You are on page 1of 14

Journal of Management Vol.02 No.

02 , Maret 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN, PENGEMBANGAN


SUMBER DAYA MANUSIA dan KEPUASAN KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR DINAS
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA SEMARANG”

Endang Sukarjati1), Maria Magdalena Minarsih2),Moh. Mukeri Warso3)


1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
2),3)
Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRACT
There are some factors influence the employee’s performance. Those are the
leadership, human resource development and work satisfaction. The leadership is succeed if
the goal of organization is reached. Beside the leadership, human resources development is
needed. Many methods are used develop the human resorce such as position rotation,
coaching, training, etc. In measure the performance based on the leadership, developing and
work satisfaction in the Finance Arrangement and region Properties Department of Semarang
City faces some problems. Based of those background, the writer take a titele “ The
Influence of leadership, Human Resource development and Work Satisfaction to the
performance of the Employees in Finance Arrangement and Region Properties
Department of Semarang City.
The aim of this observation is to figure out the influence of leadership, human
resource development and work satisfaction to the performance in Finance Arrangement and
Region Properties Department os Semarang City partially and simultantly. Partially the
leadership variable (X1) has positive and significant influence to the employee’s
performance. It is shown by coeficien regretion value 0,233, while for value t count (3,953) >
t table (1,687) and (0,001) < sign a (0,05) . Increase the leadership, so the performance of the
employee in Finance Arrangement and Region Proprty of Semarang City is increase too.
Variable human resource development (X2) partially has positive and significant influence to
the employee’s performance (Y). It is shown by coeficien regretin value 0,295. Mean while
for the value t count (4,647) > t table (1,697) and sign (0,014) < sign a (0,05). Increase the
human resource development, so the performance of the employee in Finance Arrangement
and region Properties Semarang City is increase too. Work satisfaction variable, (X3)
partially has positive and significant to the employee’s performance. It is shown by
coefficient regretion value 0,525, while the value t count (4,802) > t table (1,697) and sign
(0,000) < sign a (0,05) . Increase speciality type of job, the performance of employee in
Finance Arrangement and Region Properties Semarang City is increase too. In the properness
test model that this observation can be followed in analys of the influence of leadership (X1),
human resources development (X2) and employee satisfaction (X3) to the performance (Y).
It is shown by the value F count (284,486) > F table (2,98) and sign (0,000) < sign a (0,05).
The increasing of leadership (X1), human resource development (X2) and work satisfaction
of the employee so the performance of employee in Finance Arrangement and region
Property office Department Semarang City is increase too.
Some advice to Finance Arrangement and region Property Department Semarang City
are increase the leadership system such as giving authority job’s part, employee authority
delegation, giving work motivation or directing to the employee so the employee can be able
to work for the main jobs in working, raise the human resource development such as a
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

special training for daily chores. The employee should be informed to use the ability so they
can do their main jobs to increase the employee’s performance.

Keyword : Leadership, human resources development, work satisfaction,


performance

ABSTRAKSI

Dalam mengukur kinerja berdasarkan kepemimpinan,pengembangan dan kepuasan


kerja di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang mengalami beberapa
kendala. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengambil judul : Pengaruh
Kepemimpinan, Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Kepuasan kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan,
pengembangan sumber daya manusia dan kepuasan kerja terhadap kinerja di Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang baik secara parsial maupun
simultan. Secara parsial Variabel Kepemimpinan (X1) berpengaruh positip dan signifikan
terhadap kinerja pegawai. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar sebesar
0,233. Sedangkan untuk nilai thitung (3,953) > ttabel (1,697) dan sign.(0,001) < sign α (0,05).
Semakin meningkat kepemimpinan maka kinerja Pegawai di Kantor Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang semakin meningkat pula. Variabel
Pengembangan Sumber Daya Manusia (X2) secara parsial berpengaruh positip dan signifikan
terhadap kinerja pegawai (Y). Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar
0,295. Sedangkan untuk nilai thitung (2,647) > ttabel (1,697) dan sign.(0,014) < sign α (0,05.
Semakin meningkat Pengembangan Sumber Daya Manusia maka kinerja Pegawai di Kantor
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang semakin meningkat pula.
Variabel Kepuasan kerja, (X3) secara parsial berpengaruh positip dan signifikan terhadap
kinerja pegawai. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar sebesar 0,528.
Sedangkan untuk nilai thitung (4,802) > ttabel (1,697) dan sign.(0,000) < sign α (0,05). Semakin
meningkatnya spesialisasi jenis pekerjaan maka kinerja pegawai di Kantor Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang semakin meningkat pula. Dalam uji kelayakan
model bahwa penelitian ini dapat dilanjutkan dalam menganalisis pengaruh Kepemimpinan
(X1), Pengembangan Sumber Daya Manusia (X2) dan Kepuasan pegawai (X3), terhadap
kinerja (Y). Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung (284.486) > Ftabel (2,98 dan sign.(0,000)
< sign α (0,05). Semakin meningkat Kepemimpinan (X1), Pengembangan Sumber Daya
Manusia (X2) dan kepuasan kerja pegawai maka kinerja pegawai di Kantor Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang semakin meningkat pula.
Beberapa saran yang dapat dijadikan masukan di Dinas Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Semarang adalah meningkatkan sistim kepemimpinan seperti pemberian
wewenang, peranan pekerjaan, pendelegasian wewenang pegawai, pemberian motivasi kerja
atau pengarahan terhadap pegawai.
Kata kunci : kepemimpinan, pengembangan sumberdaya manusia, kepuasan kerja,
kinerja

BAB I PENDAHULUAN Semarang mengalami beberapa kendala.


Dalam mengukur kinerja berdasarkan Berdasarkan latar belakang tersebut
kepemimpinan, pengembangan dan penulis mengambil judul : Pengaruh
kepuasan kerja di Dinas Pengelolaan Kepemimpinan, Pengembangan Sumber
Keuangan dan Aset Daerah Kota Daya Manusia Dan Kepuasan kerja
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Dinas Suhendra,(2008) merumuskan empathal


Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah umum kepemimpinan yang mempunyai
Kota Semarang” keberhasilan sebagai berikut :
pokok permasalahan adalah sebagai 1). Kecerdasan.
berikut : 2). Kedewasaan dan Keluasan
1. Apakah ada pengaruh kepemimpinan Hubungan Sosial
terhadap kinerja pegawai pada Kantor 3). Motivasi diri.
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset 4). Sikap Hubungan Kemanusiaan
Daerah Kota Semarang?
2. Apakah ada pengaruh pengembangan gaya kepemimpinan utama yaitu (Tohardi,
sumber daya manusia terhadap kinerja 2002) dalam (Sutrisno. 2010:243-244).
pegawai pada Kantor Dinas 1). Gaya Persuasif
Pengelolaan Keuangan dan Aset Gaya persuasive yaitu gaya
Daerah Kota Semarang? memimpin dengan menggunakan
3. Apakah ada pengaruh kepuasan kerja pendekatan yang menggugah
terhadap kinerja pegawai pada Kantor perasaan, pikiran atau dengan kata
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset lain melakukan ajakan atau bujukan.
Daerah Kota Semarang? 2).Gaya Refresif
Gaya refrensif adalah gaya
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA kepemimpinan dengan cara
2.1 Pengertian Kepemimpinan memberikan tekanan, ancaman –
George R. Terry menyatakan bahwa :“ ancaman, sehingga bawahan merasa
Leadership is actvity of influencing people ketakutan.
to strive willingly for mutual objectives. 3).Gaya Partisipatif
Kepemimpinan adalah keseluruhan Gaya partisipatif adalah gaya
kegiatan atau aktivitas untuk kepemimpinan dengan cara
mempengaruhi kemauan orang lain untuk memimpin memberikan kesempatan
mencapai tujuan bersama. Sedarmayanti, kepada bawahan untuk itu secara
(2007:249). S.P. Siagian menyatakan aktif baik mental, spiritual, fisik
bahwa : Kepemimpinan merupakan inti maupun material dalam kiprahnya di
manajemen karena kepemimpinan adalah organisasi.
motor penggerak bagi sumber daya 4).Gaya Inovatif
manusia dan sumber daya alam lainnya. Gaya inovatif adalah pemimpin yang
Sedarmayanti, (2007:249) Ralph M. selalu berusaha dengan keras untuk
Stognill menyatakan bahwa :Leadership mewujudkan usaha-usaha
is the process of influencing group pembaharuan di dalam segala
activities toword goal setting and goal bidang, baik bidang politik,
achievement. (Kepemimpinan adalah ekonomi, social, budaya atau setiap
suatu proses mempengaruhi aktivitas produk terkait dengan kebutuhan
kelompok dalam upaya perumusan dan manusia.
pencapaian tujuan.Sedarmayanti, 5).Gaya Investigasi
(2007:249) Ralph M. Stognill menyatakan Gaya investigasi adalah gaya pemimpin
bahwa : Leadership is the exercecies of yang selalu melakukan penelitian yang
authority and the making of decisions disertai dengan rasa penuh kecurigaan
(Kepemimpinan adalah aktivitas terhadap bawahannya sehingga
pemegang kewenangan dan pengambil menimbulkan yang menyebabkan
keputusan.) Sedarmayanti, (2007:249). kreativitas, inovasi serta inisiatif dari
a. Sifat-Sifat Kepemimpinan bawahan kurang berkembang, karena
Sifat-sifat kepemimpin yang efektif bawahan takut melakukan kesalahan-
menurut Keith Davis,dalam kesalahan.
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

6).Gaya Inspektif bawahannya selalu terbelakang, bodoh dan


Gaya Inspektif adalah pemimpin yang sebagainya
suka melakukan acara-acara yang sifatnya
protokoler, kepemimpinan dengan gaya 2.2 Pengertian Pengembangan Sumber
inspektif menurut penghaormatan Daya Manusia
bawahan, atau pemimpin yang senang Pengembangan Sumber Daya Manusia
apabila dihormati. (Human Resources Develoment) dapat
7).Gaya Motivatif dilihat dengan dua cara, yakni secara
Gaya motivatif adalah pemimpin yang mikro dan makro Pengembangan Sumber
dapat menyampaikan informasi mengenai Daya Manusia Secara makro adalah suatu
ide-idenya, program-program dan proses peningkatan kualitas atau
kebijakan-kebijakan kepada bawahan kemampuan manusia dalam rangka
dengan baik. Komunikasi tersebut mencapai tujuan pembangunan bangsa.
membuat segala ide, program dan Sedangkan sumber daya secara mikro
kebijakan dapat dipahami oleh bawahan adalah suatu proses perencanaan
sehingga bawahan mau merealisasikan pendidikan, pelatihan dan pegelolaan
semua ide, program dan kebijakan yang tenaga atau karyawan untuk mencapai
ditetapkan oleh pemimpin. suatu hasil yang optimal. Sumber Daya
8).Gaya Naratif Manusia adalah manusia yang berkerja di
Gaya naratif yaitu pemimpin yang bergaya lingkungan suatu organisasi ( disebut
naratif merupakan pemimpin yang banyak personel, tenaga kerja, pekerja atau
bicara namun tidak disesuaikan dengan apa karyawan ), Sumber Daya Manusia
yang ia kerjakan, atau dengan kata lain adalah potensi manusiawi sebagai
pemimpin yang banyak bicara sedikit penggerak organisasi dalam mewujudkan
bekerja. eksistensinya. “ Sumber daya manusia
9).Gaya Edukatif adalah potensi yang merupakan asset dan
Gaya edukatif yaitu pemimpin suka berfungsi sebagai moral ( non material
melakukan pengembangan bawahan atau non finansial ) di dalam organisasi
dengan cara memberikan pendidikan dan bisnis yang dapat diwujudkan menjadi
ktrampilan kepada bawahan, sehingga potensi nyata secara fisik dan non fisik
bawahan menjadi memiliki wawasan dan dalam mewujudkan eksisstensi organisasi.
pengalaman yang lebih baik dari hari ke Sedarmayanti, .(2007), Menurut Soekidjo
hari. Sehingga seorang pemimpin yang Notoatmojdo (2009) pengembangan
bergaya edukatif takkan pernah adalah suatu proses peningkatan kualitas
menghalangi bawahan yang ingin atau kemampuan manusia. Pengembangan
mengembangkan pendidikan dan meliputi baik pelatihan untuk
ketrampilan. meningkatkan pengetahuan umum dan
10).Gaya Retrogresif pemahaman atas seluruh lingkungan
Gaya retrogresif yaitu pemimpin tidak suka dalam kantor/organisasi.”
melihat maju, apalagi melebihi dirinya. Andrew E. Sikula dalam Sedarmayanti,
Untuk itu pemimpin yang bergaya .(2007) Pengembangan Sumber daya
retrogresif selalu mengahalangi manusia adalah kemampuan terpadu dari
bawahannya untuk mengembangkan daya pikir dan daya fisik yang dimiliki
pengetahuan dan ketrampilan. Sehingga individu. Hasibuan (2009). Berdasarkan
dengan kata lain pemimpin yang bergaya keterangan diatas dapat disimpulkan
retrogresif sangat senang melihat bahwa pengembangan SDM adalah
bawahannya untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
pengetahuan dan ketrampilan. Sehingga organisasi kerja ataupun SDM itu sendiri
dengan kata lain pemimpin yang bergaya untuk meningkatkan pengetahuan,
retrogresif sangat senang melihat
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

ketrampilan sehubungan dengan tugas- ditetapkan. Karyawan terlibat dalam


tugas organisasi. pengambilan keputusan dan
pemecahanmasalah-
Unsur Pengembangan Sumber Daya masalahorganisasinyata.
Manusia
Secaraumumbentukataumetodelatihanuntu b). MetodeSimulasi (Off The Job
kkaryawan -karyawanada 2 (dua) Training)
kategoripokokyaitu: Dengan pendekatan ini karyawan peserta
a). MetodePraktis (On The Job latihan menerima representasi tiruan
Training) (artificial) suatu aspek organisasi dan
Teknik-teknik“On The Job”merupakan diminta untuk menggapainya seperti
metode latihan yang paling banyak dalam keadaan sebenarnya. Di antara
digunakan, karyawan dilatihtentang metode-metode simulasi yang paling
pekerjaan baru dengan supervise umumdigunakanadalahsebagaiberikut :
langsung seorang “pelatih” yang(1). Metode Studi Kasus
berpengalaman. Berbagai macam teknik Deskripsi tertulis suatu situasi
ini yang biasa digunakan dalam praktek pengambilan keputusan nyata disediakan.
adalah sebagai berikut: Aspek-aspek organisasi terpilih diuraikan
(1). Rotasi Jabatan ada lembar kasus. Karyawan yang terlibat
Memberikan kepada karyawan dalam pelatihan ini diminta untuk
pengetahuan tentang bagian-bagian mengidentifikasikan masalah-masalah,
organisasi yang berbeda dan praktek menganalisa situasi dan merumuskan
sebagai keterampilan manajerial. penyelesaian-penyelesaian alternatif.
(2). Latihan Instruksi Pekerjaan Dengan metode kasus, karyawan dapat
Petunjuk-petunjuk pengerjaan diberikan mengembangkan keterampilan
secara langsung pada pekerjaan dan pengambilan keputusan.
digunakan terutama untuk melatih para (2). Role Playing
karyawantentang Tekhnik ini merupakan suatu peralatan
carapelaksanaanpekerjaanmerekasekaran yang memungkinkan para karyawan
g. (peserta latihan) untuk memainkan
(3). Magang(Apprenticeships) berbagai peran yang berbeda. Peserta
Merupakan proses belajar dari seseorang ditugaskan untuk memerankan individu
atau beberapa orang yang lebih tertentu yang digambarkan dalam suatu
berpengalaman. Pendekatan ini dapat episode dan diminta untuk menanggapi
dikombinasikan denganlatihan“Off The pesertalain yang berbeda perannya. Dalam
Job”. Hampir semua karyawan pengrajin, hal ini tidak ada naskah yang
seperti tukang kayu dan ahli pipa mengaturpembicaraandanperilaku.
atautukan gledeng, dilatih dengan Efektifitas metode ini sangat bergabtung
program-program magang formal. pada kemampuan peserta untuk
(4). Coaching memainkanperanan (sedapat mungkin
Penyelia atau atasan memberikan sesuai dengan realitas) yang ditugaskan
bimbingan atau pengarahan kepada kepadanya.
karyawan dalam pelaksanaan kerja rutin (3). Business Games
mereka. Hubungan penyeliadan karyawan Bussines (management) games adalah
sebagaibawahan serupa dengan hubungan suatu stimulasi pengambilan keputusan
tutor-mahasiswa. skala kecil yang dibuat sesuai dengan
(5). Penugasan Sementara situasi kehidupan bisnis nyata. Permainan
Penempatan karyawan pada posisi bisnis yang kompleks biasanya dilakukan
manajerial atau sebagai anggota panitia dengan bantuan computer untuk
tertentu untuk jangka waktu yang mengerjakan perhitungan-perhitungan
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

yang diperlukan. Permainan disusun 1). Kepuasan kerja adalah suatu sikap
dengan aturan-aturan tertentu yang karyawan terhadap pekerjaan yang
diperoleh dari teori ekonomi atau stu berhubungan dengan situasi kerja, kerja
dioperasi-operasi bisnis atau industry sama antar karyawan, imbalan yang
secara terinci. Para pesertamemainkan diterima dalam kerja, dan hal-hal yang
game dengan memutuskan harga produk menyangkut faktor fisik dan fsikologis.
yang akan dipasarkan, berapa Sutrisno, (2009:78).
besaranggaran pengiklanan, siapa yang 2). Menurut T Hani Handoko.
akan ditarik dan sebagainya. Tujuannya Kepuasan kerja adalah keadaan
adalah untuk melatih para karyawan (atau emosional yang menyenangkan atau
manajer) dalam pengambilan keputusan tidak menyenangkan bagi para karyawan
dan cara mengelolaoperasi-operasikantor. memandang pekerjaan mereka. dalam
(4). Vestibule training Sutrisno, (2009:79)
Agar program latihan tidak menggangu 3). Kepuasan kerja (job statisfaction)
operasi-operasi normal, organisasi karyawan harus diciptakan sebaik-
menggunakan vestibule training.Bentuk baiknya supaya moral kerja, dedikasi,
latihan ini dilaksanakan bukan oleh kecintaan dan kedisiplinan karyawan
atasan(penyelia), tetapio leh pelatih- meningkat. Hasibuan, (2005:202).
pelatih khusus. Area area terpisah 4). Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah
dibangun dengan berbagai jenis peralatan sikap emosional yang menyenangkan dan
sama seperti yang akan digunakan pada mencintai pekerjaannya. Sikap ini
pekerjaan sebenarnya. dicerminkan oleh moral kerja,
(5). Latihanlaboratorium(Laboratory kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan
Training) kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar
Tekhnik ini adalah suatu bentuk latihan pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar
kelompok yang terutama digunakan untuk pekerjaan. Hasibuan, (2005:202).
mengembangkan 1.
keterampilan-
keterampilan antar pribadi.salahsatu
bentuk latihan laboratorium2.yang terkenal 2.4 Pengertian Kinerja pegawai.
adalahsensitivitas, dimana peserta belajar Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa
menjadi lebih sensitive (peka) Inggris, work performance atau job
terhadapperasaan orang lain dan performance tetapi dalam bahasa
lingkungan. Latihan ini juga berguna Inggrisnya sering disingkat menjadi
untuk mengembangkan berbagai perilaku performance saja. Kinerja dalam bahasa
bagitanggung jawab pekerjaan diwaktu Indonesia disebut juga prestasi kerja.
yang akandatang. Kinerja atau prestasi kerja (performance)
(6). Program pengembangan eksekutif diartikan sebagai ungkapan kemampuan
Program-program ini biasanya yang didasari oleh pengetahuan, sikap,
diselenggarakan di universitas atau ketrampilan dan motivasi dalam
lembaga-lembaga pendidikan lainnya. menghasilkan sesuatu. Masalah kinerja
Organisasi bisa mengirimkan para selalu mendapat perhatian dalam
karyawannya untuk mengikuti paket-paket manajemen karena sangat berkaitan
khusus yang ditawarkan, atau bekerjasama dengan produktivitas lembaga atau
dengan suatu lembaga pendidikan untuk organisasi. “performance = Ability x
menyelenggarakan secara khusus suatu motivation”. Dan faktor-faktor utama yang
bentuk penataran, pendidikan atau latihan mempengaruhi kinerja adalah kemampuan
sesuai kebutusan organisasi. Handoko, dan kemauan. Memang diakui bahwa
(2010:110) banyak orang mampu tetapi tidak mau
sehingga tetap tidak menghasilkan kinerja.
2.3 PengertianKepuasanKerja Demikian pula halnya banyak orang mau
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

tetapi tidak mampu juga tetap tidak atau fungsi; Kejelasan waktu yang
menghasilkan kinerja apa-apa. diperlukan untuk menyelesikan suatu
pekerjaan agar hasil yang diharapkan
Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau dapat terwujud (Tempe, A Dale, 1992:34).
prestasi yang diperlihatkan atau
kemampuan bekerja, dengan kata lain Menurut (Fatah,2001:173) Menegaskan
bahwa kinerja dapat diartikan sebagai bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan
prestasi kerja. Penilaian kinerja menurut kemajuan yang didasari oleh pengetahuan,
Henry Simamora adalah alat yang sikap dan motivasi dalam menghasilkan
berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi sesuatu pekerjaan.
kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk
mengembangkan dan memotivasi Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara
kalangan karyawan (Simamora, kualitas dan kuantitas yang dicapai
2005:145). seorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
Kinerja adalah tingkat keberhasilan yang diberikan kepadanya. (Anwar Prabu,
seseorang atau kelompok orang dalam 2009).
melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya serta kemampuan untukDari beberapa penjelasan tentang pengertian
mencapai tujuan dan standar yang telah kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa
ditetapkan (Sulistyorini, 2001:60). Kinerja adalah kemampuan yang
ditunjukkan oleh guru dalam
Sedangkan Ahli lain berpendapat bahwa melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
Kinerja merupakan hasil dari fungsi Kinerja dikatakan baik dan memuaskan
pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan
dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu: standar yang telah ditetapkan.
Kejelasan tugas atau pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya; Kejelasan
hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

Table 2.1
Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Variabel Alat Hasil Penelitian Nama


Penelitian Peneliti
1 Pengaruh X1= Kepemimpinan t hitung Variabel Anak Agung
Kepemimpinan Y1= Kinerja F hitung Kepemimpinan Wiranata
Terhadap Kinerja Y2= Stres Kerja Determinasi berpengaruh positif (2011)
Dan Stres Karyawan Analisi dan signifikan
(Studi Kasus : CV. Linier terhadap kinerja dan
Mertanadi) berganda Stres kerja.
2 Pengaruh X1= Kepemimpinan t hitung Variabel Eko Santoso,
Kepemimpinan, X2= Motivasi F hitung Kepemimpinan, (2013)
Motivasi, X3= Disiplin Kerja Determinasi Motivasi,
Kompensasi Dan Y = Kinerja Analisis Linier Kompensasi, dan
Disiplin Kerja berganda Disiplin kerja secara
Terhadap Kinerja parsial berpengaruh
Karyawan Di Bank terhadap kinerja
Central Asia Kudus
3 Analisis Pengaruh X1=Pengembangan t hitung Variabel Mariah,
Pengembangan SDM SDM F hitung Pengembangan SDM Rismayadi,
Terhadap Kinerja Y1=Kinerja Determinasi secara parsial Hersona (2012)
pada Badan Analisis Linier berpengaruh positif
Kepegawaian Daerah berganda dan signifikan
Kabupaten Kerawang terhadap kinerja
pegawai
4 Pengaruh Gaya X1=Kepemimpinan t hitung Variabel Agustin
Kepemimpinan, X2=Pengembangan F hitung Kepemimpinan, Maria,(2012)
Pengembangan SDM Determinasi Pengembangan
Sumber Daya X3=Disiplin kerja Analisis Linier SDM, dan Disiplin
Manusia dan Disiplin Y1=Kinerja berganda kerjar secara parsial
Kerja Terhadap berpengaruh positif
Kinerja Pegawai dan signifikan
Sekretariat Dewan terhadap kinerja
Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah
5 Pengaruh X1= Kepuasan Regression Variabel Putu Yudha
Kepuasan Kerja Y1=In-role Weight Kepuasan kerja Asteria Putri,
Terhadap Kinerja Performance t hitung berpengaruh positif Made Yenni
Karyawan Sektor Y2=Innovative Determinasi terhadap kinerja, In- Latrini,(2013)
Publik, Dengan Performen Role Performance.
In Role Performance Y3=Kinerja
DanInnovative karyawan
Performance
Sebagai Variabel
Mediasi
6 Pengaruh Kepuasan X1= Kepuasan kerja t hitung Variabel Kepuasan Dian Kristianto
Kerja Terhadap Y1=Kinerja F hitung kerja, berpengaruh Suharnomo
Kinerja Karyawan karyawan Determinasi positif terhadap Intan
Dengan Komitmen Y2=Komitmen Analisi Linier kinerja, komitmen Ratnawati,
Organisasional organisasi berganda Organisasi (2011)
Sebagai Variabel
Intervening (Studi
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

Pada RSUD
Tugurejo Semarang)
7 Pengaruh Kepuasan X1= Kepuasan kerja t hitung Variabel Kepuasan Diana, Martini,
kerja terhadap Y1=Kinerja F hitung kerja, berpengaruh Fadli (2012)
kinerja Dosen karyawan Determinasi positif terhadap
Universitas Analisi Linier kinerja.
Singaperbangsa berganda
Kerawang

BAB III : METODOLOGI

Kerangka Pikir : Variabel independent : kepemimpinan,


pengembangan dan kepuasan kerja.
Variabel dependent : kinerja

Indikator variabel independen (X1) pada


Kepemimpina Dinas Pengelolaan keuangan dan
n (X1) H1 Asset Daerah Kota Semarang
dengan indikator empiriknya
adalah sebagai berikut :
H2
Pengembanga Kinerja (Y) a. Intelegensi (kecerdasan)
n(X2) b. Kepribadian
c. Kewibawaan Pemimpin
H3 d. Keteladanan yang baik
Kepuasan e. Keadilan terhadap bawahan
kerja (x3) f. Kelancaran hubungan
komunikasi

H4
indikator variabel Pengembangan Sumber
Daya Manusia adalah sebagai berikut :
Hipotesa a. Rotasi Jabatan
b. Latihan Instruksi Pekerjaan.
1. Ada pengaruh kepemimpinan terhadap c. Magang
kinerja pegawai pada Kantor Dinas d. Pengarahan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota e. Penugasan Sementara
Semarang f. Pendidikan,
2. Ada pengaruh pengembangan sumber daya
manusia terhadap kinerja pegawai pada indikator kepuasan kerja:
Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan a. Balas jasa yang adil dan
Aset Daerah Kota Semarang layak
3. Ada pengaruh kepuasan kerja terhadap b. Penempatan yang
kinerja pegawaipada Kantor tepatsesuaidengankeahlian
DinasPengelolaan Keuangan dan Aset Daerah c. Berat ringannya pekerjaan
Kota Semarang d. Peralatan yang menunjang
4. Ada pengaruh kepemimpinan, pengembangan pelaksanaan pekerjaan
sumber daya manusia, kepuasan kerja e. Sikap pimpinan dalam
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dinas kepemimpinannya
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota f. Sifat pekerjaan pimpinan
Semarang dalam kepemimpinannya
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

Indikator kinerja : dimana :


a. Kualitas dari hasil rxy : koefisien
b. Kuantitas dari hasil korelasi
c. Ketepatan waktu dari hasil n : jumlah sampel
d. Kehadiran x : score / nilai
e. Kemampuan bekerja sama indikator
Kerjasama y : total score / nilai
indikator
Populasi dan sampel : Secarastatistik,
Jumlah populasi di Dinas Pengelolaan angkakorelasiharusdibandingkandenganan
Keuangan Daerah bagian administrasi ada gkakritikTabelKorelasinilai – r.
30 pegawai, semua populasi dijadikan Apabilanilai r < r-kritik, maka yang
sampel, sehingga metode penelitiannya digunakansebagaialatpengukurtidak valid,
merupakan metode sensus danapabilanilai r > r-kritik,
makaindikatordikatakan valid.
Teknik pengumpulan data : Suatu konstruksi kuesioner dikatakan
Metode pengumpulan data yang reliability jika alpha > 0,6 Iqbal Hasan,
digunakan adalah : (2002:25)
1. Kuesioner
Dalam mengadakan kuesioner penulis Uji hipotesis
Uji t tabel
mengajukan beberapa pertanyaan secara
Uji F tabel
tertulis kepada pegawai Dinas
Pengelolaan keuangan dan Asset
Daerah Kota Semarang ( bagian Uji analisa data:
Regresi berganda
administrasi )
determinasi
2. Studi Pustaka
Menggali dari buku-buku pustaka yang
berhubungan dengan penelitian terkait. BAB IV :ANALISA DATA
3. Instrumen Penelitian Uji validitas
Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner. Pemberian
skor atau penilaian ini digunakan skala
Likert yang merupakan salah satu cara
untuk menentukan skor. Kriteria
penilaian ini digolongkan dalam 5
tingkatan dengan penilaian sebagai
berikut : Untuk jawaban SS, diberi nilai
5, Untuk jawaban S, diberi nilai 4,
Untuk jawaban KS, diberi nilai 3,
Untuk jawaban TS, diberi nilai 2,
Untuk jawaban STS, diberi nilai 1

Uji validitas dan reliabilitas


rxy=

n.XY - (X) (Y)


n.X 2

 X  n.Y 2  Y 
2 2

Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

Tabel 4.9 Regresi Linier Berganda


Hasil Uji Validitas Indikator
a
Coefficients
Variabel dengan r hit >/ r tabel Ket.
Indikatornya < Unstandardized Standardized
Kepemimpinan (X1) Coefficients Coefficients
- X1-1 0.871 > 0,361 Valid
- X1-2 0.603 > 0,361 Valid Model B Std. Error Beta t Sig.
- X1-3 0.853 > 0,361 Valid 1 (Constant) -1.686 1.016 -1.660 .109
- X1-4 0.501 > 0,361 Valid
- X1-5 0.920 > 0,361 Valid J.X1 .233 .059 .214 3.953 .001
- X1-6 0.871 > 0,361 Valid J.X2 .295 .112 .305 2.647 .014

Pengembangan SDM(X2) JX.3 .528 .110 .516 4.802 .000


- X2-1 0.536 > 0,361 Valid
- X2-2 0.468 > 0,361 Valid
- X2-3 0.897 > 0,361 Valid
- X2-4 0.858 > 0,361 Valid
- X2-5 0.536 > 0,361 Valid
1) KoefisienregresiparsialantaraKepemim
- X2-6 0.858 > 0,361 Valid pinan (X1) terhadapkinerjapegawai.
Kepuasan kerja (X3) Setelahdianalisisdiperolehnilaithitung X1
- X3-1 0.475 > 0,361 Valid
- X3-2 0.484 > 0,361 Valid (3.953) >ttabel (1,697), maka Ho
- X3-3 0.860 > 0,361 Valid
- X3-4 0.475 > 0,361 Valid
ditolakdan Ha
- X3-5 0.530 > 0,361 Valid diterimakesimpulanvariabelKepemimpi
- X3-6 0.849 > 0,361 Valid
nanberpengaruhpositipdansignifikanter
Kinerja karyawan (Y)
- Y-1 0,851 > 0,361 Valid hadapkinerjapegawai.
- Y-2
- Y-3
0,383
0,519
>
<
0,361
0,361
Valid
Valid
2)Koefisien regresi parsial antara (X2)
- Y-4 0,846 > 0,361 Valid terhadap kinerja pegawai. Setelah
- Y-5 0,550 > 0,361 Valid
- Y-6 0.872 > 0,361 Valid dianalisis diperoleh nilai thitung X2
Sumber :Diolah dari data primer Lampiran 4. (2,647) > ttabel (1,697), maka Ho
diterima dan Ha ditolak kesimpulan
Uji reliabilitas variabel Pengembangan SDM
berpengaruh negatif dan signifikan
Uji reliabilitas
terhadap kinerja pegawai.
3)Koefisien regresi parsial antara
Variabel Koefisien >/< tabel Ket
Kepuasan prgawai (X3) terhadap kinerja
Kepemimpinan (X1) 0,766 > 0,60 Reliabel pegawai. Setelah dianalisis diperoleh
Pengembangan SDM (X2) 0,813 > 0,60 Reliabel nilai thitung X2 (4.802) > ttabel (1,697),
Kepuasan kerja (X3) 0,788 > 0,60 Reliabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Kinerja pegawai (Y) 0,787 > 0,60 Reliabel kesimpulan variabel disiplin
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai.
Regresi berganda
Uji F table
Model persamaan regresi linier berganda
hasil penelitian yang didapat Hasil Uji F Kelayakan Model
b
ANOVA

Sum of Mean
Y = 1,686 + 0,233 X1 + 0,295 X2 + 0,528 Model Squares df Square F Sig.

X3 +  1 Regression 225.012 3 75.004 284.485 .000


a

Residual 6.855 26 .264

Total 231.867 29

a. Predictors: (Constant), JX.3, J.X1, J.X2

b. Dependent Variable: J.Y

Uji t tabel
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F
hitung = 284.485 > F tabel = 2,98 ( df1 =
k = 3 dan df3 = n – k – 1 = 30 – 3 – 1 = 26,
α = 0.05) dapat dilihat dengan angka
signifikansi = 0,000 < α = 0,05
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

(signifikan), sehingga model ini layak 3. Variabel Kepuasan kerja, (X3)


digunakan. secara parsial berpengaruh positip dan
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal
Koefisien Determinasi ini ditunjukkan dengan nilai koefisien
Berdasarkann hasil perhitungan dengan regresi sebesar sebesar 0,528. Sedangkan
menggunakan alat bantu program statistic untuk nilai thitung (4,802) > ttabel (1,697) dan
SPSS 17.0 for windows dapat dijelaskan sign.(0,000) < sign α (0,05). Semakin
bahwa nilai koefisien determinasi (R²) meningkatnya spesialisasi jenis pekerjaan
adalah sebesar 0,916 atau 91,6 %. Hal ini maka kinerja pegawai di Kantor Dinas
berarti bahwa independen variabel Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah
(Kepemimpinan, Pengembangan SDM, Kota Semarang semakin meningkat pula.
dan Kepuasankerja) secara bersama – 4. Dalam uji kelayakan model
sama mempengaruhi dependen variabel bahwa penelitian ini dapat dilanjutkan
(Kinerja pegawai) sebesar 91,6 %. dalam menganalisis pengaruh
Sedangkan sisanya sebesar 9,4 %. Kepemimpinan (X1), Pengembangan
Dipengaruhi factor lain yang tidak ada di Sumber Daya Manusia (X2) dan Kepuasan
penelitianini. pegawai (X3), terhadap kinerja (Y). Hal ini
ditunjukkan dengan nilai Fhitung (284.486)
> Ftabel (2,98 dan sign.(0,000) < sign α
BAB V : PENUTUP
(0,05). Semakin meningkat Kepemimpinan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa (X1), Pengembangan Sumber Daya
data yang dilakukan kepada pegawai Manusia (X2) dan kepuasan kerja pegawai
Pegawai di Kantor Dinas Pengelolaan maka kinerja pegawai di Kantor Dinas
keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah
( bagian administrasi) dapat disimpulkan Kota Semarang semakin meningkat pula.
sebagai berikut :
1. Variabel Kepemimpinan, (X1) Keterbatasan Penelitian
secara parsial berpengaruh positip dan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal sebagai berikut :
ini ditunjukkan dengan nilai koefisien
regresi sebesar sebesar 0,233. Sedangkan 1. Sampel yang digunakan dalam penelitian
untuk nilai thitung (3,953) > ttabel (1,697) dan ini berjumlah 30 responden dalam
sign.(0,001) < sign α (0,05). Semakin penyebaran kuesionernya, responden dalam
meningkat kepemimpinan maka kinerja pengisiannya tidak langsung mengisi
Pegawai di Kantor Dinas Pengelolaan sehingga peneliti kesulitan dalam
keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang menganalisis data, alat analisis yang
semakin meningkat pula. digunakan analisisi regresi linier, sedangkan
2. Variabel Pengembangan Sumber uji hipotesis menggunakan uji t uji F, dan
Daya Manusia, (X2) secara parsial Determinasi agar lebih hasil analisis yang
berpengaruh positip dan signifikan lebih lengkap maka penelitian yang akan
terhadap kinerja pegawai (Y). Hal ini datang perlu menambahkan sampel dan
ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi menggunakan alat analisis yang lebih
sebesar 0,295. Sedangkan untuk nilai thitung komprehensif misalnya Amos
(2,647) > ttabel (1,697) dan sign.(0,014) < 2. Untuk mencari penelitian terdahulu
sign α (0,05. Semakin meningkat begitu sulit sehingga peneliti tidak bisa
Pengembangan Sumber Daya Manusia mencari jurnal internasional, atau tesis
maka kinerja Pegawai di Kantor Dinas sebagai pelengkap dalam penelitian ini, dan
Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Peneliti hanya bisa menyampaikan penelitian
Kota Semarang semakin meningkat pula. terdahulu menggunakan jurnal dari perguruan
tinggi, yang ada di Indonesia.
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

Sumber Daya Manusia Di


Sekretariat DPRD Propinsi Jawa
A. Saran Tengah. JRBI. Vol 1. No 1. Hal: 13-
Setelah mengetahui kesimpulan di atas, 30.
maka penulis memberikan beberapa saran Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
antara lain : Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: BP Universitas
1. Pegawai di Kantor Dinas Pengelolaan
Diponegoro. Semarang.
keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang
Eni Suryatiningsih, (2005) Analisis
(bagian administrasi) hendaknya
Tingkat Spesialisasi Kerja dan
meningkatkan sistim kepemimpinan
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan
seperti halnya, pemberian wewenang,
Kerja Pada Pegawai Biro Umum
peranan pekerjaan, pendelegasian
Setda Propinsi Jawa Tengah.Under
wewenang pegawai, pemberian motivasi
Graduates thesis, Universitas Negeri
kerja atau pengarahan terhadap pegawai,
Semarang.
sehingga pegawai dapat dan bisa bekerja
Achmad Sudiro (2009) Pengaruh
sesuai dengan tugas-tugas pokok yang
Komitmen Keorganisasian dan
harus dikerjakan dalam bekerja.
Kepuasan kerja terhadap kinerja
2. Pegawai di Kantor Dinas Pengelolaan
Tenaga Edukatif / Dosen (Studi di
keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang
Universitas Brawijaya Malang)
(bagian administrasi) hendaknya
ISSN : 1693-5241
meningkatkan sistim pengembangan
Sartono, (2005) Pengaruh
sumber daya manusia sepertihalnya
Kepemimpinan, Profesional,
pelatihan khusus yang terkait dengan
Motivasi, Lingkungan Kerja, Dan
pekerjaan sehari-hari. Selain itu perlu
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
ditekankan pula agar pegawai benar-benar
Organisasi PadaUniversitas Sebelas
memenfaatkan ilmu kemampuan yang
Maret Surakarta
telah dimiliki sehingga bekerja dapat
Anonim, 2006. Pedoman Penulisan Tesis
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok
Program Magister Manajemen AUB
yang telah diterima sehingga kinerja
Surakarta.
pegawai dapat meningkat.
Arikunto, Suharsimi, 2004, Metode
Penelitian, Suatu Tinjauan Praktek,
DAFTAR PUSTAKA Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
As’ad, M. 2004. Psikologi Industri,
Yogyakarta: Libety
Suranta, Sri. 2002. Dampak Motivasi Dayan, Anton, 1999, Pengantar Metode
Karyawan Pada Hubungan Antara Statistik, LP3ES, Jakarta
Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Dessler,Gary, 2000, Manajemen
Karyawan Perusahaan Bisnis. Sumberdaya Manusia,
Empirika.Vol 15. No 2. Hal: 116-138. PT.Prenhallindo, Jakarta
Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo,
Tampubolon, Biatna. D. 2007. Analisis Faktor 2000, Statistik Deduktif, BPE
Gaya Kepemimpinan Dan Faktor Etos UGM, Yogyakarta.
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Djatmiko, Yayat Hayati. 2004 Perilaku
Organisasi Yang Telah Menerapkan SNI Organisasi. Penerbit Alfabeta,
19-9001-2001. Jurnal Standardisasi. No 9. Bandung
Hal: 106-115. Indriani Etty, 2005. Metode
Suharto dan Cahyo. 2005. Pengaruh Kuantitatif untuk Bisnin, Tidak
Budaya Organisasi, Kepemimpinan Dipublikasikan
Dan Motivasi Terhadap Kinerja
Journal of Management Vol.02 No.02 , Maret 2016

Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai


Analisis Multivariate dengan Kantor Kecamatan Gemolong
Program SPSS. Badan Penerbit
UNDIP, Semarang.
Gibson, Ivancevich, Donne lly, 2005,
Organisasi, alih bahasa Nunuk
Adiarni, edisi Kedelapan, Binarupa
Aksara, Jakarta
Gudjarati, Damodar N.2001,
Ekonometrika. Edisi 2. Penerbit
Erlangga
Handoko, Hani,2004, Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia, BPFE, Yogyakarta
Heidjrachman dan Suad Husnan,2000,
Manajemen Personalia , edisi
keempat, BPFE, Yogyakarta
Jewell L, N dan Marc Siegall. 2003.
Psikologi Industri/ Organisasi
Modern Edisi 2 Penerjeman A.
Handyana Pudjaatmaka dan
Meitasari. Jakarta:Arcan
Kartono, Kartini, 1998, Pemimpindan
Kepemimpinan, CV.Rajawali,
Jakarta
Miftah Thoha, 2000, Perilaku Organisasi,
Konsep Dasar danAplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta
Nawawi, Hardari, 1998. Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk
Bisnis yang Kompetitif. Cetakan
kedua Yogyakarta: G ajah Mada
University Press
Nawawi, Hadaridan M. Martini Hadari,
2000. Kepemimpinan yang Efektif.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Niti Semitro, S. Alex.1988, Manajemen
Personalia , Ghalia Indonesia,
Jakarta
Nitisemitro, 1992. Petunjuk Teknis
Penyusunan Skripsi, BPFE UGM,
Yogyakarta
Nitisemitro, S. Alex, 1996. Manajemen
Personalia(Manajemen Sumber
DayaManusia) Edisi ke 3, Ghalia
Indonesia, Jakarta
Parmanto, 2006. “Analisis Pengaruh
Kepemimpinan ,
Motivasi,Pengawasan an Disiplin

You might also like