You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang beranjak dari suatu tema
tertentu sebagai pusat perhatian (center of insert) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala
dan konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi
lainnya.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam
rentang kemampuan dan perkembangan anak.
Pengertian lain tentang pembelajaran terpadu merupakan suatu cara untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan anak secara simultan. Selain itu pembelajaran terpadu juga
diartikan sebagai suatu cara untuk merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam
beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan
bermakna.
Menurut Hadsobroto (Trianto,2007:6) pembelajaran terpadu adalah pembelajaran
yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok
bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep yang lain yang dilakukan dengan spontan
atau terencana baik dalam satu bidang studi atau lebih dengan beragam pengalaman belajar anak,
maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Menurut Joni, T. R (Trianto,2007:6) mengatakan pembelajaran terpadu merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok,
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna, dan otentik. Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik
atau eksplorasi topik artinya tema menjadi pengendali dalam pembelajaran.

Model Pembelajaran Terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan


pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.

1
Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok
bahasan dalam suatu tema tertentu. Sehingga diharapkan siswa lebih memiliki kedalaman
wawasan materi dengan tingkat keterampilan dan pengetahuan yang beragam dan kompleks
(multipleknowledge) serta tidak terpecah-pecah.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut di atas. didapatkan suatu rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Konsep Pembelajaran Terpadu?
2. Bagaimanakah Model-model Pembelajaran Terpadu?
3. Bagaimanakah Proses Pembelajaran Terpadu?
4. Apasajakah Kelemahan dan Kekuatan Masing-Masing Pembelajaran Terpadu?

1.3 Tujuan
1 Untuk Mengetahui Konsep Pembelajaran Terpadu.
2 Untuk Mengetahui Model-model Pembelajaran Terpadu.
3 Untuk Mengetahui Proses Pembelajaran Terpadu.
4 Uuntuk Mengetahui Kelemahan dan Kekuatan Masing-Masing Pembelajaran Terpadu.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU


2
2.1.1 Pengertian Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu sabagai suatu konsep dapat dikatan sebagai pendekattan


belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi muntuk meberikan pengalaman
yang bermakna kepada anak. Anak akan memahami konsep-konsep yang meraka pelajari
itu melalui pengalaman langsung dan berhungan denga konsep alin yang sudah meraka
pahami.

Pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari suatu topik atau tema yang
diplilih/dikembangkan guru bersama anak. Jika, dibandingkan dengan pendekatan
konvensional, pembbelajaran terpadu tampaknya lebih menekankan keterlibatan anak
dalam belajar.

Pendekatan pembelajaran terpadu dapat dipandang sebagai sebagai upaya untuk


memperbiki kualitas pendidikan ditangkat dasar, terrutam dalam rangka mengimbangi
gejala penjejlan yang sering terjadi dalam proses pembelajar di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat sebagai:

1. Pembalajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian (centre of
interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang
berrasal dari bidang studi yang berkembang mampu dari bidang studi lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang berhubungan berbagai bidang studi yang
mencerminkan dunia nyata di sekeliling.
3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan secara simultan.
4. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang
berbeda denga harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.

Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, seperti menurut Hilda Karli
(2003: 53) mengungkapkan bahwa:

2.1.2 Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya:

3
1. Berpusat pada anak (studend centerd).

2. Memberi pengalaman langsung pada anak.

3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.

4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses


pembelajaran.

5. Bersipat luwes.

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan


anak.

Menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu mempunyai karakteristik


berikut:

1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
terpadu di amati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari
sudut pandang yang terkotak-kotak.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek, memungkinkan terbentuknya
semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut
skemana. Ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang di pelajari.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung
prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara
langsung. Mereka memahami dari hasil belajar sendiri, informasi dan
pengetahuan yang di peroleh sifatnya menjadi otentik.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik
secara fisik maupun mental, intelektual, maupun emosional guna tercapai hasil

4
belajar optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan
siswa sehingga termotivasi untuk terus belajar.

2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu

a. Adapun kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu diantaranya:

1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak.

2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak pada minat dan kebutuhan
anak.

3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan
dapat bertahan lebih lama.

4. Pembelajaran Terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak.

5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang


sering ditemui dalam lingklungan anak.

6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi,


komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain.

b. Keterbatasan Pembelajaran Terpadu

Selain kelebihan pembelajaran terpadu juga memiliki keterbatasan terutama pada


pelaksanaannya dan aspek evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan
evaluasi tidak hanya terhadap hasil tetapi juga terhadap proses.

Jadi, sebelum merancang pembelajaran terpadu sebaiknya guru mrngumpulkan


dan meyusun semua pokok bahasan dari semua bidang studi dalam satu catur wulan,
kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan pembelajaran terpadu.

5
2.1.4 Tujuan Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan


pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan peserta didik juga dapat:

 Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.

 Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan


informasi.

 Menumbuhkembangkan sifat positif, kebiasaan baik dan nilai nilai luhur yang
diperlukan dalam kehidupan

 Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama, toleransi,


komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.

 Meningkatkan gairah dalam belajar.

2.1.5 Manfaat Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu sebagai pendekatan pembelajaran memiliki beberapa


manfaat sebagai berikut :

 Memungkinkan peserta didik mengeksplorasi dan mengekpresikan pengetahuan


dan keterampilannya melalui berbagai kegiatan

 Meningkatkan pemahaman peserta didik secara komprehensif

 Meningkatkan kecakapan berpikir peserta didik

 Mengetahui banyak topik yang tertuang di setiap mata pelajaran mempunyai


keterkaiatan konsep dengan yang dipelajari peserta didik
6
 Pembelajaran terpadu memungkinkan peserta didik memanfaatkan keterampilannya
yang dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran

 Pembelajaran terpadu melatih peserta didik untuk semakin banyak membuat


hubungan inter dan antar mata pelajaran, sehingga peserta didik mampu memproses
informasi dengan cara yang sesuai dengan daya pikirnya dan memungkinkan
berkembangnya jaringan konsep-konsep

 Pembelajaran terpadu membantu peserta didik untuk dapat memecahkan masalah


dan berpikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi
nyata

 Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari peserta didik dapat
ditingkatkan dengan jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi
dan berbagai ragam kondisi

 Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi
pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata

 meningkatkan interaksi sosial peserta didik

 meningkatkan profesionalisme guru.

2.1.6 Rambu-Rambu Konseptual/Operasional Pembelajaran Terpadu

No ASPEK SD PGSD

1 PENGARAH Guru kelas Guru kelas,


disimulasikan oleh
dosen Pembina mata
kuliah pembelajaran

7
terpadu, dibantu unsure
komplementer (dosen
semua bidang studi,
guru SD sekitar)

2 SASARAN Materi, Materi penyampain,


INTEGRASI penyampaian pemaknaan
pemaknaan

3 RUJUKAN Guru SD Murid SD


INTEGRASI (Kontekstual (disimulasikan oleh
aktual) Mhs. DII PGSD)

4 IDENTIFIKASI Guru Kelas, Dosen MKPT, Mhs.


Murid SD, Program D2 PGSD
(Kontekstual unsure komplementer
aktual) (konteks simulatif)

5 MODUS Multi mode, Multi mode, Kelompok


BELAJAR kelompok, individual, Klasikal
individual, (Simulasitif,
klasikal Penghayatan langsung)
(penghayatan
langsung)

6 PENYAJIAN Multi mode, Multi mode, sharing,


HASIL sharing konsolodasi konseptual
konsolidasi

8
konseptual

7 PENILAIAN Proses + Proses + produk: focus


HASIL produk: focus kepada tujuan
kepada tujuan instruksional + dapak
pengiring pengiring.
(kontek
instruksional +
dampak actual)

2.1.7 Cara Guru Melaksanakan Pembelajaran Terpadu

Ragan bentuk implementasi pembelajaran terpadu:


1. Ditinjau dari sifat materi yang disampaikan
Jika ditinjau dari sifat materi yang dipandu, maka ada dua macam bentuk
implementasi pembelajaran terpadu : (1) pembelajaran terpadu intra bidang bisdang
studi, dan (2) pembelajaran terpadu antar bidang studi. Pembelajaran terpadu
dikatakan bersifat intra bidang studi jika yang dipadukan adalah materi-materi (pokok
bahasan/sub pokok bahasan, konsep/subkonsep, keterampilan atau nilai) dalam satu
bidang studi.
Pembelajaran terpadu yang memadukan konsep/subkonsep, pokok bahasan/ subbpoko
bahasan bidang studi yang satu dengan bidang studi yang lain dikatakan pembelajaran
terpadu antar bidang studi.
2. Ditinjau dari cara memadukan materinya.
Batas-batas antara bidang studi mata pelajaran yang satu dengan yang lain sudah
sangat samar, hamper seperi tidak ada sekat yang membatasinya. Jika suatu tema
telah ditetapkan, maka guru (bersama siswa) menentukan unsure-unsur bidang studi
yang bisa dipelajari tanpa harus ada tumpang tindih dengan bidang studi yang lain.
Bisa juga terjadi pembelajaran yang mengakibatkan siswa harus memadukan secara
utuh beberpa atau bahkan semua bidang studi.
9
3. Ditinjau dari perencaan pemanduannya
Pembelajaran terpadu ada terjadi dalam proses yang matang dan spontan. Guru dapat
merancang sejak dari awal pembelajaran terpadu, yang segala aktivitasnya disrahkan
untuk menciptakan keterpaduan. Guru dapat memilih tema atau membuat peta konsep
terlebih dahulu. Juga dapat direncanakan secar matang antar suatu konsep.
Mengaitkan materi lain denagn materi yang sedang diajar,
4. Dilihat dari waktu pelaksanaan
Pembelajaran terpadu ada yang dilaksanakan pada waktu tertentu, yakni apabila
materi diajarkan cocok sekali diajarkan secara terpadu dan ada juga secar periodik
begitu juga dengan sehari penuh. Pembelajaran terpadu pada waktu tertentu disebut
bersifat temporer. Pembelajaran terjadi tanpa kepastiam waktu disebut besifat
situasional. Pembelajaran terpadu sehari penuh disebut integrated day.
5. Dilihat dari unsur pemicu katerpaduan
Mancapai keterpaduan guru bisa menganalisa kurikulum yang ada, membuat peta
konsep, dan menemukan tema berdasarkan konsep-konsep yang saling tumpang
tindih tersebut kemudian menyusun program pembelajaran terpadu dikelasnya.
Guru juga dapat melaksanakan pembelajaran terpadu dengan dengan cara
menetapkan tema terlebih dahulu, kemudian berdasarkan tema tersebutdipilih
kegiatan belajar mengajar yang memadukan bidang sudi yang terkait.

2.1.8 Beberapa Persyaratan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu, beberpa hal yang diperlukan antara
lain:
1. Kejelian professional guru dalam mengatisipasi pemanfaatan berbagai kemungkinan
arahan pengait konseptual intra atupun antar bidang studi.
2. Penguasaan material dan metodelogi terhadap bidang-bidang studi yang diperlu
dikaitkan.
3. Wawasan kependidian yang mampu membuat guru selalu waspada untuk
memanfaatkan setiap keputusan dan tindakanny untuk memberikan urutan nyata bagi
pencapian tujuan utuh pendidikan.

10
2.2 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

Ada tiga model yang dikembangkan yaitu:


1. Model keterhubungan (connected)
Model keterhubunagn adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja
diusahakan untuk menghubungkan satu konsep denga konsep yang lain, satu topik
dengan topic lain, satu keterampilan denga ketrampilan yang lain, tugas-tugas yang
dilakukan dalam satu hari denga tugas-tugas yang dilakukan pada hari berikutnya. Di
dalam suatu bidang studi.

2. Model jarring laba-laba (webbed)


Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik. Dimulai dengan menentukan tema tertentu misalnya “transportasi”. Tema ini
bisa ditetapkan dengan nogosiasi anatara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan
cara diskusi sesame guru.

3. Model keterpaduan (integrated)


Model ini merupakan pemebelajaran teropadu yang menggunakan pendekatan antar
bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan
cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap
yang saling tumpang didalam beberapa bidang studi. Tema yang berkaitan dan
tumpang tindih hal terakhir yang dicari.

2.3 PROSES PEMBELAJARAN TERPADU

Ada tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan
kulminasi.
Untuk pembeleajaran terpadu model keterhungan dapat dilukis sebagi berikut:

Perencanaan Pelaksanaan Kulminasi


Peta konsep satu bidang studi Pelaksanna tugas Penyajian laporan
Konsep-konsep berhubungan Analisis hasil pelakasaan tugas
Evaluasi
Penyusuna laporan
Rancangan aktivitas belajar

Untuk pembeleajaran terpadu model laba-laba dapat dilukis sebagi berikut:


11
Perencanaan Pelaksanaan Kulminasi
Penjajagan tema Pengumpulan informasi Penyajian informasi
Penetapan tema
Pengembangan subtema Pengolahan informasi Evaluasi
Penetapan kegiatan/kontrak belajar
Penyusunan laporan

Untuk pembeleajaran terpadu model keterpaduan dapat dilukis sebagi berikut:

Perencanaan Pelaksanaan Kulminasi


Peta konsep berbagai bidang studi Pelaksanna tugas Penyajian laporan
Konsep-konsep berhubungan Analisis hasil pelakasaan tugas
Evaluasi
Penyusuna laporan
Rancangan aktivitas belajar

2.4 KELEMAHAN DAN KEKUATAN MASING-MASING MODEL


PEMBELAJARAN TERPADU

1. Model Keterhubungan
a. Kekuatan
 Dengan mengaitkan ide-ide inter-bidang studi, siswa memiliki keuntungan
gambaran yang besar seperti halnya suatu studi yang terfokus pada suati
aspek.
 Konsep kunci dikembangkan terus menerus sehingga menjadi internalisai.
 Siswa dapat mengkaji, mengkonseptualisai, memperbaiki, dan
mengasimilasi ide dan memudahkan peoses transfer ide dalam
memecahkan masalah.

b. Kelmahan
 Bidang studi terpisah nampak tidak terkait, walaupun dibuat eksplisit
interdisiplin.
 Dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang
lebih global karena terkonsentrasi untuk mengintegrasikan ide-ide.

2. Model Jaring Laba-Laba


a. Kekuatan
 Adanya factor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema.

12
 Relatif mudah dilakukan bagi guru yang belum berpengalaman.
b. Kelemahan
 Sulit dalam menyeleksi tema
 Cendrung merumuskan tema yang dangkal
 Guru focus pada kegiatan dari pada pengembangan konsep
3. Model Keterpaduan
a. Kekuatan
 Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di
antara bidang studi.
 Memungkinkan pemahaman antar bidang studi dan memberikan
penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian
b. Kelemahan
 Sulit diterapkan secar penuh.
 Menghendaki sangat terampil, percaya diri dan menguasi konsep, sikap.
 Mengintegrasi kurikulum dengan konsep-konsep dari masing disiplin
menuntut komitmen terhadap berbagai sumber.

2.5 EVALUASI

1. Konsep dan Dasar


Pada dasarnya, evaluasi dalam pembelajaran terpadu tidak berbeda dari pada evaluasi
dalam kegiatan pembelajaran terpadu konvensional. Oleh karena itu, semua asas-asas yang
perlu diindahkan dalam pembelajaran konvensional berlaku pula bagi pembelajaran terpadu.
Dari segi pentahapan kegiatan, evaluasi dapat dan perlu dilakukan baik pada tahap
perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan pembelajaran terpadu. Sedangkan dari segi
sasaran, evaluasi dapat dan perlu difokuskan baik kepada proses maupun produk
pembelajaran.

2. Beberapa metode evaluasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi proses dan
hasil belajar siswa dalam pemanfaatan pembelajaran terpadu:
1. Observasi dan dokumentasi berkala
Melalui kerja sama guru dan siswa, guru yang bersangkutan dapat melakukan
observasi pada saat itu, evaluasi tampak sebagai sebagian integaral dari interaksi social.

13
Cara lain, yaitu guru merekam catatan kejadian dalam kelas, bisa jadi untuk satu unit
tema atau beberapa unit tema selama satu periode, misalnya satu tahun.
2. Konferensi siswa guru
Dialog siswa-guru juga merupakan cara lain untuk mengevaluasi pembelajaran
terpadu. Dialog ini dapat dibatasi pada masalah khusus, sepeti dalam matematika, atau
dalam studi social.

3. Evalusi diri siswa/guru


Evaluasi diri juga dapat dipakai untuk mengevaluasi pembelajaran terpadu,
berkaitan dengan hal ini, siswa juga dapat menyusun sendiri pertanyaan dan kemudian
menjawab pertanyaan itu dan mengorganisasi gagasan sendiri.
4. Tes dan ujian
Seperti cara tradisional guru juga menyelenggarakan tes dan ujian baik tentang
satu tema maupun beberapa tema. Meskipun demikian ada pula cara lain yaitu tertuju
pada analisis masalah dan memaparkan cara pemecahannya. Dalam pemaparannya itu
dapat ditekankan pentingnya penggunaan kosa kata yang tepat, sistematika penyajian,
dan pengetahuan lain untuk memecahkan masalah itu.
5. Pengamatan orang tua
Keterlibatan orang tua dianggap amat positif untuk meningkatkan prestsi belajar
siswa. Karena itu masukan informasi dari orang tua akan dapat membantu menghapus
penafsiran yang keliru dari pihak guru dan siswa.
3. Pengelolaan Evaluasi
Boleh jadi guru yang bersangkutan merasa kalut karena begitu banyak aspek yang
perlu dievaluasi dan begitu rinci aspek yang diamati karena itu perlu dipilih aspek yang
dievaluasi, di catat dan dikumpulkan datanya.
Menyiapkan data merupakan bagian penting dari pengelolaan evaluasi, hal ini
dapat dibuat dalam bentuk (1) kartu indeks dan (2) catatan buku, folder arsip.
4. Pengembangan Instrumen

14
Untuk mengevaluasi proses produk dari pembelajaran terpadu perlu dirancang
atau ditetapkan instrumen yang dinilai yang paling sesuai untuk merekam data, sehingga
terpenuhi syarat:
1. Data itu cukup lengkap
2. Data itu cukup cermat
3. Data itu relevan dengan kebutuhan

Seperti halnya penyelenggaraan evaluasi yang lazim dilaksanakan maka perlu


dirancang instrumen evaluasi yang mencakup dua tipe utama yakni:
1. Tes
2. Non tes
Variasi dari observasi adalah:
1. Daftar cek: terdiri atas beberapa butir objek atau gejala yang diamati dan pola
respon yang sudah ditetapkan misalnya ya-tidak, ada-tidak, dan lain-lain.
2. Penilain berskala
Penilaian berskala pada dasarnya terdiri atas beberapa butir aspek sifat yang
dinilai. Penilainnya dirubah dari katagori (data nominal) menjadi data interval
dalam rentang 1-4.

15
LAMPIRAN RPP

PEMBELAJARAN TERPADU
MODEL CONNECTED

MODEL WEBBED

MODEL INTEGRATED

16
RPP Model Connected

Bidang Study : IPA

Kelas / Semester : VI / II

Alokasi Waktu: 2 x 35

Pokok Bahasan : Energi , Hemat Energi, Kreatif Menggunakan Energi.

A. Tahap Perencanaan

1. Tujuan Pembelajaran

 Siswa dapat menyebutkan sumber energi.

 Siswa dapat menyebutkan cara-cara menghemat energi.

 Siswa dapat mengklarifikasi kreatif dalam penggunaan energi.

2.Rancangan Kegiatan

 Guru menyuruh siswa menyebutkan sumber-sumber energi.

 Guru menyuruh siswa menyebutkan cara-cara menghemat energi

17
 Guru menyuruh siswa mengklarifikasi kreatif dalam penggunaan energi.

2. Bagan Keterhubungan

Hemat Energi Energi Kreatif Menggunakan Energi

Ket: 1. Energi

2. Hemat energi
3. Kreatif menggunakan energi

B. Tahap Pelaksanaan.

1.Pengelolaan kelas.

 Siswa dibagi menjadi 3 (tiga kelompok)

 Kelompok pertama membahas tentang sumber energi dan kelompok kedua


membahas tentang menghemat energi

 Kelompok ketiga membahas tentang / mengklarifikasi seberapa kretif manusia


dalam menggunakan energi

2. Pelaksanaan.

 Siswa dapat menyebutkan kegiatan sehari-hari sesuai dengan penjelasan guru dan
siswa dapat mengenali manfaat kegiatan tersebut.

 Siswa menyebutkan dampak yang terjadi akibat dari pemborosan energi.

 Siswa dapat menjelaskan kreatif dalam penggunaan energi.

C. Tahap Kulminasi.
18
1. Evaluasi Proses
Ranah Kognitif

No.Nama Siswa Indikator

Menilai keaktifan
Ketepatan mencontohkan/ Ketepatan
siswa selama menjawab
proses pertanyaan
menjeniskan
pembelajaran

BS B C K BS B C K BS B C K

Ranah Psikomotor

No.Nama Siswa Indikator

Kesungguhan dalam Sikap saat Sikap saat berdiskusi


mengikuti pelajaran mendengarka
n penjelasan

BS B C K BS B C K BS B C K

Keterangan : BS : Baik Sekali C : Cukup

B : Baik D : Kurang

2. Evaluasi hasil

Soal:

19
1 Coba sebutkan sumber-sumber energy yang ada di daerah tempat tinggal mu!

2 Sebutkan cara-cara menghemat energi?

3 Sebutkan dan jelaskanlah seberapa kreatif manusia dalam menggunakan energi dalam
kegiatan sehari-hari!

Penilaian

No Soal Skor

1 25

2 25

3 50

Total skor 100

RPP MODEL WEBBED

Bidang Studi : Matematika, BI, IPA

Materi pokok :

IPA : Bumi dan Alam Semesta

Matematika : Operasi hitung

BI : Laporan isi Buku yang dibaca

Alokasi waktu : 4 x 35 Menit

Kelas/semester : IV (Enam) / II (Dua)

I. Tahap Perencanaan

1 Tujuan pembelajaran
20
IPA :
 Siswa mampu menjelaskan proses terjadinya gerhana bulan dan matahari.
 Siswa dapat membedakan antara gerhana bulan dengan gerhana matahari
 Siswa mampu mendemontrasikan terjadinya gerak bumi dan bulan

BI :

 Siswa mampu membuat laporan tentang isi buku yang dibaca

Matematika :

 Siswa mampu menghitung gerak bumi dan bulan.

2 Rancangan kegiatan
 Menyiapkan buku pelajaran
 Benyiapkan alat peraga berupa globe dan gambar-gambar tentang gerhana
matahari dan bulan
 Menyiapkan LKS
 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok (heterogen)
 Diskusi LKS tiap kelompok
 Masing-masing kelompok menyiapkan hasil diskusi

3 Jalinan keterhubungan

Bahasa Indonesia IPA Matematika

Laporan isi Buku Bumi dan Alam Operasi Hitung

Keterangan :
BI : Materi pokok
 Mencermati buku
 Membuat lapran tertulis tentang isi buku
21
 Melaporkan secara lisan isi buku yang dibaca
IPA : Materi pokok
 Proses terjadinya gerhana
 Jenis-jenis gerhana matahari
Matematika : Materi pokok
 Opersi hitung

II. Tahap Pelaksanaan

1 Pengelolaan kelas
 Siswa dibagi menjadi menjadi beberapa kelompok yang heterogen, masing-
masing kelompok terdiri dari 5 (lima) orang
 Masing-masing kelompok duduk berdasarkan anggota kelompoknya
2 Pelaksanaan
 Guru menanyakan kepada siswa tentang gerhana yang pernah diamati.
 Guru menyiap globe didepan kelas.
 Guru membagikan gambar gerhana bulan dan matahari kepada tiap kelompok.
 Siswa berdiskusi tentang terjadi proses gerhana
 Siswa membaca buku yang berisikan informasi bumi dan alam semesta
 Siswa mencatat hal-hal penting dari informasi tersebut
 Salah satu wakil kelompok membacakan hasil diskusi dan catatan yang dibuat
 Siswa membaca peristiwa gerhana dari buku
 Guru menanyakan proses terjadinya gerhana matahari dan bulan
 Siswa menyebutkan bentuk-bentuk gerhana bulan dan matahari.

III. Tahap Kulminasi

1. Evaluasi Proses
Kognitif

No.
Nama Siswa Indikator

Banyak conoh yang


Ketepatan mencontohkan/ Ketepatan menjawab
disebutkan pertanyaan

menjeniskan

BS B C K BS B C K BS B C K

22
Ranah Psikomotor

No.
Nama Siswa Indikator

Kesungguhan dalam Sikap saat Sikap saat berdiskusi


mengikuti pelajaran mendengarka
n penjelasan

BS B C K BS B C K BS B C K

Keterangan :

BS : Baik Sekali C : Cukup

B : Baik D : Kurang

2. Evaluasi Hasil
Soal

1. Coba sebutkan macam-macam peristiwa alam yang terjadi di indonesia dan negara

tetangga !

2. Coba sebutkan dampak-dampak yang disebabkan dari peristiwa alam!


3. Sebutkan macam-macam gerhana yang ada di indonesia!
4. Sebutkan ciri-ciri gerhana bulan?

Penilaian

No Soal Skor

1 25

2 25
23
3 25

4 25

Total skor 100

RPP MODEL INTEGRATED

Tema : Tempat Parkir

Alokasi waktu : 4 x 35 menit

Kelas/semester : VI/II

I. Tahap Pelaksanaan
1. Tujuan pemebelajaran
 Siswa dapat menghitung luas suatu bangun
 Siswa dapat menjelaskan cara parkir yang sopan
 Siswa dapat menulis suatu laporan
2. Rancangan Kegiatan
 Menyiapkan buku pelajaran
 Menyiapkan alat peraga berupa gambar-gambar yang berhubungan dengan
tema (tempat parkir)
24
 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok (heterogen)
 Diskusi kelompok
 Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi
3. Jalainan Konsep

Menulis laporan Sopan-santun


Menyampaikan
PPKN
hasil laporan

Tempat

Bahasa Matematika
Operasi Hitung

Indonesia
Operasi hitung

II. Tahap Pelaksanaa


1. Pengelolaan Kelas
 Membentuk kelompok
 Mengatur tempat duduk
 Menyiapkan media

2. Kegiatan proses
 Menanyakan kepada siswa pernahkah melihat tempat parker.
 Siswa menyebutkan bentuk-bentuk tempat parker.
 Siswa menyebutkan kendaraan yang pakir (pada gambar yang dibagikan).
 Secara kelompok siswa menghitung luas bangun tempat parkir pada gambar
(setiapa gambar diberikan keterangan panjan, lebar, tinggi).
 Siswa mendiskusikan bagaimana cara parker yang sopan dan baik.
 Siswa membaca dari buku tentang sopan-santun.
 Siswa menulis laporan tentang tampat parkir.
 Perwakilan setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi ke depan kelas.
 Kelompok lain memberikan pendapat dan tanggapan tentang diskusi.
 Siswa bersama guru merangkum hasil diskusi.

III. Tahap Kulminasi


1. Evaluasi Proses (Observasi)

Ranah afektif

25
Nama Indikator
Kesungguhan dalam mengikuti
No Sis Sikap saat diskusi
pelajaran
wa

Ranah Psikomotor

Indikator
Nama Keterampilan Keterampilan Keterampilan menyusun
No Sis memanfaatkan menyampaikan laporan
wa gambar hasil diskusi

KETERANGAN:

BS : Baik Sekali C : Cukup SK : Sangat Kurang

B : Baik K : Kurang

2. Evaluasi Hasil
Soal
1. Coba sebutkan dan jelaskan cara parkir yang sopan dan santun!
2. Sebuah parkir dengan luas alas 770 m2 yang tingginya 2,2 m. berapa cm-
kahpanjang alas parkir tesebut?

Penilaian

Nomor soal Skor


1 25
2 75
Total skor 100

26
27

You might also like