You are on page 1of 39

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II

OLEH :
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI SI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PETAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVESITAS PAPUA
2018
HALAMAN TUJUAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan PadaMata Kuliah Fisika Dasar II
Program Studi SI Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Universitas Papua
Tahun Akademik 2018/2019

OLEH :

Toni Antonius Nawarisa (201563025)

Albert Siregar (201763003)

Al Aadiyaat Rahman Manilet (201763010)

Dede Firmansyah (201763018)

Iriansyah Eka Lesmana (201763034)

Josan Satria Diondi (201763035)

Thaniya Husnul Amsilah (201763044)

Maya Devi Saneva (201763046)

PROGRAM STUDI SI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PETAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVESITAS PAPUA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Kelompok : Satu (1)

Jurusan : Teknik Pertambangan

Program studi : S1 Teknik Pertambangan

Disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Disahkan,

Asisten Dosen

GIVENSHE. A. W. PASONGLI

Mengetahui,

Dosen Pengampu I Dosen Pengampu II

YOHANES T. SAGISOLLO, ST, MT ANDI MILWADI , ST


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Fisika Dasar II.
Adapun maksud dan tujuan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai syarat
kelulusan pada mata kuliah Fisika Dasar II.
Dalam kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:

1. Bapak Yohanes T. Sagisollo, S.T ., M.T dan Bapak Andi Milwadi, S.T
selaku Dosen pembimbing pada mata kuliah Fisika Dasar II.
2. Asisten dosen yang telah membimbing dan mendampingi penulis selama
proses penulisan lapoan.
3. Orang tua kami yang telah memberi semangat dan doa
4. Serta teman-teman yang telah berkontribusi dalam penulisan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang
bersifat membangun diperlukan agar laporan kedepannya menjadi lebih baik lagi.

Sorong, 13 Mei 2018

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN TUJUAN ...................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL ....................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. x

1.1 Latar Belakang ....................................................................................


1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................
1.3 Waktu dan Tempat Praktikum ............................................................
1.4 Alat dan Bahan ....................................................................................

BAB II DASAR TEORI

2.1 Eksperimen menggunakan multimeter................................................


2.2 Hukum Ohm .......................................................................................
2.3 Pengukuran dan daya lensa positif ......................................................
2.4 Peluruhan waktu paruh Zat .................................................................

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengujian ..................................................................................


3.2 Pembahasan ........................................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .........................................................................................


4.2 Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Tugas Pendahuluan

b. Soal Latihan

c. Dokumentasi

d. Kartu Asistensi
DAFTAR GAMBAR

2.1 Multi Meter Digital ..........................................................................


2.2 Multi Meter Analog ..........................................................................
2.3 Aktivitas Radio Aktif Terhadap Umur Paruh...................................
DAFTAR TABEL

3.1 Hasil Menggunakan Hukum Ohm ....................................................


3.2 Hasil Pengukuran Dengan Lensa Positif ..........................................
3.3 Hasil Dari Peluruhan Waktu Paruh Zat ............................................
DAFTAR LAMPIRAN

a) Tugas Pendahuluan
b) Soal Latihan
c) Dokumentasi
d) Kartu Asistensi
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

Singkatan/Simbol Nama Satuan Pemakaian pertama kali

Pada Halaman

Singkatan

VOM Volt Ohm Meter 10

AC Alternative Current 11

DC Direct Current 11

DCV Direct Current Voltage 13

AVO Ampere Volt Ohm 13

ACV Alternative Current Voltage 14

Simbol

λ Lamda 18

Ω Ohm 24
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam kehidupan sehari-hari, alat ukur listrik merupakan peralatan yang


diperlukan oleh manusia. Karena, besaran listrik yaitu tegangan, arus, daya,
frekuensi dan sebagainya tidak dapat langsung ditanggapi oleh indra kita.
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt-
Ohm Meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter),
maupun arus (amperemeter).
Dalam dunia modern sekarang kita banyak menemukan permasalahan
tentang dunia lensa contohnya penggunaan kacamata yang menggunakan konsep
pengukuran daya lensa. Pada percobaan menggunakan lensa kali ini, diantara
benda dan layar ditempatkan sebuah lensa cembung. Bila benda tersebut digeser-
geserkan sepanjang garis pisah benda dengan layar, maka akan terdapat dua
kedudukan lensa yang memberikan bayangan yang jelas pada layar.

Dan kita juga perlu belajar tentang peluruhan zat radokatif agar praktikan
dapat mengetahui lebih dalam mengenai peluruhan zat radioaktif diantaranya
dampak buruknya bagi manusia serta sifat penyerapannya, dapat memperagakan
sistem yang bisa memperlihatkan adanya waktu paruh dan aktivitas dalam
peluruhan zat radioaktif dengan melakukan asimilasi waktu paruh, menentukan
koefisien penyerapan logam (seng plat) dan bahan polimer (lempengan plastik)
terhadap sinar radioaktif secara grafik.

1.2 Maksud dan tujuan

1.2.1 Maksud

Adapun maksud dari praktikum yang telah dilaksanakan yaitu sebagai


salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah Fisika Dasar II serta praktikan dapat
mengetahui cara kerja dari alat multimeter, mengetahui rumus yang digunakan
dalam hukum ohm, cara pengukuran daya lensa positif, dan menerapkan grafik
peluruhan waktu paruh zat.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah :

1. Megetahui jenis – jenis multimeter.


2. Memahami cara mengukur nilai hambatan, tegangan dan arus menggunakan
multimeter.
3. Menentukan besar suatu hambatan dengan hukum ohm.
4. Memahami cara pengukuran daya lensa positif.
5. Memahami cara menentukan peluruhan waktu paruh zat.

1.3 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum berlangsung selama 1 jam 30 menit dari pukul 17:00 -18:30
WIT. Dilaksanan pada hari kamis tanggal 3 Mei 2018 di laboratorium fisika
SMAN 3 kota Sorong.

1.4 Alat dan Bahan


1.4.1 Alat
A. Eksperimen Menggunakan Multimeter
1. Multimeter
2. Sumber Tegangan Ac dan Dc
3. Resistor
4. Kabel Penghubung
B. Hukum Ohm
1. Sumber tegangan DC(1,5 dan 9 Volt)
2. Resistor(47 dan 100)
3. Dua buah tahanan
C. Pengukur Daya Lensa Positif
1. Meja Optik
2. Sumber Cahaya
3. Objek
4. Lensa
5. Layar
D. Peluruhan Waktu Paruh Zat
1. Pipa Buret Berisi Air
2. Erlenmeyer
3. Stopwatch

1.4.2 Bahan
A. Eksperimen Menggunakan Multimeter
1. Baterei 1,5volt 2 buah
2. Baterei 9Volt 1 buah
B. Peluruhan Waktu Paruh Zat
1. Air Mineral
II DASAR TEORI

2.1 Eksperimen menggunakan multimeter


Multimeter adalah sebuah alat ukur listrik yang mengukur tegangan
[volmeter, baik untuk tegangan AC (gelombang bolak-balik) atau DC (searah)],
hambatan (Ohm meter) serta kuat arus (ampere-meter). Karena kemampuan
multimeter sebagai amperemeter (A), volt meter (V) dan Ohm meter (O) maka
alat ini juga sering disebut AVO meter. Model multimeter yang banyak digunakan
ada dua, yaitu model analog dan model digital. Model analog menggunakan jarum
penunjuk, sedangkan model digital langsung menujukkan angka hasil pengukuran.

Berikut ini cara menggunakan multimeter untuk mengukur beberapa


fungsi dasar multimeter seperti volt meter (mengukur tegangan), amperemeter
(mengukur Arus listrik) dan Ohm meter (mengukur resistansi atau hambatan).

Gambar 2.1 Multimeter digital Gambar 2.2 Multimeter Analog

A. Cara mengukur tegangan DC ( DC voltage)


1. Atur posisi saklar selektor ke DCV
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika
ingin mengukur 6 volt, putar saklar selector ke 12 volt (khusus analog
multimeter) jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe merah
pada terminal positif (+) dan probe hitam ke terminal negatif (-). Hati-hati
agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di display multimeter.

B. Cara mengukur tegangan AC (AC voltage)


1. Atur posisi saklar selector ke ACV
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus analog
multimeter) jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur,
makadisarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk tegangan
AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+).
4. Baca hasil pengukuran di display multimeter

C. Cara mengukur arus listrik amperemeter

1. Atur posisi saklar selector ke DCA


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika arus yang
akan diukur adalah 100 mA maka putarlah saklar selector ke 300 mA
(0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekring
(fuse) dalam multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita
dapat memakainya lagi.
3. Putuskan jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
4. Kemudian hubungkan probe multimeter ke terminal Jalur yang kita
putuskan tersebut. Probe merah ke output tegangan positif (+) dan probe
hitam ke input tegangan (+) beban ataupun rangkaian yang akan kita ukur.
5. Baca hasil pengukuran di display multimeter.
D. Cara mengukur resistor ohmmeter
1. Atur posisi saklar selector ke ohm (Ω)
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan ohm yang akan diukur. Biasanya
diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter
Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh
terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di display multimeter. (Khusus untuk Analog
Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)
(Dickson,2015)

2.2 Hukum Ohm


Hukum ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan
mematuhi hukum ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar
dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini
tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap
digunakan dengan alasan sejarah.Secara matematis hukum ohm dapat ditulis
dengan persamaan :

V= I.R ……….(1)

………..(2)

………..(3)

keterangan :
I =Arus yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan ampere.
V= Tegangan yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
R= Nilai hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm.
Rp = Nilai total hambatan paralel
Berdasarkan hukum ohm, 1 ohm didefinisikan sebagai hambatan yang
digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 ampere
dengan beda potensial 1 volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan
pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.
Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan. Jadi,
besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus
listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang dan jenis
bahan. (Hayt, 1991)
Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.
Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin
besar hambatan suatu benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas
penampang benda, semakin luas penampangnya maka semakin kecil
hambatannya. Inilah alasan mengapa kabel yang ada pada tiang listrik dibuat
besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil hambatan sehingga tegangan
bisa mengalir dengan mudah. Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda
(hambatan jenis) semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan
benda itu. Kalau antara dua kutub positif dan kutub negatif dari sebuah sumber
tegangan kita hubungkan dengan sepotong kawat penghantar, maka akan mengalir
arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif. Arus ini mendapat hambatan dalam
penghantar itu. (Purwandari, 2013)

Dari peristiwa di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan antara arus
yang mengalir dalam hambatan kawat dan adanya sumber tegangan. Besarnya
arus listrik yang mengalir tergantung dari besarnya hambatan kawat. Semakin
besar hambatan kawat, maka semakin kecil arus yang mengalir. Apabila sumber
listrik bertegangan 1 volt dihubungkan dengan hambatan sebesar 1 ohm, maka
arus yang mengalir sebesar 1 ampere. Dalam penyelidikannya George Simon
Ohm (ahli ilmu fisika dari Jerman) menemukan bahwa arus listrik yang mengalir
dalam hambatan akan bertambah besar jika tegangan di naikkan, sementara nilai
hambatannya tetap. (Purwoko dkk, 2007)

Amperemeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat


arus listrik. Pemakaian alat ukur ini dihubungkan ke dalam rangkaian sehingga
terhubung seri dengan komponen yang akan dihitung kuat arusnya. Voltmeter
merupakan alat ukur beda potensial antara 2 titik, pemakaian voltmeter dipasang
pararel dengan komponen yang akan diukur beda potensialnya. (Sunaryono, 2010)

2.3 Pengukuran daya Lensa Positif


Lensa adalah benda bening yang di batasi oleh dua bidang lengkung atau
sebuah bidang lengkung dengan sebuah bidang datar. Lensa cembung adalah lensa
yang bagian tengahnya lebih tebal dari pada bagian tepinya, lensa cembung
bersifat konvergen, artinya pembiasan pada lensa cembung selalu bersifat
mengumpulkan cahaya.
Lensa cembung terdiri atas 3 macam bentuk yaitu lensa (bikonveks)
cembung rangkap, lensa (plankonveks) cembung datar dan lensa (konkaf
konveks) cembung cekung. Lensa cembung disebut juga lensa positif, sinar-sinar
istimewa pada lensa cembung yaitu sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan
menuju titik fokus, sinar datang melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama
dan, sinar datang melalui titik pusat lensa diteruskan (tanpa dibiaskan).
Dengan sinar-sinar istimewa itulah pembentukan bayangan oleh lensa
cembung dapat dilukiskan, sifat bayangan yang terbentuk tergantung pada letak
bendanya, sifat bayangan dari lensa cembung adalah nyata, terbalik, dan
diperbesar.
Jika sebuah lensa cembung dengan panjang fokus f, terhadap sebuah objek
yang jaraknya v akan terbentuk bayangan di suatu titik (tempat) yang berjarak b.
pada peristiwa terbentuknya bayangan pada lensa dipenuhi oleh persamaan:
(Halliday dkk, 1997)

….……(1)
Kekuatan lensa (P) atau daya lensa adalah kemampuan lensa dalam
memfokuskan sinar yang diterimanya, kekuatan lensa merupakan kebalikan jarak
fokusnya, yaitu :

….……(2)
Keterangan :
S = Jarak (cm)
S’ = Jarak bayangan (cm)
f = Panjang fokus lensa (m)
Pada kehidupan sehari-hari, lensa cembung diaplikasikan dalam lup, lensa
kacanata, mikroskop, teropong, dan kamera. (Renawati, 2013)

2.4. Peluruhan Waktu Paruh Zat


Sebuah bahan radioaktif yang mengandung sejumlah tertentu inti atom
tidak meluruh sekaligus dalam satu waktu. Inti-inti atom tersebut akan meluruh
satu per satu selama selang waktu tertentu. Laju peluruhan radioaktif dalam suatu
bahan radioaktif tersebut disebut sebagai aktivitas radioaktif (A), aktivitas hanya
ditentukan oleh banyaknya inti (N) yang meluruh per sekon. Peluang tiap inti
untuk meluruh disebut sebagai tetapan peluruhan (λ), secara matematis dapat
ditulis:
𝐴 = 𝜆. 𝑁
Tetapan peluruhan λ memiliki harga yang berbeda untuk inti yang berbeda
tetapi konstan terhadap waktu, peluruhan mengakibatkan banyaknya
inti radioaktif N berkurang terhadap waktu. Karena N berkurang dan λ tetap maka
A harusnya berkurang terhadap waktu.
𝑑𝑁
= −λ.N
𝑑𝑡

Jika kedua ruas di integralkan maka akan diperoleh:

𝑁 𝑑𝑁 𝑡
∫𝑁0 = λ∫0 𝑑. 𝑡
𝑁

𝑁
[𝐼𝑛𝑁] 𝑁0 = −λ[𝑡] 0𝑡

𝑁
In𝑁0 = −λt

𝑁
= 𝑒 −𝜆t
𝑁0
Keterangan :

N0= banyak inti radioaktif pada saat t = 0


N = banyak inyinradioaktif setelah selang waktu t
.e = bilangan natural = 2,718
.λ = tetapan peluruhan

Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam persamaan aktivitas radioaktif


yaitu:

A = A0 𝑒 −𝜆t

A0= aktivitas awal pada t = 0 (Bq)


A = aktivitas setelah selang waktu t (Bq)

Gambar.2.3 Aktivitas radioaktif terhadap umur paruh

Karakteristik radioisotop lebih sederhana dinyatakan dalam umur


paruhnya dari pada tetapan peluruhannya. Contoh : 15P32 lebih mudah dikatakan
mempunyai umur paro t½ = 14,5 hari dari pada15P32 mempunyai tetapan
peluruhan λ = 0,0485 hari-1. Konsep umur paruh ini sangat bermanfaat untuk
menghitung aktivitas suatu radionuklida. Bila selang waktunya sama dengan satu
kalit½ maka aktivitasnya tinggal ½ nya, sedang kalau dua kali t½ maka
aktivitasnya tinggal ¼ nya, dan seterusnya. (syifa, 2014)
III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengujian

3.1.1 Hasil Eksperimen Menggunakan Multimeter

Hasil dari percobaan pertama ini adalah baterai 1,5 V yang digunakan arus
listrik yang dihasilkan masih baik.

3.1.2 Hasil Mnggunakan Hukum Ohm

Tabel 3.1
Arus Listrik I (mA)
No. Tegangan V (volt) Susunan Rangkaian Seri
100 Ω 47 Ω
1. 2Ω 0,084 0,046
2. 20 Ω 0,09 0,04
3. 200 Ω - -

3.1.3 Hasil Pengukuran Daya Lensa Positif

Tabel 3.2

Jarak benda S Jarak bayangan S’ 1 1


No. (cm-1) (cm-1)
𝑠 𝑠′
(cm) (cm)

1 14 12 0,07 0,083
2 14 17 0,07 0,058
3 14 11,5 0,07 0,086
4 11 12,5 0,09 0,08
5 12 19,5 0,08 0,051
3.1.4 Hasil Dari Peluruhan Waktu Paruh Zat

Tabel 3.3

No. Waktu (s) Tinggi Air


1. 10 3,4
2. 20 5,6
3. 30 7,7
4. 40 9,8
5. 50 11,6
6. 60 14
7. 70 15,5
8. 80 17,4
9. 90 19,1
10. 100 20,8
11. 110 23,7
12. 120 25,1
13. 130 26,5
14. 140 27,7
15. 150 29
16. 160 30,3
17. 170 31,5
18. 180 32,5
19. 190 33,5
20. 200 34,6
21. 210 35,6
22. 220 36,5
23. 230 37,3
24. 240 38,4
25. 250 39,2
26. 260 40
27. 270 40,7
28. 280 41,4
29. 290 42,1
30. 300 42,9
31. 310 43,5
32. 320 44,1
33. 330 44,7
34. 340 45,3
35. 350 45,9
36. 360 46,4
37. 370 47
38. 380 47,6
39. 390 48
40. 400 48,5
41. 410 49
42. 420 49,4
43. 430 49,8

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pembahasan Pada Experimen Menggunakan Multimeter

Pada praktikum multimeter kita melakukan pengukuran nilai baterai.


Untuk mengukur nilai baterai kita atur multieter ke ohm disini kita menggunakan
multimeter digital, pada saat kita mengukur baterai, akan langsung muncul
hasilnya di layar multimeter digital tersebut. Jika pada alat multimeter
menunjukkan tanda negatif, maka baterai tersebut yang menjadi bahan percobaan
kondisinya masih layak atau baik.

3.2.2 Pembahasan Pada Hukum Ohm

Dari data hasil percobaan didapatkan bahwa beda resistor (hambatan)


dapat mempengaruhi besar arus listrik yang dihasilkan. Semakin besar sebuah
hambatan maka akan semakin kecil arus listrik yang terjadi pada rangkaian listik.
Pada pecobaa ini hanya dicoba besar arus listrik pada rangkaian seri saja.

3.2.3 Pembahasan Pada Pengukuran Daya Lensa Positif

Pada praktikum yang dilakukan dan dari data yang ada dapat dijelaskan
bahwa pada praktikum uji coba ini menggunakan lensa cembung yang bersifat
mengumpulkan cahaya (konvergen). Pada pengujian ini lensa positif dengan
panjang focus f di depannya diletakkan suatu objek yang berjarak s dari lensa,
maka akan membentuk bayangan disuatu titik (tempat) yang berjarak s’.

3.2.4 Pembahasan Pada Peluruhan Waktu Paruh Zat

Pada praktikum yang dilakukan dengan air yang berada di dalam buret
yang berisi air (50 ml) didapatkan bahwa setiap 10 detik air yang jatuh semakin
banyak, dan jika semakin besar kran yang dibuka semakin banyak air yang
meluruh per-detiknya. Untuk waktu paruhnya sendiri didapatkan rata-rata yaitu
sekitar 33,086.
IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Jenis-jenis multimeter yang digunakan, yaitu multimeter analog dan
digital.

2. Cara mengukur nilai hambatan, tegangan dan arus menggunakan


multimeter, yaitu :

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω) .


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya
diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter
Analog) .
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi
boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di display multimeter. (Khusus untuk Analog
Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)

3. Cara menentukan besar suatu hambatan dengan hukum ohm, yaitu


menggunakan rumus
R = V/I

R = Resistance, yaitu hambatan ( Ω )

V = Voltage, yaitu tegangan ( V)

I = Current, yaitu Arus Listrik ( A )

4. Untuk mengukur daya lensa positif, pertama peralatan disusun dilandasan


optik yang telah disediakan, didapat bayangan yang jelas pada layar, jarak
antara lensa cembung dan layar dicatat.

5. Memahami cara menentukan peluruhan waktu paruh zat yaitu


menggunakan rumus
T1/2 = 0,639

λ
T1/2 = waktu paruh (s)

λ= konstanta laju peluruhan

4.2 Saran
Melalui laporan ini kami sebagai penyusun hanya bisa menyarankan
kepada pengurus atau pun asisten untuk bisa meningkatkan sarana dan prasarana
yang ada supaya dapat lebih meningkatkan kinerja mahasiswa dalam melakukan
praktikumnya, dan diharapkan pada praktikum berikutnya agar diberikan waktu
yang lebih dalam melaksanakan praktikum, agar kami sebagai praktikan dapat
mengerti dan mudah memahami.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso.1979. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Durbin.2005. Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga.

Hayt, W. 1991. Rangkaian Listrik Edisi Keenam Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Purwandari, E.2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas


Jember.

Purwoko dan Fendi.2007. Fisika Universitas. Jakarta : Yudhistira.

Sunaryono dan Ahmad Taufiq.2010. Super Tips dan Trik Fisika. Jakarta : Kawah
Media.
L

N
A) Tugas Pendahuluan
Praktikum I

1. Dalam gejala bolak balik umumnya dan gejala sinus khususnya kita kenal
pengertian harga puncak (maksimum), efektif dan rata-rata. Tuliskan dan
buktikan rumus arus puncak, arus efektif dan arus rata-rata.
2. Gambarkan masing-masing arus pada point 1.
3. Buktikan rumus tegangan puncak, dan tegangan efektif.
Jawab
1. Arus dan tegangan bolak-balik adalah arus dan tegangan yang nilainya selalu
berubah terhadap waktu secara periodik. Besaran seperti ini disebut arus dan
tegangan bolak-balik atau AC (Alternating Current). Apabila pada arus searah
Anda dapat mengetahui nilai dan tegangannya yang selalu tetap. Maka, pada
arus bolak-balik Anda akan dapat mengetahui nilai maksimum yang
dihasilkan dan frekuensi osilasi yang dihasilkan oleh sumbernya.
Secara matematis, arus dan tegangan listrik bolak-balik tersebut dapat
dinyatakan sebagai berikut:
𝑡
𝑉 = 𝑉𝑚 sin 𝜔. 𝑡 = 𝑉𝑚 sin 2𝜋. 𝑓. 𝑡 = 𝑡 = 𝑉𝑚 sin 2𝜋
𝑇

𝑡
𝐼 = 𝐼𝑚 sin 𝜔. 𝑡 = 𝐼𝑚 sin 2𝜋. 𝑓. 𝑡 = 𝑡 = 𝐼𝑚 sin 2𝜋
𝑇

Keterangan:
V = tegangan sesaat (V)
I = arus sesaat (A)
Vm = tegangan maksimum (V)
Im = arus maksimum (A)
f = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
t = waktu (s)
ωt = sudut fase (radian atau derajat)
Hubungan amplitudo tegangan atau arus bolak-balik dengan sudut fase
dapat dinyatakan secara grafik dalam diagram fasor. Fasor adalah suatu
vektor yang berputar berlawanan arah putaran jarum jam terhadap titik asal
dengan kecepatan sudut ω. Fasor suatu besaran dilukiskan sebagai suatu
vektor yang besar sudut putarnya terhadap sumbu horizontal (sumbu x) sama
dengan sudut fasenya. Nilai maksimum besaran tersebut adalah sama dengan
panjang fasor, sedangkan nilai sesaatnya adalah proyeksi fasor pada sumbu
vertikal (sumbu y). Berikut adalah gambar diagram fasor untuk arus dan
tegangan yang sudut fasenya sama (sefase) serta gambar fungsi waktu dari
arus dan tegangan tersebut.

Sesungguhnya arus dan tegangan bolak-balik bukanlah besaran vektor,


melainkan besaran skalar. Penggambaran arus dan tegangan bolak-balik
sebagai fasor adalah untuk mempermudah analisis rangkaian arus bolak-balik
yang lebih rumit.

NILAI RATA-RATA DAN NILAI EFEKTIF


Nilai rata-rata arus bolak-balik adalah kuat arus bolak-balik yang nilainya
setara dengan kuat arus searah untuk memindahkan sejumlah muatan listrik
yang sama dalam waktu yang sama. Arus rata-rata dinyatakan dengan:
2𝐼𝑚
𝐼𝑟 =
𝜋
Sedangkan tegangan rata-rata dinyatakan dengan:
2𝑉𝑚
𝑉𝑟 =
𝜋
Nilai efektif arus dan tegangan bolak-balik ialah arus dan tegangan bolak-
balik yang setara dengan arus dan tegangan searah untuk menghasilkan
jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu resistor dalam waktu yang sama.
Secara matematis, hubungan antara arus dan tegangan efektif dengan arus dan
tegangan maksimum dinyatakan dengan:
𝐼𝑚
𝐼𝑒𝑓 =
√2

𝑉𝑚
𝑉𝑒𝑓 =
√2
2. Arus puncak

Arus efektif

Arus rata-rata
3. Rumus tegangan puncak yaitu :
𝑡
𝑉 = 𝑉𝑚 sin 𝜔. 𝑡 = 𝑉𝑚 sin 2𝜋. 𝑓. 𝑡 = 𝑡 = 𝑉𝑚 sin 2𝜋
𝑇

Dan rumus tegangan efektif yaitu :

𝑉𝑚
𝑉𝑒𝑓 =
√2

Praktikum II

1. Hitung nilai tahanan (resistansi) dari resistor dengan 4 cincin warna : coklat
hijau coklat emas
2. Hitung nilai tahanan (resistansi) dari resistor dengan 5 cincin warna : merah
hijau ungu hitam merah

jawab
1. Coklat hijau coklat emas hasil
1 5 *101 ±10% 15*101Ω±10%
2. merah hijau ungu hitam merah
2 5 7 *100 ±2%
hasil
257*100Ω±2%

Praktikum III

1. Gambarkan sifat-sifat bayangan pada lensa positif ?


2. Sebutkan tiga sinar istimewa yang anda ketahui ?
Jawab :

1. sifat bayangan lensa positif


- maya
- tegak
- diperbesar

3. sinar istimewa meliputi, sinar gamma, sinar alpha, sinar beta

Praktikum IV
1. Apa sebab laju peluruhan inti radioaktif (peluruhan air dalam pipa buret)
hanya ditentukan oleh jumlah peluruhan per detik?
2. Apa yang dimaksudkan dengan satu curie? Jelaskan!
3. Buktikan persamaan (2), dan (3) !
Jawab :
1. Peluruhan inti radioaktif hanya ditentukan per detik karena peluruhan zat
radioaktif umunya terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Dalam praktikum
ini peluruhan menggunakan air sebagai bahan pengganti peluruhan
menggunakan zat radioaktif karena air di anggap sebagai energy pada suatu
zat radioaktif yang meluruh per detiknya.
2. 1 curie didefinisikan sama dengan 3,7 x 1010 becquerel atau 37 GBq.
Becquerel adalah satuan turunan SI untuk keradioaktifan, dan didefinisikan
sebagai keaktifan sejumlah bahan radioaktif atau satu nucleus satiap detiknya.
3. Buktikan persamaan (2), dan (3)

𝑁 = 𝑁0 𝑒 −𝜆𝑡 … . . (2)

1 2
𝑁 = 𝑁0 ( ) … . . (3)
2

−𝜆𝑡
1 𝑛
𝑁0 𝑒 = 𝑁0 ( )
2

−𝜆𝑡
1 𝑛
𝑒 = ( )
2

−𝜆𝑡
1 𝑛
In 𝑒 = In ( )
2

1𝑛
In − 𝜆𝑡 = In
2

𝜆𝑡 = 0,693

0,693
𝑡= 𝜆
B) Soal Latihan
Praktikum II

1. Bila hasil pengamatan grafik tidak linear, apa komentar anda? Jelaskan
menurut pendapat anda.
2. Berdasarkan hasil perhitungan saudara, berapakah nilai dari masing–masing
hambatan (R1=R2)?
Jawab :
1. Terjadinya grafik tidak linear atau bias dikatakan sangat mungkin
terjadi,alasannya karena dalam praktikum adanya kemungkinan kesalahan
kecil pada kegiatan praktikum sehingga data yang diperoleh tidak linear atau
beda jauh dari hasil sebelumnya.
2. R1 ≠ R2 karena di dalam data yang diperoleh didapatkan R1 = 100Ω dan R2 =
47Ω

Praktikum III

1. Jelaskan bayangan sejati atau maya yang terbentuk oleh lensa


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan titik api (focus) pertama dan kedua
3. Mengapa Lensa positif disebut lensa konvergen
Jawab:
1. Bayangan maya adalah bayangan yang terbentuk seolah-olah dari cahaya
yang berlangsung berasal dari objek padahal tidak.
2. Fokus pertama (F1) adalah suatu titik asal sinar yang mengakibatkan sinar-
sinar dibiaskan sejajar. Artinya bayangan akan terbentuk dijauh tak terhingga
dan jarak benda s = jarak fokus F1. Sedangkan F2 fokus kedua yaitu
pertemuan sinar biasa apabila sinar-sinar yang dating pada bidang lengkung
adalah sinar-sina sejajar. Artinya benda berada jauh tak terhingga.
3. Lensa positif dikatakan konvergen karena sifat dari positif ini adalah hal yang
baik dan dapat berguna bagi banyak orang maupun suatu kejadian. Dikatakan
positif karena konvergen adalah mengumpulkan cahaya sehingga dapat
banyak membantu penglihatan manusia agar bisa melihat lebih baik lagi
khususnya lansia.
Praktikum IV

1. Buatlah grafik hubungan antara tinggi dan waktu !


2. Bagaimana bentuk grafik yang anda buat.?
3. Tentukan waktu paruh pada tiap kedudukan tinggi air.
4. Hitunglah konstanta peluruhan λ, secara teori dan grafik !
Jawab:
1. Grafik hubungan antara tinggi dan waktu

hubungan waktu dan tinggi


60
50
50 45
40
40 35
30
30 25
tinggi
20
20

10

0
0 10 20 30 40 50 60

2. Bentuk grafik yang telah penulis buat berbentuk linear dengan perbandingan
yang jelas dimana setiap 10 detik air akan berkurang sebanyak 5 ml.
0.693
3. T = 0,5

= 1,386 s
4. λ = 50-45/ 10
= 5/10
= 0,5
C) Dokumentasi
(

(Alat Multimeter) (Mengukur Resistor)

(Mengamati Bayangan Cahaya) (Mengamati Volume Air Yang Keluar)

You might also like