You are on page 1of 16

ANALISIS PUBLIC-PRIVATE PARTNERSHIP

DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA TELAGA SARANGAN


DI KABUPATEN MAGETAN

Nina Galih Pratiwi, Hardi Warsono


Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, SH TembalangSemarang, Kotak Pos 1296
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http//www.fisip.undip.ac.id email : fisip@undip.ac.id

ABSTRACT
The background of this research is the lack of adequate means of transportation to
the tourist attraction Sarangan Lake, lack of tourism facilities such as parking
space for visitors and lack of quality lodging. The purpose of this research is to
explain the function and role of stakeholders that is government, private and
society in development of Tourism object of Sarangan Lake in Magetan Regency
and also to explain the partnership in development of Tourism object Sarangan
Lake.Metode used in this research is descriptive qualitative that is expected to
provide a clear picture related to the development of the Sarangan Lake Tourism
object. Stakeholders involved in the development of Tourism object Sarangan
make coordination through regular meetings yag done periodically then evaluated
in mid and end of the year. Partnership between fellow government agencies has
reached the degree of action networks or implementation, partnership between the
government and the private sector is still lacking. Even this partnership has not yet
reached the stage of information networks. Furthermore, partnership between
government and society.
Keywords: Public-Private Partnership, action networks, information
networks
PENDAHULUAN dengan melibatkan peran serta dari

A. Latar Belakang berbagai pihak, baik dari


Pariwisata telah berkembang pemerintah, swasta maupun
sedemikian pesat secara global masyarakat. pariwisata merupakan

1
salah satu sumber Pendapatan Asli Namun ternyata masih banyak

Daerah (PAD). Maka dari itu, perlu permasalahan dalam pengembangan

adanya perhatian terhadap objek objek wisata Telaga Serangan.

wisata dari pemerintah terutama Permasalahan dalam

dalam pengembangannya. pengembangan objek wisata Telaga

Kabupaten Magetan dikaruniai Sarangan diantaranya: kurangnya

keindahan alam yang menjadi sarana transportasi yang memadai

andalan sektor pariwisata dan menuju objek wisata Telaga

memberikan kontribusi yang besar Sarangan, kurangnya fasilitas

bagi Pendapatan Asli Daerah. kepariwisataan seperti lahan parkir

Kabupaten Magetan dikaruniai untuk pengunjung serta kurangnya

keindahan alam yang menjadi penginapan yang berkualitas. Peran

andalan sektor pariwisata dan pemerintah, swasta dan masyarakat

memberikan kontribusi yang besar sangat penting dalam

bagi Pendapatan Asli Daerah. pengembangan objek wisata Telaga

Telaga sarangan memiliki potensi Sarangan. Peran pemerintah sangat

yang sangat baik, selain hawanya dibutuhkan terutama mengenai

yang masih sejuk, dan masih bebas kebijakan dalam pengembangan

dari polusi, lokasinya yang berada objek wisata Telaga Sarangan.

di lereng Gunung Lawu yang sangat Kemitraan dalam pengembangan

indah tentu menjadi alasan untuk objek wisata Telaga Sarangan perlu

banyak orang berlibur kesana. dilakukan karena kurangnya

2
anggaran dan sumber daya Kabupaten Magetan dan Bagaimana

pemerintah dapat menghambat kemitraan dalam pengembangan

pengembangan objek wisata Telaga objek wisata Telaga Sarangan di

Sarangan. Permasalahan yang Kabupaten Magetan.

muncul terkait pengembangan objek

wisata Telaga Sarangan di C. Tujuan Penelitian

Kabupaten Magetan yang Berdasarkan latar belakang masalah

diakibatkan kurangnya kerjasama dan rumusan masalah yang telah

antar stakeholders yang ada maka dijelaskan diatas, maka tujuan

penulis tertarik untuk melakukan penelitian adalah: Menjelaskan

penelitian dengan judul “Analisis fungsi serta peran para stakeholders

Public-Privat Partnership dalam yaitu pemerintah, swasta dan

Pengembangan Objek Wisata masyarakat dalam pengembangan

Telaga Sarangan Di Kabupaten objek wisata Telaga Sarangan di

Magetan.” Kabupaten Magetan serta

menjelaskan kemitraan dalam

B. Perumusan Masalah pengembangan objek wisata Telaga

Berdasarkan uraian di atas, penulis Sarangan di Kabupaten Magetan.

menetapkan pertanyaan sebagai

berikut: Bagaimana peran para D. Kerangka Penelitian Teoritis

stakeholders dalam pengembangan 1. Administrasi Publik

objek wisata Telaga Sarangan di

3
Administrasi publik menurut McCurdy menekankan bahwa administrasi

dalam (Keban, 2014: 3) publik adalah pelaksanaan politik

mengemukakan bahwa administrasi sedangkan George J. Gordon

publik dapat dilihat sebagai suatu menekankan pada penerapan dan

proses politik, yaitu sebagai salah satu pelaksanaan hukum suatu negara.

metode memerintah suatu negara dan Sedangkan definisi dari Chandler dan

dapat juga dianggap sebagai cara yang Plano menekankan terhadap

prinsipil untuk melakukan berbagai bagaimana mengelola keputusan

fungsi negara. McCurdy lebih pemerintah untuk memecahkan

menekankan pada fungsi sedangkan masalah-masalah publik. Berbeda

Dwight Waldo dalam (Pasolong, 2011: dengan Nicholas Henry menekankan

8) mendefinisikan administrasi publik kepada urusan sosial dan praktik

adalah manajemen dan organisasi dari manajemen.

manusia-manusia dan peralatannya 2. Manajemen

guna mencapai tujuan pemerintah. Hal Sondang P. Siagian mengemukakan

ini Waldo lebih menekankan pada manajemen adalah kemampuan atau

bagaimana administrasi publik untuk keterampilan untuk memperoleh

mencapai tujuan pemerintah. Definisi sesuatu dalam rangka pencapaian

yang telah dikemukakan oleh ahli tujuan melalui usaha atau kegiatan

yaitu antara lain Arifin Abdulrachman orang lain.

dan George J. Gordon mempunyai George R Terry

perbedaan yaitu Abdulrachman hanya mengemukakan, manajemen adalah

4
suatu proses atau kerangka kerja, yang 3.Peran

melibatkan bimbingan atau


Pengembangan objek wisata tidak
pengarahan suatu kelompok orang-
dapat terlepas dari peran para
orang kearah tujuan organisasional
stakeholders. Peran berarti laku,
atau maksud-maksud yang nyata.
bertindak. Didalam kamus besar
Manajemen sendiri memiliki beberapa
bahasa Indonesia peran ialah
fungsi-fungsi dalam suatu organisasi,
perangkat tingkah laku yang
banyak ahli yang mencoba
diharapkan dimiliki oleh orang yang
menguraikan pendapat tentang fungsi-
berkedudukan di masyarakat.
fungsi manajemen, salah satunya
Menurut Soekamto dalam bukunya,
George R Terry menjelaskan terdapat
bahwa peranan (role) merupakan
empat fungsi manajemen yaitu:
aspek dinamis dari kedudukan apabila
perencanaan, pengorganisasian,
seseorang melakukan hak dan
pengarahan, dan pengendalian. Fungsi-
kewajibannya sesuai dengan
fungsi manajemen tersebut
kedudukannya, berarti dia
membentuk siklus yang saling
menjalankan suatu peran, perbedaan
berkesinambungan satu sama lain
antara kedudukan dan peranan adalah
mulai dari perencanaan,
untuk kepentingan ilmu pengetahuan
pengorganisasian, pengarahan hingga
keduanya tidak dapat dipisahkan
pengawasan saling terkait dan tidak
karena yang satu tergantung pada
dapat dipisahkan dalam kegiatan
yang lainnya.
manajemen suatu organisasi.

5
Peran dibagi menjadi tiga fungsi-fungsi lain dalam kelompok

menurut Soekamto antara lain: dapar berjalan dengan baik.

4. Dasar Pemikiran Kemitraan


a. Peran aktif adalah peran yang
(Partnership)
diberikan oleh anggota
Yang diperlukan dalam partnership
kelompok karena
adalah kolaborasi bukan kooperasi
kedudukannya di dalam
(kerjasama) dalam jangka
kelompok sebagai aktifitas
pendek.Substansi kolaborasi dalam
kelompok, meliputi pejabat,
kemitraan (partnership) ini tidak
pengurus, karyawan dan
sepenuhnya mudah dijelaskan
sebagainya.
batasannya. Kolaborasi sudah
b. Peran partisipatif adalah peran
mencakup jejaring hubungan antara
yang diberikan oleh anggota
pemerintah, privat (perusahaan) dan
kelompok kepada
NGO yang mempunyai perbedaan tipe
kelompoknya yang
kegiatan kolaborasi dengan kegiatan
memberikan sumbangan yang
interorganisasional lain yang didorong
sangat berguna bagi kelompok
oleh pasar dan mekanisme kontrol
kepada kelompok itu sendiri.
hirarki. Salah satu model kemitraan
c. Peran pasif adalah sumbangan
(partnership) hubungan pemerintah,
anggota kelompok yang bersifat pasif,
swasta dan masyarakat dikemukakan
anggota kelompok menahan diri agar
oleh Savas.Dalam jurnalnya
memberikan kesempatan kepada
Privatization, berdasarkan jenis dan

6
sifat barang, Savas membedakan HASIL PENELITIAN DAN

penyediaan barang publik dapat PEMBAHASAN

dilakukan melalui privatisasi di mana A. Peran Stakeholders dalam

pemerintah melibatkan pihak swasta Pengembangan Objek Wisata

dan masyarakat. Dalam format Telaga Sarangan di Kabupaten

networking, beberapa jenis inter Magetan

governmental networks, sesuai urutan


Stakeholders mempunyai peranan
derajat networks-nya dikemukakan
yang sangat penting dalam
oleh Robert Agranoff (2003), mulai
pengembangan objek wisata Telaga
dari: information networks,
Sarangan di Kabupaten Magetan.
Developmental networks, Outreach
Pemerintah membutuhkan bantuan dan
networks, Action networks.
dukungan dari aktor lainnya baik dari

segi finansial maupun tenaga. Agar


METODE PENELITIAN
kemitraan dapat berjalan dengan
Penelitian ini menggunakan penelitian
lancar, maka masing-masing
metode deskriptif- kualitatif sebagai
stakeholders memiliki peranan
prosedur penelitian yang menghasilkan
tersendiri sesuai dengan tugas dan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis
fungsinya.
atau lisan dari orang-orang dan
Peran dari masing-masing
perilaku yang dapat diamati.
stakeholders yang terlibat dalam

7
pengembangan objek wisata Telaga pariwisata dan pemberdayaan

Sarangan Kabupaten Magetan: masyarakat.

5) Dinas PUPR dan BBWSBS


Berikut peran dari masing-masing
berperan untuk menjamin bahwa
stakeholder yang terlibat dalam
pengembangan objek wisata Telaga
pengembangan objek wisata Telaga
Sarangan tidak merusak lingkungan.
Sarangan Kabupaten Magetan:
6) Pihak pengusaha pariwisata
1) Bupati dan DPRD berperan penting
berperan dalam penyediaan sarana
dalam penyusunan Peraturan Daerah
prasarana pariwisata dalam bentuk
terkait pengembangan objek wisata
usaha pariwisata, contohnya: hotel dan
Telaga Sarangan
restoran.
2) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
7) Mayarakat berperan untuk
berperan dalam pendampingan
memberikan ide dan saran kepada
langsung pengembangan objek wisata
pemerintah tentang pengembangan
Telaga Sarangan.
objek wisata Telaga Sarangan,
3) Dinas Perhubungan berperan dalam
merawat keindahan objek wisata
penyediaan sarana prasarana dalam
Telaga Sarangan, serta memanfaatkan
bidang perhubungan, contohnya: lahan
fasilitas yang ada di objek
parkir.
wisataTelaga Sarangan.
4) Instansi lainnya yang terkait (Dinas
Kemitraan akan berjalan lancar
UMKM, Dinas Pendidikan, dan lain-
apabila seluruh stakeholders yang
lain) berperan dalam promosi

8
terlibat mampu berkoordinasi dengan Setiap aktor harus bekerjasama

baik. Koordinasi dilakukan dengan untuk dapat menyukseskan

cara mengadakan rapat rutin setiap pengembangan objek wisata Telaga

bulan , rapat dinas setiap 3 bulan sekali Sarangan. Kooperasi yang dilakukan

serta rapat koordinasi Tim dalam pengembangan objek wisata

Pengembang Kepariwisataan sekitar 1- Telaga Sarangan dapat berupa

2 kali dalam setahun.. kerjasama dalam aspek objek wisata,

kerjasama dalam aspek sarana prasara


Pemerintah, pengusaha
kepariwisataan atau dalam aspek
pariwisata dan masyarakat diketahui
informasi dan promosi pariwisata.
adanya persaingan atau kompetisi yang

kuat. Pemerintah dalam hal ini Dinas Kolaborasi tidak hanya tentang

Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas hasil tetapi juga tentang proses

Perhubungan dan Dinas PUPR kerjasama. Seperti halnya dalam

tentunya berusaha untuk dapat pengembangan objek wisata telaga tak

menyediakan berbagai fasilitas yang bisa terlepas dari proses dalam

dapat menunjang pengembangan objek bekerjasama tersebut. Proses dalam

wisata Telaga Sarangan. Tidak kolaborasi terkait dengan bagaimana

berbeda dengan pengusaha pariwisata upaya pemerintah untuk dapat

yang juga berlomba-lomba untuk mendengar kebutuhan masyarakat

mencari peluang dalam melakukan Proses dalam kolaborasi dapat dilihat

usaha pariwisata. salah satunya melalui forum terkait

9
dengan kemitraan dalam sarana prasarana kepariwisataan masih

pengembangan objek wisata Telaga sangat kurang.

Sarangan. Kemitraan antara sesama instani

pemerintah sudah sampai pada derajat


Hambatan yang biasa dihadapi
action networks atau pelaksanaan.
dalam pengembangan objek wisata
Instansi-instansi pemerintah sudah
Telaga Sarangan yaitu keterbatasan
menjalin kemitraan dalam pelaksanaan
anggaran, bencana alam (tanah
pengembangan objek wisata Telaga
longsor) dan sinkronisasi program.
Sarangan di Kabupaten Magetan
B. Kemitraan dalam Pengembangan
dengan membentuk Tim Pengembang
Objek Wisata Telaga Sarangan di
Kepariwisataan. Selain itu, ada
Kabupaten Magetan
kerjasama dengan Karisma Pawirogo
Pemerintah mengadakan berbagai
yang tujuannya juga untuk
kegiatan dalam menjalin kemitraan
mengembangkan objekwisata Telaga
pengembangan objek wisata Telaga
Sarangan.
Sarangan. Instansi-instansi pemerintah
Kemitraan antara pemerintah
secara rutin melakukan rapat
dengan pengusaha pariwisata masih
koordinasi untuk membahas
sangat kurang. Bahkan kemitraan ini
pengembangan objek wisata Telaga
baru menyentuh tahap information
Sarangan. Saat sekarang kemitraan
networks. Hal ini disebabkan baru ada
dengan swasta terutama dalam aspek
forum bersama para pengusaha untuk

bertukar kebijakan, program,teknologi

10
dan solusi terkait pengembangan objek Bentuk kerjasama dengan

wisata Telaga Sarangan. masyarakat adalah dengan Pemilihan

Kemitraan antara pemerintah dan duta wisata yang selanjutnya disebut

masyarakat. Kemitraan ini juga sudah Ibadi (Ikatan Bagus Dyah) dan juga

pada tahap action networks atau berbagai pelatihan dan pembinaan

pelaksanaan. Mayarakat dengan untuk pengelola Objek Daya Tarik

pemerintah sudah menyusun program Wisata (ODTW). Contoh pembinaan

aksi bersama-sama sesuai dengan untuk penelola Objek Daya Tarik

proporsi masing-masing yang pada Wisata adalah Sertifikasi front office

akhirnya akan dilaksanakan bersama- dan sertifikasi bagi paguyuban

sama kedua program tersebut. perahu.

Bentuk kemitraan dalam Kemitraan antara pemerintah

pengembangan objek wisata Telaga dengan pihak swasta dalam

Sarangan antara pemerintah dengan pengembangan belum berjalan

pemerintah adalah dengan kerjasama optimal, namun salah satu bentuk

pemaketan wisata dan pembangunan kemitraan yang sudah dijalin adalah

Tourism Information Centre (TIC) . dengan Telkomsel.. Pihak Telkomsel

Selain itu pemerintah melakukan memberikan fasilitas layanan wifi di

kerjasama untuk memberikan layanan sekitar objek wisata Telaga Sarangan.

transportasi melalui DAMRI dari Bentuk kemitraan yang dilakukan

Ponorogo ke objek wisata Telaga berbentuk BOT (Build,

Sarangan. Operate,Transfer). Artinya,

11
pengusaha pariwisata yang tersendiri sesuai dengan tugas dan

membangun, kemudian menyerahkan fungsinya. Kemitraan akan berjalan

asetnya dan dikelolakembali oleh lancar apabila seluruh stakeholders

pemerintah. Selain itu adalah yang terlibat mampu berkoordinasi

kerjasama dengan pemilik restoran dengan baik. Pemerintah, pengusaha

dan hotel yang tergabungdalam PHRI pariwisata dan masyarakat diketahui

dalam bentuk BOO adanya persaingan atau kompetisi

(Build,Own,Operate). yang kuat. Kooperasi yang dilakukan

dalam pengembangan objek wisata

PENUTUP Telaga Sarangan dapat berupa

SIMPULAN kerjasama dalam aspek objek wisata,

kerjasama dalam aspek sarana prasara


Stakeholders mempunyai peranan
kepariwisataan atau dalam aspek
yang sangat penting dalam
informasi dan promosi pariwisata. .
pengembangan objek wisata Telaga
Hambatan yang biasa dihadapi dalam
Sarangan di Kabupaten Magetan.
pengembangan objek wisata Telaga
Pemerintah membutuhkan bantuan
Sarangan yaitu keterbatasan
dan dukungan dari aktor lainnya baik
anggaran, bencana alam (tanah
dari segi finansial maupun tenaga.
longsor) dan sinkronisasi program.
Agar kemitraan dapat berjalan dengan
Kemitraan antara sesama instani
lancar, maka masing-masing
pemerintah sudah sampai pada
stakeholders memiliki peranan
derajat action networks atau

12
pelaksanaan. . Kemitraan antara 2) Membuat peraturan daerah

pemerintah dengan pengusaha terkait kemitraan dalam

pariwisata masih sangat kurang. pengembangan objek wisata Telaga

Bahkan kemitraan ini baru menyentuh Sarangan.

tahap information networks.


3) Membuat forum kerjasama
Kemitraan antara pemerintah dan
dengan pihak pengusaha pariwisata
masyarakat. Kemitraan ini juga sudah
selain dengan PHRI, karena sampai
pada tahap action networks atau
saat ini baru ada dengan PHRI saja.
pelaksanaan. . Kemitraan antara
DAFTAR PUSTAKA
pemerintah dengan pihak swasta

dalam pengembangan belum berjalan Buku:

optimal, namun salah satu bentuk


Agranoff, Robert. 2002. “ A New
kemitraan yang sudah dijalin adalah
Look at the Value-Adding
dengan Telkomsel dan PHRI.
Functionsof Intergovermental

SARAN Networks”. Paper presented for

sevent National Public


1) Melakukan pendekatan dan
Management Research
sosialisasi kepada para pengusaha
Conference,
agar turut serta dalam pengembangan
Georgetown,October 9-11,2003
objek wisata Telaga Sarangan.

Goenawan, M P.2002. Perencanaan

Pariwisata: Teori dan

13
Praktek,Pariwisata Indonesia Moszoro, Marian dan Krzyzanowska,

Menghadapi Abad XXI. Magdalena. 2011. Implementing

Bandung:Pusat Penelitian Public Privat Partnership in

Kepariwisataan Lembaga Municipalities. IESE Bussiness

Penelitian ITB. School Universitas of Navara.

Keban, Yeremias T. 2008. Enam Nizar, Muhammad Afdi.2002.

Dimensi Strategis Administrasi Pengaruh Pariwisata terhadap

Publik, Konsep, Teori, Isu. Pertumbuhan Ekonomi di

Yogyakarta: Gava Media. Indonesia. Staf Pusat Kebijakan

Ekonomi Makro. Jakarta : Badan


Mardiasmo, S.2002. Kepemerintahan
Kebijakan Fiskal, Kementrian
dan Kemitraan. Malang : Agritek
Keuangan.
YPN Malang.

Pasolong, Harbani.2010. Teori


Martini, Emma Sri. 2011. Kemitraan
Administrasi Publik. Bandung:
Pemerintah Swasta di Sektor
Alfabeta.
Infrastruktur. Media Keuangan

Pitana, I Gde, Diarta, Ketut Surya.


Moelong, Lexy J. 2007. Metodologi
2009. Pengantar Ilmu
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Pariwisata. Yogjakarta:: Andi
Bandung : PT. Remaja
Yogyakarta
Rosdakarya.

14
R.,George dan Leslie. W. .Rue. 2005. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Dasar-Dasar Manajemen. Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Jakarta:Bumi Aksara.
Soekamto, Soerjono. (2004).

Silalahi. Ulber.2010. Metode Sosiologi Suatu Pengantar.

Penelitian Sosial. Bandung: Jakarta: Rajawali.

Refika Aditama.
Syahrir. 2004. Kemitraan Di Era

Suwantoeo, Gamal.2004. Dasar- Otonomi Daerah. Modul Materi

Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Bintek Kemitraan Otonomi

Andi. Daerah. Jakarta.

Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Wahab, Salah.1992, Pemasaran

Penelitian. Bandung: CV Pariwisata. Jakarta :PT Pradya

Pustaka Setia Paramita

Sedarmayanti.2004. Good Warpani P. Suwardjoko. Warpani P.

Governance”Kepemerintahan Indira. 2007. Pariwisata dalam

yang Baik” Bagian Kedua Edisi Tata Ruang Wilayah. Bandung:

Revisi. Bnadung:Mandar Maju. ITB Bandung

Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi- Yoeti. 2001. Pengantar Ilmu

Fungsi Manajerial Edisi Revisi. Pariwisata. Bandung:Angkasa

Jakarta:PT Bumi Aksara.


Peraturan:

15
Undang-Undang Republik Indonesia http://ir.lawnet.fordham.edu/cgi/

No.10 Tahun 2009 tentang viewcontent.cgi?article=2186&c

Kepariwisataan. ontext=ulj

Jurnal:

Drs. I Putu Anom, M.Par. .Analisis

Pariwisata Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana. (2013).

Vol.13, No. 1

http://fpar.unud.ac.id/ind/wp-

content/uploads/2014/03/Jurnal-

Pariwisata-Vol.13-No.1-2013.pdf

Posner, Paul and Shin Kue

Ryu.(2009). Public-Private

Partnerships: The Relevance of

Budgeting. Vol 9 No. 3.

https://www.oecd.org/gov/budget

ing/43410287.pdf

Urban, Fordhan. 2000. Privazitation

and the New Public Management

E.S Savas. Vol. 28, No. 5.

16

You might also like