You are on page 1of 23

TUGAS MAKALAH

SISTEM MANAJEMEN CHASIS

(Traction Control System)

Disusun Oleh :

Bachtiar Firgi A.F: 1641223002

Yusuf Effendhi: 1541220021

PRORAM STUDI D-IV TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia otomotif yang semakin pesat, menuntut industri otomotif untuk
selalu mengedepankan kemajuan teknologinya masing-masing.Supaya mampu mengikuti
perkembangan tersebut maka setiap industry terutama dibidang otomotif dituntut untuk
melakukan terobosan bahkan menemukan teknologi baru agar produk yang dihasilkan tidak
ketinggalan zaman.
Pada kendaraan dengan system penggerak roda depan/belakang dimana unjuk kerja
dalam bentuk percepatan kendaraan yang besarnya sangat tergantung oleh besarnya gaya
penggerak dari mesin dan traksi roda. Unjuk kerja dalam bentuk percepatan akan diperoleh
secara optimal jika memenuhi syarat tidak terjadi slip, laju kendaraan stabil. Dalam
kenyataannya di perjalanan terutama saat traksi kecil dan atau terjadi perbedaan traksi pada
kedua roda penggerak maka akan terjadi slip pada roda penggerak yang memiliki traksi kecil
sehingga terjadi percepatan kecil dan laju kendaraan tidal stabil.
Dalam makalah ini ditunjukkan bagaimana terjadi slip percepatan dan bagaimana
sistem TCS bekerja dapat memperbaiki sifat jalan kendaraan pada permukaan jalan kondisi
traksi kecil.
B. Batasan Masalah
Pada pembahasan ini permasalahan akan di batasi pada “sistem rem TCS (Traction
Control System) pada mobil

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Sejarah sistem rem TCS (Traction Control System)?
2. Pengertian pada sistem rem TCS (Traction Control System)?
3. Komponen-komponen dan fungsi pada sistem rem TCS (Traction Control System)?
4. Klasifikasi sistem rem TCS (Traction Control System)?
5. Bagaimanakah cara kerja rem TCS (Traction Control System)?
D. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tentang :
1. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah rem TCS (Traction Control System).
2. Mahasisiwa dapat mengetahui pengertian tentang sistem rem TCS (Traction Control System).
3. Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen pada sistem rem TCS (Traction Control
System).
4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis sistem rem TCS (Traction Control System).
5. Mahasisiwa dapa mengetahui cara kerja dari sistem rem TCS (Traction Control System).
BAB II
DASAR TEORI

A. Sejarah Rem TCS (Traction Control System)


Pendahulu modern sistem kontrol traksi elektronik dapat ditemukan di tinggi-torsi, daya
tinggi roda belakang mobil drive sebagai slip differential terbatas . slip differential Limited
merupakan murni sistim mekanikal yang mentransfer jumlah yang relatif kecil daya ke roda
non-tergelincir, masih memungkinkan beberapa roda berputar terjadi. Pada tahun
1971, Buick divisi GM memperkenalkan MaxTrac, yang menggunakan suatu sistem
komputer dini untuk mendeteksi putaran roda belakang dan memodulasi tenaga mesin ke
roda mereka untuk memberikan traksi yang paling. Sebuah Buick-eksklusif pada saat itu, itu
adalah pilihan pada semua ukuran penuh model, termasuk Riviera, Wagon Estate, Electra
225, Centurion, dan sedan LeSabre keluarga yang populer. Cadillac juga memperkenalkan
Traction Monitoring System ditakdirkan sakit (TMS) pada tahun 1979 di Eldorado didesain
ulang. Hal itu dikritik karena reaksi waktu dan memperlambat tingkat kegagalan sangat
tinggi.

B. Pengertian Rem TCS (Traction Control System)


Ditinjau dari sistem kontrolnya, sistem kontrol traksi merupakan system yang mampu
mempertahankan rasio slip diantara ban dan permukaan jalan dengan cara mengontrol
peralatan-peralatan guna memberikan perlawanan percepatan terhadap perubahan kondisi
permukaan jalan.
Kontrol traksi terdiri atas:
a. Kontrol Torsi Engine, berfungsi mempertahankan kondisi steady state plant.
b. Kontrol Torsi Pengereman, mencegah keberadaan torsi dengan memberikan gaya gesek
yang berbeda di antara kedua roda penggerak.
Sistem kontrol traksi direncanakan untuk mencegah roda melintir dengan gaya akseleratif
yang tinggi. Kontrol traksi dipasang pada system kendaraan (mobil dan motor teknologi tinggi)
yang berfungsi untuk menghindari wheelspin. Wheelspin adalah suatu kondisi dimana roda
belakang mobil berputar lebih cepat dari semestinya. hal ini terjadi karena tenaga dari mesin
yang diterima oleh roda belakang melebihi kemampuan grip ban. Grip ini muncul akibat fungsi
dari sifat karet ban dan tekanan ke bawah mobil yang berasal dari bobot mobil itu sendiri atau
downforce (gaya tekan ke bawah pada saat mobil melaju).
Gambar 1 Wheel speed control

wheelspin sering terjadi di mobil balap F1. Hal ini disebabkan karena bobot mobil F1
yang ringan (tidak lebih dari 700 kg) tetapi mempunyai tenaga yang besar (sekitar 700
HP).Jadi agar tidak terjadi wheelspin digunakanlah traction control.

B. Komponen-Komponen Rem TCS (Traction Control System)


Kontrol traksi terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
a. Wheel Speed sensor, sensor yang memberikan informasi kepada ABS untuk
ditindak lanjuti.
b. ECU (Electronic Control Unit) Input amplifier IC menerima sinyal dari wheel
speed sensor, sinyal frekwensi tersebut memberi perintah tentang kecepatan
roda penggerak. Microcontrollernya akan memproses sinyal-sinyal percepatan
dan kecepatan roda penggerak. Data data ini akhirnya akan menyiapkan basis
perhitungan dalam menentukan nilai akhir yang dibutuhkan untuk kendali slip.
c. Hydraulic Unit
d. Electronic throttle control actuator
e. Simplified throttle control actuator
f. Fuel injection dan ignition control (Pengurangan tekanan pompa mesin secara
perlahan-lahan).

System kontrol traksi (TCS), juga dikenal sebagai anti-slip regulasi (ASR). Biasanya
digunakan sebagai fungsi sekunder pada anti-lock braking system (ABS) pada kendaraan
bermotor.
Intervensi (bantuan) terdiri dari satu atau lebih dari berikut ini:
a. Mengurangi atau menekan percikan urutan ke satu atau lebih silinder
b. Mengurangi pasokan bahan bakar ke satu atau lebih silinder
c. Rem gaya yang diterapkan pada satu atau lebih roda
d. Tutup throttle, jika kendaraan ini dilengkapi dengan drive by wire throttle
e. Dalam turbo-charged kendaraan, sebuah solenoida dapat meningkatkan kontrol
digerakkan untuk mengurangi dan karena itu meningkatkan tenaga mesin.
Biasanya, sistem kontrol traksi berbagi aktuator elektro-hidrolik rem (tapi tidak menggunakan
master silinder konvensional dan servo), dan sensor kecepatan roda dengan sistem anti-lock
braking system.

Keunikan Komponen TCS


TC (Tranction Control) Valve : 2EA
Normalnya, katup ini tetap terbuka dan tekanan rem dari M/C dapat dijalankan ke
setiap roda melalui TC valve. Saat roda mengalami spinning (berputar sendiri), TC valve
tertutup dan tekanan rem dihasilkan oleh aktivasi motor yang dijalankan ke roda yang
mengalami gejala spinning. Ketika tekanan yang berlebihan dari motor mengatasi relief
valve di dalam TC valve, tekanan dilepas ke master cylinder.

Gambar 2. (Traction Control)

HSV (Hydraulic Shuttle Valve) : 2 EA


Selama TCS bekerja, miyak rem disuplai ke motor pump dari M/C melalui HSV.
Katup ini akan menutup saat rem dijalankan.
Gambar 3. (Hydraulic Shuttle)

C. Klasifikasi Rem TCS (Traction Control System)


Untuk mengurangi pergerakan selip yang berlebihan saat kendaraan mulai masuk dan
melakukan akselerasi pada jalan yang daya geseknya rendah, maka dipasang unit ETCS untuk
mengatur momen mesin dan BTCS yang mengatur tekanan rem that controls. FTCS keluaran
terakhir memakai kombinasi ETCS dan BTCS.
a. ETCS: Engine torque control
- Direct control type : Throttle valve control
- Indirect control type : Ignition timing control, Fuel injection control
Dipakai pada hampir semua kendaraan dikarenakan harganya yang lebih murah (hanya
diperlukan jalur komunikasi antara TCSCM dan ECM)
b. BTCS: Brake pressure control : Mengatur setiap roda penggerak secara tersendiri
c. FTCS: ETCS + BTCS

Operasi Kontrol Traksi


Ketika kontrol traksi komputer mendeteksi satu atau lebih roda didorong berputar secara
signifikan lebih cepat daripada yang lain, hal ini akan memicu ABS untuk menerapkan
gesekan rem untuk roda berputar dengan traksi berkurang. Pengereman pada roda yang
tergelincir akan menyebabkan transfer daya ke poros roda dengan traksi karena aksi
mekanis diferensial . Semua roda AWD kendaraan kebanyakan memiliki sistem kopling
elektronik yang dikontrol dalam kasus transfer atau transaxle ( aktif paruh waktu AWD),
atau terkunci lebih ketat untuk persediaan roda dengan torsi lebih.

Fungsi Kontrol Traksi


Kontrol traksi adalah alat untuk mencegah atau membatasi ban spin (berputar di tempat
karena kehilangan traksi) sehingga mobil tetap mendapatkan traksi di atas aspal yang
membuatnya bisa berakselerasi. Alat ini jadi penting karena tenaga dan torsi mesin F1 itu
sangat besar. Bahkan dengan ban slick dan peranti aerodinamika mobil F1 saat melaju di
kecepatan tinggi itu bisa spin.

Mobil yang digunakan dalam lomba F1 adalah mobil-mobil dengan paket dukungan
mesin yang sangat bertenaga, karena putaran mesin yang digunakan untuk mesin F1 bisa
mencapai 20K rpm atau setara dengan putaran mesin JET pada pesawat Boeing.

Kita dapat menganalisa bahwa dengan rpm yang sedemikian besar, torsi yang dihasilkan
oleh mesin untuk menyalurkan power ke roda belakang (wheel-base via gearbox) tentu akan
sangat besar. Hal ini menyebabkan pada saat torsi maksimum terjadi, pembalap membuka
throtle max (menginjak pedal gas secara maksimal), putaran mesin tidak bisa direspon dengan
baik oleh roda belakang, akibatnya terjadi Slip-Spin pada roda belakang (selisih putaran antara
roda depan dengan roda belakang). Slip-spin yang berlebihan ini akan berdampak pada tidak
optimumnya daya dorong roda terhadap paket mobil, sehingga akselerasi mobil terhambat.

Gambar 4. Sub-Throttle Valve Motor

Para engineer dari berbagai vendor telah menemukan piranti lunak yang didesain berbasis
teknologi komputer yang dapat mereduksi perbedaan putaran slip-spin sedemikian rupa
sehingga pada saat terjadi slip-spin pada roda belakang, processor akan memerintahkan sistem
untuk mengurangi torsi ke wheel-base gearbox, biasanya komparasi slip-spin antara roda
belakang-depan dapat di-adjust hingga 100%-103% sesuai kebiasaan pembalap/pengendara.
Dengan demikian slip-spin yang biasanya terjadi pada saat start, tikungan dan area bumpi dapat
diminimalkan dengan kinerja traction-control yang baik.
D. Cara Kerja Sistem Rem TCS (Traction Control System)
Kontrol traksi bekerja dalam tiga tahapan yaitu sensing (pengukuran), processing
(perhitungan dan analysis data), dan actuating (pengaturan).

a. sensing dikerjakan oleh sensor-sensor yang mengukur kecepatan roda belakang, roda
depan, dan laju mobil.
b. processing dikerjakan oleh komputer mobil yang terintegrasi dalam ECU (electronik
control unit).
c. Actuating melakukan pengaturan untuk mengurangi tenaga mesin yang tersalur ke roda
belakang.

Meskipun ada tiga tahapan tetapi proses tersebut terjadi dengan sangat cepat.

Kontrol traksi yang dikembangkan oleh masing-masing perusahaan bisa berbeda-beda.


Misalnya perbedaan terjadi pada tahap sensing. ada sistem traction control yang
membandingkan antara putaran roda depan dan belakang dalam menentukan apakah terjadi
wheelspin. ada juga sistem yang mengukur apakan putaran roda belakang berakselerasi secara
normal (dengan mengukur percepatan putaran roda).

pada tahap processing dan analysis data, juga bisa terjadi perbedaan untuk setiap
Pengembang dari system ini. misalnya algoritma yang digunakan untuk memproses dan
menganalisa data. demikian juga pada tahap actuating (pengaturan). ada perbedaan yang
digunakan oleh setiap perusahaan untuk mengurangi power mesin, misalnya dengan
menghentikan sementara pengapian pada bebeberapa silinder, ada juga yang mengatur aliran
bahan bakar ke silinder, pengaturan waktu buka tutup katup, atau kombinasi dari beberapa cara
tersebut.

Sebenarnya wheelspin tersebut juga bisa dihindari tanpa traksi kontrol. Pengendara bisa
merasakan gejalan wheelspin dan segera mengurangi power mesin dengan mengurangi tekanan
pada pedal gas misalnya. tetapi hal itu kurang efektif dan tentu saja traksi kontrol mempunyai
kemampuan yang lebih cepat.

Metoda TCS (Traction Control System)


BTCS mengatur tekanan rem berdasarkan rasio selip dan kecenderungan akselerasi roda
sangat sensitif terhadap jenis ban yang yang dipakai dan permukaan jalan dilalui seperti tampak
pada gambar dibawah. Karena itulah, parameter pengaturan menggunakan rasio selip dan
akselerasi mobil harus ditentukan agar diperoleh pengaturan traksi yang ideal.
BTCS mulai menghasilkan tekanan rem roda penggerak saat terjadi selip yang berlebihan
dari ketentuan control logic.Selama TCS bekerja dia mengontrol rasio seip dan perubahan
akselerasi roda penggerak kemudian dibandigkan dengan angka yang telah ditentukan,
selanjutnya traksi ideal dapat diperoleh melalaui pengaturan waktu pengereman. Sebaliknya,
pada jalan yang licin jika perbedaan antara kecepatan kendaraan dan kecepatan roda melebihi
batas yang telah ditentukan, TCS mulai bereaksi dan sejumlah tekanan rem yang dipakai akan
tergantung dari selip roda dan akselerasi.

Gambar 5. Diagram Karateristik Rasio Antara Ban dan Permukaan Jalan.

Kerja TCS
Untuk 4WD SM BTCS, semua roda adalah roda penggerak. Sehingga kecenderungan
terjadinya spinning pada beberapa roda, masih dapat berada dalam kontrol BTCS. 1) Frekwensi
pengaturan : 7milidetik
2) Tahapan TCS control
ƒ_Phase0: diluar BTCS
ƒ_Phase1: tekanan naik
ƒ_Phase2: tekanan tertahan
ƒ_Phase3: tekanan dilepas
ƒ_Phase4: tekanan ditahan
ƒ_Phase5: tekanan naik
3) Faktor pengaturan : Kecepatan roda, akselerasi & deselerasi roda, Selip
4) Dasar BTCS control Contoh dasar pengaturan akan ditampilkan pada halamam berikutnya.
Phase0 - Phase1 : saat kecenderungan roda mengalami spining terdeteksi.
Phase1 - Phase2 : saat roda yang mengalami spining dikurangi.
Phase2 - Phase3 : saat deselerasi roda dibawah ambang batas selanjutnya roda yang
mengalami spining dikurangi dibawah ambang batas selip.
Phase3 - Phase4: saat kecepatan roda berada dalam ambang batas selip.
Phase4 – Phase5: ketika akselerasi melebihi ambang batas dan wheel spin melebihi ambang
batas selip.
Prosedur tersebut diulangi kembali untuk mengatur roda dan ambang batas selip diperbaharui
sesuai dengan level low-Mu level agar didapat akselerasi secara maksimal.

Gambar 6. Diagram Karateristik

a. Normal braking (diluar BTCS)


Pada saat kondisi normal, TC valve (normalnya terbuka) adalah saluran antara
master cylinder dan masing-masing wheel cylinder. Saat brake pedal diinjak, tekanan
rem dikirim ke wheel cylinders melalui NOTC valve dan seluruh solenoid valves di
dalam unit hydraulic dinonaktifkan. Jika TCS mengalam kerusakan, akan tidak
mempengaruhi kerjapengereman.
Gambar 7. Rangkaian Normal Braking
b. Lampu Peringatan TCS
1) Sirkuit Lampu Peringatan SM (Passive TCS warning)
Saat titik 17 digrounded dan menjadi OFF ketika terminal ground dalam keadaan
OFF. Untuk berjaga2 bilamana terjadi open circuit atau main connector putus, lampu
peringatan TCS tidak akan menyala.

Gambar 8. Rangkaian Lampu Peringatan TCS

2) Rangkaian lampu peringatan XD (Active TCS warning)


Lampu peringatan TCS akan On saat # 17 di off-grounded danmenjadi OFF
terminal di grounded. Lampu peringatan akan menyala jika ada sirkuit yang putus atau
main connector erlepas. Selanjutnya, bila ada ada kesalahan sistem yang terdeteksi
atau TCS switch dalam keadaan ON, lampu peringatan TCS akan menyala (berkedip
3Hz) dan TCS tidak dapat dijalankan

.
Gambar 9. Rangkaian Lampu Peringatan XD

Aplikasi kontrol traksi


Kontrol traksi merupakan system control yang mulai banyak dikembangkan pada
kendaraan masa kini. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

 Pada mobil

kontrol traksi secara umum telah menjadi fitur keselamatan dalam mobil kelas
premium serta mobil kelas menengah keatas, yang dinyatakan perlu throttle input
sensitif mencegah roda berputar ketika didorong percepatan, terutama pada kondisi
basah, kondisi dingin atau bersalju. Dalam beberapa tahun terakhir, sistem kontrol
traksi telah banyak di kembangkan pada mobil pribadi, minivan, dan truk ringan.

Gambar 10. Aplikasi control traksi (TRAC) pada mobil


 Pada mobil balap

kontrol traksi digunakan sebagai peningkatan kinerja, memungkinkan traksi maksimum


di bawah percepatan tanpa roda berputar. Ketika percepatan melebihi settingan awal,
control traksi akan menjaga ban agar rasio slip yang optimal.

 Pada sepeda motor

Traksi kontrol untuk produksi sepeda motor pertama kali tersedia pada Honda
ST1100 pada tahun 1992. Pada tahun 2009, kontrol traksi merupakan pilihan untuk
beberapa model yang ditawarkan oleh BMW dan Ducati , dan pada tahun 2010
Kawasaki Concours 14 (1400GTR) sudah mengadaptasi system ini.

 Dalam kendaraan off road


 Contoh Aplikasi dari kontrol traksi salah satunya adalah pada mobil Camry

Kerja dari kontrol traksi ini dapat dijelaskan melalui ilustrasi gambar dibawah ini:

Gambar 11. Diagram kerja Kontrol Traksi


ABS/ TRAC ECu dan ECM bekerja bersama-sama untuk menyediakan kontol traksi. ABS/
TRAC/ ECU memonitor sinyal dari keempat sensor kecepatan untuk menentukan kecepatan
dari setiap roda dan kecepatan kendaraan. Ketika pergeseran tela ditentukan:

 ABS/ TRAC ECU mengaktifkan solenoida dari aktuator dan motor pompa yang
menerapkan tekanan hidrolik ke rem pada roda yang dikemudikan.
 ECM memonitor posisi gigi sensor dan mengabaikan injeksi bahan bakar hingga
maksimum lima silinder untuk membatasi torsi mesin.
 ECM melarang pergeseran dari
 Lampu Indikator pergeseran menyala untuk memberitahukan pengemudi dari operasi
TRAC dan sebuah sinyal dikirimkan ke ECM.
TRAC Aktuator

Komponen ini memiliki duabelas pasang solenoid yang mengontrol hydraulic pressure
(tekanan hidrolik) pada busur/jangka lengkung system pengereman. Untuk komponen
tambahan, terdapat dua pompa yang dikontrol oleh sebuah motor, dua reservoir, dan dua buah
klep regulator

Gambar 12. ABS dan TRAC Aktuator


a. Mode Operasi Normal

Selama mode operasi normal, ketika system TRAC tidak di aktifkan, semua
actuator dalam kondisi OFF. Dalam mode ini, system pengereman hanya seperti
layaknya system tanpa TRAC (control traksi).

Gambar 13. ABS dan TRAC Aktuator pada normal mode

b. Mode Penambahan Tekanan

Saat terjadi akselerasi kendaraan secara tiba-tiba, atau saat kendaraan berada pada
permukaan yang tidak rata, maka kemudi akan memulai mengaktifkan TRAC ECU
(control traksi). Hal ini dikarenakan actuator akan berada pada pressure increase mode
(Mode Penambahan Tekanan)

Gambar 14. ABS dan TRAC Aktuator pada mode penambahan tekanan
c. Pressure Reduction Mode

Keadaan ini terjadi ketika tekanan fluida pada silinder kemudi direduksi

Gambar 15. ABS dan TRAC Aktuator pada Pressure Reduction Mode
BAB III
PEMBAHASAN
Sistem rem TCS (Traction control System) pada mobil Nissan Navara ini menggunakan
sistem sensor kecepatan sehingga sistem rem TCS (Traction Control System) lebih efisien
daripada sistem rem konfesional. Sisitem rem TCS sangat berpengaruh dalam pengereman
pada saat akselerasi disaat kecepatan tinggi ataupun jalan yang licin, menjadikan mobil bisa
seimbang dan tidak mengalami slip.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini dapat ditarik kesimpulannya diantaranya :
1. Traction control adalah sistem keamanan pada kendaraan yang fungsinya mencegah
terjadinya slip pada roda ketika sedang berakselerasi.
2. FTCS keluaran terakhir memakai kombinasi ETCS dan BTCS.
a. ETCS: Engine torque control
- Direct control type : Throttle valve control
- Indirect control type : Ignition timing control, Fuel injection control
Dipakai pada hampir semua kendaraan dikarenakan harganya yang lebih murah
(hanya diperlukan jalur komunikasi antara TCSCM dan ECM)
b. BTCS: Brake pressure control : Mengatur setiap roda penggerak secara tersendiri
c. FTCS: ETCS + BTCS\
3. Akselerasi kendaraan pada permukaan jalan yang daya geseknya rendah seperti jalan
bersalju atau licin, akan tergantung dari gaya gesek antara permukaan jalan dengan
ban.
BTCS mengatur tekanan rem berdasarkan rasio selip dan kecenderungan akselerasi
roda sangat sensitif terhadap jenis ban yang yang dipakai dan permukaan jalan dilalui seperti
tampak pada gambar dibawah.

B. Saran
Saran yang dapat ditawarkan oleh penulis sehubungan dengan judul yang diangkat dalam
makalah ini adalah :
1. Bagi para mahasiswa teknik otomotif maupun mekanik mobil agar dapat memehami lebih
dalam lagi tentang sistem rem TCS (Traction Control System).
2. Bagi pecinta dan kalangan intelektual bidang Otomotif agar dapat menyempurnakan
model untuk sistem rem TCS (Traction Control System) lebih sempurna dan meningkatnya
factor keamanan pengendara.
DAFTAR PUSTAKA
ABS/TCS/ESP Training Guide : Hyundai Mobil Indonesia

http://a5-bigblog.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-singkat-rem-abs.html

http://makalahku17.blogspot.co.id/2016/11/makalah-tentang-anti-lock-brake-system.html

https://www.citraasribuana.com/index.php/berita/knowledge/item/255-mengenal-teknologi-
abs-ebd.html

https://www.iwanbanaran.com/2011/02/14/kita-bahas-sejarah-abs-antilock-brake-system-
yuk/

https://kupdf.com/queue/makalah-casis-sistem-rem-
abs_58d22951dc0d601509c34678_pdf?queue_id=-
1&x=1522738457&z=MzYuODIuMTAyLjQy

https://ariakhabunhasan354.wordpress.com/2013/10/07/makalah-abs-antolock-breaking-
system/
https://dokumensaya.com/embed/materi-makalah-
abs_589bae8c6454a7b957b1e8d4.html?sp=0

https://djejenzaenudin.files.wordpress.com/2009/10/step-2-chassis-abs_tcs_esp.pdf

http://www.academia.edu/25708255/Bahan_Ajar_Sistem_Rem_ABS

You might also like