You are on page 1of 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk implementasi secara sistematis
dan sinkronisasi antara teori yang didapat di perkuliahan dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk
mencapai tingkat keahlian tertentu. Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat memberikan
keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri, karena keahlian yang tidak diajarkan di
perkuliahan bisa didapat di dunia kerja, sehingga dengan adanya Praktek Kerja Lapangan
( PKL ) dapat meningkatkan mutu dan relevansi mahasiswa yang diarahkan untuk
mengembangkan suatu sistem yang baik antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
Mahasiswa Teknik mesin melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di perusahaan
berskala besar, seperti yang kami lakukan di PLTD Ampenan Sektor Pembangkitan
Lombok PT PLN (Persero) Nusa Tenggara Barat, Indonesia, karena teori yang di dapat di
perkuliahan sinkron dengan sistem yang ada di PLTD yaitu konversi energy (KE).
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover
merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Tegangan yang dihasilkan generator
dinaikkan tegangannya menggunakan trafo step up agar energi listrik yang dihasilkan
sampai ke beban. Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke
beban. Di sisi beban tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down.
Secara global PLTD memiliki beberapa sistem yang penting diantaranya: Sistem
Udara Masuk dan Gas Buang, Sistem Starter, Sistem Pelumasan, Sistem Air Pendingin,
Sistem Bahan Bakar, sistem tersebut bekerja sama untuk membantu dalam kinerja PLTD.

Salah satu sistem yang penting di dalam PLTD yang penulis akan bahas yaitu:
Fungsi dan Sistem kerja Turbo Charger New SULZER DIESEL 12 ZA V40-S pada PLTD
sektor pembangkitan Lombok Nusa Tenggara Barat.

1
1.2 Tujuan
Laporan Praktik Kerja ini bertujuan untuk mendokumentasikan ilmu dan pengalaman
yang didapatkan serta aktivitas yang telah dilakukan oleh penyusun selama menjalankan
praktek kerja di PL Ampenan Sektor Pembangkitan Lombok PT PLN (Persero) Nusa
Tenggara Barat, Indonesia .
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini,
antara lain:
a) Untuk memenuhi salah satu mata kuliah pada kurikulum yang diterapkan pada Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram.
b) Mempelajari prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dengan benar.
c) Memperluas wawasan tentang mesin diesel.
d) Memahami sistem pemeliharaan mesin PLTD.
e) Menambah pengalaman mahasiswa di dunia kerja sebagai bekal setelah lulus dari
perkuliahan.

1.3 Manfaat
Dengan adanya pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan
memberikan manfaat kepada mahasiswa, perguruan tinggi dan institusi atau perusahaan.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan ini yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
a) Dapat mengembangkan sikap profesionalisme yang bertanggung jawab sebagai
persiapan untuk memasuki dunia kerja.

b) Dapat memahami suasana dan kondisi di lingkungan kerja serta agar mahasiswa
mampu beradaptasi dengan dunia kerja.

c) Untuk mengenal lebih dekat masalah-masalah yang ada dan cara penyelesaiannya,
khususnya di bidang industri.

d) Meningkatkan dan memantapkan proses penyesuaian teknologi baru yang ada di


lapangan kerja.

2
2. Bagi Perguruan Tinggi
a) Perguruan tinggi dapat dikenal dan mengadakan hubungan kemitraan dengan
perusahaan tempat mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
b) Mengetahui sejauh mana kemampuan daya serap mahasiswa selama mengikuti
perkuliahan.
c) Sebagai bahan evaluasi dalam bidang akademik untuk pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan.
3. Bagi Perusahaan/Instansi
a) Mampu melihat kemampuan potensial yang dimiliki mahasiswa peserta Praktek Kerja
Lapangan, sehingga akan lebih mudah untuk perencanaan peningkatan di bidang
Sumber Daya Manusia (SDM).
b) Bagi perusahan yang baru dapat dijadikan untuk mengenalkan perusahaan tersebut
kepada mahasiswa sehingga mahasiswa tertarik untuk bekerja pada perusahaan
tersebut.
c) Sebagai wadah penyerapan karyawan atau tenaga kerja.

1.4 Batasan Masalah


Dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini hanya membahas tentang
Analisa Sistem pendingin Pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di PL Ampenan Sektor
Pembangkitan Lombok PT PLN (Persero) Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di PLTD Sektor Pembangkitan Lombok PT
PLN (Persero) Nusa Tenggara Barat, Indonesia selama 1 (satu) bulan terhitung dimulai dari
tanggal 2 Oktober 2017 sampai dengan 31 Oktober 2017.

1.6 Metode Penyusunan Laporan


Dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini digunakan beberapa
metode. Metode – metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Metode Studi Literatur ( Kepustakaan)

3
Metode studi literatur ini dilakukan dengan cara mencari referensi dari buku-buku
dan browsing lewat internet untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan untuk menunjang dalam penulisan laporan.
b) Metode Observasi
Metode ini digunakan penyusun untuk meninjau langsung permasalahan pada saat
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan seperti mengamati proses pembangkitan listrik
menggunakan tenaga diesel.
c) Metode Wawancara
Metode ini dilakukan penulis untuk mengumpulkan informasi dengan melakukan
tanya jawab langsung dengan teknisi atau pembimbing di lapangan.

1.7 Sistematika Penulisan Laporan


Untuk mempermudah dan memahami isi laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini,
maka laporan ini dibagi menjadi beberapa bab dan sub – sub bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi mengenai latar belakang, penjelasan penyusun tentang tujuan dan
manfaat penyusunan laporan, ruang lingkup pembahasan, waktu dan tempat pelaksanaan
PKL dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini berisi tentang profil singkat mengenai perusahaan, visi dan misi, wilayah
layanan operasi, keunggulan dari perusahaan , serta struktur organisasi perusahaan.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang teori – teori dasar atau materi yang mendukung pembahasan
dan permasalahan yang diambil. Teori – teori dasar atau materi didapat dari referensi buku
dan dari situs – situs web yang berkaitan dengan permasalahan yang diambil.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai Fungsi dan Sistem kerja Turbo charger pada mesin
SULZER DIESEL 12 ZV 40/48
BAB V PENUTUP
Merupakan bagian akhir yang berisikan kesimpulan dan saran yang didapatkan dari
pembahasan.

4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Sektor Pembangkitan Lombok

PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Sektor Pembangkitan Lombok adalah salah satu
unit bisnis dari PT. PLN (Persero) yang berkedudukan di Mataram,dibentuk berdasarkan
surat keputusan Direksi PT.PLN (Persero) No.087.K/010/2002 tanggal 25 Juni 2002,
sebagai unit pelaksana dan penanganan khusus bidang pembangkitan yang bertanggung
jawab untuk memproduksi energi listrik (kWh) sesuai dengan kebutuhan listrik di Pulau
Lombok. Dalam hubungan kerja organisasi PT PLN (Persero) wilayah NTB, memiliki garis
kewenangan dengan PLTD Ampenan, PLTD Ampenan dan PLTD Paokmotong. dan
beberapa unit mesin sewa serta PLTMH.
Sistem distribusi PLN Sektor Pembangkitan Lombok terbagi menjadi dua sistem,
Sistem Barat dan Sistem Timur. Sistem Barat dipasok oleh PLTD Ampenan, PLTD
Ampenan, PLTU Jeranjang, dan beberapa unit mesin sewa serta PLTMH. Sistem Timur
dipasok oleh PLTD Paok Motong dan unit mesin sewa serta PLTMH. Untuk memasok
listrik di pulau-pulau kecil, saat ini sudah terinter koneksi menggunakan kabel bawah laut.
Disamping itu, untuk mendukung pasokan listrik, di ketiga pulau-pulau kecil saat ini
seperti : Gili trawangan, Gili Air dan Gili Meno sudah menggunakan pembangkit listrik
renewable dengan energi tenaga surya (PLTS on-grid). Daya terpasang dari PLTS mencapai
820 kilowatt (Kw), terdiri dari PLTS di Gili Air memiliki kapasitas 160 Kw, PLTS Gili
Meno sebesar 60 Kw dan PLTS Gili Terawangan sebesar 600 Kw.

2.1.1. Visi dan misi perusahaan


Adapun visi misi Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah sebagai berikut:
 Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
 Misi

5
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota, perusahaan dan pemegang
saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
 Moto

“Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”


(Electricity For a Better Lifes)

2.1.2. Komposisi pembangkit


Komposisi pembangkit PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Lombok
berdasarkan daya mampu di pulau lombok masih lebih banyak pembangkit sewa
dibandingkan dengan pembangkit sendiri. Dari total daya mampu sebesar 183 MW, 55.19%
diantaranya merupakan pembangkit sewa, sedangkan sisanya 42.13% adalah pembangkit
sendiri dan 2.68% IPP, seperti ditampilkan pada (gambar 2.1).

Komposisi Pembangkit (Berdasarkan Daya Mampu)


PT PLN Sektor Pembangkitan Lombok

42.13%
55.19%

Sewa

IPP

Mesin Sendiri
2.68%

Gambar 2.1. Komposisi Pembangkit PT. PLN Sektor Pembangkitan Lombok


(Sumber: PT. PLN Sektor Pembangkitan Lombok)

6
2.1.3. Struktur organisasi
Struktur organisasi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Lombok telah
mengalami perubahan pada tahun 2013. Beberapa penyesuaian/ perubahan dibandingkan
sebelumnya, seperti terlihat pada (gambar 2.2).

MANAJER SEKTOR
PEMBANGKITAN
LOMBOK SUPERVISOR PELAKSANAAN
PENGADAAN

ASMAN OPERASI DAN ASMAN KEUANGAN, SDM,


ASMAN ENGINERING
PEMELIHARAN DAN ADMINSTRASI
PEMBANGKIT

SUPERVISOR LINGKUNGAN SUPERVISOR K3 DAN


DAN K2 UMUM

SUPERVISOR ENERGI SUPERVISOR KEUANGAN


PRIMER

SUPERVISOR ENERGY BARU


DAN TERBARUKAN SUPERVISOR LOGISTIK

SUPERVISOR PERENCANGAN
PENGENDALIAN OPERASI DAN
PEMELIHARAAN TRANSAKSI ENERGI

MANAJER PUSAT LISTRIK MANAJER PUSAT LISTRIK MANAJER PUSAT LISTRIK


AMPENAN PAOKMOTONG TANJUNG

SUPERVISOR OPERASI SUPERVISOR OPERASI SUPERVISOR OPERASI

SUPERVISOR PEMELIHARAAN SUPERVISOR PEMELIHARAAN SUPERVISOR PEMELIHARAAN

SUPERVISOR LINGKUNGAN SUPERVISOR LINGKUNGAN SUPERVISOR LINGKUNGAN


K2 DAN ADMINISTRASI K2 DAN ADMINISTRASI K2 DAN ADMINISTRASI

Gambar 2.2. Struktur organisasi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Lombok


(Sumber: PT. PLN Sektor Pembangkitan Lombok)

7
2.1.4. Komposisi karyawan

Berdasarkan status karyawan, PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Lombok


terdiri dari 190 pegawai dan 170 orang tenaga outsourcing dengan persentase seperti gambar
di bawah ini. Tenaga outsourcing terdiri dari tenaga security, driver, cleaning service,
operator/tenaga teknik, dan tenaga administrasi seperti pada (gambar 2.3 dan gambar 2.4).

pegawai OS

51.42%
48.58%

Gambar 2.3 Komposisi karyawan


(Sumber: PT. PLN Sektor Pembangkitan Lombok)

Komposisi Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan

SLTA D1 D2 D3 S1 S2 S3 Tdk Diket


1.66%
14.36%

16.57%
51.38%

4.42% Jumlah Pegawai


11.60% 181 Orang

Gambar 2.4 Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan


(Sumber: PT. PLN Sektor Pembangkitan Lombok)

8
2.2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Ampenan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Ampenan, dalam hubungan kerja
merupakan bagian dari PT PLN (Persero) wilayah NTB. Berdiri pada tahun 1978 yang
berlokasi di pagesangan timur, Sebagai bentuk komitmen PT. PLN (Persero) guna
peningkatan pelayanan dan mengantisipasi perkembangan listrik di Nusa Tenggara Barat
(NTB). Pada awal pengoperasiannya (tahun 1978), PLTD Ampenan beroperasi dengan 4
unit mesin Ruston, tipe 8RK3C dengan daya terpasang 4 x 1040 KW. Ditambah lagi dengan
satu unit mesin Pielstick dengan daya terpasang 5400 KW.

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Ampenan memiliki 8 (delapan) unit


pembangkit, adapun spesifikasi mesin-mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Ampenan adalah sebagai berikut :
1. CCM Sulzer Diesel
Jumlah : 3 Unit (1 Unit Tidak Operasi)
Model : 12 ZV 40/48
Daya Terpasang : 6368 Kw
Jumlah Silinder : 12 Silinder
Putaran Nominal : 600 Rpm
Sistem Pendingin : Air
Sistem Gerak Mula : Sistem kompresi
Mulai Dioprasikan : 1987
Daya mampu : ± 5000 Kw
2. New Sulzer Diesel
Jumlah : 4 Unit
Model : 12 ZAV40-S
Daya terpasang : 7600 Kw
Jumlah Silinder : 12 Silinder
Putaran Nominal : 500 Rpm
Sistem Pendingin : Air
Sistem Gerak Mula : Sistem kompresi
Mulai Dioprasikan : 1994
Beban mampu : ± 6000 Kw

9
3. Nigata Diesel
Jumlah : 1 Unit
Model : 12 PC 25V
Daya Terpasang : 5500 Kw
Jumlah Silinder : 12 Silinder
Putaran Nominal : 500 Rpm
Sistem Pendingin : Air
Sistem Gerak Mula : Sistem kompresi
Mulai Dioprasikan : 1987
Beban mampu : ± 5000 Kw

2.2.1. Visi dan misi perusahaan


Adapun visi misi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Ampenan adalah sebagai
berikut:
 Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
 Misi
5. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota, perusahaan dan pemegang saham.
6. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
7. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
8. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang


menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover merupakan
peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk
memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi
menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor generator.
Motor diesel dinamai juga motor penyalaan kompresi (compression ignition engine)
oleh karena cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar
kedalam udara bertekanan dan temperatur tinggi, sebagai akibat dari proses didalam ruang
bakar kepala silinder. Selain motor diesel dikenal juga jenis motor bakar lainnya yaitu motor
bensin yang biasanya dinamai motor penyalaan bunga api (spark ignition engine) oleh karena
cara penyalaan bahan bakarnya dengan pertolongan bunga api (listrik).

Gambar 3.1 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)


Sumber : http://jusufthobink07.blogspot.com

11
Dari (gambar 3.1) dapat kita lihat bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel, yaitu :
1. Tangki penyimpanan bahan bakar.
2. Penyaring bahan bakar.
3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).
4. Mesin diesel.
5. Turbocharger.
6. Penyaring gas pembuangan.
7. Cerobong gas buang
8. Generator.
9. Trafo.
10. Saluran transmisi.

3.1.1 Bagian-bagian pembangkit listrik tenaga diesel


1. Tangki penyimpanan bahan bakar
Tangki penyimpanan utama (Storage Tank) berfungsi untuk menampung bahan bakar
berskala besar. Tangki penyimpanan dapat ditempatkan diatas/ dibawah tanah. Tangki
diatas tanah biasanya merupakan tangki bahan silindris. Jadi tangki harus jauh dari
gedung sentral seperti pada (gambar 3.2).

Gambar 3.2 Tanki penyimpanan bahan bakar

12
2. Penyaring bahan bakar.
Dalam bahan bakar motor diesel, banyak atau sedikit selalu mengandung kotoran zat
padat, yang mana kotoran tersebut sama sekali tidak boleh berada dalam pompa bahan
bakar, apalagi dalam pengabut (Nozzle), hal ini dapat dicegah oleh alat penyaring bahan
bakar seperti pada (gambar3.3).

Gambar 3.3 Penyaring Bahan Bakar


(Sumber: PT. PLN Sektor Pembangkitan Lombok)

3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (tangki harian).


Tanki ini biasanya diletakkan diruang mesin dan harus berisi minyak yang cukup untuk
mengoperasikan mesin selama satu hari kerja penuh atau 8 sampai 9 jam. Untuk mesin
yang sangat besar tangki harian harus berisi bahan bakar sebanyak yang diijinkan oleh
peraturan Pemadam Kebakaran. Batas penyimpanan dalam gedung adalah 909,2 liter
seperti pada (gambar 3.4) sehingga tangki yang besar harus ditambahkan diluar bangunan
seperti pada (gambar 3.2).

13
Gambar 3.4 Tanki penyimpanan bahan bakar yang sudah disaring
(Sumber: PT. PLN Sektor Pembangkitan Lombok)
4. Mesin diesel.
Pada mesin Diesel Energi Bahan bakar diubah menjadi energi mekanik dengan proses
pembakaran di dalam mesin itu sendiri seperti pada (gambar 3.5).

1. Silinder head
2. Piston & Connecting Rod
3. Silinder linier & engine block
4. Crank Shaft & Cam Shaft
5. Transmission Gear
6. Bed plate (lantai mesin)

Gambar 3.5 Mesin diesel


Sumber : saputranett.blogspot.co.id

14
Adapun bagian-bagian mesin diesel secara garis besar adalah sebagai berikut :
1). Cylinder head (kepala silinder)
Fungsi :
1. Penutup Silinder
2. Menempatkan Katub
3. Menempatkan Rocker Arm
4. Menempatkan Injector.
5. Menempatkan Valve Starting ( Katup Start )
6. Tempat Saluran Udara Masuk dan Gas Buang.

Komponen yang terdapat pada kepala silinder

a. Injector ( Pengabut ) :

Gambar 3.6 Injektor


Sumber : www.sekedarposting.com

Fungsi :
 Mengabutkan bahan bakar/ menyemburkan bahan bakar.

15
b. Rocker Arm ( Pelatuk )

Gambar 3.7 Rocker Arm (Pelatuk)


Sumber : www.sekedarposting.com

Fungsi :
 Untuk Menggerakkan Katup Buang dan Katup Isap.
c. Valve ( Katup )

Gambar 3.8 Valve (Katup)


Fungsi :
 Menutup dan membuka saluran udara masuk dan saluran gas buang.
 Kontruksi Katup :
Sudut Bidang Kontak : 300 dan 450 .
 Tanpa Rotator dan dengan Rotator.

16
d. Starting Valve
Fungsi :
 Membuka dan menutup saluran udara start mesin.
2). Piston dan Connecting Rod
Komponen yang ada pada connecting rod dan piston:
a. Piston ( Torak )

Gambar 3.9 Piston (Torak)


Sumber: (Sumber : www.academia.edu)
Fungsi :
 Membuka tutup jalur aliran
 Menerima Tekanan Pembakaran
 Menyerap Panas Hasil Pembakaran
 Meneruskan Tekanan Hasil Pembakaran

b. Piston Ring ( Ring Torak )

Gambar 3.10 Piston Ring ( Ring Torak)


Sumber: (Sumber : www.academia.edu)

17
Fungsi :
 Merapatkan torak dan liner
 Memindahkan panas torak ke liner
 Mencegah kebocoran tekanan diatas torak

c. Piston Pin ( Pena Torak )

Gambar 3.11 Piston Pin


Sumber: (Sumber : www.academia.edu)

Fungsi : Pena penghubung batang torak dengan torak

d. Connecting Rod ( Batang Torak )

Gambar 3.12 Connecting Rod


Sumber: (Sumber : www.academia.edu)

Fungsi :
 Meneruskan tekanan torak keporos engkol.
 Meneruskan putaran poros engkol ke torak.

18
3). Cylinder Liner & Engine Block ( Silinder & Rangka Mesin )
Komponen yang ada pada Silinder & Rangka Mesin:
a. Cylinder Liner ( Silinder )

Gambar 3.13 Cylinder Liner


Sumber: (Sumber : www.academia.edu)

Fungsi :
 Tempat terjadinya pembakaran
 Tempat pergerakkan torak
 Penghantar panas hasil pembakaran
b. Liner ( Silinder )
Liner basah :
 Liner bersinggungan langsung dengan air pendingin mesin.
 Antara liner dengan mesin menggunakan penyekat karet.
 Tingkat korosi liner lebih tinggi
Liner kering :
 Liner tidak bersinggungan langsung dengan air pendingin mesin
 Pemasangan liner lebih sulit
 Liner lebih tahan korosi

19
c. Engine Block ( Blok Mesin )
Fungsi :
 Tempat kedudukan liner dan poros engkol
 Tempat komponen disatukan
 Rangka Utama Mesin

Gambar 3.14 Engine Block


Sumber: (Sumber : www.academia.edu)
d. Frame ( Rangka )
Fungsi :
Rangka mesin adalah badan induk untuk mendukung semua bagian-bagian
mesin yang harus dapat menahan lendutan atau lengkungan akibat berat beban
komponen mesin.
4) Crank Shaft Dan Cam Shaft
a. Crank Shaft ( Poros Engkol )

Gambar 3.15 Crankshaft


Sumber: (Sumber : www.academia.edu)

20
Fungsi :
 Merubah gerak lurus menjadi gerak bolak-balik atau sebaliknya.
 Tempat bertumpunya batang torak.
b. Cam Shaft ( Poros Bubungan )

Gambar 3.16 Cam shaft


Sumber: (Sumber : www.academia.edu)
Fungsi :
 Merubah gerak putar menjadi gerak lurus
 Mengatur dan buka tutup katup
 Penggerak pompa pengabutan bahan bakar.
c. Bearing ( Bantalan )

Gambar 3.17 Bantalan


Sumber: (Sumber : www.academia.edu)

21
Fungsi :
 Pelapis gerakan logam keras dengan logam keras
 Memudahkan pemeliharaan komponen mesin yang bergerak
 Memperkecil biaya pemeliharaan komponen mesin yang bergerak
 Mencegah komponen utama yang bergesekan cepat rusak

5). Transmision Gear ( Roda Gigi Pengatur )


Fungsi :
 Mengatur pergerakan membuka dan menutup katup.
 Mengatur pergerakan pompa injeksi bahan bakar
 Mengatur penyesuaian pergerakan langkah torak dengan pompa injeksi
bahan, pergerakan membuka dan menutup katub
 Menghubungkan putaran poros engkol dengan komponen yang
memerlukan gerak putar

Gambar 3.18 Transmision Gear


Sumber : (Sumber : www.academia.edu)

22
6). Bed Plate ( Lantai Mesin )

Gambar 3.19 Bed Plate


Sumber: (Sumber : www.academia.edu)

Fungsi :
 Sebagai penyangga utama seluruh bagian mesin dan generator untuk
memudahkan penempatan mesin dan generator.
5. Turbocharger
Untuk meningkatkan performa dari mesin diesel salah satunya dengan
menggunakan turbocharger seperti pada (gambar 3.20).

Gambar 3.20 Turbocharger


(Sumber : www.academia.edu)
Turbocharger adalah sebuah compressor sentrifugal yang mendapat daya
dari turbin yang sumber tenaganya berasal dari asap gas buang mesin yang

23
berfungsi untuk meningkatkan keluaran tenaga dan efisiensi mesin dengan
meningkatkan tekanan udara yang memasuki mesin.

6. Penyaringan gas buang.


Filter gas buang digunakan untuk pemisahan partikel padat dalam gas buang. filter
partikel harus digunakan jika partikel tidak bisa kondensat seperti pada (gambar3.21).

Gambar 3.21 Penyaringan gas buang


(Sumber : (Sumber : www.academia.edu)
7. Cerobong gas buang
Cerobong gas buang berfungsi untuk menyalurkan gas bekas sisa pembakaran ke
udara luar dan sekaligus berfungsi sebagai peredam suara akibat ledakan pembakaran
serta tekanan gas buang.

Gambar 3.2 Cerobong gas buang (Sumber: PLTD)

24
8. Generator
Generator berfungsi mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan
menggunakan prinsip medan magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini
diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber energi yang sangat bemanfaat dalam
suatu pembangkit listrik seperti pada (gambar 3.23).

Gambar 3.23 Generator (Sumber: PLTD)

9. Trafo
Trafo adalah alat yang berbentuk gulungan kawat yang berfungsi untuk memindahkan
tenaga dari input ke output seperti pada (gambar 3.24)

Gambar 3.24 Trafo (Sumber: PLTD)

25
10. Saluran transmisi.
Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik
(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat
disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik seperti pada (gambar 3.25).

Gambar 3.25 Saluran transmisi


(Sumber: http://anak-elektro-ustj.blogspot.co.id)

3.2. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


Adapun cara kerja dari mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, antara lain :
1. Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam
penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian
disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank). Jika bahan bakar adalah
bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank dipompakan ke Pengabut
(injector), di sini bahan bakar dinaikan temperaturnya hingga manjadi kabut seperti pada
(gambar 3.26).

Gambar 3.26 Tangki bahan bakar PLTD (Sumber : PLTD)

26
2. Menggunakan kompresor udara bersih dimasukan ke dalam tangki udara start melalui
saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger seperti pada
(gambar 3.27). Di dalam turbocharger tekanan dan temperatur udara dinaikan terlebih
dahulu. Udara yang dialirkan pada umumnya sebesar 500 psi dengan suhu mencapai
±600°C.

Gambar 3.27 Komperssor dan turbocharger


Sumber : (Sumber : www.academia.edu)
3. Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang bakar
(combustion chamber) seperti pada (gambar 3.28).

Gambar 3.28 Ruang bakar


(Sumber : www.academia.edu)

27
4. Bahan bakar dari nozzel kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion
chamber) seperti pada (gambar 3.29).

Gambar 3.29 Bahan bakar yang diinjeksikan ke ruang bakar


(Sumber : www.academia.edu)

5. Udara bersih mengalir melalui saringan kemudian dihisap oleh blower masuk kedalam
ruang bakar. Namun,udara tersebut terlebih dulu didinginkan dengan menggunakan
Intercooler Kemudian ke intake manifold, selanjutnya udara tersebut masuk keruang
bakar untuk selanjutnya dikompresi.
6. Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan
udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (35 - 50 atm),
sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan
dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar
sehingga akan menyala secara otomatis yang menimbulkan ledakan bahan bakar seperti
pada (gambar 3.30).

Gambar 3.30 Pembakaran di dalam ruang bakar


(Sumber : www.academia.edu)

28
7. Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada poros
engkol dirubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan
udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan
batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-
balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan
sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada
langkah kompresi.
8. Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator. Pada
generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi gaya gerak
listrik (ggl). Ggl terbentuk berdasarkan hukum faraday. “Hukum faraday menyatakan
bahwa jika suatu penghantar berada dalam suatu medan magnet yang berubah-ubah dan
penghantar tersebut memotong gais-garis gaya magnet yang dihasilkan maka pada
penghantar tersebut akan diinduksikan gaya gerak listrik.”
9. Tegangan yang dihasilkan generator dinaikkan tegangannya menggunakan trafo step up
agar energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban. Prinsip kerja trafo berdasarkan
hukum ampere dan hukum faraday yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
dan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu sisi kumparan
pada trafo dialiri arus bolak-balik maka timbul garis gaya magnet berubah-ubah pada
kumparan terjadi induksi. Kumparan sekunder satu inti dengan kumparan primer akan
menerima garis gaya magnet dari primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka di sisi
sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat beda
tegangan.
10. Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di sisi beban
tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down (jumlah lilitan sisi
primer lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).

29
Gambar 3.31 saluran transmisi
(Sumber : www.academia.edu)

3.3. Sistem kerja pada PLTD

Pada sistem Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), ada beberapa sistem yang perlu
diperhatikan yaitu :

a. Sistem Udara dan Gas buang


b. Sistem Starter
c. Sistem Pelumasan
d. Sistem Air Pendingin
e. Sistem Bahan Bakar

a. Sistem udara dan gas buang


Sistem udara masuk dan gas buang merupakan saluran yang mengarahkan aliran
udara masuk kedalam masing-masing silinder dan sisa hasil pembakaran dari masing-
masing silinder agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga udara sangat
diperlukan dalam proses pembakaran, dimana udara tersebut diambil langsung dari
udara atmosfir. Sistem udara masuk ini berfungsi menyediakan udara bersih yang cukup
untuk proses pembakaran bahan bakar dalam silinder.Sistem udara masuknya
menggunakan system turbocharger yang terdiri dari Turbin, Blower dan Intercooler.

Sistem turbocharger memanfaatkan gas buang yang keluar dari silinder untuk

memutar turbin yang dikopel langsung dengan poros blower. Selanjutnya blower tersebut

menghisap udara masuk kesilinder.

30
Dengan temperature udara yang tinggi yang keluar dari Blower, maka udara

tersebut perlu didinginkan. Udara tersebut didinginkan dengan menggunakan Intercooler

sebelum masuk ke silinder lalu masuk kedalam radiator untuk didinginkan kembali.

Kemudian udara dari intercooler masuk ke intake manifold, selanjutnya udara tersebut

masuk keruang bakar untuk selanjutnya dikompresi. Pada akhir kompresi bahan bakar

diinjeksikan kedalam silinder sehingga terjadi proses pembakaran antara bahan bakar

dan udara. Gas hasil pembakaran dimanfaatkan untuk memutar turbin pada system

turbocharger selanjutnya dibuang ke exhaust, silinder, cerebong terus keudara luar.

Yang termonitor pada system udara masuk dan gas buang adalah :

a. Temperature udara masuk

b. Temperature gas buang

b. Sistem Starter

Sistem udara start ini menggunakan sebuah tangki udara, dimana udara diambil
dari udara sekitar melalui sebuah kompresor. Udara dikompresi masuk kedalam tangki
angin. Pada tangki angin tersebut dilengkapi valve dan manometer yang berfungsi untuk
mengukur tekanan udara di dalam tangki. Pada saat akan start awal, valve / kran dari
tangki angin dibuka, sehingga udara yang bertekanan tersebut masuk pada sebuah
starting valve yang akan terhubung secara otomatis pada saat valve / kran tangki angin
dibuka, lalu masuk ke ruang bakar / silinder. Sebelum masuk ke starting valve, udara
tersebut melewati sebuah reducer dan filter.Setelah mesin beroperasi secara normal,
maka kran tangki angin segera ditutup, karena suplay udara berikutnya menggunakan
udara yang masuk dari intake manifold (diambil dari sistem turbo-charger).
Pada saat mesin diesel distart, maka poros engkolnya harus diputar oleh alat dari
luar sedemikian rupa sehingga udara didalam silinder ditekan pada TMA sampai suatu
tekanan, yang apabila bahan bakar diinjeksikan akan menyala dan menghasilkan
langkah daya. Terdapat dua persyaratan penting yang harus dipenuhi untuk menstart :

31
1. Kecepatan cukup. Kecepatan menstart tergantung pada jenis dan ukuran mesin,
keadaannya dan suhu udara sekeliling. Apabila kecepatan menstart tidak mencukupi
maka akan menurunkan tekanan kompresi dan suhu pada akhir langkah dibawah
yang diperlukan untuk menyalakan bahan bakar yang diinjeksikan.
2. Perbandingan kompresi tepat. Kalau perbandingan kompresi tidak cukup tinggi
maka suhu akhir dari pengisian udara tekan juga akan terlalu rendah untuk
penyalaan.
Menggunakan metode penstater udara dalam menjalankan awal mesin, salah satu
alasan menggunakan penstater udara untuk mesin besar seperti ini adalah bahwa udara
tekan mudah untuk diproduksi, mudah untuk disimpan dan sebagai gas berkelakuan
selama ekspansi mirip dengan gas pembakaran dalam silinder.Penstater udara sangat
sesuai untuk mesin diesel besar yang memerlukan penggunaan energi besar dalam waktu
singkat. Penekanan udara ke dalam tangki dan penggunaan udara dari tangki dapat
memberikan energi yang diperlukan sejumlah berapapun yang dikehendaki. Tekanan
udara penstater pada suatu mesin diesel biasanya 150 sampai 300 psi, mesin injeksi
udara mempunyai kompresor udara tekanan tinggi dan untuk memperkecil ukuran tangki
udara, digunakan tekanan udara dari 500 sampai 700 psi.
Volume tangki udara yang diperlukan untuk menstart mesin dapat diambil
sebesar 15 sampai 20 kali lipat perpindahan torak total untuk mesin kecil. Udara tekan
yang digunakan untuk menstart dapat dikembalikan dalam jangka waktu yang relatif
lama setelah mesin distart, oleh sebab itu kompresor udara bisa kecil dan tidak
memerlukan banyak daya. Kompresor dapat digerakkan langsung dari mesin atau dari
sumber daya terpisah, misalnya motor bakar kecil yang distart dengan tangan atau motor
listrik.

c. Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan pada mesin diesel merupakan hal yang sangat penting karena
pada sistem ini, terdapat bagian-bagian yang bergerak translasi ataupun rotasi yang
menyebabkan terjadinya gesekan.Berdasarkan Diagram Lub Oil Steam, pada saat mesin
di jalankan maka lub oil sump tank menuju ke mesindengan melewati lub oil cooler,
pelumasan bergerak ke bagian bawah silinder (Karter), kemudian ke lub oil sump tank
untuk di sirkulasikan kembali, setelah mesin beroperasi sekitar 90% maka tugas lub oil

32
priming pump digantikan dengan gear lub oil pump. Untuk menjaga kualitas lub oil,
maka lub oil tersebut di saring pada glacier centrifugal lub oil filter juga dihisap dan
dipompa oleh purifier melewati heater (steam heater dan elektrik heater) lalu masuk ke
purifier, clean oil yang dihasilkan masuk kembali ke dalam lub oil sump tank.
Temperatur lub oil masuk 50 – 63oC, sedangkan temperatur keluar 70 – 90oC dengan
tekanan 5 – 8 bar.
Agar mesin Diesel dapat beroperasi dengan baik, aman, ekonomis dan optimal,
maka harus ditunjang dengan sistem pelumasan yang baik . Pelumasan ini berfungsi
sebagai pelicin, pendingin, perapat, pembersih, pencegah korosi dan peredam kejut.
Adapun syarat pelumasan adalah :
a) Tertutup
b) Bertekanan
c) Dapat disirkulasikan
d) Dapat menjangkau keseluruhan bagian
e) Dapat dibersihkan
f) Dapat didinginkan
d. Sistem Air Pendingin
Pendingin berfungsi untuk menyerap panas supaya temperatur bagian-bagian
mesin tertentu tetap stabil sesuai dengan batasan-batasan yang diijinkan.Sistem air
pendingin pada PLTD, menggunakan air yang disuplai dari PDAM, kemudian masuk ke
Chemical Water Tank (setelah mendapat perlakuan/treatment secara kimiawi), sehingga
air disalurkan ke engine dalam keadaan bersih dan memenuhi syarat untuk digunakan
pada sistem pendinginan ini.Air tersebut menuju ke Priming Cooling Water Expansi
Tank untuk dialirkan ke engine melalui pipa saluran Jacket Water Cooler. Di dalam
Jacket Water Cooler ini, air pendingindidinginkanoleh air yang diambildari secondary
cooling water system.Air di dalam secondary cooling water diambildarisungai,
kemudianmasukke cooling tower.Setelahitudipompadenganmenggunakan secondary
cooling water pump melaluilub oil cooler, lalumasukke water cooler dankembalike
cooling tower.Didalam water cooler, air dari secondary cooling water
masukmelaluipipa-pipakecil, sehinggaantara air pendingin engine dengan air secondary
cooling tidakbersentuhanlangsung.

33
Temperatur inlet jacket cooling Water 70 s/d 80oC dantemperatur outlet sekitar
85 s/d 95oC dengantekanan 2,5 – 3,5 bar. Karena air yang masukke engine tidak akan
sama dengan jumlah air yang keluar (karena adanya penguapan) dan untuk memberikan
air pendingin mesin secara kontinu, maka system pendinginan dilengkapi primary
cooling water expansi tank.

e. Sistem Bahan Bakar


Bahan bakar yang digunakan pada sistem PLTD adalah bahan bakar MFO dan
HSD. Namun untuk menjamin faktor kehandalan peralatan dan pemeliharaan, maka
untuk sementara baik CCM Sulzer, New Sulzer Diesel maupun Nigata Diesel di PLTD
Ampenan menggunakan HSD sebagai bahan bakar.
 Aliran Bahan Bakar High Speed Diesel (HSD)
System penyaluran Bahan bakar HSD dijelaskan bahwa dari storage tank
dialirkan dengan menggunakan transfer pump ke filter untuk disaring dari kotoran
yang masih ada pada bahan bakar. Kemudian bahan bakar dialirkan menuju buffer
tank. Bahan bakar HSD dialirkan ke separator unit untuk memisahkan cairan
bahan bakar dengan zat yang lain dengan gaya sentrifugal berdasarkan perbedaan
berat jenis cairan yang dipisahkan. Setelah bahan bakar bersih, maka bahan bakar
tersebut dialirkan ke daily tank. Selanjutnya HSD menuju Mixing Tank yang
berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar sebelum dialiri ke ruang bakar.
Sebelum masuk ke Mixing tank, bahan bakar melewati flowmeter (untuk
mengukur dan mengamati jumlah aliran bahan bakar) dan power modul (Change
Over Valve) sebagai katup pemisah aliran antara HSD dengan MFO. Setelah
melewati mixing tank, bahan bakar tersebut dialirkan menuju boster unit yang
berfungsi untuk menjaga viskositas (kekentalan) dan temperatur dari bahan bakar
terutama bahan bakar yang memiliki kekentalan yang tinggi. Booster unit
dilengkapi dengan pompa setrifugal untuk memompa bahan bakar sebelum masuk
ke ruang bakar. Bahan bakar tersebut dialirkan melewati saringan terakhir sebelum
masuk keruang bakar. Bahan bakar HSD dimasukkan ke mesin dengan
menggunakan Fuel Injection Pump dan Injector. Bahan bakar dipompakan
menggunakan Injection Pump dengan tekanan tinggi ke injector, kemudian
dikabutkan oleh injector ke silinder sesuai dengan urutan waktunya penyalaan

34
masing-masing silinder. Agar diperoleh pendistribusian daya yang seimbang pada
sepanjang bentangan poros, maka penyalaan tidak diurut 1 – 2 – 3 dst, namun
dibuat berselang-seling. Sedangkan pengaturan jumlah pemakaian bahan bakar
diatur oleh Governor, agar putaran mesin tetap konstan, meskipun bebannya
berubah-ubah.
Untuk menjaga laju aliran bahan bakar agar tetap stabil maka dilakukan
perawatan pada saringan bahan bakar dengan membuka dan membersihkan
saringan tersebut. Perawatan pada saringan bahan bakar dilakukan dalam jangka
waktu 100-150 jam.

35
BAB IV
SISTEM PERAWATAN DAN KERJA
TURBO CHARGING

4. Sistem Perawatan / Pemeliharaan Mesin pada PLTD


4.1 Defenisi Pemeliharaan
Melakukan segala aktifitas terhadap PLTD, untuk mempertahankan unjuk kerja semula
atau mengembalikan kepada kondisi semula secara optimal, agar aset fisik (PLTD) tersebut
dapat memenuhi syarat fungsinya sesuai tujuan dan sasarannya.

4.2 Tujuan Pemeliharaan


Sebagaimana peralatan pada umumnya, maka peralatan yang beroperasi dalam sistem
pembangkit listrik harus dipelihara secara rutin sesuai dengan buku petunjuk pemeliharaan
pabrik. Pemeliharaan PLTD dilakukan untuk mempertahankan unjuk kerja yang optimal telah
ditetapkan atau mengembalikan pada posisi semula agar PLTD dapat beroperasi dengan efisien,
ekonomis dan handal.

4.3 Sasaran Pemeliharaan


Sasaran pemeliharaan PLTD diarahkan untuk mencapai :

a. Jam operasi lebih besar dari 6000 jam pertahun.


b. Kapasitas mampu kontinue lebih besar dari 80% dari kapasitas terpasang.
c. Mempertahankan tingkat efsiensi pemakaian bahan bakar dan pelumas sesuai
spesifikasinya.
d. Biaya pemeliharaan pada batas-batas yang ekonomis.
e. Mempertahankan tingkat keamanan dan keselamatan kerja.

4.4 Jenis-Jenis Pemeliharaan


A. Pemeliharaan Terencana

Suatu pemeliharaan yang direncanakan sebelumnya dan jauh sebelumnya sudah


diketahui bahwa pemeliharaan harus dilakukan pada waktu tertentu yang akan datang dan
untuk itu dibuat perencanaannya.

36
Perencanaannya dibuat berdasarkan buku petunjuk pemeliharaan mesin, jam operasi
mesin serta pengaruh dari kondisi lingkungan sekitarnya, penggunaan bahan bakar dan
pelumasan juga pola operasi mesin.Perencanaan ini termasuk jadwal dimulainya
pelaksanaan pemeliharaan, jadwal dimulainya unit pembangkit beroperasi kembali,
biaya-biaya yang dibutuhkan untuk suku cadang, material dan jasa.
1. Pemeliharaan Preventif (Preventif Maintenance)
Pada awalnya preventif maintenance adalah perawatan yang dilakukan secara
berkala dalam rangka mencegah terjadinya kerusakan dengan melakukan pengecekan,
penggantian, overhaul pada sistem interval waktu yang ditentukan. Jenis perawatan ini mulai
dikenal sejak dimulainya era perang dunia kedua yaitu ketika dunia membutuhkan
mekanisasi yang berlebihan pada semua jenis industri.
Mengingat jenis mesin makin banyak dan kompleks, maka down time menjadi
masalah sehingga industri membutuhkan cara untuk mencegah kerusakan. Dari sinilah
timbul ide overhaul pada interval waktu yang tetap.
Selain itu disebabkan oleh biaya perawatan asset yang makin meningkat terhadap
produksi maka lahirlah sistem perencanaan dan kontrol perawatan (maintenance planning
and control system).Sistem ini telah sangat mapan dalam praktek perawatan.

2. Pemeliharaan Periodik
a. Pemeliharaan Periodik
Suatu bentuk pemeliharaan terencana yang berulang-ulang secara teratur dan telah
diketahui sebelumnya bahwa pada jam kerja mesin tertentu suatu jenis pemeliharaan harus
dilakukan. Pemeliharaan tersebut mempunyai periode waktu tertentu yaitu dari P6 ( 6000
jam = TO), P7 (12000 jam=SO), dan P8 (18000 jam = MO).

3. Top Overhaul (TO 6000 jam)


Pemeliharaan 6000 jam terhadap bagian atas mesin (silinder head keatas) yang
meliputi pekerjaan pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen-komponen yang
aus untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal. Pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan
pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan pada seluruh bagian-bagian unit yang antara lain :
 Pemeriksaan semua kepala silinder dan komponen yang lainnya.

37
 Pemeriksaan dan pengukuran satu bantalan dan bantalan luncuran (metal) atau sesuai
buku manual pabrikan.
 Pembersihan generator
 Pemeriksaan peralatan listrik
 Pemeriksaan perawat pendingin cooler dan inter cooler
 Pemeriksaan cairan peredam getaran (vibration damper)
 Pemeriksaan Turbocharger (overhaul jika diperlukan pada saatnya)
 Pengetasan kemampuan mesin
4. Semi Overhaul (SO 12000 jam)
Pemeriksaan 12000 jam terhadap bagian connecting rod keatas yang meliputi pengukuran,
penggantian atau merekonduksi komponen yang aus untuk mendapatkan operasi yang
optimal. pekerjaan yang dilaksanakan pada Top Overhaul meliputi pemeriksaan pada
seluruh bagian unit antara lain :
 Semi Overhaul untuk putaran < 750 rpm
5. Mayor Overhaul (MO 24000 jam)
Pemeliharaan 24000 jam terhadap bagian mesin yang meliputi pekerjaan pengukuran,
penggantian atau merekonduksi komponen yang aus untuk mendapatkan kondisi operasi
yang optimal. pekerjaan yang dilaksanakan pada Top Overhaul meliputi pemeriksaan
bagian unit antara lain :
 Overhaul kepala silinder (silinder head) seluruhnya dan pemeriksaan komponennya.
 Overhaul piston, silinder, bantalan, turbocharger, silinder blok
 Pemeriksaan perlengkapan / peralatan bantu, generator dan panel listrik, pondasi getaran
/ suara.
 Pengetasan kemampuan mesin.
Untuk memindahkan dalam melaksanakan pekerjaan bagi pelaksanaan dilihat dari jenis
pemeliharaan perlu ditambahkan kalender pemeliharaan dan jenis kerja

38
Jenis Pemeliharaan Kalender Jenis Kerja

PO Harian 24

P1 Mingguan 125

P2 2 Minggu 250

P3 Bulanan 500

P4 Triwulan 1500

P5 Semester 3000

P6 TO 6000

P7 SO 12000

P8 MO 24000

a. Pemeliharaan Periodik Rutin


Pemeliharaan periodik rutin yaitu pemeliharaan kecil yang dilakukan dalam tahun anggaran
yang bersangkutan.
 Service
Pemeliharaan rutin jangka pendek meliputi pekerjaan melumasi, membersihkan, mengganti,
dan menambah minyak pelumas atau bahan bakar kimia, dengan kegiatan sebagai berikut :
PO (8-20) jam
 Melumasi dan menggemuki secara manual
 Membuang air kondesat dan kotoran-kotoran dari tangki dengan membuka kran.
 Memeriksa dan menambahkan minyak pelumas atau air pendingin yang kurang.
P1 ( 100-150 ) jam

 Membuka dan membersihkan separator


 Membuka dan membersihkan filter
 Membersihkan peralatan bantu dari debu dan minyak yang bocor
P2 ( 200-300 ) jam

39
 Mengganti minyak pelumas dari peralatan tertentu dengan referensi dari pabrik
 Meminyaki bantalan-bantalan
 Menambah bahan kimia pada air pendingin

 Inspeksi
pemeliharaan rutin dengan jangka waktu yang lebih panjang meliputi pekerjaan pengamatan
maupun pengukuran, penyetelan, perbaikan dan penggantian pada unit pembangkit tanpa
membuka atau melepas bagian-bagian utama, dengan jenis dan macam kegiatan
pemeliharaan berikut :
P3 (400-600) jam
 Memeriksa peralatan-peralatan, bekerja dengan baik
 Memperbaiki komponen-komponen yang terjadi kerusakan
 Memeriksa tekanan, temperatur, dan gas asap
 Memeriksa sistem pelumasan bekerja dengan baik
P4 (1200-1800) jam

 Memeriksa fungsi dan bekerjanya alat pengaman


 Memeriksa berfungsinya black star
 Memeriksa berfungsinya governor
 Memeriksa kualitas air pendingin dan unit water treatment
 Memeriksa viskositas minnya dan battery
P5 ( 2400-3600 ) jam
 Memeriksa dan membersihkan injektor
 Memeriksa sistem timing
 memeriksa kelonggaran baut, mur, roda gigi, dan bantalan
 Memeriksa filter oli

6. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif dilakukan apabila terjadi kegagalan berulang pada suatu mesin
atau komponen mesin dalam rangka mencegah jangan sampai terulang kembali di masa
depan dengan melakukan studi (Reverse Engeneering), merancang ulang, menetapkan
kembali spesifikasi material, memasang dan menguji komponen yang gagal tersebut.

40
Dengan berjalannya waktu, maka jumlah asset dan biaya yang digunakan untuk
merawat asset makin bertambah besar menyebabkan manusia mulai mencari-cari perawatan
baru dengan mana mereka dapat memaksimalkan umur peralatan. Pemeriksaan korektif
(tidak periodik) mencakup :
 Perbaikan
Pemeliharaan tidak periodik, meliputi pekerjaan rekondisi dan perbaikan beberapa
komponen dengan mengembalikan kepada kondisi semula atau maksimal.
 Penggantian
Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan rekondisi dan penggantian sejumlah besar dengan
tujuan mengembalikan kepada kondisi semula maksimal.
 Penyempurnaan
Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan perubahan desain dari komponen dengan tujuan
menaikkan kemampuan dan efisiensi.

B. Pemeliharaan Tidak Terencana


Pemeliharaan tidak terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan tanpa ada
rencana sebelumnya.Hal ini disebabkan adanya gangguan kerusakan yang tidak terduga,
tapi harus dikerjakan pada tahun yang bersangkutan karena keadaan darurat.

4.4.1 SISTEM KERJA TURBO CHARGER


Turbocharger adalah sebuah mesin kompresor sentrifugal yang mendapat daya dari turbin
yang sumber tenaganya berasal dari asap gas buang kendaraan. Biasanya digunakan di mesin
pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran tenaga dan efisiensi mesin dengan
menigkatkan tekanan udara yang memasuki mesin. Kunci keuntungan dari turbochager adalah
mereka menawarkan sebuah peningkatan yang lumayan banyak dalam tenaga mesin hanya
dengan sedikit menambah berat.
Turbocharger ditemukan oleh seorang insinyur Swiss Alfred Buchi. Patennya untuk
turbocharger diaplikasikan untuk dipakai tahun 1905. Lokomotif dan kapal bermesin diesel
dengan turbocharger mulai terlihat tahun 1920an. Sebuah kerugian dalam mesin bensin adalah
rasio kompresi harus direndahkan (agar tidak melewat tekanan kompresi maksimum dan untuk
mencegah knocking mesin) yang menurunkan efisiensi mesin ketika beroperasi pada tenaga
rendah. Kerugian ini tidak ada dalam mesin diesel di turbocharger yang dirancang khusus.

41
Namun, untuk operasi pada ketinggian, pendapatan tenaga dari sebuah turbocharger sangat
menguntungkan dan merupakan awal pemikiran untuk pengembangan ini.
Komponen mesin ini memiliki tiga bagian penting : roda turbin, roda kompresor dan rumah
as. Roda turbin yang bersudu-sudu ini berputar sehingga memompa udara masuk dalam massa
yang padat. Mengingat komponen ini sering berputar melebihi 80.000 putaran per menit maka
pelumasan yang baik sangat diperlukan.

4.4.2 TUJUAN SISTEM TURBO CHARGER

Adapun tujuan dan alasan dari penggunaan turbo charger adalah sebagai berikut :

a. Untuk memperbesar daya (30-80 %)


b. Membuat bahan bakar terbakar dengan sempurna.
c. Menjaga ke efisien mesin karna mengunaan bahan bakar spesifik rendah .
d. Membuat mesin bekerja lebih ringan.

4.4.3 SISTEM TURBO CHARGER PADA MESIN NEW SULZER DIESEL

Turbocharger merupakan sebuah peralatan untuk menambah asupan udara yang masuk
kedalam silinder dengan memanfaatkan energi gas buang hasil dari pembakaran. Jika
sebelumnya udara yang akan dimasukkan kedalam silinder hanya mengandalkan kevakuman
yang dibentuk dari pergerakan piston saat bergerak dari TMA ke TMB atau saat langkah hisap,
maka dengan turbocharger udara ditekan masuk kedalam silinder menggunakan kompresor yang
diputar oleh turbin yang digerakkan oleh tenaga dari gas buang hasil pembakaran.
Untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna, maka diperlukan tambahan udara yang
dialirkan kedalam siliner sejumlah aliran bahan bakar tertentu. Bila kepekatan udara bertambah
sebelum ditambahkan kedalam silinder, seluruh bahan bakar terbakar dan daya mesin akan
bertambah. Untuk itu mesin diesel yang dilengkapi dengan turbocharger bertujuan untuk
memadatkan udara masuk kedalam silinder mesin. Sehingga daya mesin lebih besar
dibandingkan mesin dimensi yang sama. (Wikipedia.org/Turbocharger).
Karyanto (2000), mengatakan bahwa prinsip kerja turbocharger adalah proses pembuangan
gas buang didalam silinder motor dilakukan oleh piston yang mendorong gas buang hasil
pembakaran sehingga gas buang didalam ruang bakar terdorong keluar melalui katup buang

42
menuju saluran exhaust manifold. Gas buang menekan kesuatu roda turbin sehingga
menghasilkan putaran. Blower yang dipasang seporos dengan roda turbin menghasilkan putaran
akibat terdorong oleh gas sisa hasil pembakaran yang keluar melalui cerobong mesin, sehingga
menghasilkan tekanan udara, hembusan udara yang mengakibatkan terjadinya pemadatan udara
masuk dengan tekanan diatas satu atmosfer kedalam silinder. Selanjutnya udara yang bertekanan
disalurkan ke suction manifold, kemudian masuk kedalam silinder melalui katup masuk.

Gambar 4.1 : Flow Diagram Sistem Turbo Charger

4.4.4 Komponen-Komponen System Turbo Charger .


Dalam satu unit Tutbo charger ada beberapa komponen dari turbo charger yang terdiri
dari :

43
Gambar 4.2 : Part Of Turbo Charger VTR345

Tabel : Bagian Turbo Charger VTR 345

VTR
Baugruppe Bezeichnung
Assembly Designation 184 214 254 304 354
[kg] [kg] [kg] [kg] [kg]

20 Rotor kpl. / Rotor complet 20 31 50 80 131

32 Lager VS / Bearing CE 1.2 2 3 4.5 9

34 Lager TS / Bearing TE 0.7 1 2 2.5 4

Lagerraumdeckel VS
46 5.5 8 11 14 17
Bearing space cover CE
Lagerraumdeckel TS
48 5.5 8 11 14 17
Bearing space cover TE

Gaseintrittsgehäuse
51 56 71 120 165 260
Gas inlet casing
56 Düsenring / Nozzle ring 2.5 4.5 7.5 12.5
3

44
Abdeckring / Cover ring VTR..4 3 4 8 12
57
Berstschutz / Burst protection VTR..4P --- --- 12.5 20

Gasaustrittsgehäuse
61 80 89 128 195 340
Gas outlet casing
68 Fuss / Foot 8 13.5 23 38 50

72 Verdichtergehäuse / Compressor casing 57 --- --- --- ---

74 Luftaustrittsgehäuse / Air outlet casing --- 50 102 118 194


Lufteintrittsgehäuse VTR..4 25 35 48
76 --- 220
Air inlet casing VTR..4P 55 85 120
Einsatzwand VTR..4 4 7 10.5 43
77
Wall insert VTR..4P 12.5 13 21.5 36 60
79 Diffusor / Diffuser 8 14 23 40

81 Schalldämpfer / Silencer 24.5 43 61 116 180

82 Luftsaugstutzen / Air suction branch 10 25 35 55 80

1. Rotor Complite adalah dua buah turbin yang berlawanan arah dan menjadi dua bagian
yang berbeda :
a. Turbin adalah sebuah komponen mekanik yang berfungsi untuk
mengkonversikan energi panas fluida yang melewatinya menjadi energi
mekanis putaran poros turbin. Setiap turbin selalu melibatkan fluida yang
mengandung energi panas yang mengalir melewati sudu-sudu turbin. Setiap
sudu turbin berdesain membentuk nozzle-nozzle sehingga disaat fluida
melewatinya, fluida akan terekspansi diikuti dengan perubahan energi panas
menjadi mekanis.
b. Kompresor pada turbocharger, berfungsi untuk mengubah energi mekanis
putaran poros turbocharger menjadi energi kinetik aliran udara. Kompresor
berada pada satu poros dengan turbin, sehingga pada saat gas buang mesin
mulai memutar turbin, kompresor juga akan ikut berputar dengan kecepatan
putaran yang sama

45
2. Bearing CE merupakan salah satu bagian dari mesin yang memegang peranan cukup
penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros Rotor agar poros
dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
3. Bearing TE Bearing disusun pada Turbocharger untuk menahan beban Statis Tertentu,
Bearing yang terdapat pada sisi turbin dapat bergeser aksial dan bearing pada sisi blower
tetap untuk menahan gaya aksial dan radial.
4. Bearing Space Cover CE dan TE adalah bering yang berfungdi menjaga putaran rotor
agar tidak bergerak saat terjadinya putaran,fungsi lainya adalah untuk mengontrol jumla
oli.
5. Gas Inlet Casing merupakan rumah keong turbo yang di lalui gas buang dari
pembangkaran bahan bakar

6. Nozel Ring berfungsi sebagai penutup suplai udara dari pelepasan blower untuk
mencegah minyak memasuki blower dan untuk mencegah kontaminasi minyak oleh gas
buang dan Untuk mengubah energi tekanan ke kecepatan.
7. Cover Ring berfungsi sebagai penutup Nozel Ring agar terhindar dari debu dan kotoran
8. Gas outlet Casing merupakan rumah keong turbo yang di lalui gas buang ke luar mesin
9. Foot merupakan penjepit rumah keong.
10. Compressor Casing merupakan rumah keong yang berada pada sisi kompresor dari turbo
11. Air Inlet Casing merupakan rumah keong yang di lalu udara atmosfir menuju kedalam
ruang kompresor yang akan meyuplai udara ke dalam ruang bakar.
12. Air Outlet Casing merupakan rumah keong yang meyuplai udara atmosfir yang berada
kompresor menuju ruang bakar pada mesin.
13. Well Insert merupaka bagian dalam turbo yang berfungsi untu menjaga turbo agar
terpasang dengan benar dan menahan agar oli pelumas tidak menggangu putaran
kompresor.
14. Diffuser Untuk mengarahkan udara dengan lancar ke dalam casing volute Mengkonversi
energi kinetik ke udara inlet tekanan udara
15. Silencer merupakan peredam suara agar turbin tidak menghsilkan suara yang sanga besar
dan getaranya tidak menggangu kerja mesin.
16. Air Suction Branch merukapan pipa aliran udara yang bercabang yang berfungsi untuk
meyimpan udara berlebih yang di hasilkan kompresor ke dalam tangki udara

46
4.4.5 Cara kerja Turbo Charger

Gambar 4.3 : Sistem Kerja Turbo

47
Sebuah Turbocharger ada sebuah kipas pompa radial yang kecil yang dikendalikan oleh
energi gas buang dari sebuah mesin. Sebuah Turbocharger terdiri dari sebuah turbin dan
compressor terpasang pada sebuah batangan (shared shaft). Turbin tersebut mengubah panas dan
tekanan gas buang menjadi daya putar, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan
kompresor. Kompresor menggerakkan aliran udara dan memompakannya kedalam intake
manifold pada tekanan yang semakin meningkat. Hal tersebut menghasilkan kadar udara yang
besar memasuki silinder dari setiap langkah hisap (intake stroke).
Sebuah turbocharger terdiri dari satu tahap dorongan turbin yang terhubung ke sebuah
centrifugal impeller melalui shaft. Turbin digerakkan oleh gas buang yang masuk lewat selubung
jalur masuk gas(gas inlet casing). Turbin dipasang pada poros yang sama seperti roda putaran
kompresor.

 Tahap 1
Gas buang dari mesin mengalir menuju ke pembuangan (muffler) dialihkan menuju
sebuah turbin dengan tujuan untuk memutar sudu / baling – baling turbin yang di
hubungkan dengan shaft / poros kompresor.
 Tahap 2
Kompresor berfungsi menghisap udara dari luar dan meningkatkan tekanan udara
kemudian di alirkan menuju Akumulator dan tangki udara.
 Tahap 3
Akumulator menyalurkan udara ke intake manifold sehingga udara dalam ruang
pembakaran menjadi bertekanan tinggi sehingga kadar udara yang masuki dalam ruang
silinder menjadi lebih besar dan daya meningkat.
Seringkali mesin bekerja melebihi kapasitas sehingga kemungkinan terjadi kelebihan
kompresi udara oleh karena itu turbocharger di lengkapi dengan pengatur level udara
yang masuk.
 Tahap 4
Dari Akumulator udara yang di hasilkan dari kompresor di suplay kedalam ruang bakar
yang bertekanan tinggi. Sehingga mesin dapat bekerja dengin lebih efisie dan baik. aliran
udara membuat mesin mampu mengendalikan tekanan ruang bakar dan perbandingan
bahan bakar dan udara yang seimbang saat mesin berada pada RPM tinggi.

48
 Tahap 5
keja yang terjadi dalam ruang bakar mesin yang menghasilkan gas buang.
ada 4 tahap kerja yaitu :
a) HISAP (Charge Exchange Stroke)
pada mesin Diesel atau bensin injeksi, piston bergerak kebawah dan udara ditarik
melalui katup masuk. dalam mesin bensin karburator, udara dicampurkan dengan
bensin.
b) KOMPRESI (Power Stroke)
Ketika Piston bergerak keatas, udara atau campuran bensin dan udara di kompress
c) Ekspansi (Power Stroke)
dalam mesin bensin karburator atau injeksi, campuran bahan bakar dan udara disulut
oleh busi, pada mesin Diesel, bahan bakar di injeksikan pada tekanan tinggi dan
campuran udara dengan bahan bakar tersebut akan terbakar secara spontan.
kemudian, ledakan tersebut mendorong piston bergerak kebawah.
d) Pembuangan (Charge Exchange Stroke)
Gas Buang dikeluarkan melalui katup pembuangan ketika piston bergerak keatas.
Pada mesin dengan Turbocharger, Udara di kompress sebelum disuplai kembali ke
dalam silinder selama langkah hisap. karena proses tersebut berada pada tekanan
yang lebih tinggi, kadar udara yang lebih besar masuk kedalam ruang bakar sehingga
bahan bakar terbakar lebih efisien. hal ini meningkatkan Power Output, memberikan
torsi yang lebih besar pada top speed dibandingkan pada mesin biasa dengan volume
mesin yang sama, dan mengurangi kadar emisi gas buang. beberapa mesin Diesel
bisa di set up untuk menerima udara lebih namun dengan takaran solar yang sama,
yang tidak hanya meningkatkan tenaga tapi juga menghasilkan gas buang yang lebih
bersih.
 Tahap 6
Setelah proses pembakara terjadi sisa dari pembakaran menuju kembali ke pipa gas
pembuangan yang akan menuju ke arah turbin dari turbo charger tersebut.

49
Gambar 4.3: Mekanisme kerja Turbo

Tujuan dari turbocharger kurang lebih sama dengan supercharger, untuk memperbaiki
efisiensi volumetrik mesin dengan memecahkan salah satu batasan kardinalnya. tekanan udara
pada atmosfir tidak lebih dari 1 atm (14,7psi), sehingga ada batas mutlak antara tekanan dalam
katup masuk dan jumlah aliran udara yang memasuki ruang pembakaran. Turbocharger
meningkatkan tekanan pada titik dimana udara memasuki silinder, kadar udara (oksigen) yang
besar dipaksakan masuk ketika tekanan pada inlet manifold meningkat. Tambahan aliran udara
membuat mesin mampu mengendalikan tekanan ruang bakar dan perbandingan bahan bakar dan
udara yang seimbang saat mesin berada pada RPM tinggi. Hal ini meningkatkan tenaga dan torsi
yang dikeluarkan oleh mesin. Untuk menghindari detonasi dan kerusakan fisik, tekanan dalam
silinder tidak boleh terlalu tinggi. untuk mencegah hal tersebut terjadi, tekanan masuk harus
dikontrol oleh ventilasi yang membuang kelebihan gas. Fungsi kontrol tersebut dilakukan oleh
wastegate, yang mengarahkan beberapa gas buang tidak ikut mengalir ke turbin.

4.4.6 Pemeriksaan dan perawatan pada Turbo Carger


Hal-hal yang perlu dijaga selama mengoperasikan turbocharger.
1. Memastikan minyak pelumas, melumasi bagian turbin yang ada dalam turbocharger.
2. Menghindari keadaan-keadaan yang tiba-tiba pada putaran pada mesin.
3. Mengamati suara blower yang bekerja dan memastikan tidak ada suara-suara aneh
yang terjadi pada blower.

50
4. Bila terdapat suara aneh atau ketidak seimbangan pada mesin turbocharger, turunkan
putaran (beban) atau mematikan mesin. Kemudian periksa akan sumber suara
tersebut.
5. Hindarilah penurunan putaran mesin secara tiba-tiba sehingga mesin seakan-akan
ingin berhenti kecuali dalam keadaan memaksa atau darurat.
6. Hindari putaran mesin yang pelan pada jangka waktu yang lama, ini akan
menyebabkan blower kotor dan efisiensi berkurang. Selain itu membuat turbin kotor
dan juga memaksa gas buang akan menerobos melalui seal-seal masuk kedalam
bagian blower.
7. Setelah menjalankan mesin pada putaran tinggi atau beban penuh, jalankan mesin
secara idle (pelan tanpa beban) selama kurang lebih 3 menit sampai dengan 5 menit
sebelum mesin dimatikan, bila ini tidak dilaksanakan, akan dapat merusak bantalan
poros turbin.
8. Bila sangat di perlukan penggantian komponen dapat dilakukan secara berkala.

4.4.6 Keuntung dan Kerugian Turbo Charger


1. Peningkatan kekuatan untuk rasio berat
Sebuah turbochargerdapat meningkatkan daya dan torsi mesin diesel sebesar 30 – 40
% dari versi konvensional. (Karyanto, 2000).
2. Mengurangi kebisingan mesin
Turbin casing bertindak sebagai kumpulan penyerapan kebisingan mesin gas buang.
Demikian pula, bagian inlet kompresor mengurangi kebisingan yang dihasilkan
didalam intake manifold. Akibatnya, mesin turbocharger biasanya tenang daripada
konvensional lainnya (Maleev, 1995).
3. Bahan Bakar Ekonomis
Sebuah mesin turbocharger memiliki efisiensi volumetrik yang lebih tinggi
dibandingkan konvensional, denan mencapai pembakaran yang lebih lengkap, yang
menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah. (Wiranto Arismunandar,
1998).
4. Pengurangan Asap
Mesin turbocharger menghasilkan fase pembakaran lebih efisien dan bersih, yang
mengurangi produksi asap pada mesin. (http://www.boddunan.com/)

51
5. Membantu dalam meredam gas buang
Turbocharger dapat meredam bunyi letupan yang dihasilkan oleh gas buang yang
keluar, karena pada turbocharger tersebut dilengkapi dengan alat peredam suara
(silencer). (Maleev, 1995).
6. Efisiensi mekanis motor dapat dinaikkan
Kerugian-kerugian mekanis akibat terjadinya gesekan mempunyai hubungan dengan
ukuran dan jumlah putaran motor. Pembesaran kerugian gesekan karena adanya
penggunaan turbocharger hanya disebabkan karena bertambahnya putaran motor
saja. Oleh karena adanya motor diesel yang dilengkapi dengan turbocharger
mempunyai tingkat efisiensi mekanis yang lebih besar, bila dibandingkan dengan
motor diesel yang menggunakan turbocharger tidak perlu memperbesar konstruksi
utama motornya (Maleev, 1995).
7. Dapat bekerja ditempat yang mempunyai ketinggian.
Semakin tinggi letak suatu tempat dari permukaan laut, maka akan semakin rendah
tekanan atmosfirnya. Hal ini berarti kerapatan udara yang akan masuk kedalam
silinder pembakaran motor akan berkurang dan sebagai akibatnya bahan bakar yang
dapat dibakar didalam silinder akan berkurang juga, sehingga dapat menyebabkan
tenaga motor berkurang dari semula. Penurunan ini akan lebih kecil pada motor yang
dilayani oleh turbocharger (Wiranto Arismunandar, 1998).
8. Harga Mesin Lebih Murah
Mesin yang menggunakan turbocharger pada umumnya lebih murah dibanding
dengan pengisapan natural dengan tenaga yang sama. (Astu Pudjanarsa dan Djati
Nursuhud, 2000).
9. Sebuah turbocharger tak menyerap tenaga dari poros utama
Dalam hal turbocharger, tak ada hubungan langsung secara mekanis sehingga
karenanya tenaga blower atau kompresor tidak mengakibatkan kerugian pada daya
poros utama (Yanmar Diesel Engine, 1986).
10. Tak ada hubungan mekanis secara langsung antara turbocharger dan mesin.
Didalam hal ini turbin mengatur langsung jumlah udara yang mengatur langsung
jumlah udara yang mengalir kesaluran udara masuk kedalam mesin (Yanmar Diesel
Egine, 1986).

52
Adapun kelemahan ataupun kerugian menggunakan turbocharger,
1 Bila turbocharger mengalami gangguan maka dapat berpengaruh terhada daya
mesin.
2 Minyak pelumas lebih boros karena digunakan juga untuk melumasi komponen-
komponen yang terdapat pada turbocharger.
3. Menambah pekerjaan bagi operator mesin, karena harus terus memperhatikan kerja
dari turbocharger.
4. Motor membutuhkan kualitas minyak tinggi dan perubahan minyak lebih sering,
karena mengalami kondisi kerja yang lebih keras harus melumasi bantalan dari turbin
dan kompresor sering pada suhu yang sangat tinggi.
5. Motor dengan turbocharger memerlukan bahan yang lebih baik dan pelumasan serta
sistem pendinginan yang lebih efisien.

53
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin
diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover merupakan peralatan yang
mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor
generator.

 Pada sistem Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), ada beberapa sistem yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Sistem Udara dan Gas buang
2. Sistem Starter
3. Sistem Pelumasan
4. Sistem Air Pendingin
5. Sistem Bahan Bakar

 Turbocharger merupakan alat yang sangat menunjang kinerja mesin. Turbocharger


berfungsi menambah tekanan udara dengan memanfaatkan gas buang melalui turbin
untuk memutar kompressor agar mengompresikan udara ruangan masuk kedalam ruang
bakar, sehingga dapat meningkatkan tenagga penggerak utama. Penggunaan
Turbocharger lebih membutuhkan perawatan secara berkala terutama pada pelumasan
karena putaran turbin yang tinggi untuk meminimalisir terjadinya kerusakan.
 Untuk memudahkan dalam pemeliharaan komponen-komponen mesin diesel di masukan
sistem pendingin, setiap mesin telah dilengkapi dengan satu buku operasi manual dan
semua instruksi dalam membongkar, membersihkan dan memasang kembali diuraikan
dengan jelas.

5.2 Saran
a. Sebaiknya peserta praktek diberi pengarahan awal mengenai seluk beluk pekerjaan
yang akan dilaksanakan di tempat kerja dimana peserta ditempatkan.

54
b. Metode-metode perawatan yang telah diterapkan sebaiknya dijalankan sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan agar mesin dapat terawat dan awet.
c. Sebaiknya pengadaan persediaan material cadangan harus diperhatikan agar tidak
menunda jalannya waktu perbaikan dari pemeliharaan mesin.

55
56

You might also like