You are on page 1of 9

Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.

2 April Juni 2014

AMMATOA:
KOMUNITAS TRADISIONAL KAJANG DI TENGAH
TRANSFORMASI KOMUNIKASI DAN INFORMASI
Ahmad M.Abdullah,Hafied Cangara , Mahmud Tang
Bagian Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Al-Aqidah Jakarta
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin

Abstract

Transformation of communication and information as a condition of the progress of a region or community group in
Kajang be important for people to understand themselves and Kajang Indonesian society in general. The purpose of
this study was to describe the picture of traditional community life Kajang, knowing the internal and external
communication processes that occur in the community and know the Kajang Ammatoa efforts made in the face of the
transformation of information and communication with the situation unfolding currently. Approach and type of
qualitative research method because the researcher considers most appropriate in accordance with the concepts
and analysis, this research requires in-depth analysis and interviews in order to obtain accurate data. Criterion
validity of the data there are four kinds: (1) belief (kreadibility), (2) keteralihan (tranferability), (3) dependence
(dependibility), (4) certainty (konfermability). The results of this study indicate that the results of interviews held
Ammatoa local knowledge and traditional society into a bulwark against Kajang improved communication and
information flow.Critical analysis of the traditional community life Kajang given a solution to the thoughts, actions
and life choices for more advanced and remains on the principles of noble values ri Kajang Put into the culture and
noble values that must be upheld keep abreast of the times, on the foundation of cultural wisdom . It was concluded
that the transformation of communication and information in the community Kajang is real, ongoing, albeit slowly
but surely. It is expected that the presence of particular concern to the government and people of Kajang not taboo
with progress and modernization but also the ability to maintain the existence of any culture.

Keywords: Ammatoa; Kajang traditional society; communication and information; culture indigenous Pasang ri
Kajang

Abstrak

Transformasi komunikasi dan informasi sebagai syarat kemajuan suatu daerah atau kelompok masyarakat Kajang
menjadi penting di pahami bagi masyarakat Kajang sendiri dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran kehidupan masyarakat tradisional Kajang, mengetahui proses
komunikasi internal dan eksternal yang terjadi pada masyarakat Kajang dan mengetahui upaya yang dilakukan
Ammatoa dalam menghadapi transformasi informasi dan komunikasi dengan situasi yang mulai terbuka saat ini.
Pendekatan dan Jenis Penelitian menggunakan metode kualitatif karena peneliti menganggap paling tepat digunakan
sesuai dengan konsep dan analisisnya, penelitian ini memerlukan analisis dan wawancara yang mendalam agar
mendapatkan data yang akurat. Kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu :(1) kepercayaan (kreadibility), (2)
keteralihan (tranferability), (3) kebergantungan (dependibility), (4) kepastian (konfermability). Hasil penelitian ini
menunjukkan dari hasil wawancara bahwa kearifan lokal yang dimiliki Ammatoa dan masyarkat tradisional Kajang
menjadi benteng terhadap arus kemajuan komunikasi dan informasi. Analisi kritis terhadap kehidupan masyarakat
tradisional Kajang diberikan solusi atas pikiran, tindakan dan pilihan hidup agar lebih maju dan tetap pada prinsip-
prinsip nilai luhur Pasang ri Kajang menjadi budaya dan nilai luhur yang harus dijunjung tinggi tetap mengikuti
perkembangan zaman, di atas landasan kearifan budaya lokal. Disimpulkan bahwa transformasi komunikasi dan
informasi di tengah masyarakat Kajang itu nyata, berlangsung, meskipun perlahan tapi pasti. Diharapkan adanya
perhatian khusus pemerintah dan masyarakat Kajang untuk tidak tabu dengan kemajuan dan modernisasi akan tetapi
dengan segala kemampuan juga mempertahankan eksistensi budayanya.

Kata Kunci : Ammatoa; Masyarakat tradisional Kajang; komunikasi dan informasi; budaya kearifan lokal Pasang
ri Kajang

103
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 2 April Juni 2014

PENDAHULUAN manfaat yang banyak bagi manusia yang


berdampak langsung pada kehidupan
Manusia adalah makhluk sosial yang manusia itu sendiri.
diciptakan Allah Tuhan semesta alam untuk Oleh karenanya di perlukan strategi dan
saling kenal mengenal karena dengan saling perencanaan dalam mengembangkan
mengenal manusia bisa melangsungkan komunikasi agar semua berjalan dengan
hidupnya dan bisa berkembang biak serta baik dengan komunikasi yang dilakukan
berkomunikasi dengan efektif, baik dalam secara efektif memberikan dampak positif
komunikasi dengan sesama manusia begitu yang sangat besar dalam kehidupan terutama
pula dengan alam. dalam hubungannya dengan sesama
Dengan kemampuan manusia manusia ,menurutCangara (2011)
berkomunikasi dengan alam maka alampun perencanaan komunikasi adalah sebuah
ditundukkan Allah atasnya untuk dokumen tertulis yang menggambarkan
kemaslahatan dan kelangsungan hidupnya. tentang apa yang harus dilakukan yang
Komunikasi dengan alam di sini maksudnya berhubungan dengan komunikasi dalam
adalah bagaimana manusia memelihara alam mencapai tujuan,dengan cara apa yang dapat
dan menjadikan alam bersahabat bukan dilakukan sehingga tujuan tersebut dapat
sebaliknya. dicapai, dan kepada siapa program
Manusia dengan komunikasi tidak bisa komunikasi itu ditujukan, dengan peralatan
dipisahkan, betapa besarnya kuasa Allah dan dalam jangka waktu berapa hal itu bisa
menciptakan manusia yang mampu dicapai, dan bagaimana cara mengukur
berkomunikasi dengan baik karena hidayah evaluasi hasil-hasil yang diperoleh dari
dan Ilmu-Nya, yang diberikan kepada program tersebut.
manusia sebagai bentuk kasih sayang Allah Dukungan masyarakat berangkat dari
SWT.Kemampuan berkomunikasi manusia satu kesadaran. Kesadaran itu berawal dari
sangat beragam dan berpariasi sesuai sejauh mana aspek komunikasi dan
dengan kadar keilmuan dan keahliannya informasi dapat berjalan tanpa paksaan.
masing-masing. Oleh karenanya Komunikasi dan informasi pada hakikatnya
mempelajari Ilmu komunikasi sangat ialah suatu transformasi sosial yang luas,
penting dan sangat relevan dengan yang menyangkut persoalan manusia dalam
kehidupan manusia. bidang pendidikan,agama, penerangan,
Manusia diciptakan sudah dibekali dengan perubahan sikap dan nilai-nilai serta
akal, hati dan panca indra yang menjadi masalah hubungan antar manusia, adat
fasilitas atau alat untuk berkomunikasi istiadat, kebiasaan dan lain-lain yang
dengan baik, akal digunakan untuk berfikir, menyangkut tingkah laku sosial.
memikirkan mana yang baik dan mana yang Salah satu contoh interaksi manusia dengan
buruk sehingga diketahui mana yang baik lingkungannya dan budaya yang di junjung
untuk dikomunikasikan dan mana yang tinggi yaitu terdapat di Desa Tanah Toa
tidak, kemudian memberikan dampak pada Kajang. Masyarakat adat tradisional Kajang
kehidupan manusia itu sendiri, manusia juga dalam berinteraksi dengan lingkungan
dibekali dengan hati yang digunakan untuk sekitarnya, menganut atau bersandar pada
merasakan komunikasi yang dijalankan itu, Pasang ri Kajang (pesan di Kajang).
begitu pula bekal manusia berupa panca Pasang yang dimaksud adalah pesan,
indra yang di gunakan sebagai fasilitas, alat amanat, perintah, yang bersifat memaksa
atau media berkomunikasi agar komunikasi dan mengikat penganutnya. Oleh karena
berjalan dengan lancar, efektif dan memberi sifat itulah maka Pasang ini mempunyai

104
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.2 April Juni 2014

sanksi yang jelas dan tegas terhadap METODE PENELITIAN


penyimpangan yang terjadi.
Kedudukan Pasang jika coba diteliti lebih Lokasi Penelitian
lanjut, maka akan nampak bahwa Pasang Penelitian ini berlokasi di Kajang tepatnya
menurut penganutnya setara kedudukannya di Desa Tanah toa, Kecamatan Kajang,
dengan hadist dalam agama Islam, atau Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan,
bahkan setingkat lebih disakralka.Mereka Indonesia, berjarak 285 km dari kota
posisikan sama dengan Firman Allah (Al- Makassar ibu kota Provinsi Selawesi
Quran).(Hasil wawancara dengan Ammatoa Selatan, sekaligus menjadi Kabupaten
pada Opservasi awal ,15 Februari 2014 ) tempat kelahiran Peneliti.
Dari rumusan di atas dapatlah kita tarik garis
besar bahwa analisis data bermaksud Sumber Data
pertama-tama mengorganisasikan data. Data Sumber data untuk penelitian ini terbagi
yang terkumpul banyak sekali dan terdiri menjadi dua kategori :
dari catatan lapangan, komentar peneliti,
gambar, foto, dokumen berupa laporan, 1. Data Primer : Hasil Observasi dan
biografi, artikel, dan sebagainya. Setelah Wawancara
data dari lapangan terkumpul dengan Observasi, yaitu pengumpulan data dengan
menggunakan metode pengumpulan data di pengamatan langsung terhadap obyek yang
atas, maka peneliti akan mengolah dan diteliti. Pembuat film datang ke lokasi untuk
menganalisis data tersebut dengan melihat secara langsung keadaan bahkan
menggunakan analisis secara deskriptif- akan menginap selama beberapa minggu
kualitatif, tanpa menggunakan teknik untuk bisa mendapatkan stok gambar yang
kuantitatif. relevan dengan pernyataan atau hasil
Analisis deskriptif-kualitatif merupakan penelitian yang akan disampaikan.
suatu tehnik yang menggambarkan dan Wawancara dilakukan berupa tanya jawab
menginterpretasikan arti data-data yang secara langsung bersama kepada informan
telah terkumpul dengan memberikan dan pada sumber yang otentik yaitu :
perhatian dan merekam sebanyak mungkin Ammatoa sebagai obyek utama dalam
aspek situasi yang diteliti pada saat itu, penelian ini ( informan inti ), 2.Masyarakat
sehingga memperoleh gambaran secara Kajang yang bermukim di dalam
umum dan menyeluruh tentang keadaan kawasan,3.Pemangku Adat
sebenarnya. Menurut M. Nazir bahwa tujuan Ammatoa,4.Masyarakat kajang luar,
deskriptif ini adalah untuk membuat 6.Pemerintah setempat, kepala Desa Tanah
deskripsi, gambaran atau lukisan secara Towa, Camat Kajang dan Bupati
sistematis, faktual dan akurat mengenai Bulukumba,7.Sumber lain yang relepan
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar dengan penelitian.
fenomena yang diselidiki,sehingga yang
sangat perlu adalah kekuatan data. Tujuan 2. Data Sekunder : Kajian Pustaka dan
penelitian ini adalah untuk mendekripsikan Penelusuran Online
kehidupan masyarakat tradisional Kajang Membaca dan mengkaji literatur yang
dan mengetahui proses komunikasi internal relevan dengan penelitian
dan eksternal yang berlangsung pada
masyarakat tradisional Kajang. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara yang mendalam dengan

105
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 2 April Juni 2014

informan yang terpercaya, serta observasi Phone.


langsung dilakukan untuk melihat langsung 5. Ammatoa selaku Pemimpin adat sudah
perubahan yang terjadi dan membuktikan mulai terbuka dengan mengizinkan
validitas data yang diperoleh agar data yang warganya sekolah dan bekerja di kota.
dimasukkan betul-betul akurat . Kajian 6. Ammatoa dan masyarakat Kajang tetap
pustaka dan dokumentasi,dari buku-buku kuat mempertahankan adatnya karena
pustaka, majalah, dokumen atau arsip pemda keyakinan yang tertanam akan kekuatan
dan data yang di dapatkan akan di buatkan adat , syarat dengan prisip , tatanan nilai
dokumentasinya berupa foto, dan yang luhur.
pemgumpulan data dalam arsip. 7. Ammatoa tidak melarang warganya
untuk maju namun ada syaratnya tidak
Teknik Analisis Data boleh tinggal didalam kawasan adat (
Analisis data adalah proses ilalang embaya ).
mengorganisasikan dan mengurutkan data 8. Kawasan adat ( ilalang embaya ) tetep
kedalam pola, kategori, dan satuan uraian terjaga tidak boleh masuk listrik, jalan
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan aspal, dan simbol-simbol modern
dapat dirumuskan analisis kerja seperti yang lainnya, kecuali Hand Phone ,termasuk
disarankan oleh data. hutan tetap terjaga. Terlihat dari karakter
Analisis kualitatif, merupakan suatu tehnik masing-masing
yang menggambarkan dan 9. Pola komunikasi Ammatoa yang
menginterpretasikan arti data-data yang sakral,kekhasan dan tetap di taati
telah terkumpul dengan memberikan warganya , dengan mempertahankan
perhatian dan merekam sebanyak mungkin adat (26 adat) , serta ketegasan
aspek situasi yang diteliti pada saat itu, memberikan hukuman bagi yang
sehingga memperoleh gambaran secara melanggar.
umum dan menyeluruh tentang keadaan
sebenarnya. Tujuan deskriptif ini adalah Simbol-simbol atau tanda-tanda Komunikasi
untuk membuat deskripsi, gambaran atau yang berlaku bagi masyarakat Kajang
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat diantaranya :
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta Warna Hitam , warna hitam menjadi
hubungan antar fenomena yang warna kebesaran.
diselidiki,sehingga yang sangat perlu adalah Warnah putih , simbol warna putih
kekuatan data memberikan makna kesucian, dimaknai
untuk menjaga kesucian dan kehormatan.
HASIL Warna merah , dimaknai sebagai warna
jahat
1. Transformasi Komunikasi dan Informasi Bentuk Rumah , Rumah panggung
pada masyarakat Kajang berlangsung sederhana , tiang di tanam , menandakan
nyata merki perlahan tapi pasti. kesederhanaan ,
2. Gambaran kehidupan masyarakat Kajang Dapur di depan dekat pintu masuk ,
secara terperinci menandakan kemuliaan dan memuliakan
3. Kearifan Lokal Pasang ri Kajang menjadi semua orang , terutama yang berkunjung
benteng terhadap transformasi ke rumahnya.
Komunikasi dan Informasi yang ada . Di tiang rumah ada Tanduk Kerbau ,
4. Masyarakat tradisional Kajang meski pertanda kalau anak mereka sudah di
tidak tau bacatulis namun punya Hand Kattere atau Kalomba (pesta perayaan

106
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.2 April Juni 2014

syukuran anak) . tidak di Kattere ataau di


kalomba. Ada 26 pemangku adat selaku menteri
Rumah yang tidak ada perabotnya, yaitu: 1. Galla Pantama , Puto Saguni
pertanda kasih sayang dan kebersamaan. ,2.Galla Kajang,3.Galla Lombo, 4. Galla
Rumah menghadap Ke Barat (Gunung Puto 5.Galla Malleleng, 6. Karaeng
Lompo Banttang) Labbiria rikajang yaitu camat Kajang , 7.
Rumahnya Tinggi bagian Belakang , Sallibatang , 8. Moncong Buloa Desa
pertanda Ruang Privasi menjaga Tambangan , 9. Galla Anjuru ,10. Galla
kerahasiaan keluarga, Kalau kematian sangkala , 11. Galla Bantalang , 12. Galla
perempuan tidak boleh pakai baju, hanya Sapa ,13. Galla Ganta ,14. Galla Jojjolo 15.
pakai sarung di ikat di bagian pundak , Karaeng Pattongko patongkonna Kajang
pertanda berduka. artinya penutupnya Kajang , 16. Anrong
Tidak Pakai alas Kaki , member tanda Guru . 17. Kadahaya ,18.Loha Karaeng ,19.
bahwa kita harus menyatu dengan tanah Lompo Karaeng ,20. Lompo, 21. Tutowa
sebagai sumber penciptaan kita manusia Sangkala ,22. Tutowa Ganta,23. Kammula
Listrik Tidak boleh masuk , menolak ada ,24. Kali yaitu KUA ( Kepala Kantor
kemewahan penerangan selain lampu Urusan Agama ) 25. Panrea yaitu
kemiri dianggap symbol kemewahan. paddedekan Bassi ada,26. Galla Bonto .
Jalan aspal tidak boleh masuk ,
menghindari kemewahan dan menghindari Tradisi Tataletak Pemukiman / Rumah
akses yang terlalu lancar dengan tujuan masyarakat Adat Kajang
hasil-hasil hutan tidak tergiur untuk
dibawah pergi dan banyak kehawatiran Secara administratif desa Tanah Towa
mereka yang lain. terbagi atas sembilan dusun ,tujuh dusun
Alat Moderen tidak di perkenan kan yang berada dalam kawasan adat Ammatoa (
dibawah masuk, pertanda menolak ilalang embayya ), dua dusun yang berada di
modernisasi, meski sudah banyak alat-alat luar kawasan adat Ammatoa ( ipantarang
modern yang di kasih masuk oleh oarng- embayya ) atau orang lebih sering
orang dalam Kawasan adat sendiri karena membaginya dengan Kajang Dalam dan
merasa menjadi kebutuhan mereka seperti Kajang luar maksudnya Kajang dalam
Hand Phone. yang berada di dalam kawasan adat
Memasak pakai Kayu bakar , pertanda Ammatoa dan Kajang luar yang berada
penghematan diluar Kawasan adat Ammatoa, ketujuh
Transportasi utama untuk masuk di dusun yang berada dalam ( ilalang embayya
Kawasan adalah Kuda ) yaitu dusun Pangi, dusun Tombolo, dusun
Upacara upacara adat yang syarat Balangbina, dusun Luraya, dusun Bongkina
dengan simbol simbol yang ada dan dusun Benteng.
Bentuk rumah Karakteristik pemukiman ( ilalag embayya )
Dena Rumah dengan ( ipantarang embayya ) berbeda ,
Tidak pakai alas kaki, pertanda iIalang embayya terlihat berkelompok
menyatunya diri manusia dengan tanah tersusun menghadap kebarat anggolo ri
sebagai sumber penciptaan dan bulu bao karaeng na bulu lompo battang
mengingatkan akan kembalinya manusia bulu panggalompoang ,sebagai
ke tanah. manipestasi dari Pasang ri Kajang , salah
Abbasing, mengingatkan orang akan satu isi pesan dari Pasang ri Kajang adalah
kematian rumah harus menghadap ke Barat,

107
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 2 April Juni 2014

sebaliknya dilarang keras rumah mereka mulai ada perubahan, baik masyarakat
menghadap Hutan (pamali) karena hutang Kajang yang tinggal dalam kawasan adat
adalah sumber penghidupan, di khawatirkan (ilalang embaya ) maupun yang tinggal di
kalau menghadap hutang sedikit-sedikit luar kawasan adat ( ipantarang embaya).
tergiur untuk menebang pohon yang ada di Sebagian besar dari masyarakat Kajang
hutang, sementara itu adalah larangan ketika musim panen mereka pergi ke daerah
sebagai bagian dari kepercayaan Patuntung lain seperti , Tanete, Bulo-bulo, Bone
atau Mannuntungi. ,Maros dan daerah lainnya di sekitar wilayah
di Bulukumba untuk menambah income
Perkembangan Pendidikan Masyarakat mereka ,mencari makan , pada awal
Kajang observasi untuk penelitian ini sebanyak 21
orang baru saja datang dari panen padi di
Sekolah sebagai salah satu unsur terpenting Arasoe Bone. Mereka pergi 20 hari
dalam peradaban mengalami peningkatan mendapatkan 90 karung cukup lumayan, itu
dan perubahan, jumlah sekolah di Kajang baru satu tempat, belum lagi kalau mereka
sampai saat ini tahun 2014 TK 15, SD 44, pergi di 5 sampai 7 tempat setiap musim
SMP 6,SMA 2, SMK 1, Jumlah lulusan SD panen karena panennya masing-masing
pada tahun 2011 di Desa Tanah Towa 76 tempat juga berbeda maka bisa di bayangkan
orang suatu kemajuan yang pertanda banyaknya padi yang mereka bawa pulang.
transformasi itu semakin banyak dan Dan ini berlangsung setiap kali panen,atau 2
perkembangan semakin dirasakan. kali dalam setahun.
Desa Tanah Towa jumlah penduduknya
3.905 jiwa pada tahun 2011, perbandingan Kesehatan
laki-laki dan perempuan ,laki-laki 1.809
perampuan 2.096 terjadi selisih 287 orang Pada aspek kesehatan, masyarakat Kajang
lebih banyak penduduk perempuan ,perlahan mengalami perubahan yang sangat terasa, di
penduduk Kajang akan semakin maju sama awali dari pola hidup masyarakat yang
seperti pada masyarakat Bulukumba pada ketika sakit tidak lagi mengandalkan dukun
umumnya tren kesadaran generasinya untuk semata dan ramuan, tetapi juga sudah ke
sekolah dan mengetahui teknologi semakin dokter, buktinya Pustu ( puskesmas
meningkat , menurut salah satu informan pembantu sudah di bangun di daerah Sobbu,
Pak Hasaning ( Kepala Sekolah SD 351 ) pintu masuk kawasan adat ,meski terlihat
yang berada di Sobbu pintu masuk kawasan masih sepi, namun di puskesmas desa yang
adat Ammatoa ,Pak Hasaning ini pernah ada di Balagana sangat ramai rata-rata
juga sebelumnya menjadi guru di SD ini pemerikasaan 20-30 orang per hari. Artinya
sebelum menjadi Kepala Sekolah di SD 311 masyarakat Kajang juga sudah menyadari
, kemudian pindah ke SD 110 , baru tiga arti dan pentingnya kesehatan .
bulan yang lalu di pindahkan lagi ke SD Ketika masyarakat Kajang dalam kawasan
351, menurut beliau Kepala sekolah di adat ( ilalang embaya ) sakit, disamping
Bulukumba itu menjabat hanya 2 priode , mereka juga sudah tidak lagi mengandalkan
setiap priodenya 4 tahun , jadi maksimal 8 jampi-jampi dari dukun, tapi mereka sudah
tahun seseorang menjabat kepala sekolah minum obat generic dari resep dokter
puskesmas, termasuk Ammatoa ketika sakit
Kegiatan Ekonomi sudah minum obat dari dokter , meski
dirumahnya masih ada tempat ramuan dari
Tingkat ekonomi masyarakat Kajang sudah dedaunan yang ada, namun itu karena ia

108
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.2 April Juni 2014

hanya yakin pada dengan obat Kajang akan mengakibatkan gejolak.


herbal.Sehingga dengan obat herbal Masyarakat akan menolaknya dengan
(dedaunan) mereka masih pakai . berbagai cara. Penolakannya ada yang
perlahan namun ada juga yang ekstrim.
Media Komunikasi dan Transformasi Ada masyarakat yang mudah menerima
terjadinya perubahan atas pengaruh
Meskipun mereka kurang transparan, media Informasi dan Komunikasi, namun ada juga
komunikasi yang sudah masuk pada yang sulit menerimanya. Masyarakat yang
kawasan adat Ammatoa teridentifikasi sulit menerima perubahan atau transformasi
bahwa hampir 50 % sudah punya HP masih memiliki pola pikir tradisional,
,anak-anak, remaja maupun Dewasa, meski terutama dalam kawasan adat Ammatoa (
diantara mereka banyak yang tidak tau ilalang embaya ). Hal ini dikarenakan unsur-
membaca. Mereka pakai HP hanya dengan unsur sebagai berikut :
kebiasaan dan mendengar, olehnya itu,ketika Bersifat sederhana , kesederhanaan inilah
mereka menerima SMS mereka minta yang di usung sejak nenek moyang
bantuan pada anak cucu mereka untuk mereka yang tertuang dalam pasang ri
dibacakan. Sebahagian besar anak-anak kajang, sebagai modal untuk menolak
mereka yang kuliah sudah punya leptop, transformasi.
dengan masuknya HP berarti radio, tv juga Memiliki daya guna dan produktifitas
sudah masuk karena sebagian diantara rendah
mereka sudah memakai HP yang fiturnya Bersifat tetap atau monoton
sudah ada radio dan tvnya , apa lagi sinyal di Memiliki sifat irasional, yaitu tidak
Kajang sangat kuat. berdasarkan pikiran dalam hal tertentu.
Koran, majalah , tabloid, buku bacaan dan
sejenisnya belum ada , dan belum pernah PEMBAHASAN
masuk , hanya buku-buku pelajaran bagi
anak-anak mereka yang sudah masuk di Dampak trasnformasi Komunikasi dan
kawasan adat ( ilalang embaya ). Hal ini Informasi pada masyarakat Kajang
sebagai bukti bahwa mereka merespon Transformasi komunikasi dan Informasi
terhadap perkembangan teknologi Informasi akan membawa perubahan sosial dalam
dan komunikasi. masyarakat Kajang secara umum maupun
secara khusus untuk masyarakat Kajang
Respon Masyarakat Kajang Terhadap tradisional dalam kawasan adat ( ilalang
Transformasi Komunikasi dan Informasi. embayya ) dan masyarakat Kajang luar (
ipantarang embaya), namun yang
Respon masyarakat Kajang terhadap diharapkan perubahan itu tetap dapat
transformasi komunikasi dan Informasi menciptakan masyarakat yang
yang terjadi berbeda-beda sesuai kedalaman seimbang,serasi dan harmonis. Keserasian
pengaruh perubahan pada masyarakat yang dimaksud adalah tetap berfungsinya
Kajang. Perubahan yang tidak lembaga-lembaga masyarakat yang ada, atau
mempengaruhi nilai-nilai dan norma yang pemangku-pemangku adat bagi masyarakat
sudah ada dalam masyarakat Kajang masih Kajang. Dengan demikian, individu
bisa diterima oleh masyarakat Kajang. Akan merasakan adanya ketentraman karena tidak
tetapi, perubahan yang telah mengakibatkan ada pertentangan dalam nilai dan norma-
terjadinya perubahan nilai dan norma-norma norma yang berlaku pada masyarakat
yang telah berlangsung dalam masyarakat Kajang.

109
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 2 April Juni 2014

Sikap kritis terhadap pengaruh lingkungan sekitar. melalui bahasa


Transformasi Komunikasi dan masyarakat Kajang dapat memahami sikap,
Informasi perilaku dan pandangan suatu suku, meski
Transformasi Komunikasi dan Informasi seseorang belum pernah berkunjung ke
tidak hanya disebabkan faktor dari dalam, Kajang.
tetapi juga factor dari luar Kajang.
Transformasi tidak selamanya membawa Komunikasi Non Verbal
kearah kebaikan atau bersifat positif. Komunikasi Nonverbal bagi masyarakat
Transformasi juga ada bersifat negatif. Kajang sangat kental karena lahir dari
Masyarakat Kajang memiliki sikap tegas keyakinan yang bersipat mengikat bagi
menolak transformasi yang mengarah ke warga masyarakat kajang dengan segala
hal-hal yang negative. Masyarakat Kajang ketentuaan dan syarat berlaku. Banyak
mengambil pengaruh positifnya dengan symbol simbol yang menjadi keyakinan
tetap berpedoman pada nilai dan norma adat orang Kajang dan keyakinan akan mistik
Kajang yang dijunjung tinggi oleh dan menjadi kesepakan diantara mereka .
masyarakat Kajang secarah keseluruhan.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan KESIMPULAN
terhadap pengaruh transformasi dari luar,
antara lain sebagai berikut : 1. Ammatoa selaku pemimpin adat Kajang
Mengambil manfaat positif, seperti memberi pengaruh besar terhadap pola
tepat waktu, belajar keras, dan rajin komunikasi dan transformasi yang terjadi
belajar menambah ilmu pengetahuan. pada masyarakat Kajang, terutama pada
Membentengi diri dengan ilmu agama masyarakat Kajang dalam (Ilalang embaya),
dan tujuan hidup yang jelas. karena pergeseran pola kepemimpinan
Ammatoa, Dari penelitian ini juga
PERUBAHAN POLA KOMUNIKASI memeberikan gambaran yang jelas tentang
masyarakat Kajang , antara lain:
Komunikasi Verbal a. Taat pada aturan adat yang di sebut
Komunikasi verbal yang terjadi pada patuntung atau mannuntugi.
masyarakat Kajang sama dengan masyarakat b. Tunduk dan patuh pada Ammatoa
Bulukumba pada umumnya baik komunikssi karena punya keyakinan besar akan
antar personal dan komunikasi kelompok kesucian Ammatoa sebagai manusia
semuanya memberikan makna dan yang pertama di ciptakan , manusia
penafsiran yang sesuai yang pertama islam , di sebut Ammatoa
Masyarakat Kajang dalam pemakaian verbal , sallang mariolo,
pada setiap kode komunikasi menggunakan c. Tunduk pada alam karena meyakini
bahasa tertentu yaitu bahasa konjo yang dengan sepenuhnya akan keberadaan
menjadi ciri khas dari ke masyarakat Kajang manusia kaitannya dengan Alam
dan dari bahasa itu dapat mendefinisikan sehingga harus menjaga lingkungan (
beberapa makna kata dan seperangkat hutan ) karena hutan sumber
kalimat yang telah disusun secara teratur penghidupan.
sehingga menjadi himpunan kalimat yang d. Saling menghormati dan menghargai
mengandung arti. Masyarakat Kajang sadar sesama makhluk baik sesama manusia
bahwa untuk mempelajari dunia maupun makhluk lainnya.
disekelilingnya, bahasa menjadi peralatan 2. Proses Komunikasi masyarakat Kajang
yang sangat penting dalam memahami baik internal maupun eksternal saat ini

110
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.2 April Juni 2014

terkomunikasi dengan baik dengan adanya


bahasa sebagai alat komunikasi dan bahasa Mulyana, Deddy. 2012 Ilmu Komunikasi
khas daerah Kajang adalah bahasa Konjo Suatu Pengantar. Cetakan ke 6 Remaja
yang juga punya makna tersendiri bagi Rosdakarya,Bandung
masyarakat Kajang sekaligus menjadi
penguat atas aspek adat yang ada. Rakhmat, Jalaludin 2005. Psikologi
Komunikasi dan Informasi bagi masyarakat Komunikasi. Cetakan Kedua Puluh Tiga
Kajang semakin terjadi transformasi dan Remaja Rosdakarya, Bandung
perubahan .
Hal-hal penting yang dilakukan Ammatoa Sobur, Alex.2004 Semiotika Komunikasi.
sebagai pemimpin adat dalam Cetakan Kedua. Remaja
mempertahankan budayanya yaitu dengan Rosdakarya,Bandung
memperkuat budayanya dengan
mensakralkan setiap adat yang ada. Salle, K, 2000, Kebijakan Lingkungan
Menurut Pasang: Sebuah Kajian Hukum
DAFTAR RUJUKAN Lingkungan Adat Pada Masyarakat
Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten
Ardianto, Elvinarno dan Lukiati Komala. Daerah Tingkat II Bulukumba, dalam
2005. Komunikasi Massa(suatu Jurnal Pascasarjana Universitas
pengantar). Simbiosa Rekatama Media. Hasanuddin Vol. I Tahun 2000, Makassar
Bandung.
Changara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu KinerjaPublic Relations, Simbiosa
Komunikas.edisi revisi, Rekatama Media ,Bandung
----------------------------,2013,Perencanaan
dan Strategi Komunikasi, Hadju,Veni ,2012,Pedoman Penulisan
Artikel Jurnal Ilmiah
Komala, Lukiati. 2009 Ilmu ,Pascasarjana,Program , Universitas
Komunikasi:Perpektif, Proses dan Hasanuddin, Makassar
Konteks. Widya Padjajaran, Jakarta
Program Pasca Sarjana Universitas
Kriyantono, Rachmat. 2010 Teknik Praktis Hasanuddin,2011, Pedomen Penulisan
Riset Komunikasi. Cetakan Kelima. Tesis dan Desertasi Edisi 4
Kencana, Jakarta

111

You might also like