5 6 Antibiotic β Lactam Penicillins, Cephalosporins, Carbapenem, Monobactam, IBL +Soal 27Maret23 Share

You might also like

You are on page 1of 150

Blok Farmakologi 1

[Kemoterapi]
β-Lactam Antibiotics:
Penicillins, Cephalosporins,
Carbapenem, Monobactam, IBL
Wahyu Hendrarti
Pertemuan ke-5 & 6 [Wahyu Hendrarti]
Antibiotics β-Lactam:
Penicillins, Cephalosporins, Carbapenem,
Monobactam, IBL
§ Penggolongan obat § Penggunaan klinis,
§ Mekanisme kerja obat § Efek samping
§ Spektrum Anti mikrobanya § Kontraindikasi
§ Mekanisme resistensi § Interaksi obat
§ Farmakokinetika
Penggolongan Antibiotik
β-Lactam
A. Penisilin [Penicillins] & derivatnya
B. Sepalosporin [Cephalosporins]
C. Karbapenem [Carbapenem]
D. Monobactam
E. Inhibitor β-Lactamase [IBL]
A. Penicillin [Penisilin] & derivatnya
1. Penisilin Alami: 3. Aminopenicillin :
§ Ampisilin [Ampicillin];
§ Penisilin G
§ Amoksisilin [Amoxicillin]
§ Penisilin V
4. Penisilin Antipseudomonal:
2. Penisilin resisten a. Karboksipenisilin:
[tahan] penisilinase: § Ticarcillin [Tikarsilin]
§ Carbenicillin [Karbenisilin]
§ Nafcillin [Nafsilin]
b. Ureidopenisilin:
§ Oxacillin [Oksasilin]
§ Piperacillin [Piperasilin]
B. Cephalosforin [Sefalosporin]
1. Sepalosforin generasi 1
§ Sefaleksin, Sefadroksil, Sefazolin
2. Sepalosforin generasi 2
§ Sefuroksim, Sefaklor
3. Sepalosforin generasi 3
§ Sefoperazon, Seftriakson, Sefotaksim, Seftazidim, Sefiksim
4. Sepalosforin generasi 4 [Anti-pseudomonal]
§ Sefepim, Sefpirom
5. Sepalosforin generasi 5 [Anti-MRSA]
§ Seftarolin, Seftolozan
C. Carbapenem [Karbapenem]
1. Imipenem + cilastatin
2. Meropenem
3. Doripenem
4. Ertapenem
D. Monobactam [Monobaktam]

Aztreonam
Struktur Antibiotik β-lactam

Antibiotika yang memiliki gugus cincin beta laktam (warna merah)


Special Populations: Pregnant Women
§ In the majority of patients:

§Antibiotik β- 
 Lactam Aman
buat kehamilan
Mekanisme Kerja [Mechanism of action]

Menghambat sintesis dinding sel


[peptidoglikan] bakteri → isi sel keluar
dan hancur → bakteri mati
[Inhibition of peptidoglycan synthesis]
Mekanisme Kerja
2
Antibakteri serta 3
Contoh Obatnya
1
§1 Mengganggu sintesis dinding sel
[antibiotic cincin b-lactam]
§2 Mengganggu membrane sel
§3 Mengganggu sintesis protein
§4 Mengganggu DNA-topoisomerase 2
§5 Mengganggu sintesis asam folat
§6 Merusak DNA
§7 Mengganggu mRNA [obat TB]
§8 Obat TB 5
7
Menghambat sintesis & perbaikan dinding
bakteri dimana cincin b-laktam antibiotik 4
berikatan dg PBP dan menghambatnya,
sehingga dinding sel tidak terbentuk atau 6
rusak, isi sel keluar, bakteri mati. 8
Gambar: Aksi antibiotik β-laktam
pada Staphylococcus aureus.

§ Dinding sel bakteri terdiri dari


polimer glikopeptida (tulang
punggung heksosa amino
NAM-NAG) yang
dihubungkan melalui jembatan
antara rantai samping asam
amino.
§ Pada S. aureus, jembatannya
adalah (Gly)5 -d-Ala antara lisin.
§ Cross-linking dikatalisis oleh
transpeptidase [enzim yang
dihambat oleh penisilin &
sefalosporin]
Gambar A.
Struktur dan komposisi
dinding sel Gram(+) &
Gram(-).

Gambar B.
Aktivitas dan penghambatan
penicillin binding protein
[PBP].
PBP memiliki 2 aktivitas enzimatik yg penting untuk sintesis lapisan peptidoglikan dinding sel
Mekanisme Aksi:
Penghambatan Sintesis Peptidoglikan
§ Peptidoglikan [Pdg]: komponen heteropolimer
dari dinding sel bakteri yang memberikan
stabilitas mekanik yang kaku.
§ Antibiotik β-laktam menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan (Gambar).
§ Dinding sel Gram+ [50–100 molekul] > tebal Pdg
dibandingkan Gram-, [hanya 1 atau 2 molekul].
Mekanisme Aksi: Penghambatan Sintesis Peptidoglikan
§ Peptidoglikan terdiri dari rantai glikan, merupakan untaian linier dari
2 gula amino bolak-balik [N-AsetilGlukosamin (NAG) dan asam N-
Asetil Muramat (NAM)] yang dihubungkan silang oleh rantai peptida.
§ Pembentukan prekursor peptidoglikan terjadi di sitoplasma.
§ Sintesis UDP–acetylmuramyl-pentapeptida diselesaikan dengan
penambahan dipeptida, d-alanyl-d-alanine (dibentuk oleh rasemisasi
dan kondensasi l-alanin).
§ UDP-acetylmuramyl-pentapeptide dan UDP-acetylglucosamine
dihubungkan (dengan pelepasan nukleotida uridine) untuk
membentuk polimer panjang.
§ Tautan silang diselesaikan oleh reaksi transpeptidasi yang terjadi di
luar membran sel (Gambar)
Mekanisme Aksi:
Penghambatan Sintesis Peptidoglikan
§ Antibiotik β-laktam menghambat langkah terakhir dalam proses
sintesis peptidoglikan,
§ Caranya: dengan mengasilasi transpeptidase melalui pemutusan
ikatan –CO–N– dari cincin β-laktam.
§ Target aksi antibiotik β-lactam: Peniciline binding Protein [PBP].
§ Transpeptidase: salah satu enzim yang bertanggung jawab
untuk sintesis peptidoglikan.
§ Kematian bakteri oleh penisilin diduga kuat melibatkan
mekanisme litik dan nonlitik (Bayles, 2000)
§ TP: menghubungkan rantai samping asam amino & GT: menghubungkan subunit polimer glikopeptida.
§ Domain TP dan GT dipisahkan oleh wilayah penghubung. Glikosiltransferase yang diperkirakan
sebagian tertanam dalam membran
Penisilin: G(+) Streptococci
FLucloxacillin: G(+) Streptococci, MSSA; G(-)
E.coli.
Amoksisilin, Cefalexin, Cefuroxime: G(+)
Streptococci; G(-) E.coli
Piperacillin-Tazobactam; Ticarcillin-clavulanate:
G(+) Streptococci, MSSA; G(-) E.coli, Klebsiella,
Proteus, Pseudomonas, ESCA PPM.
Piperacillin-Tazobactam, Ticarcillin- Clavulanate:
Anaerobe
Ceftriaxone: G(+) Streptococci, MSSA; G(-) E.coli.
Ceftazidime: G(-) E.coli, Klebsiella, Proteus,
Pseudomonas, ESCA PPM.
Aztreonam: G(-) E.coli, Klebsiella, Proteus,
Pseudomonas, ESCA PPM.
Karbepenem (Ertapenem, Meropenem): G(+)
Streptococci, MSSA; G(-) E.coli, Klebsiella,
Proteus, Pseudomonas, ESCA PPM; Anaerobe
Mekanisme Resistensi

PENICILLINS
CEPHALOSPORINS
Mekanisme Resistensi
1) Produksi β-laktamase
[enzim penon-aktif antibiotik β-lactam]
2) Perubahan target pengikatan obat [Gembok]
[enzim bakteri yang ditargetkan
[PBP → Transpeptidase] oleh antibiotik β-lactam
3) Penurunan jumlah antibiotik yg masuk ke sel bakteri
[Pompa efluks aktif & mekanisme lain]
[1] Enzim Pengdegradasi Antibiotik [β-laktamase]
§ Bakteri juga dapat menonaktifkan antibiotik β-laktam secara enzimatik
melalui aksi β-laktamase (Gambar).
§ β-laktamase dibagi 4 kelas, A, B, C dan D (Jacoby & Munoz-Price, 2005).
§ Spesifisitas substratnya bisa relatif sempit atau luas pada hampir semua
β-laktam.
§ Secara umum, bakteri Gram+ memproduksi dan mengeluarkan
sejumlah besar β-laktamase (lihat Gambar). Sebagian besar enzim ini
adalah enzim penisilinase.
§ Informasi untuk staphylococcal penisilinase dikodekan dalam plasmid;
& dapat ditransfer oleh bakteriofag ke bakteri lain dan diinduksi oleh
substrat.
[1] Enzim Pengdegradasi Antibiotik [β-laktamase]
§ β-laktamase ditemukan dalam jumlah yang relatif kecil pada bakteri
Gram(-), tetapi terletak di ruang periplasma antara membran sel dalam &
luar (lihat Gambar 57-2A) untuk perlindungan maksimal mikroba.
§ β-laktamase bakteri gram(-) dikodekan oleh kromosom atau plasmid &
mungkin konstitutif atau diinduksi. Plasmid dapat ditransfer antar bakteri
melalui konjugasi.
§ Perhatian khusus: β-laktamase yang mampu menghidrolisis
Carbapenem, Penisilin & Sefalosporin;
§ organisme yang memiliki β-laktamase (bersama dengan mekanisme
resistensi lainnya) mungkin resisten terhadap semua atau hampir semua
antibakteri dalam penggunaan klinis (Queenan dan Bush, 2007)
[2] Perubahan Target Obat [PBP → Transpeptidase]
Bakteri dapat resisten terhadap antibiotik β-laktam melalui berbagai mekanisme.
§ Strain sensitif dapat memperoleh resistensi dengan mutasi DNA yang
menurunkan afinitas [kekuatan untuk terikat] antibiotik →PBP [target].
ü Karena antibiotik β-laktam menghambat banyak PBP yang berbeda dalam satu
bakteri, afinitas terhadap antibiotik β-laktam dari beberapa PBP menurun agar
organisme menjadi resisten (Spratt, 1994).
ü PBP yang berubah dengan penurunan afinitas terhadap antibiotik β-laktam
diperoleh melalui rekombinasi homolog antara gen PBP dari spesies bakteri yang
berbeda (Zapun et al., 2008).
ü 4 dari 5 PBP ber-BM tinggi dari isolat Streptococcus pneumoniae yang paling
resisten terhadap penisilin, mengalami penurunan afinitas terhadap antibiotik
β-laktam sebagai akibat dari peristiwa rekombinasi homologus antarspesies.
[2] Perubahan Target Obat [PBP → Transpeptidase]
§ Sebaliknya, isolat dengan resistensi tingkat tinggi terhadap
sefalosporin generasi ke-3 mengandung perubahan hanya 2 dari 5
PBP ber-BM tinggi
§ karena PBP lain secara inheren juga memiliki afinitas rendah
terhadap sefalosporin generasi ke-3 .
§ MRSA resisten melalui perolehan PBP ber-BM tinggi , ditambah
(melalui transposon) dengan afinitas yang sangat rendah untuk
semua antibiotik β-laktam;
§ mekanisme ini juga bertanggung jawab atas resistensi methicillin
pada stafilokokus [MRSA] koagulase-negatif.
[3] Penurunan jumlah antibiotik yang masuk
ke sel bakteri
§ Resistensi bakteri terhadap antibiotik β-laktam juga dihasilkan dari
ketidakmampuan obat menembus ke tempat kerjanya
(Fernández dan Hancock, 2012).
§ Pada bakteri Gram(+), polimer peptidoglikan sangat dekat
dengan permukaan sel dan molekul antibiotik β-laktam kecil
dapat dengan mudah menembus ke lapisan luar membran
sitoplasma dan PBP, sedangkan
§ Pada bakteri Gram(-), bagian dalam membrannya ditutupi oleh
membran luar berupa lipopolisakarida [LPS] dan kapsul.
[3] Penurunan jumlah antibiotik yang masuk ke sel bakteri
→ [Porin & Pompa efluks]
§ Membran luar berfungsi sebagai penghalang yang tidak dapat ditembus
oleh beberapa obat antibiotik.
§ [1] Pembentukan porin: beberapa antibiotik hidrofilik kecil, dapat
berdifusi melalui saluran di membran luar yang dibentuk oleh protein
yang disebut porin
ü Jumlah dan ukuran pori-pori di membran luar bervariasi di antara
bakteri Gram(-) yang berbeda, sehingga memberikan akses yang berbeda
bagi antibiotik ke tempat kerjanya.
§ [2] Pompa efluks aktif berfungsi sebagai mekanisme resistensi lain
[mengeluarkan antibiotik dari tempat kerjanya sebelum antibiotic dapat
beraksi] (Nikaido, 1998)
Gambar Pompa Efluks antibiotik
dari bakteri Gram(-)
§ Pompa efluks multidrug
melintasi membran dalam dan
luar bakteri Gram(-).
§ Pompa terdiri dari minimal 3
protein dan diberi energi oleh
gaya gerak proton.
§ Peningkatan ekspresi pompa
ini merupakan penyebab
penting resistensi antibiotik.
§ (Dicetak ulang dengan izin dari Oxford University Press. Nikaido H. Resistensi antibiotik yang disebabkan oleh
pompa penghabisan multidrug gram negatif. Clin Infect Dis, 1998, 27(suppl 1): S32–S41. © 1998 oleh
Infectious Diseases Society of America. Semua hak dilindungi undang-undang.)
[3] Penurunan jumlah antibiotik yg masuk ke sel bakteri
→ Biofilm
§ Lingkungan sekitar juga dapat berkontribusi terhadap resistensi
antibiotik betalaktam.
§ Mikroorganisme yang menempel pada alat prostetik implan (kateter,
sendi buatan, katup jantung prostetik) menghasilkan biofilm.
§ Bakteri dalam biofilm menghasilkan polisakarida ekstraseluler →
penurunan tingkat pertumbuhan, & kurang sensitif terhadap terapi
antibiotik (Don lan, 2001).
§ Antibiotik β-laktam paling aktif melawan bakteri pada fase pertumbuhan
logaritmik dan memiliki sedikit efek pada mikroorganisme pada fase diam.
§ Bakteri yang bertahan hidup [resisten] di dalam sel inang terlindungi dari
aksi antibiotik β–lactam
1

THE PENICILLINS
HISTORY
§ Sejarah penelitian brilian → penemuan & pengembangan penisilin
dicatat dengan FENOMENAL (Lax, 2004).
§ Tahun 1928, saat mempelajari varian Staphylococcus di
laboratorium Rumah Sakit St. Mary di London, Alexander
Fleming mengamati bahwa jamur yang mencemari salah satu
biakannya menyebabkan bakteri di sekitarnya mengalami lisis.
§ Kaldu dimana jamur itu tumbuh sangat menghambat banyak
mikroorganisme.
§ Karena jamur tersebut termasuk dalam genus Penicillium, maka
Fleming menamai zat antibakteri tersebut penisilin.
HISTORY
§ Satu dekade kemudian, penisilin dikembangkan sebagai agen terapeutik
sistemik oleh kelompok peneliti di Universitas Oxford yang dipimpin
Florey, Chain, dan Abraham.
§ Mei 1940, sediaan mentah ditemukan berefek terapeutik yang dramatis
bila diberikan parenteral pada tikus yg terinfeksi streptokokus.
§ Penisilin yg cukup banyak dikumpulkan tahun 1941 →dilakukan uji coba
terapeutik pada beberapa pasien yang sakit parah [terinfeksi stafilokokus
& streptokokus] yang gagal terhadap semua terapi lainnya.
§ Pada tahap ini, penisilin amorf mentah [kemurnian hanya ±10%], &
dibutuhkan hampir 100 L kaldu tempat jamur ditumbuhkan untuk
mendapatkan cukup antibiotik dalam merawat satu pasien selama 24 jam.
HISTORY
§ Panci khusus digunakan oleh kelompok Oxford untuk
menumbuhkan kultur Penicillium notatum.
§ 1 Kasus sampel dilaporkan [Oxford; 1941]: seorang polisi
yang menderita infeksi staphylococcal & streptococcal
campuran yang parah; diobati dengan penisilin, ditambah
beberapa sampel urin pasien lain: dimurnikan dengan
Oxford Police Force
§ Hasilnya sembuh: Penisilin diklaim zat luar biasa
HISTORY
§ Program penelitian besar segera dimulai di AS.
§ Ada 122 juta unit penisilin tersedia selama tahun 1942, dan uji
klinis pertama dilakukan di Universitas Yale dan Mayo Clinic,
dengan hasil yang dramatis.
§ Pada musim semi 1943, ada 200 pasien yang telah diobati dengan
obat tersebut.
§ Hasilnya sangat luar biasa sehingga ahli bedah jenderal Angkatan
Darat AS mengizinkan uji coba antibiotik di rumah sakit militer.
§ Segera setelah itu, penicilin digunakan di seluruh layanan medis
Angkatan Bersenjata AS.
HISTORY
§ Prosedur fermentasi biosintesis penisilin menandai kemajuan
penting dalam produksi antibiotik skala besar.
§ Dari total produksi beberapa ratus juta unit perbulan pada saat
awal, jumlah yang diproduksi meningkat menjadi lebih dari 200
triliun unit (hampir 150 ton) pada tahun 1950.
§ Penisilin pertama yang dapat dipasarkan berharga beberapa dolar
per 100.000 unit; yang sekarang, dosis yang sama hanya dihargai
beberapa sen.
§ Meskipun resistensi mikroba banyak terjadi, penisilin saat ini masih
merupakan obat pilihan untuk sejumlah besar penyakit menular.
§ Penisilin terdiri dari cincin
tiazolidin (A) yang terhubung ke
cincin β-laktam (B) yang diikat
dengan rantai samping (R).
§ Inti penisilin adalah struktur
utama untuk aktivitas biologis.
§ Rantai samping dapat ditambah
atau disubstitusi sehingga dapat
[1] mengubah kerentanan senyawa
untuk menonaktifkan enzim
(β-laktamase)
[2] mengubah aktivitas antibakteri
[3] mengubah sifat farmakologis
I. Penicillin [Penisilin] & derivatnya
1. Penisilin Alami: 3. Aminopenicillin :
§ Ampisilin [Ampicillin];
§ Penisilin G
§ Amoksisilin [Amoxicillin]
§ Penisilin V
4. Penisilin Antipseudomonal:
2. Penisilin resisten a. Karboksipenisilin:
[tahan] penisilinase: § Ticarcillin [Tikarsilin]
§ Carbenicillin [Karbenisilin]
§ Nafcillin [Nafsilin]
b. Ureidopenisilin:
§ Oxacillin [Oksasilin]
§ Piperacillin [Piperasilin]
Klasifikasi Penisilin dan Ringkasan Sifat Farmakologisnya
1. Penisilin G & Penisilin V: sangat aktif di kokus Gram(+) tapi mudah
dihidrolisis oleh enzim penonaktif Antibiotik ~penisilinase → tidak
efektif membunuh S. aureus)
2. Penisilin-tahan Penisilinase: (metisilin, kloksasilin, flukloksasilin
(ditarik di AS), Nafsilin, Oksasilin, & Dikloksasilin (kurang kuat
dibanding Penisilin-G); Pilihan untuk infeksi MRSA (S. aureus resisten
~penghasil penisilinase), & MSSE [S. epidermidis sensitif methicillin]
3. Penisilin Antipseudomonal: (aktif pada Pseudomonas, Enterobacter, Proteus
spp.; Azlocillin, Carbenicillin, Mezlocillin, Ticarcillin,
Ticarcillin+Clavulanate (semua ditarik di AS), Carbenicillin Indanyl
sodium). Piperacillin & Piperacillin+Tazobactam yang sangat baik
terhadap Pseudomonas, E. coli, Klebsiella, dan Gram(-) lainnya.
2
Fase Farmakokinetik (ADME)
• Absorpsi (Usus halus)
• Distribusi (Luas)
• Metabolisme (Hati)
• Ekskresi (Ginjal) ~ masih
aktif di urin ~ ISK)
Sifat Umum Penisilin [ADME]
§ Setelah Absorpsi dosis oral, didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh.
§ Konsentrasi terapi penisilin dicapai dengan mudah di jaringan dan dalam sekresi
seperti cairan sendi, cairan pleura, cairan perikar dial, dan empedu.
§ Penisilin tidak menembus sel fagosit hidup sampai batas yang signifikan, dan hanya
konsentrasi rendah obat ini ditemukan dalam sekresi prostat, jaringan otak, dan
cairan intraokular.
§ Konsentrasi penisilin dalam cairan serebrospinal bervariasi tetapi kurang dari 1%
dalam plasma ketika meningen normal; ketika ada peradangan, konsentrasi di CSF
dapat meningkat sebanyak 5% dari nilai plasma.
§ Penisilin dieliminasi dengan cepat melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus
ginjal, sehingga waktu paruhnya dalam tubuh pendek, biasanya 30-90 menit.
Akibatnya, konsentrasi obat ini dalam urin tinggi
Penisilin Alami
§ Penisilin-G (po & im)
§ Penisilin-V (po)
1.1 Aktivitas Antimikroba
§ Spektrum antimikroba Penisilin-G (benzilpenisilin) & Penisilin-V
(turunan fenoksimetil) sama untuk Gram(+) aerobik.
§ Namun, Penisilin-G [5-10x lebih aktif] daripada Penisilin-V
terhadap Neisseria spp. dan anaerob tertentu.
§ Kebanyakan streptokokus sangat sensitif.
§ Namun, Streptokokus viridans dan S. pneumoniae yang resisten
terhadap penisilin menjadi lebih meningkat (Carratalá et al.,
1995). Pneumokokus yang resistan terhadap penisilin terutama
sering terjadi pada populasi anak-anak dan sering juga resisten
terhadap obat kumur sefalosporin generasi ke3.
Aktivitas Antimikroba
§ Paling aktif terhadap Treponema pallidum [penyebab
penyakit kelamin Spilis].
§ Aktif→ bakteri anaerob termasuk Clostridium spp., kecuali
Bacteroides fragilis; Actinomyces israelii, Streptobacillus moniliformis,
Pasteurella multocida, & L. monocytogenes, Leptospira, Borrelia burgdorferi
§ Resisten → S. aureus, S. epidermidis, & Gonokokus kecuali →
Meningokokus tetap cukup sensitif terhadap Penisilin-G].

§ Penisilin tidak efektif melawan Amoeba, Plasmodia,


Rickettsiae, Fungi, Virus
1.2 ADME
§ Penisilin-G & Penisilin-V [bentuk Oral]
Absorpsi
§ Keutamaan penisilin V dibandingkan dengan penisilin G: lebih
stabil dalam media asam sehingga lebih baik diserap dari saluran
GI, menghasilkan konsentrasi plasma 2-5x dibanding penisilin G
[Jadi, penisilin V umumnya lebih disukai untuk pemberian oral].
§ Absorpsi cepat, dan Cpmax dicapai dalam 30-60 menit.
§ Makanan dapat mengganggu penyerapan enterik semua penisilin →
sehingga penisilin oral umumnya harus diberikan setidaknya 30
menit sebelum makan atau 2 jam setelahnya [perut kosong]
1.2 ADME
Penisilin G [parenteral i.m]
§ Setelah injeksi i.m, Cpmax dicapai dalam waktu 15–30 menit, menurun dengan cepat
setelahnya (t 1/2 ~ 30 menit).
§ Sediaan penisilin G (penisilin-G benzatin, penisilin-G prokain) meningkatkan durasi
efeknya.
§ Senyawa yang saat ini disukai → penisilin-G benzatin, yang melepaskan penisilin G
secara perlahan dari area dimana disuntikkan dan menghasilkan konsentrasi yang relatif
rendah tetapi persisten dalam darah.
§ Durasi rata-rata aktivitas antimikroba yang dapat dibuktikan dalam plasma →±26 hari,
diberikan sebulan sekali untuk profilaksis demam rematik dan dapat diberikan dalam
satu suntikan untuk mengobati faringitis streptokokus.
§ Penisilin-G prokain memiliki t 1/2 yang lebih lama dibandingkan dengan penisilin G,
tetapi lebih pendek dari formulasi Penisilin-G benzatin [biasanya dosis sekali sehari]
§ Formulasi depot tidak boleh diberikan secara i.v karena toksisitas yang serius.
1.2 ADME
Distribusi
§ Penisilin-G didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh, tetapi
konsentrasi dalam berbagai cairan dan jaringan sangat berbeda.
§ Volume distribusi sekitar 0,35 L/kg.
§ Sekitar 60% Penisilin-G dalam plasma terikat secara reversibel
dengan albumin.
§ Jumlah yang signifikan muncul di hati, empedu, ginjal, air mani,
cairan sendi, getah bening, dan usus.
§ Probenesid secara nyata menurunkan sekresi penisilin dan juga
menghasilkan penurunan yang signifikan dalam volume distribusi
[Vd] penisilin [memperpanjang aksi penisilin]
1.2 ADME
Distribusi: Penetrasi Ke Cairan Serebrospinal.
§ Penisilin tidak mudah masuk ke CSF tetapi menembus lebih mudah ketika
meninges meradang.
§ Konsentrasi biasanya dalam kisaran 5% dari nilai dalam plasma dan secara
terapeutik efektif melawan mikroorganisme yang rentan.
§ Penisilin dan asam organik lainnya disekresikan dengan cepat dari CSF ke
dalam aliran darah melalui proses transpor aktif.
§ Probenesid secara kompetitif menghambat transpor ini dan dengan demikian
meningkatkan konsentrasi penisilin dalam CSF.
§ Pada uremia, asam organik lainnya menumpuk di CSF dan bersaing dengan
penisilin untuk sekresi; obat kadang-kadang mencapai konsentrasi toksik di
otak dan dapat menyebabkan kejang
1.2 ADME
Ekskresi
§ Sekitar 60% -90% dari dosis i.m Penisilin-G dalam larutan berair
dieliminasi dalam urin, sebagian besar dalam 1 jam pertama setelah injeksi.
§ Sisanya dimetabolisme menjadi asam penisilinoat [bentuk inaktif]
§ T½ untuk eliminasi Penisilin-G [± 30 menit pada orang dewasa normal].
§ ±10% obat dieliminasi melalui filtrasi glomerulus ginjal dan 90% oleh sekresi
tubulus.
§ Klirens ginjal mendekati total aliran plasma ginjal.
§ Nilai klirens jauh lebih rendah pada neonatus dan bayi; akibatnya, penisilin
bertahan dalam darah beberapa kali lebih lama pada bayi prematur
dibandingkan pada anak-anak dan orang dewasa.
1.2 ADME
Ekskresi
§ Dosis t½ antibiotik pada anak-anak → di bawah usia 1 minggu [3 jam]; pada
usia 14 hari → [1,4 jam].
§ Setelah fungsi ginjal sepenuhnya terbentuk pada anak-anak, laju ekskresi ginjal
Penisilin-G jauh lebih cepat daripada pada orang dewasa.
§ Anuria [tidak berkemih] meningkatkan t½ Penisilin-G [dari 0,5 jam menjadi
10 jam].
§ Ketika fungsi ginjal terganggu, 7% -10% dari antibiotik dapat dinonaktifkan
setiap jam oleh hati.
§ Dosis obat harus disesuaikan kembali selama dialisis dan periode pemulihan
progresif fungsi ginjal.
§ Jika ada insufisiensi hati, t½ akan diperpanjang lebih lama
Penggunaan terapeutik
§ Pneumokokus [Pneumonia, Meningitis]
§ Streptokokus [Faringitis, Syok, Pneumonia,
Arthritis, Meningitis, Endocarditis]
§ Enterococci [Endocarditis]+ Aminoglikosida
§ Sifilis [Penyakit Kelamin]
§ Lain [Anaerob (Clostridum), MRSA, MSSE,
Aktinomikosis, Antraks, Difteri. Lyme]
1.3 Penggunaan Terapi → [1] Pneumokokus
§ Penisilin G tetap menjadi Agen pilihan untuk infeksi yang disebabkan oleh strain
sensitif S. pneumoniae, tetapi resistensi terus meningkat.
Pneumonia Pneumokokus
§ Untuk terapi parenteral dari isolat pneumokokus yang sensitif, penisilin G lebih disukai.
Terapi harus dilanjutkan setidaknya selama 5 hari, termasuk setidaknya 2-3 hari setelah
suhu pasien kembali normal
Meningitis Pneumokokus
§ Meningitis pneumokokus harus diobati dengan kombinasi vankomisin dan sefalosporin
generasi ketiga sampai dipastikan bahwa pneumokokus yang menginfeksi peka terhadap
penisilin.
§ Deksametason yang diberikan sebelum atau bersamaan dengan antibiotik dikaitkan dengan
hasil yang lebih baik (de Gans et al., 2002).
§ Terapi yang direkomendasikan adalah 24 juta unit penisilin G setiap hari dengan infus
intravena konstan atau dibagi menjadi bolus selama 10-14 hari
1.3 Penggunaan Terapi → [2] Infeksi Streptokokus
Infeksi Streptokokus β-hemolitik
§ Faringitis streptokokus (termasuk demam berdarah): penyakit paling umum yang disebabkan
oleh Streptococcus pyogenes (streptokokus -hemolitik grup A).
§ Isolat resisten penisilin belum diamati.
§ Terapi oral yang lebih disukai → Penisilin-V [500mg 2xsehari selama 10 hari].
§ Terapi penisilin pada faringitis streptokokus mengurangi risiko demam rematik akut berikutnya;
namun, bukti saat ini menunjukkan bahwa kejadian glomerulonefritis yang mengikuti infeksi
streptokokus tidak berkurang secara signifikan dengan pengobatan dengan penisilin (Shulman
et al., 2012)
Syok Toksik Streptococcal β-Hemolitik & Fasciitis Nekrotikans
§ Syok toksik streptokokus β-hemolitik dan fasciitis nekrotikans adalah infeksi yang
mengancam jiwa terkait dengan produksi toksin.
§ Pengobatan yang dianjurkan adalah dengan Penisilin+Klindamisin (untuk menurunkan
produksi toksin) (Brown, 2004)
1.3 Penggunaan Terapi → [2] Infeksi Streptokokus
β -Hemolitik Streptococcal [Pneumonia, Arthritis, Meningitis, Endocarditis]
§ Kondisi tidak biasa dari pneumonia, artritis, meningitis, endokarditis [disebabkan streptokokus β-hemolitik]
harus diobati dengan Penisilin-G jika disebabkan oleh S. pyogenes; dosis harian 12-24 juta unit
diberikan secara i.v selama 2-4 minggu (4 minggu untuk endokarditis).
Infeksi Streptococci dan Enterococci Lain.
§ Kelompok streptokokus viridans; penyebab paling umum endokarditis [infeksi katup asli]. mikroorganisme
β-hemolitik non-groupable yang semakin resisten terhadap penisilin G.
§ Penting terlebih dulu menentukan sensitivitas mikroba terhadap penisilin G pada pasien dengan
endokarditis.
§ Pasien dengan endokarditis katup asli streptokokus grup viridans sensitif penisilin dapat berhasil diobati
dengan dosis harian 12-20 juta unit Penisilin-G i.v selama 4 minggu atau 2 minggu jika dikombinasi dengan
Gentamisin.
§ Terapi yang direkomendasikan → endokarditis enterokokus yang sensitif terhadap
Penisilin+Aminoglikosida [24 juta unit Penisilin-G atau 12 g Ampisilin setiap hari secara i.v dalam
kombinasi dengan Gentamisin dosis rendah].
§ Terapi biasanya harus dilanjutkan selama 6 minggu.
1.3 Penggunaan Terapi → [3] Peny. Menular Seksual
Sifilis [penyakit kelamin]
§ Terapi sifilis dengan Penisilin-G sangat efektif. Sifilis primer, sekunder, dan laten dengan durasi
kurang dari 1 tahun dapat diobati dengan 1-3 dosis im mingguan 2,4 juta unit Penisilin-G
Benzatin.
§ Pasien dengan neurosifilis atau sifilis kardiovaskular biasanya menerima terapi intensif dengan
18-24 juta unit Penisilin-G setiap hari selama 10-14 hari.
§ Tidak ada alternatif yang terbukti untuk mengobati sifilis pada wanita hamil, sehingga
individu yang Alergi penisilin harus didesensitisasi secara akut untuk mencegah anafilaksis.
§ Kebanyakan pasien dengan sifilis sekunder mengembangkan reaksi Jarisch-Herxheimer,
termasuk menggigil, demam, sakit kepala, mialgia, dan artralgia yang terjadi beberapa jam setelah
dosis pertama penisilin.
§ Reaksi ini diduga karena pelepasan antigen spirochetal dengan reaksi host berikutnya terhadap
produk.
§ Antipiretik memberikan bantuan gejala, dan terapi dengan penisilin tidak boleh dihentikan
1.3 Penggunaan Terapi → [4] lain-lain
Infeksi Anaerob
§ Infeksi paru & periodontal biasanya merespon dengan baik Penisilin-G;
§ Klindamisin lebih efektif daripada penisilin untuk terapi abses paru (Levison et al., 1983).
§ Infeksi ringan-sedang dapat diobati Penisilin-G/Penisilin-V [250 mg p.o. 4xsehari].
§ Infeksi yang lebih parah harus diobati dengan 12-24 juta unit penisilin G secara i.v.
Infeksi Stafilokokus
§ Sebagian besar infeksi stafilokokus disebabkan mikroorganisme yang memproduksi penisilinase
[MRSA]; lebih lanjut, setengah atau lebih isolat S. aureus dan S. epidermidis resisten terhadap β-
lactam [MRSE] melalui produksi PBP yang berubah.
§ Jadi, Penisilin G sekarang memiliki kegunaan yang terbatas dalam pengobatan infeksi stafilokokus
Infeksi Aktinomikosis
§ Penisilin-G: agen pilihan untuk pengobatan semua bentuk aktinomikosis (18-24 juta unit
Penisilin-G iv per hari selama 6 minggu). Drainase bedah atau eksisi lesi mungkin diperlukan
sebelum penyembuhan tercapai
1.3 Penggunaan Terapi → [4] lain-lain
Infeksi Meningokokus
§ Penisilin G tetap menjadi obat pilihan untuk penyakit meningokokus.
§ Pasien harus diobati dengan penicillin dosis tinggi yang diberikan secara i.v
§ Terjadinya strain resisten penisilin harus dipertimbangkan pada pasien yang lambat
merespon pengobatan.
§ Penisilin G tidak menghilangkan status pembawa meningokokus, sehingga pemberiannya
tidak efektif sebagai tindakan profilaksis
Infeksi Gonokokus
§ Gonococci secara bertahap menjadi lebih resisten terhadap penisilin G, dan penisilin tidak
lagi menjadi terapi pilihan
Antraks
§ Strain Bacillus anthracis yang resisten terhadap penisilin telah ditemukan dari infeksi manusia.
Ketika penisilin G digunakan untuk infeksi serius karena strain yang rentan, dosisnya harus
24 juta unit per hari
1.3 Penggunaan Terapi → [4] lain-lain
Demam Gigitan Tikus
§ 2 mikroorganisme yang bertanggung jawab atas infeksi ini [Spirillum minus di Timur Jauh &
Streptobacillus moniliformis di AS dan Eropa] → sensitif terhadap Penisilin-G [obat
pilihan].
§ Karena kebanyakan kasus karena Streptobacillus diperparah oleh bakteremia
§ dalam banyak kasus oleh infeksi metastatic terutama sinovia & endokardium, dosis tinggi
yang diberikan secara parenteral selama 3-4 minggu sering direkomendasikan.
Infeksi Listeria.
§ Ampisilin atau Penisilin-G [+gentamisin] untuk pasien imunosupresi dengan meningitis
[obat pilihan dalam pengelolaan infeksi karena L. monocytogenes].
§ Dosis Penisilin-G yang direkomendasikan [18-24jt U parenteral/hari selama minimal 2
minggu].
§ Untuk endokarditis, dosisnya sama, tetapi durasi pengobatan tidak boleh kurang dari 4
minggu.
1.3 Penggunaan Terapi → [4] lain-lain
Penyakit Lyme
§ Penisilin-G iv dosis 18-24jt U perhari selama 14 hari merupakan alternatif [obat
utama sefalosporin generasi ke-3] dalam pengobatan penyakit Lyme yang parah
Erisipeloid
§ Agen penyebab erysipeloid, Erysipelothrix rhusiopathiae, sensitif terhadap penisilin.
Infeksi merespon dengan baik untuk suntikan tunggal 1,2 juta unit Penisilin-G Benzatin.
Ketika endokarditis hadir, Penisilin-G, 12-20 juta unit per hari, selama 4-6 minggu
diperlukan.
Pasteurella multocida.
§ Pasteurella multocida adalah penyebab infeksi luka setelah gigitan kucing / anjing.
Hal ini rentan terhadap Penisilin-G dan Ampisilin tetapi resisten terhadap Penisilin
resisten penisilinase dan sefalosporin generasi pertama. Ketika infeksi menyebabkan
meningitis, sefalosporin generasi ketiga lebih disukai.
1.3 Penggunaan Terapi → [5] Penggunaan Profilaksis
Infeksi Streptokokus
§ Pemberian penisilin utk infeksi S. pyogenes pharyngitis belum terbukti efektif.
§ Indikasi untuk jenis profilaksis ini termasuk wabah penyakit streptokokus pada
populasi tertutup (misalnya, sekolah asrama atau pangkalan militer)
Kekambuhan Demam Rematik
§ 200.000 U p.o. Penisilin-G/Penisilin-V setiap 12 jam menurunkan insiden
kekambuhan demam rematik pada individu yang rentan.
§ Injeksi 1,2 jt unit i.m Penisilin-G benzatin sebulan sekali juga memberikan hasil
yang sangat baik.
§ Profilaksis harus dilanjutkan sepanjang tahun atau seumur hidup karena kasus
demam rematik sering akut, tetapi perlunya profilaksis seumur hidup belum
ditetapkan
2. Penisilin Tahan Penisilinase
[Penicillinase-Resistant Penicillin]
1. Oksasilin, Kloksasilin, & Dikloksasilin
[Golongan Penisilin Isoksazolil]
2. Nafcillin [Penisilin semi sintetik]
Spektrum Penisilin Tahan Penisilinase
[Penicillinase-Resistant Penicillin]
§ Penisilin yang tahan terhadap hidrolisis penisilinase yang
dihasilkan stafilokokus.
§ MRSA & MRSE: bakteri yang resistensi terhadap semua penisilin
& sefalosporin resisten penisilinase [kecuali ceftaroline &
ceftobiprole→anti-MRSA]
§ Obat terkuat MRSA: Vankomisin, Daptomycin, Klindamisin,
atau Linezolid biasanya digunakan utk infeksi karena organisme
dengan mekanisme resistensi ini.
2.1 Spektrum Penisilin Tahan Penisilinase [Penicillinase-Resistant Penicillin]
§ Penisilin resisten-penisilinase:
Penisilin yang tahan terhadap hidrolisis penisilinase yang dihasilkan stafilokokus.
§ Penggunaannya dibatasi pada pengobatan infeksi yang diketahui/diduga
disebabkan stafilokokus penghasil enzim pendegradasi obat. Hal ini disebabkan
obat ini kurang aktif dibandingkan Penisilin-G pada mikroorganisme sensitif
penisilin lainnya.
§ Namun, peningkatan jumlah isolat S. aureus (±50% di sebagian besar rumah sakit)
dan S. epidermidis (>75%) yang dapat mengekspresikan PBP-afinitas rendah,
[fenotipe MRSA atau MRSE].
§ MRSA & MRSE: bakteri yang resistensi terhadap semua penisilin & sefalosporin
resisten penisilinase [kecuali ceftaroline & ceftobiprole→anti-MRSA]
§ Obat terkuat MRSA: Vankomisin, Daptomycin, Klindamisin, atau Linezolid
biasanya digunakan utk infeksi karena organisme dengan mekanisme resistensi ini.
2.1 Spektum antibakteri → [1] Penisilin Isoksazolil
§ Penisilin semisintetik yang sangat tahan [resisten] terhadap degradasi
penisilinase.
§ Obat ini bukan pengganti Penisilin-G dalam pengobatan dan tidak
aktif melawan Enterococci atau Listeria.
§ Pemberian oral bukan merupakan pengganti rute parenteral dalam
pengobatan infeksi stafilokokus yang serius.
§ Contoh obat:
ü Oksasilin,
ü Kloksasilin
ü Dikloksasilin
2.2 Sifat Farmakologis → [1] Penisilin Isoksazolil
Penghambat kuat stafilokokus penghasil penisilinase.
§ Dikloksasilin: paling aktif untuk S. aureus [konsentrasi 0,05-0,8 g/mL].
§ Obat ini, secara umum, kurang efektif terhadap mikroorganisme yang sensitif terhadap
Penisilin G, dan tidak berguna terhadap bakteri Gram(-).
§ Absorpsinya cepat tetapi tidak lengkap (30% -80%) dari saluran GI; absorpsi
meningkat bila diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan [perut kosong].
§ Cpmax dicapai dalam 1 jam.
§ Semua obat dalam golongan ini sebagian besar terikat pada albumin plasma (~90%-
95%); tidak ada yang dikeluarkan dari sirkulasi ke tingkat yang signifikan dengan
hemodialisis.
§ diekskresikan oleh ginjal; degradasi di hati & eliminasi dalam empedu.
§ t½ untuk semua: antara 30 dan 60 menit.
§ Tidak ada penyesuaian dosis yang diperlukan untuk pasien gagal ginjal
2.1 Spektrum Penisilin semisintetik →[2] Nafcillin
§ Sangat tahan [resisten] terhadap penisilinase; telah terbukti efektif melawan infeksi
S. aureus yang memproduksi penisilinase
Sifat Farmakologis
§ Nafcillin sedikit lebih aktif dibanding oxacillin terhadap penisilin G-resistant S.
aureus (kebanyakan strain dihambat pada konsentrasi 0,06-2 g/mL).
§ Meskipun penisilin yang resisten penisilinase paling aktif melawan mikroorganisme
lain, obat ini tidak sekuat penisilin G.
§ Cpmax Nafcillin : ±8 g/mL pada 60 menit setelah dosis 1-g i.m, ±90% terikat pada
protein plasma.
§ Cpmax nafcillin dalam empedu jauh di atas yang ditemukan dalam plasma.
§ tidak diperlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan disfungsi ginjal.
§ Konsentrasi obat dalam CSF tampaknya cukup untuk terapi meningitis stafilokokus
3. Aminopenisilin
[Penisilin Spektrum Luas]
[Gram (+) & Gram (-)]
§ Ampisilin
§ Amoksisilin
3.1 Spektrum Aminopenisilin [Ampisilin & Amoksisilin]
§ Aminopenisilin memperluas spektrum aktivitas
Penisilin-G sehingga memungkinkan melawan
organisme Gram(-);
§ dapat dihancurkan oleh β-laktamase yang
dihasilkan bakteri Gram(+) dan Gram(-);
§ Untuk mengembalikan kekuatan/ aktivitasnya
dilakukan koformulasi berupa kombinasi dengan
inhibitor β-laktamase
3.1 Spektrum Aminopenisilin [Ampisilin & Amoksisilin]
Aktivitas antimikroba
§ Bakterisida terhadap bakteri Gram(+) & Gram(-) yang masih sensitif.
§ Meningokokus dan L. monocytogenes sensitif terhadap kelas obat ini.
§ Banyak isolat pneumokokus memiliki tingkat resistensi yang bervariasi terhadap Ampisilin, &
galur resisten terhadap penisilin harus dianggap resisten terhadap Ampisilin/Amoksisilin.
§ Haemophilus influenzae & Streptokokus viridans menunjukkan berbagai tingkat resistensi.
§ Enterococci ±2x lebih sensitif terhadap Ampisilin dibandingkan dengan Penisilin-G.
§ 30% - 50% E. coli, P. mirabilis, hampir semua spesies Klebsiella [resisten].
§ Galur Shigella, Pseudomonas, Serratia, Acinetobacter, B. fragilis, Proteus positif-indole [resisten]
§ Strain Salmonella yang resisten ditemukan dengan frekuensi yang meningkat.
§ Pemberian bersama inhibitor β-laktamase [klavulanat atau sulbactam] secara nyata
memperluas spektrum aktivitasnya, terutama terhadap H. influenzae, E. coli, Klebsiella, Proteus,
dan B. fragilis
Farmakokinetik
[ADME]
Aminopenisilin:
Ampisilin & Amoksisilin
Ampisilin
§ Asupan makanan sebelum konsumsi Ampisilin mengurangi penyerapan
[Bagus perut kosong].
§ Penyesuaian dosis ampisilin diperlukan dengan adanya disfungsi ginjal.

Amoksisilin
§ Amoksisilin stabil dalam asam, dirancang untuk penggunaan oral, dan diserap
lebih cepat dan lengkap dari saluran GI daripada ampisilin.
§ Makanan tidak mengganggu penyerapan.

Sebagian besar antibiotic ini diekskresikan dalam bentuk aktif di urin, &
penyesuaian dosis diperlukan pada disfungsi ginjal.
§ Probenesid menunda ekskresi obat → memperpanjang aksi obat.
3.1 Spektrum Aminopenisilin [Ampisilin & Amoksisilin]
Aktivitas antimikroba
§ Bakterisida terhadap bakteri Gram(+) & Gram(-) yang masih sensitif.
§ Meningokokus dan L. monocytogenes sensitif terhadap kelas obat ini.
§ Banyak isolat pneumokokus memiliki tingkat resistensi yang bervariasi terhadap Ampisilin, &
galur resisten terhadap penisilin harus dianggap resisten terhadap Ampisilin/Amoksisilin.
§ Haemophilus influenzae & Streptokokus viridans menunjukkan berbagai tingkat resistensi.
§ Enterococci ±2x lebih sensitif terhadap Ampisilin dibandingkan dengan Penisilin-G.
§ 30% - 50% E. coli, P. mirabilis, hampir semua spesies Klebsiella [resisten].
§ Galur Shigella, Pseudomonas, Serratia, Acinetobacter, B. fragilis, Proteus positif-indole [resisten]
§ Strain Salmonella yang resisten ditemukan dengan frekuensi yang meningkat.
§ Pemberian bersama inhibitor β-laktamase [klavulanat atau sulbactam] secara nyata
memperluas spektrum aktivitasnya, terutama terhadap H. influenzae, E. coli, Klebsiella, Proteus,
dan B. fragilis
Indikasi Terapi
Aminopenisilin:
Ampisilin & Amoksisilin
Indikasi Terapi
[1] Infeksi Saluran Pernapasan Atas
[2] Infeksi Saluran Kemih [ISK]
[3] Meningitis
3.3 Indikasi Terapi
[1] Infeksi Saluran Pernapasan Atas
§ Ampisilin & amoksisilin aktif melawan S. pyogenes, S. pneumoniae & H. influenzae.
§ Obat ini merupakan terapi yang efektif → [sinusitis, otitis media, eksaserbasi akut
bronkitis kronis, dan epiglottitis] yang disebabkan oleh strain sensitif organisme ini.
§ Amoksisilin yang paling aktif dari semua antibiotik β-laktam oral melawan S. pneumoniae
yang peka terhadap penisilin & yang tidak peka terhadap penisilin.
§ Berdasarkan peningkatan prevalensi resistensi pneumokokus terhadap penisilin, peningkatan
dosis amoksisilin oral (dari 40-45 hingga 80-90 mg/kg/hari) untuk pengobatan empiris
otitis media akut pada anak direkomendasikan (Lieberthal, 2013).
§ H. influenzae yang resisten terhadap ampisilin merupakan masalah di banyak daerah.
§ Penambahan inhibitor β-laktamase [amoksisilin + klavulanat] atau
[ampisilin+sulbaktam] memperluas spektrumnya ke H. influenzae dan Moraxella yang
memproduksi β-laktamase.
§ Amoksisilin: pengobatan penisilin alternatif untuk untuk faringitis bakteri.
[2] Infeksi Saluran Kemih [ISK]
§ Sebagian besar ISK tanpa komplikasi disebabkan oleh Enterobacteriaceae [umumnya E. coli].
§ Aminopenisilin dapat menjadi agen efektif untuk ISK, tetapi tingginya prevalensi resistensi di
antara E. coli dan Klebsiella membuat penggunaan empiris obat ini untuk ISK terbatasi.
§ ISK enterococcal diobati secara efektif dengan aminopenicillin saja
[3] Meningitis
§ Meningitis bakterial akut pada anak sering disebabkan S. pneumoniae atau Neisseria
meningitidis.
§ ±20% -30% strain S. pneumoniae sekarang resisten terhadap ampisilin→ tidak
diindikasikan untuk pengobatan meningitis dengan agen tunggal empiris.
§ Ampisilin memiliki aktivitas yang sangat baik terhadap L. monocytogenes [penyebab
meningitis] pada orang yang immunocompromised.
§ Kombinasi [ampisilin + vankomisin + sefalosporin generasi ke-3]: rejimen yang
direkomendasikan untuk pengobatan empiris dugaan meningitis bakteri pada pasien
dengan risiko L. monocytogenes
Penisilin Antipseudomonal
1. Karboksipenisilin (X)
§ Karbenisilin & Tikarsilin
2. Ureidopenisilin (√)
§ Mezlocillin &
§ Piperasilin &
§ Piperasilin+ Tazobactam
4. Penisilin Antipseudomonal
§ Karboksipenisilin § Ureidopenisilin
4.1 Aktivitas Antimikroba
§ Karboksipenisilin → karbenisilin & tikarsilin (keduanya dihentikan di A.S.), dan
ureidopenicillins → mezlocillin (dihentikan di A.S.) & piperasilin, aktif
terhadap beberapa isolat Pseudomonas aeruginosa dan Proteus spp. indole-positif
tertentu yang resisten terhadap ampisilin dan sejenisnya.
§ Karboksipenisilin tidak efektif terhadap: S. aureus, Enterococcus faecalis, Klebsiella,
& L. monocytogenes, tetapi piperasilin (terutama bila dikombinasikan dengan
Inhibitor β-laktamase tazobactam) memiliki aktivitas yang berguna melawan
patogen ini dan memiliki aktivitas yang unggul terhadap P. aeruginosa
Sifat Farmakologis
Penisilin Antipseudomonal
Indikasi Terapi →[3] Piperacillin
§ Piperacillin: obat untuk pasien dengan infeksi serius yang disebabkan
bakteri Gram(-), termasuk infeksi Nosokomial.
§ Penisilin ini paling banyak digunakan dalam mengobati bakteremia,
pneumonia, infeksi setelah luka bakar, & ISK karena mikroorganisme
yang resisten terhadap Ampisilin [P. aeruginosa, Proteus yang positif-
indole, dan Enterobacter spp.]
§ Infeksi Pseudomonas umum pada pasien neutropenia, terapi untuk
infeksi bakteri parah ini harus mencakup antibiotik β-laktam (seperti
Piperasilin).
§ Aktivitas Piperacillin+Tazobactam baik juga terhadap E. faecalis & B.
fragilis, juga berguna dalam infeksi campuran intra-abdominal
4.4 Indikasi Terapi →[3] Piperacillin
§ Piperacillin & agen terkait: obat untuk pengobatan pasien dengan infeksi
serius yang disebabkan bakteri gram(-), termasuk infeksi Nosokomial
§ Penisilin ini paling banyak digunakan dalam mengobati bakteremia, pneumonia,
infeksi setelah luka bakar, & ISK karena mikroorganisme yang resisten
terhadap Ampisilin [P. aeruginosa, strain Proteus yang positif-indole, dan
Enterobacter spp.]
§ Karena infeksi Pseudomonas umum terjadi pada pasien neutropenia,
terapi untuk infeksi bakteri parah ini harus mencakup antibiotik β-laktam
seperti Piperasilin dengan aktivitas yang baik terhadap mikroorganisme ini
(Freifeld et al., 2012).
§ Karena aktivitas Piperacillin+Tazobactam yang baik terhadap E. faecalis dan
B. fragilis, obat ini juga berguna dalam infeksi campuran intra-abdominal
4.2 Sifat Farmakologis [1] Karbenisilin-Indanil Natrium
§ Ester indanil dari karbenisilin ini stabil terhadap asam dan cocok untuk pemberian oral.
§ Setelah absorpsi, ester diubah dengan cepat menjadi karbenisilin melalui hidrolisis ikatan
ester.
§ Bagian aktif diekskresikan dengan cepat dalam urin, & mencapai konsentrasi yang efektif.
§ Jadi, jika tersedia, satu-satunya penggunaan obat ini → untuk pengelolaan ISK yang
disebabkan oleh Proteus spp. [P. mirabilis] dan P. aeruginosa

4.2 Sifat Farmakologis [2]Ticarcillin


§ Ticarcillin penisilin semisintetik lebih aktif daripada karbenisilin terhadap P. aeruginosa,
tetapi kurang aktif dibanding piperasilin.
§ Kombinasi ticarcillin + clavulanate memiliki aktivitas melawan organisme aerob dan
anaerob Gram(-) lainnya dan telah digunakan untuk infeksi intra-abdominal dan ISK
§ Di A.S., hanya tersedia tikarsilin saja dan dalam kombinasi dengan klavulanat telah
dihentikan.
Reaksi yang Merugikan
Adverse Reactions
Penisilin & derivatnya
Reaksi hipersensitivitas
§ Sindrom Stevens-Johnson,
§ Anafilaksis,
§ Urtikaria (ruam kulit)
Reaksi hipersensitivitas → Penisilin
§ Reaksi hipersensitivitas paling serius → Angioedema & Anafilaksis.
§ Reaksi anafilaksis [anafilaktoid akut] disebabkan berbagai preparat penisilin
→ bahaya langsung terpenting penggunaannya.
§ Reaksi anafilaktoid dapat terjadi pada semua usia; Insiden ±0,004%-
0,04%; ±0,001% pasien meninggal karena anafilaksis.
§ Anafilaksis paling sering terjadi setelah injeksi penisilin, meskipun juga
telah diamati setelah pemberian oral atau intradermal.
§ Reaksi paling dramatis: tiba-tiba, hipotensi berat & kematian yg cepat.
§ Dalam kasus lain, bronkokonstriksi dengan asma berat; sakit perut, mual,
dan muntah; kelemahan ekstrim; atau diare dan erupsi kulit purpura telah
menjadi ciri episode anafilaksis.
[1] Reaksi hipersensitivitas
§ Efek samping dari penisilin [salah satu penyebab paling umum dari alergi obat] → ruam
makulopapular, ruam urtikaria, demam, bronkospasme, vaskulitis, serum sickness, dermatitis
eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson, & anafilaksis (Romano et al., 2003).
§ Reaksi hipersensitivitas dapat terjadi pada semua bentuk sediaan penisilin.
§ Dapat muncul tanpa adanya paparan obat sebelumnya [mungkin terpapar penisilin tidak
diketahui dari lingkungan: makanan dari hewan ternak atau dari jamur yang memproduksi
penisilin).
§ Meskipun eliminasi antibiotik biasanya cepat dari manifestasi alergi, obat ini dapat bertahan
selama 1-2 minggu atau lebih lama setelah terapi dihentikan.
§ Dalam beberapa kasus, reaksinya ringan dapat hilang ketika penisilin dilanjutkan;
§ Dalam banyak kasus, perlu untuk menghindari penggunaan penisilin karena risiko reaksi parah,
dan pasien harus diperingatkan.
§ Pasien yang menunjukkan hipersensitivitas terhadap penisilin dapat meningkatkan risiko reaksi
hipersensitivitas silang saat menerima β-laktam lain (sefalosporin, karbapenem) & risikonya
tergantung pada reaksi β-laktam tersebut.
[1] Reaksi hipersensitivitas
§ Penisilin & produk pemecahannya bertindak sebagai hapten setelah reaksi kovalen dngan protein.
§ Produk penguraian yang paling banyak: bagian penicilloyl (MDM), yang terbentuk ketika cincin β-
laktam dibuka (lihat Gambar 57–4).
§ Sebagian besar reaksi dimediasi IgE pada MDM, tetapi setidaknya 25% reaksi terjadi terhadap
produk penguraian lainnya.
§ Istilah determinan mayor & minor mengacu pada frekuensi pembentukan antibodi terhadap
hapten ini; obat yang tidak menggambarkan tingkat keparahan reaksi yang mungkin terjadi.
Faktanya, reaksi anafilaksis terhadap penisilin biasanya dimediasi oleh antibodi IgE terhadap
determinan minor.
§ Antibodi antipenisilin dapat dideteksi pada hampir semua pasien yang menerima obat tersebut &
pada banyak pasien yang tidak pernah mengetahui secara langsung telah terpapar.
§ Reaksi alergi langsung diperantarai oleh sensitisasi kulit atau antibodi IgE.
§ Reaksi urtikaria yang dipercepat dan lambat biasanya dimediasi oleh antibodi sensitisasi kulit
spesifik penentu utama.
§ Beberapa reaksi mungkin disebabkan oleh kompleks antigen-antibodi toksik dari antibodi IgM
spesifik penentu utama
[1] Reaksi hipersensitivitas → Penisilin
Ruam kulit [alergi terhadap penisilin]
§ Insiden ruam kulit tampaknya tertinggi setelah penggunaan ampisilin [±9%]; sering pada pasien
mononukleosis menular, tetapi dalam kasus seperti itu, pasien dapat mentolerir pemberian ampisilin
berikutnya tanpa mengalami ruam (Kerns et al., 1973).
§ Penyakit serum dengan intensitas dan tingkat keparahan yang bervariasi, yang dimediasi IgG, jarang
terjadi; tampak setelah pengobatan penisilin dilanjutkan selama 1 minggu atau lebih; mungkin tertunda
sampai 1 atau 2 minggu setelah obat dihentikan dan dapat bertahan selama seminggu atau lebih.
§ Vaskulitis [mungkin berhubungan dengan hipersensitivitas penisilin].
§ Reaksi Coombs sering menjadi positif selama terapi berkepanjangan, tetapi anemia hemolitik jarang
terjadi.
§ Neutropenia reversibel hingga 30% pasien yang diobati 8-12g nafcillin selama >21 hari.
§ Sumsum tulang menunjukkan penghentian pematangan. Eosinofilia kadang-kadang menyertai reaksi
alergi lain terhadap penisilin.
§ Penisilin jarang menyebabkan nefritis interstisial; paling sering methicillin (tidak lagi dipasarkan di AS)
§ Demam mungkin satu-satunya bukti reaksi hipersensitivitas terhadap penisilin. Reaksi demam biasanya
menghilang dalam 24-36 jam setelah pemberian obat dihentikan tetapi dapat bertahan selama berhari-
hari.
Penatalaksanaan Pasien yang
Berpotensi
Alergi
Reaksi hipersensitivitas
Evaluasi riwayat pasien:
§ cara paling praktis menghindari penggunaan penisilin pada pasien yang paling berisiko mengalami reaksi
merugikan. Meskipun banyak pasien diberi label sebagai alergi penisilin, penelitian menunjukkan bahwa 90%
atau lebih pasien dengan riwayat alergi penisilin tidak akan menunjukkan reaksi hipersensitivitas langsung
pada pengujian imunologi.
Uji kulit penisilin:
§ Pengujian dapat dilakukan melalui alat yang tersedia secara komersial yang mengandung penentu antigenik
utama (benzylpenicilloyl polylysine); pengujian tersebut mungkin, gagal mendeteksi alergi terhadap
determinan kecil (Sogn et al., 1992). Kadang-kadang, desensitisasi direkomendasikan untuk pasien alergi
penisilin yang harus menerima obat.
§ Prosedur ini terdiri dari pemberian dosis penisilin yang ditingkatkan secara bertahap dengan harapan
menghindari reaksi yang parah dan harus dilakukan hanya dalam pengaturan perawatan intensif. Ketika dosis
penuh tercapai, penisilin tidak boleh dihentikan dan kemudian dimulai kembali karena reaksi langsung dapat
berulang.
§ Pasien dengan infeksi yang mengancam jiwa (misalnya, endokarditis atau meningitis) dapat dilanjutkan
dengan penisilin meskipun timbul ruam makulopapular. Ruam sering hilang saat terapi dilanjutkan, mungkin
karena pengembangan antibodi penghambat kelas IgG. Jarang, dermatitis eksfoliatif dengan atau tanpa
vaskulitis berkembang pada pasien ini jika terapi dengan penisilin dilanjutkan.
Reaksi merugikan yang lain
§ Kelainan Darah: Depresi sumsum tulang, granulositopenia, dan
hepatitis
§ Iritasi di tempat suntikan (Penisilin i.v ~flebitis/
trombophlebitis].
§ Respon sediaan penisilin oral: mual, muntah, diare ringan - berat.
§ Disfungsi SSP ~ reaksi langsung (pusing, tinitus, sakit kepala,
halusinasi, & kadang-kadang kejang]
§ hiperkalemia berat [fatal] ~ pada orang disfungsi ginjal.
§ Injeksi i.v benzathine penicillin-G telah dikaitkan dengan henti
jantung & kematian.
Reaksi Tidak Terkait Hipersensitivitas/ Toksisitas
§ Penisilin mengubah komposisi mikroflora di saluran
pencernaan dengan menghilangkan mikroorganisme sensitif.
§ Mikroflora normal biasanya terbentuk kembali segera
setelah terapi dihentikan; namun, pada beberapa pasien,
terjadi superinfeksi.
§ Kolitis pseudomembran [terkait dengan pertumbuhan
berlebih dan produksi toksin oleh Clostridium difficile]
akibat pemberian penisilin secara oral & secara parenteral,
[jarang]
2
Sefalosporin
Struktur Sefalosporin
§ Senyawa berupa: asam 7-amino
cephalosporanic; relatif stabil dalam asam
encer & relatif resisten terhdp penisilinase
yang tidak dipengaruhi sifat rantai
sampingnya & afinitasnya thdp enzim.
§ Modifikasi pada posisi 7 dari cincin β-laktam berhubungan dengan perubahan
aktivitas antibakteri; substitusi pada posisi 3 cincin dihidrotiazin mengubah
metabolisme dan sifat farmakokinetik obat.
§ Sefamisin mirip dengan sefalosporin tetapi memiliki gugus metoksi pada posisi 7
cincin β-laktam dari inti asam 7-aminosefalosporat (Tabel 57-2)

Mekanisme Aksi Menghambat sintesis dinding sel bakteri


dengan cara yang mirip Penisilin
TABLE 57–2 ■ STRUCTURAL FORMULAS AND
DOSAGE DATA FOR SELECTED CEPHALOSPORINS

a C, capsule; I, injection; O, oral suspension T, tablet


HISTORY
§ Jamur Cephalosporium acremonium: sumber pertama sefalosporin, diisolasi
tahun 1948 oleh Brotzu dari laut dekat saluran pembuangan di lepas
pantai Sardinia (Grayson, 2010).
§ Filtrat kasar dari kultur jamur ini ditemukan dapat menghambat
pertumbuhan in vitro S. aureus dan untuk menyembuhkan infeksi
stafilokokus dan demam tifoid pada manusia.
§ Cairan kultur jamur Sardinia ditemukan mengandung tiga antibiotik yang
berbeda [diberi nama sefalosporin P, N, dan C].
§ Isolasi inti aktif sefalosporin-C [asam 7-aminocephalosporonic],
penambahan sisi rantai, menghasilkan senyawa semisintetik dengan
aktivitas antibakteri yang jauh lebih besar daripada zat induknya
Antibiotik
Cincin B-Laktam Relatif
mahal

t ion
nera
th ge
5
II. Cephalosforin [Sefalosporin]
1. Sepalosforin generasi 1 [>>>>Gram(+); >Gram(-)]
§ Sefaleksin, Sefadroksil, Sefazolin
2. Sepalosforin generasi 2 [>>>>Gram(+); >>Gram(-)]
§ Sefuroksim, Sefaklor
3. Sepalosforin generasi 3 [>>>Gram(+); >>>>Gram(-)]
§ Sefoperazon, Septriakson, Sefotaksim, Seftazidim
4. Sepalosforin generasi 4 [Antipseudomonal]
§ Sefepim, Seftazidim, Sefpirom
5. Sepalosforin generasi 5 [Anti-MRSA]
§ Seftarolin, Seftobiprole, Seftolozan
Klasifikasi:
1
Sefalosporin generasi ke-1 (Cefazolin, Cephalexin, & Cefadroxil)
memiliki aktivitas baik pada bakteri Gram(+) & aktivitas sederhana
pada Gram(-)
§ Kokus Gram(+) rentan [kecuali enterococci, MRSA, S. epidermidis] .
§ Anaerob rongga mulut rentan, tetapi kelompok B. fragilis resisten.
§ Memiliki aktivitas sederhana terhadap Gram(-) Moraxella catarrhalis,
E. coli, Klebsiella pneumoniae, & P. mirabilis.
2Sefalosporin generasi ke-2 memiliki aktivitas yang agak meningkat melawan
mikroorganisme Gram(-) [termasuk aktivitas melawan H. influenzae] tetapi jauh
kurang aktif dibandingkan agen generasi ke-3.
§ Agen generasi ke-2 (Sefoxitin, cefotetan) juga memiliki aktivitas sederhana
terhadap anaerob B. fragilis
Klasifikasi:
§3 Sefalosporin generasi ke-3 umumnya kurang aktif dibandingkan agen
generasi pertama terhadap kokus Gram(+), meskipun Seftriakson &
Sefotaksim memiliki aktivitas antistreptokokus yang sangat baik.
§ Agen-agen ini jauh lebih aktif daripada generasi sebelumnya terhadap
Enterobacteriaceae, meskipun resistensi meningkat secara dramatis
karena strain penghasil β-laktamase.
§4 Sefalosporin Antipseudomonal [Seftazidim & Sefepim]: kadang-kadang
diklasifikasikan sebagai sefalosporin generasi ke-3.
§ Agen ini memperluas aktivitas Gram(-) dari generasi ke-3 dalam
melawan P. aeruginosa.
§ Ceftazidime & Ceftolozane memiliki aktivitas Gram(+) lebih lemah
dibanding generasi ke-3, sedangkan aktivitas Sefepim (Cefepime) mirip
dengan Seftriakson (Ceftriaxone).
Klasifikasi:
5 Sefalosporin anti-MRSA [Ceftaroline & Ceftobiprole]
§ Memiliki modifikasi struktur yang memungkinkan pengikatan & inaktivasi
PBP yang berubah [yang diekspresikan oleh MRSA, MRSE, dan S. pneumoniae
resisten penisilin]
§ Aktivitas Gram(-) Ceftaroline [mirip dengan Ceftriaxone], sedangkan
[Ceftobiprole mirip dengan Ceftazidime].
§ Tidak satu pun dari sefalosporin memiliki aktivitas yang dapat diandalkan
terhadap bakteri berikut:
ü Enterococcus → L. monocytogenes; Legionella micdadei; C. difficile; Campylobacter
jejuni; Acinetobacter spp.
ü Patogen pernapasan atipikal → Legionella pneumophila, Mycoplasma pneumoniae,
Chlamydophila pneumoniae
Mekanisme Resistensi Bakteri [Sefalosporin = Penisilin]
Resistensi terhadap sefalosporin:
1.Perubahan PBP [transpeptidase] yang
menjadi target sefalosporin.
2.Ketidakmampuan antibiotik untuk
mencapai tempat kerjanya
[~bakteri memprodukai Enzim
betalaktamse & Pompa Efluks aktif]
Mekanisme Resistensi Bakteri [Sefalosporin = Penisilin]
Resistensi terhadap sefalosporin:
1. Perubahan PBP [transpeptidase] yang menjadi target sefalosporin.
2. Ketidakmampuan antibiotik untuk mencapai tempat kerjanya
[~bakteri memprodukai Enzim betalaktamse & Pompa Efluks aktif]
§1 Perubahan 2 PBP (1A dan 2X) menurunkan afinitasnya terhadap sefalosporin membuat
pneumokokus resisten terhadap sefalosporin generasi ke-3 karena 3 PBP lainnya memiliki
afinitas rendah.
§ kecuali [ceftaroline & ceftobiprole], sefalosporin tidak memiliki aktivitas melawan [MRSA]
karena ketidakmampuannya untuk mengikat PBP afinitas rendah yang diekspresikan oleh
organisme ini
§2 Mekanisme resistensi paling umum sefalosporin: penghancuran sefalosporin oleh hidrolisis
cincin β-laktam. Sefalosporin memiliki kerentanan yang bervariasi terhadap β-laktamase.
§ Sefoksitin, sefuroksim, & sefalosporin generasi ke-3 lebih tahan β-laktamase yang
dihasilkan bakteri gram(-) daripada sefalosporin generasi pertama.
Mekanisme Resistensi Bakteri: [2]
2§ Sefalosporin generasi ke-3 (xCeftazidime & Ceftriaxone) dapat dihidrolisis oleh β-
laktamase (AmpC) yang diinduksi pada organisme Gram(-) [seperti Citrobacter,
Enterobacter, dan Pseudomonas] → dapat menyebabkan resistensi klinis.
§ Enzim β-laktamase kelas-C (AmpC) ini tidak dapat diinaktivasi secara substansial
oleh IBL (inhibitor β-laktamase) klasik seperti [Klavulanat & Tazobactam].
§ Cefepime [Antipseudomonal] & Ceftolozane [Anti-MRSA]
ü [berdasarkan strukturnya] lebih tahan terhadap hidrolisis β-laktamase kelas C
[AmpC] dibanding generasi ke-3,
ü namun tetap dapat didegradasi oleh β-laktamase jenis KPC dan metallo-β-
laktamase.
§ Penghambat β-laktamase [Avibactam] secara signifikan menghambat aktivitas
β-laktamase tipe AmpC dan KPC dan saat ini tersedia dalam koformulasi
[Ceftazidime+ Avibactam]
Farmakologi Umum
ADME
Sefalosporin
ADME
§ Absorpsi: cephalexin, cephradine, cefaclor, cefadroxil,
loracarbef, cefprozil, cefpodoxime proxetil, ceftibuten,
cefuroxime axetil, cefdinir, dan cefditoren diabsorpsi dengan
mudah setelah pemberian oral; lainnya diberikan secara im/iv.
§ Ekskresi: terutama oleh ginjal; [dosis harus dikurangi pada
pasien dengan insufisiensi ginjal]
ü Kecuali cefpiramide & cefoperazone, diekskresi di empedu,
dan ceftriaxone [eliminasi campuran ginjal/nonrenal].
ü =penisilin → probenesid memperlambat sekresi tubulus
ginjal dari sebagian besar sefalosporin.
ADME
Distribusi: [ceftriaxone, cefotaxime, ceftazidime, & cefepime],
§ menembus CSF dalam konsentrasi yang cukup [berguna untuk meningitis].
§ Sefalosporin juga melewati plasenta; ditemukan dalam konsentrasi tinggi
dalam sinovial dan cairan perikardial.
§ Penetrasi ke dalam humor aquos mata relatif baik setelah pemberian sistemik
agen generasi ke-3, tetapi penetrasi ke dalam humor vitreus buruk.
§ Konsentrasi dalam empedu biasanya tinggi, terutama dengan cefoperazone
dan cefpiramide
Metabolisme & Ekskresi:
§ Sefotaksim dideasetilasi menjadi metabolit dengan aktivitas antimikroba yang
lebih sedikit daripada senyawa induk yang diekskresikan oleh ginjal.
Sefalosporin lainnya tidak mengalami metabolisme yang berarti.
Sifat Farmakologis Sefalosforin
Agen Tertentu
1 Sefalosporin Generasi-1
§ Cefazolin relatif ditoleransi dengan baik setelah pemberian im/iv;
diekskresikan oleh filtrasi glomerulus; ±85% terikat pada protein
plasma. Cefazolin [satu-satunya sefalosporin generasi pertama
parenteral yang dipasarkan di AS].
§ Cefalexin memiliki spektrum antibakteri = sefalosporin generasi-1
lainnya; agak kurang aktif terhadap stafilokokus penghasil
penisilinase; Terapi oral biasanya 0,5g 2x – 4xsehari menghasilkan
Cpmax yang cukup untuk menghambat banyak patogen Gram(+)
dan Gram(-). Obat tidak dimetabolisme, 70% -100% diekskresikan
dalam urin dalam bentuk aktif.
§ Cephradine & Cefadroxil: agen oral yang aktivitas &
farmakokinetiknya mirip dengan Cephalexin
2 Sefalosporin Generasi Ke-2
§ Cefoxitin, Cefotetan [Cefamicin] & Cefmetazole: tahan/resisten β-laktamase yang diproduksi
Gram(-) bentuk batang. Khas sefalosporin generasi kedua: memiliki aktivitas Gram(-) yang lebih
luas [seperti Haemophilus spp., Proteus spp. indole-positif, dan Klebsiella spp].
§ kurang aktif < generasi I terhadap bakteri Gram(+) tetapi lebih aktif terhadap anaerob, terutama
B. Fragilis.
§ Cefuroxime memiliki aktivitas yang baik terhadap H. influenzae (termasuk strain bakteri yang
resisten terhadap Ampisilin), N. meningitidis, dan S. pneumoniae. Aktivitas melawan E. coli dan
Klebsiella [sederhana]. Aktivitas antistafilokokus lebih rendah daripada sefalosporin generasi I.
Tidak seperti cefoxitin, cefotetan, & cefmetazole, cefuroxime tidak memiliki aktivitas melawan
B. fragilis. Obat dapat diberikan secara oral, iv, atau im setiap 8-12 jam. Konsentrasi di CSF; ±10%
dalam plasma, dan efektif [tetapi lebih rendah dari ceftriaxone (generasi ke-3)] untuk pengobatan
meningitis karena organisme yang rentan
§ Cefuroxime axetil: ester 1-acetyloxyethyl dari cefuroxime: 30% & 50% dari dosis oral diserap,
kemudian dihidrolisis menjadi cefuroxime; konsentrasi plasma bervariasi
§ Cefprozil, cefaclor, & loracarbef: agen oral yang mirip dengan cefuroxime axetil.
3 Sefalosporin Generasi Ke-3
Cefotaxime
§ Tahan/resisten β-laktamase spektrum sempit & memiliki aktivitas yang baik terhadap
sebagian besar bakteri aerob Gram(+) dan Gram(-). Namun, aktivitas melawan B. fragilis buruk;
ESBL dan KPC yang semakin umum menyebabkan resistensi terhadap sefotaksim. Sefotaksim
memiliki t½ dalam plasma sekitar 1 jam & harus diberikan setiap 4-8 jam untuk infeksi serius.
Obat ini dimetabolisme in vivo menjadi desacetyl-cefotaxime, yang kurang aktif dibandingkan
senyawa induknya. Konsentrasi yang dicapai dalam CSF cukup untuk pengobatan meningitis
yang disebabkan oleh H. influenzae, S. pneumoniae yang sensitif terhadap penisilin, dan
N. meningitidis
Ceftriaxone
§ =cefotaxime tetapi lebih lama t½ (~8 jam), bisa dosis sekali sehari untuk semua indikasi.
Pemberian 2xsehari telah efektif untuk meningitis. Setengah obat dapat diperoleh di urin;
sisanya dieliminasi oleh sekresi bilier. Dosis tunggal Ceftriaxone i.m telah lama digunakan
dalam pengelolaan Gonore [uretra, serviks, dubur, atau faring]; peningkatan resistensi telah
mengharuskan penggunaan dosis lebih tinggi (250 bukannya 125 mg): pemberian bersama
Azitromisin secara rutin (CDC, 2015)
3 Sefalosporin Generasi Ke-3
Ceftizoxime:
§ spektrum aktivitas in vitro mirip cefotaxime, kecuali kurang aktif terhadap
S. pneumoniae & lebih aktif terhadap B. fragilis. T1/2 [1,8 jam → obat
diberikan setiap 8-12 jam] pada infeksi serius. Ceftizoxime tidak
dimetabolisme; 90% ditemukan dalam urin [ISK]
Cefpodoxime proxetil dan Cefditoren pivoxil:
§ Prodrug yang diberikan secara oral; dihidrolisis oleh esterase ke bentuk aktif
(cefpodoxime dan Cefditoren]. Obat ini memberikan aktivitas sama
[tetapi kurang kuat] dengan Cefotaxime terhadap strain MSSA dan strain
S. pneumoniae, S. pyogenes, H. influenzae, H. parainfluenzae, & M.
Catarrhalis yang rentan penisilin
§ dieliminasi tidak berubah dalam urin
3 Sefalosporin Generasi Ke-3
Cefixime [Sefiksim]
§ secara oral efektif melawan ISK [E. coli dan P. mirabilis]; otitis media
[H. influenzae dan S. pyogenes]; faringitis [S. pyogenes]; Gonore tanpa
komplikasi [walaupun Ceftriaxone im lebih disukai untuk Gonore];
tersedia suspensi oral; t ½ Cefixime [3-4 jam]; keduanya diekskresikan
dalam urin & dieliminasi dalam empedu. Dosis standar untuk orang dewasa
[400 mg/hari selama 5-7 hari dan untuk interval yang lebih lama pada
pasien dengan S. pyogenes]. Dosis harus dikurangi pada pasien dengan
gangguan ginjal. Dosis pediatrik [anak-anak ≥ 6 bulan; BB <45 kg
didasarkan pada berat badan (8 mg/kg/hari)]
Ceftibuten dan cefdinir:
§ sefalosporin yang diberikan secara oral dengan spektrum & farmakokinetik
mirip dengan cefixime
4 Sefalosporin Anti-pseudomonal
Ceftazidime:
§ 0,25 - 1,5x aktif melawan mikroorganisme Gram(+); seperti cefotaxime; aktivitas melawan stafilokokus
sangat buruk. Aktivitasnya melawan Enterobacteriaceae mirip dengan ceftriaxone, tetapi pembeda
utamanya adalah aktivitas yang sangat baik terhadap Pseudomonas. Ceftazidime memiliki aktivitas
yang buruk terhadap B. fragilis. Hanya pemberian parenteral yang mencapai tingkat terapeutik, t 1/2
dalam plasma sekitar 1,5 jam; obat dieliminasi melalui ginjal dan memerlukan penyesuaian dosis pada
disfungsi ginjal. Aktivitas ceftazidime meningkat ketika dikombinasikan dngan inhibitor β-laktamase
Avibactam [Ceftazidime+Avibactam] terhadap Enterobacteriaceae yang memproduksi ESBL dan
KPC serta Pseudomonas yang mengekspresikan β-laktamase AmpC
Ceftolozane
§ analog strukturnya dg Ceftazidime; obat ini meningkat aktivitas melawan Pseudomonas,
termasuk aktivitas melawan strain yang resisten terhadap Ceftazidime melalui ekspresi berlebih β-
lactamase; memiliki aktivitas yang sama lemahnya dengan ceftazidime terhadap organisme Gram(+);
tersedia secara komersial sebagai koformulasi Ceftolozane+Tazobactam [yang meningkatkan
aktivitasnya melawan Enterobacteriaceae yang memproduksi ESBL]. Farmakokinetiknya mirip dengan
Ceftazidime, dengan t½ sekitar 2,5 jam setelah pemberian intravedan eliminasi melalui ginjal
4 Sefalosporin Anti-pseudomonal
Cefepime dan Cefpirome:
§ sefalosporin antipseudomonal induk yang kadang-kadang juga diklasifikasikan
sebagai agen "generasi ke-4“:
§ Aktivitas yang sangat baik [=sefotaksim] terhadap Enterobacteriaceae dan relatif
tahan/resisten terhadap β-laktamase [AmpC] → aktif melawan banyak
organisme seperti Enterobacter dan Pseudomonas resisten sefalosporin lain
melalui ekspresi berlebih dari β-lactamase AmpC.
§ Namun, mekanisme lain (seperti pompa efluks aktif) di Pseudomonas mungkin
masih memberikan resistensi Cefepime. Cefepime dapat dihidrolisis oleh ESBL
dan KPC. Cefepime memiliki aktivitas yang lebih tinggi daripada ceftazidime dan
aktivitas =sefotaksim untuk streptokokus dan MRSA. Cefepime diekskresikan
melalui ginjal; dosis harus disesuaikan untuk gagal ginjal. Serum t 1/2 [2 jam].
Cefepime memiliki penetrasi yang sangat baik ke dalam CSF pada hewan model
meningitis’
5 Sefalosporin anti-MRSA
Ceftaroline fosamil:
§ sefalosporin baru dengan aktivitas gram(-) yang =sefotaksim. Ciri khasnya [peningkatan aktivitas
gram(+)nya], terutama kemampuannya untuk mengikat PBP afinitas rendah dari MRSA dan S.
pneumoniae yang resisten terhadap penisilin. Lebih dari 95% MRSA dan isolat S. pneumoniae yang
resisten penisilin dihambat oleh ceftaroline.
§ Sediaan parenteral: prodrug yang dengan cepat diubah menjadi ceftaroline aktif pada pemberian iv.;
dieliminasi oleh ginjal dengan t1/2 [±2 jam]. Ceftaroline memiliki ikatan protein minimal (~20%) dan
tampaknya terdistribusi dengan baik ke sebagian besar jaringan, meskipun penetrasi ke dalam CSF
belum ditandai dengan baik
Ceftobiprole medocaril
§ memiliki aktivitas =ceftaroline terhadap organisme gram(+): Berbeda dengan semua sefalosporin
lainnya, obat ini memiliki aktivitas in vitro yang cukup besar terhadap E. faecalis; namun, kegunaan
klinisnya terhadap organisme ini tidak ditetapkan. Spektrum gram(-)nya mencakup aktivitas
=cefepime terhadap Pseudomonas spp. dan basil gram(-) lainnya. Seperti ceftaroline, formulasi intravena
adalah prodrug yang cepat diubah menjadi bagian aktif. Farmakokinetiknya mirip dengan ceftaroline
Reaksi yang Merugikan
Adverse Reactions
Sefalosporin
Reaksi yang Merugikan
[1] Reaksi hipersensitivitas
§ Efek samping yang paling umum; mirip Penisilin.
§ Reaksi langsung [Anafilaksis, Bronkospasme, dan Urtikaria]. Lebih umum [ruam
makulopapular yang berkembang, setelah beberapa hari terapi; mungkin tidak disertai dengan
demam dan eosinophilia]. Karena struktur cincin β-laktam yang umum, ada potensi bagi pasien
yang alergi terhadap satu kelas antibiotik β-laktam menunjukkan reaktivitas silang terhadap
anggota kelas lainnya.
§ Beberapa reaksi alergi dapat diarahkan ke rantai samping β-laktam. Reaktivitas silang antara
penisilin dan sefalosporin tergantung pada agen yang terlibat, risiko tampaknya lebih tinggi
dengan obat kumur sefalosporin generasi pertama dibandingkan dengan generasi selanjutnya
§ Pasien dengan riwayat reaksi ringan/reaksi sementara terhadap penisilin tampaknya berisiko
rendah mengalami reaksi alergi setelah pemberian sefalosporin.
§ Namun, pasien yang memiliki riwayat reaksi langsung yang parah terhadap penisilin harus diuji
kulit untuk memastikan alergi penisilin sebelum pemberian sefalosporin.
Reaksi yang Merugikan
[2] Depresi sumsum tulang
§ Reaksi Coombs positif sering muncul pada pasien yang menerima dosis besar
sefalosporin, tetapi hemolisis jarang terjadi.
§ Sefalosporin telah menghasilkan contoh langka depresi sumsum tulang, ditandai dengan
granulositopenia
[3] Nefrotoksik
§ Nekrosis tubulus ginjal setelah pemberian sefaloridin dalam dosis lebih besar [4 g/hari]
Sefalosporin lain, bila digunakan sendiri dalam dosis yang dianjurkan, jarang
menghasilkan toksisitas ginjal yang signifikan
[4] Diare
§ terutama cefoperazone, mungkin karena ekskresi biliernya yang lebih besar. Afinitas
pengikatan yang tinggi dari ceftriaxone untuk albumin serum dapat menggantikan
bilirubin, yang berpotensi menyebabkan penyakit kuning pada neonates; untuk alasan
ini, sefotaksim [agen pilihan pada populasi pasien ini].
Reaksi yang Merugikan
[5] Pseudolitiasis bilier
§ Konsentrasi bilier yang tinggi dari Ceftriaxone ditambah afinitasnya
terhadap kalsium →dapat menyebabkan pseudolitiasis bilier.
[6] Memperpanjang waktu prothrombin [pendarahan]
§ Kelompok methylthiotetrazole (cefamandole, cefotetan, dan
cefoperazone) dapat memperpanjang waktu prothrombin →
terkait dengan perdarahan yang signifikan secara klinis pada pasien
yang diterapi antikoagulasi atau defisiensi vitamin K.
[7] Encephalopathy & status epilepticus nonconvulsive
§ telah dilaporkan dengan cefepime, terutama bila diberikan pada dosis
tinggi atau pada pasien dengan disfungsi ginjal
Indikasi Terapi
Penggunaan terapeutik
Sefalosporin generasi ke-1 [infeksi kulit dan jaringan lunak]:
§ aktivitasnya sangat baik melawan S. pyogenes & MSSA (Stevens et al., 2014). Dosis tunggal
cefazolin sebelum operasi [profilaksis yang lebih disukai untuk pathogen dari flora kulit]
(Bratzler et al., 2013).
Sefalosporin generasi ke-2 [infeksi saluran pernapasan→ Pneumonia &
Otitis media; Anaerob; Penyakit Radang Panggul (penyakit kelamin)]
§ Generasi ke-2 oral dapat digunakan walaupun kurang optimal (dibandingkan dengan
amoksisilin oral) terhadap S. pneumoniae & otitis media yang tidak peka terhadap penisilin.
Cefoxitin & cefotetan memainkan peran yang berguna dalam profilaksis perioperatif
untuk pasien yang menjalani prosedur bedah intra-abdominal dan ginekologi; juga dapat
digunakan untuk pengobatan infeksi anaerobik tertentu dan infeksi anaerobik campuran
seperti peritonitis dan penyakit radang panggul, meskipun karena meningkatnya resistensi
di antara B. fragilis, agen ini paling baik digunakan untuk infeksi ringan sampai sedang
Penggunaan terapeutik
Sefalosporin generasi ke-3 [Infeksi serius]
§ Obat pilihan infeksi serius yang disebabkan E. coli, Klebsiella, Proteus,
Providencia, Serratia, & Haemophilus spp.
§ Ceftriaxone [terapi pilihan → Gonore & Penyakit Lyme yang parah].
§ Cefotaxime/Ceftriaxon [Meningitis pada orang nonimmunocompromised
(dalam kombinasi → Vankomisin+Ampisilin)] karena aktivitasnya sangat baik
terhadap H. influenzae, sensitif S. pneumoniae, N. meningitidis, dan
bakteri enterik Gram(-).
§ Sefalosporin generasi ke-3 kurang aktif terhadap L. monocytogenes dan
pneumokokus resisten penisilin [Meningitis].
§ Spektrum Cefotaxime dan Ceftriaxon sangat baik untuk pengobatan
Pneumonia yang didapat dari komunitas → community acquired
pneumoniae [CAP]
Penggunaan terapeutik
Sefalosporin generasi ke-3 [infeksi serius]
§ obat pilihan infeksi serius [E. coli, Klebsiella, Proteus, Providencia, Serratia, & Haemophilus spp].
Ceftriaxone [terapi pilihan → Gonore & Penyakit Lyme yang parah]. Sefotaksim/Seftriakson
[meningitis pada orang nonimmunocompromised (dalam kombinasi → Vankomisin+Ampisilin) karena
aktivitasnya sangat baik terhadap H. influenzae, sensitif S. pneumoniae, N. meningitidis, dan bakteri
enterik gram(-). Sefalosporin generasi ke-3 kurang aktivitas terhadap L. monocytogenes dan
pneumokokus resisten penisilin [meningitis]. Spektrum sefotaksim dan seftriakson sangat baik untuk
pengobatan pneumonia yang didapat dari komunitas → community acquired pneumoniae [CAP]
Sefalosporin Antipseudomonal
§ Untuk infeksi nosokomial oleh Pseudomonas & basil Gram(-) resisten lainnya
§ Ceftolozane+Tazobactam mungkin memiliki aktivitas superior terhadap beberapa
Pseudomonas yang resisten terhadap Ceftazidime, sedangkan Cefepime memiliki aktivitas
superior terhadap isolat nosokomial Enterobacter, Citrobacter, dan Serratia spp. Aktivitas
Ceftazidime, Ceftolozane+Tazobactam, & Cefepime bervariasi pada isolat penghasil ESBL &
tidak ada pada strain yang mengekspresikan KPC; ceftazidime/avibactam lebih aktif melawan
organisme sangat resisten ini
Antibiotik β-L aktam
lainnya
Karbapenem
[Carbapenem]
III. Carbapenem [Karbapenem]
1.Imipenem + cilastatin
2.Meropenem
3.Doripenem
4.Ertapenem
Farmakologi Umum
ADME
Karbapenem
[Carbapenem]
Karbapenem → Imipenem [+Cilastatin]
§ Karbapenem: β-laktam dimana cincin β-laktamnya
menyatu, sistem cincin beranggota lima (berbeda dengan
penisilin karena tidak jenuh; mengandung atom karbon,
bukan atom belerang [S].
§ Spektrum aktivitasnya lebih luas dibanding kebanyakan
antibiotik β-laktam lainnya
§ Imipenem dipasarkan dalam kombinasi Cilastatin [obat
yang dapat menghambat degradasi imipenem oleh
dipeptidase di tubulus ginjal].
Rumus Karbapenem
Sifat Farmakologis
Carbapenem
Agen Tertentu
Imipenem+Cilastatin
§ Imipenem [ = antibiotik β-laktam lainnya] mengikat PBP →
mengganggu sintesis dinding sel bakteri → menyebabkan
kematian mikroorganisme yang masih rentan (tidak resisten).
§ Obat ini sangat tahan terhadap hidrolisis oleh sebagian besar β-
laktamase.
§ Aktivitas imipenem sangat baik melawan mikroorganisme aerob &
anaerob, seperti:
1. Streptococci (termasuk S. pneumoniae resisten penisilin);
2. Enterococci (tidak termasuk Enterococcus faecium dan strain
resisten penisilin yg tidak memproduksi β-laktamase);
Imipenem+Cilastatin
3. Stafilokokus (termasuk galur penghasil penisilinase tetapi
bukan MRSA);
4. Listeria (walaupun Ampisilin lebih aktif).
5. Enterobacteriaceae
(kecuali bakteri penghasil betalaktamase KPC).
6. Pseudomonas & Acinetobacter
(juga terjadi peningkatan resistensi terhadap karbapenem)
7. Bakteri Anaerob (termasuk B. fragilis) sangat rentan.
8. Karbapenem (Imipenem) aktif terhadap Nocardia spp. &
9. Beberapa spesies mikobakteri yang tumbuh cepat.
Farmakokinetik Imipenem+Cilastatin
§ Imipenem+Cilastatin tidak diserap secara oral.
§ Imipenem dihidrolisis dengan cepat oleh dipeptidase yang
ditemukan di brush border tubulus proksimal.
§ Untuk memperpanjang aktivitas obat, imipenem
dikombinasikan dengan cilastatin [penghambat
dehydropeptidase].
§ Imipenem dan cilastatin memiliki t1/2 sekitar 1 jam; ±70%
imipenem ditemukan dalam urin sebagai obat aktif]. ~ ISK
§ Dosis harus diubah untuk pasien insufisiensi ginjal.
Efek Samping Imipenem
§ Reaksi merugikan:
§ Mual & muntah [1% -20%]
§ Kejang [1,5%]: terutama ketika dosis tinggi diberikan
pada pasien dengan lesi SSP & dengan insufisiensi
ginjal].
§ Reaksi hipersensitivitas bisa terjadi meskipun rendah
insiden hipersensitivitas (<1%) biasanya pada pasien
yang awalnya alergi terhadap antibiotik β-laktam lain.
Indikasi Terapi
1-Imipenem+Cilastatin → Efek samping >>Kejang
1. ISK; Infeksi Saluran Pernapasan Bawah; Infeksi Intra-
abdomen & ginekologi; Infeksi kulit, jaringan lunak, tulang &
sendi.
2. Infeksi nosokomial yang resisten sefalosporin [Kombinasi
obat sangat bermanfaat untuk efektivitas pengobatan].
3. Infeksi serius pada pasien rawat inap yang baru saja diobati dg
antibiotic β-laktam lainnya.
4. Infeksi P. aeruginosa yang parah
[catatan: ketika imipenem digunakan untuk pengobatan
infeksi ini → resistensi dapat berkembang selama terapi]
2-Meropenem→+++Gram(-) & Meningitis
§ Turunan dari thienamycin.
§ Tidak memerlukan kombinasi dengan cilastatin (karena
tidak dinonaktifkan oleh dipeptidase ginjal).
§ Agak kurang aktif terhadap Gram positif (~ Enterococcus)
dan lebih aktif terhadap Gram negatif dibandingkan
imipenem
§ Toksisitasnya mirip = imipenem (kecuali kemungkinan kecil
menyebabkan kejang; sehingga lebih disukai untuk
pengobatan meningitis ketika terapi Karbapenem
diperlukan.
3-Doripenem → anti Pseudomonas
§ Doripenem memiliki spektrum aktivitas yang mirip dengan
meropenem, dengan aktivitas yang lebih besar terhadap beberapa
isolat Pseudomonas yang resisten
4-Ertapenem→Dosis Tunggal→ Enterobacteriaceae & PRP
§ Ertapenem berbeda dari imipenem & meropenem karena memiliki
t1/2 lebih panjang sehingga dosis bisa 1xsehari, juga memiliki
aktivitas yang lebih rendah terhadap Enterococcus, P. aeruginosa, dan
Acinetobacter spp.
§ Aktivitasnya melawan Enterobacteriaceae & Anaerob sehingga
ertapenem sangan berguna untuk Infeksi intra-abdominal & PRP
4. Monobactams
Aztreonam
Hanya untuk Gram(-)
suntikan i.m & i.v
Monobaktam → Aztreonam
§ Antibiotik β-laktam yang hanya mengandung
cincin β-laktam yang menyatu, bukan cincin
tiazolidin atau dihidrotiazid.
§ Saat ini, Aztreonam adalah satu-satunya obat
golongan ini yang digunakan dalam terapi
§ Aztreonam hanya memiliki aktivitas melawan
Gram negatif; tidak untuk bakteri Gram positif
& Aanaerob.
Spektrum Monobaktam → Aztreonam
§ Aztreonam [tahan] resisten terhadap β-laktamase
spektrum sempit yang diproduksi oleh sebagian besar
Gram(-) serta metallo-β-laktamase, tetapi tidak untuk
sebagian besar spektrum luas [β-laktamase tipe KPC].
§ Aktivitas melawan Enterobacteriaceae dan P. aeruginosa
mirip dengan ceftazidime.
§ Sangat aktif secara in vitro terhadap H. influenzae.
§ Aztreonam diberikan baik secara intramuskular atau
intravena.
ADME Monobaktam → Aztreonam
§ T1/2 untuk eliminasi: [1,7 jam]; sebagian besar obat tidak berubah
dalam urin; T1/2 diperpanjang sampai 6 jam pada pasien anefrik.
§ Dosis lazim Aztreonam untuk infeksi berat: 2 g setiap 6-8 jam
(dikurangi pada pasien dengan insufisiensi ginjal).
§ Obat ini kurang reaktivitas silang alerginya dengan antibiotik β-
laktam lainnya [kecuali ceftazidime, yang memiliki rantai samping
yang identic] sehingga Aztreonam.....
§ berguna mengobati infeksi Gram(-) yang biasanya diobati dengan
antibiotik β-laktam jika bukan karena reaksi alergi sebelumnya.
§ Aztreonam umumnya ditoleransi dengan baik, meskipun
hepatotoksisitas [terutama pada bayi & anak kecil dapat terjadi]
5. Inhibitor β-laktamase
As. klavulanat
Sulbaktam klasik

Tazobactam
Avibactam baru
Inhibitor β-lactamase [IBL]
§ Molekul tertentu yang dapat menonaktifkan
β-laktamase dan mencegah penghancuran
[degradasi] Antibiotik β-laktam.
§ Inhibitor β-laktamase generasi lama/klasik
(klavulanat, sulbaktam, tazobactam) paling
aktif melawan β-laktamase yang dikodekan
oleh plasmid (termasuk yang menghidrolisis
Ceftazidime & Cefotaxim)
Inhibitor β-lactamase [IBL]
§ IBL klasik tidak aktif terhadap β-laktamase yang dikodekan
oleh kromosom, seperti:
1) AmpC [dihasilkan oleh basil Gram(-) seperti
Enterobacter, Citrobacter, Pseudomonas]
2) KPC-carbapenemase
3) Metallo-β-laktamase.
§ IBL baru [Avibactam] aktif terhadap β-laktamase yang
dikodekan oleh kromosom [AmpC & KPC-carbapenemase]
§ Tetapi tetap belum bisa menghambat jenis Metallo-β-
laktamase.
1-Asam klavulanat [+Amoksisilin p.o] & [+Ticarsilin i.v]

Rumus
1-Asam klavulanat [+Amoksisilin p.o] & [+Ticarsilin i.v]
§ Memiliki aktivitas antimikroba intrinsik yang buruk
§ tetapi merupakan penghambat degradasi Antibiotik
betalaktam yang mengikat β-laktamase [enzim yang
diproduksi oleh mikroorganisme Gram(+) & Gram(-)].
§ Asam klavulanat diserap dengan baik melalui mulut
[peroral] dan juga dapat diberikan secara parenteral [i.v];
§ dikombinasikan dengan Amoksisilin+Klavulanat
[Amoxiclav] sebagai sediaan oral &
Tikarsilin+Klavulanat sebagai sediaan parenteral.
2-Sulbaktam [+Ampisilin] & [+cefoperazone]→ iv/im
§ Strukturnya mirip dengan Asam Klavulanat.
§ tersedia untuk penggunaan intravena atau intramuskular
§ dikombinasikan dengan Ampisilin+Sulbaktam &
Cefoperazone++Sulbaktam .
§ Sulbaktam memiliki aktivitas intrinsik melawan bakteri
Acinetobacter spp. dan telah digunakan dalam dosis tinggi
untuk mengobati infeksi Acinetobacter yang resistan
terhadap berbagai obat.
3-Tazobactam [+piperacillin] & [+ceftolozane]
§ Inhibitor β-laktamase dengan aktivitas yang baik
terhadap banyak β-laktamase yang dikodekan
plasmid, termasuk beberapa kelas spektrum luas.
§ Tidak dapat menghambat AmpC
§ tersedia sebagai produk kombinasi parenteral
ü Piperacillin+Tazobactam
ü Ceftolozane+Tazobactam.
[4] Avibactam→IBL non-β-laktam [+ceftazidime]
§ Inhibitor β-laktamase baru yang secara struktur berbeda dari
generasi sebelumnya,
§ Spektrum penghambatan yang lebih luas.
§ dapat menghambat β-laktamase spektrum sempit [tipe ESBL,
AmpC kromosom, & tipe KPC] → berguna secara klinis
§ Tidak bisa menghambat metallo-β-laktamase.
§ Tersedia produk kombinasi Ceftazidime+Avibactam.
§ Bentuk sediaan parenteral
Thank You

You might also like