Professional Documents
Culture Documents
KELAS KARYAWAN/1714908
Asam sitrat merupakan padatan kering atau
putih. Berat molekul 192,12. Aspergilus Niger
memiliki kemampuan produksi paling baik
didalam fermentasi Asam Sitrat. Aspergilus Niger
mampu mensintesis Asam Sitrat dalam medium
fermentasi ekstraseluler dengan konsentrasi
yang cukup tinggi, jika dibiakkan dalam media
yang kadar garamnya rendah dan mengandung
gula sebagai sumber karbon.
Bahan Baku
Tepung Tapioka
- karbohidrat : 88,2%
- air : 9,1%
- protein : 1,1%
- lemak : 0,5%
- abu : 1,1%
Bahan Pembantu
1. Asam Sulfat (H2SO4)
BM : 98
Bentuk : cair
Sangat korosif dan reaktif
Larut dalam air
3. Nutrient
KH2PO4 : 0,052%
MgSO4.7H2O : 0,33%
Urea : 0,65%
KCl : 0,1%
MnSO4.4H2O : 0,013%
ZnSO4.7H2O : 0,0065%
4. Aspergilus Niger
Sifat : Aerob
pH optimum : 4-6
Suhu optimum pembentukan Asam Sitrat 28-
30°C
5. Enzym Amilase
pH optimum : 6 – 6,5
Temperatur : 105 – 110°C
6. Enzim Glukoamilase
pH :3–4
Temperatur : 60°C
• Dapat dilakukan menggunakan 2 macam metode
fermentasi : permukaan (surface process) dan bawah
permukaan (submerged process)
• Pada tahap tropofase, sebagian dari glukosa
digunakan untuk membentuk miselium dan respirasi
• Pada tahap idiofase, sisa glukosa diubah menjadi
asam organik, termasuk asam sitrat
• Produksi berkisar antara 40‐69% dalam bentuk asam
sitrat‐1‐hidrat (123 g per 100 g sukrosa) atau asam
sitrat anhidrat (112 g per 100 g sukrosa)
Sebelum mengalami proses fermentasi bahan baku
diencerkan terlebih dahulu hingga konsentrasi gula
30% dalam mixer. Setelah itu ditambahkan asam
sulfat, pospor, potassium dan nitrogen dalam
bentuk asam atau garam sebagai nutrient.
Campuran ini kemudian disterilkan lalu diencerkan
kembali hingga konsentrasi gula mencapai 15% dan
selanjutnya difermentasikan. Inokulum (Aspergillus
niger) dikontakkan bersama-sama dengan udara.
Waktu inkubasi selama 9 – 11 hari. Lapisan lendir
yang terbentuk dipermukaan medium diambil dan
diekstraksi, sedangkan cairan hasil fermentasi diberi
perlakuan panas dan penambahan kalsium
hidroksida (pH 8,5) sehingga dihasilkan kalsium
sitrat.
80% metode ini banyak digunakan dalam industri. Dalam
proses ini mikroorganisme Aspergillus niger
ditumbuhkan dengan mendispersikannya dalam media
cair. Produksi asam sitrat dengan proses biakan celup
mempertimbangkan penggunaan phospat yang terbatas.
Sebagian kecil bahan baku digunakan sebagai inokulum
fermentor. sebagian besar yang lain digunakan tahapan
utama dalam fermentor. Inokulum yang terbentuk
ditansfer secara aseptic menuju evaporator kemudian di
kristalise, centrifuge, dryer hingga menghasilkan kristal
asam sitrat untuk produksi asam sitrat dalam fermentor.
Dalam skala industri Aspergillus niger adalah strain yang
paling tepat untuk fermentasi, walaupun pada awalnya
menghasilkan sedikit yield, namun dalam perkembangan
selanjutnya penambahan methanol dalam larutan
fermentasi akan menghasilkan yield yang besar.
Jenis Proses Surface Fermentation Submerged
Fermentation
Yield Yield yang dihasilkan Yield yang dihasilkan
54-56% 90%