You are on page 1of 13

Jurnal Teknologi Pendidikan

Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)


http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN

Eko Triyanto 1
Sri Anitah 2
Nunuk Suryani2
1
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Pembimbing I Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Pembimbing II Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS

ABSTRACT
The study aims to describe: Efforts to improve the quality of the learning
process; Utilization of media in the learning process; principal's leadership
role in the use of media to enhance the quality of the learning process;
Obstacles faced and solutions. Qualitative descriptive research. Data was
collected by in-depth interviews (in-depth-Interviewing), observation,
literature study. The validity of the data with continuous observation and
data triangulation technique is triangulation of sources and triangulation
techniques. Data analysis was performed three stages include: data
reduction, data presentation and conclusion or verification. Results: Efforts to
improve the quality of the learning process is to draw up a school
development program that supports the creation of effective learning;
advantageous learning media in the learning process so that objectives can
be achieved; Constraints faced by the principal is the human factor that has
a sense of emotional stability, in addition to that financial factors are also an
obstacle to equip and maintain school infrastructure conditions in order to
stay well. Solution: give a gift (reward) for those who did well and
punishment (punishment) to those who are not doing a good job, other than
BOS funds are also looking for other grants to cover the financial shortfall
the school.

Keywords: Leadership, Headmaster,Learning media

PENDAHULUAN moral yang baik. Pendidikan yang


Pendidikan itu merupakan kebutuhan terencana, terarah dan berkesinambung-
manusia selama manusia hidup. Tanpa an dapat membantu peserta didik untuk
adanya pendidikan, maka dalam mengembangkan kemampuannya secara
menjalani kehidupan ini manusia tidak optimal, baik aspek kognitif, aspek
akan dapat berkembang dan bahkan akan afektif, maupun aspek psikomotorik.
terbelakang. Dengan demikian pen- Dalam mencapai tujuan pendidikan,
didikan itu harus betul-betul diarahkan perlu diupayakan suatu sistem pendidik-
untuk menghasilkan manusia yang an yang mampu membentuk kepribadian
berkualitas yang mampu bersaing, dan keterampilan peserta didik yang
memiliki budi pekerti yang luhur dan unggul, yakni manusia yang kreatif,

226
anthoki_item02@yahoo.co.id
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
cakap terampil, jujur, dapat dipercaya, sebagai prinsip penyelenggaraan pem-
bertanggung jawab dan memiliki belajaran yang merupakan implementasi
solidaritas sosial yang tinggi. kurikulum.
Tujuan pendidikan nasional bangsa UUD 1945 (versi Amendemen), Pasal
Indonesia merupakan implementasi dari 31 ayat 3 menyebutkan, "Pemerintah
empat pilar pendidikan yang di- mengusahakan dan menyelenggarakan
canangkan UNESCO. Empat pilar ini satu sistem pendidikan nasional, yang
merupakan visi pendidikan dimasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan
sekarang dan masa depan yang perlu serta ahlak mulia dalam rangka men-
dikembangkan oleh lembaga pendidikan cerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
formal dimanapun. Keempat pilar dengan undang-undang." Pada pasal 31
tersebut yaitu: (1) learning to know ayat 5 menyebutkan, "Pemerintah me-
(belajar untuk mengetahui), (2) learning majukan ilmu pengetahuan dan teknologi
to do (belajar untuk melakukan sesuatu), dengan menunjang tinggi nilai-nilai
(3) learning to be (belajar untuk menjadi agama dan persatuan bangsa untuk
seseorang) dan (4) learning to live kemajuan peradaban serta kesejahteraan
together (belajar untuk menjalani umat manusia." Jabaran di dalam UUD
kehidupan bersama). 1945 tentang pendidikan dituangkan
Dalam rangka merealisasikan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun
“learning to know”, guru berfungsi 2003. Pasal 3 menyebutkan, "Pendidikan
sebagai fasilitator. Learning to do (belajar nasional berfungsi mengembangkan
untuk melakukan sesuatu) akan bisa kemampuan dan membentuk watak serta
berjalan jika sekolah memfasilitasi peradaban bangsa yang bermartabat
siswanya untuk mengaktualisasikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan
keterampilan yang dimilikinya serta bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
bakat dan minatnya. Learning to be potensi peserta didik agar menjadi
(belajar untuk menjadi seseorang erat manusia yang beriman dan bertakwa
hubungannya dengan bakat dan minat, kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
perkembangan fikik dan kejiwaan, mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
tipologi pribadi anak serta kondisi mandiri dan menjadi warga negara yang
lingkungannya. Learning to live together demokratis serta bertanggung jawab".
(belajar untuk menjalani kehidupan Bila dibandingkan dengan undang-
bersama). Penerapan keempat pilar ini undang pendidikan sebelumnya, yaitu
dirasakan makin penting dalam era Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, ada
globalisasi sekarang ini. Keempat pilar kemiripan kecuali berbeda dalam
tersebut juga merupakan salah satu pengungkapan. Pada pasal 4 ditulis,
dasar pengembangan kurikulum, yaitu "Pendidikan Nasional bertujuan men-

227
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
cerdaskan kehidupan bangsa dan Pemimpin memiliki peranan yang
mengembangkan manusia Indonesia dominan dalam sebuah organisasi.
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman Peranan yang dominan tersebut dapat
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha mempengaruhi moral kepuasan kerja
Esa dan berbudi-pekerti luhur, memiliki keamanan, kualitas kehidupan kerja dan
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan terutama tingkat prestasi suatu
jasmani dan rohani, kepribadian yang organisasi. Sebagaimana dikatakan Hani
mantap dan mandiri serta rasa tanggung- Handoko bahwa pemimpin juga
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan." memainkan peranan kritis dalam
Pada Pasal 15, Undang-undang yang membantu kelompok organisasi, atau
sama, tertulis, "Pendidikan menengah di- masyarakat untuk mencapai tujuan
selenggarakan untuk melanjutkan dan mereka. Bagaimanapun juga kemampuan
meluaskan pendidikan dasar serta dan ketrampilan kepemimpinan dalam
menyiapkan peserta didik menjadi pengarahan adalah faktor penting
anggota masyarakat yang memiliki efektifitas manajer. Bila organisasi dapat
kemampuan mengadakan hubungan mengidentifikasikan kualitas yang
timbal balik dengan lingkungan sosial, berhubungan dengan kemampuan
budaya dan alam sekitar serta dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-
mengembangkan kemampuan lebih teknik kepemimpinan efektif. Ke-
lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan pemimpinan dalam bahasa inggris
tinggi." disebut leadership berarti, being a leader
Bila dipelajari, di atas kertas tujuan power of leading atau the qualities of
pendidikan nasional masih sesuai dengan leader. Secara bahasa, makna
substansi Pancasila, yaitu menjadikan kepemimpinan itu adalah kekuatan atau
manusia yang beriman dan bertaqwa kualitas seseorang pemimpin dalam
kepada Tuhan yang Maha Esa. mengarahkan apa yang dipimpinnya
Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis untuk mencapai tujuan. Seperti halnya
setidaknya ada empat alasan kenapa manajemen, kepemimpinan atau
diperlukan figur pemimpin, yaitu: 1) leadership telah didefinisikan oleh
banyak orang memerlukan figur banyak para ahli antaranya adalah Stoner
pemimpin, 2) dalam beberapa situasi mengemukakan bahwa kepemimpinan
seorang pemimpin perlu tampil mewakili manajerial dapat didefinisikan sebagai
kelompoknya, 3) sebagai tempat suatu proses mengarahkan pemberian
pengambil alihan resiko bila terjadi pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
tekanan terhadap kelompoknya, dan 4) sekelompok anggota yang selain
sebagai tempat untuk meletakkan berhubungan dengan tugasnya.
kekuasaan.

228
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Kepemimpinan adalah bagian Kepemimpinan yang baik tentunya
penting manjemen, tetapi tidak sama sangat berdampak pada tercapai tidaknya
dengan manajemen. Kepemimpinan tujuan organisasi karena pemimpin
merupakan kemampuan yang dipunyai memiliki pengaruh terhadap kinerja yang
seseorang untuk mempengaruhi orang dipimpinnya. Kemampuan untuk mem-
lain agar bekerja mencapai tujuan dan pengaruhi suatu kelompok untuk
sasaran. Manajemen mencakup ke- mencapai tujuan merupakan bagian dari
pemimpinan, tetapi juga mencakup kepemimpinan. Konsep kepemimpinan
fungsi-fungsi lainnya seperti perencana- erat sekali hubungannya dengan konsep
an, pengorganisasian , pengawasan dan kekuasaan. Dengan kekuasaan pemimpin
evaluasi. memperoleh alat untuk mempengaruhi
Kepemimpinan atau leadership dalam perilaku para pengikutnya. Terdapat
pengertian umum menunjukkan suatu beberapa sumber dan bentuk kekuasaan,
proses kegiatan dalam hal memimpin, yaitu kekuasaan paksaan, legitimasi,
membimbing, mengontrol perilaku, keahlian, penghargaan, referensi,
perasaan serta tingkah laku terhadap informasi dan hubungan.
orang lain yang ada dibawah pe- Media berasal dari bahasa Latin dan
ngawasannya. Disinilah peranan ke- merupakan bentuk jamak dari kata
pemimpinan berpengaruh besar dalam medium yang secara harfiah berarti
pembentukan perilaku bawahan. menurut perantara atau pengantar. Jadi dapat
Handoko kepemimpinan merupakan dipahami bahwa media adalah perantara
kemampuan seseorang untuk mem- atau pengantar dari pengirim ke
pengaruhi orang lain agar mencapai penerima pesan. Media adalah perantara
tujuan dan sasaran. atau pengantar pesan dari pengirim ke
Kepemimpinan dalam dunia penerima pesan (Sadiman, 2002: 6).
pendidikan berkaitan dengan masalah Secara umum media pembelajaran
kepala sekolah dalam meningkatkan dalam pendidikan disebut media, yaitu
kesempatan untuk mengadakan per- berbagai jenis komponen dalam
temuan secara efektif dengan para guru lingkungan siswa yang dapat me-
dalam situasi yang kondusif. Dalam hal rangsangnya untuk berpikir, menurut
ini, perilaku kepala sekolah harus dapat Gagne (dalam Sadiman, 2002: 6).
mendorong kinerja para guru dengan Sedangkan menurut Briggs (1977) media
menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan adalah segala alat fisik yang dapat
penuh pertimbangan terhadap para guru, menyajikan pesan serta merangsang
baik sebagai individu dan sebagai siswa untuk belajar. Jadi, media
kelompok. merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari

229
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
pengirim dan penerima sehingga dapat sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, minat dan merangsang pikiran, perasaan, perhatian
perhatian sedemikian rupa sehingga dan kemampuan atau ketrampilan
proses belajar terjadi. siswanya sehingga dapat mendorong
MenurutLatuheru(http://forum.upi.e terjadinya proses belajar. Batasan ini
du/), menyatakan bahwa media pem- cukup luas dan mendalam mencakup
belajaran adalah bahan, alat atau teknik pengertian sumber, lingkungan, manusia
yang digunakan dalam kegiatan belajar dan metode yang dimanfaatkan untuk
mengajar dengan maksud agar proses tujuan pembelajaran/ pelatihan. Sedang-
interaksi komunikasi edukasi antara guru kan menurut Briggs (1977) media pem-
dan siswa dapat berlangsung secara tepat belajaran adalah sarana fisik untuk
guna dan berdayaguna. menyampaikan isi/ materi pembelajaran
Brown (1973) mengungkapkan bahwa seperti: buku, film, video dan sebagainya.
media pembelajaran yang digunakan Kemudian menurut National Education
dalam kegiatan pembelajaran dapat Associaton (1969) mengungkapkan
mempengaruhi terhadap efektivitas bahwa media pembelajaran adalah sarana
pembelajaran. Pada mulanya, media komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pembelajaran hanya berfungsi sebagai pandang-dengar, termasuk teknologi
alat bantu guru untuk mengajar yang perangkat keras.
digunakan adalah alat bantu visual. Oleh karena proses pembelajaran
Sekitar pertengahan abad Ke– 20 usaha merupakan proses komunikasi dan
pemanfaatan visual dilengkapi dengan berlangsung dalam suatu sistem, maka
digunakannya alat audio, sehingga media pembelajaran menempati posisi
lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan yang cukup penting sebagai salah satu
dengan perkembangan ilmu pengetahuan komponen sistem pembelajaran. Tanpa
dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam media, komunikasi tidak akan terjadi dan
bidang pendidikan, saat ini penggunaan proses pembelajaran sebagai proses
alat bantu atau media pembelajaran komunikasi juga tidak akan bisa
menjadi semakin luas dan interaktif, berlangsung secara optimal. Media
seperti adanya komputer dan internet. pembelajaran adalah komponen integral
Media pembelajaran merupakan alat dari sistem pembelajaran.
yang berfungsi sebagai perantara atau Dalam proses pembelajaran terdapat
penyampai isi berupa informasi beberapa komponen-komponen pem-
pengetahuan berupa visual dan verbal belajaran diantaranya: pendidik, peserta
untuk keperluan pembelajaran. Media didik, metode, media yang tersedia,
pembelajaran secara umum adalah alat sarana, materi yang akan diajarkan, dan
bantu proses belajar mengajar. Segala hasil dari proses tersebut. Beberapa

230
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
komponen tersebut kemudian dibangun mengacu pada hal tersebut. Sekolah
dengan cara sistematik dan sistematis, memandang bahwa proses pembelajaran
hal tersebut menjadikan hubungan erat merupakan suatu hal yang penting dalam
antara kegiatan belajar mengajar kegiatan belajar mengajar disekolah.
sehingga terjadi suatu kondisi yang Karena keberhasilan dari pembelajaran
saling berkaitan, saling interaksi, saling itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai
mempengaruhi. faktor, antara lain kesiapan sekolah
Berdasarkan uraian di atas maka dalam mengembangkan kurikulum yang
penulis tertarik untuk melakukan pe- berlaku, menyediakan berbagai fasilitas
nelitian denga judul: Peran Kepemimpin- atau perlengkapan sekolah sebagai
an Kepala Sekolah dalam Pemanfaatan sumber/ media pembelajaran, kesiapan
Media Pembelajaran sebagai Upaya kepala sekolah, guru dan karyawan lain
Peningkatan Proses Pembelajaran. dalam proses pembelajaran. Untuk
memantau pelaksanaan dan perkembang-
METODE an program-program yang telah disusun
Jenis dari penelitian ini adalah penelitian guna meningkatkan kualitas pembelajar-
kualitatif deskriptif. Dalam penelitian an tersebut, maka diadakan pertemuan
kualitatif, pengumpulan data dilakukan antara kepala sekolah, guru dan
dengan wawancara mendalam (in-deep- karyawan-karyawan yang terkait. Per-
interview), pengamatan dan studi temuan tersebut diagendakan setiap
kepustakaan. Teknik cuplikannya meng- akhir bulan di akhir minggu setelah
gunakan purposive sampling. Teknik pelajaran usai. Dengan diagendakan
analisis data dalam penelitian ini pertemuan intern setiap akhir bulan
menggunakan teknik analisis dengan tersebut, kepala sekolah juga berharap
langkah-langkah: Reduksi data (Data agar guru-guru dan karyawan memberi-
reduction), Penyajian data (Data display), kan masukan-masukan demi kemajuan
dan Penarikan kesimpulan dan verifikasi sekolah dan pertemuan itu juga sebagai
(Conclution drawing/ verifying). Dalam upaya kepala sekolah untuk lebih
penelitian ini peneliti menggunakan mempererat kerjasama dengan guru-guru
teknik validasi data triangulasi dan karyawan sekolah.
(triangulation) sumber dan teknik.. Menurut Oemar Hamalik (2003:57),
Pembelajaran adalah suatu kombinasi
HASIL DAN PEMBAHASAN yang tersusun meliputi unsur-unsur
Hasil temuan dilapangan diketahui manusia, material, fasilitas, perlengkapan
bahwa sebagai upaya peningkatan dan prosedur yang saling mempengaruhi
kualitas pembelajaran, sekolah membuat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
program pengembangan sekolah yang Manusia terlibat dalam sistem pem-

231
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
belajaran terdiri dari siswa, guru dan sumber-sumber belajar agar terjadi
tenaga lainnya, misalnya tenaga proses belajar. Pada hakikatnya proses
laboratorium. Material meliputi buku- pembelajaran merupakan proses
buku, papan tulis dan kapur, fotografi, komunikasi yaitu proses penyampaian
slide dan film, audio dan video tape. pesan dari sumber pesan melalui
Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari saluran/ media tertentu kepada penerima
ruang kelas, perlengkapan audio visual, pesan (siswa). Pesan yang disampaikan
juga komputer. Prosedur meliputi jadwal berupa bahan pembelajaran yang ada
dan metode penyampaian informasi, dalam kurikulum. Sumber pesan dapat
praktik, belajar, ujian dan sebagainya. guru, siswa, orang lain atau penulis buku
Sekolah ini juga memandang bahwa cara/ dan salurannya adalah media pem-
metode dan media pembelajaran belajaran. Dengan kata lain, pembelajar-
merupakan hal yang penting dalam an adalah merupakan upaya yang
proses pembelajaran. Hal ini juga sejalan dilakukan oleh guru agar terjadi proses
dengan pendapat Azhar Arsyad (2003:15) belajar pada diri siswa. Ciri utama dari
yang menegaskan dalam suatu proses pembelajaran adalah adanya interaksi
belajar mengajar terdapat dua unsur antara siswa dengan lingkungan belajar-
yang amat penting, yaitu metode nya, baik dengan guru, teman-temannya,
mengajar dan media pembelajaran. media pembelajaran dan sumber-sumber
Kedua aspek ini saling berkaitan. belajar lainnya. Pembelajaran sebagai
Pemilihan salah satu metode mengajar proses yang dibangun oleh pendidik/
tertentu akan mempengeruhi jenis media guru, dimaksudkan untuk mengembang-
pembelajaran yang sesuai, meskipun kan kreativitas berpikir peserta didik/
masih ada berbagai aspek lain yang harus siswa dan meningkatkan kemampuan
diperhatikan dalam memilih media, mengoordinasikan pengetahuan baru
antara lain tujuan pembelajaran, jenis sebagai upaya untuk meningkatkan
tugas dan respon yang diharapkan siswa penguasaan terhadap materi pembelajar-
kuasai setelah pembelajaran berlangsung, an.
konteks pembelajaran termasuk Menurut Maharani (2003:7), kegiatan
karakteristik siswa. belajar mengajar di mana di dalamnya
Pembelajaran sebagai suatu cara terjadi interaksi antara berbagai
untuk dapat merangsang, memelihara komponen pengajaran yang dapat
dan meningkatkan terciptanya proses dikelompokkan ke dalam tiga kategori
berpikir dari setiap individu yang belajar. utama, yaitu: Guru, Materi pelajaran dan
Di dalam kata pembelajaran ditekankan Siswa.
pada kegiatan belajar siswa, melalui Interaksi antara ketiga komponen
usaha-usaha yang terencana dalam utama ini melibatkan sarana dan

232
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
prasarana, seperti metode, media, dan pembelajaran merupakan alat bantu
tempat belajar, sehingga tercipta situasi mengajar yang berfungsi untuk
pembelajaran yang memungkinkan memperjelas materi yang diajarkan oleh
tercapainya tujuan yang telah direncana- guru pada saat guru melaksanakan
kan sebelumnya. Pembelajaran adalah proses pembelajaran; alat untuk
suatu kombinasi yang tersusun meliputi mengangkat atau menimbulkan per-
unsur-unsur manusia, material, fasilitas, soalan untuk dikaji lebih lanjut dan
perlengkapan dan prosedur yang saling dipecahkan oleh siswa dalam proses
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran; dan sebagai sumber
pembelajaran. Manusia terlibat dalam belajar, maksudnya media berisikan
sistem pembelajaran terdiri dari siswa, bahan-bahan yang harus dipelajari oleh
guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga para siswa. Keberhasilan guru untuk
laboratorium. Material meliputi buku- menciptakan lingkungan belajar yang
buku, papan tulis dan kapur, fotografi, kondusif untuk proses pembelajaran
slide dan film, audio dan video tape. dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah
Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari satunya adalah tingkat pengetahuan dan
ruang kelas, perlengkapan audio visual, keterampilan yang dimiliki oleh guru
juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dalam memberdayakan media pem-
dan metode penyampaian informasi, belajaran. Semakin tinggi pengetahuan
praktik, belajar, ujian dan sebagainya dan keterampilan guru dalam
(Oemar Hamalik, 2003:57). Proses belajar memberdayakan media, maka akan
mengajar pada intinya tertumpu pada semakin tinggi pula kemungkinan guru
bagaimana guru memberi kemungkinan untuk memanfaatkan media dalam
bagi siswa agar terjadi proses belajar proses pembelajaran.
yang efektif atau dapat mencapai hasil Dalam proses pembelajaran yang
yang sesuai dengan tujuan (Maharani, dilaksanakan di SMP Pancasila, dirancang
2003: 7). sebaik mungkin agar siswa merasa
Di dalam proses pembelajaran, tertarik dan senang dalam menerima
metode dan media merupakan alat bantu materi yang diajarkan oleh guru dengan
mengajar guru. Metode mengajar harapan agar siswa dapat menyerap
merupakan cara yang digunakan oleh informasi sebanyak-banyaknya. Guru
seorang guru dalam melakukan interaksi juga membuat rencana pelaksanaan
dengan siswa agar informasi/bahan bisa pembelajaran (RPP) yang baik dan
sampai kepada siswa dan tujuan semaksimal mungkin memilih dan
pembelajaran dapat tercapai. Sementara menyiapkan media pembelajaran sesuai
itu, media pembelajaran sebagai alat dengan materi yang akan diajarkan.
bantu dalam mengajar. Media

233
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
langkah tersebut diharapkan agar dalam kepemimpinan sekolah berbasis
pembelajaran menjadi lebih efektif. pada nilai-nilai yang universal, yaitu :
Kepala sekolah sebagai pimpinan damai (piece), hormat (respect),
pendidikan di sekolah, mempunyai kerjasama (cooperation), bebas
peranan penting dalam peningkatan (freedom), bahagia (happiness), jujur
kualitas proses pembelajaran di sekolah (honesty), rendah hati (humility), cinta
yang dipimpinnya. Kepala sekolah yang (love), tanggung jawab (responsibility),
merupakan pimpinan tunggal di sekolah, sederhana (simplicity), toleran (tolerance)
mempunyai tanggung jawab untuk dan kesatuan (unity). Menurut Oemar
mengajar dan mempengaruhi semua Hamalik (1986: 21), hubungan
pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi interaksi itu akan berjalan
pendidikan di sekolah untuk mau bekerja dengan lancar dan tercapainya hasil yang
sama dalam mencapai tujuan sekolah. maksimal, apabila menggunakan alat
Kepala sekolah dituntut untuk mampu bantu yang disebut media komunikasi.
memimpin sekaligus mengorganisir dan Penggunaan media dalam proses
mengelola pelaksanaan program belajar pembelajaran, sangat membantu guru
mengajar yang diselenggarakan di dalam menyampaikan materi dan
sekolah yang dipimpinnya. Dalam hal ini, mempermudah siswa dalam menerima
kepala sekolah harus dapat mewujudkan materi yang disampaikan oleh guru.
proses pembelajaran yang efektif dan Kepala sekolah SMP Pancasila telah
efisien sehingga tercapai produktivitas berperan aktif dalam memajukan proses
belajar yang pada akhirnya dapat pembelajaran agar pembelajaran di
meningkatkan kualitas proses sekolah dapat berjalan secara efektif dan
pembelajaran. efisien dengan berbagai cara, diantaranya
Menurut Drs. Daryanto (2011: 50) mendorong guru untuk meningkatkan
Kepala sekolah menciptakan model pengetahuan dan profesionalisme dalam
peningkatan mutu pembelajaran dengan mengajar, mendorong guru untuk
mengidentifikasi kebutuhan, kekuatan, memberdayakan penggunaan media
kelemahan peluang yang dimiliki sekolah, dalam proses pembelajaran, mendorong
serta menyusun perencanaan dengan guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
warga sekolah yang memperdayakan baik yang diadakan oleh dinas terkait
sumberdaya menuju visi, misi, nilai maupun pihak lain, melengkapi sarana
sekolah, serta secara terus menerus dan prasarana pembelajaran serta
mengadakan kajian-kajian bagi setiap mengadakan pertemuan rutin sebagai
kinerja yang telah dihasilkan untuk terus media untuk sharing antara guru-guru
mengupayakan peningkatan mutu secara dengan kepala sekolah.
berkelanjutan. Nilai yang dikembangkan

234
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Menurut Drs. Daryanto (2011: 18), untuk bekerja sesuai dengan tujuan yang
pemimpin mempunyai tanggung jawab telah ditetapkan. Akan tetapi, yang nama-
baik secara fisik maupun spiritual nya manusia selalu dikendalikan dan
terhadap keberhasilan aktifitas kerja dari ditentukan oleh kondisi fisik yang
yang dipimpinnya, sehingga menjadi dimilikinya dan juga faktor psikis, seperti
pemimpin itu tidak mudah dan tidak pandangan hidup, harapan, keinginan,
akan setiap orang mempunyai kesamaan harga diri, tingkat kepuasan dan lain
di dalam menjalankan kepemimpinannya. sebagainya. Sikap malas dan kurangnya
Seringkali kepala sekolah menghadapi rasa tanggung jawab dalam menjalankan
masalah komunikasi dengan bawahan- tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
nya, diantaranya adalah masalah sosio juga menjadi kendala kepala sekolah
psikologis, termasuk: kecemasan, dalam melakukan upaya untuk
menutup diri, masalah kesempurnaan, meningkatkan kualitas proses
memahami hening, berurusan dengan pembelajaran.
lawan bicara yang menuntut, lawan Dalam mengatasi kemungkinan-
bicara yang tidak dapat diandalkan, hasil kemungkinan di atas, maka kepala
yang lambat dan hilang kendali atas diri sekolah SMP Pancasila mempunyai
(Drs. Daryanto, 2011: 113). langkah-langkah agar bawahan-
Menurut H. E Mulyasa (2006:56), se- bawahannya tetap menjalankan tugasnya
bagai pemimpin sekolah, kepala sekolah dengan baik, yaitu dengan memberikan
harus sadar bahwa keberhasilannya hadiah (reward) bagi mereke yang
bergantung pada orang lain, seperti guru menjalankan tugasnya dengan baik, dan
dan tenaga kependidikan. Oleh karena memberikan hukuman (punishment)
itu, karakteristik pribadi kepala sekolah kepada mereka yang melanggar aturan
memainkan peran penting dan merupa- dan kurang disiplin dalam menjalankan
kan bagian dalam keberhasilan atau tugas-tugas yang dibebankan. Kepala
kegagalannya. Kualifikasi pribadi me- sekolah juga mengadakan refreshing bagi
liputi banyak faktor, misalnya: kestabilan guru dan karyawan setiap akhir tahun
emosi, rasa humor, inisiatif, kematangan pelajaran, untuk menghilangkan rasa
berpikir, memiliki intelegensi yang baik, jenuh para bawahannya. Dengan langkah
mempunyai kapasitas fisik untuk tersebut dinilai berhasil oleh kepala
melaksanakan tugas, menyenangkan sekolah sebagai upaya meminimalisir
suara bagus, latar belakang budaya yang kendala-kendala yang dihadapi guna
baik, antusias, mempunyai kepedulian tercapainya tujuan peningkatan kualitas
terhadap orang lain dan loyal. Kepala proses pembelajaran yang telah menjadi
sekolah sebagai seorang pemimpin harus tujuan sekolah.
mampu mempengaruhi bawahannya

235
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Faktor ini juga menjadi hambatan pembelajaran sangat membantu
tersendiri bagi kepala sekolah dalam untuk memperjelas materi pem-
menjaga dan melengkapi kekurangan belajaran sehingga tujuan pembelajar-
sarana dan prasarana pembelajaran. an dapat tercapai dan proses
Karena dengan kemajuan ilmu pembelajaran menjadi lebih efektif,
pengetahuan dan teknologi, maka sarana siswa juga lebih merasa senang
dan prasarana penunjang juga harus karena pembelajaran yang dilakukan
dilengkapi agar pembelajaran dapat guru tidak monoton dan membuat
berjalan dengan lancar dan sesuai siswa menjadi lebih aktif dalam
dengan kurikulum yang berlaku. menerima pelajaran.
Menurut kepala sekolah, dengan 3. Kepala sekolah juga melakukan
mengajukan permohonan bantuan yang upaya-upaya agar tercipta suasana
dikirimkan pada instansi-instansi pe- kondusif yang mendukung tercipta-
merintahan terkait, diharapkan mampu nya pembelajaran yang efektif dan
menutup kekurangan anggaran sekolah. efisien, yaitu dengan memberikan
Hal ini agar dalam mengupayakan pe- arahan-arahan kepada para guru dan
ningkatan kualitas pendidikan di sekolah- karyawan agar bekerja sesuai dengan
nya dapat berjalan secara maksimal tuntutan dan tujuan yang telah
sesuai dengan tujuan yang telah ditetap- ditetapkan. Juga berupaya untuk
kan. meningkatkan kemampuan dan
profesionalisme guru dengan mem-
SIMPULAN berkan keleluasaan untuk menempuh
Berdasarkan hasil penelitian, maka pendidikan lanjutan, mengikuti
peneliti dapat menyimpulkan beberapa diklat/ penataran-penataran, baik
hal sebagai berikut: yang diadakan oleh Dinas Pendidikan
1. Sebagai upaya peningkatan kualitas atau pihak lain.
proses pembelajaran, di SMP Pancasila 4. Kendala yang dihadapi kepala sekolah
Purwodadi telah disusun program- dalam pemanfaatan media pem
program pengembangan sekolah yang belajaran sebagai upaya meningkat
dapat mendukung terciptanya kan kualitas proses pembelajaran
kegiatan pembelajaran yang lebih adalah faktor manusia yang
efektif dan efisien. mempunyai rasa emosional yang labil,
2. Pemanfaatan media pembelajaran sehingga kadang guru malas untuk
mempunyai dampak yang positif membuat media, dan melaksanakan
dalam mendukung pembelajaran. Para tugas-tugas lain sebagai guru. Untuk
guru dan siswa menyadari bahwa mengatasi hal tersebut kepala sekolah
pemanfaatan media dalam proses memberikan hadiah (reward) bagi

236
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
yang menjalankan tugas dengan baik Moines, Lowa: wm. C. Brown
Company Publisher.
dan hukuman (punishment) bagi yang
Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari,
melanggar dan lepas tanggung jawab.
Kepemimpinan yang Efektif
Selain itu masalah keuangan juga (Yogjakarta: Gajah Mada University
Press, 1995),
menjadi kendala dalam menjaga dan
Hasibun dan Mujiono. 1988. Proses
melengkapi sarana prasarana sekolah.
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Karya.
DAFTAR PUSTAKA Hisyam Zaini, et al. 2002. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Biro Hukum dan Organisasi Departemen
CTSD.
Pendidikan Nasional: Kepala Bagian
Penyusunan Rancangan Peraturan Hoy, Charles, Colin Bayne-Jardine, &
Perundang-undangan dan Bantuan Margaret Wood. 2000. Improving
Hukum I: Peraturan Menteri Quality in Education. London: Falmer
Pendidikan Nasional Republik Press.
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Kusnandar. 2007. Guru Profesional.
tanggal 17 April 2007 tentang
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Standar Kepala Sekolah/ Madrasah.
Moh. Uzer Usman, 1993. Upaya
Barbara B. Seel and Rita C, Richey. 1994. Optimalisasi Kegiatan Belajar
Instructional Technology The
Mengajar. Bandung: PT Remaja
Definition and Domains of The Field.
Rosdakarya.
Washington DC: Association for
Educational Communications and Mulyasa. E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah
Technology. Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2005. Menjadi Kepala
Costa, Vincent. P. 2000. Panduan Sekolah Profesional. Bandung: PT
Pelatihan untuk Pengembangan
Remaja Rosdakarya. 2006. Menjadi
Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Kepala Sekolah Profesional. Bandung:
Cranton, Patricia. 1989. Planning PT Remaja Rosdakarya. 2005.
Instruction for Adult Learners. Peraturan Pemerintah Republik
Toronto: Wall & Emeson, etc. Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
Daryanto, 2011. Kepala Sekolah Sebagai
Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta: Nana Sudjana, 2000. Dasar-dasar Proses
Gava Media. Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindo
Dede Rosyada, 2004.Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Oemar, Hamalik, 1992. Administrasi dan
Remaja Rosdakarya. Supervisi Pengembangan Kurikulum.
Bandung: CV. Mandar Manju. 2003.
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Peraturan Menteri Nomor 162 Tahun
Menengah. 2007. Calon SMP Standar
2003 tentang Penugasan Guru
Nasional. Jakarta: Depdiknas.
sebagai Kepala Sekolah. 2007.
Effendy, Onong Uchjana. 1977. Peraturan Menteri Pendidikan
Kepemimpinan dan Komunikasi. Nasional Nomor 13 Tahun 2007
Jakarta: Gunung Agung. tentang Standar Kepala Sekolah.
Fred C. Lunenburg & Allan C. Ornstein, Rahman (at all). 2006. Peran Strategis
Education Administration: Concepts Kapala Sekolah dalam Meningkatkan
and Practices (California: Wadsworth, Mutu Pendidikan. Jatinangor:
Inc). Alqaprint.
Gordon, T. & Bruch, N. 1997. Teacher Rohiat. 2008. Kecerdasan Kepemimpinan
Effectiveness for Training: Des Kepala Sekolah, Bandung: PT Refika
237
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 226-238)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Aditama. Terapannya dalam Penelitian.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi
Press. 2003. Undang-Undang
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
Gravindo Persada.
2003 tentang Sistem Pendidikan
Soekarto Indarafachrudi. 2006. Nasional. 2005. Undang-Undang
Bagaimana Memimpin Sekolah yang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
Efektif. Bogor: Ghalia Indonesia. 2005 tentang Guru dan Dosen.
Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan
Pendidikan dalam Upaya Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritis
Peningkatan Profesionalisme Tenaga dan Permasalahannya. Jakarta: PT
Kepandidikan. Bandung: CV Pustaka Raja Grafindo Persada. 2004. Ke-
Setia. pemimpinan Kepala Sekolah,
Tinjauan Teoritis dan Permasalahan-
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
nya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Pendidikan Pendekatan Kualitatif,
Persada. 2002. Kepemimpinan dan
Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Alfabeta.
William Glasser. 1993. The Quality School
Sukardi. 2006. Penelitian Kualitatif-
Teacher. New York: Harper Parenial.
Naturalistik dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Usaha Keluarga. Winkel, W. 1996. Psikologi Pengajaran.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Jakarta: Grasindo.
Yogyakarta: Hikayat Publishing. Zainal Aqib. 2007. Membangun
Profesionalisme guru dan Pengawas
Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian
Sekolah. Bandung: CV Yrama Widya.
Kualitatif Dasar Teori dan

238

You might also like