacan
keahlian tersebut dapat dikembangkan a.v14i3.117
kembali. Ardipal. (2008). Peran Seni dalam
Pembelajaran seni pada anak Pengajaran. Komposisi: Jurnal
usia dini bertujuan untuk membangun Pendidikan Bahasa, Sastra, Dan
daya kratifitas anak-anak, selain pula Seni, 9(2), 85–92.
https://doi.org/10.24036/komp
untuk merangsang minat anak dalam
osisi.v9i2.91
menggali potensi dirinya, selain itu Assegaff, A., & Sontani, U. T. (2016).
pula seni dalam prosesnya menjadi Upaya Meningkatkan
media anak dalam berkomunikasi Kemampuan Berfikir Analitis
mengenai apa yang menjadi gagasan Melalui Model Problem Based
dan idenya mengenai dunia, sehingga Learning (PLB). Jurnal Pendidikan
pola seni dan bentuk seni yang muncul Manajemen Perkantoran, 1(1), 38–
48.
dalam dirinya merupakan bentuk
https://doi.org/10.17509/jpm.v1
interpetasi terhadap dunia yang i1.3263
dirasakannya. Strategi dan model Astawa, I. N. S. (2018). Pola
pengajaran yang tepat oleh pendidik Pendidikan dalam Perspektif
tentu harus didasarkan atas sejauh Pendidikan Hindu. Satya Widya:
mana asfek perkembangan dan Jurnal Studi Agama, 1(1), 88–110.
https://doi.org/10.33363/swjsa.
karakteristik peserta didik usia dini
v1i1.40
yang menjadi siswanya, karena Bahri, H. (2018). Strategi Komunikasi
paradigma pendidikan kini yang Terhadap Anak Usia Dini.
berpusat kepada peserta didik, maka Nuansa, 11(1), 48–57.
menjadi tanggung jawab pendidik https://doi.org/10.29300/nuans
dalam mempertimbangkan model a.v11i1.1356

121
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
Bermawi, Y., & Fauziah, T. (2016). Meningkatkan Hasil Belajar
Penerapan Pendekatan Saintifik Siswa. Jurnal Inovasi Penelitian,
Dalam Pembelajaran Di Sekolah 1(6), 1139–1148.
Dasar Aceh Besar. Pesona Dasar: https://doi.org/10.47492/jip.v1i
Jurnal Pendidikan Dasar Dan 6.214
Humaniora, 2(4), 63–71. Kusumawati, M. D., & Anggraini, D.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id (2020). Wadah Komunitas Dan
/PEAR/article/view/7533 Rekreasi Di Kelurahan Guntur,
Djamal, M. (2015). Paradigma Penelitian Jakarta Selatan. Jurnal Sains,
Kualitatif (A. Choiran Marzuqi Teknologi, Urban, Perancangan,
(ed.); 1st ed.). Pustaka Pelajar. Arsitektur (Stupa), 2(1), 1035–1046.
Falimu. (2017). Etika Komunikasi https://doi.org/10.24912/stupa.
Pegawai Terhadap Pelayanan v2i1.6884
Penerbitan Pajak Bumi Dan Majid, B. I. (2016). Refleksi Diri Sebagai
Bangunan. Jurnal Komunikator, Inspirasi Karya Lukis. Arty:
9(1), 9–16. Journal of Visual Arts, 5(1), 1–17.
https://journal.umy.ac.id/index. https://doi.org/10.15294/arty.v
php/jkm/article/view/2573 4i1.10025
Huliyah, M. (2016). Pengembangan Mulyani, N. (2017). Pengembangan Seni
Daya Seni Pada Anak Usia Dini. Anak Usia DIni (Engkus
As -Sibyan Jurnal Pendidikan Guru Kuswandi (ed.); 1st ed.). PT
Raudlatul Athfal, 1(2), 149–164. Remaja Rosdakarya.
http://jurnal.uinbanten.ac.id/in Paramartha, W., & Yasa, I. W. S. (2017).
dex.php/assibyan/article/view/ Mengungkap Model Pendidikan
201 Hindu Bali Tradisional Aguron-
Jalil, A. (2012). Karakter Pendidikan guron. Mudra, 32(1), 131–140.
untuk Membentuk Pendidikan https://doi.org/10.31091/mudra
Karakter. Nadwa : Jurnal .v32i1.92
Pendiidkan Islam, 6(2), 175–193. Pribadi, R. B. A. (2011). Model ASSURE
https://doi.org/10.21580/nw.20 untuk Mendesain Pembelajaran
12.6.2.586 Sukses (K. Priyadi (ed.); 1st ed.).
Jennah, R. (2009). Media Pembelajaran. Dian Rakyat.
In Antasari Press (1st ed.). Antasari Ratna, N. K. (2015). Estetika Sastra dan
Press. Budaya (1st ed.). Pustaka Pelajar.
Khaironi, M. (2018). Perkembangan Sabri, I., Jazuli, M., Sumaryanto, T., &
Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age, Abdillah, A. (2019). Peran
2(01), 01. Pendidikan Seni dalam
https://doi.org/10.29408/golden Meningkatkan Keterampilan
age.v2i01.739 Berpikir kritis, Konstruktif dan
Kirom, A. (2017). Peran Guru Dan Inovatif pada Era Society 5.0
Peserta Didik Dalam Proses untuk Revolusi Industri 4.0.
Pembelajaran Berbasis Prosiding Seminar Nasional
Multikultural. Jurnal Al-Murabbi, Pascasarjana (PROSNAMPAS),
3(1), 69–80. April 2018, 725–729.
Kosilah, & Septian. (2020). Penerapan https://proceeding.unnes.ac.id/i
Model Pembelajaran Kooperatif ndex.php/snpasca/issue/view/
Tipe ASSURE Dalam 6

122
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]
Sanjaya, W. (2009). Perencanaan dan 01.45
Desain Sistem Pembelajaran (1st Suminah, E., Nugraha, A., Lestari, G.
ed.). Kencana Prenada Media D., & Wahyuni, M. (2017).
Group. Kurikulum Pendidikan Anak Usia
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Dini Apa, Mengapa, Dan Bagaimana
Kualitatif Untuk Penelitian yang (E. Yulaelawati (ed.); 1st ed.).
bersifat: Eksploratif, Enterpretif, Direktorat Pembinaan
Interaktif dan Konstruktif (S. Y. Pendidikan Anak Usia Dini
Suryandari (ed.); 1st ed.). Direktorat Jenderal Pendidikan
ALFABETA. Anak Usia Dini dan Pendidikan
Suhaya. (2016). Pendidikan Seni Masyarakat Kementerian
Sebagai Penunjang Kreatifitas. Pendidikan dan Kebudayaan.
Jurnal Pendidikan Dan Kajian Seni, Widjanarko, P. (2016). Pendidikan Seni
1(1), 1–15. Bermain dan Bernyanyi Anak
https://doi.org/10.30870/jpks.v Usia Dini. JURNAL AUDI: Jurnal
1i1.837 Ilmiah Kajian Ilmu Anak Dan Media
Sulistyarsi, A. (2012). Penerapan Informasi PAUD, 1(1), 25–31.
Strategi Pembelajaran Berbasis https://doi.org/10.33061/ad.v1i
Proyek Dalam Membuat Alat 1.1206
Peraga Ipa Untuk Meningkatkan Yuningsih, C. R. (2019). Pembelajaran
Prestasi Belajar Dan Keaktifan Seni Rupa Di Pendidikan Anak
Siswa Kelas IV SDN Cermo 01 Usia Dini. Jurnal Edukasi Sebelas
Kare Madiun. Premiere April, 3(1), 1–7.
Educandum : Jurnal Pendidikan https://jurnal.stkip11april.ac.id/
Dasar Dan Pembelajaran, 2(1), 21– index.php/JESA/article/view/5
37. 9
https://doi.org/10.25273/pe.v2i

123
KUMAROTTAMA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
[DOI : 10.53977/kumarottama.v1i2.383]

You might also like