You are on page 1of 8

“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.

2 September 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG PROSES MENUA


DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA
DI DESA MAJASTO SUKOHARJO

Dinar Ariasti1, Joko Sutrisno2

Abstract

The role of knowledge in dealing with depression is to help individuals recognize the
existence in this world by expanding self-awareness, find himself again and is responsible
for the direction of his life. Initial survey results indicate that the 3 (three) responden
experienced the characteristics of someone who is depressed by the low level of
knowledge. The purpose of this study was to determine the relationship of knowledge
about the aging process with a level of depression in elderly Majasto Village, District
Tawangsari, Sukoharjo.
Subject of this study was elderly people in the village Majasto, based on an initial survey
found as many as 65 elderly. This research method in this study an analytic correlation
with cross sectional approach. Data collection tool used is a questionnaire to measure the
level of knowledge of the aging process with depression from Majasto village.
Results of the study there were respondents with a high level of knowledge nothing is
severely depressed, two respondents had moderate depression and 10 respondents did
not experience depression and 3 respondents with a low level of knowledge into a deep
depression and 2nd respondents had moderate depression. the results of Chi-Square test
with SPSS version 18.0 with α = 5% (0:05) was obtained p <0.001 to p value of <0.05,
which means that Ho refused and Ha accepted. Conclusion of this study there is a
relationship between the level of knowledge about the aging process with a level of
depression in residents in the village Majasto Tawangsari Sukoharjo.

Keywords: knowledge, depression

PENDAHULUAN
Menua atau menjadi tua adalah Indonesia, terdapat 18.283.107
suatu keadaan yang terjadi di dalam penduduk lanjut usia. Jumlah ini
kehidupan manusia. Proses menua akan melonjak mencapai 33 juta
merupakan proses sepanjang hidup, orang lanjut usia (12% dari total
tidak hanya dimulai dari suatu waktu penduduk).
tertentu, tetapi dimulai sejak Memasuki usia tua berarti
permulaan kehidupan. Menjadi tua mengalami kemunduran, misalnya
merupakan proses alamiah, yang kemunduran fisik yang ditandai
berarti seseorang melalui tiga tahap dengan kulit yang mengendur,
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, rambut memutih, gigi mulai
dan tua. Proses menua merupakan ompong, pendengaran kurang
proses sepanjang hidup, tidak jelas, penglihatan semakin
hanya dimulai dari suatu waktu memburuk, gerakan lambat, dan
tertentu, tetapi dimulai sejak figur tubuh yang tidak proporsional.
permulaan kehidupan. (Nugroho, Dari beberapa lansia yang
2008) mengalami kemunduran fisik
Masa dewasa tua (lansia) dimulai maupun kemunduran psikis kadang
setelah pensiun, biasanya antara 65 menyebabkan lansia mengalami
dan 75 tahun. (Potter and Perry, depresi. (Nugroho, 2008)
2005) Menurut perkiraan biro pusat Depresi bukan merupakan
statistik, pada tahun 2005 di kelemahan atau kemalasan tetapi

155
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No. 2 September 2016

ketidakberdayaan seseorang untuk bertanggung jawab terhadap arah


mengatasi masalahnya. Depresi hidupnya. (Aspiani, 2014)
bukan merupakan hal yang normal Kelurahan Majasto merupakan
pada lansia walaupun depresi biasa salah satu kelurahan di Kecamatan
terjadi pada lansia. Kira-kira 3 dari Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
100 orang lansia berusia di atas 65 Hasil survey awal diperoleh data
tahun mengalami depresi. Angka ini jumlah lansia ada 65 orang.
akan meningkat pada lansia pada Hasil dari wawancara menunjukkan
usia 80 tahun atau lebih. (Keliat, et bahwa 3 (tiga) lansia mengalami
al., 2011) ciri-ciri seseorang yang depresi
Depresi pada lansia merupakan seperti kehilangan minat dan
permasalahan kesehatan jiwa kegembiraan, harga diri rendah,
(mental health) yang serius dan menurunnya aktivitas konsentrasi
kompleks, tidak dikarenakan aging dan perhatian berkurang yang
process tetapi juga faktor lain yang disebabkan oleh penurunan kondisi
saling terkait. Sehingga dalam fisik akibat penuaan. Dari beberapa
mencari penyebab depresi pada lansia yang menunjukkan tanda-
lansia harus dengan multiple tanda depresi mengatakan sudah
approach. (Aspiani, 2014) Data tahu tentang proses menua, namun
pravalensi depresi pada usia lanjut ada juga yang belum paham
di Indonesia diperoleh dari ruang bagaimana proses menua yang
rawat akut geriatri dengan kejadian terjadi sehingga dapat
depresi sebanyak 76,3%. Dengan menyebabkan depresi. Namun
proporsi pasien gariatri dengan demikian, sampai saat ini belum ada
depresi ringan sebanyak 44,1%, penelitian secara ilmiah terkait
depresi sedang 18%, depresi berat dengan masalah tersebut.
3,2%. (Sudoyo, 2007) Melihat latar belakang di atas maka
Akibat depresi tersebut lansia penulis tertarik mengadakan
mengalami beberapa perilaku yang penelitian mengenai “Hubungan
buruk seperti merasa putus asa, pengetahuan tentang proses menua
kebersihan diri terabaikan, nafsu dengan tingkat depresi pada lansia
makan menurun tidak berguna dan di Kelurahan Majasto Kecamatan
bahkan timbul ide-ide bunuh diri. Tawangsari Kabupaten Sukoharjo”.
Bagi keluarga dampak dari depresi
pada lansia yang ada di TUJUAN PENELITIAN
keluarganya adalah keluarga sering Tujuan umum untuk mengetahui
kuwalahan akibat perbuatan yang hubungan pengetahuan tentang
dilakukan oleh para lansia. Dampak proses menua dengan tingkat
bagi masyarakat hubungan sosial depresi pada lansia di Desa
terhadap lansia menurun. Untuk Majasto, Kecamatan Tawangsari,
mencegah terjadinya dampak Sukoharjo.
tersebut dilakukan beberapa Tujuan khusus untuk mengetahui
pendekatan yaitu pendekatan gambar tingkat pengetahuan
psikodinamik, pendekatan perilaku tentang proses menua dan
belajar, pendekatan kognitif, gambaran tentang tingkat depresi
pendekatan humanistik – pada lansia di desa Majasto
eksistensial, pendekatan fisiologis. Tawangsari Sukoharjo.
Sedangkan peran pengetahuan
dalam mengatasi depresi adalah DESAIN PENELITIAN
membantu individu menyadari Penelitian ini merupakan penelitian
keberadaannya di dunia ini dengan analitik korelasi dengan pendekatan
memperluas kesadaran diri, cross sectional. Tingkat
menemukan dirinya kembali dan pengetahuan sebagai variabel

156
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No. 2 September 2016

bebas (independent variable) dan Majasto Tawangsari Sukoharjo


tingkat depresi sebagai variabel peneliti menggunakan alat penelitian
terikat (dependent variable). Alat atau instrumen penelitian dengan
pengumpulan data yang digunakan lembar kuesioner yang berisi 30
adalah kuesioner untuk mengukur pertanyaan untuk tingkat
pengetahuan proses menua dengan pengetahuan tentang proses menua
tingkat depresi dengan mencari data dan 30 pertanyaan untuk tingkat
primer dari desa Majasto. Uji depresi dengan menggunakan GDS
statistik dengan Chi-Square (Geriatric Depression Scale ).
program SPSS versi 18.0 dengan α Pengumpulan data merupakan
= 5% (0.05) kegiatan peneliti untuk
mengumpulkan data. Sebelum
POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK melakukan pengumpulan data, perlu
SAMPLING dilihat alat ukur pengumpulan data
Populasi merupakan seluruh subyek agar dapat memperkuat hasil
atau objek dengan karakteristik penelitian. Alat ukur pengumpulan
tertentu yang akan diteliti. Bukan data tersebut antara lain dapat
hanya objek atau subjek yang berupa kuesioner, observasi,
dipelajari saja tetapi seluruh wawancara, atau gabungan alat
karakteristik atau sifat yang dimiliki ukur penelitian ketiganya. (Hidayat,
subjek atau objek tersebut. (Hidayat, 2008)
2009) Populasi pada penelitian ini Dalam penelitian ini, alat
adalah seluruh lansia yang ada di pengumpulan data yang digunakan
desa Majasto Tawangsari adalah kuesioner untuk mengukur
Sukoharjo, berdasarkan survey awal pengetahuan proses menua dengan
didapatkan sebanyak 65 lansia. tingkat depresi dengan mencari data
Sampel merupakan bagian populasi primer dari desa Majasto
yang akan diteliti atau sebagian Tawangsari Sukoharjo. Pengolahan
jumlah dari karakteristik yang dimiliki data dilakukan dengan dengan Chi-
oleh populasi. (Hidayat, 2009) Pada Square program SPSS versi 18.0
penelitian ini peneliti mengambil dengan α = 5% (0.05)
sampel lansia di desa Majasto
Tawangsari Sukoharjo, dengan HASIL PENELITIAN
besar sampel 65 orang di mana Penelitian dilakukan di Desa
populasi dipakai sebagai sampel Majasto Kecamatan Tawangsari
dalam penelitian. Kabupaten Sukoharjo mulai bulan
Teknik sampling merupakan suatu Juni 2016 sampai dengan bulan Juli
proses seleksi sampel yang 2016 dengan jumlah responden 65
digunakan dalam penelitian dari lanjut usia yang tinggal di desa
populasi yang ada, sehingga jumlah tersebut.
sampel akan mewakili keseluruhan Di bawah ini akan dipaparkan hasil
populasi yang ada. (Hidayat, 2009) penelitian tentang hubungan
Pengambilan sampel pada pengetahuan tentang proses menua
penelitian ini menggunakan dengan tingkat depresi pada lansia
sampling jenuh yaitu dengan di Desa Majasto Tawangsari
mengambil semua anggota populasi Sukoharjo.
menjadi sampel, dimana didapatkan
sampel seluruh lansia yang berada
di desa Majasto.
Pada penelitian yang berjudul
hubungan antara pengetahuan
tentang proses menua dengan
tingkat depresi pada lansia di desa

157
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No. 2 September 2016

Tabel 1. Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Tingkat Hasil Uji Statistik Tingkat
Pengetahuan Tentang Proses Pengetahuan Tentang Proses
Menua di Desa Majasto Menua Dengan Tingkat Depresi di
Tingkat Pengetahuan Desa Majasto Tawangsari
f %
Tentang Proses Menua Sukoharjo
Tinggi 12 18 Asymp.Sig.
Value df
Sedang 48 74 (2-sided)
Rendah 5 8 Pearson a
21,463 4 ,000
Jumlah 65 100 Chi-Square
Dari tabel di atas ditemukan ada 12 Likelihood
17,646 4 ,001
responden (18%) mempunyai Ratio
pengetahuan tinggi tentang proses Linear-
by-Linear 13,354 1 ,000
menua dan sebagian besar Association
responden atau 48 orang (74%) N of Valid
mempunyai pengetahuan sedang 65
Cases
atau cukup. Dapat dicermati bahwa Dari hasil penelitian hubungan
warga lanjut usia di Desa Majasto tingkat pengetahuan tentang proses
Sukoharjo sebagian besar menua dengan tingkat depresi pada
berpengetahuan cukup atau sedang warga di Desa Majasto Tawangsari
tentang proses menua. Hal ini Sukoharjo diperoleh hasil uji
dikarenakan warga lanjut usia dengan Chi-Square program SPSS
banyak memperoleh informasi versi 18.0 dengan α = 5% (0.05)
tentang proses menua dari media- diperoleh p < 0.001 sehingga nilai p
media yang dimiliki responden < 0.05, yang berarti Ho ditolak dan
seperti televisi, majalah atau koran. Ha diterima, sehingga dapat ditarik
Di desa Majasto juga terdapat kesimpulan bahwa ada hubungan
posyandu lansia yang rutin tingkat pengetahuan tentang proses
melaksanakan kegiatan posyandu menua dengan tingkat depresi pada
dan penyuluhan-penyuluhan tentang warga di Desa Majasto Tawangsari
proses menua mencakup Sukoharjo.
perubahan-perubahan yang terjadi
baik dari segi fisik maupun psikis. PEMBAHASAN
Hal tersebut sangat membantu 1. Pengetahuan tentang proses
lansia dalam menghadapai masa menua
tua yang dialaminya. Dari hasil tabel 1 dapat dicermati
Tabel 2. bahwa presentase pada kategori
Distribusi Frekuensi Tingkat Depresi tingkat pengetahuan tentang
di Desa Majasto proses menua pada responden di
Tingkat Depresi f % Desa Majasto Tawangsari
Depresi berat 6 9 Sukoharjo adalah rendah
Depresi sedang 23 36 sejumlah 5 responden (8%),
Tidak depresi 36 55 cukup atau sedang yaitu 48
Jumlah 65 100 responden (74%) dan tinggi 12
Dari tabel di atas ditemukan 6 responden (18%). Dari hasil
responden (9%) mengalami depresi tersebut dapat diketahui bahwa
berat, 23 responden (36%) sebagian besar responden
mengalami depresi sedang dan memiliki pengetahuan yang
sebagian besar responden sejumlah cukup tentang proses menua.
36 orang (55%) tidak mengalami Dari wawancara dengan
depresi. beberapa responden mereka
mengungkapkan pernah

158
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No. 2 September 2016

mendapatkan informasi tentang menghadapi masa tua.


proses menua dari penyuluhan Pengetahuan tersebut
kesehatan yang didapatkan saat selanjutnya akan diaplikasikan
mengikuti posyandu lansia dan menjadi usaha-usaha untuk
dari media-media informasi lain mempersiapkan keuangan, fisik
seperti televisi dan majalah. dan psikologis.
Seperti yang diungkapkan oleh 2. Tingkat Depresi
Paramita (2010) pengetahuan Hasil penelitian tentang tingkat
dapat diperoleh dari informasi depresi di Desa Majasto
baik secara lisan maupun tulisan, Tawangsari Sukoharjo seperti
dari pengalaman seseorang dari yang tercantum dalam tabel 2
fakta atau kenyataan dari terdapat 6 responden (9%)
mendengar radio, melihat dan mengalami depresi berat, 23
sebagainya serta dapat diperoleh responden (36%) mengalami
dari pengalaman dan depresi sedang dan sebagian
berdasarkan pemikiran kritis. besar responden sejumlah 36
Paparan informasi yang diperoleh orang (55%) tidak mengalami
dari media-media tersebut dapat depresi. Data tentang tingkat
berpengaruh pada peningkatan depresi pada lanjut usia ini
pengetahuan responden tentang didapatkan dengan alat ukur
proses menua. Mubarak (2011) Geriatric Depression Scale
juga mengatakan jika kemudahan (GDS). Depresi yang dialami
untuk memperoleh suatu responden ditandai dengan
informasi dapat mempercepat kemurungan, kelesuan,
seseorang memperoleh ketiadaan gairah hidup, perasaan
pengetahuan-pengetahuan baru. tidak berguna dan putus asa.
Informasi yang diperoleh Seperti yang diungkapkan oleh
seseorang akan dapat Yosep (2007) depresi adalah
merangsang pikiran dan suatu gangguan tonus perasaan
kemampuan seseorang serta yang ditandai dengan kesedihan,
menambah pengetahuan. apatis, pesismisme dan
Sehingga semakin mudah dan kesepian.
banyak informasi yang diperoleh Depresi berat dan sedang yang
maka pengetahuanya akan suatu dialami responden dapat
hal semakin banyak. disebabkan karena kurangnya
Berdasarkan data tingkat persiapan dalam menghadapi
pendidikan dapat diketahui masa tua. Seperti yang
bahwa sebagian besar diungkapkan oleh Maryam, et al.
responden tidak sekolah (61%) (2008) pada saat memasuki usia
dan sebagian yang lain lanjut individu akan mengalami
bersekolah hanya sampai SD berbagai macam perubahan
sebanyak 25 responden (39%). kearah kemunduran seperti
Tingkat pendidikan yang dimiliki kemunduran fisik atau berbagai
responden tergolong rendah masalah kesehatan, mental dan
tetapi hal ini tidak menghalangi sosial secara bertahap. Apabila
responden untuk mendapatkan individu tidak mempersiapkan diri
informasi tentang proses menua untuk menghadapi masa usia
karena banyak media informasi lanjut ini dapat terjadi gangguan
yang dimiliki responden. psikologis meliputi frustasi,
Pengetahuan lanjut usia tentang kesepian, takut kehilangan
proses menua termasuk kebebasan, takut menghadapi
didalamnya adalah pengetahuan kematian, perubahan keinginan,
tentang mempersiapkan diri depresi, dan kecemasan. Hal ini

159
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No. 2 September 2016

juga sesuai dengan yang yang diambil lansia untuk


diungkapkan oleh Aspiani (2014) mempersiapkan diri menghadapi
bahwa pada lanjut usia masa tua sehingga dapat
permasalahan yang menarik menurunkan kejadian depresi.
adalah kekurangan kemampuan Seperti yang dapat dilihat dari
dalam beradaptasi secara hasil tabulasi silang tingkat
psikologis terhadap perubahan pengetahuan dan tingkat depresi
yang terjadi pada dirinya. di desa Majasto responden
Penurunan kemampuan dengan tingkat pengetahuan
beradaptasi terhadap perubahan tinggi tidak ada yang mengalami
dan stres lingkungan sering depresi berat, 2 responden
menyebabkan depresi. Rasa mengalami depresi sedang dan
kurang percaya diri atau tidak 10 responden tidak mengalami
berdaya dan selalu menganggap depresi dan 3 responden dengan
telah gagal karena harus tingkat pengetahuan rendah
menghabiskan sisa hidupnya mengalami depresi berat dan 2
jauh dari orang-orang yang responden mengalami depresi
dicintai mengakibatkan lansia sedang. Hal ini seperti yang
memandang masa depan suram diungkapkan oleh Azizah (2011)
dan selalu menyesali diri. bahwa depresi dapat dicegah
3. Hubungan antara Pengetahuan dengan pendekatan kognitif yaitu
tentang Proses Menua dengan pendekatan yang bertujuan untuk
Tingkat Depresi di Desa Majasto mengubah pandangan dan pola
Tawangsari Sukoharjo pikir tentang keberhasilan masa
Dari hasil penelitian hubungan lalu dan sekarang dengan cara
tingkat pengetahuan tentang mengidentifikasi pemikiran
proses menua dengan tingkat negatif yang mempengaruhi
depresi pada warga di Desa suasana hati dan tingkah laku,
Majasto Tawangsari Sukoharjo menguji individu untuk
diperoleh hasil uji dengan Chi- menentukan apakah
Square program SPSS versi 18.0 pemikirannya benar dan
dengan α = 5% (0.05) diperoleh p menggantikan pikiran yang tidak
< 0.001 sehingga nilai p < 0.05, tepat dengan yang lebih baik.
yang berarti Ho ditolak dan Ha Tingkat pengetahuan yang cukup
diterima, sehingga dapat ditarik tentang proses menua menjadi
kesimpulan bahwa ada hubungan bekal untuk mempersiapkan diri
tingkat pengetahuan tentang menghadapi masa tua sehingga
proses menua dengan tingkat terjadinya depresi karena
depresi pada warga di Desa perubahan-perubahan atau
Majasto Tawangsari Sukoharjo. kemunduran-kemunduran yang
Hasil analisa hubungan antara terjadi di masa ini dapat dihindari.
tingkat pengetahuan tentang Hal tersebut sesuai dengan
proses menua dan tingkat penelitian yang dilakukan oleh
depresi pada lansia di desa Yulnia (2011) dengan hasil
Majasto menyimpulkan bahwa penelitian ada hubungan tingkat
semakin tinggi pengetahuan pengetahuan penderita depresi
tentang proses menua semakin tentang depresi dengan sikap
rendah kejadian depresi. mencegah kekambuhan depresi
Pengetahuan responden tentang di wilayah kerja Puskesmas
proses menua baik pengertian, Nusukan Banjarsari Surakarta.
tanda-tanda penuaan, persiapan Pada penelitian ini menyatakan
menghadapi masa tua bahwa semakin baik
menentukan langkah-langkah pengetahuan responden maka

160
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No. 2 September 2016

pemahaman responden semakin proses menua atau melalui


baik dan tindakan pencegahan media yang lain seperti koran,
akan semakin baik. majalah dan televisi.
Selama melakukan penelitian, 3. Diharapkan peneliti selanjutnya
peneliti menemui beberapa dapat melakukan penelitian yang
hambatan diantaranya situasi berkaitan dengan tingkat depresi
lingkungan penelitian yang luas pada lanjut usia dilihat dari faktor-
sehingga peneliti membutuhkan faktor yang lain seperti riwayat
beberapa hari untuk pengambilan pekerjaan, jenis kelamin dan
data dan responden yang berusia tingkat pendidikan.
lanjut membutuhkan penjelasan
yang lebih banyak untuk DAFTAR PUSTAKA
pengisian kuesioner. Namun Azizah, L. M. 2011. Keperawatan
penelitian dapat berjalan lancar Lanjut Usia. Graha Ilmu,
sesuai dengan waktu penelitian Yogyakarta.
yang ditargetkan. Asipiani, R. Y. 2014. Asuhan
Keperawatan Gerontik. Trans
KESIMPULAN Info Media, Jakarta.
Dari hasil penelitian hubungan Hidayat, A. A. 2008. Riset
tingkat pengetahuan tentang proses Keperawatan dan Teknik
menua dengan tingkat depresi pada Penulisan Ilmiah. Salemba
lansia di Desa Majasto Tawangsari Medika, Jakarta.
Sukoharjo diperoleh hasil uji _____. 2009. Metode Penelitian
dengan Chi-Square program SPSS Keperawatan dan Teknik
versi 18.0 dengan α = 5% (0.05) Analisis Data. Salemba
diperoleh p < 0.001 sehingga nilai p Medika Jakarta.
< 0.05, yang berarti Ho ditolak dan Kelliat, B. A., et al. 2011.
Ha diterima, sehingga dapat ditarik Keperawatan Kesehatan Jiwa
kesimpulan bahwa ada hubungan Komunitas. EGC, Jakarta.
tingkat pengetahuan tentang proses Maryam, R. S. et al. 2008.
menua dengan tingkat depresi pada Mengenal Lanjut Usia dan
lansia di Desa Majasto Tawangsari Perawatanya. Salemba
Sukoharjo. Medika, Jakarta.
Mubarak, W. I. 2011. Promosi
SARAN Kesehatan untuk Kebidanan.
1. Dari hasil penelitian didapatkan Salemba Medika, Jakarta.
hasil ada hubungan antara Nugroho, W. 2008. Keperawatan
tingkat pengetahuan tentang Gerontik & Gariatrik, Ed 3.
proses menua dengan tingkat EGC, Jakarta.
depresi pada lansia di Desa Paramita, D. P. 2010. Hubungan
Majasto Tawangsari Sukoharjo, Tingkat Pengetahuan tentang
diharapkan Dinas Kesehatan Dismenorea dengan Perilaku
atau Puskesmas dapat Penanganan Dismenorea
memberikan penyuluhan tentang pada Siswi SMK YPKK I
persiapan-persiapan menghadapi Sleman Yogyakarta.
masa tua untuk mencegah https://core.ac.uk/download/fil
depresi. es/478/12345254.pdf. Diakses
2. Diharapkan responden dapat tanggal 25 Maret 2016
meningkatkan pengetahuan Potter, A. P. dan Perry, A. G. 2005.
tentang pencegahan depresi Buku Ajar Fundamental
dengan menggunakan media- Keperawatan. Ed 4. Jakarta:
media informasi seperti mengikuti EGC.
pendidikan kesehatan tentang

161
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No. 2 September 2016

Sudoyo, A. 2007. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam. Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Yosep, I. 2007. Keperawatan Jiwa.
Refika Aditama, Bandung.
Yulnia, F. P. 2012. Hubungan
Tingkat Pengetahuan
Penderita Depresi tentang
Depresi dengan Sikap
Mencegah Kekambuhan
Depresi di Wilayah Kerja
Puskesmas Nusukan
Banjarsari Surakarta.
Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

¹Dosen AKPER Panti Kosala


Surakarta
²Mahasiswa AKPER Panti Kosala
Surakarta

162

You might also like