You are on page 1of 75

PROSES INDUSTRI KIMIA

• SCL : Student Centered


Learning
Sistem pembelajaran yang menempatkan “student”
sebagai pelaku utama proses pembelajaran, proses
peningkatan pemahaman ilmu dan motivasi belajar.

• PBL : Problem Based Learning


Sistem pembelajaran yang menempatkan “problem”
sebagai obyek utama proses pembelajaran, proses
peningkatan pemahaman ilmu dan motivasi belajar.
PROSES INDUSTRI KIMIA

• SCL : Student Centered Learning


• PBL : Problem Based Learning
Udara dan pemanfaatannya………. Tugas 1
1.Apa senyawa kimia udara ?
2.Berapa jumlah masing masing senyawa kimia udara?
3.Senyawa kimia apa saja yang bisa diproduksi berbasis senyawa kimia
udara?
4.Bagaimana Flow Diagram Proses (FDP) produksi senyawa kimia
berbasis senyawa kimia udara?
5.Tuliskan Sumber Pustaka yang digunakan sebagai acuan masing masing
informasi 1 sampai 4.
PROSES INDUSTRI KIMIA

• Pembentukan kelompok (1/3/5)


• Pembuatan email address
Nama yang digunakan harus bisa dikenali dalam daftar mahasiswa
pengambil mata kuliah Proses Industri Kimia 1
• Email address Pengumpulan Tugas Proses Industri
Kimia 1 : supranto@ugm.ac.id
• Format nama Tugas dan Subyek email
TUGAS_1_PIK1-A/B_NM MHS_UDARA DAN PEMANFAATANNYA
TUGAS_2_PIK1-A/B_NM MHS_PROSES FRASCH
TUGAS_3_PIK1-A/B_NM MHS_H2SO4
…………………… dst.
a. Udara merupakan senyawa kimia bermanfaat
1. N2 2. O2 3. NH3 4. (NH4)2SO4 5. UREA
b. S merupakan senyawa bermanfaat
1. H2SO4 yang bermanfaat, ?
2. (NH4)2SO4 yang bermanfaat ?
3. CaSO4 yang bermanfaat ?
c. Bagaimana memproses S ???? (FDP)
1. H2SO4
2. (NH4)2SO4
3. Komponen energy storage – battery accu
4. Washing liquid - surfactan
5. CaSO4
d. Bagaimana merancang industri/ pabrik/ alat
1. FDP, Neraca Massa, merancang alat,
2. PEFD
3. Membangun pabrik, safety
e. Bagaimana mengoperasikan pabrik ??
1. Pengendalian proses kimia
2. Pengendalian operasional Pabrik
TUGAS_1_ PIK-1A/B_<NM>_UDARA DAN PEMANFAATANNYA
TUGAS_2_ PIK-1A/B_<NM>_PROSES FRASCH
TUGAS_3_PIK-1A/B_<NM>_H2SO4-PROSES KONTAK
TUGAS_4_PIK-1A/B_<NM>_H2SO4-KAMAR TIMBAL
TUGAS_5_PIK-1A/B_<NM>_GARAM INDUSTRI
TUGAS_6_PIK-1A/B_<NM>_NaOH-SODA API
TUGAS_7_PIK-1A/B_<NM>_Na2CO3 - SODA ABU
TUGAS_8_PIK-1A/B_<NM>_NH3 AMMONIAK
TUGAS_9_PIK-1A/B_<NM>_(NH4)2SO4 - PUPUK ZA
TUGAS_10_PIK-1A/B_<NM>_CO(NH2)2 - PUPUK UREA
TUGAS_11/12_PIK-1A/B_<NM>_SENYAWA POSFOR
TUGAS_13_PIK-1A/B_<NM>_H2O- AIR INDUSTRI

07/05/2018 supranto@ugm.ac.id. 5
ASAM SULFAT (H2SO4)

Asam sulfat antara lain digunakan untuk :

membuat pupuk seperti amonium sulfat


(ZA), SP 36, dll.

bahan baku pembuatan asam fosfat.

menghilangkan oksida pada besi

atau baja sebelum proses galvanising atau


electroplating.
Asam sulfat yang terdiri atas unsur H, S, dan O dibuat dari:
•H2O
•Belerang, senyawa sulfid/sulfat
•Udara yang mengandung sekitar 21% O2 dan 79% N2

Belerang :
• Unsur belerang dalam tanah (batuan)
Senyawa sulfid seperti:
•Sulfid besi/pirit (FeS2), CuS, NiS, ZnS, HgS, CaS, H2S (dalam
gas alam)
Senyawa Sulfat :
•Gips (CaSO4.2H2O), Anhidrid (CaSO4), Air kawah Ijen yang
mengandung sulfat, limbah industri yang mengandung sulfat
Belerang
Proses FRASCH dipakai untuk mengambil belerang dari
dalam tanah.
Belerang dilebur dan disuspensikan dengan air lewat
panas
suspensi belerang dinaikkan ke atas dengan air lift
(udara tekan), tidak dengan pompa karena kerja pompa
terlalu berat (kekentalan belerang lebur tinggi), baling-
baling pompa cepat rusak.
Kalor yang dibawa air lewat panas harus cukup untuk
melebur belerang padat (titik lebur belerang sekitar 120oC).
D pipa 25 cm, 15
cm, dan 2,5 cm.

Air 160-165oC dg
P 17,5 kg/cm2 .

Udara dg P 25
kg/cm2 .

Kemurnian
belerang padat
99,5 – 98,5%.

Gambar 1. Proses Frasch


Untuk melebur belerang :
 tidak dipakai Uap air jenuh karena meskipun panas laten
besar tetapi penyusutan volume cukup besar.
 tidak dipakai Gas panas karena tidak akan terjadi
penyuspensian belerang sehingga kekentalan belerang lebur
tinggi.
D pipa 25 cm, 15
cm, dan 2,5 cm.

Air 160-165oC dg
P 17,5 kg/cm2 .

Udara dg P 25
kg/cm2 .

Kemurnian
belerang padat
99,5 – 98,5%.
TUGAS_2_PIK-1A/B_<NM>_PROSES FRASCH
TUGAS_3_PIK-1A/B_<NM>_H2SO4 – PROSES KONTAK
TUGAS_4_PIK-1A/B_<NM>_H2SO4 – KAMAR TIMBAL

TIDAK BOLEH SALAH


1. MENULISKAN NAMA FILE
2. SUBYEK EMAIL = NAMA FILE
3. MENULISKAN NAMANYA DALAM FILE TUGASNYA
4. MENCANTUMKAN SUMBER PUSTAKA

07/05/2018 supranto@ugm.ac.id. 13
Senyawa Sulfid
Senyawa sulfid (misal batuan pirit) diambil dengan
penambangan terbuka.
Senyawa sulfid dalam bentuk gas H2S yang ada dalam gas
alam, bisa dijadikan belerang.
Cara:
H2S diserap dengan K2CO3. Reaksi yang terjadi:
H2S + K2CO3 K2S + H2O + CO2
Untuk memungut hasil, maka kesetimbangan digeser ke kiri
dengan menambah CO2.
H2S yang terbentuk dioksidasi dengan udara sehingga
diperoleh S dalam bentuk padat.
H2S + O2 H2O + S
Gas alam bebas H2S H2S dioksidasi menjdi S

K2CO3

CO2
Gas alam CO2 O2
mengandung H2S

Gambar 2. Pemungutan belerang dari gas alam


yang mengandung H2S
Senyawa Sulfat
CaSO4 atau CaSO4.2H2O diperoleh dengan penambangan
biasa seperti pada penambangan sulfid.
Dari beberapa alternatif sumber belerang, yang banyak dipakai
sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat adalah belerang.
Langkah-langkah pembuatan asam sulfat dari belerang (S),
sulfit, atau sulfat adalah:
1. diubah dulu menjadi SO2
2. SO2 dioksidasi menjadi SO3
3. penyerapan SO3 menjadi asam sulfat.
Pembentukan SO2
1. SO2 dari senyawa sulfat (gips atau anhidrid)
Pembuatan H2SO4 dari anhidrid atau gips tidak dilakukan melalui reaksi
berikut:
CaSO4 + HCl CaCl2 + H2SO4
karena hasil reaksi sulit untuk dipisahkan.
Pembuatan asam sulfat dari gips ini harus melalui pembentukan SO2.
CaSO4 + C CaO + CO + SO2
Reaksi dapat terjadi kalau C dalam keadaan aktif pada suhu kira-kira
1500oC. Pada suhu itu CaSO4 terurai menjadi CaO dan SO3, kemudian
SO3 direduksi menjadi SO2.
2. Oksidasi belerang
S + O2 SO2 + 70,92 kcal (1)
SO2 + ½ O2 SO3 + 23,00 kcal (2)
Pada pembuatan asam sulfat dengan proses kamar timbal,
SO3 tidak banyak mengganggu, tetapi pada proses kontak SO3
tidak dikehendaki, oleh karena itu reaksi (2) diusahakan
seminimal mungkin.
Cara:
•Membatasi jumlah O2 yang dipakai
•T yang tinggi agar reaksi (2) ke kiri
•Gas hasil didinginkan dengan cepat
Usaha untuk memaksimalkan reaksi (1):
-dCS/dt = k CS CO2
Untuk mempercepat reaksi maka:
1. Konsentrasi pereaksi >
•Dipakai belerang dengan kemurnian tinggi
•O2 murni (O2 teknis mahal, maka dipakai udara, N2
membantu mengendalikan suhu)
2. Konstante laju reaksi (k) >
•Sesuai dengan persamaan Arrhenius, T yang tinggi
akan memperbesar nilai k. Suhu sekitar 800 – 1100oC
Supaya k> maka
•ko atau A > yaitu dg memakai serbuk belerang yang halus, nilai A
atau ko juga tergantung pada jenis alat pembakarnya.
•Oksidasi S tidak memerlukan katalisator. Tenaga pengaktif
diperoleh dari nyala api.
Udara pengoksidasi harus kering (memakai asam sulfat pekat atau
dengan molecular sieve) untuk menghindari terjadinya kabut asam
hasil reaksi SO3 dengan uap air menurut reaksi :
SO3 + H2O H2SO4

Oksidasi S dengan udara dilakukan di dalam pembakar belerang


(sulphur burner)
Beberapa jenis pembakar belerang antara lain:
Pembakar panci (pan burner), berupa panci yang dangkal dengan
luas permukaan yang besar. Supaya efisien dipakai panci bersusun.
Contohnya adalah pembakar Vesuvius.
Pembakar putar (rotary burner), contohnya pembakar Glens Falls.
Luas kontak jauh lebih besar daripada pembakar panci.
Pembakar sembur (spray burner), kapasitas besar. S yang lebur
disemburkan ke dalam pembakar bersama-sama dengan udara.
Gas hasil pembakaran dimanfaatkan untuk membuat steam (di
WHB/ waste heat boiler), memanaskan BFW (boiler feed water),
dan untuk melebur S. WHB ada yang terdapat di dalam pembakar,
ada pula yang di luar.
1 FeS2 + a O2 b Fe2O3
+ c SO2 + Q1
3. Oksidasi pirit
4 FeS2 + 11 O2 2 Fe2O3 + 8 SO2 + Q1
4 FeS2 + 15 O2 2 Fe2O3 + 8 SO3 + Q2
Oksidasi pirit memerlukan O2 (dari udara) yang lebih banyak
daripada oksidasi S karena O2 dipakai untuk oksidasi S menjadi
SO2 dan oksidasi Fe menjadi Fe2O3. Konsentrasi SO2 hasil lebih
rendah dibandingkan SO2 hasil oksidasi S.
N2 =(79/21)x 1 gmol = 3,762 gmol
Konsentrasi SO2 =[1/(1+3,762)]x 100%= 21 %

1 Fe2S3 + a O2 b Fe2O3 + c SO2 + Q1


Fe: 2 = 2 b………b=1
S: 3=c……….c=3
O: a = 3b + 2c =3(1)+2(3)=9
1 Fe2S3 + 9 O2 1 Fe2O3 + 3 SO2 + Q1

Bila 1 gmol Fe2S3 bereaksi sempurna dengan 9 gmol O2


menghasilkan 3 gmol SO2, maka gas hasil pembakaran berupa
SO2 = 3 gmol
Fe2S3
O2 O2 >>>
N2 stoichiometri
REAKTOR
O2 BURNER
SO2
N2 N2

Fe2O3
Jenis pembakar (furnace) untuk pirit atau senyawa sulfid logam
yang lain antara lain:
•Nichols-Herreshoff (merupakan mechanical furnace dengan
pengaduk yang bekerja pada suhu tinggi sehingga tidak tahan
lama).
•Flash roaster (contohnya Nichols-Freeman Roaster), pada
burner jenis ini pirit yang halus + udara disemburkan ke dalam
ruang bersuhu tinggi. SO2 dikeluarkan secara tangensial
diambil sebagai hasil dan sebagian direcycle untuk
mengendalikan suhu. Kalau yang ditambahkan adalah udara,
maka pembentukan SO3 menjadi lebih banyak. N2 dari udara
membantu mengendalikan suhu.
Pembersihan gas SO2
Pada proses kamar timbal debu-debu dan uap logam dalam gas
hasil pembakaran akan menurunkan kualitas asam sulfat hasil,
sedangkan pada proses kontak kotoran ini bisa merusak katalisator.
Oleh karena itu, gas hasil pembakaran harus dibersihkan lebih dulu.
Jenis alat yang dipakai antara lain:
Penangkap debu ruang. Gas berdebu masuk ruang kosong melalui
pipa untuk memperkecil kecepatan liniernya sehingga debu punya
kesempatan untuk jatuh.
Cyclone dust separator. Gas masuk secara tangensial ke dalam
cyclone. Debu terlempar ke dinding, dikeluarkan secara berkala.
Gas+debu U< Gas

.
.
… .. …

Debu

Gas

Penangkap debu ruang


Gas+debu

Debu

Cyclone dust separator


Penangkap debu listrik statis (-)

(Cottrell). Alat ini bekerja paling Gas

sempurna, dapat menghilangkan (+)

>= 95% debu, kabut, partikel-


.
.
.
partikel dalam gas. Alat ini mahal, Gas+debu .
.

umumnya untuk menangkap ..


.

debu logam Zn atau Ni. Gas Debu


dialirkan ke dalam tabung yang
dilengkapi kawat yang dialiri arus
searah 50.000 – 80.000 V.
Air H2SO4 pekat

Gas yang mengandung kotoran


berupa uap logam yang larut Gas SO2 kering

(As), pembersihan bisa dilakukan


dengan cara pencucian memakai
air dilanjutkan dengan Gas

pengeringan.
uap As

Air + As H2SO4
Pengaturan susunan gas

Gas keluar dari pembersih gas ditentukan komposisisnya sebelum


dioksidasi menjadi SO3.
Alat yang digunakan a. l:
•alat Orsat : prinsipnya menyerap salah satu gas dengan larutan yang
spesifik, kemudian volume gas diukur.
Pada alat Orsat:
SO2 diserap dengan larutan I2 dalam KI
O2 diserap dengan larutan Pirogalol dalam KOH
SO3 diserap dengan air.
N2 dihitung sebagai volume gas sisa.
•GC (gas chromatography)
Lihat contoh soal menghitung jumlah
SO3 yang terjadi dari reaksi samping
oksidasi S atau FeS2 menjadi SO2 di
Industrial Stoichiometry (Lewis,
Radash, Lewis) !

Setelah susunan gas diketahui,


selanjutnya campuran gas
dimasukkan ke dalam konverter
setelah sebelumnya ditambahkan
udara agar perbandingan O2 dengan
SO2 sesuai.
Oksidasi SO 2
1  k1
 SO3
SO2 + O2 
2 k2

1
r = k1CSO2 CO2  k 2CSO3
2

k1 pSO3
Reaksi fase gas  K p =  1
k2
pSO2 pO2 2

1
nSO3  nt  2
Kp = 1 P
 
(nSO2 )(nO2 ) 2

1
P1 2
nSO3  K p (nSO2 )(nO2 )  2

 nt 
Usaha yang bisa dilakukan untuk menggeser keseimbangan
ke kanan adalah:

•suhu < Kp > (∆H negatif)


•mol O2/SO2 > stoichiometris.
•Karena ∆ = ½ pengaruh tekanan tidak terlalu besar, umumnya
tekanan operasi atmosferis.
•nt < maka hasil >, dalam campuran gas masuk konverter diusahakan
tidak ada SO3. [nt=(nSO3)0+nSO2+nO2+nN2+nSO3]

•Hubungan suhu dengan Kp

600 700 800 900


T (K)
Kp (atm-1/2) 9500 880 69.5 9.8
Usaha untuk mempercepat reaksi:

•C SO2 >, dengan cara pembersihan gas sebelum masuk


converter.
•T > k >, tetapi keseimbangan ke kiri, maka harus
kompromi (cari T optimum).
•E < dengan katalisator (proses kamar timbal memakai
katalisator gas/oksid nitrogen, proses kontak perlu katalisator
padat : Pt, V2O5, Fe2O3).

Pada oksidasi SO2 menjadi SO3, peran katalisator sangat besar.


Proses Kamar Timbal

Sekarang tidak digunakan lagi.


C H2SO4 <, supaya C H2SO4 > perlu proses pemekatan.
Pada proses kamar timbal, gas SO2, O2, dan H2O
bereaksi menjadi asam sulfat dengan bantuan katalisator
oksid nitrogen (gas).
Alat:
Pembakar belerang, alat pembuat oksid nitrogen, menara
Glover, kamar timbal, dan menara Gay Lussac.
air
water S ammonia

Sulfur burner Ammonia oxidation

Glover
tower

Chamber

Cooler
Chamber

Chamber

Gay
Lusac
Tower
NV

acid 72% acid 66%


exhauster

waste gas

Proses kamar timbal


Pembuatan katalisator Oksid nitrogen
1. Memasukkan asam nitrat ke dalam menara
Glover sehingga terjadi reaksi
2 HNO3 + 3 SO2 2 NO + H2O + 3 SO3
Cara ini tidak digunakan lagi.
2. Mereaksikan NH3 dengan udara dalam reaktor
oksidasi yang berisi katalisator Pt.
4 NH3 + 5 O2 4 NO + 6 H2O
Cara ini yang lebih banyak digunakan.
Menara Glover
Biasanya berpenampang persegi panjang (10 x 17 ft)
dengan tinggi 25 – 50 ft. Tebal dinding sampai 18 in,
terbuat dari bata tahan asam. Menara diberi bahan
isian untuk memperluas kontak antar zat yang
bereaksi.
Fungsi menara Glover antara lain:
1. Menguraikan nitrous vitriol (NV)
2 HO.SO2.ONO + H2O 2H2SO4 + NO + NO2
Asam kamar yang ditambahkan akan mengencerkan
nitrous vitriol dari menara Gay-Lussac sehingga
konsentrasi asam tidak lebih dari 72%.
2. Memekatkan asam kamar.
Gas hasil pembakaran yang panas akan menguapkan air dari asam
kamar sehingga konsentrasinya menjadi lebih pekat. Air yang
teruapkan masuk ke kamar timbal bersama-sama dengan gas hasil
pembakaran.
3. Mendinginkan gas hasil pembakaran.
Gas hasil pembakaran akan turun suhunya menjadi 70o – 110oC
sebelum masuk ke kamar timbal.
4. Memproduksi asam sulfat.
Pada bagian atas menara dimana gas menjadi dingin dan adanya
pengenceran NV, akan ada reaksi :
2HO.SO2.ONO + SO2 + H2O 2H2SO4.NO + H2SO4
Asam sulfat yang terbentuk di sini jumlahnya sekitar 12 – 15%.
5. Membersihkan gas hasil pembakaran.
Kamar Timbal
Berbentuk kotak yang terbuat dari Pb. Ukurannya
bervariasi dengan panjang 50 – 150 ft, lebar 20 – 40 ft,
dan tinggi 20 – 30 ft.
Gas masuk kamar timbal bersuhu 90oC.
Fungsi kamar timbal
1. Tempat terjadinya reaksi
2 NO + O2 2NO2 (1)
2 NO2 N2O4, (2)
SO2 + H2O H2SO3 (3)
H2SO3 + NO2 H2SO4.NO (asam ungu) (4)
2(H2SO4.NO) + ½ O2 (NO2) 2(HO.SO2.ONO) + H2O + (NO) (5)
2(HO.SO2.ONO) + SO2 + 2H2O 2(H2SO4.NO) + H2SO4 (6)

H2SO4.NO H2SO4 + NO (7)


2(HO.SO2.ONO)+ H2O 2H2SO4 + NO + NO2 (8)
2. Mengusir kalor yang timbul dari reaksi.
3. Sebagai tempat pengembunan kabut asam yang timbul.

Untuk memenuhi fungsi ini maka kamar timbal harus:


- mempunyai ruang yang besar,
- luas perpindahan kalor yang besar,
- dinding tahan asam dan konduktor yang baik.
Bahan konstruksi kamar timbal: logam tipis yang tahan
terhadap asam sulfat yang encer adalah Pb.
PbO akan bereaksi dengan H2SO4 membentuk PbSO4
yang melindungi dinding Pb terhadap asam.
Pb + ½ O2 PbO
PbO + H2SO4 PbSO4 + H2O
Kalau asam sulfat terlalu pekat maka akan terjadi reaksi:
PbSO4 + H2SO4 Pb(HSO4)2 yang larut sehingga
tidak ada lapisan pelindung bagi dinding Pb. Karena itu
konsentrasi asam sulfat hasil tidak boleh terlalu tinggi.
Pengendalian kamar timbal
1. C H2SO4 hasil diukur berdasar rapat massanya. Bila
rapat terlalu besar maka asam terlalu pekat, timbul
kristal kamar pada dinding (korosif), perlu
tambahan air ke dalam kamar timbal. Sebaliknya
bila rapat terlalu kecil, asam terlalu encer, bisa
terjadi HNO3 yang juga korosif.
4 NO + 3 O2 + 2 H2O 4 HNO3
2. Warna gas dalam kamar timbal
Bila terlalu coklat, NO2 terlalu banyak timbul
HNO3 yang korosif. Sebaliknya bila warna terlalu
pucat, NO2 terlalu sedikit reaksi lambat.
3. Suhu juga harus dikontrol, kalau suhu terlalu tinggi,
maka NO2 harus dikurangi.
Menara Gay-Lussac
Supaya gas inert dan gas lain tidak menumpuk di kamar
timbal, maka gas itu harus dibuang, perlu alat untuk
mengambil oksid nitrogen supaya tidak mencemari
lingkungan.
Fungsi menara Gay-Lussac
Mengikat oksid nitrogen yang keluar dari kamar timbal.
H2SO4 + NO + NO2 2HO.SO2.ONO + H2O
Gas yang masuk dianalisis supaya selalu ada SO2
(0,05 – 0,12%) untuk mengikat NO2 yang berlebihan
(perbandingan NO : NO2 harus 1:1) agar pengikatan NO
dan NO2 berjalan baik.
SO2 + NO2 SO3 + NO
Efisiensi penyerapan gas NO dan NO2 oleh asam sulfat hanya
sekitar 85 %, oleh karena itu gas NO dan NO2 masih ada yang
keluar ke udara. Untuk mengurangi pencemaran lingkungan,
maka gas yang keluar diserap dengan Na2CO3.
Proses Kontak
Pada proses ini, pembentukan H2SO4 terjadi di alat yang
terpisah dari oksidasi SO2 menjadi SO3.
Oksidasi SO2 menjadi SO3 terjadi di dalam konverter/reaktor
dengan bantuan katalisator padat yaitu Pt, V2O5, atau Fe2O3.
Katalisator Pt memerlukan penyangga yang berupa asbes,
SiO2, atau batu apung yang ada di bagian dalam (disebut
dengan platinized catalyst).
Katalisator Vanadium (sering disebut V2O5), sebenarnya
juga terdiri atas SiO2 sebagai penyangga, V, K, Cs, dan
aditif yang lain.
Contoh : katalisator Vanadium yang dikeluarkan oleh
Monsanto.

Fe2O3 biasanya dipakai sebagai katalisator pada bed I.


•Aktivitas katalisator berkurang a.l. karena umur dan racun
katalisator.
•Debu-debu yang halus bisa menutup permukaan
katalisator (mengurangi aktivitas), tetapi dapat dihilangkan
dengan cara screening.
•Racun katalisator yang lain misalnya As, Pb, dll.
Katalisator vanadium tahan terhadap As. Halogen dan
asam halogen juga meracuni katalisator, reaktivasi
katalisator dapat dilakukan dengan pemanasan pada suhu
tinggi.
•Suhu terlalu tinggi puncak aktif katalisator bisa lebur.
Kalau ini terjadi, maka katalisator harus diganti.
Katalisator Vanadium Katalisator Pt
1. Konversi lebih tinggi 1. Konversi lebih rendah
2. Umur lebih panjang 2. Umur lebih pendek
3. Lebih tahan terhadap 3. Mudah teracuni
racun terutama oleh As
4. Bisa untuk konsentrasi 4. Untuk konsentrasi SO2
SO2 yang lebih rendah yang lebih tinggi (8 -
(7 - 8%) 10%).
5. Capital cost lebih tinggi 5. Capital cost lebih
rendah

Sekarang katalisator vanadium lebih banyak digunakan.


SO3 275oC ke cooler
400oC 400oC

SO2

HE 1 HE 2
600oC

450oC
Primary converter secondary converter

Converter dengan “external HE”

Reaktor yang sekarang banyak dipakai adalah reaktor


multi bed dengan external HE.
Asam sulfat dari belerang dengan proses kontak
(reaktor multi bed dan double absorber)
Oksidasi SO2 menjadi SO3 dengan katalisator Vanadium.
Kondisi operasi : T = 450oC, P (200 kPa atau 2 atm),
konversi mencapai 95 %.
Penyerapan SO3
Hasil SO3 didinginkan selanjutnya diserap dengan H2SO4
pekat membentuk oleum.
SO3(g) + H2SO4 H2S2O7
(H2SO4.SO3)
Jika diserap dengan air akan terjadi kabut asam, kalor yang
timbul besar, hasil asam sulfat encer.

SO3(g) + H2O(l) H2SO4(l)


Untuk membuat asam sulfat, maka air ditambahkan ke
dalam oleum.
H2S2O7(l) + H2O(l) 2H2SO4(l)
SO3 (g) + H2O (l) H2O(xSO3)
x=1 H2SO4 100%
x<1 larutan H2SO4 (H2SO4 < 100%)
x>1 Oleum (disulfuric acid atau pyrosulfuric acid,
atau disebut asam sulfat berasap).
Untuk membuat asam sulfat umumnya diperlukan 1 buah
absorber.
Asam sulfat 98,5% mempunyai tekanan uap air yang rendah,
sehingga asam sulfat ini merupakan absorben yang baik
untuk menyerap SO3. Asam sulfat yang konsentrasinya
rendah, tekanan uap airnya tinggi, SO3 akan bergabung
dengan air di fase gas membentuk kabut. Tetapi bila asam
sulfat yang konsentrasinya lebih tinggi (oleum), maka
tekanan parsiil SO3nya tinggi, sehingga akan banyak SO3
yang lolos. Untuk membuat oleum minimal ada 2 buah
absorber.
Untuk membuat oleum di atas 20%, maka diperlukan 3
atau lebih absorber (penyerapan SO3 oleh oleum lambat).
H2SO4.zSO3 + SO3 H2SO4.wSO3

Oleum Konsentrasi hasil oleum


dipengaruhi oleh:
•Konsentrasi oleum penyerap

SO3 •Konsentrsi SO3 dalam gas


•P sistem
•Temperatur
Oleum
p SO 3 ( gas)  p SO 3 (laru tan)
nSO3
p SO 3 ( gas)  ySO 3 .P  P
nT
Larutan ideal: P =x.Po (1)
dengan : P = PSO3 dalam larutan
x = bagian mol SO3 dalam larutan
Po = tekanan uap SO3 murni pada T sistem
Dari (1) maka : P/(x.Po)=1, tetapi dalam praktek nilai
P/(x.Po) tidak sama dengan 1, nilainya berubah
terhadap konsentrasi. Oleh karena itu, x umumnya
diganti dengan fraksi berat (w).
PSO3/(w.Po)= 
Lihat contoh soal penyerapan oleum oleh oleum (Industrial
Stoichiometry, Lewis, Radash, Lewis).
Pemekatan asam sulfat
H2SO4.xH2O H2SO4.yH2O + (x-y) H2O
Larutan yang diuapkan harus mendidih agar air dapat
dipisahkan dari asam sulfat.
Kalor yang diperlukan untuk memekatkan asam sulfat:
1. Kalor perubahan suhu untuk menaikkan suhu asam
sulfat dari suhu lingkungan sampai suhu didihnya.
2. Kalor disosiasi
3. Kalor untuk menguapkan air
4. Kalor untuk menjaga agar larutan tetap mendidih (makin
tinggi konsentrasi asam sulfat, titik didih makin tinggi).
Contoh:
Asam sulfat 70% sebanyak 1 ton pada suhu 35oC akan
dipekatkan menjadi asam sulfat 94%. Pada proses
pemekatan, H2SO4 yang hilang bersama air sebesar 4% asam
sulfat murni dalam umpan. Diketahui titik didih asam sulfat
70% = 170oC, kapasitas panasnya cp, kalor penguapan asam
sulfat 94% adalah c kcal/kg asam sulfat murni, dan kalor
pemekatan asam sulfat 70% sampai 98,5% (termasuk kalor
untuk menguapkan air) dinyatakan dalam : ∆HT= a + b k (k
adalah kadar asam sulfat awal, a dan b konstante).
Hitunglah kalor yang diperlukan untuk memekatkan asam
sulfat!
Uap air, 4% asam sulfat
murni dalam feed

H2SO4 70%
1 ton

steam
Q? kondensat

H2SO4 94%
-Kalor perubahan suhu
∆Hs = m. cp. ∆T = 1000 kg. cp kcal/(kg.oC).(170-35)oC
∆Hs = A kcal
H2SO4 100% dalam umpan = 0,7(1000kg)=700 kg
H2SO4 murni yang hilang bersama air = 0,04(700kg)=28 kg
H2SO4 murni dalam hasil = 700 – 28 = 672 kg
-Kalor pemekatan H2SO4 70% - 94%(termasuk menguapkan
air)
H2SO4 70%- 98,5% : ∆HT1= B kcal/kg asam sulfat murni
H2SO4 94%- 98,5% : ∆HT2= C kcal/kg asam sulfat murni

H2SO4 70% - 94% = ∆HT1- ∆HT2=(B – C).672 = D kcal


Kalor penguapan H2SO4 94% = c kcal/kg H2SO4 murni = c
(28) kcal= E kcal
Kalor pemekatan untuk 28 kg H2SO4 dari 70% - 94% = (B-
C)(28) kcal = F kcal
Jadi kalor yang dibutuhkan untuk memekatkan asam sulfat =
(A + D + E + F) kcal.

Berdasarkan pada pemberian kalornya, pemekatan asam


dapat dibedakan menjadi:
1. Pemekatan secara tidak langsung
2. Pemekatan secara langsung
1. Pemekatan secara tidak langsung, media pembawa
kalor tidak langsung bersinggungan dengan asam yang
akan dipekatkan. Pemanasan melalui dinding
pembatas.
- Pengotoran <<,
- efisiensi panas rendah.
Contoh:
a. Pemekat panci, tekanan operasi 1 atm. Pemekat
jenis ini sudah kuno, tidak dipakai lagi. Vitreosil
Cascade merupakan salah satu contoh pemekat jenis
ini.
b. Pemekat hampa ( P < 1 atm), air bisa menguap
pada suhu yang lebih rendah. Contoh pemekat jenis ini
adalah Simonson-Mantius.
2. Pemekatan secara langsung, media pembawa kalor
langsung bersinggungan dengan asam yang akan
dipekatkan.
- efisiensi kalor tinggi
- kemungkinan terjadinya pengotoran >
Contoh pemekat jenis ini:
a. Pemekat tipe drum, media pembawa kalor berupa gas
hasil pembakaran yang bersuhu kira-kira 600oC masuk ke
drum I yang menghasilkan asam sulfat pekat. Gas masuk
drum II bersuhu sekitar 230oC, ke dalam drum ini juga
dimasukkan gas hasil pembakaran yang suhunya 600oC.
Gas yang keluar bersuhu 200oC digelembungkan melalui
asam yang encer dalam drum pendingin. Gas ini keluar
pada 90-150oC. Kabut asam yang yang terbawa oleh gas
diambil dengan cottrell.
Pada tekanan operasi 1 atm (P total = pgas +pH2O), air akan
menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik didih
normalnya.
Untuk menghindari timbulnya kabut asam, maka gas hasil
pembakaran dapat diganti dengan superheated steam.
Misal: 100 lb larutan oleum 20%.
Kandungan H2O bebas = 0 lb
Kandungan SO3 bebas = 20 lb = (20/80) lbmol = 0,25 lbmol.
Kandungan H2SO4 = 80 lb.
Larutan oleum 20% = larutan H2SO4 berapa %?
→ dihubungkan dengan cara analisis oleum di lab.
→ sampel diencerkan dengan air berlebihan sehingga semua SO3
bebas terkonversi menjadi
H2SO4.
→ titrasi dengan larutan NaOH.
→ hasil dilaporkan sebagai:
Arti fisis:
OLEUM
berat total H2SO4 = H2SO4 original + SO3 bebas + H2O yang
bereaksi dengan SO3bebas
Berat sampel = H2SO4 original + SO3 bebas
Jadi oleum adalah larutan H2SO4 > 100% dengan %
kelebihan adalah % berat H2O yang bereaksi
dengan SO3 bebas.
a. Udara merupakan senyawa kimia bermanfaat
1. N2 2. O2 3. NH3 4. (NH4)2SO4 5. UREA
b. S merupakan senyawa bermanfaat
1. H2SO4 yang bermanfaat, ?
2. (NH4)2SO4 yang bermanfaat ?

c. Bagaimana memproses S ???? (FDP)


1. H2SO4
2. (NH4)2SO4
3. Komponen energy storage
4. Washing liquid
5. CaSO4

d. Bagaimana merancang industri/ pabrik/ alat


1. FDP, Neraca Massa, merancang alat,
2. PEFD
3. Membangun pabrik, safety

e. Bagaimana mengoperasikan pabrik ??


1. Pengendalian proses kimia
2. Pengendalian operasional Pabrik
TUGAS_1_ PIK1A/B_<NM>_UDARA DAN PEMANFAATANNYA

TUGAS_2_ PIK1A/B_<NM>_PROSES FRASCH


TUGAS_3_PIK1A/B_<NM>_H2SO4-PROSES KONTAK
TUGAS_4_PIK1A/B_<NM>_H2SO4-KAMAR TIMBAL

TUGAS_5_PIK1A/B_<NM>_NH3 AMMONIAK

TUGAS_6_PIK1A/B_<NM>_(NH4)2SO4 PUPUK ZA

TUGAS_7_PIK1A/B_6_<NM>_CO(NH2)2 PUPUK UREA

07/05/2018 supranto@ugm.ac.id. 75

You might also like