You are on page 1of 48

PEJABAT LELANG

TOTOK HARTANTO, SE. AK, M.A.P.


PEJABAT LELANG

Pengertian Pejabat Lelang:

Pejabat Lelang adalah orang yang


berdasarkan peraturan perundang-
undangan diberi wewenang khusus untuk
melaksanakan penjualan barang secara
lelang.
PEJABAT LELANG

Pejabat Lelang terdiri atas:

1. Pejabat Lelang Kelas I

2. Pejabat Lelang Kelas II


PEJABAT LELANG

Pejabat Lelang Kelas I adalah Pegawai


Negeri Sipil pada Kementerian Keuangan
yang diangkat sebagai Pejabat Lelang yang
merupakan pejabat umum sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
PEJABAT LELANG

Pejabat Lelang Kelas II, Adalah pejabat


lelang swasta yang berwenang
melaksanakan Lelang Noneksekusi
Sukarela.
TUGAS PEJABAT LELANG
1. Dalam PRA LELANG (PERSIAPAN LELANG)

a. Meminta dan menerima dokumen persyaratan lelang


yang berkaitan dengan Obyek Lelang;
b. Meneliti kelengkapan dan kebenaran formal dokumen
persyaratan lelang;
c. Memberikan informasi lelang kepada pengguna jasa
lelang antara lain tata cara penawaran lelang, uang
jaminan, pelunasan uang hasil lelang, bea lelang dan
pungutan-pungutan lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, obyek lelang dan pengumuman
lelang.
TUGAS PEJABAT LELANG
1. Dalam PRA LELANG (PERSIAPAN LELANG)

d. Membuat bagian kepala Risalah Lelang;


e. Mempersiapkan bagian badan dan kaki Risalah Lelang.
TUGAS PEJABAT LELANG
2. Dalam PELAKSANAAN LELANG.

a. Membacakan bagian kepala Risalah Lelang dengan suara


yang keras dan jelas (pasal 37 VR);
b. Memberikan kesempatan kepada Peserta Lelang untuk
mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan lelang yang sedang diadakan tersebut
diatas;
c. Setelah penjelasan/pembacaan Risalah Lelang para peserta
lelang dianggap tunduk dan terikat dengan ketentuan yang
tercantum dalam RL (pasal 1233 jo 1347 BW);
TUGAS PEJABAT LELANG
2. Dalam PELAKSANAAN LELANG.

d. Memimpin pelaksanaan lelang agar berjalan tertib, aman dan lancer.


Apabila diperlukan Pejabat Lelang dapat meminta bantuan polisi
setempat.
e. Mengatur ketepatan waktu.
f. Bersikap tegas, komunikatif dan berwibawa.
g. Menyelesaikan persengketaan secara adil dan bijaksana.
h. Menghentikan pelaksanaan lelang untuk sementara waktu apabila
terjadi ketidaktertiban atau ketidakamanan dalam pelaksanaan
lelang.
TUGAS PEJABAT LELANG
2. Dalam PELAKSANAAN LELANG.

i. Mengesahkan pembeli lelang.


j. Membuat badan Risalah Lelang.
TUGAS PEJABAT LELANG
3. Dalam PASCA LELANG (SETELAH LELANG).

a. Membuat bagian kaki Risalah Lelang.


b. Menandatangani tiap lembar Risalah Lelang kecuali
lembar terakhir sebagai pembenaran.
c. Menandatangani Risalah Lelang bersama pemohon lelang,
serta pembeli lelang dalam hal lelang barang tidak
bergerak.
d. Menutup dan menadatangani Risalah Lelang.
e. Pejabat Lelang Kelas I menyetorkan uang hasil lelang
yang diterima dari pembeli kebendaharawan penerima/
rekening KPKNL.
TUGAS PEJABAT LELANG
3. Dalam PASCA LELANG (SETELAH LELANG).

f. Pejabat Lelang Kelas II yang berkedudukan dikantor


Pejabat Lelang Kelas II menyetorkan bea lelang dan PPH
kekantor kas negara serta hasil bersih lelang ke penjual.
g. Pejabat Lelang Kelas II yang berkedudukan di kantor
Pejabat Lelang Kelas II menyetorkan bea lelang dan PPH
kekantor kas negara serta hasil bersih lelang ke pemilik
barang.
h. Mengirimkan ekstrak/kutipan Risalah Lelang kepada
Superintenden.
TUGAS PEJABAT LELANG
3. Dalam PASCA LELANG (SETELAH LELANG).

i. Menyimpan surat-surat resmi yang berkaitan dengan tata


usaha lelang.
j. Menyimpan minuta Risalah Lelang dengan baik.
FUNGSI PEJABAT LELANG
Dalam setiap pelelangan Pejabat Lelang berfungsi
sebagai:

1. Peneliti dokumen persyaratan lelang.


2. Pemberi informasi lelang.
3. Pemimpin lelang.
4. Hakim/ Juri.
5. Pejabat umum.
6. Bendaharawan.
FUNGSI PEJABAT LELANG
Fungsi Pejabat Lelang

a. Peneliti dokumen obyek lelang, dalam hal


pelaksanaan lelang Pejabat Lelang maka Pejabat
Lelang wajib meneliti kebenaran formal dokumen
lelang.

b. Pemberi informasi lelang, untuk mengoptimalkan


pelaksanaan lelang maka Pejabat Lelang wajib
memberi informasi kepada pengguna jasa lelang.
FUNGSI PEJABAT LELANG
Fungsi Pejabat Lelang

c. Pemimpin lelang, untuk menjamin ketertiban, keamanan


dan kelancaran serta mewujudkan pelaksanaan lelang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan maka
Pejabat Lelang dalam memimpin wajib komunikatif, tegas
dan berwibawa.

d. Hakim/ Juri, Pejabat Lelang sebagai juri wajib bertindak


adil dan bijaksana untuk menyelesaikan persengketaan yang
timbul dalam pelaksanaan lelang.
FUNGSI PEJABAT LELANG
Fungsi Pejabat Lelang

e. Pejabat Umum, Pejabat Lelang sebagai pejabat


umum yang membuat akta otentik berupa Risalah
Lelang dalam wilayah jabatannya.

f. Bendaharawan, dalam pelaksanaan lelang, Pejabat


Lelang menerima, menyetorkan dan
mempertanggungjawabkan uang hasil lelang
Tugas dan Fungsi Pejabat Lelang telah ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan:

 Pejabat Lelang Kelas I diatur dalam PMK nomor


94/PMK.06/2019.

 Pejabat Lelang Kelas II diatur dalam PMK nomor


189/PMK.06/2017 tentang Pejabat Lelang Kelas II
PEJABAT LELANG KELAS I
Pengertian Pejabat Lelang Kelas I menurut PMK
94/PMK.06/2019 Pasal 1 ayat (2) adalah:

Pejabat Lelang Kelas I adalah Pegawai Negeri Sipil


pada Kementerian Keuangan yang diangkat sebagai
Pejabat Lelang yang merupakan pejabat umum
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
PEJABAT LELANG KELAS I

PENGANGKATAN
Pengangkatan Pejabat Lelang Kelas I dijelaskan dalam Bab II (Pengangkatan)
Bagian Kesatu (Umum) pasal 2 PMK nomor 94/PMK.06/2019 yaitu:

1) Menteri berwenang:
a. mengangkat;
b. membebastugaskan; dan/ atau
c. memberhentikan,
Pejabat Lelang Kelas I.
2) Kewenangan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilimpahkan dalam
bentuk mandat kepada Direktur Jenderal.
3) Direktur Jenderal harus bertanggung jawab secara substansi terhadap
kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
PEJABAT LELANG KELAS I
Bab II Bagian Kedua (Syarat dan Prosedur) Pasal 3 mengatur
Pengangkatan Pejabat lelang kelas I sebagai berikut:
a. Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan yang sehat jasmani dan
rohani;
b. memiliki ijazah paling rendah Sarjana (S-1) atau Diploma IV (D-IV)
bidang Hukum, Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, Sosial dan Politik,
Teknik atau bidang lain yang telah ditentukan, dan telah mendapat izin
pencantuman gelar dari instansi yang berwenang di bidang kepegawaian;
c. memiliki pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/ a;
d. lulus pelatihan Pejabat Lelang Kelas I; dan
e. tidak sedang menjalani hukuman disiplin sedang atau hukuman disiplin
berat, atau tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin berat.
PEJABAT LELANG KELAS I
Pengangkatan Pejabat Lelang Kelas I adalah melalui mekanisme usulan yang
diatur pada pasal 4, yaitu:
1) Usulan pengangkatan Pejabat Lelang Kelas I sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 disampaikan secara tertulis oleh pejabat berwenang kepada
Direktur Jenderal melalui Direktur dengan disertai:
a. pertimbangan pengusulan; dan
b. dokumen persyaratan.
2) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu:
a. Pejabat Eselon II pada kantor pusat DJKN;
b. Kepala Kantor Wilayah; atau
c. Kepala KPKNL melalui Kepala Kantor Wilayah.
PEJABAT LELANG KELAS I
3) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. fotokopi surat keputusan kepangkatan terakhir sebagai Pegawai
Negeri Sipil;
b. surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter pemerintah;
c. fotokopi ijazah minimal Sarjana (S-1) atau Diploma IV (D-IV);
d. fotokopi sertifikat kelulusan Pelatihan Pejabat Lelang Kelas I; dan
e. surat keterangan dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan bahwa
tidak sedang menjalani hukuman disiplin sedang atau hukuman
disiplin berat, atau tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin berat.
PEJABAT LELANG KELAS I
USULAN DAN PENGANGKATAN PEJABAT LELANG KELAS I
(pasal 4)

Setelah Usulan dilaksanakan maka proses selanjutnya adalah Penelitian


berkas Usulan yang dilaksanakan oleh Direktur Lelang kemudian Direktur
Lelang membuat rekomendasi yang disampaikan kepada Sekretaris
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Selanjutnya Sekretaris Jenderal akan membuat usulan Pengangkatan kepada
Direktur Jenderal Kekayaan Negara yang kemudian atas nama Menteri akan
dilakukan Pengangkatan terhadap calon Pejabat Lelang Kelas I yang
dimaksud.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara dengan kewenangan secara Mandat dari
Menteri Keuangan menetapkan Keputusan Pengangkatan Pejabat Lelang
Kelas I atas nama Menteri.
PEJABAT LELANG KELAS I
PENGAMBILAN SUMPAH DAN JANJI PELANTIKAN PEJABAT
LELANG KELAS I (pasal 5)

Pejabat Lelang Kelas I sebelum memangku jabatan wajib


mengucapkan sumpah atau janji menurut agama atau
kepercayaannya dan dilantik di hadapan dan oleh Kepala Kantor
Wilayah yang membawahi Pejabat Lelang Kelas I yang
bersangkutan.
PEJABAT LELANG KELAS I
TUGAS PEJABAT LELANG KELAS I (PASAL 7 s/d 9)

Pasal 7
Dalam setiap pelaksanaan Lelang, Pejabat Lelang Kelas I harus berdasarkan surat
tugas yang telah ditetapkan.

Pasal 8
Dalam pelaksanaan lelang, Pejabat Lelang Kelas I melaksanakan tugas sebagai
berikut:
a. melakukan kegiatan penelitian kelengkapan dokumen permohonan lelang dan
analisis terhadap legalitas formal subjek dan objek lelang;
b. melakukan kegiatan penatausahaan persiapan pelaksanaan lelang;
c. melakukan kegiatan telaahan terhadap administrasi Jaminan penawaran lelang
dan administrasi peserta lelang;
PEJABAT LELANG KELAS I
d. melakukan kegiatan penatausahaan dan penyelenggaraan fisik lelang;
e. melakukan kegiatan penyusunan/pembuatan minuta dan turunan risalah lelang;
f. melakukan kegiatan penatausahaan pasca pelaksanaan lelang; dan
g. tugas lain yang berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab Pejabat Lelang
kelas I bersangkutan.

Pasal 9
Dalam melaksanakan lelang, Pejabat Lelang Kelas I dalam hal diperlukan:
h. memberikan penjelasan yang berkaitan dengan pelaksanaan lelang kepada calon
peserta lelang pada saat kegiatan aanwijzing; dan/ atau
i. melihat barang/ objek yang akan dilelang.
PEJABAT LELANG KELAS I
WEWENANG PEJABAT LELANG KELAS I (pasal 10)

Pejabat Lelang Kelas I berwenang untuk:


a. mengajukan usul, saran, dan pendapat kepada Kepala KPKNL;
b. menandatangani tanda terima uang Jaminan penawaran lelang dengan
penerimaan tunai dengan jumlah paling banyak sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. mengesahkan pemenang lelang;
d. membatalkan pengesahan pembeli lelang yang wanprestasi;
e. menandatangani rincian uang hasil lelang;
f. menolak melaksanakan lelang dalam hal tidak yakin akan kebenaran
formal berkas persyaratan lelang berdasarkan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan;
PEJABAT LELANG KELAS I
g. mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka menjaga ketertiban
pelaksanaan lelang yaitu menegur dan/ atau mengeluarkan peserta dan/ atau
pengunjung lelang jika mengganggu jalannya pelaksanaan lelang dan/ atau
melanggar tata tertib pelaksanaan lelang serta menghentikan pelaksanaan lelang
untuk sementara waktu;
h. memberikan usul kepada Kepala KPKNL atau Penjual/Pemohon Lelang untuk
meminta bantuan aparat keamanan dalam hal diperlukan; dan
i. menolak keikutsertaan peserta lelang yang tidak memenuhi persyaratan sesuai
ketentuan.

Dalam hal Pejabat Lelang Kelas I telah diangkat menjadi Pejabat Fungsional Pelelang,
kewenangan sebagaimana dimaksud diatas mengikuti pula ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai Jabatan Fungsional Pelelang.
PEJABAT LELANG KELAS I
TANGGUNG JAWAB PEJABAT LELANG KELAS I (pasal 11 s/d 12)

Pasal 11
Pejabat Lelang Kelas I dalam melaksanakan jabatannya bertanggung jawab terbatas
pada jalannya pelaksanaan lelang yang dipimpinnya.

Pasal 12
Pejabat Lelang Kelas I tidak bertanggung jawab terhadap permasalahan hukum dan
administrasi yang terkait dengan hak dan kewajiban penjual dan/ atau pembeli
termasuk namun tidak terbatas pada:
a. keabsahan dokumen yang menjadi dasar pelaksanaan lelang atau perikatan
lainnya;
b. keabsahan kepemilikan barang;
c. keabsahan dokumen persyaratan lelang;
d. kesesuaian barang dengan dokumen objek lelang;
e. keabsahan penetapan nilai limit;
PEJABAT LELANG KELAS I
f. kebenaran materi surat dan pengiriman surat yang dilakukan oleh penjual kepada
pihak-pihak terkait;
g. keabsahan pengumuman lelang;
h. pelaksanaan penyerahan barang bergerak dan/ atau barang tidak bergerak; dan
i. pelaksanaan penyerahan dokumen kepemilikan.
PEJABAT LELANG KELAS I
LARANGAN BAGI PEJABAT LELANG KELAS I (pasal 13)

Pejabat Lelang Kelas I dilarang:


a. memimpin lelang tanpa disertai surat tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7;
b. dengan sengaja tidak hadir dalam pelaksanaan lelang yang telah dijadwalkan
kecuali telah mendapatkan persetujuan dari Kepala KPKNL;
c. membeli barang pada lelang yang dipimpinnya baik secara langsung maupun
tidak langsung;
d. melakukan pungutan lain di luar yang telah diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. melibatkan keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas dan ke bawah
derajat pertama, suami/ isteri serta saudara sekandung Pejabat Lelang
Kelas I menjadi peserta lelang dalam pelaksanaan lelang yang dipimpinnya;
dan/atau
f. melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kepatutan sebagai Pejabat Lelang
Kelas I.
PEJABAT LELANG KELAS I
WILAYAH JABATAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN PEJABAT
LELANG KELAS I (pasal 14 S/D 17)

Pejabat Lelang Kelas I berwenang melaksanakan lelang apabila


berkedudukan pada KPKNL, Wilayah Jabatannya sesuai dengan wilayah
kerja KPKNL dimana Pejabat Lelang tersebut berkedudukan.

Apabila terjadi kekosongan atau kekurangan Pejabat Lelang dalam suatu


KPKNL maka dapat ditunjuk Pejabat Lelang Kelas I pada KPKNL lain
yang berada dalam wilayah kerja Kantor Wilayah DJKN yang sama,
untuk melaksanakan lelang. Pejabat Lelang Kelas I yang ditunjuk
melaksanakan lelang berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan oleh Kepala
KPKNL penyelenggara lelang.
PEJABAT LELANG KELAS I
PENGAWAS LELANG (SUPERINTENDEN) PEJABAT LELANG
KELAS I (pasal 18 s/d 23)

Direktur Jenderal dan Kepala Kantor Wilayah karena jabatannya (ex officio) menjadi
Pengawas Lelang (Superintenden) Pejabat Lelang Kelas I.
Direktur Jenderal selaku Pengawas Lelang (Superintenden) melakukan
pengawasan dan pembinaan kepada seluruh Pejabat Lelang Kelas I dalam hal tertentu
oleh Direktur Lelang meliputi:
a. melakukan pembinaan teknis dan yuridis terhadap Pejabat Lelang Kelas I;
b. melakukan pengawasan berupa Pemeriksaan Langsung atau Pemeriksaan Tidak
Langsung dan melaporkan hasil pemeriksaan kepada Direktur Jenderal;
c. melakukan pemantauan pelaksanaan lelang; dan
d. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan lelang yang dipimpin oleh Pejabat
Lelang Kelas I.
PEJABAT LELANG KELAS I
Pembinaan yang dilaksanakan Direktur Jenderal berupa pemberian penghargaan atau
sanksi, bentuk penghargaan yang diberikan termasuk namun tidak terbatas berupa
surat atau piagam.

Kepala Kantor Wilayah DJKN selaku Pengawas LeLang (Superintenden),


mellakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Pejabat Lelang Kelas I di wilayah
kerjanya. Pembinaan dan pengawasan ini meliputi:
a. melakukan bimbingan teknis dan yuridis lelang;
b. melakukan pengawasan berupa Pemeriksaan Langsung atau Pemeriksaan Tidak
Langsung dan melaporkan hasil pemeriksaan kepada Direktur Jenderal;
c. melakukan penilaian kinerja;
d. menjatuhkan sanksi peringatan tertulis;
e. melakukan pemantauan pelaksanaan sanksi yang dijatuhkan kepada Pejabat
Lelang Kelas I; dan
f. melakukan pengawasan pelaksanaan lelang.
PEJABAT LELANG KELAS I
Pengawas Lelang (Superintenden) dapat menugaskan pejabat/pegawai pada
unit yang membidangi lelang untuk melakukan Pemeriksaan Langsung
terhadap Pejabat Lelang Kelas I. Dalam Pemeriksaan Langsung, Pejabat
Lelang Kelas I wajib memperlihatkan Risalah Lelang, buku, catatan,
dokumen, serta memberikan keterangan yang diperlukan atas pelaksanaan
lelang yang dipimpinnya.
PEJABAT LELANG KELAS I
SANKSI PEJABAT LELANG KELAS I (pasal 24 s/d 36)

Sanksi yang dijatuhkan kepada Pejabat lelang Kelas I terdiri atas:


a. Peringatan tertulis;
b. Pembebastugasan; atau
c. Pemberhentian tidak dengan hormat
PEJABAT LELANG KELAS I
Sanksi Peringatan Tertulis
Sanksi Peringatan Tertulis dijatuhkan kepada Pejabat lelang Kelas I dalam hal:
a. melakukan kesalahan dalam pembuatan Risalah Lelang, termasuk namun tidak
terbatas pada perbedaan data objek lelang, harga lelang, pengenaan tarif Bea
Lelang;
b. tidak melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8; dan/ atau
c. terlambat membuat Minuta Risalah Lelang.

Kepala Kantor Wilayah selaku Pengawas Lelang (Superintenden) menjatuhkan sanksi


ini paling lambat 30 hari kerja sejak tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung/
Tidak Langsung, dan bila Pejabat lelang Kelas I yang dimaksud tidak memenuhi
peringatan tertulis tersebut paling lambat 30 hari kerja sejak diterimanya surat
peringatan maka Kepala Kantor Wilayah mengusulkan pembebastugasan Pejabat
Lelang Kelas I tersebut kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktur
Lelang.
PEJABAT LELANG KELAS I
Sanksi Pembebastugasan
Sanksi Pembebastugasan dijatuhkan kepada Pejabat Lelang kelas i dalam hal:
a. adanya usulan pembebastugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat
(3);
b. melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13; atau
c. diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil karena telah ditahan
dan berstatus sebagai tersangka/terdakwa dalam perkara pidana dengan
ancaman hukuman penjara.

Sanksi Pembebastugasan ini diusulkan oleh:


d. Kepala KPKNL melalui Kantor Wilayah
e. Kepala Kantor Wilayah; atau
f. Pejabat Eselon II pada kantor pusat DJKN
Usulan tersebut diusulkan kepada Direktur Jenderal.
PEJABAT LELANG KELAS I
Berdasarkan usulan tersebut Direktur Jenderal berdasarkan kewenangan dalam
bentuk mandat menetapkan pembebastugasan Pejabat Lelang Kelas I atas nama
Menteri. Keputuisan pembebastugasan dalam hal ini berisi larangan
melaksanakan jabatan selama 6 bulan sejak tanggal ditetapkan.

Apabila Pejabat Lelang Kelas I yang telah diberi sanksi melakukaken


pelanggaran yang sama atau pelanggaran lainnya sebagai Pejabat Lelang
Kelas I, Direktur Jenderal menetapkan keputusan pembebastugasan kedua yang
berisi larangan melaksanakan jabatannya selama 1 tahun.

Dalam hal Pejabat Lelang Kelas I yang telah mendapatkan sanksi berupa
pembebastugasan kedua kali melakukan pelanggaran yang sama atau
pelanggaran lainnya, Direktur Jenderal menetapkan keputusan
pemberhentian tidak dengan hormat selaku Pejabat Lelang Kelas I.
PEJABAT LELANG KELAS I
Dikecualikan dari tahapan sanksi pembebastugasan diatas, bagi Pejabat Lelang Kelas I
yang berstatus sebagai terdakwa, pembebastugasan ini diberikan setiap 6 bulan dan
dapat diperpanjang paling lama dengan kumulatif jangka waktu pembebastugasan
selama 18 bulan, usulan perpanjangan pembebastugasan ini diajukan oleh Kepala
Kantor Wilayah kepada Direktur Jenderal.

Apabila Pejabat Lelang Kelas I yang telah diberi sanksi pembebastugasan karena
statusnya sebagai terdakwa, telah mendapatkan putusan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dinyatakan terbukti tidak bersalah, Kepala Kantor Wilayah
melakukan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal. Berdasarkan pemberitahuan
tersebut maka Direktur Jenderal:
a. mencabut sanksi pembebastugasan; atau
b. menetapkan keputusan pengangkatan kembali Pejabat Lelang Kelas I, dalam hal
Pejabat Lelang Kelas I telah diberhentikan dengan hormat.
PEJABAT LELANG KELAS I
Sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
Sanksi Pemberhentan Tidak Dengan Hormat dijatuhkan kepada Pejabat
Lelang Kelas I dalam hal:
a. Memimpin dan/atau mengesahkan pemenang lelang tanpa surat tugas
Kepala KPKNL;
b. melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2);
c. dijatuhi hukuman pidana penJara berdasarkan putusan Pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap; atau
d. dijatuhi hukuman disiplin berat berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kepegawaian.

Sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat untuk huruf a, c dan d tidak


didahului dengan surat peringatan.
PEJABAT LELANG KELAS I
Usulan Pemberhentian Tidak dengan Hormat Pejabat Lelang Kelas I
disampaikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang dengan disertai:
a. Pertimbangan pengusulan; dan
b. Dokumen persyaratan

Pejabat yang berwenang disini adalah:


c. Kepala KPKNL ,melalui Kepala Kantor Wilayah
d. Kepala Kantor Wilayah; atau
e. Pejabat Eselon II pada kantor pusat DJKN.

Pejabat Lelang Kelas I yang telah diberhentikan tidak dengan hormat tidak
dapat diangkat kembali menjadi Pejabat Lelang Kelas I
PEJABAT LELANG KELAS I
PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT PEJABAT LELANG KELAS
I (pasal 37 s/d 41)

Pejabat Lelang Kelas I diberhentikan dengan hormat, dalam hal:


a. meninggal dunia;
b. pensiun dari Pegawai Negeri Sipil;
c. dipindahtugaskan diluar Kementerian Keuangan;
d. tidak cakap jasmani dan/ atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan
tugas dan kewajiban sebagai Pejabat Lelang Kelas I; atau
e. telah dibebastugaskan selama 18 (delapan belas) bulan karena status
terdakwa sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (1).
PEJABAT LELANG KELAS I
PERLINDUNGAN BAGI PEJABAT LELANG KELAS I (pasal 42 s/d
44)

Pejabat Lelang Kelas I yang telah melaksanakan tugas dan wewenang


serta tidak melanggar larangan / tidak melakukan pelanggaran sesuai
ketentuan peraturan perundang­ undangan dalam pelaksanaan tugasnya,
dilindungi oleh hukum

Dalam Hal Pejabat Lelang Kelas I yang telah melaksanakan tugas dan
wewenang serta tidak melanggar larangan / tidak melakukan pelanggaran,
menghadapi masalah hukum terkait pelaksanaan tugasnya, baik perdata
maupun pidana, Pejabat Lelang Kelas I yang bersangkutan berhak
didampingi oleh pejabat atau pegawai yang berkompeten di bidang
bantuan hukum di lingkungan Kementerian Keuangan, dan bila
diperlukan, Pejabat Lelang Kelas i dapat didampingi oleh penasihat
hukum/ advokat
PEJABAT LELANG KELAS I
Dalam hal terdapat pengaduan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
Pejabat Lelang Kelas I, maka atasan Pejabat Lelang Kelas I, Unit Kepatuhan
Internal, dan/ atau Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dapat memeriksa
dan memberikan rekomendasi terhadap pengaduan dimaksud.
PEJABAT LELANG KELAS I
ORGANISASI PROFESI PEJABAT LELANG KELAS I (pasal 45 s/d
46)

Pejabat Lelang Kelas I berhimpun dalam satu wadah Organisasi Profesi


Pejabat Lelang Kelas I, yang beranggotakan Pejabat Lelang Kelas I dan
Pejabat Fungsionaris Pelelang.
Ketentuan mengenai. tujuan, tugas, wewenang, tata kerja, dan susunan
orgamsasi ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Organisasi Profesi.

Organisasi Profesi Pejabat Lelang Kelas I menetapkan dan menegakkan Kode


Etik Pejabat Lelang Kelas I
Sekian
dan
Terima Kasih
Bersambung ke bagian 2 ....

You might also like