You are on page 1of 10

Kandungan surat Alkahfi

‫ت أيهعماَلهنيهاَ مهن يهههههدهه‬‫ل همهن فشهروهر أينَههفهسهيناَ وسهييئاَ ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫هه‬
‫ي يهي‬ ‫ي يي‬ ‫إهين الهيحهميد ل له نَيهحيمفدهف يونَيهستْي هعيهنفهف يونَيهستْيهغهففرهف يونَيهعفهوذف بههاَ ه ف ه‬
‫ي ليهف أيهشهيهفد أيهن لي إهلههي إهلي الفه يوأيهشهيهفد أيين فميحيمهددا يعهبهفدهف يويرفسههوفله‬ ‫ه‬ ‫ضل ليه ومن ي ه ه‬ ‫ه‬
‫ضلهل فيلي يهاَد ي‬ ‫الف فيلي فم ي ف ي ي ه ف‬
.‫صيحاَبههه يويمهن تيبهيعفههم بههإهحيساَنن إهيلىَ ييههوهم اليدهين‬ ‫هه‬ ‫ن‬
‫صيل يويسليهم يعلىَ سييدنَاَ فميحيمد يويعلىَ آله هوأي ه‬ ‫ياللفهيم ي‬
‫يياَيأييهيهاَ الييذيهين آيمنفههوا اتيهفقوا الي يحيق تفهيقاَتههه يولي تيفمهوتفين إهلي يوأينَههتْفهم فمهسلهفمهوين‬
‫صلههح ليفكهم أيهعيمههاَليفكهم يوييهغههفهرليفكههم ذفنَفههوبيفكهم يويمههن يفهطههع‬ ‫يياَيأييهيهاَ اليهذيهين آيمنفههوا اتيهفقوا الي يوقفههولفهوا قيههولد يسهديهددا يف ه‬
َ‫الي يويرفسهوليهف فيهيقهد يفاَيز فيههودزا يعهظهيدما‬

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah
–Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Salah satu amal khusus pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi, baik pada malam atau
siang harinya. Kesempatan membacanya dimulai sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis.
Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya.

Dari Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

‫ضاَء ليهف همن النهوهر فههيماَ ب ههيهنيهف وبههين اهلبههي ه‬


‫ت الهيعتْههيهق‬ ‫ه‬ ‫منيقيهرأي سورية الهيكهه ه‬
‫ف يهليهليةي الهفجهميعة أي ي ي ي ه ي ي ي ي ي ي‬ ‫ي ه ي فهي‬
"Siapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya
sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'Atiq." (HR. Al-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-
Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no.
736 dan Shahih al-Jami’, no. 6471)

Masih dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu,

‫ضآَءي ليهف همين النههوهر يماَ بيههيين الهفجهميعتْيههيهن‬ ‫ه‬


‫ف هفيِ ييههوم الهفجهميعهة أي ي‬
‫من قيهرأي سورية الهيكهه ه‬
‫ي ه ي فهي‬
"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi di hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya
untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar
mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa
hadits ini adalah hadits paling kuat tentang anjuran membaca surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani
menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma, berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda,

‫سماَء ي ه‬ ‫ه‬ ‫ه هه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه ه ه‬


‫ضهيِءف ليهف يي ههويم‬ ‫يمهن قيهيرأي فسهويرية الهيكههف فيِ ييههوم الهفجهميعة يسطييع ليهف نَفههورر مهن تيهحت قييدمه إهيلىَ يعيناَن ال ل ي ي ف‬
‫الههقيياَيمهة يوغفهفير ليهف يماَ بيههيين الهفجهميعتْيههيهن‬
"Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari
bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni
dosanya antara dua Jum'at.”
Al-Mundziri berkata: "Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya
dengan isnad yang tidak apa-apa." (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)

. . . Kesempatan membacanya dimulai sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis.


Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. . .

Imam al-Munawi berkata: Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Amali-nya berkata: Demikian riwayat-
riwayat yang ada menggunakan kata “Yaum al-Jum'ah” dan dalam beberapa riwayat lain “lailah
al-Jum'ah”Jum’at. Lalu dikompromikan bahwa maksud hari di sini adalah dengan malamnya dan
Maksud malam di sini adalah dengan siang harinya." (Faidhul Qadir: 6/199)

Al-Munawi berkata lagi, "Maka disunnahkan membacanya (surat al-Kahfi) pada hari Jum'at dan
begitu juga pada malamnya sebagaimana yang dinashkan oleh al-Syafi'i Radhiyallahu 'Anhu."
(Faidhul Qadir: 6/198)

Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa
dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam
al-Syafi'i: 1/237).

DR Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunnah


menyebutkan bahwa di antara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari
Jum’at adalah membaca surat al-Kahfi berdasarkan hadits di atas. (Al-Fiqhul Wadhih minal
Kitab was Sunnah, hal 241).

Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at

Tentang keutamaanya, pembacanya akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan
pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit. Dan hal
ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah
Ta’ala:
‫يهوم تيهرىَ الهمهؤهمهنين والهمهؤهميناَ ه‬
‫ت ييهسيعىَ فنَوفرفههم بيههيين أييههدي ه هم يوبهأييهيماَنَه ه هم‬ ‫يه ي ي ف ي ي ف‬
"Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka
bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)

Balasan kedua bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan dosa
antara dua Jum’at. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena nurr
(cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala:

‫ت‬ ‫ت يفهذهههبين ال ل‬
‫سييئاَ ه‬ ‫إهلن الهحسيناَ ه‬
‫يي‬
"Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan
yang buruk.” (QS. Huud: 114)

4 Kisah di Dalam Surat Al-Kahfi

Keutamaan surat Al-Kahfi tidak lepas dari isi yang terkandung di dalamnya. Di antaranya kisah-
kisah sarat hikmah yang dibicarakan di dalamnya. Paling tidak ada empat kisah yang
diterangkan sampai beberapa ayat.

Pertama, Kisah Ashabul Kahfi. Kisah ini diawali dari ayat ke-9 sampai ayat ke 26. Yaitu kisah
sekumpulan pemuda muslim yang hidup di negeri kafir. Mereka bertekad hijrah untuk
mempertahankan agama. Ini dilakukan setelah mereka mendakwahi kaumnya lalu mendapatkan
penolakan, tekanan, dan intimidasi.
     
    

9. atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai)
raqim[872] itu, mereka Termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
[872] Raqim: sebagian ahli tafsir mengartikan nama anjing dan sebagian yang lain mengartikan
batu bersurat.

      


     

13. Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka
adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk
mereka petunjuk.

Mereka menghadapi fitnah dien dalam dakwah dan perjuangan dari kaumnya. Lalu Allah
melindungi dan mejaga mereka melalui gua dan sinar matahari. Maka saat mereka terbangun
dari tidur panjangnya, mereka mendapati kaumnya telah berubah. Negeri tempat tinggal mereka
dahulu menjadi negeri yang penduduknya beriman kepada Allah.

Apa yang bisa membuat mereka teguh dan istiqomah sehingga datang pertolongan Allah tanpa
mereka duga-duga sebelumnya? Setelah iman, mereka memiliki sahabat atau teman
seperjuangan yang shalih. Allah berkahi dakwah mereka dengan keimanan generasi berikutnya.

Kedua, Pemilik dua kebun. Tertera pada ayat 32 - 44. Ini kisah tentang seseorang yang Allah
karuniakan kebun. Ia lupa dengan pemberi nikmat. Sehingga dirinya melampaui batas. Ia
tanggalkan prinsip-rinsip keimanan dengan celaan dan keraguan. Ia tidak pandai bersyukur
kepada nikmat Allah. Ujung dari kekufuran dan kesyirikannya tersebut, hancurlah tanaman dan
buah-buahan di kebunnya. Ia diliputi penyesalan mendalam saat tak berguna penyesalannya
tersebut.

      


    
   

32. dan berikanlah kepada mereka[880] sebuah perumpamaan dua orang laki-laki[881], Kami
jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi
kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan
ladang.
[880] Yaitu: kepada orang-orang mukmin dan orang-orang kafir.
[881] Yaitu: dua orang Yahudi yang seorang mukmin dan yang lain kafir.

Kisah ini menerangkan tentang bahaya fitnah dunia berupa harta dan anak. Sehingga
membuatnya berbangga diri dan terus mengejar dunia untuk memperbanyak kekayaan dan
keturunan.

Solusi dari fitnah ini adalah dengan memahami hakikat dunia yang diterangkan diawal surat,

      


    

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar
Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS. Al-Kahfi: 7)
Ketiga, Kisah Nabi Musa dan Khidzir. Diawali dari ayat 60 sampai 82. Ini berbicara tentang
fitnah ilmu. Yani saat Musa ditanya, “Siapa penduduk bumi yang paling ‘alim (pandai)? Lalu ia
wajab, “Saya”. Kemudian Allah mengabarkan kepadanya, di sana ada manusia yang lebih ‘alim
dari dirinya.

Kemudian Musa pergi untuk belajar kepadanya. Dan ternyata Nabi Musa benar-benar paham ada
hikmah Ilahiyah yang Allah berikan kepada selainnya. Sehingga dirinya kemudian tersadar. Ini
merupakan penyakit orang yang berilmu, terlalu bangga dengan ilmunya dan merasa paling 'alim
sedunia. Solusinya, dengan menanamkan sikap tawadhu' dalam diri.

Keempat, Kisah Dzulqornain.

      


   

83. mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan
bacakan kepadamu cerita tantangnya".

Kisah yang berbicara tentang raja mulia yang menguasai ilmu dan kekuatan ini dimulai dari ayat
ke 83 sampai 101. Ia mengelilingi dunia ini dan menebarkan kebaikan di muka bumi. Ia
menolong manusia di atasnya. Ia mampu membendung kejahatan Ya'juj dan Ma'juj dengan
membangun tembok raksasa (benteng) yg mengurung makhluk perusak tersebut. Kemampuan
istimewanya yang lain, Dzulqornain verkomunikasi dan mengorganisi kekuatan kaum yg
hampir-hampir mereka tak kuasa memahami perkataan manusia lain dan tak bisa
memahamankan mereka dengan tutur katanya.

Kisah ini mengabarkan ujian kekuasaan. Sehingga tidak sewenang-wenang, berbuat aniaya, dan
membuat kerusakan di muka bumi.

Dzulqornain sosok penguasa yang tidak terfitnah dengan kekuasaan dan kekuatannya. Ia gunaan
karunia Allah tersebut dengan untuk mencari akhirat dengan membuat perbaikan di muka bumi
dan menolong manusia-manusia lemah di atasnya.

Resep agar lurus saat menjadi penguasa adalah dengan menanamkan sifat ikhlas dalam diri dan
senantiasa mengingat negeri akhirat. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

‫يوتيهيقبليل‬, ‫ت يواليذهكهر الهيحهكهيهم‬ ‫ونَيهيفعنهيِ وإهلياَفكم بهماَ فههيهه همن الياَ ه‬, ‫باَريك ال لهيِ وليفكم هفيِ الهفقرآهن الهعهظهيهم‬
‫ي ي‬ ‫ي ي ه ي ه ي‬ ‫ه ي‬ ‫يي ف ه ي ه‬
‫ أيقفههوفل قيههولههيِ يهيذا يواهستْيهغههففر الي الهيعهظهييم لههيِ يوليفكهم‬.‫سهمهيفع الهيعلههيفم‬‫همنيهيِ يوهمهنفكهم تهلييوتيهف إهنَلهف فهيو ال ل‬
‫ُ إهنَلهف فهيو الهغيفهوفر اللرهحهيفم‬،‫يفاَهستْيهغههففرهوفه‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ت أيهعيماَلهيناَ‪ ُ،‬يمهن‬‫ل همن فشروهر أينَههفهسيناَ وهمن سييئاَ ه‬


‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫هه‬
‫ي ه ي‬ ‫إهلن الهيحهميد ل له نَيهحيمفدهف يونَيهستْي هعيهنفهف يونَيهستْيهغهففره يونَيهفعوذف هباَ ه ف ه‬
‫ي ليفه‪ .‬يوأيهشيهفد أيهن لي إهليهي إهلل الف يوهحيدهف لي يشهريه ي‬ ‫ه‬ ‫ضلل ليه ومن ي ه ه‬ ‫يههههدهه ال فيلي م ه‬
‫ك ليهف‬ ‫ضلهل فيلي يهاَد ي‬ ‫ف يي ه ف‬ ‫ف ف‬ ‫ي‬
‫صهحبههه‪ .‬أيلماَ بيههعفد؛ُ‬ ‫هه‬ ‫ن‬ ‫يوأيهشيهفد أيلن فميحلمددا يعهبفدهف يويرفسهولففه‪ .‬يوال ل‬
‫سليفم يعيلىَ فميحلمد يويعيلىَ آله يو ي‬ ‫صليةف يوال ل‬

‫‪Kaum muslimin rahimakumullah‬‬


‫‪Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat, terutama bagi diri‬‬
‫‪kami dan jama’ah sekalian, Semoga kita tetap didalam golongan hamba2 Allah yg soleh.‬‬

‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬


‫صيل‬ ‫صلنهوا يعليهيه يويسليفمهوا تيهسلهيدماَ ‪.‬يال لفهلم ي‬ ‫صلنهوين يعيلىَ النلبهييِ‪ ُ،‬يياَأينيهاَي الذيهين يءايمنفههوا ي‬ ‫إهلن الي يويمليئيكتْيهف يف ي‬
‫ضيِ ال تيهعاَيلىَ يعن فكيل صحاَبهة رسوهل ا ه‬
‫ل أيهجيمهعهيين‪.‬‬ ‫ن ه‬ ‫ن‬
‫ي ي ي ي فه‬ ‫ه‬ ‫يعيلىَ فميحلمد يويعيلىَ آهل فميحلمد يوير ي ف ي‬
‫ت اهليهحياَهء هم هنهفهم واهليهموا ه‬ ‫ت‪ ُ،‬والهمهؤهمنههين والهمهؤهميناَ ه‬ ‫ه ه‬ ‫ه ه هه‬
‫ت‬ ‫هي ي‬ ‫ي‬ ‫يال لفهلم اهغفهر لهلفمهسلمهيين يوالهفمهسليماَ ي ف ي ي ف‬
‫ت يوهمهن فههتْهنيهة‬
‫ب الهيقهبهر وهمن فههتْهنيهة الهمهحياَي والهمماَي ه‬
‫ي ي ي‬ ‫ي ه‬ ‫ب يجيهنلم‪ ُ،‬يوهمهن يعذاي ه‬
‫ي‬
‫ك همهن يعذاي ه‬ ‫يال لفههلم إهنَييِ يأعفوذف به ي‬
‫الهيمسيههح اللدجاَلهل‬
‫يال لفهلم أيهرينَاَ الهيحلق يحققاَ يواهرفزقههيناَ اتيهيباَيعفه‪ ُ،‬يوأيهرينَاَ الهيباَهطيل باَيهطلد يواهرفزقههيناَ اهجتْهيناَبيفه‪.‬‬
‫ملهقيين إهيماَدماَ‪.‬‬‫ب لييناَ همهن أيهزيواهجيناَ يوذفيرلياَتهيناَ قفهلرية أيهعيفنن يواهجيعهليناَ لههل ف تْ‬ ‫يربلهيناَ يه ه‬
‫ب اللناَهر‪.‬‬ ‫ه‬ ‫ه ه‬ ‫ه‬ ‫ه ه‬
‫سنيةد يوقيناَ يعيذا ي‬ ‫سنيةد يوفيِ الخيرة يح ي‬ ‫يربلهيناَ آتيناَ فيِ الندنَههيياَ يح ي‬
‫صفهوين‪ ُ،‬يويسليرم يعيلىَ الهفمهريسلههيين‬ ‫ب الههعلزهة يعلماَ ي ه‬
‫ي‬ ‫ك ير ي‬ ‫فسهبيحاَين يربي ي‬
‫ب الهيعاَليهمهيين‬‫يوالهيحهمفد لهلهه ير ي‬
‫‪Kandungan surat Alkahfi‬‬
‫ت أيهعماَلهنيهاَ مهن يهههههدهه‬‫ل همهن فشهروهر أينَههفهسهيناَ وسهييئاَ ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫هه‬
‫ي يهي‬ ‫ي يي‬ ‫إهين الهيحهميد ل له نَيهحيمفدهف يونَيهستْي هعيهنفهف يونَيهستْيهغهففرهف يونَيهعفهوذف بههاَ ه ف ه‬
‫ي ليهف أيهشهيهفد أيهن لي إهلههي إهلي الفه يوأيهشهيهفد أيين فميحيمهددا يعهبهفدهف يويرفسههوفله‬ ‫ه‬ ‫ضل ليه ومن ي ه ه‬ ‫ه‬
‫ضلهل فيلي يهاَد ي‬ ‫الف فيلي فم ي ف ي ي ه ف‬
‫صيحاَبههه يويمهن تيبهيعفههم بههإهحيساَنن إهيلىَ ييههوهم اليدهين‪.‬‬ ‫هه‬ ‫ن‬
‫صيل يويسليهم يعلىَ سييدنَاَ فميحيمد يويعلىَ آله هوأي ه‬ ‫ياللفهيم ي‬
‫يياَيأييهيهاَ الييذيهين آيمنفههوا اتيهفقوا الي يحيق تفهيقاَتههه يولي تيفمهوتفين إهلي يوأينَههتْفهم فمهسلهفمهوين‬
‫صلههح ليفكهم أيهعيمههاَليفكهم يوييهغههفهرليفكههم ذفنَفههوبيفكهم يويمههن يفهطههع‬ ‫يياَيأييهيهاَ اليهذيهين آيمنفههوا اتيهفقوا الي يوقفههولفهوا قيههولد يسهديهددا يف ه‬
‫الي يويرفسهوليهف فيهيقهد يفاَيز فيههودزا يعهظهيدماَ‬

‫‪Dalam sebuah hadits shahih diriwayatkan oleh Al-Hakim Rasulullah shallallaahu‬‬


‫‪‘alaihi wasallam bersabda :‬‬

‫ف َنْيف َنْيتويم َنْالمعية َنْأتضاَء َنْلته َنْ ي‬


‫ي‬ ‫تمين َنْقتتترأت َنْلسيوترتة َنْالتكيه ي ي ت ي ل ي ت ت ت ل ت ي ت ت ي ت‬
‫ي َنْالليمتعتَتت ي ي‬ ‫ت‬ ‫ َنْب‬ ‫اَ‬‫م‬ ‫ َنْ‬ ‫ي‬
‫ر‬ ‫و‬ ‫ت‬‫ن‬ ‫ َنْال‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫‪“Siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum’at, cahaya akan meneraginya di‬‬
‫)‪antara dua jum’at.” (HR. Al-Hakim‬‬

‫‪Surat al-Kahfi terdiri 110 ayat. Di dalamnya termuat 4 kisah, yang dengan‬‬
‫‪merenunginya, mampu mengantar pembaca insyaallah kepada lima pelajaran penting‬‬
‫‪dalam kehidupan. Kelima hal itu adalah syarat bagi siapa pun yang mengimpikan‬‬
‫‪menjadi manusia terbaik pengukir sejarah kebaikan di bumi Allah ini.‬‬

‫‪Kisah pertama, adalah kisah Ashabul Kahfi yang berarti para penghuni gua. Kisah ini‬‬
‫‪dimulai pada ayat ke-9 sampai ke-26. Akan tetapi inti kisah ini terdapat di ayat 13 dan‬‬
‫‪14 yang artinya,‬‬

‫ك َنْنتتبتأتلهيم َنْيباَيلتبق َنْإي تنلهيم َنْفييتَتيتة َنْآتمنلوا َنْبيترببييم َنْتويزيدتناَلهيم َنْلهددىً‪َ .‬نْتوتربتطيتناَ‬ ‫ص َنْتعلتيي ت‬ ‫تينلن َنْنتتلق ن‬
‫ض َنْلتين َنْنتيدعلتو َنْيمين َنْلدونييه َنْإي تدلاَ‬
‫ت َنْتوالير ي‬ ‫ب َنْالنسماَوا ي‬ ‫ن‬ ‫ر‬ ‫ َنْ‬ ‫اَ‬‫ن‬
‫ت‬‫ن‬‫ت‬ ‫ب‬
‫ر‬ ‫ َنْ‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ل‬ ‫قاَ‬
‫ت‬ ‫ت‬
‫ت‬ ‫ف‬‫ َنْ‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫م‬ ‫قاَ‬
‫ت‬ ‫ َنْ‬ ‫ذ‬
‫ي‬ ‫تعلتىَ َنْقلتللويبيم َنْإي‬
‫تت‬ ‫ت ت‬ ‫ل‬ ‫ي‬
‫لتتقيد َنْقلتيلنتاَ َنْإيدذا َنْتشطتدطاَ‪.‬‬
‫‪“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya‬‬
‫‪mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami‬‬
‫‪tambah pula untuk mereka petunjuk. Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu‬‬
‫‪mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit‬‬
‫‪dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami‬‬
‫‪kalau demikian telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran.” (QS.‬‬
‫)‪Al-Kahfi : 13-14‬‬
Mereka adalah para pemuda yang beriman. Yang teramat sadar bahwa masa muda
adalah masa berkumpulnya dua kekuatan, kekuatan fikriyah (pemikiran) dan
jasadiyah (fisik). Sehingga alangka naif dan bodohnya bila dua potensi ini diabaikan
dan dibiarkan berlalu tanpa makna berarti. Lihatlah ashhaabul kahfi, sebelum mereka
mengasingkan diri ke gua demi menjaga dan mempertahankan aqidahnya, mereka
dengan dua kekuatan itu, digunakan untuk menyuarakan kebenaran dan menegakkan
kalimat tauhid sekalipun konsekuensinya harus berhadapan dengan kelaliman
penguasa. Ringkasnya, pelajaran penting dari kisah ini adalah Pemuda dan Iman.
Karena kepemudaan akan menjadi sia-sia, tak berarti, tanpa adanya iman yang
membingkai dua kekuatan yang ada padanya.

Kisah kedua, mengenai Shaahibul Jannatain (Pemilik dua kebun). Kisahnya dimulai
dari ayat ke- 32 sampai ayat ke-44. Inti sarinya terdapat di ayat ke-35 dan ke-36,

‫ي‬
‫ َنْتوتماَ َنْأتظلنن َنْالنساَتعةت‬.‫توتدتختل َنْتجنتَتهل َنْتولهتو َنْتظاَلة َنْيلنتتيفيسيه َنْتقاَتل َنْتماَ َنْأتظلنن َنْأتين َنْتيبيتد َنْتهيذيه َنْأتبتددا‬
.َ‫خيتدرا َنْيمينتتهاَ َنْلمينتتقلتدبا‬ ْ‫ َن‬ ‫ن‬
‫ن‬ ‫د‬ ‫ج‬‫تقاَئيمةد َنْولتئين َنْريددت َنْإيتل َنْربب َنْل ي‬
‫تي‬ ‫ت‬ ‫ت ت يلي ل ت‬
“Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri, ia berkata:
“Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari
kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembali kepada Tuhanku, pasti aku
akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu”. (QS. Al-
Kahfi : 35-36)

Maksudnya, pemilik dua kebun itu jatuh pada kekafiran karena keingkarannya akan
nikmat Allah atasnya, dan tidak beriman kepada hari kiamat. Tak heran bila ia
merendahkan saudara muslim yang menasehatinya agar bertaubat, kembali kepada
Allah penguasa tunggal atas segala sesuatu. Kisah ini mengajarkan kepada kita
pentingnya Harta dan Iman. Betapa harta akan menjadi musibah, malapetaka yang
menghinakan pemiliknya di dunia dan di akhirat bila iman tidak mewarnai visi dan
misi mencari harta.

Kisah ketiga, adalah Musa alaihihissalam menuntut ilmu kepada Haidir


‘alaihissalam. Tepatnya adalah perjalanan Nabi Musa a.s dalam mencari hakikat ilmu
dan berguru kepada Haidir a.s yang dimulai dari ayat ke- 60 sampai ayat ke- 82. Inti
dari kisah ini bahwa ilmu itu milik Allah. Dan Allah memberi ilmu dan memuliakan
manusia dengan ilmu bagi siapa yang Ia kehendaki. Karena itulah, betapa tidak
layaknya setiap yang diberi ilmu merasa sombong, merasa dirinya lebih hebat, lebih
pintar, lebih berilmu dari yang lain. Sejatinya, ketundukan dan keimanan kepada
Allah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu harus menjadi karakter utama orang
yang berilmu. Menjadi seorang yang semakin tawadhu, ridha dan tawakkal atas apa
yang menjadi ketentuan Allah atasnya. Karena itulah pelajaran dari rangkaian kisah
ini adalah pentingnya Ilmu dan Iman. Betapa ilmu tanpa iman bagaikan
memelekkan mata dalam kegelapan tanpa sedikitpun cahaya. Bagai pisau yang berada
di tangan orang yang tak berakal, berbahaya dan sangat berbahaya. Rakyat semakin
miskin dan menderita, etika dan moral semakin terkikis, keamanan semakin menipis,
bila dirunut akarnya adalah ulah sebagian manusia yang pintar namun tidak beriman
kepada Allah.
Terakhir adalah kisah Dzul Qarnain yang berarti pemilik dua tanduk. Kisahnya
dimulai dari ayat ke- 83 sampai ayat ke- 98. Intisari kisahnya adalah di ayat 86 s.d.
88,

َ‫حئتةة َنْتوتوتجتد َنْيعينتدتهاَ َنْقتتيودما‬


‫ي َنْ تي‬
‫ب َنْيف َنْتع ي ة‬
‫س َنْتوتجتدتهاَ َنْتتيغلر ل‬ ‫ب َنْالنشيم ي‬ ‫تحنت َنْإيتذا َنْبتتلتتغ َنْتميغير ت‬
‫ َنْتقاَتل َنْأتنماَ َنْتمين َنْظتلتتم‬.َ‫ب َنْتوإينماَ َنْأتين َنْت تَتنيختذ َنْيفييهيم َنْلحيسدنا‬
‫ي َنْإينماَ َنْأتين َنْتلتتعبذ ت‬
‫قلتيلنتاَ َنْيتاَ َنْتذا َنْاليتقرنتت ي ي‬
‫ي‬
َ‫لا‬‫ َنْوأتنماَ َنْمن َنْآمن َنْوعيمل َنْصاَ ي‬.‫ف َنْنتلعبذبه َنْلثن َنْيترند َنْإيتل َنْربيه َنْفتتيتعبذبه َنْعتذاباَ َنْنليكرا‬
‫ت ل ت لل ت د د ت ت ي ت ت ت ت ت ت د‬ ‫فتتسيو ت ت ل ل لت‬
.‫فتتلتهل َنْتجتزاءد َنْايلليستن َنْتوتسنتتلقولل َنْلتهل َنْيمين َنْأتيميرنتاَ َنْيليسدرا‬
“… Kami berfirman: “Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat
kebaikan terhadap mereka dengan mengajak mereka pada iman. Berkata
Dzulkarnain: “Adapun orang yang dhzalim, Maka Kami kelak akan mengazabnya,
kemudian dia akan dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan
azab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan
kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami”. (QS. Al-Kahfi : 86-
88)

Pelajaran yang bisa digali dari kisah Dzul Qarnain adalah pentingnya kekuasaan
dipegang oleh orang yang bertauhid, yang memiliki kesadaran penuh bahwa
kedudukan dan kekuasaan adalah amanah yang kelak akan dipertanggung jawabkan
di hadapan Allah. Bukan ajang euforia, pamer harta, merasa memiliki starata tinggi di
mata manusia, apalagi ajang kesombongan. Dengan kesadaran akan hak dan
kewajiban penguasa dilandasi nilai-nilai iman dan Islam akan terjadi keadilan dan
sebab tersebarnya kebaikan. Karena itulah menjadi pemimpin bukan tercela, bukan
musuh yang harus dijauhi oleh ummat Islam. Bahkan ia menjadi salah satu ciri hamba
Allah ar-Rahman yaitu menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa dalam
upaya menegakkan risalah Islam dan dakwah. Ciri ini tertuang di surat al-Furqan ayat
74.

     


   
   
74. dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri
Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.

Bahwa ciri hamba Allah ar-Rahman adalah yang selalu berdoa agar Allah
menjadikannya pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Jadi, pelajaran
pentingnya adalah Kekuasaan dan Iman. Tanpa iman kekuasaan akan melenceng
dari sifat asalanya yaitu melindungi dan mengayomi, sebaliknya menjadi binatang
buas yang siap menerkam siapa saja yang menghalangi kepentingan kekuasaan itu.
Dari rangkaian kisah di surat al-Kahfi, minimal lima kekuatan yang mutlak harus
dimiliki oleh Islam dan kaum Muslimin dalam upaya merealisasikan kebenaran,
menggetarkan musuh-musuh Islam, dan meraih keberhasilan hidup di dunia dan di
akhirat. Lima kekuatan itu adalah :

1. Kekuatan dan keberanian masa Muda yaitu perpaduan antara kekuatan ruhani,
akal dan jasmani.

2. Kekuatan perekonomian, modal atau harta yang menjadi sarana terlaksananya


akifitas dakwah, dan mudahnya urusan Islam dan kaum muslimin. Misalnya
dengan membudayakan infak, sedekah, zakat, wakaf, pajak dlsb.

3. Kekuatan Ilmu untuk mengenali, meluaskan, dan menerapkan kebenaran di


setiap lini kehidupan masyarakat. Bagai sinar matahari yang selain mengusir
kegelapan juga memberi manfaat bagi makhluk dan alam semesta.

4. Kekuatan kekuasaan berupa penerapan hukum-hukum yang sejalan dengan


prinsip Islam, dan ketegasan di dalam menindaki setiap oknum yang bersalah
tanpa pandang bulu. Serta perhatian yang besar dalam mensejahterahkan
masyarakat baik secara materi ataupun non materi.

5. Kekuatan Iman berupa fitrah Islam atau aqidah atau tauhid yang menjadi
kekuatan mutlak harus ada di setiap lini, sisi, potensi, jiwa, langkah,
pergerakan, warna, pemikiran, tindakan dan ucapan baik yang nampak atau
tersembunyi, materi atau non materi, besar atau kecil.

Semoga Allah menjadikan sisa umur yang membangun lamanya hari kehidupan kita
di dunia ini bermanfaat bagi Islam dan kaum muslimin. Memberi peluang,
kemudahan dan aplikasi dalam mengukir sejarah peradaban manusia dengan tinta
emas kebaikan dan kemulian, hingga keberkahan umur kita dirasakan oleh mereka
yang terlahir sebagai generasi selanjutnya. Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu
Akbar.

‫باَيريك ال لهيِ و ليفكم فهيِ الهفقرآهن العهظهيهم و نَيهيفعنهيِ و إهلياَفكم بهماَ فههيهه همن الياَ ه‬
‫ت يو اليذهكهر الهيحهكهيهم‬ ‫ي ي‬ ‫ي ي ه ي ه ي‬ ‫ي ف ه ي ه ه ه ي‬
‫يو تيهيقبليل الف همنيهيِ يو همهنفكهم تهيليوتيهف إهنَلهف فهيو الهغيفهوفر اللرهحهيفم‬
Khutbah kedua

‫ أيهشهيهفد أهن يل إهليههي إهلل‬,‫ملهقهيهن يو يل عفهديواين إهلل يعيلىَ الظهلهاَلههمهيين‬ ْ‫ب اليعاَليهمهيين يو الهيعاَقهبيةف لههل ف ت‬
‫ل ير ي‬‫الحمفد ه‬
‫يه‬
‫ فيهياَ أيينهيهاَ الهمسلهموين أفو ه‬.‫ُ وأيهشيهفد ألن محلمددا يعهبفدهف ورسوفله‬،‫ك ليفه‬
‫صهينههيِ يو إهيهلهاَفكهم‬ ‫ف ه فه ه‬ ‫يي فه ي‬ ‫في‬ ‫الف يوهحيدهف يل يشهري ي ي‬
.‫ يو يل تيفمهوتفلن إهلل يو أينَههتْفهم فمهسلهفمهوين‬,‫ل فيهيقهد يفاَيز الهفمتْلهفقهوين‬ ‫هبتْيههقوىَ ا ه‬
‫ي‬
‫ت اليهحيههاَهء هم هنهفهه هم و اهليهمه هوا ه‬ ‫ت والهمسه هلههمين والهمسه هلهماَ ه‬ ‫ه ه‬ ‫ه ه هه‬
‫ك‬‫ت إهنَله ي‬ ‫ي‬ ‫هي‬ ‫ي‬ ‫ال لفهه هلم اهغفه ههر لهلفمه ههؤمنيين يوالهفمهؤمنيههاَ ي ف ه ي ي ف ه ي‬
‫ف بيههيهين قفهلفهوبهنهيهاَ يواهجيعههل هفههيِ قفهلفهوبهنهيهاَ‬ ‫صهلههح يذا ي‬
‫ت بيههينهنيهاَ يوأيليه ه‬ ‫ت‪ .‬الليفههلم أي ه‬ ‫سهمهيع قيهريههب مهجهيهب الهيدهعوا ه‬
‫ي‬ ‫ي ر ر ف ف‬
‫ا ههليهيماَين يوالهحهكيمةي يوأيهوهزهعيناَ أيهن نَيهشفكير نَههعيمتْي ي‬
‫ك اليهتْيِ أينَههيعهم ي‬
‫ت يع يهليهيناَ‪.‬‬

‫ت إهلهيهىَ‬ ‫سهيلهم ‪ ُ،‬ونَييجنهيهاَ همهن الظفلفمههاَ ه‬ ‫صهلههح يذا ي‬


‫ت بيههينهنيهاَ ‪ ُ،‬يواههههدينَاَ فسهبفيل ال ل‬ ‫ف بيههيين قفهلفهوبهيناَ ‪ ُ،‬يوأي ه‬ ‫ال لفهلم أيلي ه‬
‫ي ي‬ ‫ي‬
‫صههاَهرينَاَ‪ ُ،‬يوقفهلفهوبهنيههاَ ‪ُ،‬‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫ش يماَ ظييهير م هنهيهاَ يويماَ بيطيين ‪ ُ،‬يويباَهرهك لييناَ فهيِ أيهسيماَعيناَ ‪ ُ،‬يوأيبه ي‬ ‫النههوهر ‪ ُ،‬يويجيهنبهيناَ اليفيواح ي‬
‫ك ‪ ُ،‬فمثهنههيهين‬ ‫ب اللرهحهيفم ‪ ُ،‬يواهجيعهليناَ يشههاَكههريهين لهنههعيمتْهه ي‬ ‫ت التْلهلوا ف‬‫ك أينَه ي‬‫ب يع يهليهيناَ إهنَل ي‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫يوأيهزيواجيناَ ‪ ُ،‬يوذفيرلياَتيناَ ‪ ُ،‬يوتف ه‬
‫بهيهاَ ‪ ُ،‬يقاَبهه هليهيهاَ ‪ ُ،‬يوأيتيلميهاَ يع يهليهيناَ‬

‫خيه هفر‬
‫ك يه‬ ‫خيه هفر الهيفههاَتههحهيين يواهغهف ههر لينيههاَ فيهاَنَله ي‬ ‫ص ههريهين يوافههتْي ههح لينيههاَ فيهاَنَله ي‬
‫ك يه‬ ‫خيه هر اللناَ ه‬
‫ك يه ف‬ ‫ص ههرينَاَ فيهاَنَله ي‬
‫يال لفه هلم انَه ف‬
‫خيه هفر اللراهزقههي هين يواهه ههدينَاَ يونَييجنيههاَ هم هين الهيق ههوهم‬ ‫خي هفر اللراهحهمهي هين يواهرفزقههنيههاَ فيهاَنَله ي‬
‫ك يه‬ ‫ك يه‬ ‫الهغيههاَفههريهين يواهريحهمنيههاَ فيهاَنَله ي‬
‫اللظاَلههمهيين يوالهيكاَفههريهين‪.‬‬

‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه ه‬ ‫ه‬ ‫ه ه‬


‫ب النهلهاَهر‪,‬يوقنهيهاَ يعهيذا ي‬
‫ب‬ ‫ب النهلهاَهر‪,‬يوقنهيهاَ يعهيذا ي‬
‫سهنيةد يوقنهيهاَ يعهيذا ي‬ ‫يربلهيناَ آتيناَ فيِ الندنَههيياَ يح ي‬
‫سنيةد يوفيِ اهلخيرة يح ي‬
‫ب اليعاَليهمهيين‬
‫ل ير ي‬‫اللناَهر‪ .‬و صللىَ ال يعيلىَ نَيبهيهيناَ محلمند‪ ,‬و الحمفد ه‬
‫ف ي ي يه‬ ‫ف‬ ‫ي ي‬

‫‪Sumber dari: https://wahdah.or.id/kandungan-surat-al-kahfi/‬‬

You might also like