You are on page 1of 67

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PENCERNAAN

Oleh :

Ns. Sulistiyawati, M.Kep., Sp.Kep.An


SISTEM PENCERNAAN

• Mulut (Oris) • Intestinum mayor (usus


• Faring (tekak) besar)
• Esofagus (kerongkongan) – Seikum
• Ventrikulus/gaster – Kolon asendens
(lambung) – Kolon transversum
• Intestinum minor (usus – Kolon desendens
halus) – Kolon sigmoid
– Duodenum (usus 12 jari) • Rektum
– Yeyenum
• Anus
– Ileum
ANATOMI
GASTROINTESTINAL
ANATOMI MULUT (CAVUM ORIS)
• Batas-batas mulut :
– Atas : palatum
– Bawah : mandibula,
lidah
– Lateral : pipi
– Depan : bibir
– Belakang : lubang menuju
faring

• Palatum :
– Palatum durum (keras)
– Palatum mole (lunak)

• Bibir :
– Luar mulut ditutupi kulit
– Dalam ditutupi mukosa
(selaput lendir)
ANATOMI CAVUM ORIS
• Lidah
– Terdiri dari otot serat lintang dan
dilapisi oleh selaput lendir.
– Dapat digerakkan ke segala arah.
– Fungsi lidah : mengaduk makanan,
membentuk suara, alat pengecap
dan menelan, serta merasakan
makanan.
– Terbagi atas 3 bagian :
• Radiks lingua (pangkal lidah)
Pada bagian belakang terdapat
epiglotis (menutup jalan nafas
waktu menelan makanan)
• Dorsum lingua (punggung lidah)
---- terdapat ujung-ujung saraf
pengecap.
• Apeks lingua (ujung lidah)
LIDAH
KELENJAR LUDAH
• Kelenjar ludah ada 3 :
– Kelenjar parotis (dektra – sinistra)
– Kelenjar sub maksilaris (dektra –
sinistra)
– Kelenjar sublingualis (dektra –
sinistra)
• Kelenjar ludah terdiri dari sel-sel
pensekresi saliva.
• Fungsi saliva :
– Memungkinkan makanan dikunyah
oleh gigi dan dibentuk menjadi
bolus.
– Mengandung Ptyalin (amilase)
saliva : mengubah karbohidrat
menjadi maltosa.
– Melembabkan lidah dan bagian
dalam mulut.
GIGI
BAGIAN-BAGIAN GIGI
Gigi, ada dua macam :
• Gigi sulung (susu) :
– Mulai tumbuh 6 – 7 bln
– Lengkap : 2,5 tahun
– Jumlah 20 buah :
• Gigi seri : 8 buah
• Gigi taring : 4 buah
• Gigi geraham : 8 buah
• Gigi tetap :
– Tumbuh umur 6 – 18 th
– Jumlah : 32 buah
• Incicivus : 8 buah
• Caninus : 4 buah
• Molare : 12 buah
• Premolare : 8 buah
BAGIAN-BAGIAN GIGI
FARING
• Merupakan organ yang
menghubungkan rongga mulut dengan
esofagus.

• Didalam lengkung faring terdapat


tonsil (amandel) yaitu kumpulan
kelenjar limfe yang banyak
mengandung limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi.

• Ada 3 bagian :
– Superior : nasofaring
– Media : orofaring
– Inferior : laringofaring
ESOFAGUS
• Tabung muskular :
– Panjang : + 25 cm
– Diameter : 0,5 cm
• Menghubungkan faring
dengan gaster
• Terdiri dari lapisan (dari
dalam keluar) :
– Membran mukosa
– Sub mukosa
– Otot : sirkuler dan longitudinal
– Lapisan fibrosa
GASTER • Bagian-bagian lambung :
– Fundus ventrikuli
– Korpus ventrikuli
– Antrum pilorus
– Kurvantura minor
– Kurvantura mayor
– Osteum kardiakum
• Susunan lapisan dari dalam
keluar :
– Membran mukosa
– Sub mukosa
– Muskularis : sirkuler, oblique,
dan longitudinal
– Peritoneal
• Spingter : Pylorus
LAPISAN GASTER
GASTER
FUNGSI GASTER
• Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan
makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung.

• Getah lambung mengandung :


– Asam hidroklorida (HCl)
– Pepsinogen (pepsin) : memecah putih telur (protein) menjadi asam
amino (albumin dan pepton)
– Mukus (disekresi oleh membran mukosa) : melapisi permukaan
membran mukosa untuk melindungi dari pencernaan oleh HCl.
– Faktor instrinsik : dibutuhkan untuk membantu absorbsi vitamin B 12

• Fase pengeluaran getah lambung :


– Sefalik/cerebral
– Gastrik
– Intestinal
INTESTINUM MINOR
• Bagian dari sistem pencernaan
yang berpangkal pada pylorus dan
berakhir pada caecum.

• Panjang : + 6 meter
• Terdiri 3 bagian :
– Duodenum
– Jejunum
– Ileium

• Terdiri dari 4 lapisan (dalam ke


luar) :
– Mukosa
– Muskulus sirkuler
– Muskulus longitudinal
– Serosa
LAPISAN-LAPISAN USUS HALUS
Fungsi usus halus
• Absorbsi bahan makanan
• Berlangsung terutama di duodenum &
jejenum
• Absorbsi cairan elektrolit
vili
Vilus
• Pusat vilus berisi pembuluh limfe yang
buntu
• Lakteal, kapiler merupakan cabang arteriola
serta bermuara ke venula
• Setiap 5 hari diganti
Absorbsi usus halus
• Karbohidrat
• Hasil akhir pencernaan : monosakarida (
glukosa,galaktosa, fruktosa)

Transfort aktif
Tidak perlu insulin
Liur usus halus
• Mukosa usus halus terdapat kelenjar
Brunner ( duodenum)
• Hasilkan mukus
• Melindungi mukosa duadenum dari iritasi
HCl & pepsin
• Kelenjar intestinal/ crypte Lieberkuh
Produksi enzim, cairan isotonik
1. Mukosa
• Mulai dari lambung
• Mukosa : sel epitel : sekresi mukus &
hormon
• Invaginasi jaringan epitel kedalamnya
membentuk kelenjar eksokrin
• Kelenjar eksokrin : sekresi asam, enzim,
ion-ion kedalam lumen
Sistem Pencernaan
Lamina Propia
• Di bawah lapisan epitel
• Jaringan ikat : dilalui pembuluh darah kecil,
serat saraf & saluran limfe

• Lamina propria dipisahkan jaringan ikat di


bawahnya oleh suartu lapisan tipis otot
polos yaitu muskularis mukosa
2. Sub Mukosa
• Jaringan ikat kedua dibawahnya
• Lapisan ini dilalui pembuluh darah & limfe
lebih besar, cabangnya menembus lapisan
mukosa diatas &lapisanotot di bawahnya

• Terdapat jala saraf disebut pleksus sub


mukosa ( meissner)
3. Muskularis Eksterna
• Jaringan otot polos
• Kontraksinya menimbulkan gaya
mendorong & memindahnkan isi saluran GI
3. Muskularis Eksterna
• Terdiri 2 lapisan
a. Otot sirkuler : sebelah dalam, tebal,
kelilingi lumen, jika kontraksi lumen
menyempit

b. Otot longitudinal : sebelah luar , lebih


tipis, bila kontraksi saluran GI memendek
3. Muskularis Eksterna
• Diantara kedua otot polos terdapat pleksus
saraf lain yang lebih eksentif yaitu:
a. Pleksus mienterikus (AUERBACH)
b. Pleksus sub mukosa
c. Pleksus mienterikus/ intramural
d. Neuron lain di Saluran GI membentuk
sistem saraf enterik
4. Serosa

• Selapis jaringan ikat , diliputi sel gepeng ,


mengelilingi permukaan luar saluran GI
• Sekresi cairan serosa, untuk membasahi &
mencegah gesekan dengan organ lain
• Lembar jaringan ikat tipis2 (
Mesenterium,), hubungkan serosa ke
dinding abdomen, menopang segmen GI ke
rongga abdomen
DUODENUM
(USUS DUA BELAS JARI)

• Panjang : + 25 cm
• Digambarkan dalam 4 bagian :
– I : Berjalan kekanan
– II : Berjalan kebawah
– III : Berjalan mendatar kekiri dan
kedepan vena cava inferior dan
aorta.
– IV : Berjalan keatas bersambung
ke jejunum.
• Lapisan mukosa mengandung
kelenjar Brunner.
• Fungsi : menghasilkan getah
intestinum
JEJENUM DAN ILEUM
• 2/5 bagian : jejunum (2 – 3 m)
• 3/5 bagian : ileum (4-5 m)
• Sambungan antara jejunum dan
ileum tidak mempunyai batas yang
tegas.
• Ujung bawah ileum berhubungan
dengan seikum dengan perantaraan
lubang : orifisium ileoseical
• Diperkuat oleh : sfincter ileoseical,
juga terdapat katub : valvula
seikalis/baukhini
• Fungsinya : mencegah cairan
dalam colon asendens tidak masuk
kembali kedalam illeum.
USUS BESAR
(INTESTINUM MAYOR)
• Panjang : + 2,5 m
diameter : + 5 – 6 cm
• Bagian-bagianya :
– Seikum
– Apendiks vermiformis
– Colon asendens
– Colon transversum
– Colon desendens
– Colon sigmoid
– Rektum
– Anus
USUS BESAR
(INTESTINUM MAYOR)
• Lapisan :
– Mukosa
– Muskulus : - sirkuler
- longitudinal • Fungsi :
– Jaringan ikat – Absorbsi air, natrium &
• Memiliki : clorida (+ 2 L/ 24jam).
– Epiploika apendiks :
merupakan ekor perotonial – Tempat tumbuhnya
yang mengandung lemak yang bacteri coli.
berada diseluruh permukaan
sekum dan kolon.
– Tempat menampung
– Teniae koli : merupakan tiga faeces.
pita datar yang merupakan
selubung muskulus longitudinal
yang memadat.
SEIKUM DAN APENDIKS
• Seikum adalah kantong lebar, terletak
pada fosa iliaka dekstra.
• Dibawah seikum terdapat apendiks
vermiformis (umbai cacing) dengan
panjang 5 – 15 cm.

• Fungsi apendiks : diduga sebagai organ


pertahanan terhadap infeksi.

• Letak apendiks :
– Pelvis
– Subsekal
– Retrosekal
– Preileal
– Retroileal
– Retrokolika
COLON
• Colon asendens
– Panjang 13 cm
– Letak : abdomen bawah
sebelah kanan membujur
keatas dari ileum kebawah
hati.
– Dibawah hati melengkung
kekiri : fleksura hepatika.
• Colon transversum
– Panjang + 38 cm
– Membujur dari kolon asendens
sampai desndens
– Sebelah kanan : fleksura
hepatika
– Sebelah kiri : fleksura lienalis
COLON
• Colon desendens
– Panjang + 25 cm
– Letak : abdomen bagian kiri
membujur dari atas
kebawah dari fleksura
lienalis sampai kedepan
ileum kiri bersambung
dengan colon sigmoid.

• Colon sigmoid
– Bentuk seperti huruf S
– Ujung bawah berhubungan
dengan rektum.
RECTUM DAN ANUS

• Rectum
– Terletak dibawah colon
sigmoid.
– Menghubungkan intestinum
mayor dengan anus.

• Anus
– Saluran pencernaan yang
menghubungkan rectum dengan
dunia luar.
– Dindingnya diperkuat oleh 3
spingter :
• Ani internus
• Levator ani
• Ani eksternus
PERITONIUM
(SELAPUT PERUT)
• Terdiri dari 2 bagian :
– Peritonium parietal : melapisi dinding rongga abdomen.
– Peritonium viceral : melapisi semua organ yang berada dalam rongga
abdomen.
– Ruang diantara dua lapisan : ruang peritonial atau kantong
peritonium
• Fungsi :
– Menutup sebagian dari organ abdomen dan pelvis.
– Membentuk pembatas yang halus sehingga organ yang ada didalam
rongga peritonium tidak saling bergesekan.
– Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ terhadap
dinding posterior abdomen.
– Tempat kelenjar limfe dan pembuluh darah yang membantu
melindungi terhadap infeksi.
HEPAR
• Organ paling besar
didalam tubuh.
• Warna : merah – coklat
• Berat : + 1,5 kg
• Terpisah menjadi belahan
kanan – kiri oleh : fisura
longitudinal
• Terbagi menjadi 4 lobus :
– Lobus kanan
– Lobus kiri
– Lobus kaudata
– Lobus quadratus
HEPAR
• Perlekatan peritoneal dan
ligamentum hepar :
– Ligamentum falsiformis
– Ligamentum teres hepatis
– Ligamentum venosum
– Omentum minus
• Pembuluh darah pada hati
– Arteri hepatika (20 % darah)
– Vena porta (80 % darah)
• Struktur :
– Lobulus
– Sinusoid
– Vena centralis
– Canaliculi
HEPAR
• Fungsi utama hati
– Pembentukan dan eksresi empedu (metabolisme garam empedu
dan pigmen empedu)
– Metabolisme karbohidrat (glikogenesis, glikogenolisis,
glukoneogenesis)
– Metabolisme protein (sitesis protein, pembentuka urea,
penyimpanan protein/asam amino)
– Metabolisme lemak (ketogenesis, sintesis kolesterol,
penyimpanan lemak)
– Penyimpanan vitamin dan mineral
– Metabolisme steroid
– Detoksikasi
– Ruang pengapung dan fungsi penyaring
VESICA FELEA
(KANDUNG EMPEDU)

• Terletak : melekat pada permukaan


bawah hepar.
• Panjang : + 8 – 12 cm berisi 60 cm3
• Bagian-bagianya :
– Fundus
– Corpus
– Colum
• Ductus-ductusnya :
– Ductus hepaticus
– Ductus sisticus
– Ductus choledocus
• Lapisan Empedu :
– Mucosa (viceral)
– Otot bergaris
– Serosa (parietal)
VESICA FELEA
(KANDUNG EMPEDU)
VESICA FELEA
(KANDUNG EMPEDU)
VESICA FELEA
(KANDUNG EMPEDU)
• Fungsi utama kendung empedu adalah menyimpan dan
memekatkan empedu
– Kandung empedu mampu menyimpan sekitar 45 ml empedu
– Empedu hati tidak dapat segera masuk ke duodenum, tetapi setelah
melewati duktus hepatikus, empedu masuk ke duktus sistikus dan ke
kandung empedu
– Dlm kandung empedu, pembuluh limfe dan pembuluh darah
mengabsorpsi air dan garam-garam anorganik sehingga empedu dlm
kandung empedu kira-kira 10X lebih pekat daripada empedu hati
– Secara berkala kandung empedu mengosongkan isisnya ke dlm
doudenum melalui kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi
sfingter Oddi. Rangsang normal kontraksi dan pengosongan kandung
empedu adalah masuknya kimus asam dalam duodenum
– Adanya lemak dlm makanan merupakan rangsangan terkuat untuk
menimbulkan kontraksi
PANKREAS
• Sekumpulan kelenjar yang
strukturnya mirip kelenjar
ludah.
• Panjang + 15 cm, lebar 5 cm.
• Bagian-bagiannya :
– Fundus
– Corpus
– Cauda
PANKREAS
• Fungsi Pankreas
– Fungsi eksokrin yang membentuk getah pankreas yang berisi enzim
dan elektrolit
– Fungsi eksokrin, sekelompok kecil sel epitel yang berbentuk pulau-
pulau kecil /langerhans yang bersama-sama membentuk organ
endokrin yang mensekresi insulin
– Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke
duodenum yg berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum
– Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang dihasilkan pulau-pulau
langerhans sendiri yg langsung dialirkan kedalam peredaran darah.
Sekresinya disebut hormon insulin dan glukagon yang bergantu dlm
metabolisme karbohidrat
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat yang
sudah dicerna), air dan garam yang berasal dari zat makanan untu didistribusikan
ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi
tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-sel yang melaksanakan tugasnya.
Agar makanan dapat dicerna optimal dalam saluran pencernaan, maka saluran
pencernaan harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat makanan yang
terus. Untuk ini dibutuhkan:
1. Pergerakanan makanan melalui saluran pencernaan
2. Sekresi getah pencernaan dan pencernaan
3. Absorpsi hasil pencernaan, air dan elektrolit
4. Sirkulasi darah melalui organ gastrointinal yg membawa zat yg diabsorpsi
5. Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Dalam lumen saluran gastrointestinal (GI) harus diciptakan suatu lingkungan
khusus supaya pencernaan dan absorpsi dapat berlangsung. Sekresi kelenjar
dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupaya supaya tersedia
lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian lebih banyak
dipengaruhi oleh volume dan komposisi kandungan lumen gastointestinal.
• Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen. Sistem ini
terdapat di dalam dinding saluran gastrointestinal. Kebanyakan refleks GI
dimulai oleh sejumlah rangsangan di lumen yaitu regangan dinding oleh isi
lumen, osmolaritas kimus atau konsentrasi zat yang terlarut, keasaman kimus
atau konsentrasi ion H, dan hasil pencernaan karbohidrat, lemak, protein
(mono sakarida, asam lemak dan peptida dari asam amino)
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Proses Penyerapan Makanan
Jumlah makanan yang dicerna ditentukan oleh instrinsik lapar dan jenis
makanan yang ditentukan selera. Mekanisme ini merupakan sistem
pengaturan otomatis yang sangat penting untuk menjaga persediaan
makanan yang adekuat untuk tubuh.

• Mengunyah
Pemecahan partikel besar makanan menjadi partikel kecil dapat ditelan. Gigi
untuk mengunyah, memotong, dan menggiling yang bekerja sama dengan
otot rahang dengan kekuatan 27,5 – 1.000 kg pada molar. Mengunyah
merupakan hal yang penting dalam pencernaan. Enzim pencernaan hanya
bekerja pada awal permulaan partikel.
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Menelan (deglusi)
Mekanisme kompleks setiap saat melakukan
beberapa fungsi dalam beberapa detik ke
dalam traktus untuk mendorong makanan
dibagi beberapa tahap yaitu tahap volunter,
mencetuskan proses menelan., tahap faring,
bersifat volunter dalam membantu jalan
makanan melalui faring ke dalam esofagus
dan tahap esofagus, tahap involunter
mempermudah jalannya makanan dari faring
ke dalam lambung. Tahap menelan merupakan
suatu gelombang perilstaltik cepat dari faring
yang mendorong bolus makanan kedalam
esofagus ke bagian atas. Seluruh proses terjadi
dalam waktu 2 detik.
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Pengaturan saraf pada tahapan menelan.
Impuls dari faring ke daerah lain melalui
bagian sensorik saraf trigeminal dan
glosofaring ke dalam daerah medula
oblongata. Impuls motorik menyebabkan
penelanan dijalankan kesaraf kranial V
(trigeminus), IX (glosofaringeal), X (vagus)
dan XII (hipoglossus) dan beberapa saraf
vertikal superior. Seluruh tahap siklus
penelanan ke faring mengganggu proses
pernapasan hanya sekejap saja dalam siklus
respirasi.
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Tahap menelan di esofagus
Esofagus hanya berfungsi untuk menyalurkan makanan dari faring ke
lambung gerakan diatur secara khusus yaitu :
a. Peristaltik primer : Kelanjutan gelombang peristaltik, dari faring
menyebar ke esofagus, dihantarkan ke ujung esofagus dengan posisi tegak
lurus. Gelombang ini berlangsung 5-8 detik.
b. Perilstltik sekunder: Dihasilkan dari peregangan esofagus oleh makanan
yang tertahan dan berlanjut sampai mekanan dikosongkan ke dalam
lambung.
• Secara fisiologis sfingter esofagus berkontraksi secara tonik dengan tekanan
intraluminal sekitar 30 mmHg. Gelombang ini merelaksasi esofagus bagian
bawah mempermudah mendorong makanan ke dalam lambung.
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Makanan di lambung
Isi lambung bersifat sangat asam dan mengandung banyak enzim proteolitik.
Kontraksi tonik dari sfingter esofagus bagian bawah akan membantu mencegah
refluks isi lambung ke dalam esofagus.
• Fungsi motorik lambung meliputi : menyimpan sejumlah makanan sampai dapat
diproses di duodenum, mencampur makanan dengan sekresi lambung sampai
membnetuk satu campuran setengah cair, mengosongkan makanan dengan
lambat dan lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang sesuai dan
absorpsi yang tepat.
• Makan yang baru terletak dekat permukaan esofagus dan paling akhir terletak
dekat dinding lambung secara progresif menampung sejumlah makanan sampai
batas sempurna
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Gambaran lambung disekresi oleh kelenjar gastrik yang menutupi hampir
seluruh dinding korpus lambung. Saat lambung berisi makanan, gelombang
konstiktor peristaltik yang lemah disebut gelombang pencampur, mulai
timbul dibagian tengah dinding lambung dan bergerak kearah antrum
sepanjang dinding lambung sekitar 15-20 detik.
• Kimus, sudah bercampur dengan cairan lambung, hasil campuran makanan
berjalan ke usus. Derajat keenceran kimus bergantung pada jumlah relatif
makanan dan sekresi lambung. Ciri-ciri kimus keruh seperti susu setengah
cair.
• Kontraksi lapar, terjadi bila lambung telah kosong setelah beberapa jam.
Kontraksi ritmik terjadi dalam korpus lambung. Kontraksi sangat kuat dan
bersatu, kontraksi tetanik yang kontinu selama 2-3 menit. Kontraksi lapar
kadang-kadang mengalami sensasi nyeri bagian bawah lambung sesudah
makan kontraksi lapar dan berkurang.
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Pengosongan lambung
Terjadi karena perilstaltik yang kuat pada antrum lambung. Walaupun
terdapat kontraksi tronik sfingter pilorus, biasanya air dan cairan dikosongkan
dari lambung dengan mudah. Fungsi sfingter pilorus pada pengendalian
pengosongan lambung terbatas pada pengosongan lambung, kontraksi antrum
diikuti oleh kontraksi pilorus. Kecepatan pengosongan lambung diatur oleh
sinyal lambung dan duodenum.
• Faktor refleks duodenum
Refleks saraf dinding duodenum melewati lambung dan melambatkan
pengosongan lambung, diperantarai oleh :
a. Langsung dari duodenum ke lambung melalui sistem enterik lambung
b. Melalui saraf ekstrinsik yang mengarah ke ganglia simpatik dan kembali
ke lambung melalui serat saraf simpatik.
c. Melalui nervus ke batang otak menghambat sinyal eksutatorik.
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Pergerakan usus halus
Gerakan usus halus menyebabkan pencampuran dan pendorongan. Frekuensi
maksimal kontraksi segmentasi dalam usus halus ditentukan oleh frekuensi
gelombang lambat dalam dinding usus. Kontraksi segmentasi menjadi lemah
bila aktivitas perangsangan sistem saraf enteril dihambat oleh atropin. Fungsi
gelombang peristaltik tidak hanya mendorong kimus sepanjang usus. Proses
ini meningkat sewaktu kimus masuk ke duodenum. Ilieosekalis peristaltik
meningkat dalam ileum dan mendorong kimus melewati katup ileosekalis dan
masuk ke dalam sekum.
• Pembangkit refleks enterogastrik : derajat peregangan duodenum, adanya
iritasi dalam mukosa doudenum, derajat keasaman kimus duodenum, derajat
osmolalitas kimus, adanya hasil pemecahan tertentu dalam kimus protein/
lemak.
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Fungsi katup ileosekalis mencegah aliran balik isi kolon ke dalam usus halus.
Katup ileosekal menonjol ke dalam lumen sekup dan tertutup erat. Bila
terbentuk tekanan yang berlebihan dalam sekum akan mencoba mendorong ke
belakang, mendorong bibir, dan katup dapat menahan tekanan balik dan usus
besar. Bila sekum diregangkan maka kontraksi sfingter ileosekal ditingkatkan
dan peristaltik ileum dihambat sehingga menunda pengosongan kimus dari
ileum.
• Gerakan kolon
Kolon mengabsorpsi air dan elektrolit dari kimus dan penimbunan bahan feses
sampai dapat dikeluarkan. Pergerakan kolon secara normal sangat lambat dan
mempunyai karakteristik yang sama dengan gerakan usus halus yaitu gerakan
mencampur dan gerakan mendorong.
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Gerakan mencampur
Pada saat yang sama terkumpul 3 pita longitudinal yang disebut tenia koli.
Kontraksi gabungan ini menyebabkan usus besar membentuk seperti kantong
yang disebut haustrea. Kontraksi puncak 30 detik, kemudian menghilang 60
detik. Kontraksi bergerak lambat ke arah anus. Karena bergerak lambat maka
terjadi pemutaran dan pengadukan dalam usus besar.
• Gerakan mendorong
Ditimbulkan oleh gerakan lambat ke arah anus dan gerakan massa. Dorongan
oleh kontraksi membutuhkan waktu 8-15 jam untuk menggerakan kimus
katup ileosekal sampai di kolon transversum. Timbulnya pergerakan massa
dipermudah oleh refleks gastrokolik dan duodenokolik melalui saraf ekstinsik
saraf otonom.
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Defekasi
Pergerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rektum sehingga secara
normal timbul keinginan untuk defekasi termasuk refleks kontraksi rektum
dan refleksi sfingter anus. Refleks defekasi, bila feses masuk rektum maka
peregangan dinding rektum menimbulkan sinyal-sinyal aferen yang menyebar
melalui pleksus mesenterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltik
dalam kolon desendens, sigmoid, dan rektum yang mendorong feses ke anus.
• Sistem sekresi saluran pencernaan
Sekresi kelenjar terbentuk sebagai respons terhadap adanya makanan dalam
saluran pencernaan. kelenjar sekretori mempunyai dua fungsi yaitu enzim
pencernaan yang disekresi sebagian rongga mulut sampai ujung distal ileum
dan kelenjar mukus dari rongga mulut sampai ke anus.
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Prinsip dasar sekresi saluran cerna:
a. Permukaan epitelium traktus gastrointestinal memiliki berjuta-juta kelenjar
mukus yang berfungsi merespons perangsangan epitelium bekerja sebagai
pelumas dan melindungi permukaan pencernaan
b. Curuk (krista lieberkuch), permukaan traktus gastrointestinal dikelilingi
oleh curuk yang mengandung sel sekretri khusus, merupakan invaginasi dari
epitel ke dalam submukosa.
c. Kelenjar tubular, dalam lambung bagian duodenum menyekresi asam dan
pepsinogen.
d. Kelenjar saliva pankreas dan hati berhubungan dengan saluran cerna
menghasilkan sekresi untuk pencernaan atau emulsi makanan.
FISIOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN
• Mekanisme rangsangan kelenjar
Sekresi getah cerna merangsang langsung dengan makanan, dilakukan oleh
perangsangan taktil, iritasi kimiawi akibat rangsangan kimiawi, dan
peregangan dinding usus. Rangsangan parasimpatis meningkatkan laju
kecepatan sekresi kelenjar secara bervariasi. Nervus vagus dan nervus
kranialis parasimpatis merangsang kelenjar saliva, kelenjar esofagus, dan
kelenjar Brunner pada duodenum. Sekresi usus halus terjadi sebagai respons
terhadap rangsangan terhadap rangsangan saraf dan hormonal segmen anus.
• Rangsangan simpatis mengakibatkan terjadinya peningkatan sekresi dari
masing-masing kelenjar yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah
yang menyuplai kelenjar. Rangsangan simpatis mengurangi sekresi dan suplai
darah.
TERIMAKASIH

You might also like