Professional Documents
Culture Documents
ID Studi Beban Kerja Petugas Dalam Kegiatan Pencatatan Dan Pelaporan Di Puskesmas W PDF
ID Studi Beban Kerja Petugas Dalam Kegiatan Pencatatan Dan Pelaporan Di Puskesmas W PDF
ABSTACT
Recording and reporting (RR) program is one out of many activities that run in health center
(HC). Complain from the health manpower were still exist althought some revision of the RR
forms has been done. Hence, it was become the topic of this study. This study described the fact
at 2 HCs in Blitar that are Nglegok HC (with inpatient services) and Wlingi HC (without inpatient
semMce).
The study found that there are 135 recording forms and 87 reporting Iorms in HC which
cover the semces programs run by HC. The HC staffs spend 30% of their working hour in average
to do the RR. Most of the data came from the rural area wich collected by bidan desa" (midwives
who located in ruralarea) and then the HC staff did the data rec@tulation. The HC staffs complained
about the RR activities due to the complexity, ovedapping, inconsistency and the number of RR
forms. The obstacles for doing the RR is explored, and the study found some of them such as!he
high target to be reach, many program to be handled, limitation of the resource. The HC staffs
expected simple RR forms which cover only the important data needed by higher level (district
health oifice) while the rest will record and report according to the HC need.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanandan Teknologi Kesehatan JI. lndrapura 17, Surabaya
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 4. No. 1 Juni 2001:27-40
(puskesrnasWlingi) dan satu puskesrnas IMR 17,53 perrnil & 24,l perrnil, MMR
dengan perawatan (puskesrnas Nglegok) 0,94 perrnil & 0,71 perrnil, CDR
dan dipilihkan dengan keadaan wilayah 5,25perrnil & 6,12 perrnil. Wilayah
dan status sosial ekonorni serta puskesrnas Nglegok terdiri dari
kesehatan yang tidak jauh berbeda. 1 kelurahan dan 10 desa. Jenis
Variabel penelitian adalah beban pelayanan di puskesrnas Nglegok selain
kerja pencatatan dan pelaporan, jenis pelayanan rawat jalan juga rnerniliki unit
pencatatan dan pelaporan, alur/proses rawat inap dengan 13 ternpat tidur
pengisian laporan, harnbatan yang perawatan dan 3 ternpat tidur untuk
dihadapi petugas puskesmas dalarn persalinan serta merniliki 3 puskesrnas
rnelaksanakan tugas pencatatan pembantu dan 7 polindes serta
pelaporan dan saran yang disarnpaikan. 85 posyandu. Wilayah puskesrnas Wlingi
Data dikumpulkan dengan bantuan terdiri dari 5 kelurahan dan 1 1 desa.
kuesioner dan forrnulir isian serta buku Puskesrnas Wlingi hanya rnernberikan
catatan harian yang digunakan untuk pelayanan rawat jalan dengan fasilitas
rnernbantu dan rnernberi kernudahan lain berupa 4 puskesrnas pernbantu dan
dalarn pengurnpulan data. Data tersebut 1 1 polindes. Karena letaknya yang cukup
akan rnenggarnbarkanjurnlah jam dalarn strategis dan rnerupakan kota kecarnatan
satu bulan yang dirnanfaatkan yang cukup rarnai, di wilayah Wlingi juga
oleh petugas puskesrnas dalarn terdapat fasilitas kesehatan lain yaitu
rnelaksanakan kegiatan utarna sesuai 1 rurnah sakit, 1 rumah bersalin dan
tugas pokok dalarn struktur puskesrnas, 4 klinik swasta.
kegiatan tarnbahan dan kegiatan lain di
luar tugas puskesrnas. Data yang Beban Kerja Petugas Puskesmas
diperoleh disusun secara deskriptif
Petugas puskesrnas yang
dengan ditarnbah dengan rnasukan dari
rnelakukan pelayanan langsung untuk
petugas rnaupun kepala puskesmas
rnasyarakat (di luar petugas tata usaha)
untuk rnendapatkan hasil yang lebih
banyak yang rnelaksanakan kegiatan
konkrit,
rangkap. Petugas puskesrnas Nglegok
yang melaksanakan tugas rangkap
HASlL PENELlTlAN & PEMBAHASAN antara lain Perawat Pustu rnerangkap
untuk semua kegiatan yang dilaksanakan
Kedua puskesrnas sarnpel penelitian
di pustu mulai kegiatan pembersihan
terletak dalarn wilayah kabupaten Blitar
sarnpai dengan pelayanan pengobatan,
yaitu puskesrnas Nglegok dan Wlingi. petugas loket rnerangkap P2M, petugas
Status kesehatan kedua wilayah ini tidak sanitasi rnerangkap PKM, JPS BK dan
jauh berbeda. Data tentang indikator
JPKM. Sedangkan untuk puskesrnas
kesehatan di Nglegok dan Wlingi yaitu
Wlingi kegiatan yang dirangkap adalah
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 4. No. 1 Juni 2001: 27-40
petugas KIA merangkap BP pustu, lama jam kej a efektif sesuai kenyataan
petugas BP merangkap bendahara dengan lama jam kerja seharusnya
JPKM, retribusi barang, petugas BP terdapat selisih sekiiar 2000 menit atau
merangkap TB Paru dan kesehatan jiwa, 33 jam 20 menit dalam sebulan, atau
petugas BP pustu merangkap UKS dan dengan pengertian lain lama waktu
imunisasi, petugas PHN merangkap tersebut merupakanjam kerja yang tidak
program usila dan bendahara, petugas termanfaatkan. Dengan melihat keadaan
UKS merangkap JPSBK. tersebut, tampaknya efektifitas kerja
Beban kerja untuk kegiatan petugas puskesmas masih dapat
pencatatan dan pelaporan di puskesmas ditingkatkan dengan memaksimalkan
Nglegok dan Wlingi bervariasi untuk waktu kerja efektif.
setiap jenis program. Waktu kerja efektif Bila dilihat dari pemanfaatan jam
(dihitung berdasar waktu yang benar- kerja yang digunakan untuk kegiatan
benar dimanfaatkanuntuk melaksanakan pencatatan, terlihat jauh lebih tinggi
tugas puskesmas) yang digunakan dibandingkan untuk pelaporan. Kegiatan
petugas puskesmas Nglegok untuk pencatatan dilakukan oleh seluruh
melaksanakan tugas puskesmas secara petugas puskesmas yang terlibat dalam
keseluruhan berkisar antara 5.91 0 menit suatu program puskesmas sedangkan
sampai 16.875 menit dengan rata-rata untuk menyusun laporan dikerjakan oleh
8.324 menit per bulan (32 responden). petugas tertentu saja. 8 orang (25%) staf
~hdangkanuntuk puskesmas Wlingi puskesmas Nglegok menggunakan
berkisar antara 4.895 menit sampai waktu efektif kurang dari 20%, 18 orang
12.130 menit dengan rata-rata 8.01 0 (56,3%) memanfaatkan > 20-40%
menit per bulan (21 responden). Lebih sedangkan 6 orang (18.7%)
lengkapnya dapat dilihat tabel 1 dan 2. memanfaatkan lebih dari > 40% waktu
Secara keseluruhan rata-rata efektifnya untuk kegiatan pencatatan dan
petugas di dua puskesmas penelitian pelaporan (PP). Sedangkan di
melaksanakantugas puskesmas selama puskesmas Wlingi, 10 orang (47,7%)
lebih dari 8.000 menit dalam satu bulan. petugas puskesmas melakukan kegiatan
Bila dihitung seluruh jam kerja PP yang proporsinya kurang dari 20%
seharusnya pada saat yang sama dengan dari seluruh jam kerja efektif. Sembilan
pencatatan waktu efektif studi ini (satu orang (42,8%) rnelakukan pekerjaan PP
bulan dengan 6 hari kerja per minggu, jam dengan proporsi antara > 20-40%
kerja Senin sampai dengan Kamis pukul sedangkan hanya 2 orang (9,5%) yang
07.00-14.00 dan Jum'at pukul 07.00- proporsi beban kerja PP terhadap seluruh
11.OO serta Sabtu pukul 07.00-1 2.00) jam kerja efektif sebesar lebih dari 40%
rnaka ditemukan angka sebesar 10.140 diantaranyatermasuk petugas loket yang
menit. Dengan demikian dibandingkan seluruh waktu efektifnya digunakan untuk
Studi Beban Kerja Petugas dalam Kegiatan (Lestari Handayani eta0
Tabel 1. Beban Kerja Petugas Puskesrnas untuk Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan (PP) dan
Kegiatan Non PP Selama Satu Bulan, Kecarnatan Nglegok - Blitar, Juli-Agustus 2000
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 4. No. 1 Juni 2001: 27-40
l a b e l 2 Beban Kerja Petugas Puskesmas untuk Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan (PP) dan
-
Kegiatan Non PP Selama Satu Bulan, Kecamatan Wlingi Blitar, Juli-Agustus 2000
TaBel 3. Jenis pencatatan dan pelaporan untuk setiap jenis upaya pokok puskesmas
Studi Beban Kerja Petugas dalarn Kegiatan (1.estari Handayani eta?
rutin bulanan hanya terdiri dari 4 macam merupakan beban tambahan serta
formulir saja yaitu formulir data kesakitan sebagian menganggap sebagai
(LBl), laporan pemakaian dan lembar pekerjaan yang sia-sia karena
permintaan obat (LB2), gizi, KIA, manfaatnya secara langsung tidak
imunisasi dan pengamatam penyakit dirasakan. Pemanfaatandata puskesmas
(LB3), serta kegiatan puskesmas (LB4), sebagai bahan untuk pelaksanaan
sedang laporan bulanan sentinel adalah manajemen puskesmas juga kurang
formulir data penyakit imunisasi, lspa dan dirasakan oleh dokterrkepala puskesmas
diare (LB-1S) dan KIA, gizi dan penyakit oleh karena terbatasnya petugas yang
akibat kerja (LB-2s). Laporan tersebut mampu menganalisis data.
belum termasuk laporan tahunan rutin
puskesmas yang terdiri dari LT-1 (data Hambatan dan Saran dalarn
dasar puskesrnas), LT-2 (data Pelaksanaan Kegiatan Pencatatan dan
kepegawaian) dan LT-3 (data peralatan). Pelaporan
Jumlah pelaporanyang ditemukan dalam
Hambatan yang dirasakan dalarn
penelitian ini menjadi banyak antara lain
melaksanakan kegiatan PP untuk
karena beberapa formulir dipecah-pecah
masing-masing pemegang program
sesuai jenis program, meskipun begitu
masih banyak tambahan laporan yang disampaikan kepada peneliti dilengkapi
harus dibuat oleh petugas puskesmas. dengan hasil wawancara dengan dokterl
Bila ditotal secara keseluruhan kepala puskesmas menghasilkan
terdapat lebih dari 200 macam informasi sebagai berikut:
pencatatan dan pelaporan yang harus a) Rata-rata petugas di puskesmas
dikerjakan oleh petugas puskesmas. terlibat di beberapa program pokok
Selain banyaknya macam pencatatan puskesmas. Pada petugas yang
dan pelaporan rutin yang harus dibuat dianggap mampu maka semakin
puskesmas, adanya beberapa jenis PP tinggi beban kerja yang ditangani
tambahan telah menarnbah jumlah PP terrnasuk untuk kegiatan PP.
yang harus disusun. Besarnyajumlah dan b) Berdasar perkiraan dokter
jenis PP layak untuk diperhatikan puskesmas, kegiatan PP menyita
mengingat terbatasnya jumlah petugas hampir 50 persen dari jam kerja
puskesmas disamping beban kerja rata- efektif khususnya yang rnempunyai
rata yang cukup tinggi dengan adanya beban kerja tinggi seperti bidan desa
berbagai program yang harus karena sumber data berasal dari
dilaksanakan. masing-masing wilayah desa.
Dari hasil wawancara, diperoleh Keterlambatan masuknya laporan
bahwa sebagian besar petugas dari wilayah (desa) akan
berpendapat bahwa kegiatan PP penting mengganggu ketepatan waktu
untuk dikerjakan tetapi di satu sisi juga penyelesaian laporan puskesmas.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 4. No. 1 Juni 2001: 27-40
Beberapa jenis laporan tumpang I) Kurang umpan balik dari tingkat atas
tindih satu dengan lainnya (Laporan (Dinas Kesehatan tingkat 11).
SIMPUS dan SP2TP), karena ada m) SDM untuk analisis data kurang
beberapa item yang sama misalkan sehingga pemanfaatan data di
pada LB3-KIA (SP2TP) dan tingkat puskesmas kurang.
SIMPUS. n) Adanya pasien dari luar wilayah
Pengelompokan umur tidak sama puskesmas.
antara formulir satu dengan yang lain o) Laporan bulanan PKL tidak sama
sehingga menyulitkan dan dengan LB4 kesing (SP2TP)
menambah pekerjaan. sehingga pencatatan yang dibuat
Laporan dan administrasi JPS-BK juga harus berbeda.
terialu rumit, laporan harus dipilah- p) Untuk membuat laporan tahunan
pilah untuk setiap program, ditambah tidak cukup dengan melihat data
lagi jumlah kunjungan pasien yang kegiatan yang telah dicatat tapi hams
memanfaatklan program JPS-BK melihat dari instansi lain.
yang meningkat. q) Beberapa target kegiatan tidak
Kegiatan pelaporanpada akhir bulan mungkin dicapai dengan mengikuti
sering mengganggu tugas pokok petunjuk pelaksanaan kegiatan misal
puskesmas. pada program UKS.
Keterbatasan sarana berupa
formulir, komputerlmesin ketik, serta Saran yang diperoleh adalah:
sarana transportasi berupa a) Sistem pencatatan dan pelaporan
kendaraan ataupun biaya bensin disusun lebih sederhana sehingga
untuk melaksanakan kegiatan ke tidak terjadi beberapa laporan yang
masyarakat. sama di beberapa formulir laporan.
Format laporan berganti- (Salah satu saja SP2TP atau
ganti sehingga membingungkan SIMPUS).
sedangkan yang lama tidak dicabut. b) Banyak laporan yang isinya sama
Pengisian ICD untuk diagnosa tetapi kemudian hams dibuat dalam
penyakit seringkali tidak tepat oleh bentuk laporan yang berbeda-beda.
karena dalam pencatatan pada kartu Puskesmas seharusnya hanya
status pasien pada umumnya mengeluarkan satu laporan yang
petugas hanya mengisikan gejala mencakup semua informasi
atau keluhan. yang dibutuhkan dan bukannya
Pengelompokan penyakit ada yang puskesmas hams memilah-milahnya
tidak masuk dalam standar. menjadi beberapa laporan sesuai
Terlalu banyak formulir/kartu/ kebutuhan masing-masingbidang di
register yang harus diisi di BP. tingkat atas.
Studi Beban Kerja Petugas dalam Kegiatan (L.estari Handayani et a0