You are on page 1of 13

MANAJEMEN PARIWISATA OLEH DINAS KEPEMUDAAN,

OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN PEKALONGAN


(Studi Pada Objek Wisata Kepemilikan Pemerintah Kabupaten Pekalongan)

Ida Hayu Dwimawanti, Alif Fajar Sidiq


Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Diponegoro

ABSTRACT

Pekalongan Regency has a complete tourism potential, starting from the potential
of nature tourism, cultural tourism, shopping tourism, and religious tourism, which
can provide benefits to the region and the community if managed properly.
However, in reality, tourism in Pekalongan Regency has not been able to compete,
tourist arrivals are low so that in 2018 Pekalongan Regency placed 24th out of 35
regencies / cities in Central Java based on the number of tourist visits. This study
aims to explain how tourism management is carried out by the Department of
Youth, Sports and Tourism of Pekalongan Regency and its inhibiting and driving
factors. Research analysis based on Tourism Destination Management theory
includes planning, organizing, implementing programs, and monitoring. This
research uses qualitative methods by collecting data through interviews,
observation, documentation, and literature study. The results showed that tourism
management was not optimal because there were various problems, namely lack of
understanding of the organization's vision, limited budget, lack of numbers and
competence of human resources, lack of attractions and attractions, tourism
promotion was not optimal and supervision was not comprehensive. Driving factor
is the large tourism potential and the support of the central and provincial
governments. Other inhibiting factors are lack of community role, rob, unsterile
tourism object from community activities, illegal parking, and lack of investors.
Researchers recommend collaboration with third parties, add attractions and
tourist attraction facilities, explore new tourism potential, follow tourism trends,
create digital TIC, improve employee competency, recruit social media admins,
create promotion innovations, comprehensive supervision, regulate illegal parking,
and collect data and arrangement of traders in tourist attractions.

Key Word: Tourism, Tourism Management and Tourism Tourism Problems

PENDAHULUAN

Pariwisata di era sekarang tidak menyumbang pendapatan negara


hanya dimaknai sekedar jalan-jalan (devisa) yang cukup besar, serta
semata, tetapi lebih dari itu sektor secara signifikan berkontribusi pada
pariwisata dalam suatu negara dapat penciptaan lapangan kerja,

1
pengembangan usaha, serta Wisata Alam, Ekowisata, Wisata
pemerataan pembangunan spasial dan Buatan, Wisata Budaya, Wisata
pada akhirnya akan mendorong Belanja, dan Wisata Religi. Namun,
perkembangan ekonomi. Indonesia adanya potensi pariwisata yang besar
merupkan sebuah negara dengan ini harus dibarengi dengan
keindahan alam yang menakjubkan, manajemen pariwisata yang baik
keanekaragaman flora dan fauna, sehingga potensi tersebut bisa tergali
keanekaragaman suku, ras, agama, secara maksimal dan dapat
dan budaya dengan berbagai kearifan memberikan dampak yang maksimal
lokal dan keunikan masing-masing pula.
daerah yang tentunya akan Berdasarkan observasi awal
menciptakan potensi destinasi wisata terdapat indikasi permasalahan pada
yang luar biasa jika dimanfaatkan manajemen destinasi pariwisata di
dengan baik. Kabupaten Pekalongan yaitu daya
Manajemen Pariwisata di saing obyek wisata daerah masih
Indonesia diatur dalam Undang- rendah; belum optimalnya
undang No. 10 Tahun 2008 tentang pengembangan potensi event dan
Kepariwisataan. Pengembangan kegiatan wisata berbasis wilayah;
Pariwisata masuk ke dalam 10 kurangnya promosi wisata Kabupaten
(sepuluh) program prioritas nasional Pekalongan secara nasional; masih
yang tercantum di dalam Rencana rendahnya kualitas SDM pelaku
Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018, wisata; infrastruktur dan sarana
ini menandakan bahwa pemerintah prasarana belum lengkap dan
sangat serius dalam pengelolaan dan kondisinya kurang baik; dan belum
pengembangan sektor pariwisata optimalnya kerjasama para pemangku
Indonesia untuk mencapai cita-cita kepentingan serta derah wisata yang
yang diinginkan. rawan bencana. Berdasarkan
Kabupaten Pekalongan permasalahan tersebut penulis merasa
merupakan daerah di Provinsi Jawa perlu untuk menganalisis secara
Tengah yang memiliki potensi mendalam mengenai bagaimana
pariwisata yang melimpah mulai dari manajemen pariwisata yang

2
dilakukan oleh Dinas kepemudaan, (implementasi) untuk mencapai
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten tujuan yang telah ditentukan.
Pekalongan, khususnya pada objek
Manajemen Publik
wisata yang merupakan kepemilikan
Manajemen publik bisa
Pemerintah Kabupaten Pekalongan.
diartikan juga sebagai suatu ilmu,
Tujuan penelitian
aktivitas/kegiatan atau proses
Tujuan yang ingin dicapai
kerjasama dua orang atau sekelompok
dalam penelitian ini adalah untuk
orang di dalam lingkup administrasi/
mengetahui bagaimana manajemen
pemerintahan (instansi publik) untuk
pariwisata yang dilakukan oleh
mencapai tujuan organisasi yang telah
Dinporapar Kabupaten Pekalongan,
ditentukan, yaitu pelayanan publik.
permasalahan serta faktor pendorong
Dalam pelaksanaanya manajemen
dan penghambatnya.
publik penuh dengan aturan dan
Landasan Teori formalitas beda dengan manajemen
Administrasi Publik privat. fungsi-fungsi manajemen
dapat disimpulkan bahwa terdapat
Administrasi publik adalah
beberapa fungsi yang memiliki
ilmu, seni, dan proses tentang segala
makna sama, yaitu tercermin pada
kegiatan/ aktivitas yang dilakukan
fungsi-fungsi Planning, Organizing,
oleh lembaga eksekutif, yudikatif dan
Actuating, dan Controlling.
legislatif di dalam kehidupan
Sedangkan fungsi-fungsi yang lain
pemerintahan dalam upayanya untuk
merupakan cara penyebutan yang
melakukan pelayanan kepada
berbeda
masyarakat (publik). Aktivitas-
aktivitas yang dimaksud adalah Manajemen Pariwisata
Berdasarkan Undang-Undang
kerjasama mengelola sumber daya
No.10 tahun 2009 tentang
sebuah organisasi publik baik sumber
Kepariwisataan, definisi wisata
daya manusia maupun sumber daya
adalah kegiatan perjalanan yang
barang yang ada mulai dari proses
dilakukan oleh seseorang atau
perencanaan (formulasi kebijakan)
sampai dengan pelaksanaanya sekelompok orang dengan

3
mengunjungi tempat tertentu untuk (attraction); Aksesibilitas
tujuan rekreasi, pengembangan (accessibility); dan Fasilitas
pribadi, atau mempelajari keunikan (amenities).
daya tarik wisata yang dikunjungi Metode Penelitian
dalam jangka waktu sementara. Peneliti enggunakan tipe
Sedangkan pariwisata adalah penelitian deskriptif dengan
berbagai macam kegiatan wisata dan pendekatan kualitatif. Situs penelitian
didukung dengan fasilitas serta ini adalah pada Dinas Kepemudaan,
layanan yang disediakan oleh Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
masyarakat, pengusaha, pemerintah Pekalongan dan informan untuk
dan pemerintah daerah. mendapatkan data primer melalui
wawancara adalah kepada Kabid
Janianton Damanik dan Frans
Pariwisata, Kasi Pengelolaan dan
Teguh (2013 : 25) dalam bukunya
Pengembangan Pariwisata, Kepala
yang berjudul Manajemen Destinasi
UPTD Pengelola Objek Wisata dan
Pariwisata Sebuah Pengantar
Staf UPTD Pengelola Objek Wisata
Ringkas, manajemen destinasi
serta para Wisatawan.
pariwisata dapat dilakukan dengan
Jenis data yang digunakan yaitu
berpatok kepada 4 (unsur) yaitu: 1)
data yang berbentuk teks dan data
Perencanaan; 2) Pengorganisasian;
yang berbentuk kata-kata.
3) Implementasi Program; serta
Sumber data primer berasal dari
Monitoring dan Evaluasi.
wawancara dengan informan dan
Menurut Oka A. Yoeti dalam
observasi langsung ke lapangan. Data
Jurnal berjudul Pengelolaan
sekunder berasal dari dokumen, buku,
Pariwisata Oleh Dinas Pariwisata
data statistik dan peraturan
Kabupaten Kutai Barat (2017: 5)
Perundang-undangan.
berpendapat bahwa berhasilnya suatu
pengelolaan objek wisata, hingga Dalam penelitian ini, peneliti
tercapainya kawasan pariwisata dan akan menggunakan teknik observasi
menjadi industri pariwisata sangat terus terang dan tersamar, karena
tergantung pada 3A yaitu Atraksi peneliti langsung melakukan

4
pengamatan ke Dinas Kepemudaan Mewujudkan Pariwisata Andalan
dan Olahraga dan Pariwisata Demi Kesejateraan Masyarakat
Kabupaten Pekalongan, peneliti juga Kabupaten Pekalongan”. Namun,
berharap akan mendapatkan data egawai Dinporapar belum memahami
yang bersifat rahasia melalui teknik visi yang ada.
observasi tersamar.
Dinporapar Kabupaten
Data yang diperoleh dari Pekalongan telah menetapkan 3 (tiga)
informan selanjutnya akan dianalisis program utama yaitu program
secara sistematis dengan melakukan pengembangan pemasaran
tiga langkah yaitu reduksi data, pariwisata, program pengembangan
penyajian data, dan penarikan destinasi pariwisata, dan program
kesimpulan dan verifikasi. Penelitian pengembangan kemitraan.
ini menggunakan teknik pemeriksaan Perumusan program manajemen
keabsahan data berdasarkan tejnik pariwisata dilakukan oleh tim di
triangulasi yang berarti Bappeda, Peran dari Dinporapar
membandingkan dan mengecek balik adalah mengusulkan program yang
derajat kepercayaan suatu informasi akan diajukan ke Bappeda.
yang diperoleh melalui waktu dan alat
Faktor penghambat yaitu
yang berbeda dalam penelitian
Anggaran terbatas; Jumlah dan
kualitatif.
kompetensi pegawai minim; tidak
PEMBAHASAN sterilnya area objek wisata;
Manajemen Pariwisata Oleh Dinas kurangnya peran dan kesadaran
Kepemudaan, Olahraga dan masyarakat; rob merusak fasilitas
Pariwisata Kabupaten Pekalongan objek wisata; parkir liar di area objek
1) Perencanaan wisata; Jumlah dan kondisi fasilitas
Dinporapar Kabupaten objek wisata kurang memadai;
Pekalongan sudah memiliki visi yang Kurangnya investor. Faktor
jelas yaitu “Mewujudkan Pemuda pendorong Sumber daya alam sangat
Dan Olahraga Unggul dan potensial untuk pengembangan
Berprestasi Optimal Serta pariwisata; dukungan dari Pemerintah

5
Provinsi dan Pemerintah Pusat; disekitar objek wisata belum
ketersediaan lahan daerah masih luas dilakukan pendataan.
dan masih banyak potensi sumber Anggaran pariwisata belum
daya alam yang belum tergarap cukup untuk pengembangan
memungkinkan untuk memunculkan
pariwisata. Tahun 2019, anggaran
destinasi wisata baru. pariwisata sebesar Rp 600.000.000,-
Ada 3 (tiga) strategi manajemen (enam ratus juta rupiah) yang berasal
pariwisata di Kabupaten Pekalongan dari APBD Kabupaten Pekalongan.
yaitu optimalisasi pemasaran Target pendapatan sektor pariwisata
pariwisata, peningkatan peran serta tahun 2019 sebesar Rp
masyarakat dan pengembangan 1.150.000.000,- (Satu Milyar Seratus
destinasi pariwisata; Peningkatan Lima Puluh Juta Rupiah) dan tahun
sarana dan prasarana penunjang 2020 naik menjadi Rp
destinasi pariwisata dan Peningkatan 1.500.000.000,- (Satu Milyar Lima
pengembangan kemitraan pariwisata Ratus Juta Rupiah). Sumber dana lain
melalui Pokdarwis. Lebih spesifik selain APBD adalah DAK dan dana
strategi yang akan dilakukan pada hibah dari Pemprov Jawa Tengah.
tahun 2019 adalah menambah spot- Pengawasan belum
spot daya tarik baru di destinasi direncanakan dengan baik, belum ada
pariwisata yang merupakan rencana pengawasan yang jelas
kepemilikan dan dikelola langsung
langkah-langkah dan sistem
oleh Pemda. penilaiannya. Pengawasan objek
Dinporapar Kabupaten wisata yang dilakukan oleh
Pekalongan telah melakukan Dinporapar adalah dengan
pendaftaran, pencatatan dan mengunjungi langsung objek wisata.
pendataan usaha-usaha pariwisata Monitoring objek wisata dilakukan
yang ada, namun pendataan yang terus menerus tetapi tidak ada jadwal
dilakukan hanya sebatas data objek- rutin dan pasti, evaluasi sebagai
objek wisata yang ada, untuk upaya pengendalian kerja pegawai
pedagang maupun usaha-usaha juga dilakukan apabila target

6
pendapatan objek wisata perbulan pencapaian target pendapatan objek
tidak tercapai. Aspek yang menjadi wisata.
fokus pengawasan adalah pada
2) Pengorganisasian Pariwisata yang memiliki tugas
Pegawai yang berstatus ASN pokok melaksanakan pengelolaan dan
direkrut sesuai standar dan pengembangan obyek wisata serta
mekanisme yang telah diatur oleh penyuluhan dan pemasaran wisata,
Negara. Apabila membutuhkan kemudian Unit Pelaksana Tugas
tenaga kerja (outsourching) Daerah (UPTD) Pengelola Objek
Dinporapar Kabupaten Pekalongan Wisata merupakan bagian dari
akan akan mengadakan lelang/tender Dinporapar Kabupaten Pekalongan
yang akan diikuti oleh perusahaan yang memiliki tugas sebagai
penyedia tenaga kerja outsourching, pengelola lapangan objek wisata
perusahaan yang memenangkan milik Pemda, diantaranya adalah
tender harus menyediakan tenaga Objek Wisata Linggo Asri, Bumi
kerja sesuai dengan yang dibutuhkan Perkemahan dan Pantai Depok.
oleh Dinporapar Kabupaten
Mekanisme penempatan
Pekalongan. Namun, dalam pegawai pengelola objek wisata
pelaksanaannya sekarang, belum dilakukan dengan baik secara
mekanisme perekrutan tenaga merata. Akibat keterbatasan pegawai,
outsourching langsung oleh spesialisasi kerja hanya dilakukan di
pengelola objek wisata tanpa melalui OW Linggo Asri. Pegawai yang tidak
proses seleksi yang jelas, terukur dan memiliki spesialisasi kerja dituntut
ketat, perekrutan dilakukan dengan memiliki beban tugas ganda. Alur
mencari tenaga kerja outsourching koordinasi dan wewenang di
yang merupakan masyarakat yang Dinporapar Kabupaten Pekalongan
tinggal di sekitar objek wisata. dilakukan sesuai standar birokrasi
Pada struktur organisasi yaitu berjenjang. Proses
Dinporapar Kabupaten Pekalongan, pendelegasian wewenang dilakukan
yang bertanggungjawab melakukan sesuai dengan tingkatan jabatan yang
manajemen pariwisata yaitu Bidang tertera pada struktur organisasi

7
Dinporapar Kabupaten Pekalongan, Objek Wisata Bumi Perkemahan
yaitu dari tingkat jabatan tinggi ke menjadi berkonsep Wana Wisata
jabatan yang ada di bawahnya. dengan penambahan atraksi Glamour
Camping, kuliner, kopi, dan wahana
3) Implementasi Program
adventure seperti panahan dan
Daya tarik yang ada di objek
shooting target. Sedangkan untuk
wisata yang dikelola oleh Pemerintah
Objek Wisata Pantai Depok masih
Kabupaten Pekalongan masih belum
belum ada rencana untuk menambah
bisa untuk menarik kunjungan
atraksi wisata karena berbagai
wisatawan secara signifikan. Perlu
masalah di dalam pengelolaannya.
adanya penambahan dan peningkatan
Masih terdapat beberapa
atraksi wisata supaya lebih lengkap
fasilitas objek wisata yang belum
dan variatif, atraksi wisata yang ada
tersedia di ketiga objek wisata yang
sekarang bisa dibilang tertinggal jika
dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
dibandingkan dengan yang ada di
Pekalongan. Sedangkan, beberapa
daerah lain. Ketiga objek wisata yang
fasilitas objek wisata yang sudah
dikelola oleh Pemkab antara lain
tersedia kondisinya kurang terawat
Objek Wisata Linggo Asri, Objek
dan perlu perbaikan. Objek Wisata
Wisata Bumi Perkemahan dan Objek
Linggo Asri kurang beberapa fasilitas
Wisata Pantai Depok belum bisa
yang belum tersedia ataupun
memenuhi tiga unsur daya tarik
jumlahnya yang kurang mencukupi,
wisata yaitu ada yang dilihat; ada
yaitu fasilitas tempat parkir dan
yang dilakukan (aktifitas) dan ada
petugas parkir, kemudian fasilitas
yang bisa dibeli atau dibawa pulang.
restoran dan rumah makan yang
Program yang diusulkan untuk tahun
jumlahnya masih minim dan belum
2020 antara lain adalah re konsep
tertata, tempat sampah dan gazebo
Objek Wisata Linggo Asri menjadi
untuk tempat berteduh serta fasilitas
objek wisata dengan konsep Taman
yang kurang terawat yaitu kandang
Wisata kemudian akan ditambah
hewan dan toilet. Fasilitas yang
fasilitas atraksi dan kuliner. Re
belum dimiliki OW Bumi
konsep juga akan dilakukan pada
Perkemahan adalah lahan parkir dan

8
petugas parkir serta tempat berteduh. bintang tiga dan hanya ada tujuh unit
Fasilitas yang belum tersedia di OW hotel non bintang yang terdaftar.
Pantai Depok antara lain tempat Akses menuju objek wisata
parkir dan petugas parkir, rambu- yang dikelola oleh Pemerintah
rambu pembatas, penjaga
Kabupaten Pekalongan mudah
pantai/petugas keselamatan, mushola, dijangkau dan sudah tersedia jalan
dan tempat. Toilet dan tempat untuk aspal yang lebar dengan kondisi yang
mengganti pakaian pun sangat minim baik serta lalu lintas yang lancar.
serta kondisinya yang kurang terawat,
Sudah tersedia sarana angkutan
begitupun beberapa fasilitas bermain umum untuk menuju ke objek wisata.
yang kondisinya sudah kusam dan Namun, masih ada beberapa kendala
kurang terawat pada angkutan umum yang ada yaitu
Tourism Information Center jadwal keberangkatan yang tidak
(TIC) berfungsi sebagai penyedia pasti/tetap dan angkutan umum yang
berbagai informasi wisata yang ada di tidak bisa mengantarkan hingga ke
suatu daerah kepada wisatawan. titik lokasi objek wisata.
Kabupaten Pekalongan memiliki dua Diklat yang diadakan oleh
TIC yang terletak di Kecamatan Doro Pemerintah Kabupaten Pekalongan
dan kecamatan Petungkriyono, sebagai upaya untuk meningkatkan
namun TIC tersebut sekarang kompetensi pegawai dilakukan sekali
dinonaktifkan karena dianggap tidak
setahun, bahkan terkadang tidak ada
efektif. sama sekali dalam setahun, jumlah ini
Jumlah hotel atau penginapan di tentu sangat minim. pengelola objek
Kabupaten Pekalongan masih minim wisata di Kabupaten Pekalongan
dan kondisinya kurang baik sehingga sangat sedikit yang sudah memiliki
kurang mendukung untuk sertifikat atau yang sudah mengikuti
pengembangan pariwisata daerah. sertifikasi sebagai pengelola objek
Kabupaten Pekalongan hanya wisata. terhitung hanya ada 2 (dua)
terdapat satu hotel dengan spesifikasi orang yang sudah mengikuti
sertifikasi yaitu dari pengelola Objek

9
Wisata Bumi Perkemahan. baik belum ada kerjasama yang
Pengadaan pendidikan sadar wisata dilakukan oleh Dinporapar dengan
bagi masyarakat di Kabupaten pihak swasta untuk mengembangkan
Pekalongan sangat minim. Pengadaan pariwisata daerah karena iklim
Diklat, sertifikasi dan pendidikan investasi yang belum menarik
sadar wisata terkendala anggaran investor datang.
yang terbatas. Kegiatan promosi pariwisata
Pemerintah Kabupaten yang dilakukan oleh Dinporapar
Pekalongan belum membentuk atau Kabupaten Pekalongan yaitu melalui
belum memiliki badan-badan otoritas media sosial intagram
tertentu dibidang pariwisata seperti @wisata_pekalongankab yang
Badan Promosi Pariwisata atau Badan dikelola langsung oleh Dinporapar
Otoritas Pengelola Objek Wisata Kabupaten Pekalongan dan website
seperti yang terdapat di daerah lain resmi Dinporapar pada laman
atau pemerintah pusat. Dinporapar https://www.dinporapar-
Kabupaten Pekalongan telah pekalongankab.web.id/. Upaya lain
memiliki struktur organisasi dan adalah mengadakan event-event
pembagian tugas pokok dan fungsi daerah yang dapat menarik kunjungan
(Tupoksi) yang jelas. SDM pengelola wisatawan sekaligus memunculkan
objek wisata di Kabupaten citra pariwisata Kabupaten
Pekalongan masih memerlukan Pekalongan, Dinporapar juga
pengembangan kompetensi. SDM mengenalkan wisata Kabupaten
yang ada belum memiliki mindset Pekalongan dengan mengikuti event-
untuk melakukan pengembangan event yang diadakan oleh daerah lain.
pariwisata secara maksimal, mereka Promosi wisata juga dilakukan oleh
juga minim inovasi. Jejaring yang duta wisata Kabupaten Pekalongan
dimiliki oleh Dinporapar Kabupaten dan pribadi pegawai pengelola objek
Pekalongan masih belum maksimal, wisata melalui media sosial mereka
kerjasama Dinporapar Kabupaten masing-masing. Kendalanya adalah
Pekalongan dengan stakeholder belum adanya admin media sosial
pariwisata lain belum terjalin dengan sehingga promosi kurang update dan

10
minimnya event pariwisata yang kurang ketat sehingga masih
Kabupaten Pekalongan. terjadi vandalisme fasilitas objek
wisata yang dilakukan oleh
4) Pengawasan
pengunjung dan pengunjung yang
Kontrol yang dilakukan oleh bermain fasilitas objek wisata tanpa
Dinporapar Kabupaten Pekalongan sepengetahuan petugas objek wisata,
adalah dengan mendatangi langsung hal ini dikarenakan minimnya jumlah
objek wisata yang dikelola Pemda personil petugas objek wisata.
untuk mengawasi manajemen objek Dinporapar Kabupaten
wisata yang dilakukan oleh pegawai Pekalongan telah melakukan
pengelola. Kegiatan ini bertujuan identifikasi hambatan manajemen
untuk berkomunikasi dengan pariwisata yang dihadapi, Faktor
pengelola apakah ada hambatan yang penghambat yaitu Anggaran terbatas;
dihadapi di dalam proses manajemen Jumlah dan kompetensi pegawai
objek wisata. Sayangnya, kontrol ini minim; tidak sterilnya area objek
belum memiliki jadwal yang pasti dan wisata; kurangnya peran dan
hanya dilakukan ketika pegawai kesadaran masyarakat; rob merusak
Dinporapar memiliki waktu luang fasilitas objek wisata; parkir liar di
untuk menuju ke objek wisata. area objek wisata; Jumlah dan kondisi
Kemudian, untuk kontrol terhadap fasilitas objek wisata kurang
aktifitas dan fasilitas objek wisata memadai; Kurangnya investor.
dilakukan oleh UPTD Pengelola Evaluasi dilakukan pada akhir
Objek Wisata mulai monitoring tahun, proses evaluasi dilakukan
kebersihan, monitoring fasilitas, dan bersama Bappeda dan Inspektorat dan
monitoring pengunjung menjadi hal-hal yang di evaluasi adalah
tanggungjawab dari pegawai UPTD. implementasi program, anggaran,
Monitoring oleh UPTD masih kendala yang dihadapi, dan
berjalan kurang maksimal, dibuktikan pencapaian target organisasi.
dengan objek wisata yang masih Evaluasi juga bisa dilakukan setiap
terdapat banyak sampah berserakan bulan apabila target pendapatan
kemudian pengawasan pengunjung wisata perbulan tidak tercapai.

11
Setelah melakukan evaluasi, langkah Berdasarkan hasil penelitian
selanjutnya adalah menetukan solusi belum ada prestasi yang signifikan
apa yang akan dilakukan untuk dari manajemen destinasi pariwisata
mengatasi berbagai hambatan yang di Kabupaten Pekalongan, hanya pada
ada. Solusi atas hambatan manajemen tahun 2019 kenaikan kunjungan
pariwisata, yang telah ditentukan wisatawan cukup besar karena adanya
kemudian diusulkan dan apabila penambahan daya tarik wisata baru di
disetujui kemudian dimasukan ke salah satu objek wisata.
dalam perencanaan program untuk
diimplementasikan pada tahun
berikutnya.

Kesimpulan ada spesialisasi kerja, serta alur


koordinasi berjenjang membuat
Manajemen pariwisata di
proses koordinasi kurang efektif.
Kabupaten Pekalongan yang
Permasalahan dalam tahapan
dilakukan oleh Dinas Kepemudaan,
implementasi program antara lain,
Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar)
daya tarik destinasi wisata belum
masih belum optimal, masih
menarik kunjungan wisatawan,
ditemukan kendala maupun
jumlah dan kondisi fasilitas wisata
permasalahan pada setiap
kurang memadai, TIC kurang efektif,
tahapannya. Permasalahan pada tahap
jumlah dan kualitas akomodasi
perencanaan yaitu pegawai tidak
kurang memadai, angkutan umum
memahami visi, pendataan usaha
belum memiliki jadwal
pariwisata minim, anggaran terbatas,
keberangkatan yang pasti,
dan belum ada mekanisme
kompetensi pegawai minim,
pengendalian (monitoring) kegiatan
penyelenggaraan Diklat, sertifikasi
yang jelas. Pada tahapan
dan pendidikan sadar wisata minim,
pengorganisasian terdapat beberapa
belum ada kerjasama dengan pihak
permasalah antara lain mekanisme
swasta dan promosi wisata belum
perekrutan pegawai outsourching
maksimal. Pada tahapan pengawasan,
yang tidak jelas dan asal-asalan, tidak
beberapa permasalahan pada tahapan

12
pengawasan antara lain, pengawasan pegawai yang terbatas, serta belum
yang dilakukan hanya sebatas kontrol ada pencapaian/prestasi sektor
terhadap pendapatan, kemudian pariwisata yang membanggakan.
pengawasan terkendala jumlah

13

You might also like