Professional Documents
Culture Documents
PROYEK INTERNAL
Disusun oleh :
Fredianta Saputra Kaban 4311601068
Getha Febriyani Putri 4311601071
Charent Matta 4311601088
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan matakuliah Proyek Internal
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….………..i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………..……….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………......…iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..…v
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….…….4
1.3 Batasan Masalah………………………………………………………….4
1.4 Tujuan……………………………………………………………………4
1.5 Manfaat…………………………………………………………………..5
1.6 Sistematika Penulisan…………………………………………………….5
iii
2.4 APLIKASI PEMBUATAN MOTION GRAPHIC………………………..11
1. Adobe Illustrator……………………………………………………..11
2. Adobe After Effect…………………………………………………...11
3. Adobe Media Encoder……………………………………….............12
4. Adobe Audition…………………………………………………..….12
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-
tahun 2016…………………………………………………………………………2
Gambar 1.3 Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016…..2
Gambar 3.1 Gambar diagram konsep desain motion graphic: Media sosialisasi ibu
hamil……………………………………………………………………………...13
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perancangan karakter motion graphic sosialisasi posyandu ibu hamil…14
Tabel 3.2 Storyboard motion graphic posyandu sosialisasi ibu hamil…………….17
Tabel 3.3 Material motion graphic sosialisasi posyandu ibu hamil………………20
Tabel 4.1 Desain karakter………………………………………………………...22
Tabel 4.2 Desain assets……………………………………………………….......23
Tabel 4.3 Pengujian storyboard dengan implementasi video motion graphic…….24
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2016 berdasarkan
kematian yang dilaporkan (sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2016)
Data diatas menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun AKI Kepulauan Riau
masih fluktuatif. Pencapaian tahun 2016 menurun dibandingkan tahun 2016.
Distribusi AKI berdasarkan Kabupaten/Kota diuraikan pada grafik berikut.
1
Gambar 1.2 Distribusi AKI menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, tahun 2016
(sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2016)
Gambar 1.3 Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 (sumber: Kementerian
Kesehatan RI, 2016)
2
Kesehatan merupakan hak asasi manusia sehingga setiap orang berupaya
untuk hidup sehat. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat tidak saja tanggung jawab pemerintah namun yang lebih penting adalah
keterlibatan seluruh masyarakat. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
merupakan upaya pembangunan kesehatan dengan memanfaatkan potensi yang ada
di masyarakat baik sarana maupun sumber daya manusia mulai dari individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, seperti posyandu.
Posyandu adalah Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan perpanjangan
pelaksanaan program kesehatan memiliki 5 (lima) program pokok antara lain
program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Perbaikan Gizi, Imunisasi, Keluarga
Berencana (KB) dan Penanggulangan Diare. Selain itu juga dilakukan
pengembangan program kesehatan lainnya seperti dana sehat, bina keluarga balita,
Pelayanan Kesehatan Usila dan lain-lain.
Posyandu sangat berpengaruh bagi ibu, bayi, dan anak balita yang lebih
spesifik dalam pemberian pelayanan kesehatan. Tidak hanya pelayanan kesehatan
dan pengobatan saja, namun posyandu juga memberikan beragam informasi
pengetahuan untuk menambah wawasan terhadap masyarakat setempat.
Dalam buku Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2015, jumlah posyandu di
Kota Batam telah mencapai 438 terjadi peningkatan 5,3% dibanding tahun 2014
lalu. Seluruh posyandu yang ada tersebar diseluruh wilayah Kota Batam.
Kehamilan merupakan proses alami yang akan dilalui oleh wanita dewasa,
Hal ini juga memiliki resiko yang harus diperhatikan agar tidak membahayakan
bayi maupun ibu hamil. Resiko kehamilan dapat diketahui dengan melakukan
deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko sehingga tenaga kesehatan dapat
mengetahui penanganan lebih lanjut. Untuk menghindari atau menanggulangi
resiko tersebut maka dengan Pedoman Manajemen Pelayanan Obsteri Emergensi
Komprehensif (PONEK) 24 jam dengan langkah utama: Peningkatan deteksi dini,
Pengelolaan ibu hamil Resiko Tinggi (Resti) dan Pemantapan kemampuan
pengelolaan program di tingkat kota/kabupaten dalam perencanaan,
penatalaksanaan, pemantauan dan penilaian kinerja upaya penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB).
3
Posyandu juga merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan ibu hamil. Perawatan kehamilan dan
pemilihan penolong persalinan merupakan dua komponen penting yang perlu
mendapat perhatian. Masyarakat tampaknya lebih mengacu pada tradisi dan nilai-
nilai yang ada pada kedua komponen tersebut. Pemanfaatan pelayanan kesehatan
di posyandu oleh ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara kualitas belum
terbukti secara maksimal. Faktor kemiskinan yang dominan di dalam masyarakat
semakin memperkuat persepsi bahwa pemeriksaan kesehatan bukan merupakan
partisipasi, tetapi kepatuhan masyarakat.
Oleh sebab itu, dibuat sebuah media sosialisasi dalam bentuk audio video
motion graphic untuk menyampaikan informasi penting terkait Posyandu sehingga
meningkatkan pemahaman responden tentang pesan atau pembelajaran yang
disampaikan, hal ini juga dapat mengurangi angka kematian ibu di kepuauan riau,
khususnya Kabupaten/Kota Batam.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat motion graphic Media Sosialisasi
Posyandu Ibu Hamil.
4
1.5 Manfaat
Berdasarkan latar belakang diatas mengenai angka kematian ibu (AKI),
diharapkan produk motion graphic ini dapat menginformasikan mengenai peran
penting posyandu serta bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
2. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) berisi catatan kesehatan
ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir sampai anak usia 6
tahun) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu
dan anak. Setiap ibu hamil mendapat 1 (satu) Buku KIA. Jika ibu hamil atau
melahirkan bayi kembar, maka ibu memerlukan tambahan buku KIA lagi.
Buku KIA tersedia di posyandu, polindes/poskesdes, puskesmas pembantu,
puskesmas, bidan praktik, dokter praktik, rumah bersalin dan rumah sakit.
7
1. Media Massa
a. Majalah
Majalah adalah media cetak yang diterbitkan secara berkala,
misalnya mingguan atau bulanan. Majalah juga berisi bermacam-
macam artikel yang bervariasi sesuai dengan perkembangan.
b. Poster
Poster adalah suatu desain grafis yang memuat komposisi gambar
dan huruf diatas kertas, dengan maksud menampilkan informasi
untuk mencari perhatian mata sekuat mungkin.
2. Media Sosial
a. YouTube
YouTube adalah situs web video sharing yang cukup populer dimana
para penggunanya dapat memuat, menonton, mengunggah dan
berbagi video secara gratis dengan adanya koneksi internet.
b. Facebook
Facebook adalah situs jejaring sosial yang memungkinkan pengguna
dapat saling berinteraksi dengan pengguna lainnya di seluruh dunia.
c. WhatsApp
WhatsApp adalah aplikasi pesan instan untuk smartphone. Berbeda
dengan SMS (Short Message Direct), WhatsApp menggunakan
koneksi internet untuk melakukan perpesanan.
9
Berikut ini adalah penjelasan dari gambar 2.3 Metode Pengembangan Luther
Sutopo :
1. Concept
Tahap concept (pengonsepan) adalah tahap untuk menentukan tujuan dan
siapa pengguna program (identifikasi audiens). Tujuan dan pengguna akhir
program berpengaruh pada nuansa multimedia sebagai pencerminan dari
identitas organisasi yang menginginkan informasi sampai pada akhir.
2. Design
Design (perancangan) adalah tahap pembuatan spesifikasi mengenai
arsitektur program, gaya, tampilan, dan kebutuhan material atau bahan
untuk program. Spesifikasi dibuat serinci mungkin sehingga pada tahap
berikutnya, yaitu material collecting dan assembly. Tahap ini biasanya
menggunakan storyboard untuk menggambarkan deskripsi tiap scene.
3. Material Collecting
Material collecting adalah tahap pengumpulan bahan yang sesuai dengan
kebutuhan yang dikerjakan. Bahan-bahan tersebut, antara lain gambar
clipart, foto, animasi, video, audio, dan lain-lain yang dapat diperoleh
secara gratis atau dengan pemesanan kepada pihak lain yang sesuai dengan
rancangannya.
4. Assembly
Tahap assembly adalah tahap pembuatan semua objek, pembuatan animasi,
dan bahan multimedia pembuatan motion graphics ini didasarkan pada
tahap design, seperti storyboard, bagan alir, dan/atau struktur navigasi.
5. Testing
Tahap testing (pengujian) adalah setelah menyelesaikan tahap pembuatan
(assembly) dengan menjalankan motion graphics dan melihatnya apakah
ada kesalahan atau tidak. Dalam pengujiannya terdapat dua tahap yaitu
tahap pengujian alpha yang pengujiannya dilakukan oleh pembuatnya
sendiri. Setelah melewati pengujian tahap alpha maka dilanjutkan
10
pengujian tahap beta yang melibatkan pengguna akhir yaitu ahli media dan
ahli materi.
6. Distribution
Pada tahap ini aplikasi akan disimpan dalam suatu media penyimpanan. Jika
media penyimpanan tidak cukup untuk menampung aplikasinya, kompresi
terhadap aplikasi tersebut akan dilakukan.
Adobe Illustrator adalah salah satu software pengolah gambar yang berbasis vektor.
Dari gambar vektor tersebut dapat diolah menjadi gambar animasi yang sesuai
dengan perancangan awal. Software ini juga memiliki beberapa tools yang dapat
membantu dalam pengerjaan gambar.
2. Adobe After Effects
11
Adobe After Effects adalah software yang digunakan untuk membuat gambar
bergerak dan dapat juga mempercantik hasil video dengan perpaduan shapes dan
keyframe untuk menganimasikan gambar. Software ini juga memiliki beberapa
tools yang dapat membuat pergerakan gambar menjadi lebih dinamis.
3. Adobe Media Encoder
Adobe Media Encoder adalah software untuk mengekspor video menjadi video
yang dapat dinikmati oleh audiens. Software ini juga mensupport beberapa format
video sehingga dapat lebih mudah dinikmati oleh semua format video (*.mp4,
*mkv, dan lain-lain)
4. Adobe Audition
Adobe Audition adalah software multitrack digital audio recording, editor, dan
mixer yang digunakan dan memiliki berbagai fasilitas pengolahan suara (seperti,
dubbing, dan lain-lain.
12
BAB III
KONSEP DESAIN MOTION GRAPHIC
Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana konsep desain Motion graphic dengan
sistem pengembangan multimedia Luther Sutopo.
Gambar 3.1 Gambar diagram konsep desain motion graphic: Media sosialisasi ibu hamil
13
Produk motion graphic ini akan di distribuasikan melalui media sosial seperti
Whatsapp, Facebook, Youtube, dan lain-lain yang menjadi salah satu media yang
sering digunakan oleh masyarakat.
3.2 Design (perancangan)
Tahap ini merupakan tahapan awal sebelum dibuatnya produk motion
graphic, yaitu Perancangan Karakter, Script writing dan Storyboard.
1. Perancangan Karakter
Pada tahapan ini terdapat karakter yang digunakan dalam motion graphic
Nama : Aldi
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Maret
1992
1. Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Peran : Suami 1
Nama : Tina
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 22
Maret 1993
2. Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Peran : Ibu Hamil 1
14
Nama : Adi
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 10
Januari 2019
3. Umur : 0 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Peran : Bayi 1
Nama : Rima
Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 12
Februari 1992
4. Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Peran : Bidan
Nama : Chintya
5. Tempat, Tanggal Lahir : Batam, 5
Februari 1994
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Peran : Ibu Hamil 2
15
Nama : Donna
Tempat, Tanggal Lahir : Bali, 22 Juli
1994
6. Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Peran : Ibu Hamil 3
Nama : Putra
Tempat, Tanggal Lahir : Batam, 17 Juli
1993
7. Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Peran : Suami 3
Nama : Kirana
Tempat, Tanggal Lahir : Manado, 25
November 1994
8. Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Peran : Ibu Hamil 4
Nama : Bobby
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Maret
1993
9. Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Peran : Suami 4
16
2. Script Writing
Pada script writing ini berisi tentang naskah dalam bentuk sinopsis yang
dijabarkan dalam 3 bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah, dan bagian
akhir.
i. Bagian Awal
Pada bagian ini menampilkan seorang ibu yang mengetahui kehamilan,
hal ini akan disampaikan di cerita selanjutnya apakah ibu hamil tersebut
sudah memeriksakan diri ke posyandu atau tidak. Ketidaktahuan ibu
menjadi awal mula penjelasan mengenai posyandu dan pelayanan yang
diberikan oleh posyandu kepada ibu hamil.
ii.Bagian Tengah
Pada bagian ini menampilkan penjelasan tentang pelayanan apa saja yang
diberikan oleh posyandu kepada masyarakat, lalu dari pelayanan tersebut
diambil salah satunya yang menjadi fokus atau inti penjelasan yang akan
disampaikan oleh posyandu kepada masyarakat, yaitu penejelasan
mengenai pelayanan apa saja yang diberikan oleh posyandu kepada ibu
hamil, aktifitas apa saja yang harus dilakukan kepada ibu hamil, dan
aktifitas apa saja yang harus dihindari oleh ibu hamil untuk menjaga
kesehatan dan keselamatan bayi dalam kandungan.
iii.Bagian Akhir
Pada bagian ini menampilkan animasi pasangan ayah dan ibu yang sudah
melahirkan dengan sehat karena sudah mendapatkan pengarahan tentang
pelayanan posyandu kepada ibu hamil. Pada akhir dari video tersebut
adalah ajakan kepada masyarakat tentang pentingnya datang ke posyandu
dan melakukan hal yang dianjurkan dan menghindari hal yang dilarang
oleh posyandu.
3. Storyboard
Pada tahapan ini berisi tentang perancangan gambar, gerak, dan audio
pada motion graphic.
17
Tabel 3. 1 Storyboard Motion Graphic Posyandu Sosialisasi Ibu Hamil
No. Gambar
1.
18
No. Gambar
2.
19
No. Gambar
3.
20
Tabel 3. 2 Material Motion Graphic Sosialisasi Posyandu Ibu Hamil
https://www.youtu
be.com/watch?v=L
3 Video Animasi _W3-
13PTfM&feature=
youtu.be
Poster infografis
5 tentang Kesehatan Ibu -
dan Bayi
Poster infografis
6 tentang Angka -
Kematian Ibu Hamil
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini merupakan kelanjutan dari proses pembuatan motion graphic
yang sebelumnya diuraikan pada bab sebelumnya. Proses pembuatan ini dilakukan
dengan sistem pengembangan multimedia Luther Sutopo yaitu Assembly, Testing,
dan Distribution.
4.1 Assembly
Tahap ini merupakan tahap pembuatan semua objek yang didasarkan pada
tahap desain, seperti storyboard. Total scene yang dibutuhkan dalam pembuatan
motion graphic sosialisasi posyandu ibu hamil ini berjumlah 15 scene dengan
format output adalah *MP4.
1. Pembuatan Objek
Dalam pembuatan objek desain karakter dan desain asset pada motion graphic ini
menggunakan software Adobe Illustrator CC 2017
Tabel 4.1 Desain Karakter
Desain Karakter
Dokter Bayi
22
Tabel 4.2 Desain Assets
Desain Assets
Alat Ukur
Mobil Ambulan Pakaian Bayi Denyut Jantung
Tekanan Darah
Logo
Ibu dan Anak Timbangan Berat
Logo Minuman Trimester Ibu
Laki-laki Badan
Hamil
23
2. Penggabungan Animasi
Pada penggabungan animasi motion graphic menggunakan Adobe After Effect
CC 2017 yaitu dengan menggabungkan seluruh Assets yang telah dibuat
sebelumnya sehingga menjadi sebuah animasi yang nantinya akan di export dengan
format *MP4.
Gambar 4.1 Contoh Worksheet pembuatan motion graphic sosialisasi posyandu ibu hamil
4.2 Testing
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu menguji video motion graphics
yang telah diproduksi. Beberapa pengujian yang akan menjadi pembahasan dalam
kegiatan ini ialah pengujian di pihak pengembang untuk menguji kesesuaian antara
rancangan dengan produk yang dihasilkan, uji coba alpha, dan yang terakhir adalah
uji coba beta.
1. Uji Coba Alpha
Pengujian tahap alpha ini yaitu menguji kesesuaian antara rancangan dengan
produk yang dihasilkan. Hasil implementasi dengan storyboard telah sesuai tiap
scene-nya. Berikut merupakan hasil pengujian disajikan pada Tabel 4.3.
24
Tabel 4.3 Pengujian storyboard dengan implementasi video motion graphic
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic memiliki kesesuaian
antara rancangan dengan
01 produk yang dihasilkan.
Narasi yang telah di rancang
juga sesuai dengan hasil
produk.
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic memiliki kesesuaian
antara rancangan dengan
02 produk yang dihasilkan.
Narasi yang telah di rancang
juga sesuai dengan hasil
produk.
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic memiliki kesesuaian
antara rancangan dengan
03 produk yang dihasilkan.
Narasi yang telah di rancang
juga sesuai dengan hasil
produk.
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic memiliki kesesuaian
antara rancangan dengan
produk yang dihasilkan,
hanya saja pada produk
04 ditambahkan karakter yang
tidak ada pada rancangan.
Narasi yang telah di rancang
juga sesuai dengan hasil
produk.
25
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic memiliki kesesuaian
antara rancangan dengan
produk yang dihasilkan,
05 hanya saja pada produk
ditambahkan beberapa objek.
Narasi yang telah di rancang
juga sesuai dengan hasil
produk.
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic memiliki kesesuaian
antara rancangan dengan
06 produk yang dihasilkan.
Narasi yang telah di rancang
juga sesuai dengan hasil
produk.
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic memiliki kesesuaian
antara rancangan dengan
07 produk yang dihasilkan.
Narasi yang telah di rancang
juga sesuai dengan hasil
produk.
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic tidak memiliki
kesesuaian antara rancangan
dengan produk yang
dihasilkan dikarenakan
08 ketidakefektifan pada
rancangan yang berupa teks,
sehingga pada implementasi
diganti dengan simbol atau
gambar.
26
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic tidak memiliki
kesesuaian antara rancangan
dengan produk yang
dihasilkan, karakter pada
09 rancangan berbeda dengan
produk dan ditambahkan teks
untuk mempertegas gambar
pada produk. Narasi yang
telah di rancang juga sesuai
dengan hasil produk.
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic tidak memiliki
kesesuaian antara rancangan
dengan produk yang
10 dihasilkan, karakter pada
rancangan ditambahkan pada
produk. Narasi yang telah di
rancang juga sesuai dengan
hasil produk.
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic tidak memiliki
kesesuaian antara rancangan
11 dengan produk yang
dihasilkan, teks pada
rancangan ditambahkan
dengan gambar pada produk.
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic tidak memiliki
kesesuaian antara rancangan
dengan produk yang
12 dihasilkan, teks pada
rancangan diganti dengan
gambar pada produk. Narasi
yang telah di rancang juga
sesuai dengan hasil produk.
27
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic tidak memiliki
kesesuaian antara rancangan
dengan produk yang
dihasilkan dikarenakan
13 ketidakefektifan pada
rancangan yang berupa teks,
sehingga pada implementasi
diganti dengan simbol atau
gambar.
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic tidak memiliki
kesesuaian antara rancangan
dengan produk yang
14 dihasilkan, karena
ditambahkan teks untuk
mempertegas gambar pada
produk.
Storyboard dengan
implementasi video motion
graphic memiliki kesesuaian
antara rancangan dengan
15 produk yang dihasilkan.
Narasi yang telah di rancang
juga sesuai dengan hasil
produk.
28
2. Uji Coba Beta
Uji coba alpha merupakan tahap uji coba yang dilakukan oleh ahli media dan
ahli materi. Pelaksanaan uji coba ini dilakukan dengan melakukan uji validasi
mengenai konten motion graphics setelah uji coba Alpha. Validator dalam
validasi ini adalah seorang dosen yang menilai video “Motion graphics
Sosialisasi Posyandu Ibu Hamil” yang telah melalui uji coba alpha sebelumnya.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai validasi konten ini
dapat memperhatikan pada lampiran yang terlampir. Berdasarkan lampiran
tersebut bisa dikatakan semua aspek dari konten video “Motion graphics
Sosialisasi Posyandu Ibu Hamil” sudah disetujui dan dapat ditampilkan kepada
publik.
Selain melakukan uji validasi konten, dilakukan juga uji oleh ahli media. Uji
oleh ahli media bertujuan untuk memastikan kualitas video “Motion graphics
Sosialisasi Posyandu Ibu Hamil” sudah layak untuk ditunjukkan kepada publik.
Kelayakan ini meliputi beberapa aspek yaitu dari aspek animasi, aspek kualitas
tampilan media dan audio, serta pemahaman materi dan penggunaan bahasa.
Dalam melaksanakan uji oleh ahli media, dilakukan uji validasi “Motion
graphics Sosialisasi Posyandu Ibu Hamil” yang dilakukan oleh seorang dosen
pengajar mata kuliah yang berkaitan dengan multimedia dari Politeknik Negeri
Batam. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai validasi konten
ini dapat memperhatikan pada lampiran yang terlampir.
3. Distribution
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah penyimpanan video motion
graphic dalam suatu media penyimpanan atau di publikasikan melalui sosial media,
seperti Youtube, Facebook, dan lain-lain. Berikut pada Tabel 4.4 merupakan hasil
dari proses distribusi yang dilakukan.
29
Tabel 4.4 Hasil proses distribusi motion graphic
Proses
Hasil Distribusi Keterangan
Distribusi
Melalui
Facebook
sebagai sosial
media untuk
Melalui menyebarluaskan
Facebook video “Motion
Graphic
Sosialisasi
Posyandu Ibu
Hamil”
Melalui
Facebook
sebagai sosial
media untuk
Melalui menyebarluaskan
Youtube video “Motion
Graphic
Sosialisasi
Posyandu Ibu
Hamil”
Menggunakan
DVD sebagai
media
penyimpanan
untuk
menyimpan
Media
video “Motion
Penyimpanan
graphics
Sosialisasi
Posyandu Ibu
Hamil” dan juga
sebagai bentuk
dokumentasi.
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembuatan dan pengujian yang telah dilaksanakan, maka
didapatkan beberapa kesimpulan yaitu :
Dalam pembuatan Motion graphic media sosialisasi ibu hamil ini menggunakan
teknik pengembangan sistem model Luther Sutopo. Pengembangan sistem ini
dimulai dari identifikasi masalah yaitu mengidentifikasi penyebab dan titik
keputusan serta mengacu pada metodologi pengembangan multimedia Luther
Sutopo.
5.2 Saran
Saran yang diberikan untuk selanjutnya yaitu :
1. Menambahkan keterangan mengenai peran posyandu secara lebih detail dan
menyeluruh agar masyarakat lebih memahami tentang posyandu.
2. Dapat mengimplementasikan indikator lain dalam aspek motion graphic serta
menambahkan analisa agar produk dapat dipahami lebih detail dan mendalam.
31
DAFTAR PUSTAKA
Fadya, Mifta. Pembuatan Motion graphic sebagai Media Promosi Pada Campaign
“Kado Blanja” di Media Sosial PT.Metraplasa – Blanja.com
Kementerian Kesehatan RI, Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta: Kementerian
Kesehatan dan JICA (Japan Internasional Cooperation Agency), 1997, Cetakan
Tahun 2016
Kementerian Kesehatan RI, Pusat Data dan Informasi, Jakarta Selatan, 2014
32
Lampiran
Dokumentasi survei dan observasi sosialisasi posyandu kelas ibu hamil
di posyandu Tulip Lestari
33
Lampiran
Dokumentasi uji validasi kelayakan produk
sosialisasi posyandu kelas ibu hamil
di Puskesmas Batu Aji, Batam
34
Lampiran
Uji Validasi Kelayakan Produk
35
2. Motion Graphic Sosialisasi Posyandu Ibu Hamil
36
Lampiran
Biodata Narasumber
Nama Shinta Wahyu Hati.S.Sos.M.AB
Tempat
Surabaya, 01 Mei 1979
Tanggal Lahir
Pendidikan Master Ilmu Administrasi Bisnis di
Terakhir Universitas Brawijaya
Alamat Komplek KDA Kluster Kepodang 06/06
Kota Batam
Instansi Politeknik Negeri Batam
Jabatan Dosen Pengajar
37