You are on page 1of 4

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN HUTAN

ACARA V
PENYUSUNAN RENCANA KERJA USAHA-PEMANFAATAN
HASIL HUTAN KAYU (RKU-PHHK) BERBASIS HASIL IHMB
PADA IUPHHK DILUAR JAWA

NAMA : Ajie Dewantara S


NIM : 16/398265/KT/08260
CO-ASS : Rohmat Eko S.
SHIFT : Senin, 15.30 WIB

LABORATORIUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
ACARA V
PENYUSUNAN RENCANA KERJA USAHA-PEMANFAATAN HASIL HUTAN
KAYU (RKU-PHHK) BERBASIS HASIL IHMB PADA IUPHHK DILUAR JAWA

I. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mempraktikan proses analisis data hasil kegiatan IHMB pada suatu areal IUPHHK-HA
atau IUPHHK-HT
2. Mengetahui asal data potensi produksi dari kegiatan IHMB mulai dari penyusunan
rencana kelola selama jangka (rencana pemanenan, penanaman, dan pemeliharaan)
3. Mengetahui proses kegiatan penyusunan RKT-PHHK mulai dari kegiatan Inventarisasi
Hutan Sebelum Penebangan (ITSP) sampai dengan proses penyusunan dokumen RKT
4. Mampu menggunakan data struktur tegakan untuk menganalisis kondisi tegakan dan
prediksi tebangan pada jangka berikutnya

II. Dasar teori


Sebelum berlakunya PP No. 6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaah Hutan serta Pemanfaatan Hutan, secara garis besar perencanaan
pengusahaan Hutan IUPHHK luar jawa dikenal 3 rencana pokok yaitu :
1. Rencana jangka panjang yang meliputi seluruh wilayah / areal kerja suatu HPH, dalam
bentuk Rencana Karya Pengusahaan Hutan (RKPH) yang berlaku selama satu jangka
rotasi atau satu jangka perusahaan HPH. Sampling yang digunakan dalam penyusunan
potensi produksi RKPH hanya 1% dengan didukung data interpretasi foto udara.
2. Rencana jangka menengah dengan lingkup wilayah dalam suatu blog kerja lima
tahunan, dalam bentuk Rencana Karya Lima Tahun (RKL). IS yang digunakan dalam
penyusunan potensi produksi sebesar 15%
3. Rencana jangka pendek, dalam bentuk Rencana Karya Tahunan sebagai petunjuk kerja
akan dilaksanakan unit management (HPH/IUPHHK) dalam jangka waktu setiap tahun.
Mengingat perencanaan pekerjaan tahunan sangat tergantung data potensi produksi
tegakan, maka IS pada areal kerja RKT sebesar 1% untuk pohon berdiameter 50 cm
keatas, dan 20-49 cm (sebagai pohon inti) (Simon, 2007). Untuk penebangan hutan
alam di luar jawa yang dilaksanakan oleh para pemegang HPH, kawasan hutan yang
disediakan dibagi menjadi 7 blog, Blok 1 sampai dengan blok VII. Tiap blok akan
ditebang selama 5 tahun, sehingga setelah satu rotasi penebangan seluruh kawasan
hutan selesai, tetapi peraturan pembagian blok tebangan tersebut tidak diarahkan untuk
mengatur penebangan hutan alam menuju pengelolaan hutan yang baik. Pembagian
blok dilaksanakan sendiri oleh pemegang HPH sehingga biasanya blok I ditempatkan
di kawasan hutan yang tinggi potensi kayunya, sedang blok VII ditempatkan pada
kawasan hutan yang tidak produktif (Simon,2010).

Tegakan hutan di luar jawa pada areal HPH merupakan hutan alam yang telah
mencapai klimaks. Pada perhitungan potensi produksi, mengingat belum diketahui
angka riap tegakan yang pasti maka perhitungan volume ditekankan pada standing
stock dengan criteria pohon berdiameter 50 cm keatas. Hal ini mengacu pada ketentuan
dalam system silvikultur TPTI. Ciri pengusahaan hutan diluar jawa adalah sebagai
berikut:

1. Keadaan hutannya adalah hutan campuran


2. Sistem silvikultur yang dipakai pada umumnya adalah Tebang Pilih Tanam Indonesia
(TPTI)
3. Manajemen sebagai dengan system mekanis
4. System eksploitasi dilaksanakan dengan system mekanis penuh (padat modal)
5. Hutan diluar jawa belum dikelola secara tetap dan lestari
6. Luas dan batas kawasan hutan areal HPH belum pasti
7. Taksiran volume standing stock tegakannya masih besar

Tujuan kegiatan IHMB yang dilaksanakan oleh pemegang izin IUPHHK, antara
lain : Mengetahui kondisi sediaan tegakan hutan

- Sebagai bahan penyusunan RKUPHHK dalam Hutan Alam dan atau


PKUPHHK dalam Hutan Tanaman atau KPH sepuluh tahunan.
- Dilaksanakan permudaan yang baik untuk menjaga stabilitas sediaan
tegakan di lapangan (Bahruni,1999).

Ashary (2004) menyatakan bahwa IHMB diberlakukan pada setiap Perusahaan


Pemegang hak pengusahaan Hutan (PPHPH) namun dilaksanakan untuk kepentingan
penyususnan Rencana Kerja Pengusahaan Hutan (RKPH) yang berlaku selama jangka
waktu pengusahaan 20 tahun (masa berlakunya HPH bagi perusahaan yang
bersangkutan). Menyeluruh memiliki pengertian setiap petak kerja di seluruh areal
harus di survey atau dirisalahkan dengan metode sampling. Sedangkan berkala yaitu
harus dilakukan secara periodik setiap sekian tahun sekali yang dianggap optimal (5
tahun sekali).

III. Alat dan bahan


1. Alat tulis
2. Kalkulator
3. Tabel WvW
4. Data hasil IHMB

IV. Cara kerja

Data hasil kegiatan Data potensi


Menghitung AAC
Inventarisasi Hutan produksi hasil IHMB
luas dan volume
Menyeluruh Berkala di areal IUPHHK

Rencana Kelola
Hutan (Pemanenan,
Data hasil ITSP
Penanaman, dan Menghitung AAC
dengan IS 100%
Pemeliharaan selama
1 jangka (10 tahun))

Analisis kondisi
Penyusunan tegakan dari data
dokumen RKT struktur tegakan yang
ada

Potensi produksi dari areal hutan IUPHHK yang bersangkutan untuk beberapa
petak dari hasil kegiatan IHMB yang tersedia baik pada PU tingkat pancang, tiang,
pohon kecil, dan pohon besar dihitung. Lalu, AAC dari data potensi produksi hasil
IHMB di IPHHK yang bersangkutan dihitung. Setelah itu, Menyususn rencana kelola
hutan (Pemanenan, penanaman, dan pemeliharaan) selama satu jangka (10 tahun
mendatang) dari hasil perhitungan potensi produksi/volume per petak tersebut.
Kemudian, Besarnya AAC dihitung dan dokumen RKT dari data hasil kegiatan ITSP
(IS 100%) pada suatu IUPHHK disusun. Kondisi tegakan dari data struktur tegakan
yang ada di analisis.

You might also like