Professional Documents
Culture Documents
ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T
Received: July 09, 2021 Kuantan Singingi Regency is an area located near the Kuantan river, where natural disasters often occur in the
Revised: September 23, 2021 river flow such as floods due to overflowing of the Kuantan river. To overcome these natural disasters, it is
Accepted: December 16, 2021 necessary for the local government to be agile in pursuing policies on how to cope with these natural disasters.
This study uses a qualitative method which is carried out by asking questions and procedures, collecting data
Available online: December 30, 2021
from participants, analyzing data inductively, and interpreting the meaning of the data. This study uses a
KEYWORDS descriptive approach which carefully records all phenomena (symptoms) that are heard, seen, and read through
official documents, field notes, interviews, and personal documents. Data was collected using primary and
Natural Disasters, Natural Disaster Management, secondary data with data collection techniques using interviews, observation, and documentation. The results in
Implementation of Regional Regulations. this study indicate that in dealing with natural disasters, especially floods in the Kuantan Singingi area, the
government has collaborated with the Riau Province BPBD but it is still not optimal because in the Kuantan
CORRESPONDENCE Singingi Regency area there is no BPBD, making it difficult to coordinate and give orders centrally. Therefore,
more concrete policies are needed regarding disaster management in Kuantan Singingi Regency.
Name: Sujianto
E-mail: sujianto@lecture.unri.ac.id
Implementing Organization keadaan fisik maupun non fisik, asuransi bencana banjir,
Implementing organization yakni sejumlah badan pelaksana pengevaluasian kerugian materi serta non materi.
dimana memegang tanggung jawab pada penerapan kebijakan. Aspek terakhir adalah penanggulangan pasca bencana yang
Organisasi yang melaksanakan umumnya yakni unit dari meliputi kajian penyebab terjadinya bencana banjir. Pada jenis
pemerintah dimana mempunyai tanggung jawab untuk banjir secara alami disebabkan oleh pengaruh curah hujan yang
menerapkan kebijakan. Badan yang bertanggung jawab adalah tinggi, erosi, fisiografi serta sedimentasi, kapasitas drainase,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Kepala Bidang kapasitas sungai serta pengaruh air pasang.
Kedaruratan BPBD Provinsi Riau, Bapak Jim Gofur, AP. M.Si
Environmental Factor
melalui hasil wawancara yaitu berpendapat bahwa “Pertama yang
Environmental factors yakni beragam unsur pada lingkungan
terlibat dalam penanggulangan bencana ini tentu saja BPBD pada provinsi,
yang berpengaruh ke penerapannya kebijakan, misalnya aspek
dan Dinas Sosial pada kabupaten Kuantan Singingi, kemudian masalah sosial, budaya, politik, serta ekonomi. Secara umum dalam
bantuan logistiknya ada Badan Ketahanan Pangan, kemudian ada Dinas penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan penanggulangan
PU agar bisa mengerahkan alat berat, pada pemerintah pusat ada Balai bencana yang diambil juga mempertimbangkan aspek budaya
wilayah sungai , Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, termasuk dan ekonomi masyarakat di kabupaten Kuantan Singingi. Hal ini
TNI/POLRI untuk membantu mengevakuasi dan juga BAZARNAS. Tidak senada dengan hasil wawancara dengan Bapak Dr. H. Dianto
lupa pula masyarakat beserta relawan-relawan peduli bencana yang ada di Mampanini, SE.MT selaku Sekretaris Daerah Kabupaten
organisasi masyarakat.” Dari hal tersebut menjelaskan tentang Kuantan Singingi yang mengemukakan bahwa: “Kebijakan yang
siapa saja yang menjadi Badan Pelaksana yang diambil tentu melihat kultur masyarakat kita. Bagaimana aspek budaya di
bertanggungjawab pada Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor Kabupaten Kuantan Singingi dan bagaimana aspek ekonomi masyarakat
9 Tahun 2017 bahwasanya yang terlibat di dalam suatu kebijakan disini. Seperti yang dapat saya jelaskan bahwa sungai Kuansing juga
tersebut tidak luput dari semua spek lapisan masyarakat, mulai dijadikan tempat mencari penghidupan oleh masyarakat Kuantan Singingi.”
dari pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, TNI/POLRI, Dari beberapa wawancara dengan masyarakat terdampak
dinas-dinas terkait, dan tentu saja yang terpenting adalah bencana banjir, peneliti bisa memperoleh kesimpulan
masyarakat. bahwasanya bencana yang kerap timbul pada Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi bekerja sama Kuantan Singingi diakibatkan tingginya curah hujan dimana
dengan BPBD sesuai amanat dari Peraturan Daerah Provinsi Riau menyebabkan meluapnya sungai Kuantan, dimana di tepi sungai
No. 09 tahun 2017 Tentang Penanggulangan Bencana Alam. tersebut terdapat pemukiman masyarakat, sehingga jika sungai
Dalam Perda tersebut dijelaskan bahwa “Penanggulangan Kuantan meluap, maka akan menyebabkan banjir di pemukiman
Bencana Alam adalah serangkaian upaya yang meliputi warga dan tidak sedikit juga lahan perkebunan dan persawahan
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya masyarakat juga ikut terendam banjir. Tidak sedikit kerugian
bencana, meliputi pra bencana, tanggap darurat, pemulihan dini yang disebabkan oleh bencana banjir ini. Oleh karena itu
dan pasca bencana”. Hal ini menunjukkan terdapatnya pemerintah dan instansi terkait dituntut lebih siaga dalam
koordinasi antara pusat dan daerah gunanya untuk melakukan proses penanganan dan penanggulangan bencana yang akan
kesiagaan terhadap bencana, dengan cara mempersiapkan terjadi.
personil- personil pada daerah-daerah potensi banjir yang Sebenarnya pemerintah sudah melakukan usaha semaksimal
memang rawan terjadinya bencana. mungkin untuk melakukan penanggulangan bencana alam di
Dalam tahap pra bencana, kebijakan yang diambil adalah Kabupaten Kuantan Singingi ini, namun memang masih
membangun waduk selaku penampungan air hujan serta terkendala di SDM serta Anggaran Dananya kabupaten Kuantan
penyediaan tempat sampah, dan melaksanakan penanaman Singingi. Karena Kabupaten Kuantan Singingi belum
pohon ataupun penghijauan pada sekitar lahan yang kosong. mempunyai BPBD Daerah, maka pemerintahan yang
Aktivitas dalam menanggulangi banjir mempunyai sebuah siklus menanggulangi masalah ini sedikit kewalahan. Oleh sebab itu,
(life cycle), dimana diawali oleh banjir, berikutnya mengkaji seharusnya BPBD di Kabupaten Kuantan Singingi ini sudah
selaku masukan untuk mencegah (prevention) sebelum banjir segera terbentuk supaya bisa lebih mengoptimalkan kinerja
timbul lagi. Pencegahan tersebut dilaksanakan dengan stakeholder kebijakannya.
keseluruhan, misalnya aktivitas fisik yang meliputi pembuatan
pengendali banjir pada daerah sungai (in-stream) hingga area Faktor Penghambat dalam Implementasi Penanggulangan
dataran banjir (off-stream), serta aktivitas non fisik misalnya Bencana Banjir di Kabupaten Kuantan Singingi
sistem peringatan dini maupun pengelolaan tata guna lahan. Faktor penghambat dalam usaha untuk menanggulangi
Aspek kedua adalah tanggap darurat. Tanggap Darurat banjir di Kabupaten Kuantan Singingi dijelaskan sebagai
Bencana yakni rangkaian aktivitas yang secara segera berikut:
dilaksanakan ketika bencana terjadi guna mengatasi imbas yang Faktor Internal
tercipta, mencakup penyebaran serta pemberitahuan informasi Seperti yang dikutip dari hasil wawancara dengan Kepala
prakiraan banjir, bantuan serta reaksi cepat penanganan darurat Bidang Kedaruratan BPBD Provinsi Riau, Bapak Jim Gafur, AP.
banjir, aktivitas evakuasi korban, perlawanan terhadap banjir, M.Si “Di Kabupaten Kuantan Singingi ini kita masih kesulitan,
serta penyelamatan. karena di Kuansing ini sendiri belum adanya BPBD, ini sudah
Aspek ketiga adalah pemulihan dini. Pemulihan seusai banjir kita lakukan sosialisasi sejak tahun 2014 dan juga dengan
dilaksanakan secepat mungkin, supaya perbaikan bisa semakin pemerintahan setempat sudah merencanakan pembentukan
cepat serta keadaan bisa normal kembali. Pemulihan ini BPBD sampai saat ini juga belum terlaksana, tapi informasi
dilakukan mulai dengan bantuan untuk memenuhi kebutuhan, terakhir Kuansing sudah dalam pembentukan BPBD. Yang kita
memperbaiki sarana-prasarana, adaptasi serta rehabilitasi harapkan BPBD ini terbentuk, karena amanat Undang-Undang
https://doi.org/10.35308/xxxxx Indri Rahayu dan Sujianto 113
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. 1 NO. 3 (2021) OCTOBER - DECEMBER
24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, BPBD harus Kabupaten Kuantan Singingi, Sumber Daya Manusia, serta
dibentuk di setiap Provinsi dan Kabupaten/kota. Karna di Anggaran Dana. Faktor Eksternal yaitu penyelenggaraan
Kuansing belum ada BPBD, kita biasanya berkoordinasi dengan pengawasan berkala yang belum masyarakat lihat dan
Dinas sosial dan juga pemadam kebakaran dan Satpol PP. dan masyarakat yang belum menerima adanya pelatihan kesigapan,
pada saat terjadinya bencana” Dari hasil wawancara dapat dimana masyarakat yang ikut berpartisipasi masih kurang baik
disimpulkan bahwa Pada aspek penanggulangan banjir itu tetap dalam agenda pelatihan kesigapan maupun penyuluhan
didapati sejumlah masalah seperti pelaksanaannya pembuatan mengenai penanganan banjir di Kabupaten Kuantan Singingi.
BPBD yang belum terlaksana atau dalam hal ini yang
bertanggung jawab atas bencana di Kabupaten Kuantan Singingi REFERENSI
adalah Sekretaris Daerah dan Dinas Sosial PMD terkhusus pada Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan
Bidang Jaminan Bencana dan Rehabilitasi Sosial Kabupaten
Praktik. Rineka Cipta.
Kuantan Singingi. Serta masih kurang Sumber Daya Manusia
Herdiana, D. (2018). Sosialisasi Kebijakan Publik:
yang memadai, serta Anggaran Dana yang masih menjadi
kendala utama dari proses Penanggulangan Bencana Alam Di Pengertian dan Konsep Dasar. Jurnal Ilmiah Wawasan
Kabupaten Kuantan Singingi. Insan Akademik, I(3), 13–26.
http://www.stiacimahi.ac.id/?page_id=1181%0Ahttp
Faktor Eksternal
s://www.researchgate.net/publication/337485273_S
Pengadaan pemeriksaan berkala yang masyarakat belum
lihat serta masyarakat yang belum mendapatkan pelatihan osialisasi_Kebijakan_Publik_Pengertian_dan_Konse
kesigapan, dimana masyarakat yang ikut berpartisipasi masih p_Dasar
kurang baik dalam agenda pelatihan kesigapan maupun Hidayah, K. (2015). KEBIJAKAN PENANGGULANGAN
penyuluhan mengenai penanganan banjir di Kabupaten Kuantan BENCANA DI ERA OTONOMI DAERAH (Kajian
Singingi. Terhadap Penanganan Kasus Luapan Lumpur
Lapindo Brantas) (DISASTER MANAGEMENT
KESIMPULAN POLICIES IN THE ERA OF REGIONAL
Pada penelitian “Implementasi Peraturan Daerah Provinsi AUTONOMY 1 (Study on Handling Cases Surge
Riau Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan Bencana
Lumpur Lapindo Brantas)). Jurnal Borneo
Alam Di Kabupaten Kuantan Singingi,” bisa peneliti peroleh
kesimpulan meliputi: Administrator, 11(3), 298–315.
Dalam mengatasi persoalan banjir yang timbul di Kabupaten https://doi.org/10.24258/jba.v11i3.204
Kuantan Singingi ini sebenarnya sudah bekerja sama antara Muhammad, F. I., & Aziz, Y. M. A. (2020). Implementasi
BPBD Provinsi Riau dengan Pemerintah Kabupaten Kuantan Kebijakan Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di Desa
Singingi, namun masih ada sejumlah hal dimana mengakibatkan Dayeuhkolot. Kebijakan: Jurnal Ilmu Administrasi, 11(1),
tidak maksimalnya Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 09 tahun 52–61. https://doi.org/10.23969/kebijakan.v11i1.2235
2017 Tentang Penanggulangan Bencana Alam, karena di
Munthe, S., Warjio, W., & Kariono, K. (2018).
Kabupaten Kuantan Singingi belum terbentuk BPBD, jadi sulit
Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 18
bagi pemerintahan pusat berkoordinasi dengan pemerintahan
daerah. Dengan memperhatikan Idealized Policy menunjukkan
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah pada
bahwa penanggulangan banjir melibatkan masyarakat. Interaksi Penataan Kelembagaan Sekretariat Daerah.
yang dibangun disesuaikan dengan kondisi masyarakat, JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik
bagaimana komunikasi yang dibangun harus seefektif mungkin Universitas Medan Area, 6(1), 38.
sehingga setiap program yang nantinya dijalankan dapat https://doi.org/10.31289/jppuma.v6i1.1518
didukung oleh masyarakat.
Nugroho, R. (2004). Kebijakan Publik Formulasi Implementasi
Kemudian adanya Target Groups menunjukkan bahwa
dalam kebijakan yang dilakukan harus ada kerja sama dan upaya dan Evaluasi.
dari pemerintah pusat dengan pemerintah Kabupaten Kuansing Putra, E. P., & Tukiman, T. (2019). Implementasi
dalam mengikutsertakan masyarakat sebagai target sasaran Kebijakan Layanan Tanggap Darurat Bencana pada
kebijakan, karena masyarakat merupakan elemen terpenting Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan
dalam pelaksanaan suatu kebijakan. Serta dengan Implementing Masyarakat di Surabaya. Dinamika Governance : Jurnal
organization menunjukkan bahwa pelaksanaan penanggulangan
Ilmu Administrasi Negara, 9(1).
bencana alam di Kabupaten ada di bawah komando serta
https://doi.org/10.33005/jdg.v9i1.1417
koordinasi BPBD Provinsi Riau melalui Sekda Kabupaten
Kuantan Singingi Bersama Dinas Sosial PMD, Satpol PP, Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Grasindo.
Pemadam Kebakaran dan Penyelamat Kabupaten Kuantan Ramdhani, A., & Ramdhani, M. A. (2017). Konsep Umum
Singingi. Dan Environmental factors menunjukkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan Publik. Jurnal Publik, 1–12.
kebijakan yang diambil melihat kultur masyarakat. Bagaimana https://doi.org/10.1109/ICMENS.2005.96
aspek budaya di Kabupaten Kuantan Singingi dan bagaimana Rizki, N. P. (n.d.). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
aspek ekonomi masyarakat.
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN
Faktor penghambat dalam menanggulangi banjir pada
BENCANA KABUT ASAP DI KOTA PONTIANAK.
Kabupaten Kuantan Singingi meliputi faktor internal serta
eksternal. Faktor internal mencakup ditemuinya sejumlah PublikA, Jurnal S-1Ilmu Administrasi Publik.
masalah yang meliputi pelaksanaannya pembuatan BPBD Seputra, I. I. (2020). Pengaruh Implementasi Kebijakan
114 Indri Rahayu dan Sujianto https://doi.org/10.35308/xxxxx
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. 1 NO. 3 (2021) OCTOBER - DECEMBER