You are on page 1of 23

PARASIT MALARIA

Oleh : dr. Nurhayati, M. Biomed


Bagian Parasitologi

Spesies Plasmodium pada manusia


1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmodium malariae
4. Plasmodium ovale
5. P. knowlesi
Dist. Geografis
64o L.U 32o L.S.
400 m bpl - 2600 m apl
Di Indonesia tersebar di seluruh
kepulauan

DAERAH ENDEMIS MALARIA


DI INDONESIA

#
#
#

#
#
#

##

#
#

#
#
# #
##

#
# #

##

#
#
#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

# #
#
#
#

#
#

#
# #
## #
#
#
#

#
#

#
#
###

# #
#
#

#
## # #

#
#
#
#
#
#
#
####
##
#
#
# #
#
#
#
## #
#

##
#
#
#

#
#

#
#
#

#
#
#

# #
##
# #
#
##

##
## #
#

#
#
# #
# #
#
#

Kasus di Bukan Jawa B ali


1 Dot = 20
Kasus Positif di Jawa B ali
1 Dot = 5
Endem isitas
rendah
sedang
tinggi
#

#
#

#
#

#
#
#
#
#
# #
#
## ##
#
#

IMC-4 GFATM

Cara infeksi:
- Melalui tusukan nyamuk

vektor
- Infeksi intra uterin
(malaria kongenital)
- Tranfusi
- Melalui jarum suntik yang
terkontaminasi

Sporozoit

1. Di Hepar: Sporozoit
Morfologi
Plasmodium spp
2.
Di dalam eritrosit:
Tropozoit
muda-tua, skizon (merozoit),
Pada
manusia
gametosit (mikro dan makro)
Morfologi Plasmodium falciparum
Ukuran eritrosit berparasit normal
Tropozoit: Bentuk cincin (double chromatin,
accole, marginal, double infection,
multiple infection, kk. Maurer dot)
Skizon
: 8-24 merozoit, pigmen di pinggir
Gametosit: bentuk pisang

Morfologi Plasmodium vivax


Ukuran eritrosit berparasit lebih besar
Tropozoit muda-tua: Bentuk cincin,

amuboid, titik schufner


Skizon muda-tua
: 12-18 merozoit,
pigmen di pinggir
Gametosit
: bulat

Morfologi Plasmodium malariae


Ukuran eritrosit berparasit normal
Tropozoit muda-tua: Bentuk cincin, band,
Skizon muda-tua

Gametosit

: 8 merozoit,
tersusun spt seruni
pigmen di tengah
: bulat

Morfologi Plasmodium ovale


eritrosit berparasit lebih besar, oval, fimbriae
Tropozoit muda-tua: Bentuk cincin,

titik schufner
Skizon muda-tua
: 8-10 merozoit,
Gametosit
: bulat

Daur Hidup Plasmodium

P.f
M.Prepaten(har
i)
MI (hari)
Jlh Merozoit
hati
Jlh Merozoit Erit

P.v

P.o

P.M

11

12,2

32,7

12

9-14

12-17

18-40

16-18

40.000

10.000

15.000

15.000

8-24

12-18

8-10

Periodisitas
demam

36-48 jam
(Sub
tertiana)

Gametogoni

8-15 hr

5 hr

5-23 hr

5 hr

Eritrosit yg
diserang

Semua
umur

Erit
muda

Erit
muda

Eritr. tua

20.000500.000

20.000

6000

9000

parasit/ul

48 jam
48 jam
(Tertian (Tertiana
a)
)

72 jam
(kuartan
a)

Patologi dan gejala klinis


Proses patologi malaria terjadi oleh karena

siklus eritrositik.
Gejala klinis
Demam periodik
Splenomegali
Anemia.
Klinis tergantung spesies, strain, jumlah
parasit, status imun

DEMAM

Berhubungan dengan pecahnya eritrosit


yg mengandung skizon dan keluarnya
merozoit yang masuk ke aliran darah
-------- periodisitas demam (klasik)
3 stadium
(1)Menggigil (15 menit 1 jam)
(2)Puncak demam (2-6 jam)
(3)Berkeringat (2-4 jam).
Periodisitas berbeda berdasarkan
spesiesnya

Splenomegali
Akibat kongesti (bendungan)
Limpa menjadi hitam
Bila menahun konsistensi limpa menjadi
keras

Anemia
Jenisnya anemia hemolitik, normokrom
dan normositik.
Disebabkan oleh :

(1) Penghancuran eritrosit .


(2) Reduced survival time
(3) Diseritropoisis

Patogenesis malaria berat


Sitoadherens, Rosetting, Sekuestrasi, Sitokin, Nitrit

oksida
P. falciparum dapat memodifikasi permukaan eritrositmembentuk knob- melekat dengan sel endotel kapiler
Protein yang diekspresikan pada permukaan eritrosit:
PfEMP1 berperan pada patogenesis P. falciparum
Reseptor pada endotel bervariasi, misal: Plasenta
(CSA), Kapiler otak (ICAM-1)
Setiap stadium dari Plasmodium, akan menghasilkan
antigen yang berbeda

Patogenesis malaria berat

Istilah pada penyakit malaria


Malaria berat
Malaria laten
Malaria tropika, malaria tertiana, malaria kuartana,

malaria tertiana maligna, malaria benigna


Malaria kongenital
Malaria pernisiosa : malaria serebral, hiperpireksia,
sindr GI, malaria algid, black water fever
Malaria komatosa
Premunisi

Diagnosis
1. Menemukan parasit dalam sediaan darah tepi:
mikroskopis
Pulasan Giemsa : Gold standar
Pulasan jingga akridin : teknik QBC dan

Kawamoto
2. Tanpa mikroskop
(1)Dipstick : secara imuno-enzimatik (immuno-enzymatic

detection of parasite specific histidine rich protein II).


(2)Deteksi asam nukleat :
(1)Hibridisasi DNA atau RNA berlabel yang

sensitifitasnya dapat ditingkatkan dengan


PCR.
(2)Tanpa label radioaktif.

Gold standar:
Menemukan parasit dalam sediaan darah tepi
Secara mikroskopis
Slide darah tebal dan tipis

KLASIFIKASI BIOLOGI OBAT ANTI MALARIA


SKIZONTOSIDA
JARINGAN
PRIMER

DARAH

GAMETOSISI
DA

SPORONTO
SIDA

SEKUNDER

Proguani Primakuin Kina


l
Klorokuin
PirimetaAmodiamin
Kuin*
SP
Halofantrin
*
Artemisin*
Antibiotik
Meflokuin*

Primakuin Primakuin
Kina
Klorokuin

Proguanil

KEGUNAAN OBAT ANTI MALARIA :


1.Profilaksis
2.Kuratif
3.Pencegahan transmisi
Telah terjadi resistensi P. falciparum terhadap obat
pilihan pertama (klorokuin)
Paradigma baru dalam pengobatan:
Obat kombinasi ----ACT (Artemisinin Combination
Therapy) Contoh Artesunat + Amodiakuin

Resistensi parasit malaria terhadap


obat
- Strain parasit malaria yang tetap hidup dan
berkembang ------ + gejala klinis
obat dosis standar/ lebih yang masih bisa
ditoleransi
- Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya
resistensi obat:
dosis sub kuratif/ in adekuat

You might also like