You are on page 1of 6

Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar ISSN: 2087-412X

Volume 9, No 1, Maret 2017: 29-34 ISBN: 977-208-7412-00-7

MISKONSEPSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM (IPA) KELAS V DI SEKOLAH DASAR
Anggraeni Dyah Prastika
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto, Indonesia
Email: angraendyahprastika@gmail.com

Abstract. The research about misconception of science teaching learning of fifth grade in Elementary
School aims to find out the misconception found in Science books, misconception during science
teaching learning process, determine the causes of the misconception and the percentage of the
misconception of the books used by teachers in the class during the science learning for the fifth
graders. The method used in this research was descriptive method with quantitative and qualitative
design. Quantitative method was aimed at measuring the numbers of misconception of the books used
by teachers during the science teaching and learning process in class V. Qualitative method was by
interview and observation technique to dig the teachers’ misconception in teaching learning process.
The object of this research was the book of science for the fifth graders and the subject was some
teachers of the fifth grades of elementary schools in Purwokerto Utara. The result of the research
showed that there was a misconception of the books used by the teachers, therefore this misconception
was brought to the class during the teaching learning process. The factors causing this misconception
were the wrong textbooks, the teacher’s less material mastery, and science material understanding,
the teacher’s teaching methodology was always monotonous. The percentage of the book
misconception was 5,45%, this number belonged to very low category, therefore it needed some
improvement by selecting the books

Keywords : Misconception, Teachers, Text Books, Class

Abstrak. Penelitian tentang miskonsepsi pembelajaran sains kelas V di Sekolah Dasar bertujuan untuk
mengetahui miskonsepsi yang ditemukan dalam buku IPA, miskonsepsi selama proses pembelajaran
sains, menentukan penyebab miskonsepsi dan persentase miskonsepsi dari buku-buku yang digunakan
oleh guru. di kelas selama pembelajaran sains untuk siswa kelas lima. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif dengan desain kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif
bertujuan untuk mengukur jumlah miskonsepsi dari buku-buku yang digunakan oleh guru selama
proses belajar mengajar sains di kelas V. Metode kualitatif adalah dengan teknik wawancara dan
observasi untuk menggali miskonsepsi guru dalam proses belajar mengajar. Objek penelitian ini
adalah buku IPA untuk siswa kelas V dan subjeknya adalah beberapa guru kelas V SD di Purwokerto
Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada miskonsepsi tentang buku yang digunakan oleh guru,
oleh karena itu miskonsepsi ini dibawa ke kelas selama proses belajar mengajar. Faktor-faktor yang
menyebabkan miskonsepsi ini adalah buku teks yang salah, penguasaan materi guru yang kurang, dan
pemahaman materi sains, metodologi pengajaran guru selalu monoton. Persentase miskonsepsi buku
adalah 5,45%, jumlah ini termasuk dalam kategori sangat rendah, oleh karena itu perlu beberapa
perbaikan dengan memilih buku-buku

Kata kunci: Miskonsepsi , Guru, Buku Teks, Kelas

PENDAHULUAN berhadapan dengan sains, dari yang paling


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sederhana sampai yang membutuhkan
merupakan mata pelajaran yang penting dan pemikiran kompleks, oleh karena itu IPA
menjadi pondasi bagi perkembangan diajarkan mulai tingkat sekolah dasar.
teknologi. Kegiatan sehari-hari manusia

29
Anggraini Dyah Prastika
Pembelajaran IPA mengenalkan macam-
macam konsepsi tentang alam. Konsep awal yang dimiliki siswa
IPA yang diajarkan kepada anak di sebelum guru memberikan materi bisa
Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk benar atau salah. Siswa memperoleh konsep
mengeksplorasi kemampuan anak untuk awal dari pengalaman yang berbeda-beda
bisa menjelajah dan memahami alam dan sumber informasi yang kurang akurat,
sekitar secara harfiah, sedangkan fungsinya padahal penguasaan konsep awal yang
agar anak menguasai konsep dan manfaat dimiliki seorang siswa sangat berpengaruh
IPA dalam kehidupan sehari-hari serta terhadap perolehan pengetahuan di
menjadi tumpuan untuk mempelajari materi kelasnya. Sumber informasi yang tidak
pelajaran di tingkat sekolah yang lebih akurat sebagai bacaan siswa biasanya
tinggi lagi. Guru kelas di SD yang berupa buku teks yang digunakan guru di
mengajarkan mata pelajaran Ilmu dalam kelas. Kurangnya pemahaman
Pengetahuan Alam (sains) harus mampu tentang konsep materi IPA penulis
memberikan konsep dan manfaat IPA menjadikan buku teks yang digunakan guru
dalam kehidupan sehari-hari kepada para sebagai pedoman di dalam kelas saat guru
siswanya. Guru kelas sebelum memulai mengajar salah. Konsep yang salah inilah
pembelajaran IPA dikelasnya akan yang disebut dengan miskonsepsi.
memberikan pertanyaan pembuka Miskonsepsi pada buku akan
pembelajaran untuk mengetahui konsep menimbulkan dampak negatif bagi siswa
awal siswa terhadap materi yang akan maupun guru. Guru harus selektif dalam
disampaikan oleh guru. memilih buku yang digunakan dalam
Berdasarkan artikel ilmiah Children's Proses Belajar Mengajar (PBM).
Misconceptions in Primary Science: A Penguasaan materi yang dimiliki oleh guru
Survey of teachers' views Karen Pine, merupakan salah satu faktor yang perlu
David Messer & Kate St. John in University dimiliki guru agar tidak salah saat memilih
of Hertfordshire Hatfield UK (Published buku. Guru sebagai fasilitator
online: 25 Aug 2010) Our conclusion from pembelajaran, hendaknya memiliki
this work is that children do hold many kemampuan untuk mengenali dan menggali
incorrect ideas about the science topics konsep awal siswa, terutama konsep awal
which are on the primary curriculum. These yang salah agar tidak terjadi miskonsepsi
ideas are of considerable importance, and yang berkepanjangan dan dapat mengatasi
cannot be ignored, in the learning process miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
since they are the foundations upon which Guru yang tidak mempunyai
new knowledge is built. kompetensi dalam bidang IPA dan bukan
berasal dari lulusan yang sesuai dengan
[Artikel tersebut berarti survei yang bidangnya juga merupakan salah satu
dilakukan Karen Pine, David Meser dan penyebab terjadinya miskonsepsi yang
Kate St John yang sudah dipublikasikan berkepanjangan. Helm dan Novak dalam
pada 25 Agustus 2010 bahwa anak-anak Sutrisno (2008: 8) sudah melaksanakan
terus memiliki banyak ide yang salah seminar internasional tentang miskonsepsi,
tentang topik ilmu pada kurikulum utama. yang diawali di Universitas Cornell AS
Gagasan-gagasan yang dimiliki siswa pada bulan Juli 1983. Ada 55 makalah dan
cukup penting, dan tidak dapat diabaikan, diikuti 118 orang. Peneliti-peneliti yang
dalam proses belajar karena mereka adalah pada awalnya tidak memperhatikan
dasar di mana pengetahuan baru dibangun.] miskonsepsi yang terjadi di tingkat SD,
Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar ISSN: 2087-412X
Volume 9, No 1, Maret 2017: 29-34 ISBN: 977-208-7412-00-7

karena ada anggapan bahwa saat SD belum memberikan dasar peneliti untuk
memiliki konsep awal. Anggapan siswa melakukan analisis apakah terjadi
belum memiliki konsep awal semakin miskonsepsi dan apa penyebab terjadinya
menghilang dan penelitian miskonsepsi di miskonsepsi terhadap materi IPA di kelas V
tingkat SD semakin berkembang. Sekolah Dasar.
Berdasarkan artikel ilmiah Children's
Misconceptions in Primary Science: A METODE PENELITIAN
Survey of teachers' views Karen Pine, Metode yang digunakan dalam
David Messer & Kate St. John in University penelitian ini adalah metode deskriptif
of Hertfordshire Hatfield UK (Published dengan pendekatan kuantitatif dan
online: 25 Aug 2010) This survey from over kualitatif.). Metode kuantitatif ditujukan
100 teachers revealed 130 false beliefs untuk mengukur banyaknya miskonsepsi
about science concepts which are taught in yang terjadi pada buku yang digunakan
primary school. Examples covered all guru kelas V saat pembelajaran
aspects of the primary science curriculum, berlangsung. Hasil metode kuantitatif akan
including life processes and living things, didukung menggunakan metode kualitatif
materials and physical processes. dengan teknik wawancara dan observasi.
[Artikel tersebut berarti survei yang Data yang berupa angka dideskripsikan
dilakukan Karen Pine, David Meser dan dengan cara penyajian dalam bentuk
Kate St John yang sudah dipublikasikan kesimpulan. Analisis data dalam penelitian
pada 25 Agustus 2010 bahwa lebih dari 100 ini dilakukan selama proses di lapangan dan
guru mengungkapkan 130 keyakinan palsu sampai selesai. Analisis data yang
tentang konsep-konsep sains yang diajarkan digunakan dalam penelitian ini mengacu
di sekolah dasar. Contohnya mencakup pada model Miles dan Huberman, dengan
semua aspek dari kurikulum ilmu utama, langkah yang pertama adalah mereduksi
termasuk proses kehidupan dan makhluk data atau memilih hal-hal yang dianggap
hidup, bahan dan proses fisik.] penting selama penelitian. Langkah yang
Menghadapi permasalahan seperti di kedua adalah proses penyajian data dalam
atas tentu bukan pekerjaan yang mudah penelitian ini dengan membuat teks-teks
bagi guru untuk memperbaiki konsep keliru naratif dari hasil wawancara dan observasi
yang sudah diterima oleh siswa. yang telah dilakukan. Penulisan teks naratif
Pengetahuan dan pemahaman mutlak dilakukan agar peneliti lebih mudah
diperlukan bagi seorang guru untuk memahami apa yang terjadi dalam proses
membantu siswa dalam rangka penelitian. Langkah selanjutnya adalah
memperbaiki kesalahan konsep yang menarik kesimpulan yang bersifat tetap
dimiliki oleh siswa. Pembelajaran yang sehingga dapat menjawab rumusan
dilaksanakan guru di dalam kelas tidak masalah. Teknik pengumpulan data
selamanya benar sesuai dengan konsepsi bertujuan untuk menyesuaikan dan
keilmuan yang ada, karena kurangnya memperoleh data miskonsepsi yang ada di
wawasan guru dan penggunaan buku teks buku teks sebagai pedoman guru saat
yang kurang tepat menjadi penyebab utama menjelaskan materi IPA sampai kepada
terjadinya miskonsepsi di kelas selama siswa atau tidak, sehingga diperlukan
pembelajaran. Latar belakang ini keakuratan dengan data yang diungkap.
31
Anggraini Dyah Prastika
Oleh karena itu, teknik pengumpulan data Penelitian berawal setelah menganalisis
harus sesuai dengan jenis penelitian yang buku teks yang digunakan guru di kelas V
akan digunakan untuk mendapatkan data- sekolah dasar mata pelajaran IPA, bahwa
data yang akurat. Data yang ingin diperoleh ditemukan adanya miskonsepsi di buku
dalam penelitian ini adalah data pada materi alat pernafasan hewan ikan dan
miskonsepsi pada buku, miskonsepsi pada cacing, tugas lambung dan usus halus,
pembelajaran, penyebab dan persentase operasi usus buntu, proses pembuatan
miskonsepsi dalam buku. Teknik makanan pada tumbuhan sebagai
pengumpulan data yang akan digunakan fotosintesis dan sumber daya alam. Hasil
adalah teknik wawancara dan observasi. analisis buku yang digunakan guru kelas V
Pada penelitian ini yang merupakan subjek sekolah dasar dirangkum dalam Tabel 1.
penelitian adalah guru kelas V SD
PWRNGRA Kecamatan Purwokerto Utara
tahun pelajaran 2014/2015.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1
Hasil analisis miskonsepsi yang terdapat dalam buku pelajaran IPA

Berdasarkan tabel sudah terlihat buku- cara yang sederhana supaya anak tidak
buku yang digunakan guru kelas V di dalam mengalami miskonsepsi, akan tetapi
kelas dan diperoleh angka-angka pernyataan tersebut hanya dilakukan oleh
miskonsepsi yang terjadi pada buku. satu guru saja. Guru yang lain masih
Penelitian dilanjutkan dengan observasi mengalami miskonsepsi. Perbaikan dan
di dalam kelas, memantau aktivitas guru perubahan miskonsepsi seharusnya perlu
saat mengajar materi sumber daya alam dilakukan namun guru kelas V tidak
dalam pelestariannya yang dapat dan tidak melakukannya. Sehingga miskonsepsi pada
dapat diperbaharui. Saat wawancara buku teks sampai kepada siswa.
memang disebutkan jika ada konsep awal Mengetahui adanya miskonsepsi pada
siswa yang salah guru selalu membetulkan buku teks dan pembelajaran di kelas,
Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar ISSN: 2087-412X
Volume 9, No 1, Maret 2017: 29-34 ISBN: 977-208-7412-00-7

peneliti menemukan beberapa penyebab miskonsepsi pada tiga guru. Perbaikan


miskonsepsi itu terjadi. Penyebab dan perubahan konsep mengenai
miskonsepsi saat pembelajaran IPA di kelas Sumber Daya Alam dalam pelestarian
dapat terjadi karena beberapa faktor. Faktor tanah dan hewan tidak guru lakukan
paling utama yang memicu adanya karena kurangnya penguasaan materi
miskonsepsi adalah buku teks yang tentang konsep tersebut.
digunakan. Faktor selanjutnya datang dari 3. Penyebab terjadinya miskonsepsi di
guru, guru yang tidak suka dengan dalam kelas ada dua, yang pertama
pelajaran IPA membuat pemahaman berasal dari buku teks yaitu karena
tentang materi kurang. Pengajaran guru penjelasan pada buku yang keliru.
yang kurang menarik perhatian siswa dan Kedua karena guru tidak menguasai
selalu monoton juga mendukung adanya bahan.
miskonsepsi. 4. Persentase adanya miskonsepsi pada
Miskonsepsi yang ada pada buku akan buku yang digunakan guru di dalam
berdampak pada kesalahan konsep yang kelas adalah 5,45%, yang termasuk ke
terus berlanjut. Hasil analisis peneliti pada dalam kategori kurang sekali.
buku IPA yang digunakan guru Saran untuk penelitian ini adalah
menunjukkan angka yang kecil. Angka 1. Bagi Guru
yang kecil tersebut jika diteruskan akan a. Guru harus lebih selektif dalam
semakin membesar apabila diteruskan memilih buku yang akan digunakan
hingga siswa dewasa. Persentase adanya di dalam kelas dengan menambah
miskonsepsi pada buku setelah peneliti pemahaman tentang materi IPA
menganalis ditemukan angka 5,45%. Angka yang akan diajarkan di dalam kelas
5,45% termasuk kategori kurang sekali b. Guru harus memahami materi yang
dilihat dari kriteria miskonsepsi yang dibuat akan diajarkan dan bahan dengan
sendiri dikembangkan mengacu pada persiapan yang matang, sehingga
kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan yang tidak tejadi miskonsepsi di kelas.
disusun hanya memperhatikan rentangan c. Guru sebaiknya mencari referensi
bilangan tanpa mempertimbangkan apa-apa yang lebih banyak untuk mengajar,
dilakukan dengan membagi rentangan sehingga materi yang disampaikan
bilangan oleh Arikunto (2007) sudah teruji kebenarannya.
d. Guru dapat menangani penyebab
SIMPULAN miskonsepsi dengan mendeteksi
Berdasarkan hasil penelitian dan buku teks yang akan digunakan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa : betul-betul pantas atau tidak.
1. Miskonsepsi ditemukan pada buku e. Guru hendaknya menseleksi buku-
yang digunakan guru mata pelajaran buku yang mengandung
IPA di kelas V Sekolah Dasar melalui miskonsepsi agar tidak digunakan.
analisis buku. Peneliti mengkaji materi f. Guru hendaknya aktif untuk
di buku teks dengan konsepsi mengikuti seminar dan pelatihan
keilmuan. serta bersedia belajar secara
2. Pembelajaran IPA yang berlangsung di mandiri.
dalam kelas menunjukkan terjadi 2. Bagi Sekolah
33
Anggraini Dyah Prastika
Sekolah hendaknya ikut memilih buku
teks yang akan digunakan di sekolah
sehingga tidak ada miskonsepsi pada
buku.

DAFTAR PUSTAKA
Aly dan Rahma E. 2010. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Eka, 2014. Miskonsepsi dalam
Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar. Yogyakarta: Deepublish
Gega, CP. 1977. Science in Elementary
Education. United States of
America: Congress Cataloging in
Publication Data
Jasin. Maskoeri. 2000. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Pine, K. Messer, D & John, K. 2001.
Children's Misconceptions in
Primary Science: A Survey of
teachers' views, Research in
Science & Technological
Education. 19:1, 79-96.
Suparno, P. 2013. Miskonsepsi dan
Perubahan Konsep dalam
Pendidikan Fisika. Jakarta:
Grasindo
Sutrisno, L. Kresnadi, H. Kartono. 2008.
Pengembangan Pembelajaran IPA
SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
UNESA.2011. Satndar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Tersedia pada
alamat
http://pjjpgsd.unesa.ac.id/mod/pag
e/view.php?id=17. Diakses pada
tanggal 9 Januari 2015 pukul 22.04

You might also like