Professional Documents
Culture Documents
Sumini
ABSTRACT
Motivation is a state that encourages the person to indulge in achieving
goals. One of the factors which influencing liveliness of toddler to Posyandu is the
maternal motivation. From the preliminary study showed 60.58% rate of mother-
to-posyandu activity and targets that should be achieved is 85% toddler visits to
neighborhood health center from 2011-2012. His can be caused by many mothers
of toddlers who are less aware or weigh the importance of bringing their babies
to Posyandu. The purpose of this study to determine the relationship of motivation
with liveliness mothers bring infants to the Posyandu in the Village District
Tonatan Ponorogo Ponorogo.
Quantitative research with correlation studies. The population in this
study were all mothers of children aged 0-5 years had as many as 307 in the
neighborhood health center in the village Tonatan district Ponorogo with Simple
Random Sampling technique, and the number of samples used by 76 respondents.
The experiment was conducted on the second Friday in May 2013. The variables
studied were maternal motivation (independent) and Motivation to toddler Mom
Takes Posyandu (dependent). Methods of data collection using questionnaire
instruments and KMS. To analyze the relationship between two variables using a
statistical test Chi Square Test.
Based on the results of the study showed that the majority of mothers
infants (55.3%) had a positive motivation to come to the neighborhood health
center, and the most active mom comes to neighborhood health center (65.8%).
Based on Chi Square statistical test showed p = 0.034 with a significance level of
5%, so 0.034 <0.05 then H1 is accepted means that there is a relationship with
the mother's motivation liveliness mothers carrying toddlers to posyandu and the
low level of the relationship with the contingency coefficient value of 0.237.
Active mothers are expected to come to the Posyandu to obtain counseling
or routine weighing to monitor their children's growth, although not in the months
giving Vitamin A. Nurse or midwife should conduct a home visit (home care) to
foster community interest with posyandu activities.
38
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46
lain yang mudah didatangi oleh jumlah kunjungan ibu balita yang
masyarakat. (Ismawati,2010:3) datang di kecamatan Ponorogo 3045
Sebagaimana kita ketahui dari 4609 (66%) (Dinkes Kota
bahwa salah satu sasaran Rencana Ponorogo bulan Januari-Agustus
Pembangunan Jangka Menengah 2012). Laporan bulanan kesehatan ibu
Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan dan balita di Puskesmas Ponorogo
sasaran Pembangunan Milenium Selatan pada bulan Juni 2012
Goals (MDG 2015) adalah mencapai 1411 dari 2216 (63.67%)
menurunnya prevelensi Gizi kurang anak balita. Sedangkan data SKDN
pada anak balita menjadi dibawah dari Kelurahan Tonatan S=307
15% (<15%) pada tahun 2014. K=189 D=186 N=138 dan presentase
Strategi utama untuk menurunkan kunjungan ibu balita mencapai 186
prevelensi gizi kurang adalah dari 307 (60,58%), (Rekam medik
meningkatkan kegiatan pencegahan Puskesmas Ponorogo selatan bulan
melalui pemantauan pertumbuhan Juni tahun 2012). Dilihat dari
anak di Posyandu (Menkes RI 2012). presentase diatas dapat dinyatakan
Didalam Renstra Kementrian bahwa kunjungan ibu balita di
Kesehatan 2010-2014 dan Instruksi kelurahan Tonatan Kurang dimana
Presiden RI No.3 tahun 2010 telah pencapaian target dikatakan baik
ditetapkan bahwa pada tahun 2014 yaitu mencapai 85% sehingga pada
sekurangnya 80% anak ditimbang Posyandu di kelurahan Tonatan perlu
secara teratur di Posyandu. diupayakan peningkatan pencapaian
Pencapaian kegiatan pemantauan target (Dinkes kota Ponorogo 2012).
pertumbuhan pada tahun 2011 adalah Dari hasil studi pendahuluan
71,4% dan beberapa provinsi telah yang diperoleh berdasarkan
mencapai diatas 80%, sedangkan wawancara sementara dengan 10 ibu
disebagian provinsi lainnya masih balita didapatkan hasil bahwa
rendah (Menkes RI 2012). ketidakaktifan kunjungan mereka ke
Terkait dengan upaya Posyandu disebabkan karna ibu balita
tersebut, Kementrian Kesehatan yang bekerja 5 orang (50%), sudah
Memutuskan menyelenggarakan mendapat vitamin A 3 orang (30%),
Bulan Penimbangan pada setiap bulan dan kurangnya pengetahuan 2 orang
November dimulai bulan November (20%).
2012 bertepatan dengan peringatan Dampak dari ibu balita yang
Hari Kesehatan Nasional (Menkes RI tidak aktif memeriksakan atau
2012). membawa anaknya ke posyandu
Pada laporan bulanan adalah tumbuh kembang balita tidak
program kesehatan ibu dan anak di terdeteksi secara dini. Data tahun
Provinsi Jawa Timur tahun 2011 telah 2011 hanya 1.193 dari 2.433 (49%)
mencapai 84,.2% (Menkes RI 2011). balita yang berat badannya bertambah
Dan pada laporan bulanan dikota tiap bulannya, 1248 dari 1804 (69%)
Ponorogo tahun 2011 balita yang balita yang mendapat kapsul vitamin
mendapat pelayanan kesehatan A, 11 balita (0,49%) berat badan di
mencapai 75% dari 47.631 anak bawah garis merah, dan apabila
balita,dan pada tahun 2012 dari bulan menderita penyakit tidak dapat segera
Januari sampai bulan Agustus diketahui. Dari data puskesmas
mencapai 43.790 dari 56.257 Ponorogo Selatan di Kelurahan
(77,83%) anak balita. Dan untuk Tonatan balita yang berat badannya
39
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46
naik 138 dari 186 (74%) dan balita berikut: mendorong manusia untuk
yang menderita gizi buruk ada 2 melakukan suatu aktifitas yang
balita. berdasarkan atas pemenuhan
Berdasarkan data kunjungan kebutuhan yang dalam hal ini
ibu balita tahun 2012 masih belum motivasi merupakan motor penggerak
memenuhi standart yang ditetapkan dari setiap kebutuhan yang akan
maka perlu adanya penyuluhan dan dipenuhi, menentukan arah tujuan
pendekatan untuk meningkatkan yang hendak dicapai, dan menentukan
motivasi ibu agar lebih aktif dalam perbuatan yang harus dilakukan.
kunjungan ke Posyandu terutama
untuk ibu-ibu yang bekerja dan Konsep Keaktifan
setelah balita mendapatkan Vitamin Keaktifan berasal dari kata
A. aktif yang memiliki arti giat, gigih,
Dengan berbagai kondisi dinamis, dan bertenaga atau sebagai
tersebut diatas maka penulis tertarik lawan statis atau lambang dan
untuk mengetahui hubungan motivasi mempunyai kecenderungan menyebar
ibu dengan keaktifan ibu membawa atau berkembang (Suharso dan
balita ke posyandu di kelurahan Retnoningsih, 2005: 24).
Tonatan Kecamatan Ponorogo Keaktifan merupakan suatu
Kabupaten Ponorogo. perilaku yang bisa dilihat dari
keteraturan dan keterlibatan seorang
TINJAUAN PUSTAKA untuk aktif dalam kegiatan (Nurdia,
Konsep Motivasi 2010: 7).
Motivasi itu mempunyai arti Faktor yang berhubungan dengan
dorongan berasal dari bahasa latin keaktifan
Movere yang berarti 1) Pendidikan
mendorong/menggerakkan. Motivasi Tingkat rendahnya pendidikan erat
inilah yang mendorong seseorang kaitannya dengan ketidakaktifan
untuk berperilaku beraktifitas dalam ibu yang memiliki balita untuk
pencapaian tujuan. berkunjung ke posyandu, serta
Istilah motivasi berasal dari kesadarannya terhadap program
kata motif yang artinya adalah posyandu yang bermanfaat
dorongan yang datang dari dalam khususnya untuk kesehatan
untuk berbuat suatu tindakan. Motif balitanya. Tingkat pendidikan ibu
berasal dari bahasa latin movere yang yang memiliki balita yang rendah
berarti bergerak atau to move. Karena mempengaruhi penerimaan
itu motif diartikan sebagai kekuatan informasi sehingga pengetahuan
yang terdapat dalam diri organisme tentang posyandu terhambat atau
yang mendorong untuk berbuat atau terbatas.
merupakan driving force. 2) Status Pekerjaan
Jadi motivasi itu merupakan Banyak ibu-ibu bekerja mencari
suatu dorongan yang timbul adanya nafkah, baik untuk kepentingan
rangsangan -rangsangan dari dalam sendiri maupun keluarga. Faktor
maupun dari luar sehingga seseorang bekerja saja nampak berpengaruh
berkeinginan untuk mengadakan pada peran ibu yang memiliki
perubahan tingkah laku atau aktivitas balita sebagai timbulnya suatu
tertentu lebih baik dari keadaan masalah pada ketidakaktifan ibu
sebelumnya. Dengan sasaran sebagai berkunjung ke posyandu, karena
40
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46
SD, hal tersebut bisa terjadi karena faktor yang mempengaruhi tingkat
meskipun pendidikannya rendah motivasi seseorang karena usia dapat
tetapi bila ibu rajin menggali sumber menjadi tolak ukur kesiapan fisik dan
informasi baik lewat televisi maupun mental seseorang dalam menghadapi
media massa tentang kesehatan balita masalah.
maka pengetahuan ibu bertambah dan Jadi, motivasi yang tinggi tidak
dapat meningkatkan motivasi dalam tergantung dari tolak ukur pendidikan
melakukan kunjungan secara rutin ke seseorang tetapi juga dari dorongan
Posyandu. sekitar dan usia orang tua yang sudah
Hal ini sesuai dengan terhitung matang dan mampu untuk
Notoatmodjo (2003), semakin banyak menggali semua masalah, karena
seseorang memperoleh informasi kenyataannya ibu lebih rasional
lewat media cetak maupun dalam berfikir dan mampu
elektronika, maka akan semakin membedakan mana yang lebih
banyak pula wawasan dan menguntungkan dan merugikan. Jadi
pengetahuan yang didapat sehingga jika kita melakukan kegiatan akan
dapat mempengaruhi motivasi lebih semangat jika ada dorongan dari
seseorang. Jadi, walaupun responden luar. Dukungan yang positif akan
berpendidikan rendah, tapi menguntungkan kita dan dukungan
mempunyai motivasi yang positif yang negatif juga akan merugikan
dikarenakan responden mempunyai kita. Namun demikian para orang tua
pengetahuan yang cukup. harus lebih meningkatkan motivasi
Pada penelitian diatas juga serta pengetahuan tanpa batas waktu.
didapatkan responden yang memiliki
motivasi negatif sebesar 34 responden b. Keaktifan Ibu Membawa Balita
(44.7%) yang dapat disebabkan oleh Ke Posyandu.
karena kurang dorongan dari orang
60
sekitar. Hal ini sesuai dengan teori
26
yang dikemukakan oleh Hasmi F 40 50
34.2%
(2000) bahwa pergaulan lingkungan 65.8 %
sosial yang ada memberikan dampak 20
positif dan negatif. Pergaulan yang 0
positif akan menanamkan motivasi
Aktif Tidak Aktif
yang baik.
Berdasarkan gambar 1 data
yang didapatkan bahwa responden Sumber : Kuesioner Penelitian
hampir setengah berusia 26-30 tahun Bulan Mei
yaitu 27 ibu (35.5%), sedangkan Gambar 2. Diagram Batang
hanya sebagian kecil responden Keaktifan Responden
berusia 41-45 tahun yaitu 4 ibu
(5.3%). Motivasi juga dapat Berdasarkan gambar 2
disebabkan karena factor usia. didapatkan bahwa sebagian besar
Dimana usia 26-30 tahun adalah usia responden aktif datang ke posyandu
yang lebih matang untuk menghadapi yaitu ada 50 ibu (65.8%), dan hampir
masalah. setengah responden tidak aktif datang
Hal ini sesuai dengan yang ke posyandu yaitu ada 26 ibu
dikemukakan oleh Hurlock (1996) (34.2%).
bahwa usia merupakan salah satu
43
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
46