You are on page 1of 9

Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.

2 Agustus-Januari 2014: 38-46

Hubungan Motivasi Dengan Keaktifan Ibu Membawa Balita Ke Posyandu Di


Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo.
(Relationship Motivation With Mom liveliness Brings Toddler to Posyandu in the
Village Tonatan District Ponorogo Ponorogo.

Sumini

ABSTRACT
Motivation is a state that encourages the person to indulge in achieving
goals. One of the factors which influencing liveliness of toddler to Posyandu is the
maternal motivation. From the preliminary study showed 60.58% rate of mother-
to-posyandu activity and targets that should be achieved is 85% toddler visits to
neighborhood health center from 2011-2012. His can be caused by many mothers
of toddlers who are less aware or weigh the importance of bringing their babies
to Posyandu. The purpose of this study to determine the relationship of motivation
with liveliness mothers bring infants to the Posyandu in the Village District
Tonatan Ponorogo Ponorogo.
Quantitative research with correlation studies. The population in this
study were all mothers of children aged 0-5 years had as many as 307 in the
neighborhood health center in the village Tonatan district Ponorogo with Simple
Random Sampling technique, and the number of samples used by 76 respondents.
The experiment was conducted on the second Friday in May 2013. The variables
studied were maternal motivation (independent) and Motivation to toddler Mom
Takes Posyandu (dependent). Methods of data collection using questionnaire
instruments and KMS. To analyze the relationship between two variables using a
statistical test Chi Square Test.
Based on the results of the study showed that the majority of mothers
infants (55.3%) had a positive motivation to come to the neighborhood health
center, and the most active mom comes to neighborhood health center (65.8%).
Based on Chi Square statistical test showed p = 0.034 with a significance level of
5%, so 0.034 <0.05 then H1 is accepted means that there is a relationship with
the mother's motivation liveliness mothers carrying toddlers to posyandu and the
low level of the relationship with the contingency coefficient value of 0.237.
Active mothers are expected to come to the Posyandu to obtain counseling
or routine weighing to monitor their children's growth, although not in the months
giving Vitamin A. Nurse or midwife should conduct a home visit (home care) to
foster community interest with posyandu activities.

Keywords: Motivation, Liveliness, bring Toddler to Posyandu

PENDAHULUAN Posyandu adalah kegiatan


Motivasi berasal dari kata kesehatan dasar yang diselenggarakan
latin Moreve yang berarti dorongan dari, oleh dan untuk masyarakat yang
dari dalam diri manusia untuk dibantu oleh petugas kesehatan di
bertindak atau berperilaku. Pengertian suatu wilayah kerja Puskesmas,
motivasi tidak terlepas dari kata dimana program ini dapat
kebutuhan atau needs or what. dilaksanakan dibalai dusun, balai
(Notoatmodjo,2007:218) kelurahan, maupun tempat-tempat

38
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46

lain yang mudah didatangi oleh jumlah kunjungan ibu balita yang
masyarakat. (Ismawati,2010:3) datang di kecamatan Ponorogo 3045
Sebagaimana kita ketahui dari 4609 (66%) (Dinkes Kota
bahwa salah satu sasaran Rencana Ponorogo bulan Januari-Agustus
Pembangunan Jangka Menengah 2012). Laporan bulanan kesehatan ibu
Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan dan balita di Puskesmas Ponorogo
sasaran Pembangunan Milenium Selatan pada bulan Juni 2012
Goals (MDG 2015) adalah mencapai 1411 dari 2216 (63.67%)
menurunnya prevelensi Gizi kurang anak balita. Sedangkan data SKDN
pada anak balita menjadi dibawah dari Kelurahan Tonatan S=307
15% (<15%) pada tahun 2014. K=189 D=186 N=138 dan presentase
Strategi utama untuk menurunkan kunjungan ibu balita mencapai 186
prevelensi gizi kurang adalah dari 307 (60,58%), (Rekam medik
meningkatkan kegiatan pencegahan Puskesmas Ponorogo selatan bulan
melalui pemantauan pertumbuhan Juni tahun 2012). Dilihat dari
anak di Posyandu (Menkes RI 2012). presentase diatas dapat dinyatakan
Didalam Renstra Kementrian bahwa kunjungan ibu balita di
Kesehatan 2010-2014 dan Instruksi kelurahan Tonatan Kurang dimana
Presiden RI No.3 tahun 2010 telah pencapaian target dikatakan baik
ditetapkan bahwa pada tahun 2014 yaitu mencapai 85% sehingga pada
sekurangnya 80% anak ditimbang Posyandu di kelurahan Tonatan perlu
secara teratur di Posyandu. diupayakan peningkatan pencapaian
Pencapaian kegiatan pemantauan target (Dinkes kota Ponorogo 2012).
pertumbuhan pada tahun 2011 adalah Dari hasil studi pendahuluan
71,4% dan beberapa provinsi telah yang diperoleh berdasarkan
mencapai diatas 80%, sedangkan wawancara sementara dengan 10 ibu
disebagian provinsi lainnya masih balita didapatkan hasil bahwa
rendah (Menkes RI 2012). ketidakaktifan kunjungan mereka ke
Terkait dengan upaya Posyandu disebabkan karna ibu balita
tersebut, Kementrian Kesehatan yang bekerja 5 orang (50%), sudah
Memutuskan menyelenggarakan mendapat vitamin A 3 orang (30%),
Bulan Penimbangan pada setiap bulan dan kurangnya pengetahuan 2 orang
November dimulai bulan November (20%).
2012 bertepatan dengan peringatan Dampak dari ibu balita yang
Hari Kesehatan Nasional (Menkes RI tidak aktif memeriksakan atau
2012). membawa anaknya ke posyandu
Pada laporan bulanan adalah tumbuh kembang balita tidak
program kesehatan ibu dan anak di terdeteksi secara dini. Data tahun
Provinsi Jawa Timur tahun 2011 telah 2011 hanya 1.193 dari 2.433 (49%)
mencapai 84,.2% (Menkes RI 2011). balita yang berat badannya bertambah
Dan pada laporan bulanan dikota tiap bulannya, 1248 dari 1804 (69%)
Ponorogo tahun 2011 balita yang balita yang mendapat kapsul vitamin
mendapat pelayanan kesehatan A, 11 balita (0,49%) berat badan di
mencapai 75% dari 47.631 anak bawah garis merah, dan apabila
balita,dan pada tahun 2012 dari bulan menderita penyakit tidak dapat segera
Januari sampai bulan Agustus diketahui. Dari data puskesmas
mencapai 43.790 dari 56.257 Ponorogo Selatan di Kelurahan
(77,83%) anak balita. Dan untuk Tonatan balita yang berat badannya
39
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46

naik 138 dari 186 (74%) dan balita berikut: mendorong manusia untuk
yang menderita gizi buruk ada 2 melakukan suatu aktifitas yang
balita. berdasarkan atas pemenuhan
Berdasarkan data kunjungan kebutuhan yang dalam hal ini
ibu balita tahun 2012 masih belum motivasi merupakan motor penggerak
memenuhi standart yang ditetapkan dari setiap kebutuhan yang akan
maka perlu adanya penyuluhan dan dipenuhi, menentukan arah tujuan
pendekatan untuk meningkatkan yang hendak dicapai, dan menentukan
motivasi ibu agar lebih aktif dalam perbuatan yang harus dilakukan.
kunjungan ke Posyandu terutama
untuk ibu-ibu yang bekerja dan Konsep Keaktifan
setelah balita mendapatkan Vitamin Keaktifan berasal dari kata
A. aktif yang memiliki arti giat, gigih,
Dengan berbagai kondisi dinamis, dan bertenaga atau sebagai
tersebut diatas maka penulis tertarik lawan statis atau lambang dan
untuk mengetahui hubungan motivasi mempunyai kecenderungan menyebar
ibu dengan keaktifan ibu membawa atau berkembang (Suharso dan
balita ke posyandu di kelurahan Retnoningsih, 2005: 24).
Tonatan Kecamatan Ponorogo Keaktifan merupakan suatu
Kabupaten Ponorogo. perilaku yang bisa dilihat dari
keteraturan dan keterlibatan seorang
TINJAUAN PUSTAKA untuk aktif dalam kegiatan (Nurdia,
Konsep Motivasi 2010: 7).
Motivasi itu mempunyai arti Faktor yang berhubungan dengan
dorongan berasal dari bahasa latin keaktifan
Movere yang berarti 1) Pendidikan
mendorong/menggerakkan. Motivasi Tingkat rendahnya pendidikan erat
inilah yang mendorong seseorang kaitannya dengan ketidakaktifan
untuk berperilaku beraktifitas dalam ibu yang memiliki balita untuk
pencapaian tujuan. berkunjung ke posyandu, serta
Istilah motivasi berasal dari kesadarannya terhadap program
kata motif yang artinya adalah posyandu yang bermanfaat
dorongan yang datang dari dalam khususnya untuk kesehatan
untuk berbuat suatu tindakan. Motif balitanya. Tingkat pendidikan ibu
berasal dari bahasa latin movere yang yang memiliki balita yang rendah
berarti bergerak atau to move. Karena mempengaruhi penerimaan
itu motif diartikan sebagai kekuatan informasi sehingga pengetahuan
yang terdapat dalam diri organisme tentang posyandu terhambat atau
yang mendorong untuk berbuat atau terbatas.
merupakan driving force. 2) Status Pekerjaan
Jadi motivasi itu merupakan Banyak ibu-ibu bekerja mencari
suatu dorongan yang timbul adanya nafkah, baik untuk kepentingan
rangsangan -rangsangan dari dalam sendiri maupun keluarga. Faktor
maupun dari luar sehingga seseorang bekerja saja nampak berpengaruh
berkeinginan untuk mengadakan pada peran ibu yang memiliki
perubahan tingkah laku atau aktivitas balita sebagai timbulnya suatu
tertentu lebih baik dari keadaan masalah pada ketidakaktifan ibu
sebelumnya. Dengan sasaran sebagai berkunjung ke posyandu, karena
40
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46

mereka mencari nafkah untuk mempengaruhi perhatian seorang


memenuhi kebutuhan yang belum ibu kepada balitanya, di mana
cukup, yang berdampak pada tidak semakin banyak anak dalam
adanya waktu para ibu balita untuk keluarga akan menambah
aktif pada kunjungan ke posyandu, kesibukan ibu dan pada akhirnya
serta tidak ada waktu ibu untuk tidak punya waktu untuk keluarga
mencari informasi kerena dan akan gagal membawa balita ke
kesibukan mereka dalam bekerja. posyandu.
3) Tingkat Pendapatan 7) Jarak Posyandu
Pendapatan biasanya berupa uang Jarak antara rumah dengan
yang mempengaruhi daya beli posyandu juga dapat
seseorang untuk membeli sasuatu. mempengaruhi kehadiran balita ke
Pendapatan merupakan faktor yang posyandu, dari penelitian terdahulu
paling menentukan kuantitas didapat bahwa responden
maupun kualitas makanan pengguna posyandu terutama
sehingga ada hubungan yang erat mengatakan karena letak posyandu
antara pendapatan dan keadaan dekat.
balita. Namun, pendapatan yang 8) Sarana Penunjang
meningkat tidak merupakan Kegiatan posyandu yang
kondisi yang menunjang bagi dilaksanakan dipengaruhi oleh
keadaan kesehatan balita yang sarana penunjang yaitu Puskesmas
memadai. dan Rumah Sakit yang senantiasa
4) Tingkat Pengetahuan siap siaga menerima balita yang
Kurang pengetahuan sering kena masalah gizi misalnya gizi
dijumpai sebagai faktor yang buruk, dimana dalam
penting dalam masalah kegiatannya langsung dilakukan
ketidakaktifan ibu balita karena penanganan secara intensif
kurang percaya dirinya para kader (Sutrismang, 2010: 17-22).
kesehatan menerapkan ilmunya
serta kurang mampu dalam Kriteria Keaktifan
menerapkan informasi penyuluhan Kunjungan balita ke Posyandu
dalam kehidupan sehari-hari. paling baik adalah aktif setiap bulan
5) Umur Balita atau 12 kali pertahun. Untuk itu
Faktor umur balita merupakan kunjungan balita diberi batasan 8 kali
faktor yang paling berpengaruh pertahun. Posyandu yang frekuensi
terhadap kunjungan ibu yang penimbangan atau kunjungan
memiliki balita ke posyandu, umur balitanya kurang dari 8 kali pertahun
balita yang berkunjung di dianggap masih rawan. Sedangkan
posyandu yaitu anak batita umur bila frekuensi penimbangan sudah 8
12-35 bulan dan anak balita umur kali atau lebih dalam kurun waktu 1
36-59 bulan. Sedangkan umur tahun dianggap sudah cukup baik,
balita dari 12-35 bulan merupakan (Dinkes Prov. Jateng, 2007)
umur yang paling berpengaruh
pada kunjungan ke posyandu. METODE PENELITIAN
6) Jumlah Balita Jenis penelitian kuantitatif
Jumlah balita merupakan individu dengan studi korelasi yaitu suatu
yang menjadi tanggungan kelurga. penelitian untuk mengetahui ada
Jumlah balita dalam suatu keluarga tidaknya hubungan antara dua atau
41
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46

bebepara variable. (Arikunto, 2010: Gambar 1 Diagram Batang


27). Motivasi Responden
Desain penelitian yang di
gunakan adalah cross sectional Berdasarkan gambar 1
yaitu jenis penelitian yang didapatkan bahwa sebagian besar
menekankan pada waktu pengukuran responden memiliki motivasi positif
atau observasi data variabel yaitu ada 42 ibu (55.3%), dan hampir
independen dan dependen hanya satu setengah responden memiliki
kali, pada satu saat. (Nursalam, 2003: motivasi negatif yaitu ada 34 ibu
85). Waktu penelitian dilakukan pada (44.7%).
jadwal posyandu hari Jumat minggu Motivasi positif yang dimiliki
kedua bulan Mei 2013. oleh sebagian besar responden
Populasi penelitian ini adalah (55.3%) dapat disebabkan karena
semua Ibu yang mempunyai balita pendidikan responden yang rata-rata
usia 0-5 tahun sebanyak 307 di SMA ada 29 Ibu (38.2%) dan sarjana
posyandu di Kelurahan Tonatan ada 15 ibu (19.74%).
kecamatan Ponorogo Kabupaten Seseorang yang berpendidikan
Ponorogo. Sampel yang digunakan tinggi akan mudah menerima
adalah ibu balita Di 5 Posyandu informasi, sehingga mudah
sebanyak 76 di Kelurahan Tonatan termotivasi untuk melakukan
yang sesuai dengan kriteria inklusi. kunjungan secara rutin ke Posyandu
Pengambilan sampling adalah bagi balitanya. Menurut YB. Mantra
Probability sampling dengan teknik dikutip dari Notoatmodjo (2003)
pengambilan secara Simple Random pendidikan merupakan proses belajar
Sampling. Instrumen yang digunakan sehingga terjadi proses pertumbuhan,
adalah angket/kuesioner dan keaktifan perkembangan, perubahan ke arah
menggunakan data kunjungan pada yang lebih dewasa, lebih matang, dan
KMS, dilihat jumlah kunjungan balita dapat mempengaruhi motivasi
ke posyandu selama 1 tahun terakhir seseorang. Dengan demikian
Berikut ini adalah hasil pendidikan sangat penting guna
penelitian dalam bentuk tabel. menambah pengetahuan serta
wawasan yang dapat menjadikan
seseorang lebih dewasa dan lebih
a. Motivasi Ibu Membawa Balita matang dalam berpikir. Pada
Ke Posyandu penelitian ini didapatkan pula
responden yang mempunyai
50,0 pendidikan dasar SMP yaitu ada 19
40,0 ibu (25%). Seseorang yang
42
30,0 55.3% 34
pendidikannya menengah akan lebih
20,0 44.7% mudah menerima informasi bila
10,0
dibanding dengan seseorang yang
pendidikannya lebih rendah (SD).
0,0
Namun demikian, tidak
Positif Negatif menutup kemungkinan bagi
responden yang berpendidikan rendah
motivasinya tinggi. Dari hasil
Sumber: Kuesioner Penelitian penelitian, didapatkan 13 ibu
Bulan Mei (17.11%) responden berpendidikan
42
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46

SD, hal tersebut bisa terjadi karena faktor yang mempengaruhi tingkat
meskipun pendidikannya rendah motivasi seseorang karena usia dapat
tetapi bila ibu rajin menggali sumber menjadi tolak ukur kesiapan fisik dan
informasi baik lewat televisi maupun mental seseorang dalam menghadapi
media massa tentang kesehatan balita masalah.
maka pengetahuan ibu bertambah dan Jadi, motivasi yang tinggi tidak
dapat meningkatkan motivasi dalam tergantung dari tolak ukur pendidikan
melakukan kunjungan secara rutin ke seseorang tetapi juga dari dorongan
Posyandu. sekitar dan usia orang tua yang sudah
Hal ini sesuai dengan terhitung matang dan mampu untuk
Notoatmodjo (2003), semakin banyak menggali semua masalah, karena
seseorang memperoleh informasi kenyataannya ibu lebih rasional
lewat media cetak maupun dalam berfikir dan mampu
elektronika, maka akan semakin membedakan mana yang lebih
banyak pula wawasan dan menguntungkan dan merugikan. Jadi
pengetahuan yang didapat sehingga jika kita melakukan kegiatan akan
dapat mempengaruhi motivasi lebih semangat jika ada dorongan dari
seseorang. Jadi, walaupun responden luar. Dukungan yang positif akan
berpendidikan rendah, tapi menguntungkan kita dan dukungan
mempunyai motivasi yang positif yang negatif juga akan merugikan
dikarenakan responden mempunyai kita. Namun demikian para orang tua
pengetahuan yang cukup. harus lebih meningkatkan motivasi
Pada penelitian diatas juga serta pengetahuan tanpa batas waktu.
didapatkan responden yang memiliki
motivasi negatif sebesar 34 responden b. Keaktifan Ibu Membawa Balita
(44.7%) yang dapat disebabkan oleh Ke Posyandu.
karena kurang dorongan dari orang
60
sekitar. Hal ini sesuai dengan teori
26
yang dikemukakan oleh Hasmi F 40 50
34.2%
(2000) bahwa pergaulan lingkungan 65.8 %
sosial yang ada memberikan dampak 20
positif dan negatif. Pergaulan yang 0
positif akan menanamkan motivasi
Aktif Tidak Aktif
yang baik.
Berdasarkan gambar 1 data
yang didapatkan bahwa responden Sumber : Kuesioner Penelitian
hampir setengah berusia 26-30 tahun Bulan Mei
yaitu 27 ibu (35.5%), sedangkan Gambar 2. Diagram Batang
hanya sebagian kecil responden Keaktifan Responden
berusia 41-45 tahun yaitu 4 ibu
(5.3%). Motivasi juga dapat Berdasarkan gambar 2
disebabkan karena factor usia. didapatkan bahwa sebagian besar
Dimana usia 26-30 tahun adalah usia responden aktif datang ke posyandu
yang lebih matang untuk menghadapi yaitu ada 50 ibu (65.8%), dan hampir
masalah. setengah responden tidak aktif datang
Hal ini sesuai dengan yang ke posyandu yaitu ada 26 ibu
dikemukakan oleh Hurlock (1996) (34.2%).
bahwa usia merupakan salah satu
43
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46

Keaktifan kunjungan ke Posyandu oleh kendaraan umum roda 2 maupun


juga disebabkan karena jenis roda 4. Jarak paling dekat 100 m, dan
pekerjaan responden. Dimana hampir jarak paling jauh 1.000 m dari tempat
setengah responden adalah ibu rumah pelayanan Posyandu. Hal ini sesuai
tangga yaitu 25 ibu (32.89%) yang dengan teori bahwa pelayanan
tidak terkait oleh jam kerja secara Posyandu yang jauh dan sulit
formal dalam melakukan aktivitasnya dijangkau oleh masyarakat akan
sehingga responden memiliki banyak mempengaruhi motivasi ibu dalam
waktu luang untuk menyempatkan melakukan kunjungan teratur ke
hadir di Posyandu secara rutin. Posyandu (Azwar, 2009).
Sedangkan untuk responden yang Jadi keaktifan dapat
tidak aktif datang ke Posyandu terpengaruhi oleh pekerjaan ibu
kemungkinan disebabkan karena balita, ibu yang menjadi ibu rumah
pekerjaan responden yang menyita tangga lebih aktif membawa balita ke
waktu, seperti 18 ibu (23.68%) posyandu karena mereka mempunyai
sebagai tani, 20 ibu (26.3%) bekerja banyak waktu untuk mengikuti
sebagai karyawan swasta dan 13 ibu kegiatan posyandu, dan hanya
(17.11%) sebagai PNS sehingga tidak beberapa ibu yang datang keposyandu
ada waktu luang untuk datang ke karena ada kegiatan yang mendorong
Posyandu. seperti halnya pemberian vitamin A
Hal ini sesuai dengan teori dibulan Februari dan Agustus. Ibu
yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki anak berusia lebih dari
yang berpendidikan rendah tidak 3 tahun dan bekerja sudah jarang
berarti mutlak berpengetahuan rendah membawa balita ke posyandu karena
pula. Peningkatan pengetahuan tidak para ibu yang bekerja lebih senang
mutlak diperoleh di pendidikan menyekolahkan balita di PAUD, jadi
formal, akan tetapi juga dapat pada waktu bulan posyandu balita
diperoleh pada pendidikan non formal jarang ditimbangkan meskipun ibu
(PRO-HEALT, 2009). memiliki motivasi yang positif. Dan
Hal ini sesuai dengan yang dari jarak yang dekat ataupun jauh
dikemukakan oleh (Effendy, 1998) hampir setengah ibu balita datang ke
yaitu tingkat pengetahuan, Posyandu jalan kaki secara bersamaan
ketrampilan serta sikap tenaga dengan ibu balita yang lain, dan
perawat dalam memberikan hanya sebagian kecil ibu balita yang
pelayanan ke Posyandu sangat diantar atau yang naik sepeda motor.
berpengaruh terhadap ibu balita
dalam melakukan kunjungan secara 2. Analisis Multivariat
rutin ke Posyandu. Dalam kenyataan Tabel 1 Tingkat Keeratan
di lapangan tenaga kesehatan dan Hubungan Dengan
kader aktif dalam kegiatan Posyandu Coefficient Contigency
dan selalu memberikan
dukungan/dorongan kepada ibu balita Asym
untuk meningkatkan kunjungan p.
secara aktif ke Posyandu. Std. Appr
Kondisi wilayah juga sangat Error( Approx ox.
mempengaruhi kunjungan ibu ke Value a) . T(b) Sig.
Posyandu, dalam penelitian ini lokasi Nomin Conti
.237 .034
pelayanan Posyandu mudah dijangkau al by ngen
44
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46

Nomin cy ibu untuk berusaha memenuhi


al Coeff kebutuhan kesehatan balitanya dan
icient mengontrol tumbuh kembang balita
Interva Pears melalui kunjungan secara rutin ke
l by on's .034(
Posyandu.
.244 .112 2.161
Interva R c) Hasil penelitian ini didukung
l juga oleh penelitian (Sunarti, 2006)
Ordinal Spear dengan judul Hubungan Motivasi
by man .034(
dengan Keteraturan Kunjungan balita
.244 .112 2.161
Ordinal Corre c)
setelah mendapat imunisasi lengkap
lation di Posyandu Dusun Durenan Wilayah
N of Valid Kerja Puskesmas Mlilir Kabupaten
76
Cases Madiun, yang hasil penelitiannya
menyatakan sebagian besar responden
Berdasarkan hasil perhitungan memiliki motivasi tinggi sebesar
menggunakan uji statistik chi square 73,3%, sebagian kecil responden
dengan tingkat signifikasinya < 0.05 memiliki motivasi rendah 26,7%.
di dapatkan nilai = 0.034 maka Ho Responden yang teratur melakukan
ditolak dan Ha diterima yang berarti kunjungan ke Posyandu 73,3% dan
ada hubungan motivasi dengan tidak teratur 26,7%. Hasil uji chi
keaktifan ibu membawa balita ke square didapatkan X2 = 11.513 > X
posyandu di Kelurahan Tonatan tabel = 3.841, sehingga Ho ditolak.
Kecamatan Ponorogo Kabupaten Artinya ada hubungan antara motivasi
Ponorogo dengan tingkat keeratan dengan keteraturan kunjungan balita
hubungan rendah dapat dilihat pada ke Posyandu.
tabel Coefficient Contigency dengan
nilai 0.237. PENUTUP
Keadaan ini sesuai dengan Kesimpulan
teori Notoatmodjo (2003) bahwa Berdasarkan hasil penelitian di
motivasi, suatu dorongan yang positif posyandu Kelurahan Tonatan
dari dalam diri yang tinggi akan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
menimbulkan rasa percaya diri dan Ponorogo dapat disimpulkan sebagai
perbandingan yang positif terhadap berikut;
orang lain. 1) Sebagian besar ibu balita (55.3%)
Banyak hal yang dapat mempunyai motivasi positif ke
mempengaruhi atau memberikan posyandu.
motivasi untuk seseorang melakukan 2) Sebagian besar responden aktif
sesuatu hal. Motivasi itu mulai dari datang ke posyandu (65.8%).
dorongan dalam diri sendiri dan dari 3) Ada hubungan motivasi dengan
lingkungan sekitar dan orang sekitar. keaktifan ibu membawa balita ke
Keaktifan dalam melakukan posyandu di Kelurahan Tonatan
kunjungan ke posyandu juga Kecamatan Ponorogo Kabupaten
terpengaruh dari beberapa hal yaitu Ponorogo dengan nilai probabilitas
pekerjaan ibu yang tidak menyita (0.034) dan tingkat keeratan
waktu dan usia ibu yang sudah hubungan rendah (0.237).
matang dalam menerima dan
menyelesaikan masalah. Motivasi Saran
yang dimiliki ibu akan menjadikan 1) Bagi Ibu Balita
45
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46

Ibu balita diharapkan lebih Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi


aktif membawa balita ke posyandu Penelitian Kesehatan Edisi
meskipun bukan bulan pemberian .revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
vitamin A, dan ada berbagai
macam cara untuk menambah Nurdia, D. 2010. Keaktifan
pengetahuan ibu yaitu seperti Kader.(Online). (Jtptunimus-
membaca buku-buku kesehatan, gdl-dewinurdia-5208-
majalah, koran, leaflet, 3.bab2.pdf, diakses 16
mendengarkan radio, melihat acara Desember 2012)
televisi tentang kesehatan balita
sehingga dapat menambah tingkat Nursalam. 2003. Konsep dan
motivasi dalam melakukan Penerapan Metodelogi
kunjungan secara rutin ke Penelitian Ilmu Keperawatan.
Posyandu. Jakarta : Salemba Medika.
2) Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan memberikan Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
penyuluhan kepada ibu balita Kuantitatif Kualitatif Dan R &
mengenai pentingnya kunjungan D. Bandung : Alfabeta.
secara rutin ke Posyandu,
memberikan pelayanan secara Sutrismang. 2010. Ketidak aktifan
paripurna, dan bidan melakukan datang ke posyandu. (Online).
kegiatan kunjungan rumah (home (Jtptunimus-gdl-Sutrismang-
care) untuk menumbuhkan minat 5293-3.bab2.pdf, diakses 16
dari masyarakat. Desember 2012)

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Depkes RI. 2012. Penyelenggaraan


Bulan Penimbangan. (Online).
(http://depkes.
go.id/downloads/dinkesprov2
012.pdf , diakses 30
November 2012).

Hidayat, AA. 2010. Metode


Penelitian Kebidanan dan
Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.

Kemenkes RI. 2011. Buku panduan


Kader Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi. Jakarta:
Direktorat Bina Gizi.

46

You might also like