You are on page 1of 4

COMMENT ON TOR, KEY CONSIDERATION APPROACHING ASSIGNMENT

The Regional Project Management Consultant (RPMC)


Rural Infrastructure Support Subcomponent for Province of South Sumatera
by Nostogog

KOMENTAR TERHADAP TOR COMMENTS ON THE TOR


INDONESIAN ENGLISH
TOR telah menjelaskan Penugasan RPMC secara TOR has been explained in detail assignment
rinci dan jelas, namun masih perlu mendapat RPMC and clearly, but there are still needed to
tanggapan dan saran dari konsultan yaitu : get comment and suggestions from a consultant
1. Pada point 17 dan 19.b.iv. disebutkan that are :
bahwa “RPMC bertanggung jawab terhadap 1. At point 17 and 19.b.iv. that mentioned is
kinerja CF dalam melaksanakan semua “The RPMC is responsible for the
kegiatan proyek”. Padahal, secara struktural performance of CFs in implementation of
CF tidak masuk dalam bagian Tim RPMC. Hal all project activities”. In fact, structurally CF
ini sering terjadi permasalahan berupa is not included in the RPMC teams. This is
kewenangan penilaian kinerja antara RPMC offen made some problems occur such as
terhadap CF, yang disebabkan karena CF authority performance assessment of
merasa direkrut secara individual oleh PPIU RPMC against CF, caused by the CF was
atau DPIU, sehingga mereka beranggapan recruited individually by PPIU or DPIU, so
bahwa yang bertanggungjawab menilai they think who is responsible for assessing
kinerja adalah PPIU atau DPIU. Oleh sebab the performance is PPIU or DPIU. Therefore
itu diperlukan suatu “alat” berupa Form it is necessary need a "tools" as CF
Indikator Penilaian Kinerja CF yang berlaku Indicators of Performance Assessment
secara umum bagi semua RPMC. Indikator Form wich is generally applicable to all
Penilaian tersebut sebaiknya disediakan RPMCs. That assessment indicators should
oleh NPMC atau dibuat bersama antara be provided by NPMC or made jointly
NPMC dan RPMC, agar mendapat input between NPMC and RPMC, in order to get
sesuai dengan karakteristik wilayah input in accordance with the characteristics
penugasan RPMC. Indikator penilaian of the regions assignment of RPMCs. That
tersebut sebaiknya juga menyebutkan assessment indicators should also mention
sangsi bagi CF yang tidak melaksanakan the punishment for the CF that are not
tugasnya dengan benar; performing their duties properly;

2. Issu kesetaraan gender dalam RIS PNPM 2. Gender equality issues in the RIS PNPM
sebaiknya disesuaikan dengan kondisi should be tailored to local cultural
budaya masyarakat setempat. Di beberapa conditions. In some places that use the
tempat yang menggunakan orientasi orientations Patriarchal culture is difficult
budaya Patriarkal sulit untuk mendapatkan to obtain the optimal results of gender
hasil kesetaraan gender yang optimal. equality. Moreover, the infrastructure
Terlebih lagi, sektor infrastruktur pada sector in general the domain of men.
umumnya menjadi domain kaum laki-laki. Therefore, the Gender Action Plan
Oleh sebab itu, Rencana Aksi Gender yang prepared by the ADB should be tailored to
dibuat oleh ADB sebaiknya disesuaikan local culture. In addition, need to be made
dengan budaya masyarakat setempat. a special training on gender issues between
Disamping itu, perlu dibuat suatu pelatihan training assignments undertaken in the
khusus tentang issu gender yang RPMC;
dilaksanakan diantara penugasan pelatihan
pada RPMC.

1
3. Pada point 19.d.i. disebutkan bahwa salah 3. At the point 19.d.i. mentioned that one of
satu tugas RPMC yaitu “Memproduksi dan / the tasks RPMC that “Produce and/or
atau bahan sosialisasi pencetakan dan printing socialization materials and media
program media, yang sesuai dengan kondisi program, which is suitable with the local
lokal yang dirancang oleh NPMC”. Hal ini condition that designed by NPMC”. This
perlu mendapat klarifikasi lebih lanjut, needs further clarification, because it
karena dapat diartikan bahwa RPMC berhak means that the RPMC has the right to
untuk mendapatkan softcopy media obtain softcopy dissemination to do editing
sosialisasi untuk dilakukan editing media content tailored to local cultural
kontennya disesuaikan dengan kondisi conditions, and can be produced in the
budaya lokal, serta dapat diproduksi di regions concerned. With used local content
daerah yang bersangkutan. Dengan it can be expected to encourage community
menggunakan konten lokal diharapkan akan participation;
dapat meningkatkan partisipasi masyarakat;

4. Kegiatan Penanganan dan Penyelesaian 4. Complaint Handling and Resolution


Pengaduan sebagaimana disebutkan dalam activities as mentioned in point 23, should
point 23, sebaiknya perlu dimasukkan dalam be included in the agenda specific training.
agenda pelatihan khusus. Pada tahap At the implementation stage can be
pelaksanaannya dapat bersinergi dengan synergized with other similar PNPM
kegiatan PNPM sejenis lainnya di wilayah activities in the area concerned, as well as
yang bersangkutan, sekaligus untuk to optimized the function and role of TKK at
optimalisasi fungsi dan peran TKK di tingkat the district level;
Kabupaten;

5. Butir-butir pencapaian kinerja RPMC 5. Achievement items RPMC as mentioned in


sebagaimana disebutkan dalam point N point N should be specified in more detail,
perlu dirinci lebih detail, karena akan sangat because it will be strongly linked to key
terkait dengan Indikator Kinerja Program performance indicators RIS PNPM
RIS PNPM secara keseluruhan, yang programme, as a whole are set out in the
tertuang dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Guidance Book of Implementation RIS
RIS PNPM. PNPM.

Pendekatan Utama Penugasan Key Considerations in Approaching this


Assignment
INDONESIAN ENGLISH
Pendekatan utama penugasan RPMC tidak akan The main approach to the assignment of RPMC
lepas dari Prinsip dan Pendekatan yang not be separated from the principles and
digunakan dalam Program RIS PNPM, yaitu : approach that used in the RIS PNPM programme,
namely :
A. PRINSIP PENYELENGGARAAN A. PRINCIPLE OF OPERATIONS
1. Acceptable, kegiatan dapat diterima 1. Acceptable, activities can be accepted
oleh masyarakat secara luas, baik dari by society at large, both from the
aspek teknis, pelatihan dan technical aspects, training and
pemberdayaan masyarakat; empowerment;
2. Transparan, kegiatan dilakukan secara
terbuka dan mudah diakses; 2. Transparent, the activities conducted in

2
3. Akuntabel, Penyelenggaraan kegiatan an open and accessible;
yang dilaksanakan dapat 3. Accountable, Implementation of the
dipertanggungjawabkan, dalam hal activities carried out can be accounted
ketepatan waktu, output, outcome, for, in terms of timeliness, output,
pembiayaan, dan mutu pekerjaan; outcome, financing, and quality of work;
4. Berkelanjutan, dapat memberikan
manfaat kepada masyarakat secara 4. Sustained, could provide benefits to the
berkelanjutan; community in a sustainable;

B. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Pemberdayaan Masyarakat, artinya B. APPROACH ACTIVITY IMPLEMENTATION
seluruh proses implementasi kegiatan 1. Community Development, which means
(tahap persiapan, perencanaan, that the whole process of
pelaksanaan, pengendalian dan implementation of activities
pemeliharaan) melibatkan partisipasi (preparation, planning, implementation,
aktif masyarakat; control and maintenance) involves the
2. Keberpihakan kepada yang miskin , active participation of community;
artinya orientasi kegiatan baik dalam 2. Pro poor, it means that the orientation
proses maupun pemanfaatan hasil of the activities in both the process and
diupayakan dapat berdampak utilization, the results can be pursued
langsung bagi penduduk miskin; directly affect to the poor community;
3. Otonomi dan desentralisasi, artinya
pemerintah daerah dan masyarakat 3. Autonomy and decentralization, it
bertanggung jawab penuh pada means that local government and
penyelenggaraan program dan community that is fully responsible for
keberlanjutan infrastruktur the implementation of the programme
terbangun; and the sustainability of the
4. Partisipatif, artinya masyarakat infrastructure built;
terlibat secara aktif dalam kegiatan, 4. Participatory, it means that people are
mulai dari proses perencanaan, actively involved in activities, ranging
pelaksanaan, pengawasan, from planning, implementation,
pemeliharaan dan pemanfaatan, monitoring, maintenance and
serta memberikan kesempatan secara utilization, as well as provide an
luas partisipasi aktif dari kelompok opportunity broadly active participation
miskin dan kaum perempuan; of the poor and women;
5. Keswadayaan, artinya masyarakat
menjadi faktor utama dalam 5. Self-reliance, it means that community
keberhasilan pembangunan, baik is a major factor in the success of
melalui keterlibatan dalam development, either through
perencanaan, pelaksanaan maupun involvement in the planning,
pengawasan kegiatan dan implementation and monitoring and
pemeliharaan; maintenance activities;
6. Keterpaduan program pembangunan ,
artinya program yang dilaksanakan 6. Integrated development programme, it
memiliki sinergi dengan program means that the implemented
pembangunan perdesaan lainnya, programme had synergized with other
yang direfleksikan dalam PJM rural development programme, which is
pronangkis; reflected in the PJM pronangkis;
7. Penguatan Kapasitas Kelembagaan,
artinya pelaksanaan kegiatan 7. Empowering Institutional Capacity, it
diupayakan dapat mendorong sinergi means that the implementation of the

3
antara Pemda, masyarakat, dan activities sought to encourage the
stakeholders lainnya dalam synergizing between government,
penanganan permasalahan communities and other stakeholders in
kemiskinan; handling the problems of poverty;
8. Kesetaraan dan keadilan gender,
artinya terdapat kesetaraan antara 8. Gender equality and equity, it means
kaum pria dan perempuan dalam that there is equality between men and
setiap tahap pembangunan dan dapat women in every stage of development
dinikmati secara adil manfaat dari and can be enjoyed equally benefit from
kegiatan pembangunan. development activities.

You might also like