You are on page 1of 8

Magenta, Vol. 7, No. 2, Maret 2019, Hal.

61-68

PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP KEPUASAN KERJA


KARYAWAN CV. BERLIAN TIRTA ABADI
PANGKALAN BUN

Hendra Jayusman, Arifin, Edi Hermanto

Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Antakusuma


Jl. Iskandar No. 63 Telp/Fax. 0532 – 22287 Kode Pos 74112 Pangkalan Bun

Abstract

Human resources are one of the important elements in changing economic


conditions, because human resources are still in the spotlight for companies to survive in
the era of globalization. While the formulation of the problem in this study is How the
Effect of Self Efficacy on Employee Job Satisfaction CV. Berlian Tirta Abadi Pangkalan
Bun.
The purpose of this study was to determine the effect of Self Efficacy on Employee
Job Satisfaction CV. Berlian Tirta Abadi Pangkalan Bun. The object of this research is the
CV employees. Berlian Tirta Abadi located on Jalan Iskandar no. 99 Madurejo Village,
Pangkalan Bun. In this study, the authors set 2 (two) variables to be examined, namely Self
Efficacy (X) on Job Satisfaction (Y).
The regression equation is obtained: Y = 1.306+ 1.156X, and the value of the
Determination Coefficient (R2) is 0.608. In other words, this shows that the percentage of
employee job satisfaction that can be explained by variations in the independent variable,
namely self efficacy is 60.8% while the remaining 39.2% is explained by other variables
outside the research variable. produce a tcount for the self efficacy variable of 10.107 with
a significance value of 0,000 while with a significance limit of 0.05 and the direction of the
positive regression coefficient, the ttable value is 1.997. By comparing the two t values
obtained, it can be seen that tcount> t table, so that the decision can be taken to reject H0
and accept H1. From these results, it can be concluded that the variable self efficacy
partially has a significant effect on job satisfaction of CV employees. Berlian Tirta Abadi
Pangkalan Bun ..
The conclusion that self efficacy partially has a significant effect on job satisfaction
of CV employees. Berlian Tirta Abadi Pangkalan Bun. This means that self efficacy is one
of the factors that influence the emergence of employee job satisfaction.

Keywords: Self Efficacy, Job Satisfaction

I. PENDAHULUAN manusia menjadi salah satu elemen yang


Perkembangan kompetisi saat ini penting dalam perubahan kondisi
bersifat global yang ditandai dengan ekonomi tersebut, karena sumber daya
adanya perubahan-perubahan kondisi manusia masih menjadi sorotan bagi
ekonomi yang menyebabkan banyak perusahaan untuk tetap bertahan di era
perusahaan melakukan restrukturisasi. globalisasi. Sumber daya manusia
Hal inilah yang kemudian mendorong memiliki kendali yang dapat menentukan
terjadinya perubahan. Sumber daya keberlangsungan suatu perusahaan.

61
Hendra Jayusman dkk: Pengaruh Self Efficacy..............

Handoko (2001:133) mengatakan bahwa kesempatan untuk para karyawan untuk


sumber daya terpenting bagi suatu menempati posisi jabatan yang lebih
organisasi adalah sumber daya manusia tinggi dirasa masih sangat kurang
yaitu orang yang memberi tenaga, bakat, dikarenakan persaingan antar sesama
kreativitas, dan usaha mereka pada karyawan yang cukup ketat.
organisasi. Terakhir rendahnya kepuasan
Persaingan sumber daya manusia di kerja karyawan dilihat dari rekan kerja.
era globalisasi sendiri sudah semakin Dari hasil observasi yang telah dilakukan
ketat, oleh karena itu sumber daya terlihat koordinasi antar sesama karyawan
manusia dituntut untuk terus masih dinilai kurang, hal ini dikarenakan
mengembangkan potensi diri secara lebih ada beberapa karyawan yang tidak
aktif. Keberadaan sumber daya manusia memiliki hubungan baik dengan rekan
dalam perusahaan menjadi ujung tombak kerjanya yang lain.
perusahaan agar dapat mencapai tujuan Kurangnya keyakinan diri
yang telah direncanakan atau ditetapkan karyawan dalam menjalankan setiap
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan suatu tugas dan tanggung jawabnya,
dituntut harus mengetahui bagaimana mengakibatkan karyawan sering
cara mengelola sumber daya manusia mengeluh dan merasa malu dalam
agar dapat mempertahankan menjalankan tugasnya. Rendahnya
keberlangsungan perusahaan. Hal keyakinan diri menyebabkan karyawan
mendasar yang perlu diperhatikan oleh merasa tidak yakin atas kemampuannya
perusahaan yaitu mengenai kinerja sendiri dalam menjalakn setiap tugas
karyawan, karena kinerja karyawan yang diberikan. Kesempatan untuk
sangat mempengaruhi perkembangan berkembang dan mendapatkan promosi
suatu perusahaan. jabatan yang masih kurang, dalam hal ini
Selain program pemberdayaan karyawan merasakan bahwa akan lebih
penting untuk peningkatan kinerja, juga sulit untuk dapat jabatan yang lebih
perlu diperhatikan juga self efficacy dari tinggi ini dikarenakan kesempatan untuk
para karyawan. Self efficacy adalah dapat berkembang dan promosi yang
sebuah keyakinan tentang probabilitas rendah sehingga karyawan tidak memiliki
bahwa seseorang dapat melaksanakan keyakinan untuk dapat maju.
dengan sukses beberapa tindakan atau Berdasarkan uraian di atas, maka
masa depan dan mencapai beberapa hasil. dilakukanlah suatu penelitian dengan
Menurut Bandura (1985; dalam Gardner judul : “Pengaruh Self Efficacy
dan Pierce, 2006), efikasi diri Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
mencerminkan suatu keyakinan individu CV. Berlian Tirta Abadi Pangkalan
sesaat disaat kemampuan mereka Bun”.
melaksanakan suatu tugas spesifik pada Rumusan Masalah
suatu tingkatan kinerja yang spesifik. Berdasarkan latar belakang
Berdasarkan hasil observasi awal masalah, maka dirumuskan permasalahan
yang telah dilakukan, diketahui bahwa sebagai berikut : “Bagaimana Pengaruh
terdapat kepuasan kerja karyawan rendah Self Efficacy Terhadap Kepuasan Kerja
pada karyawan CV. Berlian Tirta Abadi Karyawan CV. Berlian Tirta Abadi
Pangkalan Bun, hal ini bisa dilihat dari Pangkalan Bun”.
pekerjaan itu sendiri. Dimana para Batasan Masalah
karyawan merasa tidak yakin dengan Penelitian ini hanya fokus membahas
kemampuannya sendiri dalam pada masalah Self Efficacy Terhadap
menyelesaikan setiap tugas yang Kepuasan Kerja Karyawan CV. Berlian
diberikan, kemudian dilihat dari segi Tirta Abadi Pangkalan Bun.
promosi jabatan. Dalam hal ini

62
Magenta, Vol. 7, No. 2, Maret 2019, Hal. 61-68

Tujuan Penelitian manusia. Seseorang dikatakan efektif


Tujuan dari penelitian ini adalah apabila individu dapat memecahkan
“Untuk mengetahui Pengaruh Self masalah dengan efektif,
Efficacy Terhadap Kepuasan Kerja memaksimumkan peluang, dan terus
Karyawan CV. Berlian Tirta Abadi menerus belajar serta memadukan
Pangkalan Bun. prinsip-prinsip lain dalam spiral
Kerangka Pemikiran pertumbuhan.
Secara sistematik, kerangka berpikir Kreitnerdan Kinicki (2010)
dalam penulisan ini dapat digambarkan mendefinisikan efikasi diri sebagai
sebagai berikut: keyakinan pada kemampuan diri sendiri
untuk menghadapi dan memecahkan
masalah dengan efektif. Efikasi diri juga
berarti meyakini diri sendiri mampu
berhasil dan sukses. Mereka yakin bahwa
mempunyai energi (motivasi), sumber
daya (faktor situasional), memahami
tindakan yang benar (persepsi peran) dan
kompetensi (kemampuan) mengerjakan
tugas. Sedangkan menurut Bandura
dalam Wk Lau (2012) mengungkapkan
bahwa efikasi diri merupakan hasil
proses kognitif sosial yang berwujud
keyakinan dan pengharapan serta
keputusan pada kemampuannya dalam
bertindak guna memperoleh hasil yang
II. LANDASAN TEORI maksimal. Individu dengan efikasi diri
Pengertian Self Efficacy tinggi akan mempunyai mempunyai
Self Efficacy merupakan salah satu semangat dan ketekunan yang lebih kuat
variabel yang diteliti oleh peneliti. dalam mengatasi masalah, serta mampu
Karena self efficacy merupakan salah satu memobilisasi energi yang lebih besar
masalah yang dihadapi perusahaan. dalam menghadapi tantangan dimana hal
Dibawah ini dijelaskan mengenai hal-hal ini sangat diperlukan di dalam organisasi
yang mendasari pengertian self efficacy dan menentukan kepuasan kerja.
menurut para ahli, dimensi dan indikator Sebaliknya, individu dengan efikasi diri
self efficacy dan faktor-faktor penyebab rendah mudah menyerah dan putus asa
self efficacy. bila menghadapi kesulitan dan
Putra (2010) menjelaskan bahwa permasalahan. Bandura (2010)
efikasi diri adalah keyakinan seseorang mengatakan, self-efficacy adalah
tentang kemampuannya untuk kepercayaan individu pada
melaksanakan suatu tingkah laku dengan kemampuannya untuk berhasil
berhasil. Kata efikasi sendiri berkaitan melakukan tugas tertentu berdasarkan
dengan kebiasaan hidup manusia yang pengertian di atas dapat disimpulkan
didasarkan atas prinsip-prinsip karakter, bahwa efikasi diri merupakan keyakinan
seperti integritas, kerendahan hati, seseorang mengenai kemampuannya
kesetiaan, pembatasan diri, keberanian, dalam mengatasi beranekaragam situasi
keadilan, kesabaran, kerajinan, yang muncul dalam hidupnya.
kesederhanaan dan kesopanan yang Efikasi diri mempengaruhi bagaimana
seharusnya dikembangkan dari dalam diri cara seseorang bertindak dan mencapai
menuju ke luar diri, bukan dengan hasil yang maksimal dalam
pemaksaan dari luar ke dalam diri pekerjaannya.Serta efikasi diri membuat
63
Hendra Jayusman dkk: Pengaruh Self Efficacy..............

seseorang bisa tetap bertahan dalam kuat, takut, cemas, stress, dapat
menghadapi kesulitan-kesulitan, ketika mengurangi efikasi diri. Namun, bisa
masalah-masalah muncul, perasaan terjadi, peningkatan emosi (yang
efikasi diri yang kuat mendorong para tidak berlebihan) dapat
pekerja untuk tetap tenang dan mencari meningkatkan efikasi diri.
solusi daripada merenung Dalam dimensi ini terdapat indikator,
ketidakmampuannya. yaitu : Keyakinan akan kemampuan
Dimensi dan Indikator Self-Efficacy mencapai tujuan
Menurut Bandura dalam Fred, C. Kepuasan Kerja Karyawan
Lunenburg (2011) terdapat 4 dimensi self Ada berbagai macam pengertian
efficacy meliputi: tentang kepuasan kerja. Pengertian
1. Past Performance tentang kepuasan kerja datang dari Susilo
Meliputi hal-hal baru yang diterima Martoyo (2000) dan Hasibuan (2003)
karyawan sebagai hasil akumulasi mereka melihat bahwa kepuasan kerja
kinerja sebelumnya. Dalam dimensi bisa dilihat dari perspektif psikologi.
ini beberapa indikator, yaitu : Susilo Martoyo (2000) berpendapat
a. Tugas yang menantang bahwa kepuasan kerja adalah bagaimana
b. Pelatihan cerminan perasaan seseorang terhadap
c. Kepemimpinan yang mendukung pekerjaannya. Namun dari perspektif
2. Vicarious Experience tersebut, Martoyo lebih menekankan
Meliputi kesuksesan yang dirasakan kepada adanya kesesuaian antara
baik keseuksesan rekan kerja kemampuan, keterampilan, dan
maupun kesuksesan perusahaan. harapannya dengan pekerjaan yang ia
Pengamatan terhadap keberhasilan hadapi.
orang lain dengan kemampuan yang Sedangkan Hasibuan (2003)
sebanding dalam mengerjakan suatu berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah
tugas akan meningkatkan efikasi diri sikap emosional yang menyenangi dan
individu dalam mengerjakan tugas mencintai pekerjaanya, namun Hasibuan
yang sama. lebih menekankan kepada moral kerja,
Dalam dimensi ini beberapa kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan
indikator, yaitu : kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar
a. Kesuksesan rekan kerja pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar
b. Kesuksesan perusahaan pekerjaan.
3. Verbal Persuasion Pengertian kepuasan kerja menurut
Meliputi sikap atau gaya komunikasi Robbin (2006) adalah suatu sikap umum
yang dirasakan dari pemimpin atau seorang individu terhadap pekerjaanya.
atasan. Pada persuasi verbal, individu Hal itu bisa dilihat dari interaksi dengan
diarahkan dengan saran, nasihat, dan rekan kerja, atasan, peraturan, dan
bimbingan sehingga dapat kebijakan organisasi, standar kinerja,
meningkatkan keyakinannya tentang kondisi kerja, dan sebagainya. Hal yang
kemampuan-kemampuan yang serupa dikemukakan oleh Handoko
dimiliki yang dapat membantu (1992), beliau melihat kepuasan kerja
mencapai tujuan yang diinginkan. sebagai keadaan emosional yang
Dalam dimensi ini beberapa menyenangkan atau tidak menyenangkan
indikator, yaitu : bagi para karyawan memandang
a. Hubungan atasan dengan pegawai pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
b. Peran pemimpin menurutnya mencerminkan perasaan
4. Emotional Cues seseorang terhadap pekerjaanya. Ini
Meliputi sikap emosional yang tampak dalam sikap positif karyawan
dirasakan dalam bekerja.Emosi yang terhadap pekerjaan. Luthans (2006:243)

64
Magenta, Vol. 7, No. 2, Maret 2019, Hal. 61-68

berpendapat bahwa kepuasan kerja harapan-harapan tenaga kerja, dan


adalah hasil dari persepsi karyawan bagaimana gaji diberikan. Yang
mengenai seberapa baik pekerjaan penting ialah sejauh mana gaji
mereka memberikan hal yang dinilai yang diterima dirasakan adil. Jika gaji
penting. Rivai (2004:475) menyatakan dipersepsikan sebagai adil didasarkan
kepuasan kerja pada dasarnya merupakan tuntutan-tuntutan pekerjaan, tingkat
sesuatu yang bersifat individual. Setiap keterampilan individu, dan standard
individu memiliki tingkat kepuasan yang gaji yang berlaku untuk kelompok
berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai pekerjaan tertentu, maka akan ada
yang berlaku pada dirinya. kepuasan kerja.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas, 4. Promotion Opportunity (Kesempatan
penelitian ini menggunakan perspektif Promosi)
psikologis, karena kepuasan kerja dilihat Kesempatan untuk dipromosikan
dari perasaan seseorang terhadap nampaknya memiliki dampak dalam
pekerjaanya. Ini berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja. Hal ini disebabkan
kepuasan kerja merupakan hasil interaksi karena promosi mengambil beberapa
manusia terhadap lingkungan kerjanya. bentuk yang berbeda dan memiliki
Disamping itu perasaan seseorang keanekaragaman dari yang menyertai
terhadap pekerjaan merupakan refleksi kompensasi. Contohnya, apabila
dari sikapnya terhadap pekerjaan. seorang karyawan naik jabatan, gaji
Dimensi Kepuasan kerja karyawan tersebut juga naik sesuai
Beberapa faktor penentu kepuasan kerja dengan jabatannya dan kepuasan kerja
menurut Luthans (2005, p.212), adalah karyawan tersebut juga meningkat.
sebagai berikut : 5. Co-Worker (Rekan Kerja)
1. Supervisor (Atasan) Hubungan antara Hubungan yang ada antar pekerja
atasan dan bawahan bisa disebut adalah hubungan ketergantungan
dengan hubungan fungsional dan sepihak, yang bercorak fungsional.
keseluruhan (entity). Hubungan Kepuasan kerja yang ada pada para
fungsional mencerminkan sejauh mana pekerja timbul karena mereka dalam
atasan membantu bawahan, untuk jumlah tertentu berada dalam satu
memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang ruangan, sehingga mereka dapat saling
penting bagi karyawan, misalnya berinteraksi, dalam artian kebutuhan
dengan memberikan pekerjaan yang sosialnya terpenuhi. Rekan kerja
menantang. Hubungan keseluruhan memberikan sumber-sumber
didasarkan pada ketertarikan antar semangat, kenyamanan, nasihat, dan
pribadi yang mencerminkan sikap bantuan kepada karyawan individu.
dasar dan nilai-niai yang seru. Kelompok kerja yang baik dapat
2. The work it self (Pekerjan itu Sendiri) membuat pekerjaan menjadi
Pekerjaan itu sendiri merupakan menyenangkan.
sumber utama kepuasan kerja. Ada 6. Working Condition (Kondisi Kerja)
beberapa unsur yang paling penting Keadaan atau suasana di tempat kerja
dari kepuasan kerja yang merupakan faktor lain yang
menyimpulkan bahwa pekerjaan yang mempengaruhi kepuasan kerja. Bila
menarik dan menantang, serta kondisi kerjanya baik, bersih, atraktif,
perkembangan karir merupakan hal dan nyaman, maka karyawan akan
penting untuk setiap karyawan. merasa mudah dalam menjalankan
3. Pay (Gaji) pekerjaannya. Dalam kondisi kerja
Kepuasan kerja merupakan fungsi dari seperti itu, kebutuhan-kebutuhan fisik
jumlah absolut dari gaji yang diterima, dipenuhi dan memuaskan tenaga kerja.
derajat sejauh mana gaji memenuhi
65
Hendra Jayusman dkk: Pengaruh Self Efficacy..............

III. METODE dijelaskan diatas maka dapat dirumuskan


Obyek Penelitian hipotesis sebagai berikut :
Penelitian ini dilakukan terhadap H 0 : Self Efficacy Tidak Berpengaruh
karyawan CV. Berlian Tirta Abadi yang Terhadap Kepuasan Kerja
terletak di Jalan Iskandar no. 99 Karyawan CV. Berlian Tirta Abadi
Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun. Pangkalan Bun.
Jenis Penelitian H1 : Self Efficacy Berpengaruh Terhadap
Penelitian ini merupakan penelitian Kepuasan Kerja Karyawan CV.
deskriptif kuantitatif., yaitu menjelaskan Berlian Tirta Abadi Pangkalan Bun.
hubungan antar variabel yang Teknik Analisis Data
memberikan gambaran berbagai Untuk pengolahan data sebagai alat bantu
informasi dengan menganalisis data menggunakan spss dan sebagai alat
numerik (angka) secara jelas mengenai analisanya menggunakan analisa regresi
Self Efficacy Terhadap Kepuasan Kerja berganda, sedangkan alat uji hiptesisnya
Karyawan CV. Berlian Tirta Abadi menggunakan uji t dan uji F.
Pangkalan Bun.
Dari data yang ada akan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
diinterpresentasikan dalam bentuk uraian Diperoleh persamaan regresi
dengan tujuan untuk mencari gambaran sebagai berikut : Y = 1,306+ 1,156X.
yang sistematis dan disertai dengan fakta Berdasarkan rumus tersebut diatas maka
yang akurat. dapat dijelaskan sebagai berikut :
Variabel penelitian a = 1,306 artinya angka tersebut
Dalam penelitian ini yang menunjukan kepuasan kerja
merupakan variabel bebas (independent karyawan jika self efficacy
variable) adalah self efficacy (X) diabaikan.
sedangkan variabel terikat (dependent b = 1,156 artinya jika nilai variabel self
variable) adalah kepuasan kerja efficacy mengalami peningkatan
karyawan (Y). sebesar 1, maka kepuasan kerja
karyawan akan bertambah sebesar
Populasi 1,156.
Menurut Suharsimi (2006 ; 57) Nilai Koefisien Determinasi (R2)
populasi adalah keseluruhan objek adalah sebesar 0,608. Dengan kata lain
penelitian. Dalam penelitian ini hal ini menunjukkan bahwa besar
populasinya adalah seluruh karyawan persentase kepuasan kerja karyawan yang
CV. Berlian Tirta Abadi Pangkalan Bun bisa dijelaskan oleh variasi variabel bebas
yang berjumlah 68 Karyawan. yaitu self efficacy adalah 60,8%
Sampel sedangkan sisanya sebesar 39,2%
Untuk penelitian ini jumlah dijelaskan oleh variabel-variabel lain
populasi hanya 68 orang dan sesuai diluar variabel penelitian.
dengan penjelasan Arikunto diatas bahwa Untuk hasil uji t, perhitungan yang
jika sampel kurang dari 100 harus dilakukan menghasilkan nilai t hitung untuk
diambil semua, sehingga sampel dalam variabel self efficacy sebesar 10,107
penelitian ini adalah seluruh populasi dengan nilai signifikansi 0,000 sementara
yang berjumlah 68 karyawan. Dan itu dengan batas signifikasi sebesar 0,05
penelitian ini dinamakan penelitian dan arah koefisien regresi positif,
populasi. diperoleh nilai t tabel sebesar 1,997.
Hipotesis Dengan membandingkan kedua nilai t
Dari perumusan masalah, tujuan yang diperoleh, terlihat bahwa t hitung >
penelitian, dan landasan teori yang telah t tabel , sehingga dapat diambil keputusan
menolak H0 dan menerima H1 . Dari hasil

66
Magenta, Vol. 7, No. 2, Maret 2019, Hal. 61-68

tersebut, dapat disimpulkan bahwa McGrow-Hill.


variabel self efficacy secara parsial Jewell, L.N.(1998). Contemporary
memiliki pengaruh yang signifikan industrial/organizational
terhadap kepuasan kerja Karyawan CV. psychology. California:
Berlian Tirta Abadi Pangkalan Bun. International Thomson Publishing,
Inc.
V. SIMPULAN DAN SARAN Jewell, L. N. & Siegall, M.
Simpulan Contemporary
Berdasarkan hasil analisis dan industrial/organizational
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan psychology. Psikologi
bahwa self efficacy secara parsial Industri/organisasi modern.
memiliki pengaruh yang signifikan Meitasari A. Hadyana (terj). (1990).
terhadap kepuasan kerja Karyawan CV. Jakarta: Penerbit Arcan.
Berlian Tirta Abadi Pangkalan Bun. Ini Munandar, Ashar Sunyoto. (2001).
berarti self efficacy adalah salah satu Psikologi industri dan organisasi.
faktor yang mempengaruhi munculnya Jakarta: UI Press.
kepuasan kerja Karyawan. Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2009).
Saran Organization behavior. Jakarta:
Berdasarkan kesimpulan yang Penerbit Salemba Empat.
diperoleh dalam penelitian ini, maka Schultz, D. & Schultz, S.E. (2006).
diajukan saran yaitu Mengacu pada Psychology and work today. New
kesimpulan yang menyatakan bahwa self Jersey: Pearson Education.
efficacy memiliki pengaruh positif dan Hilla, Consuelo. (2006). Pengantar
signifikan terhadap kepuasan kerja metode penelitian. Jakarta:
Karyawan CV. Berlian Tirta Abadi Penerbit Universitas Indonesia
Pangkalan Bun, self efficacy yang harus (UI-Press).
menjadi perhatian utama adalah dari segi Sjabadhyni, B, dkk. (2001).
professionalisme yang perlu ditingkatkan Pengembangan kualitas SDM dari
lagi melalui pelatihan kerja. Selain itu perspektif PIO. Depok: Fakultas
sebaiknya pihak CV. Berlian Tirta Abadi Psikologi UI.
Pangkalan Bun harus meningkatkan Spector, P. E. (1997). Job
kerjasama antar karyawan karena sangat satisfaction; application,
membantu dalam bekerja. Hal ini dapat assessment, cause, and
diatasi dengan cara saling bekerjasama consequences. California: Sage
dalam melaksanakan pekerjaan. Publications.
Strauss, G. & Sayles, L. R. (1996).
DAFTAR PUSTAKA Personel: The human problems of
As’ ad, M. (2003). Psikologi industri. management. New Jersey: Prentice-
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Hall, Inc
Bandura, A. (1986). Social foundations Umar, Jahja. (2010). Personality needs,
of thought and action a social kepuasan dan prestasi kerja :
cognitive theory. New Jersey: sebuah kajian tentang peran
Stanford Univerisity. moderator variabel. Jakarta :UIN
Davis, K. & Newstrom, J. W. Jakarta Press.
Human behavior at work, Wexley, K.N. & Yuki, G.A. (2005).
perilaku dalam organisasi. Organizational Bevaviour and
Agus Dharma (terj). (1995). Personal Psychology. Jakarta : PT.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Rineka Cipta.
Feist, J. & Feist, G.J. (2009). Theories of
personality. Singapore: The
67
Hendra Jayusman dkk: Pengaruh Self Efficacy..............

Wirawan. (2007). Budaya dan Iklim Salemba Empat.


Organisasi. Jakarta : Penerbit

68

You might also like